Anda di halaman 1dari 16

Tugas Critical Journal Review

KEWIRAUSAHAAN DI PERGURUAN TINGGI DALAM PERSPEKTIF


PSIKOLOGI dan MINAT WIRAUSAHA, KONSEP DIRI DAN
KREATIVITAS

OLEH :

KELOMPOK 13

AINI FITRI (4193220019)

RANGGA ADINATA (4193220013)

WIDYA KARTIKA SARI (4191220013)

BIOLOGI NONDIK C 2019

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Critical Journal
Review (CJR) tentang Negara Dan Konstitusi tepat pada waktunya. Tugas ini
merupakan salah satu tugas untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewirausahaan..

Penulis menyadari dalam penyusunan tugas ini tidak akan selesai tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Penulis menyadari bahwa didalam tugas CJR ini
terdapat berbagai kekurangan dan jauh dari apa yang diharapkan. Untuk itu, penulis
berharap adanya kritik,saran,dan usulan terhadap tugas ini agar tugas ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Akhir kata penulis menyampaikan ribuan terimakasih kepada seluruh pihak


yang telah membantu menyelesaikan tugas ini dan penulis berharap semoga tugas ini
dapat berguna bagi pembaca dan khususnya bagi penulis sendiri.

Medan, Oktober 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ...................................................................................................................... 1

1.4 Manfaat ................................................................................................................... 1

BAB II ISI JURNAL ........................................................................................................ 2

2.1 Identitas Jurnal ........................................................................................................ 2

2.2 Ringkasan Jurnal ...................................................................................................... 3

BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................... 14

3.1 Keunggulan Jurnal ................................................................................................. 14

3.2 Kelemahan Jurnal .................................................................................................. 14

BAB IV PENUTUP ......................................................................................................... 15

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................ 15

4.2 Saran ...................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 16


BAB I

PENGANTAR

1.1 Latar Belakang


Critical Journal Review (CJR) sangat penting buat kalangan pendidikan
terutama buat mahasiswa maupun mahasiswi karena dengan mengkritik suatu jurnal
maka mahasiswa/i ataupun si pengkritik dapat mengkritik, dapat melihat mana jurnal
yang perlu diperbaiki dan mana jurnal yang sudah baik untuk digunakan berdasarkan
dari penelitian yang telah dilakukan oleh penulis jurnal tersebut. Setelah dapat
mengkritik jurnal maka diharapkan mahasiswa/i dapat membuat suatu jurnal karena
sudah mengetahui bagaimana kriteria jurnal yang baik dan benar untuk digunakan
dan sudah mengerti bagaimana cara menulis atau langkah-langkah apa saja yang
diperlukan dalam penulisan jurnal tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah ringkasan isi jurnal tersebut?
2. Bagaimanakah keunggulan dan kelemahan jurnal tersebut?
3. Bagaimanakah implikasi jurnal tersebut?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui ringkasan isi jurnal tersebut
2. Mengetahui keunggulan dan kelemahan jurnal tersebut
3. Mengetahui implikasi jurnal tersebut

1.4 Manfaat
1. Mengasah kemampuan berpikir kritis
2. Dapat menemukan keunggulan dan kelemahan jurnal yang dikritik
3. Menambah wawasan Mahasiswa
BAB II

RINGKASAN ISI JURNAL

2.1 Identitas Jurnal


a. Jurnal I
Penulis : Avin Fadila Helmi
Judul : Kewirausahaan di perguruan Tinggi dalam
perspektif Psikologi
Tahun : 2009
Jurnal : Buletin Psiklogi
Volume : 12
Nomor :2
Halaman : 57-65

b. Jurnal II
Judul Jurnal : Minat Wirausaha, Konsep Diri dan Kreativitas
Penulis : Rita Kusuma Eka Ananta, As’ad Djalali,
Muhammad Farid

Tahun : 2014
Jenis Jurnal : Jurnal Psikologi Tabularasa
Volume :9
Nomor :1
Halaman : 48 – 57

2.2 Ringkasan Isi Jurnal


a. Ringkasan jurnal I
Istilah kewirausahaan (enterpreneur‐ship) sering kali
dicampuradukkan dengan pengertian berwirausaha (enterpreneurial)
dan wirausahawan (enterpreneur). Banyak sekali pengertian yang
diberikan oleh para ahli mengenai kewirausahaan. Richard Cantillon
(1697‐1734) seorang ekonom Irlandia, keturunan Perancismencoba
membahas wirausahawan. Istilah entrepreneur berasal kata dari
”entreprende”dari bahasa Perancis yang berarti ”menjalankan”
(Kuratko dan Hodgetts, 1998).Entrepreneurship merupakan jiwa
kewira‐usahaan yang dibangun untuk menjembatani antara ilmu
dengan kemampuan pasar(Hisrich dkk, 2005), sementara
entrepre‐neurial merupakan kegiatan dalam menjalankan usaha atau
berwirausaha (Helmi &Megasari, 2006). Cantillon menegaskanbahwa
seorang wirausahawan adalahseorang pengambil resiko, dengan
melihatperilaku mereka yakni membeli pada hargayang tetap namun
menjual dengan hargayang tidak pasti. Ketidakpastian inilahyang
disebut dengan menghadapi resiko. Pendapat Cantillon
inimengkaitkan kegiatan berwirausaha dengan karakter wirausahawan
yaitu beranimengambil resiko. Pendapat senada diper‐kuat oleh Kao
(1989) yang mengartikankewirausahaan sebagai kegiatan
berspe‐kulasi dan pengambilan risiko. kewirausahaan lebih merujuk
pada jiwa, wirausaha merujuk pada orangnya, dan berwirausaha
merujuk pada kegiatannya.

Inovasi

Istilah inovasi dibedakan dengan istilah kreativitas dan


penemuan (invention). Kreativitas merupakan sumber utama inovasi
dan penemuan (William, 1999).Kreativitas seringkali berkaitan dengan
menghasilkan sesuatu yang baru apakah dalam bentuk ide, konsep,
ataupun pemecahan masalah yang bersifat asli.Penemuan merupakan
penciptaan dan pengembangan dasar teknis dan mekanisyang baru
seperti rancangan baru, proses produksi dan kerja yang baru, layanan
baru, dan ide atau konsep seperti hak intelektual yang dipatenkan.
Misalnya ide mengenai teknologi mesin diesel yang dapat dipatenkan
sebelum motor diesel dikembangkan.

Inovasi merupakan istilah yang pertama kali diperkenalkan


oleh Schumpeter pada tahun 1934. Inovasi dipandang sebagai kreasi
dan implementasi ‘kombinasi baru’. Istilah kombinasi baru ini dapat
merujuk pada produk, jasa, proses kerja,pasar, kebijakan dan sistem
baru.

Tujuan inovasi untuk memberikannilai tambah dari produk


atau jasa yang dapat memberikan kemanfaatan baik secara ekonomis
maupun sosial . Jika dikaitkan secara ekonomi maka dikenal dengan
istilah inovasi bisnis yaitu merupakan suatu upaya komersialisasi ide
dan atau penemuan,produk, rancangan, dan sumber daya
baru.Sebaliknya dikenal inovasi sosial yaitu pemanfaatan penemuan
tersebut lebih ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat luas.

1. Generasi ide: Kreativitas dari perspektif


Sosial dan Budaya Studi kreativitas pada mulanya
mengedepankan pada pengukuran psikometrik dan kepribadian untuk
mengkategorikan pribadi‐pribadi kreatif yang seolah‐olah kurang
memperhatikan faktor‐faktor di luar individu, yang mungkin
berpengaruh terhadap kreativitas. Ketika kreativitas masih diyakini
sebagai unsur bawaan yang hanya dimiliki sebagian kecil individu dan
dianggap akan berkembang secara otomatis, tidak dibutuhkan adanya
rangsangan lingkungan atau kondisi lingkungan yang kondusif bagi
stimulasi kreativitas.

Kreativitas sebagai penciptaan produk yang baru dan diakui


oleh orang‐orang atau kelompok referensi. Kreasi produk tersebut
dikatakan sesuatu yang kreatif tergantung pada nilai‐nilai yang diakui
oleh pihak referensi. Ada tiga komponen utama kreativitas, yaitu
domain‐relevant skills, motivation‐relevant skills, dan
creati‐vity‐relevant skills. Domain‐relevant skills merupakan
ketrampilan dan pengetahuan yang berkaitan dengan bidangnya.
Kreativitas harus didasarkan atas pengetahuan yang dimiliki.

Ada 5 tahap dalam proses kreativitas yaitu:

a. Pertama, proses kreatif dimulai ketika seseorang menyadari


atau menemukan sebuah masalah, yang bisa jadi
terkaitndengan tugas yang dihadapi atau isu‐isu luar yang
muncul.
b. Kedua, setelah individu tersebut menyadari ada sebuah
masalah, akan mengaktifkan memori‐memori yang tersimpan
dalam ingatan. Pengetahuan umum yang berasal dari
pengalaman individu yang terkait dengan problem yang
ditemui akan aktif dari ingatan.
c. Ketiga, individu menggabungkan pengetahuan atau memori
yang telah aktif dengan informasi lingkungan sekitar guna
menemukan kemungkinan‐kemungkinan pemecahan masalah.
d. Keempat, ide‐ide yang muncul dikomunikasikan kepada orang
lain untuk kemudian memunculkan sebuah solusi pemecahan
masalah.
e. Kelima, model solusi yang dihasilkan akan menjadi acuan pada
siklus awal dalam memori sehingga proses tersebut
berkelanjutan.
2. Mendiskusikan ide
Inovasi terjadi dalam konteks lingkungan, apakah dalam
kelompok atau antar kelompok. Mendiskusikan ide merupakan
suatu cara untuk mempengaruhi pihak lain yang terkait agar idenya
dapat diterima. Jika dilihat dari proses, sebenarnya terkait menjadi
satu dengan proses generasi ide atau merupakan proses terpisah.

3. Implementasi Ide
Dalam mengimplementasikan ide diperlukan keberanian
mengambil resiko karena memperkenalkan ‘hal baru’ itu
mengandung resiko. Pengambilan resiko merupakan kemampuan
untuk mendorong ide baru menghadapi rintangan sehingga
pengambilan resiko merupakan cara mewujudkan ide yang kreatif
menjadi realitas.

Proses inovasi digambarkan sebagai proses yang siklus dan


berlangsung terus menerus, meliputi fase kesadaran, penghargaan,
adopsi, difusi dan implementasi (Damanpour dkk dalam Brazeal &
Herbert,1997; De Jong & Den Hartogg, 2003) merinci lebih
mendalam proses inovasi dalam 4 tahap sebagai berikut:

a. Melihat kesempatan. Bagi karyawan untuk mengidentifikasi


kesempatan‐kesempatan. Kesempatan dapat berawal dari
ketidaksesuaian dan diskontinuitas yang terjadi karena adanya
ketidak sesuaian dengan pola yang diharapkan misalnya
timbulnya masalah pada pola kerja yang sudah berlangsung,
adanya kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi, atau
adanya indikasi trends yang sedang berubah.
b. Mengeluarkan ide. Dalam fase ini,karyawan mengeluarkan
konsep baru dengan tujuan menambah peningkatan.Hal ini
meliputi mengeluarkan ide sesuatu yang baru atau
memperbaharui pelayanan, pertemuan dengan klien dan
teknologi pendukung. Kunci dalam mengeluarkan ide adalah
mengombinasikan
c. Reorganisasikan informasi dan konsep yang telah ada
sebelumnya untuk memecahkan masalah dan atau
meningkatkan kinerja. Proses inovasi biasanya diawali dengan
adanya kesenjangan kinerja yaitu ketidaksesuaian antara
kinerja aktual dengan kinerja potensial.
d. Implementasi. Dalam fase ini, ide ditransformasi pada hasil
yang konkret.Pada tahapan ini sering juga disebut tahap
konvergen. Untuk mengembangkan ide dan
mengimplementasikan ide,karyawan harus memiliki perilaku
yang mengacu pada hasil.

Aplikasi. Dalam fase ini meliputi perilaku karyawan yang


ditujukan untuk membangun, menguji, dan memasarkan pelayanan
baru. Hal ini berkaitan dengan membuat inovasi dalam bentuk
proses kerja yang baru ataupun dalam proses rutin yang biasa
dilakukan. Implikasinya, implementasi ide merupakan proses
sistematis yang berkelanjutan. Jika perlu dibuat dalam
program‐program yang berjenjang agar mudah diadopsi oleh
masyarakat dan meminimalisasi dampak resistensi terhadap
inovasi.Jika dikaitkan dengan inovasi dalam organisasi, maka
implementasi ide memerlukan kebijakan dari manajemen tingkat
atas,biasanya yang bertanggungjawab dalam implementasi adalah
manajer menengahdan bawah. Indikator penting dalam
implementasi ide yang baru adalah luarannya harus mampu
memberikan kemanfaatan,apakah kemanfaatan sosial atau
ekonomi tergantung dari tujuan inovasinya. Inovasi sosial akan
memberikan kemanfaatan pada kesejahteraan sosial. Inovasi bisnis
mem‐pertimbangkan secara proporsional keinginan untuk
melakukan sesuatu yang baru dan unik tetapi juga
mempertimbangkan kelayakan usaha.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Jantung kewirausahaan adalah inovasi.


2. Inovasi memang membutuhkan ide kreatif dari level individu
tetapi ketika implementasi membutuhkan kelompok yang
mendukung dan realisasi atau implementasi membutuhkan
kebijakan dari level organisasi. Hal ini berarti kemampuan
menjalin relasi, kerjasama,dan komunikasi menjadi dominan.
3. Inovasi mengandung resiko karena pada dasarnya manusia
cenderung mencari keseimbangan. Ketika keseimbangan
terusik, orang merasa tidak nyaman,dan cenderung dihindari.
Akibatnya, inovasi mengandung penolakan atau resistensi
terhadap perubahan.
4. Inovasi merupakan upaya yang sistematis dan dapat
diprediksikan sehingga harus harus dikaitkan dengan luaran.
b. Ringkasan jurnal II
Negara akan makmur bila memiliki sedikitnya 2%
wirausahawan dari jumlah penduduk. Indonesia memiliki
0,18% wirausahawan atau sekitar 400.000 dari 220 juta jiwa
penduduk (Widayati, 2011). Kewirausahaan di Inonesia naik
menjadi 1,56% pada tahun 2012. Pada tahun 2014 diprediksi
pertumbuhan wirausaha di Indonesia akan naik mencapai titik
ideal minimal 2%. Proporsi orang yang bekerja sebagai
wirausaha di sektor informal di Indonesia adalah: 1) 49.24% di
sub sektor perdagangan; 2) 18.66%, di sub sektor pengolahan
dan penggalian; 3) 4.36% di sub sektor bangunan; 4) 5.36%
di sub sektor transportasi dan komunikasi, dan; 5) 18.52%
di sub sektor pelayanan masyarakat dari total pekerja yang
bekerja pada masing masing sub-sektor
Wirausaha adalah kemampuan individu untuk melihat dan
menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber daya yang
dibutuhkan guna mengambil keuntungan dan mengambil tindakan
yang tepat guna memastikan sukses. Wirausaha adalah individun
yang mendobrak sistem ekonomi yang ada dengan
memperkenalkan barang dan jasa baru, menciptakan bentuk
organisasi baru, atau mengolah bahan baku baru.
Kewirausahaan merujuk pada sifat watak, dan ciri-ciri
melekat pada individu yang memiliki kemauan keras untuk
mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia usaha nyata dan
dapat mengembangkannya dengan tangguh. Oleh karena itu,
dengan mengacu pada individu yang melaksanakan proses
gagasan, memadukan sumber daya menjadi realitas, muncul apa
yang dinamakan wirausaha (enterprenuer) (Suryana & Bayu,
Kewirausahaan adalah proses kreasi baru, membuat sesuatu yang
berbeda dari yang telah ada (inovasi).
 Konsep Diri
Konsep-diri adalah gambaran campuran dari apa yang
dipikirkan individu dan pendapat orang lain terhadap individu
dan seperti apa yang individu akan menjadi diri yang
diinginkan. Konsep diri adalah hubungan antara sikap dan
keyakinan tentang diri sendiri. Konsep diri mencakup seluruh
pandangan individu akan dimensi fisik, seperti karakteristik
pribadi, motivasi, kelemahan, kepandaian dan lain sebagainya.
 Kreativitas
Kreativitas sering disebut berfikir kreatif atau berfikir inovatif.
Jika dikaitkan dengan kemampuan individu, kreativitas
biasannya disebut sebagai daya cipta seperti mengarang lagu,
membuat lukisan, menciptakan produk atau teknologi baru,
dan menyusun teori baru. Kreativitas juga sering dikaitkan
dengan kemampuan individu untuk mencari alternatif,
Wirausaha memandang kehidupan, kegagalan dan kesuksesan
sebagai sesuatu yang wajar, dan bekerja keras. Wirausahawan
selalu memikirkan kemajuan, sehingga muncul ide-ide yang
baru dan mendorong untuk bekerja keras. Tidak ada kata sulit
dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.

● Metode

 Alat Ukur
Peneliti mengembangkan skala wirausaha berdasarkan
konsep Suryana dan Bayu (2010). Skala mengukur aspek-
aspek: 1) Motivasi; 2) Orientasi masa depan; 3) Jiwa
kepemimpinan unggul; 4) Memiliki jaringan usaha luas,
dan; 5) Tanggap dan kreatip menghadapi perubahan. Skala
terdiri dari 43 aitem dengan indeks daya diskriminasi aitem
0,251–0,585 dan reliabilitas 0,874.

Peneliti mengembangkan skala konsep berdasarkan konsep


Burn (1993). Skala mengukur aspek-aspek:

1. Penerimaan terhadap diri sendiri


2. Rasa percaya diri
3. Kemampuan diri
4. Penampilan diri, dan
5. Interaksi sosial.
Skala terdiri dari 37 aitem dengan indeks daya diskriminasi
aitem 0,265– 0,646 dan reliabilitas 0,869.Peneliti
menggunakan skala CORE dari Suharnan (2002) untuk
mengukur kreativitas. Skala mengukur aspek-aspek:

1. rasa ingin tahu (Curiosity);


2. keterbukaan pada pengalaman (openness to
experience);
3. toleransi terhadap resiko (risk tolerance). dan;
4. energi (energy).
Skala terdiri dari 80 aitem dengan indeks daya diskriminasi
aitem 0,73– 0,86 dan reliabilitas 0,93.

● Hasil

Hasil penelitian menunjukkan variabel konsep diri dan


kreativitas secara sangat signifikan berhubungan positif dengan
minat wirausaha. Artinya variasi tinggi rendahnya minat
wirausaha dapat dijelaskan melalui tinggi rendahnya konsep
diri dan tinggi rendahnya kreativitas. Temuan penelitian
memperlihatkan variabel konsep diri dan kreativitas secara
bersamaan maupun secara sendiri-sendiri berlaku sebagai
prediktor minat wirausaha pada siswa.

Siswa yang memiliki minat wirausaha yang tinggi


ingin, tertarik dan suka kerja keras untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhannya, memecahkan permasalahan-
permasalahan yang dihadapinya, memajukan usaha atau
menciptakan usaha baru dengan kekuatan yang ada pada diri.

Siswa yang memiliki minat wirausaha terdorong untuk


melakukan usaha, berpikir tentang masa depan, tampil di depan
untuk memimpin orang lain, mengembangkan jaringan usaha
dengan orang-orang dari berbagai latar belakang yang berbeda
dan tanggap terhadap perubahan dan melakukan upaya-upaya
kreatif dalam menghadapi perubahan. Minat wirausaha siswa
dapat distimulasi melalui pengembangan konsep diri. Siswa
yang mampu mengembangkan konsep diri positif akan
memiliki persepsi positif terhadap kemampuan dan ketidak-
mampuannya, fisik, sifat-sifat, minat dan hobi, sikap tehadap
diri, keyakinan dan hubungan dengan lawan jenis. Siswa yang
yang memiliki gambaran diri secara positif akan menerima diri
sendiri seperti apa adanya, menerima kekurangan dan
kelebihan diri sendiri; memiliki keyakinan terhadap keputusan
perilaku diri sendiri; merasa memiliki kemampuan untuk
melakukan dan meraih apa yang diinginkan; mampu unjuk diri
dengan penampilan yang menggambarkan kekuatan diri, dan;
menjalin hubungan dengan orang-orang atau kelompok-
kelompok dalam masyarakat.
BAB III

KEUNGGULAN DAN KELEMAHAN JURNAL

A. Keunggulan jurnal
Jurnal I
Pada jurnal ini meskipun hanya menampilkan sedikit lembaran jurnal namun
isi jurnal sangat bagus dan tidak bertele tele dalam menyampaikan informasi
mengenai ketahanan nasional. Jurnal ini merupakan jurnal yang original/asli
karena setiap kutipan yang ada di dalamnya tertulis pada lembar daftar
pustaka. Setiap defenisi-defenisi yang dituliskan pada masing-masing jurnal
sudah memuat defenisi simpulan atau defenisi yang dibuatnya sendiri
berdasarkan defenisi dari para ahli yang sudah dituliskan.

Jurnal II

Jurnal ini menjelaskan meteri dengan jelas sehingga memudahkan pembaca


dalam memahami isi jurnal, Bentuk tulisan pada setiap paragraf, kalimat dan
kata-katanya berkaitan satu dengan lainnya. Kohesi atau keterpaduan makna
di dalam jurnal juga baik. Terdapat pemilihan kata asing sehingga dapat
menambah kosa kata bagi pembaca. Setiap paragraf dan kalimat pada jurnal
berpadu. Seperti halnya yang saya sampaikan pada kohesi antar paragraf di
dalam jurnal. Maka dari itu jurnal ini memiliki keterpaduan makna di
dalamnya.

B. Kelemahan jurnal
Jurnal I
Pada jurnal ini hanya memaparkan materi sehingga pembaca sulit memahami
karena tidak dibantu dengan penampilan gambar dalam menjelaskan materi
pada jurnal tersebut.

Jurnal II
terdapat beberapa kata asing yang membuat pembaca membutuhkan referensi
lain agar dapat memahami isi jurnal.
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewirausahaan merupakan semangat perilaku dan kemampuan untuk
memberikan tanggapan positif terhadap peluang memperoleh keuntungan
untuk diri sendiri dan atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan atau
masyarakat dengan selalu mencari dan melayani langganan lebih banyak dan
lebih baik, serta menciptakan dan meyediakan produk yang lebih baik,
bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih baik, efisien, melalui
keberanian mengambil resiko, kreativitas, dan inovasi serta kemampuan
menejemen.
Wirausaha memandang kehidupan, kegagalan dan kesuksesan sebagai
sesuatu yang wajar, dan bekerja keras. Wirausahawan selalu memikirkan
kemajuan, sehingga muncul ide-ide yang baru dan mendorong untuk bekerja
keras. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat
diselesaikan.

B. Saran
Untuk jurnal selanjutnya penulis harus menyajikan tampilan yang
lebih menarik disertai dengan konten lebih lengkap, juga dapat menggunakan
bahasa yang mudah dipahami oleh pembaca, dan lebih banyak mencakup
penjelasan yang lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA

Helmi, A, F. (2009). Kewirausahaan di perguruan Tinggi dalam perspektif. Psikologi.

Bulletin Psikologi. 12 (2) 57-65

Kusuma, R, Dkk. (2014). Minat Wirausaha, Konsep Diri dan Kreativitas.

Jurnal psikologi tabularasa. 9(1) 48-57

Anda mungkin juga menyukai