Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

SURVEY USAHA BISNIS


DI JALAN DR. SUTOMO

Disusun untuk memenuhi tugas


Mata Kuliah: Kewirausahaan
Dosen Pengampu: Moad, M. Pd.

Oleh:
1) Marwati Ulfah (122010024)
2) Indah (122010016)
3) Valentino Febrio Luska (122010017)
4) Velagia Lerian (122010019)
5) Veronika Ratna Parawati (122010051)

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANERAAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESI
PONTIANAK
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Survey Produk Usaha Di Jalan Dr.
Sutomo”.

Kami juga mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Moad, M.


Pd. selaku dosen mata kuliah Kewirausahaan yang sudah memberikan kepercayaan kepada
kami untuk menyelesaikan tugas ini.

Kami sangat berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam rangka menambah
pengetahuan juga wawasan mengenai Survey Produk Usaha Di Jalan Dr. Sutomo.

Kami pun menyadari bahwa di dalam makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, Kami mengharapkan adanya kritik dan saran
demi perbaikan makalah yang akan Kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak
ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Mudah-mudahan makalah sederhana ini dapat dipahami oleh semua orang khususnya
bagi para pembaca. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika terdapat kata-kata yang
kurang berkenan.

Pontianak, 1 Oktober 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..............................................................................................................i

KATA PENGANTAR ...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI ..........................................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................................................2

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................................2

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................................3

A. Dinamika dalam Mengaktualisasikan Nilai Pancasila pada Kehidupan Bermasyarakat,


Berbangsa dan Bernegara.........................................................................................................3

B. Perilaku yang Bertentangan dengan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan


Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara...............................................................................4

C. Mengevaluasi Masalah Dalam Teori Filsafat Pancasila......................................................6

BAB 3 PENUTUP ..................................................................................................................8

A. Kesimpulan .........................................................................................................................8

B. Saran ...................................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA
..................................................................................................................................................
10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kewirausahaan (Entrepreneurship) adalah proses mengidentifikasi, mengembangakan, dan
membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang
lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha
baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian. Kewirausahaan memiliki arti yang
berbeda-beda antar para ahli atau sumber acuan karena berbeda-beda titik berat dan
penekanannya. Richard Cantillon (1775), misalnya, mendefinisikan kewirausahaan sebagai
bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga
tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Jadi definisi
ini lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi risiko atau ketidakpastian. Berbeda
dengan para ahli lainnya, menurut Penrose (1963) kegiatan kewirausahaan mencakup
indentfikasi peluang-peluang di dalam sistem ekonomi sedangkan menurut Harvey Leibenstein
(1968, 1979) kewirausahaan mencakup kegiatan yang dibutuhkan untuk menciptakan atau
melaksanakan perusahaan pada saat semua pasar belum terbentuk atau belum teridentifikasi
dengan jelas, atau komponen fungsi produksinya belum diketahui sepenuhnya dan menurut Peter
Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Semakin maju suatu negara semakin banyak orang yang terdidik, dan banyak pula orang
menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia wirausaha. Pembangunan akan lebih
berhasil jika ditunjang oleh wirausahawan yang dapat membuka lapangan kerja karena
kemampuan pemerintah sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua aspek
pembangunan karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan
pengawasan.

1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Dinamika dalam Mengaktualisasikan Nilai Pancasila pada Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara?
2. Bagaimana Perilaku yang Bertentangan dengan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara?
3. Bagaimana Mengevaluasi Masalah Dalam Teori Filsafat Pancasila?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Dinamika dalam Mengaktualisasikan Nilai Pancasila pada Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
2. Mengetahui Perilaku yang Bertentangan dengan Nilai-Nilai Pancasila dalam Kehidupan
Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara
3. Mengetahui Mengevaluasi Masalah Dalam Teori Filsafat Pancasila

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Kewirausahaan
Dalam mengartikan kewirausahaan terlebih dahulu harus memahami arti dari wirausaha
dan wirausahawan. Wirausaha dari segi etimologi berasal dari kata wira dan usaha. Wira, berarti
pejuang, pahlawan, manusia unggul, teladan, berbudi luhur, gagah berani dan berwatak agung.
Usaha, berarti perbuatan amal, berbuat sesuatu. Wirausahawan menurut Joseph Schumpeter
(1934) adalah seorang inovator yang mengimplementasikan perubahan-perubahan di dalam pasar
melalui kombinasi-kombinasi baru. Kombinasi baru tersebut bisa dalam bentuk:
1) Memperkenalkan produk baru,
2) Memperkenalkan metode produksi baru,
3) Membuka pasar yang baru (new market),
4) Memperoleh sumber pasokan baru dari bahan atau komponen baru, atau
5) Menjalankan organisasi baru pada suatu industri.
Dari arti wirausaha dan wirausahawan tersebut, maka kewirausahaan dapat diartikan
sebagai berikut :
a. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar
sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses dan hasil bisnis (Achmad
Sanusi, 1994).
b. Kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan
berbeda (ability to create the new and different). (Drucker, 1959).
c. Kewirausahaan adalah suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam
memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan.
(Zimmerer, 1996).
d. Kewirausahaan adalah suatu nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (star-up
phase) dan perkembangan usaha (venture growth). (Soeharto Prawiro, 1997).
e. Kewirausahaan adalah suatu sifat keberanian, keutamaan dalam keteladanan dalam
mengambil resiko yang bersumber pada kemampuan sendiri. (S. Wijandi, 1988). h.
Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). (Richard
Cantillon, 1973).

3
Dari berbagai pendapat para ahli di atas, maka dapat disarikan bahwa pengertian
kewirausahaan adalah sebuah proses mengkreasikan dengan menambahkan nilai sesuatu yang
dicapai melalui usaha keras dan waktu yang tepat dengan memperkirakan dana pendukung, fisik,
resiko sosial, dan akan menerima reward berupa keuangan dan kepuasan serta kemandirian
personal. Melalui pengertian tersebut, terdapat empat ciri yang dimiliki oleh seorang
wirausahawan, yaitu :
1) Proses berkreasi yakni mengkreasikan sesuatu yang baru dengan menambahkan
nilainya. Penambahan nilai ini tidak hanya diakui oleh wirausahawan semata, tetapi
juga oleh konsumen yang akan menggunakan hasil kreasi tersebut.
2) Komitmen yang tinggi terhadap penggunaan waktu dan usaha yang diberikan. Semakin
besar fokus dan perhatian yang diberikan dalam usaha ini maka akan mendukung proses
kreasi yang akan timbul dalam kewirausahaan.
3) Memperkirakan resiko yang mungkin timbul. Dalam kondisi ini resiko yang mungkin
terjadi berkisar pada resiko keuangan, fisik dan resiko sosial.
4) Memperoleh reward. Dalam hal ini reward yang terpenting adalah independensi atau
kebebasan yang diikuti dengan kepuasan pribadi, sedangkan reward berupa uang
biasanya dianggap sebagai suatu bentuk derajat kesuksesan usahanya.

B. Perkembangan Dunia Wirausaha


Pada dasarnya di alam pembangunan sekarang ini, semua orang warga Indonesia dituntut
untuk memiliki jiwa kewirausahaan. Sebenarnya kita semua merupakan wirausaha yang baik
dalam arti mampu berdiri sendiri dalam menjalankan usahanya, pekerjaannya guna mencapai
tujuan pribadinya, keluarganya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, seorang
wirausaha yang berhasil harus memiliki jiwa semangat kewirausahaan berdasarkan normanorma
yang sudah ditentukan. Kewirausahaan pada hakekatnya adalah sifat, cirri dan watak seseorang
yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif dalam dunia nyata secara kreatif.
Sedangkan yang dimaksud dengan seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki
kemampuan melihat dan menilai kesempatan bisnis; mengumpulkan sumber daya yang
dibutuhkan untuk mengambil tindakan yang tepat, mengambil keuntungan serta memiliki sifat,
watak dan kemauan untuk mewujudkan gagasan inovatif ke dalam dunia nyata secara kreatif
dalam rangka meraih sukses atau meningkatkan pendapatan.

4
Pada intinya, seorang wirausahawan adalah orang-orang yang memiliki jiwa wirausaha dan
mengaplikasikan hakekat kewirausahaan dalam hidupnya. Orang-orang yang memiliki
kreativitas dan inovasi yang tinggi dalam hidupnya. Secara epistimologis, sebenarnya
kewirausahaan hakikatnya adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku
inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat dan kiat dalam
menghadapi tantangan hidup.
Seorang wirausahawan tidak hanya dapat berencana, berkatakata tetapi juga berbuat,
merealisasikan rencana-renacana dalam pikirannya ke dalam suatu tindakan yang berorientasi
pada sukses. Maka dibutuhkan kreatifitas, yaitu pola piker tentang sesuatu yang baru, serta
inovasi, yaitu tindakan dalam melakukan sesuatu yang baru. Beberapa konsep kewirausahaan
seolah identik dengan kemampuan para wirausahawan dalam dunia usaha (business). Padahal,
dalam kenyataannya, kewirausahaan tidak selalu identik dengan watak/ciri wirausahawan
semata, karena sifat-sifat wirausahawanpun dimiliki oleh seorang yang bukan wirausahawan.
Wirausaha mencakup semua aspek pekerjaan, baik karyawan swasta maupun pemerintahan
(Soeparman Soemahamidjaja, 1980). Wirausahawan adalah mereka yang melakukan upaya-
upaya kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya untuk
menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation) hidup (Prawirokusumo, 1997).

C. Hasil Survey Usaha Bisnis


Jumlah Waktu
No. Jenis Usaha Skala Usaha Pasar Target
Toko Operasional
1. Usaha Laundry Kecil Kalangan karyawan 07.00 – 21.00
atau mahasiswa yang
tinggal hunian
sementara.
2. Usaha Kuliner (Coffe Mikro Kalangan anak usia
Shop) muda atau orang
kelas menengah ke
atas. Yang biasanya
sangat akrab dengan
social media.
3. Usaha Pulsa dan Voucher Kecil Semua orang yang
Internet menggunakan
ponsel.

5
4. Usaha Kuliner (Warung Mikro Kalangan pelajar,
Makan) mahasiswa, dan para
pekerja antara usia
20 sampai 30
tahunan.
5. Usaha Barbershop Mikro Khususnya bagi pria
kalangan pelajar,
mahasiswa, remaja,
orang dewasa.
6. Usaha Pakaian Mikro Kalangan pelajar,
Bekas/Thrift mahasiswa, remaja,
orang dewasa.
7. Usaha Eceran/Retail Mikro Kalangan pelajar,
(Apotek) mahasiswa, remaja,
orang dewasa.
8. Bengkel Motor

9. Usaha Service Komputer

10. Toko Bahan dan Alat Kue

11.

6
D. Aspek Pasar dan Pemasaran
Ditinjau dari teori Pancasila sebagai Filsafat bangsa Indonesia mengenai kasus
Pembunuhan di Sajingan Kecil Sambas “Tersangka Ingin Buang Jenazah Ayahnya ke Muara”
dapat kita ketahui bahwa kesadaran masyarakat terhadap penerapan nilai-nilai Pancasila masih
sangat kurang, terutama pada nilai Pancasila di sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang Maha Esa”
dan sila kedua yaitu “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab” serta juga melanggar sila yang
kelima yaitu “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”. Dan berikut hasil evaluasi
masalah dalam teori filsafat Pancasila mengenai kasus tersebut:
Pertama, bahwa kasus pembunuhan tersebut termasuk melanggar sila pertama yaitu
“Ketuhanan Yang Maha Esa”. Dan dari sila ini menjelaskan bahwa kita sebagai bangsa
Indonesia yang menekankan nilai-nilai moral dan keagamaan dan kita sebagai makhluk ciptaan
Tuhan yang mempunyai akal budi, tidak mempunyai hak untuk menyabut nyawa seseorang. Dan
dalam sila ini juga dijelaskan bahwa manusia sebagai umat beragama tidak diajarkan untuk
membunuh sesama manusia, melainkan untuk hidup rukun antar umat manusia dan saling
mangasihi, menghargai satu dengan yang lain serta saling bertoleransi bagi setiap umat
beragama.
Kedua, kasus pembunuhan tersebut juga melanggar sila ke dua yaitu “kemanusiaan yang
adil dan beradab”. Kita sebagai umat manusia tidak diajarkan untuk menyakiti atau bahkan
membunuh sesama kita, dan sila ini juga menjelaskan bahwa kita sebagai umat manusia yang
diciptakan Tuhan Yang Maha Esa, harus memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan
martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, serta mengakui persamaan derajat,
persamaan hak dan kewajiban manusia sebagai insan yang berakal budi, dan menghargai hak
asasi setiap individu. Lain halnya dengan sikap pelaku pembunuhan di Sajingan Kecil Sambas
yang sama sekali tidak mencerminkan sikap pada sila kedua Pancasila. Dalam kasus ini sangat
jelas melanggar sila ke kedua, karena pelaku pembunuhan sang Ayah yang dilakukan oleh anak
kandungnya sendiri ini tidak memiliki rasa keadilan bagi korban pembunuhan, yang telah tega
menghabisi nyawa sang Ayah, hanya karena merasa sakit hati dan iri kepada saudaranya akibat
perilaku pilih kasih sang Ayah. Seharusnya kita sebagai sebuah keluarga harus saling
menyayangi, mengasihi, dan perhatian satu dengan yang lain dan mempunyai sikap toleransi
dalam keluarga, jika terjadi suatu masalah dapat diselesaikan secara baik-baik tanpa melakukan
kekerasan.

7
Ketiga, dalam kasus pembunuhan di Sajingan Kecil Sambas juga melanggar sila ke lima
yaitu, “keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”. Pada sila ini pun sudah dijelaskan bahwa
kita sebagai bangsa Indonesia, menekankan keadilan sosial yang merata bagi seluruh rakyat
Indonesia, dalam hubungan mengenai kasus pembunuhan tersebut adalah pelaku telah melanggar
nilai-nilai keadilan, karena pelaku telah tega menghabisi nyawa Ayah Kandungnya sendiri secara
brutal. Dan untuk pembelajaran bagi kita semua sebagai bangsa Indonesia harus mempunyai
sikap yang peduli, mengasihi, menghargai, menjaga toleransi, serta mentaati peraturan atau
norma-norma yang berlaku di Indonesia agar kejadian ini tidak terulang lagi.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai Pancasila ke dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara adalah suatu keadaan, agar Pancasila tetap selalu relevan dalam
fungsinya memberikan pedoman bagi pengambilan kebijaksanaan dan pemecahan masalah
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Substansi dari adanya dinamika dalam
aktualisasi nilai Pancasila dalam kehidupan praksis adalah selalu terjadinya perubahan dan
pembaharuan dalam mentransformasikan nilai Pancasila ke dalam norma dan praktik hidup
dengan menjaga konsistensi, relevansi, dan kontekstualisasinya. Sedangkan perubahan dan
pembaharuan yang berkesinambungan terjadi apabila ada dinamika internal dan
penyerapan terhadap nilai-nilai asing yang relevan untuk pengembangan ideologi
Pancasila.
2. Bangsa Indonesia merupakan pendukung nilai-nilai pancasila. Sebagai pendukung nilai,
bangsa Indonesia itulah yang mengakui, menghargai, menerima Pancasila sebagai sesuatu
yang bernilai pengakuan, penerimaan dan penghargaan Pancasila sebagai sesuatu yang
bernilai itu akan tampak menggejala dalam sikap, tingkah laku dan perbuatan bangsa
Indonesia. Sebagai warga negara Indonesia yang baik seharusnya kita menghormati
pancasila sebagai landasan hukum. Beberapa masyarakat masih memegang teguh nilai-
nilai Pancasila tetapi ada juga beberapa masyarakat yang justu melakukan penyimpangan
pada lima sila yang tercantun dalam pancasila tersebut dan tidak menghargai nilai-nilai
Pancasila seperti kasus Pembunuhan di Sajingan Kecil Sambas yang terjadi antara anak
dan ayah kandungnya.
3. Hasil evaluasi masalah dalam teori filsafat Pancasila mengenai kasus tersebut yaitu bahwa
kasus pembunuhan tersebut termasuk melanggar sila pertama yaitu “Ketuhanan Yang
Maha Esa”, sila ke dua yaitu “Kemanusiaan Yang Adil Dan Beradab”, serta sila kelima
yaitu, “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
Dan dari sila ini menjelaskan bahwa kita sebagai bangsa Indonesia yang menekankan nilai-
nilai moral dan keagamaan, menghargai hak asasi setiap individu, serta mentaati peraturan
atau norma-norma yang berlaku di Indonesia.

9
B. Saran
Untuk pembelajaran bagi kita semua sebagai bangsa Indonesia harus mempunyai sikap
yang peduli, mengasihi, menghargai, menjaga toleransi, serta mentaati peraturan atau norma-
norma yang berlaku di Indonesia agar kejadian ini tidak terulang lagi.

10
DAFTAR PUSTAKA

https://eprints.umm.ac.id/20319/2/jiptummpp-gdl-rindayulia-34929-2-babi.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._KESEJAHTERAAN_KELUARGA/
196507081991032-YOYOH_JUBAEDAH/Materi_Perkuliahan_Kewirausahaan.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai