DOSEN :
Dr. Yanti Fitria, S.pd, M.pd
Disusun Oleh :
Kelompok 9
Teguh Pratama (17061072)
Dwi Saptono (17061084)
Elsa Nur Safitri (18075066)
Septi hasni (18075092)
Muhammad Shaquel (17135272)
farhan
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT. berkat rahmat dan karunia-NYA kami dapat
menyelesaikan Laporan Belajar kwu.
Mungkin dalam pembuatan makalah ini masih banyak memiliki kekurangan baik
dari segi penulisan, isi dan lain sebagainya. Maka kami sangat mengharapkan kritikkan dan
saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah di hari yang akan datang.
Kami mengucapkan terimakasih kepada dosen mata kuliah KWU bu Dr. Yanti
Fitria, S.pd, M.pd yang telah memberi arahan kepada kami serta semua pihak yang telah
ikut membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Demikianlah sebagai pengantar kata,
dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana ini semoga dapat diterima dan
bermanfaat bagi semua pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I.Pendahuluan
A. Latar Belakang............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.........................................................................................................1
D. Manfaat Penulisan
BAB II.Pembahasan
BAB III.Penutup
A. Kesimpulan...............................................................................................................15
B. Saran..........................................................................................................................15
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penulisan
PEMBAHASAN
A. Konsep Kewirausahaan
Konsep entrepreneurship mulai diperkenalkan pada abad ke-18 di Prancis
oleh Richard Cantillon. Pada periode yang sama di Inggris juga sedang terjadi
revolusi industri yang melibatkan sejumlah entrepreneur. Kemudian, gagasan
tersebut dibahas secara lebih mendalam oleh Joseph Schumpeter, seorang ahli
ekonomi Jerman, pada tahun 1911. Melalui teori pertumbuhan ekonomi dari
Schumpeter konsep entrepreneurshiptelah didudukkan pada posisi yang sangat
penting dalam pelaksanaan pembangunan.
Di negara kita, kewirausahaan itu sendiri mulai dikenal masyarakat secara
umum sejak Suparman Sumahamidjaya mempopulerkan istilah wiraswasta. Sejak
saat itu mulailah istilah wiraswasta dimuat di berbagai media masa, seperti surat
kabar, majalah, dalam siaran radio, dan televisi, bahkan pada perkembangan
selanjutnya berbagai ceramah dan seminar serta kursus-kursus, ceramah dan
seminar, serta kursus-kursus diselenggarakan untuk merangsang minat dan
perhatian masyarakat terhadap pengembangan kewirausahaan di tanah air.
Banyak tokoh dan pemerhati yang mencoba memberikan pengertian tentang
“apa sebenarnya yang dimaksud dengan wiraswasta” Beberapa pemerhati yang
mengikuti lokakarya “Sistem Pendidikan dan Pengembangan Kewirausahaan di
Indonesia pada tahun 1976, antara lain Suparman, Moh. Said, W.P. Napitupulu,
Rusly Syarif, Taufik Rashid dan Bing. P. Lukman, menyebut-nyebut pengertian
wiraswasta sebagai kegiatan atau orang yang melakukan kegiatan dengan
karakteristik inovatif, produktif, kreatif, tekun, ulet, tidak cepat puas, dan berani
mengambil risiko dengan perhitungan terlebih dahulu (Syarif 1976). Apakah ia
seorang pedagang, pengusaha, karyawan, prajurit, petani, ilmuwan, pejabat
pemerintah, semuanya dapat disebut wiraswastawan apabila memiliki karakteristik
wiraswasta. Pendapat yang hampir sama dengan rumusan tersebut dikemukakan
oleh Soeharsono Sagir (1975 p.3).
B. Devinisi Kewirausahaan
Kewirausahaan suatu ilmu yng mengkaji tentang pengembangan dan
pembangunan semangat kreatifitas serta berani menanggung resiko terhadap
pekerjaan yang dilakukan demi mewujudkan hasil karya tersebut. Keberanian
mengambil resiko sudah menjadi milik seorang wirausahawan karena ia dituntut
untuk berani dan siap jika usaha yang dilakukan tersebut belum memiliki nilai
perhatian di pasar, dan ini harus dilihat sebagai bentuk proses menuju
kewirausahaan sejati.
Menurut Thomas W. Zimmerer dan Norman M. Scarbrough “Wirausahawan
adalah orang yang menciptakan bisnis baru dengan mengambil resiko dan
ketidakpastian demi mencapai keuntungan dan pertumbuhan dengan cara
mengidentifikasi peluang dan menggabungkan sumber daya yang diperlukan untuk
mendirikannya”. Peter Drucker berkata bahwa wirausaha tidak mencari resiko,
mereka mencari peluang.
Wiraswasta terdiri atas tiga kata: wira,swa, dan sta, masing-masing berarti
wiraadalah manusia unggul,teladan, berbudi luhur, berjiwa besar, berani, pahlawan/
pendekar kemajuan, dan memiliki keagungan watak; swaartinya sendiri; dan
staartinya berdiri.
Encyclopedia of America (1984)Entrepreneur adalah pengusaha yang
memiliki keberanian untuk mengambil resiko dengan menciptakan produksi,
termasuk modal, tenaga kerja, dan bahan, dan dari usaha bisnis mendapat
profit/laba.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, wirausahaadalah orang yang
pandai atau berbakat mengenali produk baru, menentukan cara produksi baru,
menyusun operasi untuk mengadakan produk baru, mengatur permodalan
operasinya serta memasarkannya.
C. Syarat-syarat Wirausaha
Adapun syarat-syarat tersebut adalah:a. memiliki sikap mental yang positifb.
memiliki keahlian di bidangnyac. mempunyai daya pikir yang kreatifd. rajin
mencoba hal-hal yang baru (inovatif)e. memiliki semangat juang (motivasi)f.
mampu mengantisipasi berbagai resiko dan persaingan.
D. Sifat-sifat Wirausaha
Sepakat bila kesuksesan tak bisa dicapai begitu saja tanpa berusaha. Jatuh
bangun, gagal dan mencoba kembali adalah hal yang biasa terjadi dalam dunia
bisnis. Tak hanya sekali, kegagalan tersebut bisa jadi berkali-kali. Hal tersebut tak
berbeda dengan orang-orang sukses yang kini telah menjadi pebisnis kelas dunia.
1. Hendy Setiono
Go-Jek didirikan oleh Nadiem Makarim tak begitu saja mulus tanpa
hambatan. Sebelumnya Go-Jek pernah menjadi 'zombie' di bisnis yang Nadiem
jalankan karena tak menemukan investor. Namun, kini Go-Jek menjadi salah satu
rising star di bidang transportasi Indonesia.
Apa salah satu faktor pendukung kesuksesan Go-Jek? Yup. Program aplikasi
mobile yang diluncurkan pada awal 2015 menjadi booming di sosial media, terus
berkembang dan banyak diunduh oleh warga Jakarta yang sangat melek teknologi.
Aplikasi mobile Go-Jek berhasil memberikan kemudahan bagi masyarakat di sana
mengingat pemberi jasa layanan transportasi roda dua ini berhasil menjadi pilihan
transportasi instan di tengah kemacetan Jakarta.
Kamu patut bangga, teknologi yang semakin maju turut melahirkan sosok
seperti Nadiem yang bisa membangun aplikasi mobileseperti Go-Jek, di lain sisi
juga turut memberikan dampak sosial yang sangat tinggi.
3. William Tanuwijaya
Pendiri Tokopedia ini pernah bingung dan merasa gagal ketika banyak
penipuan yang dilakukan penjual ke pembeli di sitenya yakni Tokopedia.com.
namun hal tersebut tak membuat William menyerah untuk terus mengembangkan
dan menginovasi Tokopedia ke arah yang lebih baik lagi.
5. Khalid Mustofa
Kisah inspirasi ini bisa kamu jadikan pelajaran. Berawal dari kegagalan
bisnis ayam, membuat Khalid Mustofa, warga Desa Plosorejo, Blitar, Jawa Timur,
beralih ke biji kakao. Sempat mengalami pasang surut, akhirnya dia berhasil
mendirikan sebuah tempat pengolahan cokelat yang diberi nama Kampung Coklat.
Usahanya ini sekarang memiliki omzet yang cukup fantastis. Baru 10 bulan berdiri
omzetnya sudah Rp 60 juta/hari. Sedangkan pengunjungnya antara 500-600 orang
pada hari biasa, tetapi kalau weekend bisa mencapai 4.000-6.000 orang.
Etika harus dibedakan dari ilmu empiris Etika tidak mendasarkan norma
atau prinsipnya pada kenyataan faktual yang terus berulang. Menurut Hume :dari
kenyataan yang ada (is) tidak bisa ditarik sebuah perintah normatif (ought) contoh :
sogok, suap,kolusi, monopoli,nepotisme Berbagai aksi protes yang mengecam
berbagai pelanggaran dalam kegiatan bisnis menunjukkan bahwa bisnis harus
dijalankan secara baik dan tetap mengindahkan norma-norma moral
a. Prinsip otonomi
b. Prinsip Kejujuran
c. Prinsip Keadilan
4. Etos Bisnis
Relativitas Moral dalam Bisnis Dalam bisnis global yang tidak mengenal
batas negara, etika masyarakat mana yang harus diikuti? Tiga pandangan umum
yang dianut :
1. Norma etis berbeda antara satu tempat dengan tempat yang lain. Kalau di
Roma, bertindaklah sebagaimana dilakukan orang roma ( kubu komunitarian
) Artinya perusahaan harus mengikuti norma dan aturan moral yang berlaku
di negara itu, Tidak ada norma moral yang perlu diikuti sama sekali (De
George menyebutnya sebagai dengan immoralis naif )
2. Norma sendirilah yang paling benar dan tepat Bertindaklah di mana saja
sesuai dengan prinsip yang dianut dan berlaku di negaramu sendiri
Pandangan ini mewakili kubu moralisme universal, bahwa pada dasarnya
norma dan nilai moral berlaku universal (prinsip yang dianut sendiri juga
berlaku di negara lain)
5. Kelompok stakeholders
a. Kelompok primer.
b. 2Kelompok sekunder.
Bisnis harus dijalankan sedemikian rupa agar hak dan kepentingan semua pihak
terkait yang berkepentingan (stakeholders) dengan suatu kegiatan bisnis harus bisa dijamin,
diperhatikan dan dihargai (disebut tujuan imperatif) Bermuara pada prinsip minimal :
menuntut agar bisnis apapun perlu dijalankan secara baik dan etis demi menjamin
kepentingan stakeholder
Etika bisnis dapat dilaksanakan dalam tiga tahapan: tahapmakro, tahap meso, dan
tahapmikro.Ketiga tahap ini membahas kegiatan ekonomi dan bisnis. Ditahapmakro, etika
bisnis mempelajari aspek-aspek moral dari sistem ekonomi secaratotal.Pada tahapmeso
(menengah), etika bisnis mempelajari persoalan etika dalam organisasi. Organisasi di sini
dapat diasosiasikan sebagai organisasiperusahaan, serikat buruh, lembaga konsumen,
perhimpunan profesi, dan lain-lain.Tahap mikromemusatkan perhatiannya pada persoalan
individual sehubungan dengan aktifitas ekonomi atau bisnis. Pada tahap ini dipelajari
tanggung jawab etis karyawan dan etika Bisnismajikan, bawahan dan manajer, produsen
dan konsumen, pemasok, dan investor.
Teori utilitarianisme mengatakan bahwa suatu kegiatan bisnis adalah baik dilakukan
jika bisa memberikan manfaat kepada sebagian besar konsumen atau masyarakat. Teori
utilitarianisme sebagai teori etika kegunaan suatu tindakan ekonomis, sesuai sekali dengan
prinsip prinsip ekonomis. Teori ini cukup jelas dengan dijelaskan melalui teori cost benefit
analysis yang dipakai dalam konteks ekonomi. Manfaat utilitarianisme mampu menghitung
keuntungan dan kerugian atau kredit dan debet dalam bisnis. Banyak penganut
utilitarianismemengusahakan melaksanakan perhitungan etis ekonomis tersebut.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran