DI SUSUN OLEH:
GROUP B
MEDAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga “Critical Book
Report” dapat ini terselesaikan.
Terima kasih kepada Ibu yang telah membantu dan membimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Kepada teman-teman yang telah mendukung dan membantu
kami sehingga dapat bersama-sama menyelesaikan tugas ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan laporan
ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca untuk menjadi acuan
bagi penyusun untuk menjadi lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan para pembaca dan dapat bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Group B
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kelebihan Buku
B. Kelebihan Buku
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
B. Tujuan Penulisan
Mengkritisi dan membandingkan suatu topik pembahasan tentang Pengantar
Kewirausahaan dalam dua buku yang berbeda. Serta mengulas dan memahami isi
buku dan dapat menambah wawasan tentang isi buku tersebut.
C. Manfaat Penulisan
Mengetahui hakikat yang sebenarnya tentang kewirausahaan dan dapat menambah
wawasan penulis dalam pembuatan CBR yang baik dan benar.
D. Identitas Buku
Buku Utama
1. Judul Buku : Pengantar Pengantar Kewirausahaan Kewirausahaan
2. Nama Pengarang : Bahri, SE., M.M. : Bahri, SE., M.M.
3. Penerbit Penerbit : Pustaka Pustaka Baru Press
4. ISBN : 978-602-376-29 978-602-376-293-4
5. Kota Terbit : Yogyakarta
6. Jumlah Halaman : 240 Halaman
Buku Pembanding
1. Judul Buku : Pengantar Pengantar Kewirausahaan Kewirausahaan
(Rekayasa (Rekayasa Akademik Akademik Melahirkan Enterpreneurship)
2. Pengarang Pengarang : Rusydi Ananda dan Tien Rafida
3. Penerbit Penerbit : Perdana Perdana Publishing Publishing
4. Cetakan : Pertama Pertama
5. ISBN : 978-602-6970-91-6 978-602-6970-91-6
6. Kota Terbit : Medan
7. Jumlah Halaman : 251 Halaman
BAB II
RINGKASAN BUKU
Kata wirausaha berasal dari dua kata, yaitu “wira” dan “usaha”, dimana “wira”
memiliki arti berani dan “usaha” memiliki arti kegiatan, istilah asing dari kata ini adalah
entrepreneurship. Senada dengan definisi tersebut, Aprilianty, E. (2012) juga menjelaskan
bahwa wirausahawan adalah orang yang mengembangkan produk baru atau ide baru dan
membangun bisnis dengan konsep baru.
Objek studi kewirausahaan merupakan suatu domain atau ranah yang menjadi target
pengembangan maupun pemberdayaan secara sistematik dalam rangka menghasilkan
individu-individu wirausaha yang handal, terlatih, baik dari segi karakter maupun sikap dan
perilakunya. Menurut Soeparman Soemahamidjaja (dalam Rusdiana, H.A. 2018, kemampuan
seseorang yang menjadi objek kewirausahaan adalah:
1) Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha.
2) Kemampuan memotivasi diri.
3) Kemampuan untuk berinisiatif.
4) Kemampuan berinovasi.
5) Kemampuan untuk menciptakan modal uang atau barang modal (capital goods).
6) Kemampuan untuk mengatur waktu.
7) Kemampuan mental yang dilandasi dengan agama.
8) Kemampuan untuk membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman
yang baik maupun menyakitkan.
1. Basis Prasejarah
a) Sekitar Tahun 500 M
b) Abad 500-1000 M
c) Abad 1000-1500 M
d) Abad Pertengahan (1300-1500 M)
e) Sekitar Abad 17 (1600-an M)
2. Basis Ekonomi
a) Masa Klasik (Sekitar Tahun 1700-1800-an M)
b) Masa Neo Klasik (Dimulai Akhir Tahun 1800-an)
c) Masa Proses Austria (AMP/Austria Market Process)
3. Basis Multidisiplin
Abad 20 ditandai dengan terjadinya pendekatan kewirausahaan yang mulai
mengalami perubahan hingga kemudian dipengaruhi beberapa faktor, yaitu:
1) Faktor lingkungan dan manusia
2) Faktor manusi mencakup psikologi meliputi keinginan untuk berprestasi,
menerima tanggung jawab dalam situasi kompleks dan kemauan mnerima risiko
dipandang sebagi perbedaan antar individu.
3) Faktor-faktor pemasaran memengaruhi aktivitas kewirausahaan.
4) Faktor teknologi baru, tingkat modernisasi, ekologi dan populasi organisasi.
5) Faktor lingkungan seperti paraturan dan kebijakan pemerintah, kebijakan publik,
hukum (sebagaimana diadaptasi dari McClelland, Hills, Reynolds, Gnywali dan
Fogel, dalam Respati, H., 2009).
A. KONSEP KEWIRAUSAHAAN
B. KONTEKS KEWIRAUSAHAAN
Meredith (2015) mengungkapkan inti dan nilai hakiki yang harus dimiliki wirausaha,
yakni percaya diri, berorientasi terhadap tugas maupun hasil, memiliki keberanian mengambil
risiko, memiliki jiwa kepemimpinan, berorientasi terhadap masa depan, kreativitas, serta
inovasi. Berikut penjelasan lengkapnya : (1) Percaya diri, (2) Berorientasi terhadap tugas
maupun hasil, (3) Keberanian mengambil risiko, (4) Memiliki jiwa kepemimpinan, (5)
Berorientasi terhadap masa depan, (6) Kreativitas dan inovasi.
A. KARAKTERISTIK KEWIRAUSAHAAN
Sikap merupakan perwujudan nilai-nilai yang terkandung dalam diri seseorang dalam
merespons stimulus dari lingkungan. Suryana (dalam Suharyono, 2018), menyebutkan
tentang ciri wirausahawan, yaitu: (1) Percaya Diri, (2) Berorientasi pada Tugas dan Hasil, (3)
Pengambil Risiko, (4) Kepemimpinan, (5) Keorisinilan, (6) Berorientasi ke Masa Depan.
A. JENIS-JENIS KEWIRAUSAHAAN
1. Wirausaha Artisan
2. Wirausaha Opurtunitis
C. PERAN KEWIRAUSAHAAN
Zebua (2017) menjabarkan bahwa bila dilihat dari ruang lingkupnya, peran wirausaha
dapat dibagi menjadi dua fungsi, yakni fungsi makro dan fungsi mikro. Jika fungsi makro,
biasanya pengusaha atau pelaku usaha akan memiliki peran sebagai penggerak, pemacu, serta
pengendali.
Menurut (Winarto, 2011), untuk memulai wirausaha dapat dilakukan dengan tiga cara
yaitu membuka usaha baru, meneruskan usaha orang lain, atau bekerja sama dengan pihak
manajemen suatu perusahaan.
Setelah memulai usaha baru, seorang wirausahawan pasti ingin terus berkembang. Di awali
dengan adanya inovasi, proses perkembangan kewirausahaan terbagi kedalam beberapa fase.
Beberapa fase tersebut meliputi (Noore dalam Suryana, 2011):
1. Fase Inovasi
2. Fase Kejadian Pemicu
3. Fase Implementasi
4. Fase Pertumbuhan
BAB 6 FAKTOR PENDORONG DAN PENGHAMBAT KEWIRAUSAHAAN
Suryama (2011), Tiga faktor penyebab keberhasilan seorang wirausaha antara lain:
1. Hambatan Kemampuan
2. Hambatan Personal
3. Hambatan Sumber Daya
4. Hambatan Preferensi
5. Hambatan Sosial Budaya
Namun tidak hanya sekadar keuntungan berlipat yang akan didapatkan oleh seorang
wirausaha, akan tetapi ada beberapa kerugian sebagai berikut:
1. Berkorban secara personal untuk mengembangkan usaha, dari awal harus bekerja
dengan waktu yang lama dan sibuk.
2. Tanggung jawab yang besar karena seorang wirausaha harus menjalankan fungsi
bisnis yang memiliki aspek seperti pemasran, manajemen keuangan, serta
pengadaan barang maupun pelatihan.
3. Untuk masa awal mungkin saja memiliki keuntungan yang kecil dan
kemungkinan gagal juga ada. Sebab pada umumnya wirausaha menggunakan
modal sendiri, sehingga terdapat peluang keuntungan ataut kerugian yang terjadi.
1. Lapangan usaha yang cocoj untuk orang lain belum tentu cocok bagi kita
2. Lapangan usaha yang pada masa lalu menguntungkan, belum tentu pada saat ini
masih menguntungkan, atau lapangan usaha yang mengntungkan saat ini belu tentu
menguntungkan di masa depan
3. Lapangan usaha yang berkemban baik di suatu daerah, belum tentu dapat
berkembang dengan baik pula di daerah lain, dan sebaliknya
4. Kajian terkait kondisi internal dan eksternal dari usaha yang dijalankan.
Sulastri, L. menjelaskan tentang bentuk usaha yang dapat dirintis berkaitan dengan
pola kepemilikannya, yaitu:
E. WARALABA
Waralaba (Franchise) merupakan suatu kegiatan usaha yang berisi kesepakatan atau
perjanjian yang dilakukan/ dibuat antara perusahaan induk dengan wirausahawan untuk
belajar dan mendapatkan pengalaman maupun keterampilan baik mengenai teknik produksi,
pemasaran, system manajemen, pelatihan-pelatihan, riset dan pengembangan, dan lain
sebagainya yang dibuu=tuhkan untuk menjalankan bisnis usaha tersebut.
Berikut beberapa keuntungan dari pelaksanaan usaha dengan sistem/ konsep waralaba
(Franchise):
Pemilihan bentuk usaha dapat berbeda-beda yang dapat dipengaruhi oleh situasi dan
kondisi yang ada di sekitar lingkungan wirausahawan ataupun dipengaruhi oleh orientasi
dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Beberapa pertimbangan yang umumnya dapat
mempengaruhi bentuk kepemilikan bisnis, yaitu:
A. PERENCANAAN USAHA
Perencanaan usaha merupakan suatu peta pentinig bagi seorang wirausaha, oleh
karena itu baik pengusaha dengan skala kecil atau besar sangat membutuhkan perencanaan
awal sebelum memulai suatu bisnis atau usaha. Beberapa alasan penting mengapa harus
membuat perencanaan usaha sebelum mendirikan suatu bisnis (Anggiani, 2018) yaitu:
B. PENGELOLA KEUANGAN
Pemasaran merupakan hal yang penting bagi dunia bisnis, oleh sebab itu wirausaha
harus mampu membaca kearah mana pelanggan membutuhkan produk. Stanton (dalam
Winarto, 2011) mengungkapkan bahwa pemasaran merupakan sistem keseluruhan dari setiap
kegiatan usaha yang tujuannya untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan,
serta mendistribusikan barang maupun jasa yang akan memuaskan kebutuhan dari konsumen.
D. BAURAN PEMASARAN
Bauran pemasaran adalah penggunaan strategi campuran yang meliputi product, price,
promotion, dan physical evidence atau place ( Boom dan Bitner dalam Kohler dan
Armstrong, 2011). Bauran pemasaran memiliki empat unsure (Stanton dalam Winarto, 2011)
yang sering disebut four p’s, yakni strategi produk, strategi harga, strategi distribusi, dan
strategi promosi.
Silalahi (dalam Swstha dkk, 2012) mengungkapkan ada tujuh factor yang akan
membantu wirausaha baru meraih kesuksesannya, yaitu:
1. Strategic intent
2. Governance
3. Finding
4. Business Plan
5. Management team
6. Execution
7. Timing
Berikut ini beberapa kategori uyang terkait dengan strategi perusahaan atau korporat
yaitu:
a. Profitabilitas
b. Nilai Pemegang Saham
c. Risiko
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi semangat dari wirausaha (Setyorini,
2010), yakni:
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi suatu perusahaan dalam menetapkan lokasi
usahanya (Maulana, 2008): (1) Letak pasar, (2) Letak sumber bahan baku, (3) Ketersediaan
tenaga kerja, (4) Ketersediaan tenaga listik, (5) Ketersediaan air, (6) Fasilitas pengangkutan,
(7) Fasilitas perumahan, pendidikan, perbelanjaan, dan telekomunikasi, (8) Pelayanan
kesehatan, keamanan, dan pencegahan kebakaran., (9) Peraturan pemerintahan setempat, (10)
Sikap masyarakat, (11) Biaya dari tanah dan bangunan, (12) Luas tempat parker, (13) Saluran
pembuangan, (14) Kemungkinan perluasan, (15) Lebar jalan.
Karakteristik suatu lokasi yang dikatakan staregis untuk menjalankan usaha memiliki
beberapa indikator, yaitu:
1. Penetapan dan pemilihan suatu lokasi yang dikatakan strategis untuk menjalankan
usaha meminimalkan biaya produksi.
2. Penetapan dan pemilihan suatu lokasi usaha akan memaksimalkan pendapatan
perusahaan.
3. Penetapan dan pemilihan suatu lokasi usaha akan memudahkan proses-proses
pengiriman berikut memberi kesempatan kepada perusahaan untuk
meminimalkan biaya yang diperlukan tanpa mengurangi mutu dan kualitas dari
barang ataupun bahan baku produk yang dipindahkan.
BAB 10 ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN
A. ETIKA KEWIRAUSAHAAN
1. Prinsip Otonomi,
2. Prinsip kejujuran,
3. Prinsip tidak berniat jahat,
4. Prinsip keadilan,
5. Prinsip hormat pada diri sendiri
Metode untuk mempertahankan standar etika bisnis yang harus dipahami dan
dijalankan oleh para pelaku bisnis, manajer ataupun sumber daya manusia dan para
stakeholders adalah sebagai berikut (Suparman, 2013):
Berikut beberapa syarat penting tanggung jawab sosial perusahaan (Iskandar, 2007),
meliputi:
A. PENGERTIAN KREATIF
Starko, Fisher, & William (dalam Fachruddin, F., 2017) menjelaskan bahwa kreatif
atau kreativitas tumbuh melalui proses-proses sebagai berikut:
Sund (dalam Bara, A.K.B., 2012) mengungkapkan ciri-ciri orang kreatif, yakni:
D. PROSES KREATIF
Menurut Graham Wallas, proses kreativitas terdiri dari 4 tahapan yang dikenal dengan
The Four P’s of Creativity, yaitu:
1. Preparation,
2. Incubation,
3. Illumination,
4. Verivication.
Inovasi dalam bisnis merupakan sesuatu yang baru yang mengandung berbagai
alternatif dan kemungkinan, yang mana dapat diperjelas dengan adanya informasiinformasi
pengiring. Terkait dengan inovasi alam hal produk, Kotler dan Keller (2012) menyebutkan
terdapat beberapa cara yang dapat dilakukan, yaitu:
Proses keputusan inovasi sebagai kegiatan individu untuk mencari dan memproses
informasi tentang suatu inovasi sehingga dia termotivasi untuk mencari tahu tentang
keuntungan atau kerugian dari inovasi tersebut yang akhirnya akan mengadopsi inovasi atau
tidak. Tahapan-tahapan tersebut menurut Rogers (dalam Schiffman dan Kanuk, 2010):
1. Pengetahuan ( Knowledge)
2. Kepercayaan ( Persuasion)
3. Keputusan ( Decision)
4. Penerapan ( Implementation)
5. Konfirmasi (Confirmation)
6. Ketidakberlanjutan ( Discontinueance)
1. Inovasi harus berorientasi pada perubahan dan kondisi pasar (market oriented)
2. Inovasi harus mampu meningkatkan keuntungan dan nilai tambah bagi
perusahaan (value added )
3. Inovasi harus mampu meningkatkan nilai guna, efektivitas dan efisiensi produk
maupun proses pembuatannya.
4. Inovasi harus sesuai dengan visi, misi, tujuan dan orientasi perusahaan dalam
lingkungan industri.
5. Inovasi harus sesuai dengan orientasi teknologi perusahaan.
Chayapa & Cheng Lu (2011) menyebutkan bahwa ada beberapa faktor yang
memengaruhi keputusan seseorang untuk berbelanja online, yaitu:
1. Kenyamanan
2. Kelengkapan informasi
3. Ketersediaan produk dan jasa
4. Efisiensi biaya dan waktu
Wirausaha digital adalah upaya pemanfaatan teknologi informasi dalam dunia bisnis.
Untuk bisa menjadi seorang wirausaha digital, dibutuhkan beberapa prinsip dasar seperti
minat, visi jangka panjang, kepemimpinan, jaringan atau relasi.
Dalam pemasaran digital, hal yang dapat digunakan dalam wirausaha digital adalah:
Digital marketing merupakan promosi bisnis melalui saluran media digital. Adapun
yang termasuk ke dalam digital media, antara lain website, media sosial, radio, televisi,
perangkat mobile, bahkan bentuk media nondigital seperti billboard dan lain-lain.
BAB I PENDAHULUAN
Secara etimologis, istilah wirausaha berasal dari kata “wira” dan “usaha”. Kata
“Wira” bermakna: berani, utama, atau perkasa. Sedangkan “usaha” bermakna kegiatan
dengan mengerahkan tenaga pikiran dan fisik untuk mencapai sesuatu maksud. Secara
terminologis, wirausaha adalah kemampuan untuk menciptakan, mencari, dan memanfaatkan
peluang dalam menuju apa yang diinginkan sesuai dengan yang diidealkan B. Pendekatan
dan Teori Kewirausahaan.
C. KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWAN
Etika merupakan ilmu yang mendalami standar moral perorangan dan standar moral
masyarakat. Etika mempertanyakan bagaimana standar-standar diaplikasikan dalam
kehidupan dan apakah standar itu masuk akal atau tidak masuk akal, yaitu apakah didukung
dengan penalaran yang tepat atau tidak tepat.
Etika bisnis adalah suatu kode etik perilaku entrepreneur berdasarkan nilai-nilai moral
dan norma yang dijadikan tuntunan dalam membuat keputusan dan memecahkan persoalan-
persoalan yang dihadapi. Dalam makna lain etika bisnis adalah istilah yang sering digunakan
untuk menunjukan perilaku etika dari seorang manajer atau karyawan suatu organisasi. Etika
bisnis sangat penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan.
B. ETIKA WIRAUSAHAWAN
Kasmir (2006) menjelaskan secara umum terdapat beberapa ketentuan yang diatur dalam
etika entrepreneur sebagai berikut:
1. Sikap dan prilaku seorang entrepreneur harus mengikuti norma yang berlaku
dalam suatu negara atau masyarakat.
2. Penampilan yang ditunjukkan seorang entrepreneur harus selalu apik, sopan,
terutama dalam menghadapi situasi atau acara-acara tertentu.
3. Cara berpakaian entrepreneur juga mencerminkan usahanya, sopan, penuh tata
krama, tidak menyinggung atau mencela orang lain.
4. Gerak-gerik seorang entrepreneur juga dapat menyenangkan orang lain,
hindarkan gerak-gerik yang dapat mencurigakan.
Setiap entrepreneur memiliki fungsi utama dan fungsi tambahan dalam berwirusaha.
Fungsi pokok entrepreneur sebagaimana dijelaskan Basrowi (2011) sebagai berikut:
E. PRINSIP BERWIRAUSAHA
A. JENIS USAHA
Memilih jenis dan bidang usaha yang digeluti tentunya memiliki pertimbangan
tersendiri, karena melalui pertimbangan yang matanglah maka peluang keberhasilan usaha
yang digeluti akan semakin tinggi. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam memilih
jenis usaha adalah:
B. Bidang Usaha
Berdasarkan dari ketiga jenis usaha yang dikemukakan sebelumnya yaitu usaha
produksi (manufacturing), usaha perdagangan (trading) dan usaha jasa (service) maka
ketiganya memiliki bidang-bidang usaha tersendiri.
Bidang usaha produksi adalah segala sesuatu yang menghasilkan barang baik dalam
bentuk. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam usaha produksi dijelaskan
penggalian/pengelolaan sumber daya alam, produk pertanian Fadiati dan Purwana (2011)
adalah:
1) Lokasi
2) Pilihan produksi.
3) Kualitas produk.
4) Ketepatan menghasilkan produk.
5) Variasi produk.
6) Hubungan dengan pemasok dan distributor
2. Bidang Usaha Perdagangan.
Usaha bidang perdagangan (trading) dikelompokkan atas dua macam yaitu usaha
retail dan distributor.
1) Usaha Retail.
2) Distributor
3) Bidang Usaha Jasa.
1. Rencana usaha merupakan blueprint yang akan diikuti dalam operasional usaha.
2. Rencana usaha merupakan alat untuk mencari dana/modal usaha, sehingga
berhasildalam menjalankan usaha.
3. Rencana usaha merupakan alat komunikasi untuk menarik minat dan perhatian
oranglain, pemasok, konsumen, penyandang dana.
4. Rencana usaha membuat entrepreneur dapat mengetahui langkah-langkah
praktismenghadapi persaingan, promosi sehingga lebih efektif.
5. Rencana usaha membuat pengawasan lebih mudah dalam operasionalnya,
apakahmengikuti atau sesuai dengan rencana atau tidak (Alma, 2009).
Terkait dengan tujuan menyusun rencana usaha dijelaskan Alma (2009) adalah:
1. Menyatakan bahwa anda sebagai pemilik dan pemegang inisiatif dalam membuka
usaha baru.
2. Mengatur dan membentuk kerjasama dengan pihak-pihak lain atau badan usaha
lain yang sudah ada dan saling menguntungkan misalnya dari produsen yang
dapat diharapkan memasok barang buat usaha ataupun perusahaan-perusahaan
yang lebih besar memberi pekerjaan atau kontrak yang dapat dikerjakan oleh
perusahaan anda.
3. Rencana usaha juga dapat mengundang orang-orang tertentu yang potensial atau
mempunyai keahlian untuk bergabung bekerjasama.
4. Rencana usaha juga berguna untuk melakukan merger dan akuisisi misalnya jika
andamenjual usaha anda kepada pihak lain maka pihak lain tersebut harus
membaca rencana usaha anda atau mungkin juga anda ingin membeli usaha lain
maka rencana usaha yang anda susun dapat memberi keyakinan kepada pihak
yang usahanya mau diakuisisi.
5. Rencana usaha bertujuan untuk menjamin adanya fokus tujuan dari berbagai
personilyang ada dalam perusahaan. Sebab perusahaan akan bertumbuh makin
lama makin kompleks sehingga rencana usaha menjadi kompeten yang sangat
penting bagi setiap pihak yang berkepenting untuk tetap berpijak pada arah yang
benar.
Dalam menyusunan rencana usaha terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui
sebagai berikut: (1) Analisis lingkungan, (2) Formulasi strategi, (3) Implementasi strategi, (4)
Pengendalian dan evaluasi.
Konsep-konsep yang tertuang di dalam outline rencana usaha yang dibuat hendaknya
memperhatikan beberapa hal sebagaimana dijelaskan Fadiati dan Purwana (2011) sebagai
berikut:
Contoh rencana usaha yang dipaparkan berikut ini diadopsi dari Fadiati dan Purwana
(2011). Konsep usaha yang dipaparkan terkait dengn usaha home industry yaitu produksi kue.
Paparan rencana produksi kue sebagai berikut: (1) Dasar Pemilihan Usaha, (2) Nama Usaha,
(3) Lokasi Usaha, (4) Tujuan Produksi Fruit Cake, (5) Daftar Kue yang Akan Diproduksi, (6)
Kekuatan dan Kelemahan Usaha, (7) Analisis Persaingan, (8) Aspek Pemasaran, (9) Aspek
Manajemen, (10) Aspek keuangan, (11) Aspek hukum dan perpajakan.
Dalam hal ini, Kasmir (2006) menjelaskan analisis kelayakan usaha adalah suatu
kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan usaha atau bisnis yang
akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidaknya usaha tersebut dijalankan.
Dari pengertian di atas dapatlah dimaknai bahwa suatu kegiatan usaha dapat
dikatakan layak apabila dapat memenuhi persyaratan tertentu. Untuk menentukan layak atau
tidaknya suatu usaha diperlukan perhitungan dan asumsi-asumsi sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa dari segi keuangan perusahaan ini layak untuk dijalankan.
Pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil analisis kelayakan usaha antara lain:
(1) Pemilik Usaha, (2) Lembaga Keuangan, (3) Pemerintah, (4) Masyarakat Luas, (5)
Manajemen.
Secara umum aspek-aspek yang dilakukan dalam analisis kelayakan usaha sebagai
berikut: (1) Aspek Hukum, (2) Aspek Pasar dan Pemasaran, (3) Aspek Keuangan, (4) Aspek
Teknis/Operasi, (5) Aspek Manajemen/organisasi, (6) Aspek Ekonomi Sosial, (7) Aspek
Dampak Lingkungan.
Secara umum berbagai hal yang dapat menjadi gagasan dalam menangkap peluang
berwirausaha adalah:
a. Mencermati Produk yang Sudah Ada.
b. Melihat Pameran Dagang.
c. Mencari Informasi di Lembaga Pemerintah.
d. Mencari Informasi di Lembaga Pendidikan.
e. Mencari Informasi di Media Informasi.
Pendirian suatu perusahaan tergantung dari jenis badan usaha yang dipilih. Ada badan
usaha yang memerlukan beberapa dokumen saja, ada pula yang memerlukan dokumen lebih
banyak. Persyaratan yang harus dipenuhi oleh setiap badan usaha berbeda. Waktu yang
dibutuhkan untuk masing-masing badan usahapun berbeda-beda.
A. RESIKO USAHA
Seorang entrepreneur tetap bertahan dalam menghadapi resiko usaha terburuk, antara
lain dengan cara-cara sebagai berikut:
Adapun jenis-jenis resiko dalam kewirausahaan yaitu, (1) Resiko Teknis, (2) Resiko
Pasar.
Berikut ini sejumlah pertanyaan yang dapat dimanfaatkan oleh entrepreneur sebelum
memutuskan untuk mengambil resiko usaha sebagai berikut:
A. EKSPANSI USAHA
Agar suksesi usaha dapat berjalan dengan sukses, maka entrepreneur harus
memperhatikan 5 (lima) aspek penting sebagaimana dijelaskan Wijatno (2009) sebagai
berikut: (1) Waktu, (2) Tipe usaha, (3) Kapabilitas manajer. (4) Visi entrepreneur. (5) Faktor.
Prama (2004) menjelaskan setidaknya terdapat empat faktor yang harus menjadi
perhatian dalam keberhasilan usaha. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut: (1) To
dream the impossible dream, (2) The power of consistency, (3) Bermain-main dengan ide, (4)
Banjiri diri anda dengan dunia yang penuh kemungkinan-kemungkinan.
Berdasarkan hasil penelitian, maka terdapat 25% - 33% usaha terutama usaha kecil
mengalami kegagalan selama 2 tahun pertama masa operasinya. Dalam hal ini terdapat 3
penyebab yang menjadi faktor kegagalan usaha sebagaimana dipaparkan Basrowi (2011)
sebagai berikut: (1) Masuk ke dalam dunia usaha terlalu cepat, (2) Kehabisan modal, (3)
Kegagalan perencanaan.
Dalam rangka untuk menghindari kegagalan usaha, maka berbagai upaya dapat
dilakukan oleh seorang entrepreneur dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
A. PENDAHULUAN
a. Amal yang paling baik adalah pekerjaan yang dilakukan dengan cucuran
keringatnyasendiri, „amalurrajuli biyadihi. (HR.Abu Dawud).
b. Tangan di atas lebih baik dari tangan di bawah”; “al yad al „ulya khairun min al
yad alsufla”(HR.Bukhari dan Muslim) dengan bahasa yang sangat simbolik ini
Nabi mendorong umatnya untuk kerja keras supaya memiliki kekayaan, sehingga
dapat memberikan sesuatu pada orang lain), atuzzakah. (Q.S. Nisa : 77).
B. TERMINOLOGI KEKAYAAN
Al-Qur‟an menggunakan kata “ghaniy” atau “aghniya” untuk menyebut orang kaya
atau orang-orang kaya. Kata “ghaniy” merupakan salah satu dari asmaul husna yang
menunjukkan bahwa Allah Swt tidak butuh kepada siapapun, sedangkan yang lain amat
membutuhkanNya. Ibn Ibrahim (2005) mengutip beberapa terminologi terkait dengan
kekayaan “al-ghina” sebagai berikut:
1. Ibnu Faris berkata: al-ghina yang terdiri dari huruf ghain, nun dan huruf mu‟tal
bermakna kecukupan.
2. Abu Hilal al-Asykari dalam kitabnya al-Furuq, kata al-ghina secara bahasa
dipakai untukharta, dan lainnya dalam bentuk kekuatan, bantuan dan segala hal
yang meniadakan kebutuhan.
Bekerja dan berusaha dalam perspektif manusia adalah dua hal yang tidak dapat
dipisahkan. Bahkan menurut Islam keadaan dan keberadaan manusia ditentukan oleh
aktivitas kerjanya. Dalam pandangan Islam, kerja dan usaha manusia adalah sumber nilai
yang riil. Jika seseorang tidak memiliki kerja maka dia tidak akan berguna dan tidak memiliki
nilai. Perspektif Islam berkaitan dengan hukum asal dalam bekerja dan berusaha untuk
mencari kekayaan adalah dapat ditaklifkan kepada lima hukum taklif yaitu wajib, sunat,
haram, makruh dan mubah.
E. KARAKTERISTIK WIRAUSAHAWAN
Abul Ala al-Maududi sebagaimana dikutip Hendra dan Riana (2008) menjelaskan
beberapa etika dalam berbisnis menurut pandangan al-Qur‟an sebagai berikut:
a. Jangan memakan harta benda orang lain dengan cara yang batil.
b. Menjaga amanah yang diberikan kepadanya.
c. Jangan memakan harta anak yatim secara zalim.
d. Jangan curang dengan cara antara lain mengurangi takaran dalam timbangan.
e. Jangan (berdagang, memproduksi) minum-minuman khamar, berjudi, mengundi
nasib.
f. Tidak memakan riba.
g. Jika melakukan utang piutang, jika mengalami kesulitan, hendaklah diberikan
waktusampai berkelapangan.
h. Memberikan sedekah atas harta yang dimiliki kepada orang lain.
BAB III
A. Kelebihan Buku
B. Kelemahan Buku
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pemaparan pada laporan critical book report ini mengenai
kedua buah buku yang berjudul “Pengantar Kewirausahaan” oleh Bahri dan buku
pembanding yang berjudul
“Pengantar Kewirausahaan (Rekayasa Akademik Melahirkan
Enterpreneurship )” oleh Rusydi Ananda dan Tien Rafida adalah kedua buah buku ini
membahas mengenai penulisan pengantar penulisan pengantar kewirausahaan. Kedua
buku tersebut sama tersebut sama-sama memiliki kelebihan iliki kelebihan dan juga
kelemahan pada masing-masing aspek dan juga kelemahan pada masing-masing
aspek yang te yang telah dipaparkan diatas. Kedua buku lah dipaparkan diatas.
Kedua buku ini dapat dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran dan juga
menjadi referensi untuk sebuah kajian teori dalam mata kuliah kewirausahaan. Kedua
buah buku ini juga bermanfaat bermanfaat bagi khalayak khalayak ramai yang ingin
berwirausaha berwirausaha dan menjadi menjadi seorang seorang wirausahawan.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, diajukan saran sehubungan dengan hasil
resensi buku ini, yaitu hendaknya mengembangkan penulisan tentang Kewirausahaan
mengingat masih banyaknya persoalan yang belum tuntas dan masih perlu dibahas.
DAFTAR PUSTAKA