Dosen Pengampu :
Kelompok 6 (Enam) :
1. Lara Anggita (A1C418017)
2. Adelia Alfitri H. (A1C418066)
3. Anggi Permatasari (A1C418091)
Bunga sebagai suatu bagian tubuh tumbuhan dapat pula mempunyai sifat tersebut
di atas, dan maka bunga dapat berupa:
1) Asimetris atau Tidak Simetris, jika pada bunga tidak dapat dibuat satu bidang
simetri dengan jalan apapun juga. Misalnya Bunga Tasbih (Canna hybrida
Hort.).
1. DIAGRAM BUNGA
1. Letak bunga pada tumbuhan, kita hanya membedakan dua macam letak
bunga :
2. Bagian bunga yang akan dibuat diagram tersusun dalam beberapa lingkaran.
Gambar 106. Cara membuat diagram bunga
Untuk bunga yang letaknya pada ketiak daun, garis itu menggambarkan
bidang yang dapat dibuat melalui sumbu bunga, sumbu batang yang mendukung
bunga, dan tengah-tengah (poros bujur) daun, bidang ini disebut dengan bidang
median.
Pada garis yang menggambarkan bidang median itu di sebelah atas lingkaran
yang terluar digambarkan secara skematik penampang melintang batang
(digambar sebagai lingkaran kecil), dan disebelah bawahnya gambar skematik
daun pelindungnya. Pada lingkaran-lingkaranya sendiri berturut-turut dari luar
atau kedalam digambar daun-daun kelopak, daun-daun tajuk, benang sari, dan
yang terakhir penampang melintang buah.
Ternyatan, bahwa seringkali bidang median itu membagi bunga dalam dua bagian
yang setangkup (simetrik).
Bagian-bagian lain pada bunga yang seringkali dapat menjadi ciri khas untuk
golongan tumbuhan tertentu dan sewajarnya pula jika dinyatakan pada diagram
bunga :
b. Diagram teoritik
Bagian-bagian yang hanya menurut teori saja seharusnya ada, tidak digambar
seperti bagian-bagian yang benat-benar ada, melainkan dengan lambang lain,
biasanya bintang atau silang kecil, kebanyakan hal ini hanya mengenai
benang-benang sari saja, yang keadaan yang sesungguhnya pada bunga seringkali
tidak cocok dengan teori.
2. RUMUS BUNGA
Rumus bunga hanya dapat ditunjukkan hal-hal mengenai 4 bagian pokok bunga
sebagai berikut :
1. Kelopak, yang dinyatakan dengan huruf K singkatan kata kalix (calyx), yang
merupakan istilah ilmiah untuk kel opak.
Jika kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya, kita lalu
mempergunakan huruf lain untuk menyatakan bagian tersebut, yaitu huruf P,
singkatan dari kata Perigonium (tenda bunga).
* P6. A 6. G 3
̑♀̑ * P 6, A 6, G 3
Suatu bagian bunga dapat tersusun dalam lebih daripada satu lingkaran.
Bunga-bunga yang dipakai contoh di atas misalnya masing-masing mepunyai
bagian-bagiannya yang terususun dalam 5 lingkaran. Bunga merak misalnya
mempunyai 2 lingkaran benang sari, tiap lingkaran berbilangan 3. Dalam hal yang
demikian di belakang huruf yang menunjukan bagian yang tersusun dalam lebih
dari satu lingkaran tadi harus ditaruh 2 kali angka yang menunjukan jumlah
bagian di dalam tiap lingkaran dengan tanda + (tanda tambah) dan diletakkan di
dua angka yang menunjukkan bagian bunga yang tersusun dalam dua angka tadi.
Contoh kedua rumus di atas harus kita ubah menjadi :
̑♀̑ * P 3 +3, A 3 + 3, G 3.
Jika bagian bunga tidak dapat diketahui jumlahnya karena terlalu banyak
maka di tulis dengan lambang ∞. Untuk lebih jelasnya rumus bunga waru tadi
adalah sebagai berikut :
Dengan demikian, jika dari kedua contoh bunga diatas kita harus membuat
rumus bunga yang lengkap, rumus tadi akan menjadi seperti berikut :
̑♀̑ ↑ K (5). C 5, A 5 + 5, G 1
Karena urutan bagian bunga yang sifatnya tetap maka bisa saja beberapa
lambang dalam rumus bunga dapat di hilangkan misalnya lambang untuk
menunjukkan jenis kelamin jantan, betina dan banci, karena jenis kelamin dari
bunga juga dapat dilihat pada ada atau tidaknya benang sari dan putik dalam satu
bunga, jika keduanya ada maka bunga tersebut adalah bunga banci. Tetapi jika
dibelakang A ditulis 0 berarti bunganya betina, sebaliknya jika dalam rumus
tertera G 0, berarti bunganya adalah bunga jantan.
Berikut beberapa contoh dari diagram dan rumus bunga dari beberapa
spesies tanaman :
♀ K 3. C 3. A 0, G (3)
̑♀̑ ↑ K 1. + (2). C 2 + 0, A 3, G 1
̑♀̑ K 3, C 3, A 5, G (3)
Dan masih banyak lagi rumus-rumus bunga lainnya, yang dapat menunjukkan
ciri khasnya masing-masing.
Bunga yang mengalami peristiwa tersebut, kepala sarinya akan pecah atau
membuka dan mengeluarkan serbuk sari. Yang pada akhirnya serbuk sari sampai
ke kepala putik dan terjadilah penyerbukan. Apabila serbuk sari jatuh pada kepala
putik yang cocok, maka serbuk sari akan berkecambah, terjadilah buluh serbuk
sari yang tumbuh menuju ke arah bakal biji. Selama pertumbuhn ini, inti dalam
serbuk sari membelah menjadi dua, satu pada bagian depan buluh yang menjadi
penuntun gerak tumbuh bulut itu ke arah bakal biji (inti vegetatif), dan yang
kedua (inti generatif) lalu membelah lagi menjadi dua inti sperma.
Setelah sampai pada liang bakal biji, inti vegetatif binasa, dinding buluh pada
bagian itu terlarut dan kedua inti sperma menuju ke kadung lembaga.
Sementara itu, dalam kandung lembaga lainnya membelah tiga kali secara
berurutan sehingga terjadi 8 inti. Dari 8 inti, tiga menuju ke tempat yan
berhadapan dengan liang bakal biji, dan dari ke 3 inti itu, satu merupakan sel telur
(ovum) dan dua di kanan dan kiri merupakanpenggarak atau pendamping
(synergida). Tiga inti lainnya menuju ke bagian kandung lembaga yang
berlawanan dengan liang kandung lembaga (disebut dengan chalaza)dan menjadi
antipoda, dua lagi menuju ke tengah kandung lembaga dan bersatu menjadi inti
kandung lembaga sekunder. Dua inti generatif dari buluh serbuk sari tadi, satu
kawin dengan sel telur dan hasil peleburan akan menjadi lembaga. Inti generatif
yang kedua kawin dengna inti kandung lembaga sekunder membentuk jaringan
tempat penimbunan cadangan makanan. Peristiwa perkawinan ini disebut
pembuahan, dan yang diuraikan diatas tadi disebut dengan pembuahan ganda.
Pembuahan ganda hanya terjadi pada tumbuhan biji tertutup, sedangkan pada
tumbuhan biji telanjang tidak ada inti kandung lembaga sekunder, jadi yang dapat
mengadakan perkawinan hanyalah sel telur saja dan dikataka dengan pembuahan
tunggal.
Jika persarian yang diikuti oleh pembuahan berhasil, bakal buah akan
tumbuh menjadi buah, bakal biji menjadi biji, sementara bagian- bagian bunga
lainnya menjadi layu dan gugur. Penyerbukan hanya diikuti pembuahan bila
tumbuhan diserbuki oleh tumbuhan yang sama atau sejenis, jika tidak pembuahan
tidak akan berlangsung. Hal ini disebabkan karena serbuk sari yang jatuh pada
kepala putik tumbuhan yang berbeda tidak dapat tumbuh menjadi buluh serbuk
sari.
Dalam bakal buah yang mengandung banyak bakal biji, agar semua bakal
biji dapat tumbuh menjadi biji, maka masing-masing harus dibuahi, jadi pada
kepala putik harus ada sekurang-kurangnya sejumah serbuk yang sama dengan
jumlah bakal biji dalam bakal buah. Namun, seringkali dalam kenyataan selalu
ada saja beberapa bakal biji yang tidak dapat dicapai oleh buluh serbuk sari,
sehingga tidak terjadi pembuahan. Bakal biji itu, dalam perkembangan akan
terdesak oleh biji-biji yang lain dan akhirnya hanya merupakan biji yang kecil,
keriput dan tidak akan tumbuh menjadi tumbuhan baru karena dalam bakal biji itu
tidak terbentuk lembaga.
a. Dikogami : Bila waktu masaknya putik dan serbuk sari tidak bersamaan, hal
ini disebabkan karena:1. Serbuk sari masak lebih dahulu
daripada putiknya....(protandri).
....Contoh : seledri, bawang Bombay, jagung
2. Putik masak lebih dahulu daripada serbuk sari....(protogini).
b. Didesious : Bila pada satu spesies, alat kelamin jantan dan betinanya
terpisahContoh : salak dan melinjo (Gnetum Arremon)
c. Heterostili : Bila panjang antara tangkai benang sari dan tangkai putik tidak
sama dan berbeda jauh.Contoh : kopi, kina dan kaca piring.
Embrio pada tumbuhan berbiji tertentu dapat terbentuk karena beberapa sebab.
yaitu :
Tidak melalui peleburan sperma dan ovum (apomiksis), yang dapat dibedakan
atas:
Apomiksis dan amfimiksis dapat terjadi bersamaan, maka akan terbentuk lebih
dari satu embrio dalam satu biji, disebut poliembrioni. Peristiwa ini sering
dijumpai pada nangka, jeruk dan mangga.
DAFTAR PUSTAKA