13Edisi1Mei2012
ABSTRAK
PENGUKURAN (KALIBRASI) VOLUME DAN MASSA JENIS ALUMUNIUM. Pengukuran yang akurat
merupakan bagian penting dari fisika walaupun demikian tidak ada pengukuran yang benar benar tepat. Ada
ketidakpastian yang berhubungan dengan setiap pengukuran. Ketidakpastian muncul dari sumber yang berbeda.
Percobaan kali ini menggunakan alat ukur mikrometer sekrup yang digunakan untuk mengukur diameter dan panjang
benda serta menggunakan neraca untuk mengukur massa benda. Benda yang di ukur adalah alumunium. Mikrometer
sekrup yang digunakan untuk mengukur benda memiliki ukuran maksimal sekitar 2,50 cm. Pengukuran massa benda di
ukur dengan neraca yang mempunyai ketelitian 0,001 gram. Untuk menghitung massa jenis di gunakan persamaan:
m
.
v
Hasil pengukarn diameter alumunium 2,222 cm; panjang silinder alumunium 9,996 cm; massa aluminum
1. Pendahuluan
Fisika merupakan ilmu pengetahuan yang
mempunyai
pengaruh
besar
terhadap
perkembangan ilmu pengetahuan yang lainnya,
misalnya teknologi elektronika, teknologi
informasi, dan teknologi alat ukur. Hal ini
disebabkan di dalam fisika mengandung prinsip
prinsip dasar mengenai gejala-gejala alam yang
ada di sekitar kita. Fenomena dan gejala-gejala
alam tersebut meliputi besaran-besaran fisika di
antaranya: gerak, cahaya, kalor, listrik, dan energi.
Penerapan besaran-besaran fisika dalam aktivitas
kegiatan sehari-hari senantiasa berkaitan dengan
pengamatan dan pengukuran. Sebagai contoh,
informasi kecepatan gerak pesawat terbang bagi
seorang pilot berguna untuk mengoperasikan
pesawat yang dikendalikannya. Besarnya suhu
badan kita merupakan informasi untuk mengetahui
apakah badan kita sehat atau tidak. Sepatu dan
pakaian yang kita gunakan mempunyai ukuran
tertentu.
Pengukuran yang dalam bahasa inggris
dikenal dengan istilah measurement merupakan
suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengukur.
Artinya memberi angka terhadapsesuatu yang
disebut objek pengukura atau objek ukur.
Menurut Allen & Yen (1979: 2) pengukuran
(measurement) adalah penetapan angka bagi
individu
dengan
cara
sistematis
yang
mencerminkan sifat (karakteristik) dari individu.
Menurut Saifuddin Azwar (2010: 3) pengukuran
adalah suatu prosedur pemberian angka terhadap
atribut atau variabel suatu kontinum. Sementara
itu, menurut Anas Sudijono (2011: 4) pengukuran
Spektra:JurnalFisikadanAplikasinya,Vol.13Edisi1Mei2012
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Gambar Alumunium.
Mikrometer Sekrup
Untuk mengukur panjang benda sampai ketelitian
0,01 mm atau 0,001 cm digunakan mikrometer
sekrup. Mikrometer sekrup memiliki dua macam
skala, yaitu skala utama dan skala melingkar.
Bagian utama mikrometer sekrup adalah sebuah
poros berulir yang dipasang pada silinder pemutar
atau biasa disebut bidal. Pada ujung silinder
pemutar ini terdapat garis-garis skala yang
membagi 50 bagian yang sama. Jika silinder
pemutar diputar satu putaran penuh, maka poros
akan bergerak sejauh 0,5 mm. Mengingat silinder
pemutar memiliki 50 skala, maka kalau silinder
pemutar bergerak satu skala, poros akan bergeser
0,5 mm/50 = 0,01 mm = 0,001 cm. Mikrometer
sekrup pada Gambar menghasilkan pembacaan
7,38 mm. Hasil ini berasal dari bacaan pada 7 mm
pada skala utama ditambah 0,38 pada skala
melingkar.
Spesifikasi Alumunium:
1. Panjang = 100 mm
2. Massa = 103 gram
3. Diameter = 22 mm
Jangka Sorong
Jangka
sorong adalah alat
ukur
yang
ketelitiannya
dapat
mencapai
seperseratus milimeter. Terdiri dari dua bagian,
bagian diam dan bagian bergerak. Pembacaan hasil
pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan
ketelitian pengguna maupun alat. Sebagian
keluaran terbaru sudah dilengkapi dengan display
digital. Pada versi analog, umumnya tingkat
ketelitian adalah 0.05mm untuk jangka sorang
dibawah 30cm dan 0.01 untuk yang di atas 30cm.
Kegunaan jangka sorong adalah:
untuk mengukur suatu benda dari sisi luar
dengan cara diapit;
23
Spektra:JurnalFisikadanAplikasinya,Vol.13Edisi1Mei2012
Neraca
2. Metodologi Pengukuran
Metode pengukuran dilakukan secara langsung.
Pada pengukuran diameter dan panjang di
gunakan micrometer sekrup dengan langkah
langkah sebagai berikut.
1. Pastikan pengunci dalam keadaan terbuka.
2. Lakukan pengecekan ketika apakah poros
tetap dan poros geser bertemu skala dan skala
nonius utama menunjukkan angka nol.
3. Buka rahang dengan menggerakkan pemutar
ke arah kiri sampai benda dapat masuk ke
dalam rahang.
4. Letakkan benda dintara poros tetap dan poros
geser lalu tutup kembali rahang hingga tepat
menjepit benda.
5. Putarlah Pengunci agar pemutar tidak bisa
bergerak lagi. Dengarkan bunyi klik yang
muncul.
Pada pengukuran massa dilakukan menggunakan
neraca dengan langkah-langkah sebagai berikut.
a. Setiap lengan jangan lupa berada pada skala 0.
b. Kalibrasi terlebih dahulu,
dengan cara
memutar skrup knop pemutar kalibrasi di
bagian belakang, sampai seimbang atau jarum
penunjuk menunjukkan anka titik nol, hal ini
dilakukan agar pengukrannya lebih tepat.
c. Meletakakan benda yang diukur massanya.
Menggeser skalanya mulai dari lengan yang
besar dan jangan sampai melebihi titik nol ,
baru skala yang kecil sampai menunjukkan
keseimbangan di titik nol ( dua garis sejajar).
Membaca
hasil
pengukuran
dengan
menjumlahkan setiap skala mulai dari yang
besar hingga yang kecil agar lebih mudah.
24
Spektra:JurnalFisika
adanAplikasiinya,Vol.13E
Edisi1Mei20
012
3.Hasill Penelitian
n
Berikut data
d penelitiann langsung yanng telah kami lakukan :
1. Diameter
D
silindder aluminium
m dan grafik standar deviasiinya
Tabel 1.22 Diameter siliinder yang terrukur
Diameterr silinder alum
munium meng
ggunakan micrrometer
No
Data
Standar Deviasi
D
2,24
0,011
2,23
0,011
2,23
0,011
2,23
0,011
2,2
0,011
2,21
0,011
2,22
0,011
2,21
0,011
2,23
0,011
10
2,2
0,011
11
2,25
0,011
12
2,22
0,011
13
2,23
0,011
14
2,2
0,011
15
2,23
0,011
rata-rata
2,2222
Ketidakppastian relatif =
x
22,2 22
100%
100% = 0,9%
x
222
25
Spektra:JurnalFisika
adanAplikasiinya,Vol.13E
Edisi1Mei20
012
Data
9,99
0,02
9,98
0,02
10,01
0,02
10,02
0,02
10,01
0,02
9,98
0,02
9,98
0,02
9,99
0,02
10
0,02
10
10,02
0,02
11
10,02
0,02
12
9,98
0,02
13
9,98
0,02
14
9,99
0,02
15
9,99
0,02
raata-rata
9,996
Ketidakppastian relatif :
Standar Deviasi
D
x
99,9 100
1000%
1000% = 0,1%
x
100
26
Spektra:JurnalFisika
adanAplikasiinya,Vol.13E
Edisi1Mei20
012
3.
Data
103,03
0,18
103,06
0,18
103,01
0,18
102,98
0,18
102,87
0,18
102,88
0,18
103,5
0,18
102,94
0,18
102,93
0,18
10
103,06
0,18
11
103,04
0,18
12
103,02
0,18
13
103,03
0,18
14
103
0,18
15
102,97
0,18
rataa-rata
103,0213
m
=
Ketidakppastian relatif massa
Standdar Deviasi
m
103,02 10
03
100%
100% = 0,01%
103
m
27
Spektra:JurnalFisikadanAplikasinya,Vol.13Edisi1Mei2012
4.
m 103
=
= 2,6 g/cm3
v 38,7
Kesalahan Literatur
hitung ukur
100%
hitung
2,6 2,7
100% = 3,8%
2,6
DAFTAR PUSTAKA
[1] Saripudin,
A.D.
Rustiawan
K,
dan
A.Suganda.2009.praktis belajar fisika 1:untuk
kelas X SMA/MA Program ilmu pengetahuan
alam. Pusat perbukuan Departemen Nasional.
Depdiknas.Jakarta. 1994.
[2] Prof. DR. H. Djaali dan DR. Pudji Mujiono,
Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, Pasca
Sarjana, UNJ, 2007 eprints.uny.ac.id
28