Anda di halaman 1dari 14

STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN BUNGA

(tugas makalah)

Dosen pengampu : SITI WARDHATUL JANNAH, M.pd


Mata Kuliah : struktur dan perkambangan tumbuhan

PENYUSUN

M. ABDUL MUBIN (1984010)


NURUL AZMI (1984013)
SUHANDI (1984019)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS NAHDLATUL WATHAN MATARAM
TA. 2020/2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
karunia- Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN BUNGA” Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihakyang terkait dalam penyusunan
makalah ini.
Kami mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca tentang BUNGA. Dalam penyusunan laporan ini masih banyak
terdapat kesalahan sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Anjani, 15 januari 2020

Kelompok 4

2
Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................3
C. TUJUAN...............................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Pengertian bunga....................................................................................................5
B. Struktur anatomi bunga..........................................................................................5
C. Pembentukan bunga...............................................................................................6
D. Macam-macam bunga..........................................................................................11
E. Fungsi bunga........................................................................................................11
BAB III.......................................................................................................................13
PENUTUP..................................................................................................................13
KESIMPULAN............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan
susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang
fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan. Salah
satu bagian tumbuhan yang dipelajari yaitu bunga yang merupakan alat
perkembangbiakan (Organum Reproductivum) bagi tumbuhan.
Jika kita melihat bunga berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa
ada diantaranya memiliki bunga yang terpencar atau terpisah-pisah dan
ada pula yang berkumpul membentuk suatu rangkaian yang dinamakan
bunga majemuk.
Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan, pada bunga terdapat
sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya
sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya
sifat-sifat yang menarik dari suatu bunga adalah bentuk bunga, warna
bunga, bau bunga dan ada tidaknya madu atau zat lain.

B. RUMUSAN MASALAH
1.    Apa yang dimaksud dengan bunga?
2.   Bagaimana struktur anatomi bunga?
3.   Bagaimana pembentukan bunga?
4. Apa saja macam-macam bunga?
5. Apa fungsi dari bunga?

C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah agar kita lebih mengenal struktur dan
perkembangan bunga. Dan sebagai pemenuhan tugas dari dosen.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian bunga
Bunga merupakan alat reproduksi Angiospermae, dibentuk oleh
meristem ujung khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif
setelah dirangsang oleh faktor internal dan eksternal untuk keperluan itu.
Bunga yang mempunyai kelopak, mahkota, stamen dan putik disebut
bunga lengkap. Namun kebanyakan bunga mempunyai struktur yang tidak
lengkap misalnya tidak mempunyai salah satu alat kelamin atau keduanya.
Bila hanya mempunyai alat kelamin jantan saja disebut bunga jantan dan
sebaliknya bila hanya mempunyai alat kelamin betina saja disebut bunga
betina (Sumardi, 1996).
Bunga sangat beragam bentuknya meskipun demikian, persamaan
yang pokok di antara bunga bermacam tumbuhan itu lebih besar
dibandingkan dengan kelainannya, karena semua bunga mempunyai
kerangka struktur dasar yang sama. Menurut botaniawan, bunga adalah
sepotong batang atau cabang dengan sekumpulan daun yang mengalami
metamorfosis yang berhubungan dengan fungsinya untuk bereproduksi.
Dikatakan mengalami perubahan bentuk karena di antara daun-daun ini
ada yang mungkin menyerupai daun biasa, tetapi yang lain berbeda sekali
dalam strukturnya sehingga sukar dinamakan daun (Tjitrasam, 1983).
B. Struktur anatomi bunga
Morfologi bunga pada tumbuhan tinggi terdiri dari mahkota bunga,
kelopak bunga, putik, dan benang sari. Berdasarkan ada tidaknya salah
satu bagian pembentuk bunga tersebut, bunga dibagi menjadi lima, yaitu
bunga lengkap, bunga sempurna, bunga jantan, bunga betina, dan bunga
telanjang. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki semua kelengkapan
bunga, yaitu kelopak (calix), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan
putik.

5
1. Tangkai bunga (pedicellus) merupakan cabang terakhir yang
mendukung bunga.
2. Dasar bunga (receptacle) merupakan ujung tangkai bunga
sebagai tempat bertumpunya bagian-bagian bunga yang lain
(batang).
3. Kelopak Bunga (Calix). Bagian terluar dari bunga adalah
kelopak. Fungsi kelopak, yaitu untuk melindungi bunga pada
waktu bunga masih muda yang berbentuk kuncup bunga.
4. Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (Corolla). Tajuk bunga atau
mahkota bunga merupakan hiasan pada bunga yang terdapat di
sebelah dalam kelopak.
5. Benang Sari atau Stamen (Alat Kelamin Jantan). Benang sari
bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan.
6. Putik atau Pistilum (Alat Kelamin Betina). Putik merupakan
bagian bunga yang paling dalam letaknya. Putik merupakan
alat kelamin betina pada bunga. Putik pun tersusun atas daun-
daun yang telah mengalami metamorfosis.
C. Pembentukan bunga
Pembentukan  bunga  ialah  salah  satu  proses  perkembangan  yang 
jelas. terlihat  pada  tumbuhan  tinggi.  Sebelum  meristem  bunga  (floral 
meristem)  mampu. melaksanakan diferensiasi menjadi bagian-bagian
bunga, tumbuhan harus mencapai fase vegetatif  tertentu  (maturity  & 
ripeness  to  flower)  dan  berubah  ke  fase  reproduktif. Proses 
perubahan  ini  disebut  floral  evocation.  Lama  fase  pertumbuhan 
vegetatif tergantung  pada  spesies.  Tiap  tumbuhan  memerlukan  waktu 

6
yang  tidak sama  untuk mencapai  fase  siap  berbunga.  Apabila  fase  itu 
tercapai,  tumbuhan  tertentu  eksklusif membentuk bunga tanpa
memerlukan induksi lingkungan, sedangkan pada tumbuhan lain
memerlukan kondisi lingkungan tertentu biar bisa membentuk bunga. 
Tahap-tahap  pembentukan  bunga  sanggup dijelaskan sebagai
diberikut: 
1. Induksi bunga (evokasi).
Evokasi ialah tahap pertama dari proses pembentukan bunga, yaitu
suatu tahap  ketika  meristem  vegetatif  diprogram  untuk  mulai 
berubah  menjadi  meristem reproduktif.  Induksi  pembentukan 
bunga  berkaitan  dengan  faktor  genetik  dan  nutrisi. Faktor  genetik 
melibatkan  aktivasi  flowering  genes  secara  bertahap  pada  waktu
pertumbuhan  vegetatif  maksimum.    Faktor  nutrisi  karena  untuk 
berbunga  diharapkan alokasi  asimilat  ke  bagian  apikal  untuk 
memasuki  fase  reproduktif.  Bahan  organik sebagai  sumber  energi 
dan  bahan  penyusun  senyawa  yang  berguna  dalam  proses
reproduktif.  Induksi  bunga  dapat  dideteksi  secara  kimiawi  dari 
peningkatan  sintesis asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam
pembelahan dan diferensiasi sel. 
Induksi  pembentukan  bunga juga  tergantung  pada  lingkungan 
meskipun bentuk bunga  dan  morfogenesisnya  diatur  secara 
endogen  (developmental  homeostasis). Pembentukan bunga ialah
tahap penting dalam perkembangan tanaman. Bunga dibentuk  karena 
ujung  batang  vegetatif  selain  membentuk  daun,  mikro  dan
megasporofil,  juga  struktur  perhiasan  bunga.  Transisi  dari  fase 
vegetatif  ke  fase reproduktif seiring dengan perubahan karakteristik
pada meristem apikal. 
2. Inisiasi bunga.
Pada  tahap  inisiasi  bunga,  perubahan  morfologis  menjadi 
bentuk  kuncup reproduktif  mulai  dapat  terdeteksi  secara 
makroskopis.  Transisi  dari  tunas  vegetatif menjadi kuncup
reproduktif ini sanggup dideteksi dari perubahan bentuk maupun 

7
ukuran kuncup,  serta  proses-proses  selanjutnya  yang  mulai 
membentuk  organ-organ reproduktif. 
3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis.
Tahap  ini  ditandai  dengan  terjadinya  diferensiasi  bagian-
bagian  bunga.  Pada tahap  ini  terjadi  proses  mikrosporogenesis 
(perkembangan  polen)  dan megasporogenesis  (perkembangan 
kantong  embrio  dan  ovulum)  dan  untuk penyempurnaan dan
pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina.
a. Mikrosporogenesis (perkembangan polen).
Perkembangan  mikrospora  ialah  awal  dimulainya 
generasi  gametofit jantan.  Seperti  pada  tanaman  lainnya, 
yang  bertanggung  jawaban  dalam  pembentukan mikrospora
yaitu mikrosporangium.  Ada 4 tahapan utama perkembangan
mikrospora pada tumbuhan monokotil yaitu sel induk
mikrospora, tetrad, uninukleat, dan binukleat. 
Perkembangan mikrospora intinya ialah proses meiosis, dari
satu sel  induk  mikrospora  menjadi  empat  sel  anakan 
mikrospora  (tetrad).  Mikrospora dewasa  atau  sesudah  lepas 
dari  tetrad  disebut  sebagai  butir  serbuk  sari.  Setiap
mikrospora  dan  mikrospora  tetrad  dibungkus  oleh  dinding 
kalose.  Inti  dari  setiap mikrospora  tetrad  belum  kelihatan 
dengan  jelas,  karena  tidak  berada  ditengah, melainkan
berada ditengah-tengah keseluruhan tetrad. Ukuran tetrad
ketika ini setengah dari ukuran mikrospora maksimum.
Perkembangan  selanjutnya  adalah  terlepasnya  tetrad 
menjadi  empat mikrospora bebas. Proses ini dikatalisis oleh
enzim 1,3 β-glucanase. Setiap mikrospora berbentuk  segitiga 
dan  umumnya  inti  secara  perlahan-lahan  bergerak  ke 
tengah mikrospora dan dinding mikrospora menebal. Ini ialah
awal dari tahap mikrospora uninukleat.  Pada  tahap 
uninukleat  akhir  mikrospora  siap  melakukan  pembelahan

8
mitosis yang pertama. Pembelahan mitosis pertama ini
mengakhiri periode mikrospora. 
Mitosis  pertama  terjadi  secara  asimetrik,  menghasilkan 
dua  inti  sel  yang  tidak  sama  besar. Yang besar yaitu inti
vegetatif dan yang kecil yaitu inti generatif. Inti generatif letak
dan posisinya  berdekatan  dengan  dinding  mikrospora.  Inti 
generatif  membelah  secara mitosis  (mitosis  II) 
menghasillkan  dua  inti  sperma  (gamet  jantan).  Pada  saat 
ini mikrospora disebut sebagai butir polen (pollen grain) atau
polen dewasa. Pada  tumbuhan  angiospermae,  pada  saat 
terjadi  perkembangan  benang  sari, sel-sel  induk  mikrospora 
melakukan  meiosis  dan  menghasilkan  4  mikrospora  haploid
dimana  masing-masing  akan  berkembang  menjadi  butir 
polen  (pollen  grain).  Polen yang masak akan dilapisi oleh
beberapa lapis dinding sel, yang terdalam disebut intine dan
disebelah luarnya terdapat exine. Pembentukan intine diduga
berasal dari tapetum, sedangkan  exine  ialah  produk  dari 
polen.  Butir  polen  ialah  generasi gametofit  jantan,  terdapat 
sel  vegetatif  yang  ialah  asal  pollen  tube,  serta  sel generatif
yang menghasilkan sperma. Sel generatif dan sel vegetatif
terbentuk sebagai hasil pembelahan sel mikrospora. Sel 
generatif  ini tidak mempunyai mitokondria maupun kloroplas.
Sel generatif akan membelah secara mitosis untuk membentuk
2 inti sperma dan pembelahan ini umumnya terjadi setelah
polinasi.
b. Megasporogenesis (perkembangan kantong embrio dan
ovulum).
Pada ketika ovulum berkembang, megasporosit (sel induk
megaspora) terbentuk di  dalam  nuselus.  Megasporosit 
membentuk  kantong  embrio  dan  melaksanakan pembelahan 
meiosis  membentuk  4  sel  haploid.  Satu  dari  4  sel  haploid 
yang  akrab dengan potongan kalaza membesar dan menjadi

9
megaspora yang berfungsi, sedangkan 3 sel haploid yang lain
akan mengalami degenerasi. Megaspora kemudian
melaksanakan pembelahan mitosis  3  kali berturut-turut  dan 
membentuk  gametofit betina  yang  terdiri dari  tujuh  sel 
dengan  8  anak  inti  (nuclei)  haploid,  dan  sel  telur  terletak 
pada  potongan basal kantong embrio.
4. Anthesis (Pemekaran bunga).
Anthesis ialah tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya
anthesis terjadi  bersamaan  dengan  masaknya  organ  reproduksi 
jantan  dan  betina,  walaupun dalam kenyataannya tidak selalu
demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun  betina,
masak  sebelum  terjadi  anthesis, atau  bahkan  jauh  sesudah 
terjadinya anthesis.
5. Penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi).
Polinasi  ialah  proses  transfer  polen  dari  anter  ke  kepala  putik 
(stigma). Polinasi  pada  sebagian  besar  tumbuhan  angiospermae 
dapat  terjadi  dengan  secara fisik (melalui angin), atau dengan
menolongan binatang menyerupai serangga, burung, kelelawar atau 
bahkan  perlu  menolongan  manusia.  Sesudah  pollen  melekat  di 
kepala  putik  (stigma) akan  berkecambah membentuk  buluh sari. 
Buluh sari  ini mencakup  sel  vegetatif  di  depan dan sel generatif
dibelakangnya. Sel generatif akan menghasilkan dua sel sperma yang
akan  melakukan  pembuahan  ganda.  Pembuahan  akan  terjadi 
apabila  buluh  sari bisa mencapai mikrofil. Satu sel sperma membuahi
sel telur membentuk zigot yang bersifat  diploid  (2n),  sedangkan  sel 
sperma  lainnya  membuahi  2  inti  kutub  sehingga terbentuk  sel 
triploid  (3n).  Sel  ini  akan  membelah  membentuk  jaenteng 
penyimpan cadangan  makanan  yang  disebut  endosperm. 
Selanjutnya  endosperm  akan menyediakan  makanan  bagi  embrio 
yang  berkembang  dari  zigot.  Perkembangan embrio 
(embriogenesis)  melibatkan  sejumlah  perubahan  morfologi 

10
menghasilkan struktur  embrio  dewasa  yang  tersusun  atas  aksis 
embrionik  akar  dan  pucuk    dan kotiledon. 
D. Macam-macam bunga
Berdasarkan bagian-bagiannya, bunga dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu bunga lengkap dan bunga tidak lengkap.
1. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki mahkota, kelopak,
putik, dan benang sari. Contoh bunga lengkap adalah kembang
sepatu dan bunga kacang.
2. Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki satu atau
beberapa dari bagian bunga lengkap, contohnya bunga salak dan
bunga kelapa.
Berdasarkan kelengkapan alat kelaminnya, bunga dibedakan menjadi
dua, yaitu bunga sempurna dan bunga tidak sempurna.
1. Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai putik dan benang
sari. Bunga yang memiliki  dua alat kelamin disebut bunga
hermafrodit, contohnya bunga pepaya, bunga jambu biji.
2. Bunga tidak sempurna adalah bunga yang hanya memiliki salah
satu alat kelamin, putik saja atau benang sari saja. Bunga yang
hanya memiliki benang sari saja disebut bunga jantan, misalnya
bunga jagung yang berbentuk malai. Sedang bunga yang hanya
memiliki putik saja disebut bunga betina. Misalnya pada jagung
yang berbentuk tongkol.
E. Fungsi bunga
Fungsi dari bunga adalah untuk menarik penyerbuk pada tumbuhan
untuk membantu pembuahan sehingga tumbuhan menciptakan bibit. 
Warna-warna cerah, aroma yang kuat dan nektar manis semua bekerja
sama untuk menarik burung, lebah dan serangga lainnya untuk
memindahkan serbuk sari dari satu bunga ke bunga yang lain. Setelah
penyerbukan terjadi, bunga berkembang menjadi benih. Bunga yang
normal memiliki tiga fungsi dasar:
1. Bunga menyediakan platform untuk sistem reproduksi seksual dari
tanaman (andresium – jantan dan ginesium – betina) – baik bunga

11
berumah satu dan dua. Dalam serbuk sari bunga dan ovula
diproduksi biasanya melalui proses meiosis. Penyerbukan terjadi
dan ovula terbentuk menjadi biji, dengan ovarium yang bengkak
biasanya membentuk menjadi buah (atau polong biji).
2. Menyediakan mekanisme untuk menarik penyerbuk untuk
memfasilitasi penyerbukan (kelopak) – bunga berumah satu dan
bunga berumah dua. Bunga memberikan atraktan visual untuk
banyak penyerbuk (serangga, burung, binatang dll), ini juga
kadang-kadang terkait dengan bau beraroma seperti nektar. Ini
sebagai “umpan” untuk menarik serangga yang kemudian
mentransfer serbuk sari antara bunga-bunga dan memfasilitasi
penyerbukan (baik penyerbukan silang atau penyerbukan sendiri).
3. menyediakan platform untuk ovula dibuahi untuk berkembang
dan didistribusikan sebagai buah dan biji – bunga berumah satu
dan bunga berumah dua betina saja.

12
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
 Bunga merupakan alat reproduksi Angiospermae,
 Morfologi bunga pada tumbuhan tinggi terdiri dari mahkota bunga,
kelopak bunga, putik, dan benang sari.
 Tahap-tahap  pembentukan  bunga : Induksi bunga (evokasi). Inisiasi
bunga. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis. Anthesis
(Pemekaran bunga). Penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi).
 Berdasarkan bagian-bagiannya, bunga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Sedangkan Berdasarkan
kelengkapan alat kelaminnya, bunga dibedakan menjadi dua, yaitu bunga
sempurna dan bunga tidak sempurna.
 Fungsi dari bunga adalah untuk menarik penyerbuk pada tumbuhan untuk
membantu pembuahan sehingga tumbuhan menciptakan bibit.

13
DAFTAR PUSTAKA
 Hidayat. 1995. Dalam http://www.pustakapedia.net/2016/05/macam-
macam-struktur-anatomi-bagian-bunga-dan-fungsi-bunga-pada-tumbuhan-
lengkap (diakses 17 januari 2021)
 Tjirosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta :
Gajah Mada   University Press.
 Metha. 2017. MAKALAH MORFOLOGI BUNGA. Diakses 17 januari
2021     

14

Anda mungkin juga menyukai