(tugas makalah)
PENYUSUN
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan
karunia- Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“STRUKTUR DAN PERKEMBANGAN BUNGA” Pada kesempatan ini kami
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihakyang terkait dalam penyusunan
makalah ini.
Kami mengharapkan agar makalah ini dapat memberikan manfaat
kepada pembaca tentang BUNGA. Dalam penyusunan laporan ini masih banyak
terdapat kesalahan sehingga penyusun mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 4
2
Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
BAB I.................................................................................................................................3
PENDAHULUAN.............................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG..........................................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH......................................................................................3
C. TUJUAN...............................................................................................................3
BAB II...............................................................................................................................5
PEMBAHASAN...............................................................................................................5
A. Pengertian bunga....................................................................................................5
B. Struktur anatomi bunga..........................................................................................5
C. Pembentukan bunga...............................................................................................6
D. Macam-macam bunga..........................................................................................11
E. Fungsi bunga........................................................................................................11
BAB III.......................................................................................................................13
PENUTUP..................................................................................................................13
KESIMPULAN............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan
susunan tubuh tumbuhan. Morfologi tumbuhan juga menguraikan tentang
fungsi masing-masing bagian dari bentuk dan susunan tumbuhan. Salah
satu bagian tumbuhan yang dipelajari yaitu bunga yang merupakan alat
perkembangbiakan (Organum Reproductivum) bagi tumbuhan.
Jika kita melihat bunga berbagai jenis tumbuhan, akan terlihat bahwa
ada diantaranya memiliki bunga yang terpencar atau terpisah-pisah dan
ada pula yang berkumpul membentuk suatu rangkaian yang dinamakan
bunga majemuk.
Mengingat pentingnya bunga bagi tumbuhan, pada bunga terdapat
sifat-sifat yang merupakan penyesuaian untuk melaksanakan tugasnya
sebagai penghasil alat perkembangbiakan yang sebaik-baiknya. Umumnya
sifat-sifat yang menarik dari suatu bunga adalah bentuk bunga, warna
bunga, bau bunga dan ada tidaknya madu atau zat lain.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan bunga?
2. Bagaimana struktur anatomi bunga?
3. Bagaimana pembentukan bunga?
4. Apa saja macam-macam bunga?
5. Apa fungsi dari bunga?
C. TUJUAN
Tujuan dari makalah ini adalah agar kita lebih mengenal struktur dan
perkembangan bunga. Dan sebagai pemenuhan tugas dari dosen.
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian bunga
Bunga merupakan alat reproduksi Angiospermae, dibentuk oleh
meristem ujung khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif
setelah dirangsang oleh faktor internal dan eksternal untuk keperluan itu.
Bunga yang mempunyai kelopak, mahkota, stamen dan putik disebut
bunga lengkap. Namun kebanyakan bunga mempunyai struktur yang tidak
lengkap misalnya tidak mempunyai salah satu alat kelamin atau keduanya.
Bila hanya mempunyai alat kelamin jantan saja disebut bunga jantan dan
sebaliknya bila hanya mempunyai alat kelamin betina saja disebut bunga
betina (Sumardi, 1996).
Bunga sangat beragam bentuknya meskipun demikian, persamaan
yang pokok di antara bunga bermacam tumbuhan itu lebih besar
dibandingkan dengan kelainannya, karena semua bunga mempunyai
kerangka struktur dasar yang sama. Menurut botaniawan, bunga adalah
sepotong batang atau cabang dengan sekumpulan daun yang mengalami
metamorfosis yang berhubungan dengan fungsinya untuk bereproduksi.
Dikatakan mengalami perubahan bentuk karena di antara daun-daun ini
ada yang mungkin menyerupai daun biasa, tetapi yang lain berbeda sekali
dalam strukturnya sehingga sukar dinamakan daun (Tjitrasam, 1983).
B. Struktur anatomi bunga
Morfologi bunga pada tumbuhan tinggi terdiri dari mahkota bunga,
kelopak bunga, putik, dan benang sari. Berdasarkan ada tidaknya salah
satu bagian pembentuk bunga tersebut, bunga dibagi menjadi lima, yaitu
bunga lengkap, bunga sempurna, bunga jantan, bunga betina, dan bunga
telanjang. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki semua kelengkapan
bunga, yaitu kelopak (calix), mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan
putik.
5
1. Tangkai bunga (pedicellus) merupakan cabang terakhir yang
mendukung bunga.
2. Dasar bunga (receptacle) merupakan ujung tangkai bunga
sebagai tempat bertumpunya bagian-bagian bunga yang lain
(batang).
3. Kelopak Bunga (Calix). Bagian terluar dari bunga adalah
kelopak. Fungsi kelopak, yaitu untuk melindungi bunga pada
waktu bunga masih muda yang berbentuk kuncup bunga.
4. Tajuk Bunga atau Mahkota Bunga (Corolla). Tajuk bunga atau
mahkota bunga merupakan hiasan pada bunga yang terdapat di
sebelah dalam kelopak.
5. Benang Sari atau Stamen (Alat Kelamin Jantan). Benang sari
bagi tumbuhan merupakan alat kelamin jantan.
6. Putik atau Pistilum (Alat Kelamin Betina). Putik merupakan
bagian bunga yang paling dalam letaknya. Putik merupakan
alat kelamin betina pada bunga. Putik pun tersusun atas daun-
daun yang telah mengalami metamorfosis.
C. Pembentukan bunga
Pembentukan bunga ialah salah satu proses perkembangan yang
jelas. terlihat pada tumbuhan tinggi. Sebelum meristem bunga (floral
meristem) mampu. melaksanakan diferensiasi menjadi bagian-bagian
bunga, tumbuhan harus mencapai fase vegetatif tertentu (maturity &
ripeness to flower) dan berubah ke fase reproduktif. Proses
perubahan ini disebut floral evocation. Lama fase pertumbuhan
vegetatif tergantung pada spesies. Tiap tumbuhan memerlukan waktu
6
yang tidak sama untuk mencapai fase siap berbunga. Apabila fase itu
tercapai, tumbuhan tertentu eksklusif membentuk bunga tanpa
memerlukan induksi lingkungan, sedangkan pada tumbuhan lain
memerlukan kondisi lingkungan tertentu biar bisa membentuk bunga.
Tahap-tahap pembentukan bunga sanggup dijelaskan sebagai
diberikut:
1. Induksi bunga (evokasi).
Evokasi ialah tahap pertama dari proses pembentukan bunga, yaitu
suatu tahap ketika meristem vegetatif diprogram untuk mulai
berubah menjadi meristem reproduktif. Induksi pembentukan
bunga berkaitan dengan faktor genetik dan nutrisi. Faktor genetik
melibatkan aktivasi flowering genes secara bertahap pada waktu
pertumbuhan vegetatif maksimum. Faktor nutrisi karena untuk
berbunga diharapkan alokasi asimilat ke bagian apikal untuk
memasuki fase reproduktif. Bahan organik sebagai sumber energi
dan bahan penyusun senyawa yang berguna dalam proses
reproduktif. Induksi bunga dapat dideteksi secara kimiawi dari
peningkatan sintesis asam nukleat dan protein, yang dibutuhkan dalam
pembelahan dan diferensiasi sel.
Induksi pembentukan bunga juga tergantung pada lingkungan
meskipun bentuk bunga dan morfogenesisnya diatur secara
endogen (developmental homeostasis). Pembentukan bunga ialah
tahap penting dalam perkembangan tanaman. Bunga dibentuk karena
ujung batang vegetatif selain membentuk daun, mikro dan
megasporofil, juga struktur perhiasan bunga. Transisi dari fase
vegetatif ke fase reproduktif seiring dengan perubahan karakteristik
pada meristem apikal.
2. Inisiasi bunga.
Pada tahap inisiasi bunga, perubahan morfologis menjadi
bentuk kuncup reproduktif mulai dapat terdeteksi secara
makroskopis. Transisi dari tunas vegetatif menjadi kuncup
reproduktif ini sanggup dideteksi dari perubahan bentuk maupun
7
ukuran kuncup, serta proses-proses selanjutnya yang mulai
membentuk organ-organ reproduktif.
3. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis.
Tahap ini ditandai dengan terjadinya diferensiasi bagian-
bagian bunga. Pada tahap ini terjadi proses mikrosporogenesis
(perkembangan polen) dan megasporogenesis (perkembangan
kantong embrio dan ovulum) dan untuk penyempurnaan dan
pematangan organ-organ reproduksi jantan dan betina.
a. Mikrosporogenesis (perkembangan polen).
Perkembangan mikrospora ialah awal dimulainya
generasi gametofit jantan. Seperti pada tanaman lainnya,
yang bertanggung jawaban dalam pembentukan mikrospora
yaitu mikrosporangium. Ada 4 tahapan utama perkembangan
mikrospora pada tumbuhan monokotil yaitu sel induk
mikrospora, tetrad, uninukleat, dan binukleat.
Perkembangan mikrospora intinya ialah proses meiosis, dari
satu sel induk mikrospora menjadi empat sel anakan
mikrospora (tetrad). Mikrospora dewasa atau sesudah lepas
dari tetrad disebut sebagai butir serbuk sari. Setiap
mikrospora dan mikrospora tetrad dibungkus oleh dinding
kalose. Inti dari setiap mikrospora tetrad belum kelihatan
dengan jelas, karena tidak berada ditengah, melainkan
berada ditengah-tengah keseluruhan tetrad. Ukuran tetrad
ketika ini setengah dari ukuran mikrospora maksimum.
Perkembangan selanjutnya adalah terlepasnya tetrad
menjadi empat mikrospora bebas. Proses ini dikatalisis oleh
enzim 1,3 β-glucanase. Setiap mikrospora berbentuk segitiga
dan umumnya inti secara perlahan-lahan bergerak ke
tengah mikrospora dan dinding mikrospora menebal. Ini ialah
awal dari tahap mikrospora uninukleat. Pada tahap
uninukleat akhir mikrospora siap melakukan pembelahan
8
mitosis yang pertama. Pembelahan mitosis pertama ini
mengakhiri periode mikrospora.
Mitosis pertama terjadi secara asimetrik, menghasilkan
dua inti sel yang tidak sama besar. Yang besar yaitu inti
vegetatif dan yang kecil yaitu inti generatif. Inti generatif letak
dan posisinya berdekatan dengan dinding mikrospora. Inti
generatif membelah secara mitosis (mitosis II)
menghasillkan dua inti sperma (gamet jantan). Pada saat
ini mikrospora disebut sebagai butir polen (pollen grain) atau
polen dewasa. Pada tumbuhan angiospermae, pada saat
terjadi perkembangan benang sari, sel-sel induk mikrospora
melakukan meiosis dan menghasilkan 4 mikrospora haploid
dimana masing-masing akan berkembang menjadi butir
polen (pollen grain). Polen yang masak akan dilapisi oleh
beberapa lapis dinding sel, yang terdalam disebut intine dan
disebelah luarnya terdapat exine. Pembentukan intine diduga
berasal dari tapetum, sedangkan exine ialah produk dari
polen. Butir polen ialah generasi gametofit jantan, terdapat
sel vegetatif yang ialah asal pollen tube, serta sel generatif
yang menghasilkan sperma. Sel generatif dan sel vegetatif
terbentuk sebagai hasil pembelahan sel mikrospora. Sel
generatif ini tidak mempunyai mitokondria maupun kloroplas.
Sel generatif akan membelah secara mitosis untuk membentuk
2 inti sperma dan pembelahan ini umumnya terjadi setelah
polinasi.
b. Megasporogenesis (perkembangan kantong embrio dan
ovulum).
Pada ketika ovulum berkembang, megasporosit (sel induk
megaspora) terbentuk di dalam nuselus. Megasporosit
membentuk kantong embrio dan melaksanakan pembelahan
meiosis membentuk 4 sel haploid. Satu dari 4 sel haploid
yang akrab dengan potongan kalaza membesar dan menjadi
9
megaspora yang berfungsi, sedangkan 3 sel haploid yang lain
akan mengalami degenerasi. Megaspora kemudian
melaksanakan pembelahan mitosis 3 kali berturut-turut dan
membentuk gametofit betina yang terdiri dari tujuh sel
dengan 8 anak inti (nuclei) haploid, dan sel telur terletak
pada potongan basal kantong embrio.
4. Anthesis (Pemekaran bunga).
Anthesis ialah tahap ketika terjadi pemekaran bunga. Biasanya
anthesis terjadi bersamaan dengan masaknya organ reproduksi
jantan dan betina, walaupun dalam kenyataannya tidak selalu
demikian. Ada kalanya organ reproduksi, baik jantan maupun betina,
masak sebelum terjadi anthesis, atau bahkan jauh sesudah
terjadinya anthesis.
5. Penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi).
Polinasi ialah proses transfer polen dari anter ke kepala putik
(stigma). Polinasi pada sebagian besar tumbuhan angiospermae
dapat terjadi dengan secara fisik (melalui angin), atau dengan
menolongan binatang menyerupai serangga, burung, kelelawar atau
bahkan perlu menolongan manusia. Sesudah pollen melekat di
kepala putik (stigma) akan berkecambah membentuk buluh sari.
Buluh sari ini mencakup sel vegetatif di depan dan sel generatif
dibelakangnya. Sel generatif akan menghasilkan dua sel sperma yang
akan melakukan pembuahan ganda. Pembuahan akan terjadi
apabila buluh sari bisa mencapai mikrofil. Satu sel sperma membuahi
sel telur membentuk zigot yang bersifat diploid (2n), sedangkan sel
sperma lainnya membuahi 2 inti kutub sehingga terbentuk sel
triploid (3n). Sel ini akan membelah membentuk jaenteng
penyimpan cadangan makanan yang disebut endosperm.
Selanjutnya endosperm akan menyediakan makanan bagi embrio
yang berkembang dari zigot. Perkembangan embrio
(embriogenesis) melibatkan sejumlah perubahan morfologi
10
menghasilkan struktur embrio dewasa yang tersusun atas aksis
embrionik akar dan pucuk dan kotiledon.
D. Macam-macam bunga
Berdasarkan bagian-bagiannya, bunga dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu bunga lengkap dan bunga tidak lengkap.
1. Bunga lengkap adalah bunga yang memiliki mahkota, kelopak,
putik, dan benang sari. Contoh bunga lengkap adalah kembang
sepatu dan bunga kacang.
2. Bunga tidak lengkap adalah bunga yang tidak memiliki satu atau
beberapa dari bagian bunga lengkap, contohnya bunga salak dan
bunga kelapa.
Berdasarkan kelengkapan alat kelaminnya, bunga dibedakan menjadi
dua, yaitu bunga sempurna dan bunga tidak sempurna.
1. Bunga sempurna adalah bunga yang mempunyai putik dan benang
sari. Bunga yang memiliki dua alat kelamin disebut bunga
hermafrodit, contohnya bunga pepaya, bunga jambu biji.
2. Bunga tidak sempurna adalah bunga yang hanya memiliki salah
satu alat kelamin, putik saja atau benang sari saja. Bunga yang
hanya memiliki benang sari saja disebut bunga jantan, misalnya
bunga jagung yang berbentuk malai. Sedang bunga yang hanya
memiliki putik saja disebut bunga betina. Misalnya pada jagung
yang berbentuk tongkol.
E. Fungsi bunga
Fungsi dari bunga adalah untuk menarik penyerbuk pada tumbuhan
untuk membantu pembuahan sehingga tumbuhan menciptakan bibit.
Warna-warna cerah, aroma yang kuat dan nektar manis semua bekerja
sama untuk menarik burung, lebah dan serangga lainnya untuk
memindahkan serbuk sari dari satu bunga ke bunga yang lain. Setelah
penyerbukan terjadi, bunga berkembang menjadi benih. Bunga yang
normal memiliki tiga fungsi dasar:
1. Bunga menyediakan platform untuk sistem reproduksi seksual dari
tanaman (andresium – jantan dan ginesium – betina) – baik bunga
11
berumah satu dan dua. Dalam serbuk sari bunga dan ovula
diproduksi biasanya melalui proses meiosis. Penyerbukan terjadi
dan ovula terbentuk menjadi biji, dengan ovarium yang bengkak
biasanya membentuk menjadi buah (atau polong biji).
2. Menyediakan mekanisme untuk menarik penyerbuk untuk
memfasilitasi penyerbukan (kelopak) – bunga berumah satu dan
bunga berumah dua. Bunga memberikan atraktan visual untuk
banyak penyerbuk (serangga, burung, binatang dll), ini juga
kadang-kadang terkait dengan bau beraroma seperti nektar. Ini
sebagai “umpan” untuk menarik serangga yang kemudian
mentransfer serbuk sari antara bunga-bunga dan memfasilitasi
penyerbukan (baik penyerbukan silang atau penyerbukan sendiri).
3. menyediakan platform untuk ovula dibuahi untuk berkembang
dan didistribusikan sebagai buah dan biji – bunga berumah satu
dan bunga berumah dua betina saja.
12
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Bunga merupakan alat reproduksi Angiospermae,
Morfologi bunga pada tumbuhan tinggi terdiri dari mahkota bunga,
kelopak bunga, putik, dan benang sari.
Tahap-tahap pembentukan bunga : Induksi bunga (evokasi). Inisiasi
bunga. Perkembangan kuncup bunga menuju anthesis. Anthesis
(Pemekaran bunga). Penyerbukan (polinasi) dan pembuahan (fertilisasi).
Berdasarkan bagian-bagiannya, bunga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Sedangkan Berdasarkan
kelengkapan alat kelaminnya, bunga dibedakan menjadi dua, yaitu bunga
sempurna dan bunga tidak sempurna.
Fungsi dari bunga adalah untuk menarik penyerbuk pada tumbuhan untuk
membantu pembuahan sehingga tumbuhan menciptakan bibit.
13
DAFTAR PUSTAKA
Hidayat. 1995. Dalam http://www.pustakapedia.net/2016/05/macam-
macam-struktur-anatomi-bagian-bunga-dan-fungsi-bunga-pada-tumbuhan-
lengkap (diakses 17 januari 2021)
Tjirosoepomo, Gembong. 2005. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta :
Gajah Mada University Press.
Metha. 2017. MAKALAH MORFOLOGI BUNGA. Diakses 17 januari
2021
14