Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

VIROLOGI

Disusun Oleh:
MARCELINO SUPIT
18 502 022

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI DAN ILMU BIOLOGI
2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
izin-Nya saya dapat menulis makalah ini dan menyelesaikannya tepat pada
waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
ekologi mikroba. Makalah ini berjudul, “Virologi”.

Dalam pembuatan makalah ini, saya mengucapkan terima kasih kepada


seluruh pihak, khususnya dosen mata kuliah yang telah membantu saya dalam
menyelesaikan makalah ini serta kepada orang tua dan teman-teman yang telah
mendukung saya.

Makalah ini belum sempurna seperti apa yang diharapkan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca sehingga makalah ini menjadi
sempurna. Namun, adanya makalah ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan kepada pembaca untuk memahami seputar kambium pembuluh.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis serta pembaca dan
umumnya bagi masyarakat luas.

Tondano, 27 Maret 2022


Penulis

Marcelino Supit
PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Mikrobiologi merupakan ilmu terapan yang memanfaatkan mikroorganisme


(mikroba) sebagai alat untuk peningkatan kualitas hidup manusia. Pada awalnya
pemanfaatan mikroba hanya berkisar pada industri makanan saja. Seiring dengan
berkembangnya ilmu pengetahuan, mikroba pun banyak digunakan untuk
kegiatan manusia yang lainnya seperti pengelolaan limbah, pengembangan ilmu
pengetahuan di bidang rekayasa genetika dan lain sebagainya.

Mikroorganisme merupakan makhluk hidup yang ukurannya sangat kecil dantidak


dapatdilihat dengan mata manusia normal pada umumnya. Harus menggunakan
alat (mikroskop) untuk melihat dan mengamatinya. Mikroorganisme yang di
pandang sebelah mata atau dianggap berbahaya oleh manusia pada umumnya
karena dianggap sebagai penyebab dari berbagai macan penyakit, ternyata juga
memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia.
PEMBAHASAN

1. JENIS JENIS VIRUS

a. EBOLA

Penyakit virus ebola (PVE) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola,
yang merupakan anggota keluarga filovirus. Penyakit ini dikenal dengan Ebola
Virus Disease (EVD) atau Ebola Hemorrhagic Fever (EHF).  Terdapat lima
macam genus virus ebola penyebab penyakit ini, yaitu Bundibugyo ebolavirus
(BDBV), Reston Ebolavirus, Sudan ebolavirus (SUDV), Zaire ebolavirus, dan Tai
Forest virus (TAFV) yang dulu dikenal dengan Ivory Coast Ebolavirus (CIEBOV).
Virus ebola pertama kali diidentifikasi pada tahun 1976 di dua tempat secara
simultan yakni di Yambuku, sebuah desa tidak jauh dari sungai ebola di Republik
Demokratik Kongo dan di Nzara, Sudan Selatan. Wabah di Afrika Barat (kasus
pertama pada Maret 2014) adalah yang terbesar dan paling kompleks sejak virus
ebola pertama kali ditemukan pada tahun 1976. Negara yang terkena dampak
paling parah yakni, Guinea, Liberia dan Sierra Leone. Enam negara di Afrika
Barat yang mengalami kejadian luar biasa (KLB) yaitu Liberia, Guinea, Sierra
Leone, Nigeria, Sinegal, dan Mali dengan jumlah  28.652 kasus, dan 11.325
kematian, dengan total kematian/total kasus 39,52% (data WHO per 10 Juni
2016).  Berdasarkan hal tersebut WHO menyatakan penyakit virus Ebola sebagai
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia (KKMMD).
Kemudian ditemukan beberapa kasus kluster yang sumber penularannya dari
survivor Ebola baik di Liberia, Guinea, dan Sierra Leone. Penularan tersebut
diketahui karena adanya kontak dengan cairan tubuh survivor.

Gejala
Gejala penyakit virus ebola ini didahului oleh demam yang tiba-tiba, sakit kepala,
nyeri sendi dan otot, lemah, diare, muntah, sakit perut, kurang nafsu makan, dan
perdarahan yang tidak biasa. Pada beberapa kasus, pendarahan dalam dan luar
dapat saja terjadi, 5 sampai 7 hari, setelah gejala pertama terjadi. Semua penderita
yang terinfeksi menderita kesulitan pembekuan darah. Pendarahan dari selaput
mulut, hidung dan tenggorokan serta dari bekas lubang suntikan terjadi pada 40-
50 persen kasus. Hal ini menyebabkan muntah darah, batuk darah dan berak
darah. Masa inkubasi penyakit ini antara 2 – 21 hari.
Penularan
Virus Ebola ini menular melalui darah dan cairan tubuh lainnya (termasuk feses,
saliva, urine, bekas muntahan dan sperma) dari hewan atau manusia yang
terinfeksi Ebola. Virus ini dapat masuk ke tubuh orang lain melalui kulit yang
terluka atau melalui membrane mukosa yang tidak terlindungi seperti mata,
hidung dan mulut. Virus ini juga dapat menyebar melalui jarum suntik dan infus
yang telah terkontaminasi. Kelompok yang paling berisiko adalah keluarga,
teman, rekan kerja dan petugas medis. Misalnya, mereka yang merawat pasien
yang terkena virus Ebola beresiko tertular. Di rumah sakit, virus ini juga bisa
tersebar dengan cepat. Selain itu, penularan juga bisa terjadi jika pelayat
menyentuh jenazah sosok yang meninggal karena Ebola. Binatang juga bisa
menjadi pembawa virus. Virus ini mampu memperbanyak diri di hampir
semua sel inang. Khususnya kelelawar mampu menularkan virus tersebut. Codot
dan kalong termasuk jenis kelelawar besar. Di Afrika, sebagian besar jenis hewan
ini membawa virus di dalam tubuhnya, termasuk di antaranya virus Ebola. Tidak
seperti manusia, kelelawar kebal terhadap virus-virus tersebut. Karena sering
dijadikan bahan makanan, virus yang terdapat pada daging kelelawar dapat
dengan mudah menjangkiti manusia.

b. SARS
Severe acute respiratory syndrome atau SARS adalah infeksi saluran pernapasan yang
disebabkan oleh SARS-associated coronavirus (SARS-CoV). Gejala awalnya mirip
dengan influenza, namun dapat memburuk dengan cepat.
SARS pertama kali ditemukan di Guangdong, China, pada tahun 2002 dan baru
teridentifikasi di awal tahun 2003. Penyakit ini kemudian menyebar dengan cepat
ke berbagai negara.
SARS merupakan penyakit menular. Penularan SARS terjadi saat seseorang tidak
sengaja menghirup percikan air liur yang dikeluarkan oleh penderita SARS saat
bersin atau batuk.
Menurut laporan yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada tahun
2003, ada sebanyak 8.098 orang di seluruh dunia yang terkena SARS dan 774
orang di antaranya meninggal dunia.

Penyebab SARS
SARS disebabkan oleh salah satu jenis coronavirus yang dikenal dengan SARS-
associated coronavirus (SARS-CoV). Coronavirus merupakan kelompok virus
yang bisa menginfeksi saluran pernapasan. Saat terinfeksi virus ini, biasanya akan
terjadi gangguan pernapasan mulai dari ringan sampai berat.
Virus SARS dapat menginfeksi manusia melalui berbagai cara, antara lain:
 Tidak sengaja menghirup percikan ludah penderita SARS yang batuk atau
bersin
 Menyentuh mulut, mata, atau hidung dengan tangan yang sudah terpapar
percikan ludah penderita SARS
 Berbagi penggunaan alat makan dan minum dengan penderita SARS

Seseorang juga dapat tertular SARS ketika menyentuh barang yang


terkontaminasi oleh tinja penderita SARS. Penularan ini terjadi bila penderita
tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
SARS lebih berisiko terjadi pada seseorang yang kontak jarak dekat dengan
penderita, misalnya berada di wilayah yang mengalami wabah SARS, tinggal satu
rumah dengan penderita SARS, atau petugas kesehatan yang merawat penderita
SARS.

Gejala SARS
Gejala SARS biasanya muncul 2–10 hari setelah seseorang terinfeksi virus SARS-
CoV, tapi bisa juga baru muncul 14 hari setelahnya. Gejala infeksi virus ini bisa
bervariasi pada tiap orang, namun secara umum akan muncul gejala berupa:

 Demam
 Batuk
 Sesak napas
 Nafsu makan menurun
 Tubuh mudah lelah
 Menggigil
 Sakit kepala
 Nyeri otot
 Diare
 Mual
 Muntah

Gejala SARS mirip dengan gejala flu, tapi dapat memburuk dengan cepat. Pada
sebagian besar kasus, SARS akan berkembang menjadi pneumonia, yaitu
peradangan pada kantong udara di dalam paru-paru. Kondisi ini juga rentan
menyebabkan hipoksia (kekurangan oksigen di sel dan jaringan tubuh).

c. MERS
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) adalah suatu subtipe baru dari virus
corona yang belum pernah ditemukan menginfeksi manusia sebelumnya. Virus
corona merupakan keluarga besar dari virus yang dapat menimbulkan kesakitan
maupun kematian pada manusia dan hewan. Virus corona dapat menimbulkan
kesakitan pada manusia dengan gejala ringan sampai berat seperti selesma
(common cold), Sindroma Saluran Pernapasan Akut yang berat (SARS/ Severe
Acute Respiratory Syndrome).
Virus ini diketahui pertama kali menyerang manusia di Jordan pada April 2012,
namun kasus yang pertama kali dilaporkan adalah kasus yang muncul di Arab
Saudi pada September 2012. Sampai saat ini, semua kasus MERS berhubungan
dengan riwayat perjalanan menuju, atau menetap, di negara-negara sekitar
Semenanjung Arab. KLB MERS terbesar yang terjadi di luar Semenanjung Arab,
terjadi di Republik Korea Selatan pada 2015. KLB tersebut berhubungan dengan
pelaku perjalanan yang kembali dari Semenanjung Arab.

Gejala, Tanda, Masa Inkubasi MERS


Sebagian besar kasus konfirmasi MERS mengalami sindrom Saluran Pernapasan
Akut yang berat dengan gejala awal yang paling sering ditemukan: demam (98%),
menggigil (87%), batuk (83%), dan sesak (72%).
Beberapa kasus juga mengalami gejala gastrointestinal seperti diare dan
mual/muntah. Kebanyakan kasus MERS disertai komplikasi yang parah, seperti
pneumoni dan gagal ginjal. Sekitar 3-4 dari 10 pasien yang dilaporkan MERS
meninggal. Sebagian besar kasus meninggal karena kondisi medis yang sudah ada
sebelumnya. Beberapa kasus yang terinfeksi memiliki gejala ringan (seperti flu)
atau tanpa gejala, dan mereka sembuh.
Hingga saat ini, orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya
(disebut juga komorbiditas) dan orang-orang dengan sistem kekebalan yang lemah
lebih cenderung terinfeksi MERS, atau memiliki tingkat keparahan yang lebih
tinggi. Kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, antara lain diabetes; kanker;
penyakit paru-paru kronis, penyakit jantung, dan penyakit ginjal.
 Masa inkubasi MERS (waktu antara saat seseorang terinfeksi MERS hingga
timbul gejala) biasanya sekitar 5 atau 6 hari, namun bisa berkisar antara 2 sampai
14 hari.

Penularan
 Virus MERS seperti virus corona yang lain menyebar dari sekresi saluran
pernafasan (droplet). Akan tetapi mekanisme penyebaran virus secara tepat belum
diketahui dengan pasti.

Penularan infeksi MERS dari manusia ke manusia hampir sebagian besar terjadi
di layanan kesehatan karena ada melalui kontak erat dengan kasus, seperti
merawat atau tinggal bersama orang yang terinfeksi. Penularan infeksi MERS dari
hewan ke manusia masih belum diketahui, hingga saat ini unta cenderung menjadi
reservoir utama untuk MERS, dan sumber hewan infeksi pada manusia. Masih
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai kemungkinan penyebaran lanjutan
MERS di masyarakat.

 Penularan dari hewan ke manusia.

Mengingat strain Mers-Cov yang sesuai dengan strain manusia telah dapat
diisolasi dari unta di beberapa negara (Mesir, Oman, Qatar dan Arab Saudi). Hal
tersebut diyakini bahwa manusia dapat terinfeksi melalui kontak langsung atau
tidak langsung dengan unta yang terinfeksi di Timur Tengah.

 Penularan dari manusia ke manusia

Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas, dan tidak terdapat transmisi
penularan antar manusia yang berkelanjutan. Kemungkinan penularannya dapat
melalui :

 Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batu atau
bersin.
 Tidak Langsung : melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.

d. FLU

Flu adalah infeksi virus akut yang disebabkan oleh virus influenza, dan menyebar
dengan mudah dari orang ke orang. Virus ini beredar di seluruh dunia dan dapat
mempengaruhi orang tanpa memandang usia dan jenis kelamin (WHO, 2009). Flu
sendiri merupakan suatu penyakit yang self-limiting, dimana bila tidak terjadi
komplikasi dengan penyakit lain, maka setelah 4-7 hari penyakit akan sembuh
sendiri. Daya tahan tubuh seseorang akan sangat berpengaruh terhadap berat
ringannya penyakit tersebut. Daya tahan tubuh dipengaruhi oleh pola hidup
seseorang (BPOM, 2006).

Gejala
Gejala influenza biasanya diawali dengan demam tiba-tiba, batuk (biasanya
kering), sakit kepala, nyeri otot, lemas, kelelahan dan hidung berair.
Kebanyakan orang dapat sembuh dari gejala-gejala ini dalam waktu kurang lebih
satu minggu tanpa membutuhkan perawatan medis yang serius. Waktu inkubasi
yaitu dari saat mulai terpapar virus sampai munculnya gejala kurang lebih dua
hari (Abelson, 2009). Pada masa inkubasi virus tubuh belum merasakan gejala
apapun. Setelah masa inkubasi gejala-gejala mulai dirasakan dan berlangsung
terus-menerus kurang lebih selama satu minggu. Hal ini akan memicu kerja dari
sistem imun tubuh yang kemudian setelah kurang lebih satu minggu tubuh akan
mengalami pemulihan hingga akhirnya benar-benar sembuh dari influenza
(Spickler, 2009). Untuk orang-orang dengan faktor resiko tinggi seperti usia di
atas 65 tahun, atau orang-orang dengan penyakit tertentu seperti penyakit kronis
pada hati, paru-paru, ginjal, jantung, gangguan metabolik seperti diabetes melitus,
atau orang yang sistem imunnya rendah berpotensi mengalami keparahan. Kadang
sulit untuk membedakan flu dan salesma pada tahap awal infeksi ini, namun flu
dapat diidentifikasi dengan adanya demam mendadak dan rasa lelah atau lemas
(Spickler, 2009).

2.BAHAYA INFEKSI VIRUS PADA HOST


Infeksi virus adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus. Infeksi ini
biasanya menular dari orang ke orang. Akan tetapi, infeksi virus juga dapat
menular melalui gigitan hewan atau benda yang terkontaminasi virus.

Berikut ini adalah jenis infeksi virus

Infeksi virus pada saluran pernapasan


Infeksi virus ini menyerang sistem pernapasan atas atau bawah. Infeksi virus pada
sistem pernapasan dapat memengaruhi beberapa organ, seperti hidung, sinus,
tenggorokan, hingga paru-paru.
Pada umumnya, infeksi virus ini menular ketika percikan ludah dari batuk atau
bersin penderita infeksi terhirup oleh orang lain. Penularan juga dapat terjadi jika
seseorang menyentuh hidung atau mulut tanpa mencuci tangan terlebih dahulu
setelah menyentuh benda yang terkontaminasi.
Berikut ini adalah beberapa penyakit pada saluran pernapasan akibat infeksi virus:

 Flu, yang disebabkan oleh virus Influenza


 Bronkiolitis, yang dapat disebabkan oleh virus Respiratory syncytial
virus (RSV), Adenovirus, atau Rhinovirus
 COVID-19, yang disebabkan oleh Coronavirus
 Croup, yang disebabkan oleh virus Parainfluenza
Infeksi virus pada saluran pencernaan
Infeksi virus pada saluran pencernaan memengaruhi organ di sistem pencernaan,
seperti lambung dan usus. Jenis virus ini menyebar melalui makanan atau air yang
terkontaminasi feses atau tinja penderita.
Selain itu, menyentuh mulut atau makan tanpa mencuci tangan dengan benar-
benar bersih setelah buang air besar juga dapat menyebabkan penularan.
Salah satu contoh infeksi virus pada saluran pencernaan adalah gastroenteritis.
Penyakit ini dapat disebabkan oleh berbagai macam jenis virus,
yaitu Norovirus, Rotavirus, Astrovirus, dan Adenovirus.

Infeksi virus pada kulit


Infeksi virus yang menyerang kulit dapat menimbulkan ruam, luka, atau benjolan
di kulit. Umumnya, virus yang menginfeksi kulit menyebar melalui percikan
ludah atau bersin dari seseorang yang terinfeksi.
Selain itu, penularan juga dapat terjadi melalui sentuhan pada cairan di kulit yang
luka. Gigitan serangga, seperti nyamuk, juga dapat menyebarkan virus yang
menginfeksi kulit.
Beberapa contoh infeksi virus pada kulit dan virus penyebabnya adalah:

 Cacar air, yang disebabkan oleh virus Varicella zoster


 Campak, yang disebabkan oleh kelompok virus Paramyxovirus
 Molluscum contagiosum, yang disebabkan oleh virus Molluscum
contagiosum
 Chikungunya, yang disebabkan oleh kelompok virus Alphavirus dan
ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti

Infeksi virus pada hati


Infeksi virus pada hati adalah penyebab umum penyakit hepatitis. Tergantung
jenis virusnya, virus ini dapat menyebar melalui makanan yang terkontaminasi
feses (tinja) seseorang yang terinfeksi.
Penularan juga dapat terjadi melalui pemakaian jarum suntik yang tidak steril,
serta kontak langsung dengan darah, urine, sperma atau cairan vagina seseorang
yang terinfeksi. Contoh penyakit hati akibat infeksi virus adalah hepatitis A, B, C,
D, dan E.

Infeksi virus pada sistem saraf


Sistem saraf pusat yang terdiri dari otak dan saraf tulang belakang juga bisa
terinfeksi virus. Beberapa tipe virus yang menginfeksi sistem saraf pusat
yaitu herpes simplex tipe 2 (HSV-2), varicella-zoster, enterovirus,
arbovirus, dan poliovirus.
Virus yang menginfeksi sistem saraf dapat menular melalui berbagai cara dan
memicu sejumlah penyakit. Sebagai contoh, enterovirus menyebar melalui
percikan ludah ketika orang yang terinfeksi bersin atau batuk.
Sedangkan arbovirus menular melalui gigitan serangga, seperti nyamuk atau kutu.
Beberapa penyakit akibat infeksi virus pada sistem saraf adalah:

 Polio
 Ensefalitis
 Meningitis
 Rabies

Pada penyakit rabies, virus dapat menular melalui gigitan hewan yang terinfeksi
virus rabies, baik hewan liar maupun hewan peliharaan. Beberapa jenis hewan
yang dapat menularkan infeksi rabies adalah kucing, anjing, kelelawar, sapi, dan
kambing.

Infeksi virus pada kelamin


Infeksi virus pada kelamin menular melalui hubungan seksual yang sering
berganti pasangan dan tidak menggunakan kondom. Jenis virus ini menimbulkan
ruam dan benjolan di kelamin.
Beberapa penyakit akibat infeksi virus pada kelamin adalah:

 Kutil kelamin, akibat human papillomavirus (HPV


 Herpes genital, akibat virus Herpes simplex (HSV)

Infeksi virus pada pembuluh darah


Selain sejumlah infeksi virus yang telah dijelaskan di atas, ada juga infeksi virus
yang disebut viral hemorrhagic fever (VHF). Jenis infeksi virus ini
mengakibatkan gangguan pembekuan darah dan kerusakan pada dinding
pembuluh darah sehingga memicu perdarahan.
Infeksi virus ini dapat menular melalui gigitan serangga, seperti nyamuk, serta
kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh seseorang yang terinfeksi.
Beberapa contoh penyakit yang tergolong VHF adalah:

 Ebola
 Demam berdarah
 Demam kuning
 Demam Lassa
 Demam Marburg
Infeksi virus pada sistem kekebalan tubuh
Virus juga dapat menginfeksi sistem kekebalan tubuh, salah satunya
adalah human immunodeficiency virus (HIV).
HIV adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, yang bila tidak segera
ditangani dapat berkembang menjadi AIDS. AIDS (acquired immune deficiency
syndrome) adalah stadium akhir dari HIV yang melemahkan daya tahan tubuh.
HIV/AIDS termasuk infeksi virus yang dapat menular melalui hubungan seks,
berbagi jarum suntik, dan transfusi darah. Virus ini bisa menyebar dari ibu hamil
ke janin yang dikandungnya, atau kepada bayi melalui proses melahirkan dan
menyusui.

3.BENTUK DAN SUMBER VIRUS

Bentuk tubuh virus

Virus memiliki bentuk bermacam-macam, ada yang berbentuk batang, oval


(peluru), filamen (benang), persegi banyak (polihedral), dan seperti huruf T. Virus
yang berbentuk batang misalnya TMV (Tobacco mozaic virus), virus yang
berbentuk batang dengan ujung oval seperti peluru , misalnya Rhabdovirus,
penyebab penyakit rabies. Virus berbentuk bulat, misalnya HIV (human
immunodeficiency virus), penyebab penyakit AIDS dan Orthomyxovirus penyebab
influenza.Virus yang berbentuk seperti huruf T, misalnya bakteriofag atau
disingkat fage.

Asal-usul virus dalam sejarah evolusi kehidupan masih belum jelas: beberapa


virus mungkin berevolusi dari plasmid (potongan DNA yang dapat berpindah
antarsel), sementara yang lain mungkin berevolusi dari bakteri. Dalam evolusi,
virus merupakan perantara penting dalam transfer gen horizontal, yang
meningkatkan keanekaragaman genetik dengan cara yang dianalogikan
dengan reproduksi seksual. Ada perbedaan pendapat ilmiah mengenai status virus
sebagai makhluk hidup atau sebagai struktur organik yang berinteraksi dengan
makhluk hidup. Sebagai bentuk kehidupan, virus membawa materi genetik,
berkembang biak, dan berevolusi melalui seleksi alam, meskipun mereka tidak
memiliki karakteristik utama makhluk hidup, seperti struktur sel, yang umumnya
dianggap sebagai kriteria yang diperlukan untuk kehidupan. Karena mereka
memiliki beberapa kriteria makhluk hidup tetapi tidak semuanya, virus
digambarkan sebagai "organisme di tepi kehidupan", dan sebagai pengganda diri.
PENUTUP

KESIMPULAN
Virus adalah organisme yang berukuran sangat kecil, bahkan lebih kecil dari
bakteri. Ukurannya sangat kecil, yaitu sekitar 20-30 milimikron.Virus bisa
menginfeksi makhluk hidup. Mulai dari manusia, hewan, tumbuhan, jamur,
bahkan bakteri. Virus memiliki variasi dalam segi ukuran, bentuk, maupun
komposisi kimiawinya.
DAFTAR PUSTAKA
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/penyakit-virus-ebola-pve-evd

https://www.alodokter.com/sars
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/penyakit-virus/middle-east-respiratory-
syndrome-mers
https://www.halodoc.com/kesehatan/mers
http://eprints.ums.ac.id/24209/2/BAB_1.pdf
https://prodiaohi.co.id/apa-itu-influenza
https://sumber.belajar.kemdikbud.go.id/repos/FileUpload/Virus/molfiles/
konten5.html

Anda mungkin juga menyukai