Anda di halaman 1dari 3

Dede Marlina / J0313211110

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pada tahun 1935, seorang berkebangsaan Amerika Serikat bernama Wendell Meredith
Stanley berhasil menemukan dan mengkristalkan partikel penyebab penyakit mozaik.
Penyakit tersebut kini dikenal dengan nama virus mozaik tembakau. Virus tersebut
merupakan virus pertama yang divisualisasikan menggunakan mikroskop elektron pada tahun
1939 oleh ilmuwan kebangsaan Jerman bernama G.A Kausche serta H. Ruska (Kuswiyanto
2016). Sebagai agen infeksius terkecil dengan ukuran diameter sekitar 20 nm sampai 300 nm,
virus hanya dapat mengandung satu jenis asam nukleat DNA maupun RNA sebagai genom.
Selubung protein yang bernama virion mengelilingi asam nukleat dari virus yang mana
mengandung lipid dan keseluruhan unit infeksius. Pada umumnya virus kebal terhadap
resisten atau antibiotik, akan tetapi pada dasarnya virus peka terhadap interferon (Ocky
2018).
Virus dapat dikatakan sebagai suatu jasad renik dengan ukuran sangat kecil serta
dapat menginfeksi sel organisme biologis, virus ini hanya dapat dilihat dan diamati melalui
mikroskop elektron. Virus dikategorikan sebagai parasit obligat intraseluler karena tidak
memiliki perlengkapan selular untuk melakukan reproduksi sendiri. Karena adanya hal
tersebut membuat virus hanya dapat melakukan reproduksi atau bisa hidup ketika dalam sel
hidup dengan menginvasi dan memanfaatkan sel tersebut. Struktur virus terdiri dari asam
nukleat DNA atau RNA, tidak bisa gabungan keduanya, bagian virus yang diselubungi terdiri
atas beberapa partikel. Partikel yang dimaksud dapat berupa lipid, glikoprotein, protein, atau
gabungan kombinasi antara ketiganya (Ocky 2018).
Pada dasarnya, secara istilah virus biasa merujuk pada partikel kecil yang dapat
menginfeksi sel-sel eukariota atau sebuah organisme multisel dengan banyak jenis organisme
bersel tunggal. Sedangkan istilah bakteriofaga atau yang lebih sering disebut faga adalah
virus yang menyerang jenis sel prokariotik yaitu bakteri serta organisme lain yang tidak
memiliki inti sel pada umumnya. Virus dapat melakukan replikasi sel pada sel inangnya, dan
ketika melakukan hal tersebut, virus dapat menghasilkan salinan asam nukleat dan protein
selubung virus dalam jumlah yang banyak. Protein dari selubung virus tersebut yang
kemudian akan menjadi kapsid untuk menjaga dan menstabilkan asam nukleat virus dari
lingkungan ekstra sel serta memfasilitasi perlekatan virus ketika akan melakukan kontak
dengan sel-sel baru yang rentan. Infeksi dari virus dapat memberikan efek ringan, atau
bahkan tak memberikan efek sama sekali terhadap inang yang diinfeksi, namun virus juga
dapat memberikan efek sehingga terjadi kerusakan yang fatal sehingga menyebabkan
kematian (Ocky 2018).
Sebuah virus yang bernama SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang
menyebabkan sindrom pada sistem pernapasan yang parah. SARS hadir dan menginfeksi
ditandai dengan gejala-gejala seperti flu, demam, sakit kepala, menggigil, serta sakit otot, dan
kesulitan bernafas. Virus ini pertama kali terdeteksi di Guangdong Cina pada akhir 2002.
SARS menjangkit di seluruh dunia dengan kasus sekitar 8.500 kasus yang terjadi di 29
negara termasuk Amerika Serikat dan Kanada. Orang dengan usia diatas 60 tahun lebih
rentan menghadapi kematian. Karena, lebih dari 10% yang terinfeksi SARS mengalami
resiko kematian (Ocky 2018).

Tujuan
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan dapat memahami karakteristik
virus penyebab SARS, mampu menjelaskan kronologi awal mula wabah SARS, mengetahui
sumber virus, cara penyebaran, gejala penyakit, pencegahan dan pengendalian virus
penyebab SARS. Selain itu, virus SARS dapat dikaitkan dengan wabah yang tengah terjadi
saat ini, mengenali persamaan, perbedaan, sampai pada hikmah yang dapat diambil dari dua
virus yang mewabah ini.

Pembahasan
Karakteristik virus penyebab SARS berdasarkan jenis materi genetik dan taksonomi,
serta jelaskan pengaruh terhadap kemampuan virus tersebut menyebar dan
menginfeksi inang.
Urutan genom serta struktur fungsi protein dari virus SARS telah diketahui dan
memberikan bantuan terhadap karakterisasi protein virus secara struktural, melakukan
lintasan untuk melakukan evolusi, sampai pada identifikasi interaksi dengan protein inang
guna memberikan wawasan biologi. Dengan memahami struktur genom dari virus SARS
dapat membantu untuk memberikan pengetahuan dalam memahami virus Covid-19 yang
tengah mewabah saat ini (Renaldo, Janette, dan Grace 2019). SARS dicurigai hanya jika
orang yang sudah terpapar dengan orang yang tertular mengalami demam disertai batuk atau
kesulitan bernafas. Orang bisa terkena jika dalam 10 hari ke belakang mereka melakukan
perjalanan ke daerah dimana SARS akhir-akhir ini dilaporkan atau telah berhubungan tatap
muka dengan orang yang menderita SARS. Jika seorang dokter mencurigai SARS, sinar X
pada dada biasanya dilakukan. Dokter mengambil ludah dari hidung dan tenggorokan orang
tersebut untuk berusaha mengenali virus tersebut. Contoh dahak bisa jadi diteliti. Darah dites
untuk infeksi SARS ketika infeksi pertama kali dikenali dan dilakukan lagi setelah 3 minggu
kemudian. Jika orang tersebut mengalami kesulitan bernafas, tes darah lainnya kemungkinan
diperlukan. Karena SARS adalah penyakit menular yang baru dikenali. Jika dokter menduga
seseorang menderita SARS, orang tersebut diisolasi di sebuah ruangan dengan sistem
ventilasi yang membatasi penyebaran mikroorganisme di udara. Jika setelah 72 jam isolasi
gejala tidak meningkat menunjukkan SARS, orang tersebut biasanya bebas melanjutkan
aktifitas biasa. Ketika pekerja pemerhati kesehatan memperhatikan seseorang yang menderita
SARS mereka menggunakan masker, kacamata, jubah, dan sarung tangan (Ocky 2018).

Analisis persamaan dan perbedaan wabah SARS dan Covid-19 dari sudut pandang
virus, inang, dan lingkungan.
Dapat diidentifikasi bahwa tampaknya SARS disebabkan oleh jenis baru dari
coronavirus, sedangkan coronavirus lainnya menyebabkan flu biasa atau menulari berbagai
binatang. Dengan memahami struktur genom dari virus SARS dapat membantu untuk
memahami virus Covid-19 yang tengah mewabah saat ini. SARS teridentifikasi dapat
menyebar melalui tatap muka secara langsung, kemungkinan besar adalah dengan menghirup
tetesan atau percikan bersin atau batuk dari orang yang terinfeksi. Penularan juga dapat
terjadi dengan adanya penyebaran air liur atau air ludah dari yang tertular kemudian
memegang hidung, mulut, atau bahkan matanya. Kebanyakan orang yang tertular merupakan
orang-orang yang telah melakukan kontak atau berhubungan dengan orang yang terinfeksi,
seperti para perawat kesehatan, anggota keluarga dari yang terinfeksi, atau bahkan
orang-orang yang berada di sekitar penderita, baik di transportasi umum sampai tempat tidur
rumah sakit. Meskipun begitu, orang yang diidentifikasi terinfeksi SARS bisa saja merupakan
orang yang tidak pernah melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi. Bahan banyak
kasus di mana orang yang berhubungan dengan orang terinfeksi namun tidak tertular. Virus
SARS bisa terdapat di tinja manusia, serta beberapa identifikasi menunjukan bahwa faktor
lingkungan seperti air yang kotor dan tercemar oleh kotoran juga mampu menyebar dan
menularkan virus ini (Ocky 2018).

Simpulan
Setelah melakukan praktikum, dapat ditarik kesimpulan bahwa karakteristik virus
secara umum terdapat perbedaan dengan organisme lain seperti bakteri. Terdapat kronologi
yang jelas dan sudah teridentifikasi dari kejadian dan penyebaran SARS pada akhir 2002 lalu.
Diketahui bahwa karakteristik virus SARS memiliki persamaan dan perbedaan tersendiri
dengan Covid-19. Kemampuan virus SARS dalam menginfeksi inang dapat diidentifikasi
melalui penyebarannya, yang mana diketahui bahwa awal mula kehadiran virus SARS
merupakan dari hewan. Hingga pada akhirnya dapat menginfeksi manusia dapat diidentifikasi
alasan penyebabnya. Terdapat analisis yang berhubungan dengan zoonosis, transmisi
penyakit SARS dapat menjangkit manusia. Gejala, pengobatan, sampai upaya pengendalian
dari penyakit yang disebabkan oleh virus SARS sudah ditemukan dan teridentifikasi. Hal
tersebut dapat memberikan kesimpulan bahwa kejadian dan informasi pengetahuan terkait
virus SARS dapat membantu guna memahami virus Covid-19 yang tengah terjadi saat ini.

DAFTAR PUSTAKA
Minggu Renaldo. B. Rumbajan Janette. M. & Turalaki Grace. L. 2021. Struktur Genom
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus-2 (SARS-CoV-2). JURNAL BIOMEDIK:
JBM. 13(2). 233-240.

Ocky Dwi Suprobowati & Iis Kurniati. 2018. Bahan Ajar Teknologi Laboratorium Medik
(TLM); Virologi. Pusat Pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan: Badan Pengembangan
dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan. Edisi 2018.

Anda mungkin juga menyukai