Artikel penelitian: Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Unsur-unsur Cerita
Pendek Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Type Jigsaw di Kelas V SDN
NO. 170/I Kehidupan Baru oleh Vivi Afrilia Sari
Artikel non-penelitian: Membaca Peluang Usaha dan Mengentaskan Pengangguran oleh
Reisa Elma Amellia
Artikel penelitian dan artikel non-penelitian dibuat melalui sebuah proses yang berbeda, di
mana artikel penelitian memerlukan sebuah penelitian secara langsung untuk mendapatkan
informasi dan data-data yang valid sehingga dapat membuat sebuah artikel untuk
memberikan informasi yang kredibel, sedangkan artikel non penelitian biasanya merupakan
sebuah artikel yang berisi mengenai pendapat dan sebuah Informasi yang disampaikan dari
satu individu penulis terhadap pembaca. Berikut merupakan analisis perbedaan artikel
penelitian dan artikel non penelitian yang dibahas melalui beberapa aspek, yang di
antaranya:
Oleh:
VIVI AFRILIA SARI
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Jambi
ABSTRAK
Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa merupakan salah satu masalah
dalam pembelajaran di sekolah. Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia
materi unsur-unsur cerita pendek, guru perlu menerapkan model pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Jigsaw sebagai model pembelajaran yang dapat membantu
siswa untuk mencapai nilai yang baik. Oleh karena itu, masalah penelitian dirumuskan
sebagai berikut; “Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
Bahasa Indonesia materi Unsur-Unsur Cerita Pendek di Kelas V SDN No. 170/I
Kehidupan Baru?”.
Metode penelitian ini berupa PTK (Penelitian Tindakan Kelas), dengan subjek
penelitian berjumlah 20 orang siswa. Variabel yang diteliti yaitu hasil belajar siswa
yang dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap
perencanaan, tahap implementasi tindakan, observasi dan evaluasi, serta tahap
refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I hanya 65% siswa mencapai
kategori tuntas, nilai rata-rata hasil belajar baru mencapai 72,2. Pada siklus II terjadi
peningkatan, siswa yang mencapai tuntas belajar 75%, dan hasil belajar mencapai
Viviafrilia45@gmail.com
nilai rata-rata 75,8. Pada akhir siklus III, 95% siswa dinyatakan berhasil mencapai
kategori tuntas belajar, dan mencapai nilai rata-rata 81,8. Oleh karena itu hipotesis
tindakan yang diajukan dapat diterima.
Dari hasil penelitian yang telah diperoleh dan dianalisis maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperati Learning tipe Jigsaw
pada pembelajaran Bahasa Indonesia, untuk materi unsur-unsur cerita pendek dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 170/I Kehidupan Baru. Maka
Viviafrilia45@gmail.com
disarankan untuk para guru agar dapat menerapkan model pembelajaran dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia agar hasil belajar yang diperoleh maksimal.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw.
I. PENDAHULUAN
Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib
yang diajarkan di SDN No. 170/I Kehidupan Baru. “Pembelajaran Bahasa Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, baik dalam situasi formal maupun
informal, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia
Indonesia” (Anonim, 2013:1).
Selain itu pembelajaran bahasa diharapkan mampu menjadi bekal bagi peserta
didik untuk melanjutkan pendidikan dan untuk mengembangkan kemampuan dalam
berfikir serta mengembangkan keterampilan siswa dalam mengemukakan gagasan dan
perasaan.
Banyak cara yang diinginkan oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan optimal tetapi terkadang cara yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran
kurang tepat sehingga menimbulkan masalah bagi siswa dalam memahami materi yang
diajarkan oleh guru. Selama ini guru dalam melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia
di sekolah terutama pada materi unsur-unsur cerita pendek sangatlah kurang
membimbing siswa, sehingga masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, guru
hanya memberikan pembelajaran dengan ceramah serta tanya jawab saja. Hal ini
mengakibatkan siswa jenuh dan bosan sehingga siswa kurang memperhatikan guru
dalam menyampaikan materi pelajaran, serta menimbulkan situasi belajar yang tidak
efektif.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pembelajaran unsur-unsur
cerita pendek di kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru bahwa hasil belajar yang
diperoleh siswa sangatlah rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut
mengalami permasalahan yaitu siswa belum mampu mencapai hasil belajar sesuai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimum yang sudah ditetapkan yaitu 65. Hal ini terlihat
pada hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru hanya
7 atau 35% siswa yang memperoleh nilai sesuai atau lebih dari KKM yang telah
ditetapkan.
Setelah dianalisis, ditemukan bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa
kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru tersebut yaitu : (1) dalam menyampaikan
materi mengidentifikasi unsur-unsur cerita pendek guru kurang membimbing siswa
serta hanya menggunakan metode ceramah saja, (2) tidak adanya usaha guru untuk
merangsang ingatan siswa (misalnya tidak memberikan pre tes), (3) kurangnya upaya
guru dalam membangkitkan perhatian siswa, (4) kurangnya upaya guru dalam
menjelaskan tujuan dan kompetensi yang harus dicapai, (5) guru kurang melakukan
variasi dalam pembelajaran, (6) rendahnya tingkat pemahaman siswa yang diajarkan
oleh guru.
Dari faktor penyebab permasalahan yang dihadapi siswa kelas V SDN No. 170/I
Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page | 6
Viviafrilia45@gmail.com
Kehidupan Baru, perlu diadakannya suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan
Viviafrilia45@gmail.com
tersebut yaitu dengan menerapkan suatu model pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang memungkinkan dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu model
pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw. Melalui model pembelajaran ini siswa
dapat belajar mengemukakan pendapat, mengembangkan pengetahuanya serta dapat
meningkatkan keterampilan dalam bekerja sama.
Pada pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw ini siswa dituntut untuk
bekerja sama, dengan bekerja sama siswa akan lebih mudah dalam memahami materi
pelajaran karena mereka dapat saling bertukar pikiran satu sama lain dengan bimbingan
guru. Selain itu, pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw ini merupakan salah
satu tipe pembelajaran yang mendorong siswa untuk saling membantu dalam mengusai
materi pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Dalam pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw siswa lebih
bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, karena dalam pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Jigsaw diberikan materi yang berbeda lalu mereka membentuk tim ahli
untuk berdiskusi, selanjutnya mereka kembali lagi pada kelompok asal dan menjelaskan
kepada teman-teman mereka hasil diskusi mereka di kelompok ahli. Dengan begitu,
siswa akan lebih mudah memahami materi karena mereka bukan hanya mendengarkan
penjelasan dari guru saja melainkan mereka mencari tahu sendiri dari sumber ataupun
dari teman meraka.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
materi Unsur-Unsur Cerita Pendek melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Jigsaw di Kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru”.
Viviafrilia45@gmail.com
Rusman, 2010:218) juga berpendapat bahwa “pembelajaran kooperatif model jigsaw ini
merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil
yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama
saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw ini adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa
anggota dalam satu kelompok secara heterogen yang bertanggung jawab atas
penguasaan materi dan mampu menyampaikannya kepada anggota lain dalam
kelompoknya.
Pada dasarnya, model pembelajaran ini berpusat pada siswa. Siswa mempunyai
peran dan tanggung jawab besar dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai
fasilisator dan motifator. Guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok
belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota
bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/sub topik yang ditugaskan
guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung
jawab terhadap sub topik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua
atau tiga orang sebagai kelompok ahli.
Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN No. 170/I Kehidupan Baru yang
terletak di Desa Kehidupan Baru, Kec. Maro Sebo Ilir, Kab. Batang Hari. Sekolah ini
mempunyai enam ruang kelas untuk belajar, satu ruang kantor untuk majelis guru serta
kepala sekolah. Penelitian Tindakan Kelas ini disusun untuk siswa kelas V SDN No.
170/I Kehidupan Baru, yang diselenggarakan pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014.
Maka dari itu, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang, dengan
rata-rata berumur 10 sampai 11 tahun. Adapun objek penelitian ini adalah berupa
variabel yang diselidiki dalam rangka memecahkan permasalahan.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini didesain untuk beberapa siklus, dimana
tiap-tiap siklus dilaksanakan dalam 2 (dua) kali tatap muka. Rencana tindakan pada
masing-masing siklus dalam penelitian ini dibagi dalam empat kegiatan yaitu: (1)
Perencanaan, (2) Implementasi Tindakan, (3) Observasi dan Evaluasi, dan (4) Analisis
dan Refleksi.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif tentang aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran akan
dikumpulkan melalui pelaksanaan observasi dengan menggunakan lembar observasi.
Data kuantitatif yang akan merekam daya serap siswa terhadap pembelajaran akan
dikumpulkan melalui pelaksanaan evaluasi secara tertulis dengan menggunakan lembar
evaluasi (bentuk soal uarian). Sedangkan sumber data dari penelitian ini adalah siswa
kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru.
Kriteria keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah jika nilai yang
diukur dengan lembaran tes (variabel hasil belajar) mencapai nilai minimal 65 dalam
skala 10-100 dengan persentase 80%, artinya jika 80% dari seluruh siswa telah
mencapai nilai minimal 65 berarti kriteria keberhasilan yang diharapkan telah tercapai.
Viviafrilia45@gmail.com
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Simpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Cooperati Learning tipe Jigsaw pada pembelajaran
Bahasa Indonesia, untuk materi unsur-unsur cerita pendek dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SDN 170/I Kehidupan Baru. Terlihat dari hasil yang diperoleh
pada siklus I yaitu ketuntasan belajar yang diperoleh sebesar 65%, nilai rata-rata hasil
belajar baru mencapai 72,2. Pada siklus II terjadi peningkatan, siswa yang mencapai
tuntas belajar 75%, dan hasil belajar mencapai nilai rata-rata 75,8. Pada akhir siklus III,
95% siswa dinyatakan berhasil mencapai kategori tuntas belajar, dan mencapai nilai
rata-rata 81,8.
Hasil ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang telah mencapai target yang
telah ditetapkan baik secara perorangan maupun secara keseluruhan/kelas, secara
perorangan nilai ketuntasan adalah 65 dan secara kelompok nilai ketuntasannya adalah
80% dari seluruh siswa.
Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberi saran sebagai berikut.
1. Agar dalam proses pembelajaran pada materi unsur-unsur cerita pendek dapat
berjalan dengan baik, hendaknya guru menerapkan model pembelajaran Cooperatif
Learning tipe Jigsaw agar hasil belajar siswa meningkat.
2. Dalam menerapkan model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw, guru
perlu mempertimbangkan kesesuaian dengan materi yang ada di sekolah.
3. Model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw adalah model pembelajaran
yang dapat membantu siswa dalam pencapaian pembelajaran dengan baik, karena
siswa dapat belajar dengan cara berdiskusi. Maka, seorang guru hendaknya
menerapkan model pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam menerima
materi pelajaran.
4. Guru hendaknya selalu memberikan motivasi dalam setiap kali pembelajaran, agar
proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.
5. Siswa harus selalu diberikan penghargaan dalam setiap pencapaian hasil tugas yang
mereka kerjakan agar siswa merasa bahwa guru selalu memperhatikannya.
DAFTAR PUSTAKA
Agustiana, Vivi. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran SAINS
dengan Model Cooperatif Learning Tipe Teams Games Tournaments di Kelas V
SDN No. 111/IX Muhajirin. Jambi: Universitas Jambi.
Agustus 2013.
Arikunto. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Budi Aksara.
Fafturahman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui
Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.
Ibrahim, Wina Sanjaya dan Masitoh. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung:
Sanjaya Press.
Jihad, Asep, Abdul haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Presindo.
Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung:
Bumi Aksara.
Purnomo, Eko. 2012. Bukan Guru Asal Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.
http://riyashingwa.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-tipe-jigsaw.html.
Diunggah 26 Agustus 2013.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R
& D. Bandung: Alfabeta.
Suyatno, Ekarini Saraswati, T. Wibowo, Sawali dan Sujimat. 2008. Indahnya Bahasa
dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Mentari Pusaka.
Warsidi, Edi dan Farika. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
Abstrak:
Pengangguran merupakan masalah yang harus dihadapi pemerintah suatu Negara guna
meratakan kesejahteraan di Negara tersebut. Salah satu Negara yang masih memiliki banyak
kasus pengangguran adalah Negara Indonesia. Pemerintah sudah memiliki beberapa aspek dan
cara untuk menanggulangi masalah pengangguran, tapi pemerataan tingkat pendidikan juga
menjadi faktor penting sebagai tombak apakah program pemerataan kesejahteraan tersebut
berjalan atau tidak. Sebenarnya ada banyak sekali peluang bisnis untuk memulai suatu usaha.
Tanpa kita sadari, lingkungan kita sudah menyediakan semua aspek yang diperlukan untuk
berwirausaha. Sebenarnya pengangguran bisa membuat suatu peluang yang ada menjadi usaha
yang menjanjikan, misalnya: budi daya lele, membuat pupuk kompos, mengolah limpahan panen
buah menjadi snack buah, dll. Kunci sukses terletak pada masing-masing individu yang bisa
memanfaatkan peluang usaha atau tidak.
Kata Kunci: dasar pemikiran, peluang usaha, petunjuk memilih lapangan kerja, pemasaran hasil
produksi.
Untuk mempertahankan hidup kita harus bekerja. Bekerja bisa di instansi pemerintah,
swasta, atau wirausaha. Untuk bekerja di instansi pemerintah sebagai pegawai negeri tidaklah
mudah. Untuk bekerja di instansi swasta pun kadang sulit sebab dibutuhkan ketrampilan plus.
Yang paling mudah bekerja adalah sebagai wirausahawan.
Bagi anda yang gagal menjadi pegawai negeri atau yang melamar pekerjaan di swasta
tetapi belum diterima, dan bagi anda yang ingin cepat mendapatkan pekerjaan, kita akan
membagi kiat-kiat menuju sukses melalui berwirausaha. Dengan membaca peluang bisnis yang
tersedia, maka anda akan menjadi wirausaha yang sukses dan mandiri.
[1] Yang bersangkutan mahasiswa universitas muhammadiyah malang fakultas ekonomi dan
bisnis jurusan manajemen
DASAR PEMIKIRAN
Di dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur baik materiil
maupun spiritual, pemerintah telah melakukan berbagai usaha pembangunan di berbagai bidang.
Namun demikian, peningkatan kesejahteraan hidup tersebut belum dirasakan oleh seluruh
masyarakat Indonesia.
Hal itu tercermin pada tahun 1999 diperkirakan 80.000.000 penduduk Indonesia masih
hidup di bawah garis kemiskinan. Hal itu menjadi tugas kita bersama untuk mengentaskan
mereka dari kemiskinan dengan berbagai upaya. Kemiskinan tersebut pada umumnya ditandai
oleh ketidakbekerjaan seseorang pada usia kerja karena sulitnya mendapatkan pekerjaan atau
karena kena pemutusan hubungan kerja akibat krisis ekonomi. Kemiskinan pada keluarga juga
disebabkan karena besarnya beban keluarga. Selain hal tersebut, penyebab kemiskinan juga tidak
terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang masih rendah.
Setiap tahun jumlah yang menganggur kian menumpuk. Sebenarnya mereka termasuk
kelompok usia yang konsumtif dan belum produktif. Hal itu akan menghambat pertumbuhan
karena pertambahan pendapatan sebagian besar akan habis dikonsumsi oleh orang yang masih
menganggur atau belum bekerja. Jika hal itu dibiarkan terus-menerus jumlah pengangguran
semakin besar dan pada suatu saat dapat menjadi boomerang dalam pembangunan.
Perekonomian kita pun secara nasional mengalami kemunduran. Hal semacam itu tentu tidak
kita inginkan.
Bidang Jasa
1. Jasa pembelian kebutuhan Sembilan bahan pokok (sembako)
Pekerjaan sebaiknya dilakukan oleh kelompok atau group, karena pekerjaan ini pada
umumnya memerlukan modal. Modal itu akan digunakan untuk mendanai dahulu bahan pokok
yang akan dibeli.
2. Jasa asah pisau dan alat dapur lainya
Jasa asah pisau sebenarnya dapat dilakukan oleh setiap orang tanpa melalui pendidikan
atau pelatihan (training).
3. Jasa reparasi sepeda keliling
Pada umumnya pemilik sepeda enggan memperbaiki sepedanya yang rusak sendiri jika
sepedanya mengalami kerusakan kecil maupun yang lebih serius. Untuk itulah kehadiran jasa
reparasi sepeda sangat diperlukan.
B. bidang Pertanian
1.
Usaha budi daya Belut
Media pemeliharaan yang mudah ditemui dan mudahnya budi daya belut ini membuat
usaha budi daya belut sangat menjajikan hasilnya. Media pemeliharaan disusun dari bahan-bahan
yang telah membusuk seperti lumpur sawah, jerami, pupuk kandang, dan pelepah batang pisang
yang telah dipotong kecil-kecil.
2. Beternak ulat hongkong
Ulat hongkong (Tenebrio Molitor) sangat popular sebagai pakan burung kicau seperti
cucakrawa dan poksay. Burung kicau yang diberi makanan tambahan ulat itu akan menjadi
lincah dan rajin berkicau sepanjang hari.
3. Beternak ayam cemani
Ayam cemani sebenarnya termasuk ayam kampong, tetapi mempunyai cirri khas dan
charisma, yaitu mempunyai penampilan warna yang serba hitam pekat.
C. B bidang Hortikultura
1. Tanaman cincau
Tanaman cincau termasuk tanaman yang mudah tumbuh tanpa memerlukan persyaratan
khusus, namun keberadaanya kini mulai langka. Padahal jika diusahakan dan dipelihara dengan
baik, dari daunya dapat menghasilkan uang yang cukup lumayan.
2. Bertanam mentimun
Tanaman mentimun merupakan tanaman jangka pendek yang cepat menghasilkan buah.
Permintaan pasar pada buah mentimun cukup tinggi karena banyak ibu rumah tangga atau
restoran biasa menggunakanya untuk acar, asinan, lalap, sayur, dan sebagainya.
3. Bertanam belimbing
Belimbing termasuk keluarga oxalidaceae yang merupakan tanman tropis popular
sebagai buah penyegar yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Keunggulan buah
belimbing adalah tanaman yang bisa menghasilkan buah setiap tahun.
Di samping lapangan kerja yang sudah dipaparkan tersebut, anda bisa juga menuangkan
ide-ide yang belum ada sebelumnya untuk diaplikasikan menjadi suatu peluang bisnis. Walaupun
peluang usaha tersebut belum kita sadari, kita bisa mencoba kiat-kiat di atas terlebih dahulu,
kemudian selanjutnya ide-ide berbisnis anda akan muncul dan menghasilkan peluang untuk anda
menghasilkan uang.
Berikut ada beberapa petunjuk yang sebaiknya diikuti:
Pada dasarnya pemasaran merupakan ujung tombak dalam memproduksi suatu barang.
Untuk itu cara-cara memasarkan hasil produksi perlu diketahui agar terjadi keseimbangan dan
keselarasan dalam memproduksi barang dan memasarkan barang. Berikut ini cara memasarkan
hasil produksi:
A. Melalui Iklan
Iklan adalah factor utama penentu apakah barang yang kita jual bisa dikenal masyarakat
atau tidak. Iklan adalah factor utama untuk mengenalkan produk kita yang bisa bersaing dari
produk yang lain. Keunggulan produk sering ditunjukan dalam iklan, karena salah satu kiat
menarik konsumen dan pelanggan adalah iklan yang menarik. Selain mebuat iklan menjadi
semenarik mungkin, perusahaan juga harus mementingkan kualitas dan kepuasan konsumen, jadi
dari iklan tersebut ada timbale baliknya.
Berbagai cara bisa kita lakukan untuk membuka lapangan pekerjaan dengan mencari ide-
ide baru dan membaca peluang yang tersedia. Dengan diberikanya contoh lapangan pekerjaan
yang bisa kita gunakan, membantu kita untuk lebih memanfaatkan SDA yang tersedia, dan
memupuk pemikiran bahwa kita bisa membuat peluang untuk diri kita sendiri maupun orang
lain, tidak selalu harus menjadi pekerja dari perusahaan.
Di samping lapangan kerja yang sudah dipaparkan tersebut, anda bisa juga menuangkan
ide-ide yang belum ada sebelumnya untuk diaplikasikan menjadi suatu peluang bisnis. Walaupun
peluang usaha tersebut belum kita sadari, kita bisa mencoba kiat-kiat di atas terlebih dahulu,
kemudian selanjutnya ide-ide berbisnis anda akan muncul dan menghasilkan peluang untuk anda
menghasilkan uang.
Cara penanggulangan pengangguran yang sangat efektif adalah menciptakan peluang
pekerjaan untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Banyak hal di sekitar kita yang bisa
menjadi peluang bisnis untuk kita.
DAFTAR PUSTAKA