Anda di halaman 1dari 19

Analisis Perbedaan Artikel Penelitian dan Non-penelitian

Artikel penelitian: Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Unsur-unsur Cerita
Pendek Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Type Jigsaw di Kelas V SDN
NO. 170/I Kehidupan Baru oleh Vivi Afrilia Sari
Artikel non-penelitian: Membaca Peluang Usaha dan Mengentaskan Pengangguran oleh
Reisa Elma Amellia
Artikel penelitian dan artikel non-penelitian dibuat melalui sebuah proses yang berbeda, di
mana artikel penelitian memerlukan sebuah penelitian secara langsung untuk mendapatkan
informasi dan data-data yang valid sehingga dapat membuat sebuah artikel untuk
memberikan informasi yang kredibel, sedangkan artikel non penelitian biasanya merupakan
sebuah artikel yang berisi mengenai pendapat dan sebuah Informasi yang disampaikan dari
satu individu penulis terhadap pembaca. Berikut merupakan analisis perbedaan artikel
penelitian dan artikel non penelitian yang dibahas melalui beberapa aspek, yang di
antaranya:

No Aspek Meningkatkan Hasil Belajar Membaca Peluang Usaha dan


Bahasa Indonesia Materi Mengentaskan Pengangguran
Unsur-unsur Cerita Pendek
Melalui Model Pembelajaran
Cooperative Learning Type
Jigsaw
1. Isi Memuat hasil penelitian yang Berisi mengenai bahasan
diperoleh dan dianalisis melalui pengangguran yang jadi masalah
sebuah kegiatan yang yang yang dapat mengancam
mengangkat sebuah topik sebuah kesejahteraan dalam
mengenai peran para guru agar negara dan bagaimana upaya
dapat menerapkan model masyarakat dalam
pembelajaran dalam mata mempertahankan hidupnya serta
pelajaran bahasa Indonesia agar menanggulangi pengangguran.
hasil belajar yang diperoleh
maksimal melalui model
pembelajaran cooperative
learning type Jigsaw.
2. Bahan Memuat sebuah bahan ajaran Sebuah dasar pemikiran
bahasa Indonesia guna mengenai peluang usaha bidang
menciptakan kegiatan belajar jasa, pertanian, hortikultura, dan
yang efektif melalui industri kecil yang penulis artikel
pembelajaran Jigsaw yang yakini dapat memberikan solusi
disampaikan secara ringkas. dalam upaya penanggulangan
pengangguran.
3. Sistematika Pada artikel penelitian ditulis Penulisan pada artikel non-
penulisan dengan rapi yang terdiri dari bab penelitian ditulis dengan sebuah
dan subab yang membantu judul serta sub-judul yang bisa
perincian dari topik penelitian diberikan judul ataupun tidak
yang dibahas. pada sub-judul tersebut.
4. Prosedur Pada artikel penelitian ditulis Tidak ada prosedur khusus dalam
penulisan sebelum laporan kegiatan pembuatan artikel non-penelitian,
penelitian dibuat, berisi mengenai karena artikel jenis ini murni
masukan-masukan atas berisi sebuah gagasan yang
penelitian. Pada artikel yang merupakan murni pemikiran sang
tertera, proses pembelajaran penulis untuk kemudian
melalui metode cooperative disampaikan dan dipublikasikan.
learning type jigsaw dilakukan
agar kegiatan selanjutnya dapat
berjalan dengan baik atas
informasi yang dimuat pada
artikel tersebut.
5. Publikasi Artikel penelitian akan Dalam mempublikasikan artikel
diterbitkan dalam bentuk jurnal non-penelitian tidak harus terikat
apabila memenuhi beberapa dalam bentuk jurnal ilmiah,
syarat bahwa penelitian karena biasanya artikel jenis ini
merupakan hal yang baru dan diterbitkan dalam berbagai web
hanya dibuat oleh sang penulis, sebuah forum pembelajaran.
artikel diterbitkan dalam bentuk
artikel ilmiah atau artikel
penelitian yang sangat ringkas.
6. Sistematika Artikel ini memiliki judul Artikel non-penelitian pun
bagian “Meningkatkan Hasil Belajar memiliki sistematika bagian yang
Bahasa Indonesia Materi Unsur- hampir sama. Namun, yang
unsur Cerita Pendek Melalui membedakan ialah tidak adanya
Model Pembelajaran Cooperative metode penelitian karena artikel
Learning Type Jigsaw” ditulis “Membaca Peluang Usaha dan
oleh Vivi Afrilia Sari, abstrak dan Mengentaskan Pengangguran”
kata kunci, pendahuluan, metode dibuat melalui sebuah gagasan
penelitian kualitatif, ada hasil, penulis mengenai topic bahsan
pembahasan, simpulan dan saran, yang dibahas.
serta daftar rujukan.

7. Analisis Artikel penelitian ini mengkaji Pada artikel non-penelitian


kajian sebuah topik dengan langsung penulis terlebih dahulu mengkaji
melakukan sebuah penelitian sumber-sumber yang relevan
pada suatu tempat yang relevan, dengan permasalahannya, baik
seperti pada artikel tertera bahwa yang sejalan maupun yang
penelitian dilakukan di Kelas V bertentangan dengan apa yang
SDN NO. 170/I Kehidupan Baru. dipikirkannya. Sumber-sumber
yang dianjurkan untuk dirujuk
dalam rangka menghasilkan
artikel hasil pemikiran adalah
juga artikel-artikel hasil
pemikiran yang relevan, hasil-
hasil penelitian terdahulu, di
samping teori-teori yang dapat
digali dari buku-buku teks untuk
kemudian disusun menjadi
sebuah artikel.
ARTIKEL ILMIAH

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI


UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE

LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS V SDN


NO. 170/I KEHIDUPAN BARU
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA MATERI
UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN
COOPERATIVE

LEARNING TIPE JIGSAW DI KELAS V SDN


NO. 170/I KEHIDUPAN BARU

Oleh:
VIVI AFRILIA SARI

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP
Universitas Jambi

ABSTRAK

Rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa merupakan salah satu masalah
dalam pembelajaran di sekolah. Untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia
materi unsur-unsur cerita pendek, guru perlu menerapkan model pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Jigsaw sebagai model pembelajaran yang dapat membantu
siswa untuk mencapai nilai yang baik. Oleh karena itu, masalah penelitian dirumuskan
sebagai berikut; “Apakah dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pembelajaran
Bahasa Indonesia materi Unsur-Unsur Cerita Pendek di Kelas V SDN No. 170/I
Kehidupan Baru?”.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada


pembelajaran Bahasa Indonesia materi Unsur-Unsur Cerita Pendek dengan
menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw di kelas V SDN
No. 170/I Kehidupan Baru.

Metode penelitian ini berupa PTK (Penelitian Tindakan Kelas), dengan subjek
penelitian berjumlah 20 orang siswa. Variabel yang diteliti yaitu hasil belajar siswa
yang dilaksanakan dalam 3 (tiga) siklus. Masing-masing siklus terdiri dari tahap
perencanaan, tahap implementasi tindakan, observasi dan evaluasi, serta tahap
refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus I hanya 65% siswa mencapai
kategori tuntas, nilai rata-rata hasil belajar baru mencapai 72,2. Pada siklus II terjadi
peningkatan, siswa yang mencapai tuntas belajar 75%, dan hasil belajar mencapai

Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page | 4

Viviafrilia45@gmail.com
nilai rata-rata 75,8. Pada akhir siklus III, 95% siswa dinyatakan berhasil mencapai
kategori tuntas belajar, dan mencapai nilai rata-rata 81,8. Oleh karena itu hipotesis
tindakan yang diajukan dapat diterima.

Dari hasil penelitian yang telah diperoleh dan dianalisis maka dapat
disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Cooperati Learning tipe Jigsaw
pada pembelajaran Bahasa Indonesia, untuk materi unsur-unsur cerita pendek dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 170/I Kehidupan Baru. Maka

Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page | 5

Viviafrilia45@gmail.com
disarankan untuk para guru agar dapat menerapkan model pembelajaran dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia agar hasil belajar yang diperoleh maksimal.

Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw.

I. PENDAHULUAN
Mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran wajib
yang diajarkan di SDN No. 170/I Kehidupan Baru. “Pembelajaran Bahasa Indonesia
diarahkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan
baik dan benar, baik secara lisan maupun tertulis, baik dalam situasi formal maupun
informal, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia
Indonesia” (Anonim, 2013:1).
Selain itu pembelajaran bahasa diharapkan mampu menjadi bekal bagi peserta
didik untuk melanjutkan pendidikan dan untuk mengembangkan kemampuan dalam
berfikir serta mengembangkan keterampilan siswa dalam mengemukakan gagasan dan
perasaan.
Banyak cara yang diinginkan oleh guru agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
dengan optimal tetapi terkadang cara yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran
kurang tepat sehingga menimbulkan masalah bagi siswa dalam memahami materi yang
diajarkan oleh guru. Selama ini guru dalam melakukan pembelajaran Bahasa Indonesia
di sekolah terutama pada materi unsur-unsur cerita pendek sangatlah kurang
membimbing siswa, sehingga masih banyak siswa yang mengalami kesulitan, guru
hanya memberikan pembelajaran dengan ceramah serta tanya jawab saja. Hal ini
mengakibatkan siswa jenuh dan bosan sehingga siswa kurang memperhatikan guru
dalam menyampaikan materi pelajaran, serta menimbulkan situasi belajar yang tidak
efektif.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada pembelajaran unsur-unsur
cerita pendek di kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru bahwa hasil belajar yang
diperoleh siswa sangatlah rendah, sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa tersebut
mengalami permasalahan yaitu siswa belum mampu mencapai hasil belajar sesuai
dengan Kriteria Ketuntasan Minimum yang sudah ditetapkan yaitu 65. Hal ini terlihat
pada hasil belajar yang diperoleh siswa kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru hanya
7 atau 35% siswa yang memperoleh nilai sesuai atau lebih dari KKM yang telah
ditetapkan.
Setelah dianalisis, ditemukan bahwa penyebab rendahnya hasil belajar siswa
kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru tersebut yaitu : (1) dalam menyampaikan
materi mengidentifikasi unsur-unsur cerita pendek guru kurang membimbing siswa
serta hanya menggunakan metode ceramah saja, (2) tidak adanya usaha guru untuk
merangsang ingatan siswa (misalnya tidak memberikan pre tes), (3) kurangnya upaya
guru dalam membangkitkan perhatian siswa, (4) kurangnya upaya guru dalam
menjelaskan tujuan dan kompetensi yang harus dicapai, (5) guru kurang melakukan
variasi dalam pembelajaran, (6) rendahnya tingkat pemahaman siswa yang diajarkan
oleh guru.
Dari faktor penyebab permasalahan yang dihadapi siswa kelas V SDN No. 170/I
Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page | 6

Viviafrilia45@gmail.com
Kehidupan Baru, perlu diadakannya suatu tindakan untuk mengatasi permasalahan

Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page | 7

Viviafrilia45@gmail.com
tersebut yaitu dengan menerapkan suatu model pembelajaran. Salah satu model
pembelajaran yang memungkinkan dapat mengatasi permasalahan tersebut yaitu model
pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw. Melalui model pembelajaran ini siswa
dapat belajar mengemukakan pendapat, mengembangkan pengetahuanya serta dapat
meningkatkan keterampilan dalam bekerja sama.
Pada pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw ini siswa dituntut untuk
bekerja sama, dengan bekerja sama siswa akan lebih mudah dalam memahami materi
pelajaran karena mereka dapat saling bertukar pikiran satu sama lain dengan bimbingan
guru. Selain itu, pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw ini merupakan salah
satu tipe pembelajaran yang mendorong siswa untuk saling membantu dalam mengusai
materi pembelajaran untuk mencapai hasil belajar yang maksimal.
Dalam pembelajaran Cooperative Learning Tipe Jigsaw siswa lebih
bertanggung jawab atas tugas yang diberikan, karena dalam pembelajaran Cooperative
Learning Tipe Jigsaw diberikan materi yang berbeda lalu mereka membentuk tim ahli
untuk berdiskusi, selanjutnya mereka kembali lagi pada kelompok asal dan menjelaskan
kepada teman-teman mereka hasil diskusi mereka di kelompok ahli. Dengan begitu,
siswa akan lebih mudah memahami materi karena mereka bukan hanya mendengarkan
penjelasan dari guru saja melainkan mereka mencari tahu sendiri dari sumber ataupun
dari teman meraka.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dalam Penelitian Tindakan Kelas ini
peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Meningkatkan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
materi Unsur-Unsur Cerita Pendek melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning
Tipe Jigsaw di Kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru”.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Hasil Belajar Unsur-Unsur Cerita Pendek


Menurut Hamalik (dalam Ekawarna, 2011:41) mengemukakan bahwa “hasil
belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur
dalam bentuk perubahan pengetahuan, sikap dan keterampilan. Hasil belajar itu
biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf atau kata-kata baik, sedang, kurang dan
sebagainya”.
“Hasil belajar nyata dari apa yang dapat dilakukannya yang tidak dapat
dilakukannya sebelumnya. Maka terjadi perubahan kelakuan yang dapat kita amati dan
dapat dibuktikannya dalam perbuatan” (Nasution, 1982:176). Jihad dan Haris (2008:14)
mengemukakan bahwa “hasil belajar merupakan pencapaian bentuk perubahan perilaku
yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotoris dari proses
belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu”.
Demikian halnya dalam pembelajaran materi unsur-unsur cerita pendek bukan
hanya memahami konsep-konsepnya saja, melainkan siswa mampu menerapkannya
dengan menganalisis suatu unsur dalam cerita pendek seperti tokoh, tema, alur, latar,
dan amanat.
Model Cooperative Learning Tipe Jigsaw
Shingwa (2013:1) berpendapat bahwa “model pembelajaran kooperatif jigsaw
adalah satu jenis pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu
kelompok yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi belajar dan mampu
mengajarkan bagian tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya”. Lie (dalam
Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page | 8

Viviafrilia45@gmail.com
Rusman, 2010:218) juga berpendapat bahwa “pembelajaran kooperatif model jigsaw ini
merupakan model belajar kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil
yang terdiri dari empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama
saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri”.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw ini adalah suatu model pembelajaran kooperatif yang terdiri dari beberapa
anggota dalam satu kelompok secara heterogen yang bertanggung jawab atas
penguasaan materi dan mampu menyampaikannya kepada anggota lain dalam
kelompoknya.
Pada dasarnya, model pembelajaran ini berpusat pada siswa. Siswa mempunyai
peran dan tanggung jawab besar dalam pembelajaran. Guru berperan sebagai
fasilisator dan motifator. Guru membagi satuan informasi yang besar menjadi
komponen-komponen lebih kecil. Selanjutnya guru membagi siswa ke dalam kelompok
belajar kooperatif yang terdiri dari empat orang siswa sehingga setiap anggota
bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen/sub topik yang ditugaskan
guru dengan sebaik-baiknya. Siswa dari masing-masing kelompok yang bertanggung
jawab terhadap sub topik yang sama membentuk kelompok lagi yang terdiri dari dua
atau tiga orang sebagai kelompok ahli.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Penelitian ini akan dilaksanakan di SDN No. 170/I Kehidupan Baru yang
terletak di Desa Kehidupan Baru, Kec. Maro Sebo Ilir, Kab. Batang Hari. Sekolah ini
mempunyai enam ruang kelas untuk belajar, satu ruang kantor untuk majelis guru serta
kepala sekolah. Penelitian Tindakan Kelas ini disusun untuk siswa kelas V SDN No.
170/I Kehidupan Baru, yang diselenggarakan pada semester 2 tahun ajaran 2013/2014.
Maka dari itu, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 20 orang, dengan
rata-rata berumur 10 sampai 11 tahun. Adapun objek penelitian ini adalah berupa
variabel yang diselidiki dalam rangka memecahkan permasalahan.
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini didesain untuk beberapa siklus, dimana
tiap-tiap siklus dilaksanakan dalam 2 (dua) kali tatap muka. Rencana tindakan pada
masing-masing siklus dalam penelitian ini dibagi dalam empat kegiatan yaitu: (1)
Perencanaan, (2) Implementasi Tindakan, (3) Observasi dan Evaluasi, dan (4) Analisis
dan Refleksi.
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari data kualitatif dan data
kuantitatif. Data kualitatif tentang aktivitas siswa dan guru dalam pembelajaran akan
dikumpulkan melalui pelaksanaan observasi dengan menggunakan lembar observasi.
Data kuantitatif yang akan merekam daya serap siswa terhadap pembelajaran akan
dikumpulkan melalui pelaksanaan evaluasi secara tertulis dengan menggunakan lembar
evaluasi (bentuk soal uarian). Sedangkan sumber data dari penelitian ini adalah siswa
kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru.
Kriteria keberhasilan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah jika nilai yang
diukur dengan lembaran tes (variabel hasil belajar) mencapai nilai minimal 65 dalam
skala 10-100 dengan persentase 80%, artinya jika 80% dari seluruh siswa telah
mencapai nilai minimal 65 berarti kriteria keberhasilan yang diharapkan telah tercapai.

Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page | 9

Viviafrilia45@gmail.com
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian tindakan dengan menggunakan pola 3 (tiga) siklus, ternyata


dapat menguji hipotesis tindakan yang diajukan dalam penelitian ini. Berdasarkan
kerangka berfikir yang disajikan pada Bab II, dalam penelitian ini diajukan hipotesis
tindakan yaitu “Dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Jigsaw pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi Unsur–Unsur Cerita Pendek dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN No. 170/I Kehidupan Baru”.
Kemudian yang menjadi kriteria keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas
ini sebagaimana dikemukakan pada Bab III adalah jika nilai yang diukur dengan
lembaran tes (variabel hasil belajar) mencapai nilai minimal 65 dalam skala 10-100
dengan persentase 80%, artinya jika 80% dari seluruh siswa telah mencapai nilai
minimal 65 berarti kriteria keberhasilan yang diharapkan telah tercapai.
Pada siklus I terdapat kekurangan dan kelebihan aktivitas siswa dan guru,
dimana kekurangannya pada aktivitas siswa anatara lain untuk aspek semangat
mengikuti kegiatan pembelajaran, memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan
guru, mencatat hal-hal penting saat proses pembelajaran, berani bertanya kepada guru,
berani menjawab pertanyaan guru, dan mengerjakan tugas tepat waktu. Sedangkan
kelebihannya yaitu untuk aspek aktivitas dalam berdiskusi kelompok, tekun
mengerjakan tugas, dan siswa tidak keluar masuk pada saat pembelajaran.
Selanjutnya, kekurangan aktivitas guru pada yaitu pada aspek membuka
pelajaran/apersepsi, pengelolaan kelas, pemberian motivasi dalam belajar, penjelasan
materi, kemampuan melakukan evaluasi, menyimpulkan materi pelajaran, dan
pemberian umpan balik. Dan kelebihannya yaitu pada aspek penerapan model
pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw, pemberian penghargaan kepada siswa,
dan menutup pelajaran.
Pada siklus II, pembelajaran sudah mengalami peningkatan namun masih
terdapat kekurangan aktivitas siswa dan guru. Peningkatan dalam aktivitas siswa adalah
untuk aspek semangat mengikuti kegiatan pembelajaran dari 57% menjadi 62%,
memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru dari 51% menjadi 53%,
mencatat hal-hal penting saat proses pembelajaran dari 57% menjadi 65%, berani
menjawab pertanyaan guru dari 58% menjadi 73%. Sedangkan pada aktivitas guru juga
sudah mengalami peningkatan. Hal ini diketahui adanya peningkatan pada aspek
membuka pelajaran/apersepsi, pemberian motivasi dalam belajar, kemampuan
melakukan evaluasi, dan menyimpulkan materi pelajaran.
Pada siklus III, aktivitas siswa dan guru sudah mengalami peningkatan, yaitu
untuk aktivitas siswa pada aspek semangat mengikuti kegiatan pembelajaran dari 62%
menjadi 71%, memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan guru dari 53%
menjadi 71%, aktivitas dalam berdiskusi kelompok dari 70% menjadi 75%, mencatat
hal-hal penting saat proses pembelajaran dari 65% menjadi 71%, berani bertanya
kepada guru dari 57% menjadi 71%, berani menjawab pertanyaan guru dari 73%
menjadi 80%, Tekun mengerjakan tugas dari 77% menjadi 78%, mengerjakan tugas
tepat waktu dari 56% menjadi 73%. Sedangkan aktivitas guru, peningkatannya dapat
diketahui bahwa pada semua aspek sudah dapat dikategorikan baik.

Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page |


10
Viviafrilia45@gmail.com
V. SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Dari hasil analisis dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
penerapan model pembelajaran Cooperati Learning tipe Jigsaw pada pembelajaran
Bahasa Indonesia, untuk materi unsur-unsur cerita pendek dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas V SDN 170/I Kehidupan Baru. Terlihat dari hasil yang diperoleh
pada siklus I yaitu ketuntasan belajar yang diperoleh sebesar 65%, nilai rata-rata hasil
belajar baru mencapai 72,2. Pada siklus II terjadi peningkatan, siswa yang mencapai
tuntas belajar 75%, dan hasil belajar mencapai nilai rata-rata 75,8. Pada akhir siklus III,
95% siswa dinyatakan berhasil mencapai kategori tuntas belajar, dan mencapai nilai
rata-rata 81,8.
Hasil ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang telah mencapai target yang
telah ditetapkan baik secara perorangan maupun secara keseluruhan/kelas, secara
perorangan nilai ketuntasan adalah 65 dan secara kelompok nilai ketuntasannya adalah
80% dari seluruh siswa.

Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka penulis memberi saran sebagai berikut.
1. Agar dalam proses pembelajaran pada materi unsur-unsur cerita pendek dapat
berjalan dengan baik, hendaknya guru menerapkan model pembelajaran Cooperatif
Learning tipe Jigsaw agar hasil belajar siswa meningkat.
2. Dalam menerapkan model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw, guru
perlu mempertimbangkan kesesuaian dengan materi yang ada di sekolah.
3. Model pembelajaran Cooperatif Learning tipe Jigsaw adalah model pembelajaran
yang dapat membantu siswa dalam pencapaian pembelajaran dengan baik, karena
siswa dapat belajar dengan cara berdiskusi. Maka, seorang guru hendaknya
menerapkan model pembelajaran yang dapat memudahkan siswa dalam menerima
materi pelajaran.
4. Guru hendaknya selalu memberikan motivasi dalam setiap kali pembelajaran, agar
proses pembelajaran menjadi lebih bermakna.
5. Siswa harus selalu diberikan penghargaan dalam setiap pencapaian hasil tugas yang
mereka kerjakan agar siswa merasa bahwa guru selalu memperhatikannya.

DAFTAR PUSTAKA

Agustiana, Vivi. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran SAINS
dengan Model Cooperatif Learning Tipe Teams Games Tournaments di Kelas V
SDN No. 111/IX Muhajirin. Jambi: Universitas Jambi.

Anonim, 2011. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia.


http://www.sekolahdasar.net/2011/10/tujuan pembelajaran bahasa indonesia
di.html?m=1. Diunggah 20 September 2013.

Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page |


11
Viviafrilia45@gmail.com
Anonim. 2013. Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesia. http://www.
trigonalword.com/2013/04/hakikatpembelajaranbahasaindonesia. Diunggah
26

Agustus 2013.
Arikunto. 2007. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Budi Aksara.

Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page |


12
Viviafrilia45@gmail.com
E. Hall, Gene, Linda F.Quin dan Donna M.Goilnick. 2008. Mengajar dengan Senang
Menciptakan Perbedaan dalam Pembelajaran Siswa. Jakarta: PT. Indeks.

Ekawarna. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Jambi: Gaung Persada Press.

Fafturahman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. 2007. Strategi Belajar Mengajar melalui
Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama.

Ibrahim, Wina Sanjaya dan Masitoh. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung:
Sanjaya Press.

Jihad, Asep, Abdul haris. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Multi Presindo.

Nasution. 1982. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Bandung:
Bumi Aksara.

Purnomo, Eko. 2012. Bukan Guru Asal Mengajar. Yogyakarta: Gava Media.

Rohman, Agus. 2013. Model Kooperatif Tipe Jigsaw.


http://mahirbelajar.wordpress.com/2013/04/20/model-kooperatif-tipe-jigsaw/.
Diunggah 26 Agustus 2013.
Rusman. 2010. Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.

Bandung: Rajawali Press.


Shaffat, Idri. 2009. Optimized Learning Strategy. Jakarta: Prestasi Pusaka.
Saib, Amin. 2010. Model Pembelajaran IPS SD. Jambi: Universitas Jambi.
Shingwa, Ria. 2013. Model Pembelajaran Tipe Jigsaw.

http://riyashingwa.blogspot.com/2013/05/model-pembelajaran-tipe-jigsaw.html.
Diunggah 26 Agustus 2013.
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R
& D. Bandung: Alfabeta.

Suyatno, Ekarini Saraswati, T. Wibowo, Sawali dan Sujimat. 2008. Indahnya Bahasa
dan Sastra Indonesia. Jakarta: PT. Mentari Pusaka.

Warsidi, Edi dan Farika. 2008. Bahasa Indonesia Membuatku Cerdas. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.

Wulandari. 2011. Meningkatkan Hasil Belajar IPA materi Cahaya dengan


Menggunakan Metode Demonstrasi di kelas V SDN 153/I Ladang peris
Kecamatan Bajubang. Jambi: Universitas Jambi.

Vivi Afrilia Sari FKIP S-1 PGSD Page |


13
Viviafrilia45@gmail.com
ARTIKEL NONPENELITIAN

MEMBACA PELUANG USAHA dan MENGENTASKAN


PENGANGGURAN

Reisa Elma Amellia1

Abstrak:
Pengangguran merupakan masalah yang harus dihadapi pemerintah suatu Negara guna
meratakan kesejahteraan di Negara tersebut. Salah satu Negara yang masih memiliki banyak
kasus pengangguran adalah Negara Indonesia. Pemerintah sudah memiliki beberapa aspek dan
cara untuk menanggulangi masalah pengangguran, tapi pemerataan tingkat pendidikan juga
menjadi faktor penting sebagai tombak apakah program pemerataan kesejahteraan tersebut
berjalan atau tidak. Sebenarnya ada banyak sekali peluang bisnis untuk memulai suatu usaha.
Tanpa kita sadari, lingkungan kita sudah menyediakan semua aspek yang diperlukan untuk
berwirausaha. Sebenarnya pengangguran bisa membuat suatu peluang yang ada menjadi usaha
yang menjanjikan, misalnya: budi daya lele, membuat pupuk kompos, mengolah limpahan panen
buah menjadi snack buah, dll. Kunci sukses terletak pada masing-masing individu yang bisa
memanfaatkan peluang usaha atau tidak.

Kata Kunci: dasar pemikiran, peluang usaha, petunjuk memilih lapangan kerja, pemasaran hasil
produksi.

Untuk mempertahankan hidup kita harus bekerja. Bekerja bisa di instansi pemerintah,
swasta, atau wirausaha. Untuk bekerja di instansi pemerintah sebagai pegawai negeri tidaklah
mudah. Untuk bekerja di instansi swasta pun kadang sulit sebab dibutuhkan ketrampilan plus.
Yang paling mudah bekerja adalah sebagai wirausahawan.
Bagi anda yang gagal menjadi pegawai negeri atau yang melamar pekerjaan di swasta
tetapi belum diterima, dan bagi anda yang ingin cepat mendapatkan pekerjaan, kita akan
membagi kiat-kiat menuju sukses melalui berwirausaha. Dengan membaca peluang bisnis yang
tersedia, maka anda akan menjadi wirausaha yang sukses dan mandiri.

[1] Yang bersangkutan mahasiswa universitas muhammadiyah malang fakultas ekonomi dan
bisnis jurusan manajemen

DASAR PEMIKIRAN
Di dalam upaya mewujudkan masyarakat yang sejahtera, adil, dan makmur baik materiil
maupun spiritual, pemerintah telah melakukan berbagai usaha pembangunan di berbagai bidang.
Namun demikian, peningkatan kesejahteraan hidup tersebut belum dirasakan oleh seluruh
masyarakat Indonesia.
Hal itu tercermin pada tahun 1999 diperkirakan 80.000.000 penduduk Indonesia masih
hidup di bawah garis kemiskinan. Hal itu menjadi tugas kita bersama untuk mengentaskan
mereka dari kemiskinan dengan berbagai upaya. Kemiskinan tersebut pada umumnya ditandai
oleh ketidakbekerjaan seseorang pada usia kerja karena sulitnya mendapatkan pekerjaan atau
karena kena pemutusan hubungan kerja akibat krisis ekonomi. Kemiskinan pada keluarga juga
disebabkan karena besarnya beban keluarga. Selain hal tersebut, penyebab kemiskinan juga tidak
terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang masih rendah.
Setiap tahun jumlah yang menganggur kian menumpuk. Sebenarnya mereka termasuk
kelompok usia yang konsumtif dan belum produktif. Hal itu akan menghambat pertumbuhan
karena pertambahan pendapatan sebagian besar akan habis dikonsumsi oleh orang yang masih
menganggur atau belum bekerja. Jika hal itu dibiarkan terus-menerus jumlah pengangguran
semakin besar dan pada suatu saat dapat menjadi boomerang dalam pembangunan.
Perekonomian kita pun secara nasional mengalami kemunduran. Hal semacam itu tentu tidak
kita inginkan.

USAHA MENANGGULANGI PENGANGGURAN

Cara penanggulangan pengangguran yang sangat efektif adalah menciptakan peluang


pekerjaan untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Banyak hal di sekitar kita yang bisa
menjadi peluang bisnis untuk kita, diantaranya sebagai berikut:

Bidang Jasa
1. Jasa pembelian kebutuhan Sembilan bahan pokok (sembako)
Pekerjaan sebaiknya dilakukan oleh kelompok atau group, karena pekerjaan ini pada
umumnya memerlukan modal. Modal itu akan digunakan untuk mendanai dahulu bahan pokok
yang akan dibeli.
2. Jasa asah pisau dan alat dapur lainya
Jasa asah pisau sebenarnya dapat dilakukan oleh setiap orang tanpa melalui pendidikan
atau pelatihan (training).
3. Jasa reparasi sepeda keliling
Pada umumnya pemilik sepeda enggan memperbaiki sepedanya yang rusak sendiri jika
sepedanya mengalami kerusakan kecil maupun yang lebih serius. Untuk itulah kehadiran jasa
reparasi sepeda sangat diperlukan.

B. bidang Pertanian

1.
Usaha budi daya Belut
Media pemeliharaan yang mudah ditemui dan mudahnya budi daya belut ini membuat
usaha budi daya belut sangat menjajikan hasilnya. Media pemeliharaan disusun dari bahan-bahan
yang telah membusuk seperti lumpur sawah, jerami, pupuk kandang, dan pelepah batang pisang
yang telah dipotong kecil-kecil.
2. Beternak ulat hongkong
Ulat hongkong (Tenebrio Molitor) sangat popular sebagai pakan burung kicau seperti
cucakrawa dan poksay. Burung kicau yang diberi makanan tambahan ulat itu akan menjadi
lincah dan rajin berkicau sepanjang hari.
3. Beternak ayam cemani
Ayam cemani sebenarnya termasuk ayam kampong, tetapi mempunyai cirri khas dan
charisma, yaitu mempunyai penampilan warna yang serba hitam pekat.

C. B bidang Hortikultura

1. Tanaman cincau
Tanaman cincau termasuk tanaman yang mudah tumbuh tanpa memerlukan persyaratan
khusus, namun keberadaanya kini mulai langka. Padahal jika diusahakan dan dipelihara dengan
baik, dari daunya dapat menghasilkan uang yang cukup lumayan.
2. Bertanam mentimun
Tanaman mentimun merupakan tanaman jangka pendek yang cepat menghasilkan buah.
Permintaan pasar pada buah mentimun cukup tinggi karena banyak ibu rumah tangga atau
restoran biasa menggunakanya untuk acar, asinan, lalap, sayur, dan sebagainya.
3. Bertanam belimbing
Belimbing termasuk keluarga oxalidaceae yang merupakan tanman tropis popular
sebagai buah penyegar yang banyak digemari masyarakat Indonesia. Keunggulan buah
belimbing adalah tanaman yang bisa menghasilkan buah setiap tahun.

bidang Industri Kecil


1. Usaha membuat kompos
Kompos adalah pupuk alami yang terbuat dari pelapukan bahan organic hijauan seperti
daun-daun, jerami, alang-alang, rumput-rumputan, dan sebagainya melalui proses pembusukan.
Timbunan sampah daun yang sudah bertahun-tahun telah mengalami proses pembusukan dan
penghancuran sehingga berubah menjadi kompos.
2. Usaha membuat telur asin
Usaha bisnis telur asin bisa dilakukan di daerah penghasil telur itik/bebek. Wirausaha
telur asin pada skala rumah tangga di beberapa sentra produsen (penghasil) telur itik dapat
memberikan keuntungan memadai.
3. Usaha membuat snack dari buah-buahan
Di negeri kita produk buah-buahan seperti papaya, pisang, nanas cukup melimpah. Pada
musim panen buah-buahan seperti mangga, rambutan hamper di setiap daerah kebanjiran buah
tersebut dan harganya pun cukup murah. Buah-buahan tersebut mudah busuk, untuk menghindari
hal tersebut maka buah-buahan harus diolah menjadi suatu produk yang lebih awet, misalnya
snack buah buahan. Snack buah-buahan memang sangat digemari karena rasanya yang sangat
lezat.

PETUNJUK MEMILIH LAPANGAN KERJA

Di samping lapangan kerja yang sudah dipaparkan tersebut, anda bisa juga menuangkan
ide-ide yang belum ada sebelumnya untuk diaplikasikan menjadi suatu peluang bisnis. Walaupun
peluang usaha tersebut belum kita sadari, kita bisa mencoba kiat-kiat di atas terlebih dahulu,
kemudian selanjutnya ide-ide berbisnis anda akan muncul dan menghasilkan peluang untuk anda
menghasilkan uang.
Berikut ada beberapa petunjuk yang sebaiknya diikuti:

A. Pilih Lapangan Pekerjaan yang Paling Disenangi


Di dalam memilih pekerjaan kita harus memilih suatu pekerjaan tidak hanya dari peluang
ataupun hasil, tapi kita harus memilih factor nyaman atau tidaknya kita dalam bidang yang kita
pilih tersebut. Pertimbangan yang matang mungkin akan lebih baik dilakukan sebelum menerima
atau terjun langsung dalam usaha tersebut.

B. Memberikan Pendapatan yang Menarik


Selain pekerjaan yang dipilih memberikan suasana yang menyenangkan, juga harus
memberikan pendapatan yang layak sebagai apresiasi hasil kerja. Orang yang bekerja keras pada
akhirnya akan mendapatkan imbalan yang setimpal, apalagi jika kinerjanya bagus dan
memuaskan.
C. Tidak Mengganggu Lingkungan
Satu factor yang sangat penting adalah bagaimana keadaan lingkungan sekitar kita
bekerja. Apabila lingkungan tempat kita bekerja terganggu ataupun tercemar limbah, hal tersebut
akan mengganggu orang lain dan pekerjaan kita juga akan terkendala oleh hal tersebut. Selain
merugikan orang lain, hal tersebut juga merugikan kita sendiri.

PEMASARAN HASIL PRODUKSI

Pada dasarnya pemasaran merupakan ujung tombak dalam memproduksi suatu barang.
Untuk itu cara-cara memasarkan hasil produksi perlu diketahui agar terjadi keseimbangan dan
keselarasan dalam memproduksi barang dan memasarkan barang. Berikut ini cara memasarkan
hasil produksi:

A. Melalui Iklan
Iklan adalah factor utama penentu apakah barang yang kita jual bisa dikenal masyarakat
atau tidak. Iklan adalah factor utama untuk mengenalkan produk kita yang bisa bersaing dari
produk yang lain. Keunggulan produk sering ditunjukan dalam iklan, karena salah satu kiat
menarik konsumen dan pelanggan adalah iklan yang menarik. Selain mebuat iklan menjadi
semenarik mungkin, perusahaan juga harus mementingkan kualitas dan kepuasan konsumen, jadi
dari iklan tersebut ada timbale baliknya.

B.Melalui Koprasi atau Asosiasi Penjualan


Akhir-akhir ini banyak perkumpulan antara penjual dan pembeli yang merupakan wadah
bagi pemula bisnis yang ingin mengembangkan usahanya. Dengan berkembangnya ilmu
tekhnologi dan ilmu pengetahuan, maka banyak sekali wadah atau forum perantara untuk
memudahkan pembeli barang yang diinginkan melalui online, dan penjual bisa dengan bebas
memasarkan produknya tanpa ada biaya administrasi ataupun yang lain. Dengan mengikuti
pameran rutin juga bisa meningkatkan semakin dikenalnya produk anda.

C.Melalui Konsinyasi di Warung, Toko atau Supermarket


Cara lain yang lebih efektif dan tidak memerlukan aktifitas yang mengeluarkan tenaga
berlebih yaitu dengan menitipkan produk kita ke supermarket, toko, ataupun warung. Hal
tersebut lebih efektif dan lebih mudah untuk pemasaranya.
Kesimpulan:

Berbagai cara bisa kita lakukan untuk membuka lapangan pekerjaan dengan mencari ide-
ide baru dan membaca peluang yang tersedia. Dengan diberikanya contoh lapangan pekerjaan
yang bisa kita gunakan, membantu kita untuk lebih memanfaatkan SDA yang tersedia, dan
memupuk pemikiran bahwa kita bisa membuat peluang untuk diri kita sendiri maupun orang
lain, tidak selalu harus menjadi pekerja dari perusahaan.
Di samping lapangan kerja yang sudah dipaparkan tersebut, anda bisa juga menuangkan
ide-ide yang belum ada sebelumnya untuk diaplikasikan menjadi suatu peluang bisnis. Walaupun
peluang usaha tersebut belum kita sadari, kita bisa mencoba kiat-kiat di atas terlebih dahulu,
kemudian selanjutnya ide-ide berbisnis anda akan muncul dan menghasilkan peluang untuk anda
menghasilkan uang.
Cara penanggulangan pengangguran yang sangat efektif adalah menciptakan peluang
pekerjaan untuk dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Banyak hal di sekitar kita yang bisa
menjadi peluang bisnis untuk kita.
DAFTAR PUSTAKA

Sudrajad. 2000. Kiat Mengentaskan Pengangguran Melalui Wirausaha. Jakarta: Bumi


Aksara.

Anda mungkin juga menyukai