Anda di halaman 1dari 65

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pendidikan  adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran untuk peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya

dan masyarakat. Pengertian Pendidikan dapat diartikan sebagai usaha

sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau  untuk kemajuan

lebih baik. Secara sederhana, Pengertian pendidikan adalah proses

pembelajaran bagi peserta didik untuk dapat mengerti, paham, dan

membuat manusia lebih kritis dalam berpikir.

Pendidikan secara Etimologi atau asal-usul, kata pendidikan dalam

bahasa inggris disebut dengan educatumyang tersusun dari dua kata

yaitu E dan Ducodimana kata E berarti sebuah perkembangan dari

dalam ke luar atau dari sedikit banyak, sedangkan Duco berarti

perkembangan atausedang berkembang. Jadi, Secara Etimologi

pengertian pendidikan adalah proses mengembangkan kemampuan

diri sendiri dan kekuatan individu. 

Sedangkan menurut Kamus Bahasa Indonesia, pendidikan adalah

proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok

orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya


2

pengajaran dan pelatihan. Lalu apa pengertian dari pendidikan yang

selama ini dijalani manusia. Menurut KBBI kata pendidikan datang dari

kata “didik” dengan memperoleh imbuhan “pen” serta akhiran “an”,

yang artinya langkah, sistem atau perbuatan mendidik.

Dalam pembelajaran membuat rangkuman alur tentang isi buku

fiksi guru mengharapkan agar siswa-siswi mampu membuat

rangkuman alur tentang isi buku fiksi. Tetapi pada kenyataannya di

Madrasah Tsanawiyah Mandala Nusantara Kecamatan Kalukku masih

ada beberapa siswa yang belum mampu membuat rangkuman alur

tentang isi buku fiksi dengan baik dan benar.

Namun fakta yang didapatkan dari hasil observasi peneliti, bahwa

masih ada beberapa siswa kelas VII yang belum mampu membuat

rangkuman alur tentang isi buku fiksi. Hal tersebut diduga disebabkan

oleh pemilihan Model pembelajaran yang kurang tepat atau tidak

sesuai dengan materi pembelajaran dan tujuan pembelajaran yang

hendak dicapai. Dalam proses pembelajaran, guru lebih

menggunakan ceramah dan tanya jawab.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka diperlukan salah

satu Model pembelajaran yang dianggap mampu mengefektifkan

pembelajaran di kelas. Salah satu Model pembelajaran yang dianggap

mampu adalah Model Cooperative Integrated Reading And

Composition (CIRC).
3

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti bermaksud melakukan

penelitian dengan judul Meningkatkan Kemampuan Membuat

Rangkuman Alur Tentang Isi Buku Fiksi Menggunakan Model

Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC), Siswa

Kelas VII Madrasah Tsanawiyah Mandala Nusantara Kecamatan

Kalukku. Diharapkan Model Cooperative Integrated Reading And

Composition (CIRC) efektif digunakan dalam pembelajaran bahasa

Indonesia khususnya pada materi membuat rangkuman alur tentang

isi buku fiksi kelas VII Madrasah Tsanawiyah Mandala Nusantara

Kecamatan Kalukku.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan penelitian

tersebut adalah Bagaimanakah meningkatkan kemampuan membuat

rangkuman alur tentang isi buku fiksi menggunakan model

cooperative integrated reading and composition (CIRC), siswa kelas

VII Madrasah Tsanawiyah Mandala Nusantara Kecamatan Kalukku?

1.3 Tujuan Penelitian

Setiap penelitian pada hakekatnya mempunyai tujuan tertentu baik

tujuan secara umum maupun tujuan yang bersifat khusus. Adapun

tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan

membuat rangkuman alur tentang isi buku fiksi menggunakan model

cooperative integrated reading and composition (CIRC).


4

1.4 Manfaat Penelitan

Melalui penelitian ini, peneliti mengharapkan agar hasil penelitian

dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1.4.1 Manfaat Teorotis

Secara teorotis penelitian ini bermanfaat sebagai

pengembangan ilmu yang diperoleh penelitian dan sebagai

sarana dalam menuangkan ide secara ilmiah serta memperoleh

pengalaman dalam penelitian.

1.4.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat memberikan solusi nyata dalam peningkatan

keaktifan siswa melalui pembelajaran kooperatif Model CIRC.

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat

untuk guru, siswa, dan peneliti.

a. Untuk Guru
Sebagai pertimbangan guru dalam memilih Model

pembelajaran yang akan digunakan dalam proses

pembelajaran.

b. Untuk Peneliti
1) Sebagai gambaran kepada peneliti tentang suatu

penerapan model pembelajaran yang dapat meningkatkan

hasil belajar peserta didik.

2) Sebagai bahan informasi bagi peneliti agar tetap mencari

dan menemukan Model pembelajaran yang sesuai


5

dengan gaya belajar peserta didik untuk meningkatkan

hasil belajar peserta didik.

c. Untuk Peserta Didik


Mempermudah peserta didik dalam proses pembelajaran

untuk sampai ke tahap pembelajaran, dan dapat

mempengaruhi, membina, dan meningkatkan kecerdasan

serta keterampilan siswa untuk sampai ke tahap

pembelajaran yang lebih lanjut.

.
6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

2.1. Teori Utama

2.1.1 Rangkuman

Rangkuman merupakan hasil ekstrak dari suatu

bacaan/tulisan, berita atau sebuah pembahasan, sehingga dapat

menyimpulkan dengan secara singkat suatu tulisan, berita atau

pembahasan tersebut. Rangkuman menurut Djuharni, 2001

Rangkuman merupakan hasil aktivitas kegiatan merangkum.

Rangkuman tersebut dapat di artikan ialah sebagai suatu hasil

merangkum atau meringkas sebuah tulisan atau pembicaraan

menjadi suatu uraian yang lebih singkat dengan melalui

perbandingan secara propesional antara bagian yang dirangkum

dengan rangkumannya.

Rangkuman tersebut juga dapat pula diartikan ialah sebagai

hasil merangkai atau juga menyatukan pokok-pokok

pembicaaraan atau tulisan yang terpencar dalam bentuk point

atau pokoknya saja.


7

a. Manfaat Rangkuman

Baca yang sudah disusun menjadi sebuah rangkuman

akan sangat bermanfaat, baik bagi untuk penulis ataupun

untuk orang lain (pembaca). Manfaat dari suatu rangkuman,

antara lain ialah sebagai berikut.

1) Isi bacaan akan dapat lebih mudah untuk diingat dan

dipahami.

2) Waktu yang digunakan dalam membaca dan

mempelajari bacaan lebih singkat.

3) Membantu keperluan yang bersifat praktis. Misalnya

untuk mendapatkan informasi dengan secara cepat.

4) Menggambarkan atau mengilustrasikan bacaan secara

garis besar dari isi bacaan.

b. Teknik atau Langkah Membuat Rangkuman

Dalam membuat sebuah rangkuman diperlukan yang

namanya teknik atau cara merangkum. Dibawah ini

merupakan Teknik atau Tata Cara dalam merangkum

bacaan, Langkah-langkahnya ialah sebagai berikut:

1) Bacalah semua teks bacaan kemudian tandailah

bagian yang dianggap sangat penting.

2) Kemudian tuliskan informasi yang kamu anggap

penting itu dengan informasi pendukung.


8

3) Setelah itu buatlah kerangka kemudian kembangkan

menjadi sebuah rangkuman.

4) Kemudian bacalah kembali hasil rangkuman yang

kamu buat dengan teks bacaan asli, maka kamu akan

melihat kelebihan dari sebuah rangkuman tanpa

merubah makna dari teks bacaan yang kamu

rangkum.

2.1.2 Pengertian Fiksi

Pengertian Fiksi merupakan sebuah prosa naratif yang

memiliki sifat imajinasi atau karangan non-ilmiah dari penulis

serta juga bukan dengan berdasarkan kenyataan. Dengan kata

lain, fiksi ini tidak terjadi di dunia nyata serta hanya berdasarkan

dari khayalan seseorang.

Terdapat beberapa jenis karya seni yang termasuk didalam

tulisan fiksi, diantaranya Novel, Cerpen, Sinetron, Drama,

Telenovela, Film komedi, dan lain-lain.

Sedangkan untuk Pengertian Non-fiksi sendiri adalah suatu

tulisan yang isinya itu bukanlah imajinasi atau rekaan penulisnya.

Artinya adalah, tulisan non-fiksi ini merupakan suatu karya seni

yang sifatnya faktual atau juga dengan berdasarkan kenyataan

serta terkandung kebenaran di dalamnya. Untuk lebih jelasnya

dibawah ini akan dipaparkan mengenai Pengertian Fiksi Menurut

Beberapa Para Ahli.


9

a. Pengertian Fiksi Menurut Para Ahli


Setelah mengerti pengertian fiksi secara umum maka

untuk dapat lebih memahami arti dari fiksi ini, kita dapat

melihat pengertian fiksi yang dikemukakan oleh beberapa

para ahli diantaranya sebagai berikut :

1. Krismarsanti
Menurut Krismarsanti pengertian fiksi merupakan suatu

karang yang berisi kisah atau juga cerita yang dibuat

dengan berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang.

2. Thani Ahmad
Menurut Thani Ahma arti fiksi merupakan suatu cerita

naratif yang timbul atau muncul dari imajinasi pengarang

serta tidak memperdulikan fakta sejarah.

3. Henry Guntur Tarigan


Menurut Henry Guntur Tarigan, fiksi merupakan suatu

karya sastra yang berasal dari hasil imajinasi si penulis.

4. Semi
Menurut Semi, pengertian fiksi merupakan jenis narasi

literer serta berupa cerita rekaan/khayalan pengarang

tanpa memperdulikan realitasnya.

b. Ciri-Ciri Fiksi
Mengacu pada pengertian fiksi yang dipaparkan diatas,

maka kita dapat mengenali sebuah karya fiksi dari

karakteristiknya. Dibawaah ini merupakan ciri-ciri fiksi,

diantaranya:
10

1. Fiksi sifatnya rekaan atau juga aimajinasi dari si penulis.

2. Didalam fiksi terdapat kebenaran yang relatif ataujuga 

tidak mutlak.

3. Umumnya fiksi ini menggunakan bahasa yang memiliki sifat

konotatif atau bukan sebenarnya.

4. Karya fiksi ini tidak memiliki sistematika yang baku.

5. Umumnya karya fiksi ini  menyasar emosi atau perasaan

pembaca, bukan logika.

6. Dalam karya fiksi ini juga terdapat pesan moral atau

amanat tertentu.

c. Jenis-Jenis Fiksi

Dibawah ini merupakan beberapa jenis fiksi didalam karya

sastra, diantaranya sebagai berikut:

1. Novel

Pengertian Novel ini merupakan suatu karangan fiksi yang

menceritakan mengenai seorang tokoh utama dengan pro

serta kontra di dalam ceritanya, mulai dari awal sampai

padaa akhir novel yang memiliki klimaks atau ending.

2. Roman

Pengertian Roman merupakan suatu karya fiksi yang

menceritakan tentang beberapa tokoh dalam alur ceritanya.

Roman ini mengandung banyak hikmah dalam ceritanya

serta cenderung mengarah pada cerita klasik.


11

3. Cerpen

Pengertian Cerpen merupakan suatu karang fiksi yang

isinya itu jauh lebih sedikit dari pada  roman apalagi novel.

Tetapi, cerpen ini mempunyai daya tarik tersendiri

disebabkan cerpen ini bisa menjadi pembelajaran awal bagi

para penulis didalam membuat sebuah karya tulisan.

2.1.3 Pengertian Model CIRC

Pengertian Pembelajaran Cooperative Integrated Reading

and Composition adalah komposisi terpadu membaca dan menulis

secara koperatif kelompok. Model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC)  merupakan model

pembelajaran khusus Mata pelajaran Bahasa Indonesia dalam rangka

membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran atau tema sebuah

wacana/ kliping.

Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And

Compositio (CIRC) dari segi bahasa dapat di artikan sebagai

suatu model pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan

suatu bacaan secara menyeluruh kemudian

mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian penting.

(Suryitno,2005:13).

Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) ini dapat dikategorikan pembelajaran

terpadu. Menurut Fogarty (1991), berdasarkan sifat

keterpaduannya, pembelajaran terpadu dapat menjadi:


12

a. Model dalam satu disiplin ilmu yang meliputi

model connected (keterhubungan) dan model nested

(terangkai);

b. Model antar bidang studi yang meliputi

model sequencing (urutan), model shared (perpaduan),

model webbed (jaringlaba-laba), model theaded (bergalur) dan

model integreted (terpadu);

c. Model dalam lintas siswa.

Dalam pembelajaran Cooperative Integrated Reading And

Composition (CIRC) atau pembelajaran terpadu setiap siswa

bertanggung jawab terhadap tugas kelompok. Setiap anggota

kelompok saling mengeluarkan ide untuk memahami suatu

konsep dan menyelesaikan tugas ( task ), sehingga terbentuk

pemahaman yang dan pengalaman belajar yang lama. Model

pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari

tingkat Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah

menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa

berinteraksi dengan lingkungan.

2.1.4 Langkah – Langkah Model CIRC

Menurut Stevan dan Slavin, langkah-langkah yang dilakukan

untuk menggunakan model Cooperative Integrated Reading And

Composition (CIRC) adalah sebagai berikut (Huda, 2013:222):


13

a. Guru membentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 4

orang siswa secara heterogen.

b. Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran.

c. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide

pokok dan memberi tanggapan terhadap wacana dan ditulis

pada lembar kertas.

d. Siswa Mempresentasikan/membacakan diskusi hasil

kelompok.

e. Guru memberikan penguatan (reinforcement).

f. Guru dan siswa sama-sama memberikan kesimpulan.

2.1.5 Kelebihan dan Kekurangan CIRC

a. Kelebihan dari model pembelajaran terpadu atau (CIRC)

antara lain:

1. Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu

relevan dengan tingkat perkembangan anak.

2. Kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat

siswa dan kebutuhan anak.

3. Seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik

sehingga hasil belajar anak didik akan bertahan lebih lama.

4. Pembelajaran terpadu dapat menumbuh-kembangkan

keterampilan berpikir anak.


14

5. Pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat

pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan permasalahan yang

sering ditemuai dalam lingkungan anak.

6. Pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi

belajar siswa yang dinamis, optimal dan tepat guna.

7. Menumbuhkembangkan interaksi sosial anak seperti

kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek terhadap

gagasan orang lain.

8. Membangkitkan motivasi belajar, perluasan wawasan dan

aspirasi guru dalam mengajar (Saifulloh, 2003).

b. Kekurangan Model Pembelajaran CIRC

Keurangan dari model pembelajaran CIRC tersebut hanya

antara lain: Dalam model pembelajaran ini dapat dipakai untuk

mata pelajaran yang menggunakan bahasa, sehingga model

ini tidak dapat digunakan untuk mata pelajaran seperti:

matematika dan mata pelajaran lain yang menggunakan

prinsip menghitung.

2.1.6 Manfaat Pembelajaran Model CIRC

Menurut Hilda Karli dan Yuliariatiningsih (2002:73)

Pembelajaran kooperatif memberikan manfaat bagi siswa, yaitu :

a. Dapat melibatkan siswa secara aktif dalam mengembanngkan

pengetahuan, sikap, dan keterampilannya dalam suasana

pembelajaran yang bersifat terbuka dan demokratis.


15

b. Dapat mengembangkan aktualisasi berbagai potensi diri yang

telah dimiliki siswa.

c. Dapat mengembangkan dan melatih berbagai sikap, nilai dan

keterampilan-ketrampilan sosial untuk diterapkan dalam

kehidupan di masyarakat.

d. Siswa tidak hanya sebagai obyek belajar melainkan juga

sebagai subyek belajar karena siswa dapat menjadi tutor

sebaya bagi siswa lain.

e. Siswa mencoba untuk bekerja karena bukan saja materi yang

dipelajari tetapi juga penelitian untuk mengembangkan potensi

dirinya secara optimal.

f. Memberi kesempatan kepada siswa untuk belajar

memperoleh dan memahami pengetahuan yang dibutuhkan

secara langsung, sehingga apa yang dipelajari lebih penting

bagi dirinya.

2.1.7 Tujuan Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif memiliki tujuan:

a. Prestasi Akademik (hasil belajar akademik). Untuk

meningkatkan kinerja siswa dalam tugas akademik. Banyak ahli

yang berpendapat bahwa pembelajaran kooperatif unggul dalam

membantu siswa untuk memahami konsep yang sulit.

b. Penerimaan keragaman (pengakuan adanya Keragaman ).

Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang memiliki

berbagai macam perbedaan di latar belakang. Perbedaan tersebut


16

antara lain perbedaan suku, agama, kemampuan akademik, dan

tingkat sosial.

c. Pengembanganketerampilansosial (pengembangan keterampi

lan sosial). Untuk mengembangkan keterampilan sosial

siswa. Ketrampilan yang dimaksud antara lain adalah berbagai

tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang lain, memancing

teman untuk bertanya, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja

dalam kelompok, dan sebagainya.

2.2 Teori Pendukung

2.2.1 Hasil Penelitian Yang Relevan

a. Penelitian Uun Fardiana Penelitian Uun Fardiana yang

berjudul “Penggunaan ModelCooperative Integrated Reading

and Composition(CIRC) Dalam Pembelajaran Menulis puisi

Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kabupaten Banyumas”.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, penggunaan model

Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC)

dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi.

Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil penelitian pada tahap

siklus satu, aspek kinesik mengalami peningkatan yaitu skor

rata-rata siswa menjadi 3,91 berkategori baik. Selanjutnya

pada tahap siklus dua, aspek kinesik mengalami

peningkatan lagi yitu skor rata-rata siswa menjadi 4,63.

b. Penelitian Anwar Syarif Penelitian Anwar Syarif yang

berjudul “Keefektifan Penggunaan Model Cooperative


17

Integrated Reading and Composition(CIRC) Dalam

Pembelajaran Menulis puisi Pada Siswa Kelas VII SMP

Negeri 2 Kabupaten Banyumas”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa, penggunaan model Cooperative

Integrated Reading and Composition(CIRC) dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Hal

tersebut ditunjukkan dengan hasil penelitian pada tahap

siklus I terdapat 32 siswa atau sebesar 66, 67% yang

mencapai target keberhasilan untuk ranah efektif yaitu skor

75. Sedangkan siswa yang belum mencapai skor sebanyak

11 siswa atau 33,33% blum mencapai skor 75. Kemudian

pada siklus II sebanyak 31 siswa dari jumlah keseluruhan

yakni 33 mengalami peningkatan dari siklus I 77,66 menjadi

82,78.

c. Penelitian Putu Ayu Dewi Lestari Penelitian Ayu Dewi Lestari

yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis puisi

Model Cooperative Integrated Reading and

Composition(CIRC) Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I

Dawan”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa,

penggunaan model Cooperative Integrated Reading and

Composition(CIRC) dapat meningkatkan kemampuan siswa

dalam menulis puisi. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil

penelitian pada tahap siklus I aspek kinesik mengalami


18

peningkatan yaitu skor rat-rata siswa menjadi 83,85

berkategori baik. Selanjutnya pada tahap siklus II, aspek

kinesik mengalami peningkatan lagi yitu skor rata-rata siswa

menjadi 4,63.

2.2.2 Relevansi Teori Penelitian Sebelumnya

a. PenelitianIis Uun Fardiana Penelitian Iis Uun Fardiana yang

berjudul “Penggunaan Cooperative Integrated Reading and

Composition(CIRC) Dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Siswa Pada

Kelas IV MI Mambaul Huda Ngabar Ponogoro”. Penelitian

yang dilakukan olehIis Uun Fardiana memiliki persamaan

dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaannya

yaitu, menggunakan model Cooperative Integrated Reading

and Composition(CIRC).

Sedangkan perbedaannya yaitu, materi yang

diajarkan oleh Iis Uun Fardiana adalah meningkatka

kemampuan menulis sedangkan materi yang akan diajarkan

dalam penelitian ini adalah Membuat rangkuamn alur

tentang isi buku fiksi. Jika penelitian yang dilakukan oleh Iis

Uun Fardiana dengan menggunakan model Cooperative

Integrated Reading and Composition(CIRC), maka penelitian

yang akan dilakukan harus meningkat.


19

b. Penelitian Anwar Syarif Penelitian Anwar Syarif yang

berjudul “Keefektifan Penggunaan ModelCooperative

Integrated Reading and Composition(CIRC) Dalam

Pembelajaran Menulis puisi Pada Siswa Kelas VII SMP

Negeri 2 Kabupaten Banyumas”. Penelitian yang dilakukan

olehAnwar Syarif memiliki persamaan dengan penelitian

yang akan dilakukan. Persamaannya yaitu, menggunakan

model Cooperative Integrated Reading and

Composition(CIRC).

Sedangkan perbedaannya yaitu, materi yang

diajarkan oleh Anwar Syarif adalah menulis puisi sedangkan

materi yang akan diajarkan dalam penelitian ini Membuat

rangkuamn alur tentang buku fiksi. Jika penelitian yang

dilakukan oleh Anwar Syarif dengan menggunakan model

Cooperative Integrated Reading and

Composition(CIRC)meningkat, maka penelitian yang akan

dilakukan harus meningkat.

c. Penelitian Ayu Dewi Lestari Penelitian Ayu Dewi Lestari

yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menganalisis

Unsur-Unsur puisi Melalui Model Cooperative Integrated

Reading and Composition(CIRC) Pada Siswa Kelas VII SMP

Negeri I Dawan”. Penelitian yang dilakukan oleh Ayu Dewi

Lestari memiliki persamaan dengan penelitian yang akan


20

dilakukan. Persamaannya yaitu, menggunakan model

Cooperative Integrated Reading and Composition(CIRC).

Sedangkan perbedaannya yaitu, materi yang

diajarkan oleh Ayu Dewi Lestari adalah menganalisis unsur-

unsur puisi. Jika penelitian yang dilakukan oleh Ayu Dewi

Lestari dengan menggunakan model Cooperative Integrated

Reading and Composition(CIRC) meningkat, maka

penelitian yang akan dilakukan harus meningkat.

2.3 Kerangka Pikir

Berdasarkan hasil observasi, keterampilan siswa dalam Membuat

rangkuman alur tentang isi buku fiksi Madrasah Tsanawiyah Mandala

Nusantara Kecamatan Kalukku masih rendah. Hal ini disebabkan

pengelolaan kelas yang kurang maksimal.

Olehnya peneliti mencoba memilih model Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) sebagai salah satu solusi untuk

meningkatkan keterampilan siswa dalam Membuat rangkuman alur

tentang isi buku fiksi. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan

kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan penelitian

yang bertujuan mengatasi permasalahan terkait dengan kegiatan

belajar mengajar yang terjadi di dalam kelas.

Penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari beberapa siklus, namun

dalam penelitian ini hanya menggunakan tiga siklus yaitu: siklus I,

siklus II, dan siklus III. Setiap siklus terbagi empat aspek yaitu
21

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dari pelaksanaan

tiga siklus tersebut, maka peneliti dapat mengetahui meningkat

tidaknya keterampilan siswa dalam Membuat rangkuaman alur

tentang buku fiksi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan

kerangka pikir berikut ini:

Pembelajaran Keterampilan
Membuat Rangkuman Alur
Isi Buku Fiksi

Model CIRC

PTK

Siklus I Siklus II Siklus III


a. Perencanaan a. Perencanaan a. Perencanaan
b. Pelaksanaan b. Pelaksanaan b. Pelaksanaan
c. Observasi c. Observasi c. Observasi
d. Refleksi d. Refleksi d. Refleksi

Analisis

Hasil

Meningkat Tidak Meningkat


Gambar 2.3 Bagan Kerangka Pikir
22

2.4 Hipotesis

Berdasarkan uraian yang terdapat dalam latar belakang dan

rumusan masalah, maka hipotesis penelitian ini adalah diduga

dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated

Readingand Composition (CIRC) dapat meningkatkan keterampilan

siswa dalam Membuat rangkuaman alur tentang buku fiksi dalam

pembelajaran bahasa indonesia pada siswa kelas VII Madrasah

Tsanawiyah Mandala Nusantara.


23

BAB III

MODEL PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

3.1.1 Lokasi Penelitian

Tempat penelitian akan dilakukan di Madrasah Tsanawiyah

Mandala Nusantara Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju

Provinsi Sulawesi Barat. Peneliti memilih sekolah tersebut

karena peneliti melihat masih terdapat siswa nilainya masih

rendah. Oleh sebab itu, peneliti ingin melaksanakan

penelitiannya di sekolah tersebut dengan menerapkan model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition

(CIRC) dengan model ini di duga mampu meningkatkan

kemampuan siswa dalam membuat rangkuman alur tentang

buku fiksi.

3.1.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di sekolah Madrasah Tsanawiyah

Mandala Nusantara Kecamatan Kalukku. Adapun materi yang di

fokuskan yakni Kemampuan Membuat Rangkuman Alur Tentang

Isi Buku Fiksi Madrasah Tsanawiyah Mandala Nusantara pada

kelas VII semester ganjil bulan juli tahun ajaran 2021/2022.


24

3.2 Rencana Penelitian

3.2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelian adalah penelitian tindakan kelas (PTK).

Penelitian ini digunakan dengan alasan peneliti dapat mengamati

peningkatan kemampuan membuat rangkuman alur tentang isi

buku fiksi, meliputi proses dan hasil pembelajaran, dengan

diterapkannya model Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC).

3.2.2 Prosedur Penelitian

a. Siklus I

1. Tahapan perencanaan

a) Melakukan diskusi dengan guru mata pelajaran bahasa

Indonesia tentang kemampuan membaca siswa dengan

menggunakan model pembelajaranCooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC).

b) Menetapkan materi pembelajaran yang akan diajarkan.

c) Menyusun RPP yang akan diajarkan melalui model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC).

d) Menyediakan sarana pendukung pembelajaran seperti

lembar kerja siswa dan bahan bacaan yang akan dibaca.


25

e) Membuat lembar observasi yang terdiri dari lembar

aktivitas siswa untuk mengetahui kondisi pembelajaran

dalam kelas.

f) Membuat dan menyusun alat evaluasi.

2. Tahapan Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan pembelajaran mengajar sesuai

dengan RPP siklus 1 yang telah dibuat. Inti

pelaksanaannya adalah pembelajaran diskusi kelompok

siswa kelas VII Mts. Al Ishlah Baitang dengan menerapkan

model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC).

3. Tahapan Pengamatan (obsevasi)

Observasi dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan

dengan menggunakan lembar observasi yang telah

disiapkan pada tahap perencanaan. Pengamatan dilakukan

untuk mengamati segala yang dilakukan siswa di dalam

kelas yang berkaitan dengan kegiatan diskusi kelompok

dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC).

4. Refleksi

Pada akhir siklus diadakan refleksi atau kegitan

menganalisis semua informasi yang telah diperoleh dari

proses pembelajaran melalui format observasi dan hasil


26

evaluasi yang telah dilakukan pada siklus I untuk menyusun

tindakan yang akan dilakukan pada siklus II sehingga yang

dicapai berikutnya sesuai dengan yang diharapkan lebih

baik dari siklus I.

b. Siklus II

Perencanaan dilakukan setelah refleksi siklus I. Pada

tahapan ini peneliti merencanakan kembali tindakan yang

akan dilakukan pada siklus II dengan tujuan memperbaiki

aspek-aspek yang dinilai masih belum optimal dan aspek-

aspek yang memiliki kemungkinan untuk ditingkatkan.

Peneliti menyiapkan materi pembelajaran dengan lebih baik

dari sebelumnya. Pelaksanaan tindakan pada siklus II hampir

sama dengan siklus I. Akan tetapi lebih ditekankan pada

aspek-aspek yang belum dikuasai siswa berdasarkan refleksi

siklus I.

c. Siklus III

Pada tahapan pembelajaran siklus III sebenarnya sama

dengan siklus II namun pada tahapan ini peneliti lebih

mengarah pada siswa, khususnya siswa yang belum mampu

membaca dalam diskusi kelompok, jadi dengan menggunakan

model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) siswa dapat Membuat rangkuman alur

tentang isi buku fiksi Madrasah Tsanawiyah Mandala


27

Nusantara Kecamatan Kalukku Untuk lebih jelasnya kita lihat

gambar bagan berikut ini.

Perencanaan

Siklus I Pelaksanaan
Refleksi

Observasi

Perencanaan Pelaksanaan Observasi

Siklus II Refleksi

Observasi Pelaksanaan Perencanaan

Refleksi Siklus III

Gambar: Bagan Pelaksanaan Siklus

3.3 Definisi Operasional Variabel Penelitian


Untuk menghin dari terjadinya kesalahan dalam penafsiran yang

diteliti, maka peneliti menjelaskan definisi operasional penelitian yang

dimaksud sebagai berikut:

3.3.1 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Rangkuman Alur

tentang isi buku fiksi. Rangkuman merupakan hasil ekstrak dari

suatu bacaan/tulisan, berita atau sebuah pembahasan, sehingga

dapat menyimpulkan secara singkat suatu tulisan, berita atau

pembahasan tersebut.
28

3.3.2 Variabel Bebas

Pada penelitian ini variable bebasnya yaitu Model Cooperative

Integrated Reading And Composition (CIRC). Model CIRC

merupakan suatu prosedur belajar yang sistematik dan bersifat

praktik. Model CIRC merupakan suatu model membaca yang

sangat baik untuk kepentingan membaca secara intensif dan

rasional.

3.4 Subjek Penelitian


Subjek penelitian adalah orang, tempat, atau benda yang diamati

dalam rangka pembumbutan sebagai sasaran. Berdasarkan

pengertian tersebut, maka subjek dalam penelitian ini diambil secara

purposive sampling, yaitu pengambilan subjek secara sengaja karena

berdasarkan tujuan yang ingin dicapai di kelas tertentu. Subjek

penelitian ini dipilih kelas yaitu kelas VII Madrasah Tsanawiyah

Mandala Nusantara Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju.

3.5 Teknik Pengumpulan Data


a. Teknik Observasi

Teknik observasi adalah suatu cara untuk mengadakan penilaian

dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung dan

sistematis. Dalam hal ini peneliti melakukan observasi terhadap

kegiatan pembelajaran, observasi ini hanya dilaksanakan saat

proses belajar mengajar berlangsung untuk mengetahui kebiasaan

siswa pada proses belajar dikelas yang dapat mempengaruhi hasil

belajar siswa.
29

b. Tes

Tes adalah instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk

mengukur kemampuan siswa dalam keterampilan membuat

Rangkuman Alur tentang buku fiksi, tes akan dilakukan tiga kali

disetiap akhir siklus yaitu pada pertemuan kedua, empat dan ke

enam.

3.6 Teknik Analisis Data

Analisis data diarahkan untuk mencari dan menemukan upaya

yang dilakukan dalam meningkatka keterampilan membuat

Rangkuman Alur tentang buku fiksi dengan menggunakan model

Cooperative Integrated Rading and Composition (CIRC). Penggunaan

model Cooperative Integrated Rading and Composition dalam

penelitian ini bertujuan untuk membuat rangkuman alur buku fiksi

siswa dalam pembelajaran.

Adapun kriteria penilaian berdasarkan kemampuan rangkuman

alur buku fiksi terdapat pada tabel berikut:


30

KRITERIA PENILAIAN RANGKUMAN ALUR ISI BUKU

NAMA :
KELAS :

ASPEK KRITERIA SKOR


Lengkap (judul, data publikasi,
foto cover, garis besar isi
buku, kelebihan dan
25-30
kekurangan, rekomendasi)
dan dideskripsikan secara
jelas.
ISI Kuranglengkap (ada beberapa
(10-30) bagian yang tidak ditulis) dan
21-24
dideskripsikan secara kurang
jelas
Tidak lengkap (banyak bagian
yang tidak ditulis) dan
15-20
dideskripsikan secara tidak
jelas
Struktur atau sistematika
urutan dan penempatan
16-20
bagian-bagiannya benar, tidak
ada yang letaknya terbaik
Struktur atau sistematikan
urutan dan penempatan
STRUKTUR bagian-bagiannya ada yang 13-15
(10-20) tidak tepat, ada yang letaknya
terbalik.
Struktur atau sistematika
urutan dan penempatan
bagian-bagiannya salah total, 10-12
banyak bagian yang letaknya
terbalik.
BAHASA Menggunakan bahasa baku,
(10-30 kalimat efektif dan komunikatif,
diksivariatif, tepat dan manarik 25-30
tidak ada kalimat yang
ambigu.
Bahasa kurang baku, ada
kalimat yang tidak fektif dan
komunikatif, diksi kurang 21-24
variatif, tepat dan menarik,
ada kalimat yang ambigu.
Bahasa tidak baku, banyak 15-20
kalimat yang tidak efektif dan
31

tidaak komunikatif, tidak


berdiksi, banyak kalimat yang
ambigu.
Tidak ada kesalahan ejaan 17-20
sama sekali, tidak ada salah
ketik pemilihan jenis dan
ukuran huruf sesuai, margin
sangat pas, format pengetikan
benar, dan konsisten.
Ada beberapa kesalahan
ejaan, ada beberapa salah
FORMAT ketik, penentuan jenis, ukuran 13-16
dan huruf, dan margin pas format
MEKANIK pengetikan tidak jelas.
(10-20 Mengebaikan ejaan, banyak
sekali salah ketik, penentuan
jenis, ukuran huruf dan margin 10-12
semuanya sendiri, asal ketik
tanpa menggunakan format.
Jumlah 100

Untuk menentukan hasil tes yang dianalisis secara kuantitatif dengan

menggunakan data statistik yaitu sebagai berikut:

a. Dalam analisis kuantitatif untuk mengetahui nilai akhir yang

diperoleh siswa, digunakan rumus sebagai berikut:

x
NA = X 100%
N
Keterangan:

NA: Nilai Akhir

x :Skor Pemerolehan Siswa

N: Skor Maksimal

(Arikunto, 2013)

b. Tes kuantitatif digunakan untuk menganalisis hasil tes siswa yang

dilakukan pada setiap siklus. Nilai masing-masing siswa pada


32

setiap akhir siklus dijumlah kemudian jumlah tersebut dihitung

dalam persentase menggunakan rumus sebagai berikut:

∑x
M=
N
Keterangan:

M : Nilai rata-rata

∑x: Jumlah skor para peserta didik

N: Banyaknya peserta didik

(Mundir, 2013:51)

c. Untuk mengetahui presentase ketuntasan siswa digunakan rumus

sebagai berikut:

F
P X 100%
N
Keterangan :

F : frekuensi yang sedang dicari persentasenya

N : Number of cases (jumlah frekuensi/banyaknya individu)

P : Angka persentase (jumlah sampel)

(Sudijono, 2014)

Adapun kriteria tingkat penilaian keterampilan membuat rangkuman

tentang alur buku fiksi berdasarkan pemaparan sebelumnya terdapat

pada tabel berikut:


33

Tabel 3.1
Kriteria Tingkat Penilaian

No Kualifikasi Kategori Rentang Nilai


1 A Sangat Baik 95 – 100
2 B Baik 85 – 90
3 C Cukup 75 – 80
4 D Kurang 65 – 70
5 E Sangat Kurang ≤ 60

Nilai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditentukan di

Madrasah Tsanawiyah Mandala Nusantara Kecamatan Kalukku kelas

VII adalah 70. Jika nilai peserta didik sama dengan atau lebih dari 70

maka nilai siswa dinyatakan tuntas. Jika nilai sama dengan 70 atau

dibawah 70 maka nilai siswa dinyatakan tidak tuntas. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2
Kriteria Ketuntasan Minimal
Nilai Keterangan
˃70 Tuntas

˂70 Tidak Tuntas

Indikator keberhasilan ditetapkan berdasarkan ketentuan

sebagai berikut: jika 85% siswa yang dijadikan sampel memperoleh

nilai lebih atau sama dengan 70 dianggap berhasil. Jika kurang dari

85% siswa yang dijadikan sampel memperoleh nilai kurang dari 70

dianggap gagal.
34

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di Madrasah

Tsanawiyah Mandala Nusantara yang berada di Jl.Poros Kalumpang

Desa Sondoang Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju, Provinsi

Sulawesi Barat dengan luas tanah 7.750 m² terdiri dari ruangan belajar

yakni, Ruang Perpustakaan, Ruang kepala sekolah, Ruang Guru, Ruang

Tata Usaha. Jumlah siswa Madrasah Tsanawiyah Mandala Nusantara

adalah 77 siswa. Dimana siswa laki-laki sebanyak 33 siswa dan siswa

perempuan sebanyak 44 siswa. Jumlah tenaga pendidik Madrasah

Tsanawiyah Mandala Nusantara terdiri dari 16 guru. Tenaga pendidik

laki-laki terdiri dari 5 guru dan perempuan terdiri dari 11 guru. Guru PNS

terdiri dari 1 guru dan Non PNS terdiri dari 15 guru. Untuk lebih jelasnya

jumlah siswa Madarasah Tsanawiyah Mandala Nusantara dapat dilihat

tabel 4.1 di bawah ini.

Tabel 4.1
Jumlah siswa Mts. Mandala Nusantara
No Siswa

Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah Siswa

1 VII 7 11 18

2 VIII 10 21 31

3 IX 16 12 28

Total 77
35

Sumber: Mts. Mandala Nusantara

Tabel 4.2
Jumlah Guru Mts Mandala Nusantara
No Jabatan Jumlah
1 Kepala Sekolah 1 Guru
2 Guru Bahasa Indonesia 1 Guru
3 Guru Bahasa Inggris 1 Guru
4 Seni Dan Budaya 1 Guru
5 Ilmu Pengetahuan Alam 2 Guru
6 Pendidikan Agama Islam dan Budi 5 Guru
Pakerti
7 Ilmu Pengetahuan Sosial 2 Guru
8 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegar 1 Guru
aan
9 Pendidikan Jasmani, Olahraga, 1 Guru
dan Kesehatan
10 Matematika 1 Guru

Total 16 Guru
Sumber: Mts. Mandala Nusantara

4.2 Deskripsi Data


Pada tahap ini dideskripsikan hasil penelitian tentang Kemampuan

membuat Rangkuman Alur Tentang Isi buku fiksi menggunakan Model

Cooperative Integrated Reading and Composition CIRC siswa kelas

VII Madrasah Tsanawiyah Mandala Nusantara. Adapun data yang

akan dipaparkan pada pembahasan ini yaitu data sebelum

melaksanakan tindakan dan setelah melaksanakan tindakan.


36

Untuk mengetahui peningkatan yang terjadi pada Kemampuan

Membuat Rangkuman Alur Tentang Isi buku fiksi siswa dari setiap

siklus yang dilaksanakan, dibutuhkan nilai awal dengan memberikan

tes kepada siswa kelas VII Madarsah Tsanawiyah Mandala Nusantara.

Setelah melakukan tes evaluasi dalam meningkatkan Kemampuan

Membuat Rangkuman Alur tentang Isi buku fiksi, hasilnya disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Statistik Kemampuan membuat Rangkuman Alur


Tentang Isi buku fiksi Siswa Sebelum Siklus
NO Statistik Nilai Statistik
1 Siswa 18
2 Nilai maksimal 100
3 Nilai tertinggi 70
4 Nilai terendah 60
5 Rata-rata 53,4

Berdasarkan hasil tes pada tahap prasiklus, yaitu terdapat 2 siswa

yang mencapai kriteria ketuntasan minimal, dan 17 siswa lainnya

berada pada rentang nilai 0-59 dengan kategori sangat kurang. Untuk

lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai Siswa pada


Tahap Sebelum Siklus
Nilai Kategori Frekuensi Persentase

90-100 Sangat baik - 0%

80-89 Baik 2 11,1%

70-79 Sedang 3 16,7%

60-69 Kurang 3 16,7%


37

0-59 Sangat kurang 10 55,5%

Jumlah 18 100 %

Tabel 4.3 Deskriptif Ketuntasan Belajar Siswa pada Tahap


Sebelum Siklus
Persentase
Nilai Kategori Frekuensi
(%)
70-100 Tuntas 3 16,7%
0-60 Tidak tuntas 15 83,3%
Jumlah 18 100%

Data tersebut dapat disimpulkan bahwa Kemampuan Membuat

Rangkuman Alur Tentang Isi buku fiksi, pada tahap pratindakan

terhadap siswa kelas VII Madrasah Tsanawiyah Mandala Nusantara

termasuk dalam kategori sangat kurang.

Hal ini terbukti nilai rata-rata dari 18 siswa hanya mencapai 53,4

dan tidak memenuhi kriteria ketuntasan minimal yang telah

ditentukan. Untuk Kemampuan Membuat Rangkuman Alur Tentang Isi

buku Fiksi Madrasah Tsanawiyah Mandala Nusantara, maka peneliti

menggunakan model Cooperative Integrated Reading dan

Composition (CIRC) pada pembelajaran Bahasa Indonesia.

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas Kemampuan Membuat

Rangkuman Alur Tentang Isi Buku Fiksi menggunakan model

Cooperative Integrated Reading dan Composition (CIRC) Madrasah

Tsanawiyah Mandala Nusantara berlangsung selama tiga siklus.

Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan


38

refleksi. Berikut penjelasan hasil pelaksanaan penelitian Kemampuan

Membuat Rangkuman Alur Tentang Isi Buku Fiksi menggunakan

model Cooperative Integrated Reading dan Composition (CIRC)

Madrasah Tsanawiyah Mandala Nusantara.

4.2.1 Hasil Pembelajaran Siklus I


a. Perencanaan

Kegiatan awal yang dilakukan dalam perencanaan siklus

I adalah sebagai berikut:

1) Membuat RPP

2) Menyiapkan materi Rangkuman Alur buku fiksi dari buku

paket yang sudah disiapkan oleh guru mata pelajaran

bahasa Indonesia.

3) Menyiapkan media pembelajaran

4) Menyiapkan lembar observasi untuk pengamatan siswa

pada saat proses pembelajaran

5) Membuat tes untuk menguji keterampilan membuat


rangkuman alur tentang isi buku fiksi.
b. Pelaksanaan Tindakan
Tahap pelaksanaan dilakukan pada pertemuan I

dilaksanakan pada hari senin tanggal 18 Juli 2022, pukul

10:40 sampai pukul 12:00 dan pertemuan II hari kamis

tanggal 21 Juli 2022, pukul 10:40 sampai pukul 12:00. Waktu

pembelajaran 2 x 45 menit, peneliti bertindak sebagai guru

dan sekaligus pengamat dalam proses pembelajaran yang


39

dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama

dilakukan sebagai proses pembelajaran dan pertemuan

kedua untuk tes siklus I, sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu:

1) Pertemuan I

Sebagai peroses pembelajaran siklus yakni peneliti

menjelaskan materi dan siswa diarahkan untuk bertanya

tentang materi yang akan diajarkan.

2) Pertemuan II

Dilakukan untuk tes siklus I yaitu peneliti memberikan

evaluasi kepada siswa mengenai Rangkuman Alur

tentang isi buku fiksi dengan menggunakan model

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

guru menganalisis hasil evaluasi akhir, guru dan siswa

menyimpulkan pembelajaran.

Hasil analisis data yang diperoleh pada pelaksanaan

siklus I kemampuan membuat Rangkuman Alur tentang

isi buku fiksi dengan menggunakan model Cooperative

integrated Reading and Composition (CIRC) dapat dilihat

pada tabel berikut:


40

Tabel 4.4 Statistik Membuat Rangkuman Alur


Buku Fiksi pada Siklus I
NO Statistik Nilai Statistik
1 Siswa 18
2 Nilai maksimal 80-100
3 Nilai tertinggi 75-79
4 Nilai terendah 50-60
5 Rata-rata 64,54

Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa

nilai rata-rata siswa pada siklus I adalah 64,54 dari nilai

maksimal yang harus dicapai yaitu 100. Sedangkan nilai

terendah, yaitu 50 dan nilai tertinggi 75. Jika nilai rata-

rata siswa 64,54 dikategorikan ke dalam pengkategorian

hasil belajar siswa, maka rata-rata nilai siswa berada

pada kategori kurang. Untuk mengetahui lebih jelas

mengenai hasil yang dicapai siswa dalam membuat

Rangkuman Alur tentang isi buku fiksi, dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase

Nilai Siswa pada Siklus I

Nilai Kategori Frekuensi Persentase

90-100 Sangat baik - 0%

80-89 Baik 3 16,7%

70-79 Sedang 3 16,7%

60-69 Kurang 4 22,2%

0-59 Sangat kurang 8 44,4%


41

Jumlah 18 100 %

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi, hasil

pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative

Integrated Reading and Composition (CIRC) untuk

meningkatkan kemampuan membuat Rangkuman Alur

tentang isi buku fiksi, peneliti menemukan 3 orang siswa

pada kategori sedang dengan nilai ≥70 dan presentase

16,7%. Hal tersebut dilihat dari hasil kerja siswa yang

masih belum mampu dalam membuat Rangkuman Alur

tentang isi buku fiksi yang dibagikan oleh peneliti.

Hal tersebut yang membuktikan bahwa siswa masih

kurang mampu dalam membuat rangkuman terbukti

hanya 4 siswa pada kategori kurang dengan nilai ≥60

dan presentase 22,2%. Hal tersebut dilihat dari hasil

kerja siswa yang belum mampu dalam membuat

Rangkuman Alur tentang isi buku fiksi yang dibagikan

oleh peneliti.

Penokohan yang ada dalam buku fiksi tersebut adalah

tikus sifatnya baik, tidak lekas marah, dan pandai

membalas budi dan singa sifatnya pemarah, tidak

ramah, galak, suka memangsa, sombong, meremehkan


42

hewan lain namun setelah ditolong tikus ia berubah jadi

sosok yang baik sedangkan siswa hanya menuliskan

sifat singa sangat jahat dan sifat tikus sangat baik dan

amanat dalam buku fiksi tersebut adalah jangan pernah

meyepelekan orang lain, karena bisa jadi dia memiliki

kemampuan yang tidak kita ketahui sedangkan yang

siswa tuliskan adalah kita harus menyayangi orang lain

walaupun kita tidak berhubungan darah.

Hal tersebut yang membuktikan bahwa siswa masih

kurang mampu dalam menentukan amanat karena

jawaban siswa masih kurang tepat dengan jawaban yang

ada pada kunci jawaban peneliti dan 8 siswa pada

kategori sangat kurang dengan nilai ≥50 dan presentase

44,4%.

Hal tersebut dilihat dari hasil kerja siswa yang belum

mampu dalam menentukan unsur tema, penokohan dan

amanat yang ada dalam rangkuman alur tentang isi buku

fiksi yang dibagikan oleh peneliti. Tema yang ada dalam

buku fiksi tersebut adalah sang raja hutan yang ditakuti

dengan wataknya yang pemarah dan suka memangsa,

setelah bertemu tikus ia berubah menjadi sosok yang

baik sedangkan yang siswa tuliskan adalah judulnya

yaitu persahabatan singa dan tikus. Adapun kekurangan


43

siswa lainnya dalam membuat rangkuman alur tentang

isi buku fiksi yaitu ada beberapa siswa yang masih

menggunakan huruf kapital di tengah-tengah kalimat

seharusnya huruf kapital digunakan di awal paragraf

atau awal kalimat dan penulisan nama gelar, kemudian

ada beberapa siswa yang masih tidak lengkap dalam

penyusunan membuat rangkuman alur tentang isi buku

fiksi, contoh di awal kalimat siswa menuliskan “mahluk

lain takut kepadanya” seharusnya di awal kalimat

dituliskan “Di sebuah hutan hiduplah sebuah singa

perkasa yang semua mahluk lain takut kepadanya”.

Hal tersebut yang membuktikan bahwa siswa masih

kurang mampu dalam membuat dan menyusun

rangkuman alur tentang isi buku fiksi karena jawaban

yang ada pada kunci jawaban peneliti tidak sesuai

sehingga siswa tersebut hanya mampu memperoleh nilai

60 atau kategori kurang.

Pada siklus I ini terlihat bahwa siswa masih kurang

mampu dalam menentukan unsur tema, penokohan dan

amanat sehingga nilai rata-rata siswa masih pada

kategori rendah dalam merangkum alur tentang isi buku

fiksi. Hasil ini yang menjadi refleksi untuk pertemuan


44

pada siklus II. Hasil analisis deskriptif tersebut dapat

dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.6 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Membuat


Rangkuman Alur Tentang Isi Buku Fiksi Siswa
dengan Menggunakan Model (CIRC)
Persentase
Nilai Kategori Frekuensi
(%)
70-100 Tuntas 5 27,8%
0-69 Tidak tuntas 13 72,2%
Jumlah 18 100%

Dari penyajian diketahui bahwa, dari 18 siswa kelas

VII Madrasah Tsanawiah Mandala Nusantara 5 siswa

(27,8%) yang telah mencapai nilai tuntas dan 13 lainnya

(72,2%) yang belum tuntas belajar.

c. Hasil Observasi pada Siklus I

Berdasarkan kegiatan observasi ini dilakukan selama

pelaksanaan siklus I, yaitu pertemuan I sampai dengan

pertemuan ke II. Dari hasil pengamatan selama proses

belajar mengajar, sebagian besar siswa masih kurang aktif

bertanya dan menjawab pertanyaan mengenai materi yang

diajarkan. Selain itu, antusias dan keseriusan siswa dalam

mengikuti pembelajaran masih kurang. Untuk mengetahui

peningkatan nilai siswa peneliti memberikan tugas individu di

akhir siklus.
45

Hal inilah yang menyebabkan beberapa siswa kurang

mampu dalam membuat rangkuman alur tentang isi buku

fiksi. Selain itu, siswa juga belum mampu mencapai nilai

KKM yang telah ditentukan.

d. Refleksi

Dari hasil pengamatan siklus I, masih banyak siswa

kelas VII Madrasah Tsanawiah Mandala Nusantara yang

belum mampu memiliki kemampuan membuat rangkuman

alur tentang isi buku fiksi dengan menggunakan model

Cooperative Integrated Reading and Compositiontermasuk

(CIRC) dalam kategori kurang. Pada tahap refleksi ini,

peneliti menanyakan kesulitan siswa dalam membuat

rangkuman alur tentang isi buku fiksi. Salah satunya adalah

siswa cenderung hanya membaca sekilas untuk mengetahui

inti ceritanya saja tanpa memperhatikan unsur-unsur cerita

tersebut dan kurangnya pemahaman tentang unsur-unsur

dalam buku fiksi. Untuk mengatasi kekurangan ataupun

masalah pada siklus I, maka peneliti melanjutkan ke siklus II


46

4.2.2 Hasil Pembelajaran Siklus II

a. Perencanaan

Dalam perencana tindakan yang dilakukan pada siklus II

mengulangi kembali apa-apa yang dilakukan pada siklus I.

untuk mengatasi kekurangan yang terjadi pada siklus I,

peneliti membuat rancangan baru yaitu:

1) Menciptakan suasana kelas yang menyenangkan

2) Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif pada

saat diskusi kelompok.

3) Membuat lembar observasi untuk mengamati partisipasi

peserta didik dalam mengikuti pembelajaran.

4) Membuat kembali teks untuk menguji kembali

keterampilan membuat rangkuman alur tentang isi buku

fiksi.

b. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan dilakukan pada pertemuan I

dilaksanakan pada hari senin tanggal 25 Juli 2022, pukul

10:40 sampai pukul 12.00 dan pertemuan II hari kamis

tanggal 28 Juli 2022, pukul 10:40 sampai pukul 12:00. Waktu

pembelajaran 2 x 45 menit, peneliti bertindak sebagai guru

dan sekaligus pengamat dalam proses pembelajaran yang

dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama

dilakukan sebagai proses pembelajaran dan pertemuan


47

kedua untuk tes siklus I, sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu:

1) Pertemuan I

Sebagai peroses pembelajaran yakni peneliti

menjelaskan materi dan memperkenalkan model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition dengan membagi siswa menjadi kelompok,

siswa diarahkan untuk bertanya tentang materi yang

akan diajarkan

2) Pertemuan II

Mengulangi kembali pertemuan I dan dilakukan

untuk tes siklus II, yaitu peneliti memberikan evaluasi

kepada siswa untuk melaksanakan kemampuan

membuat rangkuman alur tentang isi buku fiksi dengan

menggunakan model Cooperative Integrated Reading

and Composition, guru menganalisis hasil evaluasi akhir,

guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran.

Hasil analisis data yang diperoleh pada pelaksanaan

siklus II kemampuan membuat rangkuman alur tentang

isi buku fiksi dengan menggunakan model Cooperative

integrated Reading and Composition (CIRC) dapat dilihat

pada tabel berikut:


48

Tabel 4.7 Statistik Membuat Rangkuman Alur


Tentang Isi Buku Fiksi pada Siklus II
NO Statistik Nilai Statistik
1 Subjek 18
2 Nilai maksimal 80-100
3 Nilai tertinggi 75-79
4 Nilai terendah 60-69
5 Rata-rata 72,3

Berdasarkan tabel tersebut nilai rata-rata siswa pada

siklus II adalah 72,3 dari nilai maksimal yang harus

dicapai yaitu 100. Sedangkan nilai terendah, yaitu 60

dan nilai tertinggi 75. Jika nilai rata-rata siswa 72,3

dikategorikan ke dalam pengkategorian hasil belajar

siswa, maka rata-rata nilai siswa berada pada kategori

sedang. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hasil

yang dicapai siswa dalam kemampuan membuat

rangkuman alur tentang isi buku fiksi, dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai


Siswa pada Siklus II
Nilai Kategori Frekuensi Persentase

90-100 Sangat baik - 0%

80-89 Baik 5 27,7%

70-79 Sedang 8 44,4%

60-69 Kurang 5 27,7%

0-59 Sangat - 0%
49

kurang

Jumlah 18 100 %

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi, hasil

pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative

Integrated Reading and Composition untuk

meningkatkan kemampuan membuat rangkuman alur

tentang isi buku fiksi, peneliti menemukan 8 siswa pada

kategori sedang dengan nilai ≥70 dan presentase 44,4%.

Hal tersebut dilihat dari hasil kerja siswa yang masih

belum mampu dalam menentukan bahasa yang ada

dalam teks buku fiksi yang dibagikan oleh peneliti.

Amanat yang ada dalam buku fiksi tersebut adalah

jangan suka menjelek-jelekkan teman karena hanya

membuat kita tak akan mendapatka teman.

Sedangkan yang siswa tuliskan adalah kita harus

saling tolong-menolong dan tema yang ada dalam buku

fiksi yang dibagikan oleh peneliti adalah persahabatan

sedangkan yang siswa tuliskan adalah sahabatku

keluargaku.

Hal tersebut yang membuktikan bahwa siswa masih

kurang mampu dalam menentukan tema dan amanat

karena jawaban siswa tidak sesuai dengan jawaban


50

yang ada pada kunci jawaban peneliti sehingga siswa

tersebut hanya mampu memperoleh nilai 70 atau pada

kategori sedang, 5 orang siswa pada kategori kurang

dengan nilai ≥60 dan presentase 27,7%. Adapun

kekurangan siswa lainnya dalam membuat rangkuman

alur tentang isi buku fiksi adalah penempatan urutan

penyusunan bagian-bagian dalam merangkum alur isi

buku fiksi masih kurang, terdapat kalimat, ejaan dan

penulisan huruf yang tidak efektif.

Hal tersebut yang membuktikan bahwa siswa masih

kurang mampu dalam merangkum isi buku fiksi karena

masih ada beberapa siswa tidak sesuai dengan jawaban

yang ada pada peneliti sehingga siswa tersebut hanya

mampu memperoleh nilai ≥70 atau pada kategori

sedang. Pada siklus II ini terlihat perubahan hasil tes

yang meningkat karena kesulitan siswa dalam

merangkumn isi buku fiksi semakin berkurang dan

keaktifan serta keseriusan siswa terlihat selama proses

pembelajaran.

Jika diklasifikasikan maka hasil ketuntasan belajar

siswa mencapai 61,1% atau yang memperoleh nilai ≥70

mencapai 11 siswa dengan nilai rata-rata 72,3%. Maka

nilai rata-rata siswa meningkat dari kategori kurang


51

menjadi kategori sedang. Berdasarkan penjelasan yang

telah diuraikan sebelumnya telah diketahui nilai kategori

kemampuan siswa dapat diklasifikasikan pada tabel

berikut:

Tabel 4.9 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Membuat


Rangkuman Alur Tentang Isi Buku Fiksi dengan
Menggunakan Model CIRC
Persentase
Nilai Kategori Frekuensi
(%)
70-100 Tuntas 11 61,1%
0-69 Tidak tuntas 7 38%
Jumlah 18 100%

Berdasarkan tabel 4.9 diketahui bahwa, dari 18 siswa

kelas VII Madrasah Tsanawiyah Mandala Nusantara,

terdapat 11 siswa (61,1%) yang telah mencapai nilai

tuntas dan 7 siswa lainnya (38%) yang belum tuntas.

c. Hasil Observasi pada Siklus II

Berdasarkan kegiatan observasi ini dilakukan selama

pelaksanaan siklus II, yaitu pertemuan I sampai dengan

pertemuan ke II. Dari hasil pengamatan selama proses

belajar mengajar, telihat siswa sudah mulai aktif bertanya

dan menjawab pertanyaan mengenai materi yang diajarkan.

Siswa juga sudah mulai terlihat serius dan antusias dalam

mengikuti pembelajaran. Selain itu, siswa lebih percaya diri

dan berani tampil didepan kelas ketika mempersentasikan


52

tugas kelompok. Meskipun demikian, masih ada beberapa

siswa yang kurang aktif dalam proses pembelajaran dan

kurang mampu dalam membuat rangkuman alur tentang isi

buku fiksi.

Untuk mengetahui peningkatan nilai siswa peneliti

memberikan tugas individu di akhir siklus. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran lembar hasil observasi

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada siklus II.

d. Refleksi

Berdasarkan pengamatan pada siklus II, peneliti kembali

memberikan pelatihan membuat rangkuman isi buku fiksi.

Selain itu, peneliti memberikan motivasi kepada siswa agar

lebih aktif lagi dalam proses pembelajaran dan lebih

meningkatkan keterampilan membuat rangkuman tantang isi

buku fiksi. Untuk lebih mengoptimalkan kemampuan siswa

dalam membuat rangkuman alur tentang isi buku fiksi, maka

penelitian ini dilanjutkan ke siklus II.

4.2.3 Hasil Pembelajaran Siklus III

a. Perencanaan

Dalam perencana pada siklus III mengulang kembali apa

yang telah dilakukan pada siklus II. Untuk mengatasi

kekurangan yang terjadi pada siklus III peneliti membuat

rancangan baru yaitu:


53

1) Memberi perlakuan lebih kepada siswa yang kurang aktif

2) Menciptakan suasana kelas yang rileks

3) Memberikan motivasi kepada siswa agar lebih aktif pada

saat proses diskusi kelompok

4) Memberikan apresiasi kepada siswa tujuan dari kegiatan

ini adalah memberikan umpan balik dari siswa yang

kurang aktif.

5) Membuat lembar observasi

6) Membuat kembali tes untuk menguji keterampilan

membuat rangkuman alur tentang isi buku fiksi.

b. Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan dilakukan pada pertemuan I

dilaksanakan pada hari senin tanggal 01 Agustus 2022,

pukul 10:40 sampai pukul 12:00 dan pertemuan II hari kamis

tanggal 04 Agustus 2022, pukul 10:40 sampai pukul 12:00.

Waktu pembelajaran 2 x 45 menit, peneliti bertindak sebagai

guru dan sekaligus pengamat dalam proses pembelajaran

yang dilaksanakan dua kali pertemuan. Pertemuan pertama

dilakukan sebagai proses pembelajaran dan pertemuan

kedua untuk tes siklus III, sesuai dengan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yaitu:


54

1) Pertemuan I

Sebagai peroses pembelajaran yakni peneliti

menjelaskan materi dan memperkenalkan model

pembelajaran Cooperative Integrated Reading and

Composition dengan membagi siswa menjadi beberapa

kelompok, siswa diarahkan untuk bertanya tentang materi

yang akan diajarkan.

2) Pertemuan II

Mengulangi kembali pertemuan I dan dilakukan untuk

tes siklus III, yaitu peneliti memberikan evaluasi kepada

siswa untuk melaksanakan kemampuan membuat

rangkuman alur tentang isi buku fiksi dengan

menggunakan model Cooperative Integrated Reading and

Composition, guru menganalisis hasil evaluasi akhir, guru

dan siswa menyimpulkan pembelajaran.

Hasil analisis data yang diperoleh pada pelaksanaan

siklus III kemampuan membuat rangkuman alur tentang isi

buku fiksi dengan menggunakan model Cooperative

integrated Reading and Composition (CIRC) dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.10 Statistik Kemampuan Membuat Rangkuman


Alur Tentang Isi Buku Fiksi pada Siklus III
NO Statistik Nilai Statistik
1 Siswa 18
2 Nilai maksimal 90-100
55

3 Nilai tertinggi 80-89


4 Nilai terendah 65-68
5 Rata-rata 75,00

Berdasarkan tabel di atas terdapat nilai rata-rata siswa

pada siklus III adalah 75,00 dari nilai maksimal yang harus

dicapai yaitu 100. Sedangkan nilai terendah, yaitu 65 dan

nilai tertinggi 80. Jika nilai rata-rata siswa 75,00

dikategorikan ke dalam pengkategorian hasil belajar

siswa, maka rata-rata nilai siswa berada pada kategori

baik. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai hasil yang

dicapai siswa, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi dan Persentase Nilai


Siswa pada Siklus III
Nilai Kategori Frekuensi Persentase

90-100 Sangat baik - 0%

80-89 Baik 8 44,4%

70-79 Sedang 6 33,3%

60-69 Kurang 4 22,2%

0-59 Sangat kurang - 0%

Jumlah 18 100 %

Berdasarkan tabel distribusi frekuensi hasil

pembelajaran dengan menggunakan model Cooperative

Integrated Reading and Composition untuk meningkatkan


56

kemampuan membuat rangkuman alur tentang isi buku

fiksi, peneliti menemukan 8 orang siswa pada kategori

baik dengan nilai 80 dan presentase 44%.

Hal tersebut yang membuktikan bahwa siswa masih

kurang tepat dalam membuat dan menyusun rangkuman

alur tentang isi buku fiksi, karena jawaban siswa masih

kurang tepat dengan jawaban yang ada pada kunci

jawaban peneliti sehingga siswa tersebut hanya mampu

memperoleh nilai 80 atau pada kategori baik, 6 siswa

pada kategori sedang dengan nilai ≥70 dan presentase

33%.

Hal tersebut dilihat dari hasil kerja siswa yang masih

kurang mampu dalam membuat rangkuman alur tentang

isi buku fiksi yang dibagikan oleh peneliti karena jawaban

siswa tidak sesuai dengan jawaban yang ada pada kunci

jawaban peneliti sehingga siswa tersebut hanya mampu

memperoleh nilai ≥70 atau pada kategori sedang, 4 siswa

pada kategori kurang dengan nilai ≥60 dan presentase

33%.

Hal tersebut dilihat dari hasil kerja siswa yang masih

kurang mampu dalam penyusunan membuat rangkuman

alur tentang isi buku fiksi, dilihat dari penentuan tema,

amanat dan sifat tokoh yang ada dalam isi buku fiksi.
57

Amanat yang ada dalam isi buku fiksi tersebut adalah

jangan durhaka terhadap kedua orang tua dan jangan

lupa diri, sombong dan angkuh sedangkan siswa hanya

menuliskan kita jangan durhaka.

Hal tersebut yang membuktikan bahwa siswa masih

kurang mampu dalam menentukan tema, amanat dan alur

karena jawaban siswa tidak sesuai dengan jawaban yang

ada pada kunci jawaban peneliti sehingga siswa tersebut

hanya mampu memperoleh nilai ≥60 atau pada kategori

kurang.

Adapun kekurangan siswa lainnya dalam membuat

rangkuman alur tentang isi buku fiksi adalah masih ada

beberapa siswa yang menyingkat kata “yang” seharusnya

tidak disingkat dengan “yg” dalam pembelajaran bahasa

Indonesia tetapi masih ada beberapa siswa yang masih

menggunakan singkatan kata dalam penulisan bahasa

Indonesia.

Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan

sebelumnya telah diketahui nilai kategori kemampuan

siswa dapat diklasifikasikan pada tabel berikut:


58

Tabel 4.12 Klasifikasi Tingkat Kemampuan Membuat


Rangkuman Alur Tentang Isi Buku Fiksi
Siswa dengan Menggunakan Model (CIRC)
Persentase
Nilai Kategori Frekuensi
(%)
70-100 Tuntas 14 77,7%
0-69 Tidak tuntas 4 22,2%
Jumlah 22 100%

Berdasarkan tabel 4.12 diketahui bahwa, dari 18 siswa

kelas VII Madrasah Tsanawiyah Mandala Nusantara, 14

siswa (77,7%) telah mencapai nilai tuntas dan 4 siswa

lainnya (22,2%) yang belum tuntas.

c. Hasil Observasi pada Siklus III

Berdasarkan kegiatan observasi ini dilakukan selama

pelaksanaan siklus III, yaitu pertemuan I sampai dengan

pertemuan ke II. Dari hasil pengamatan selama proses

belajar mengajar telah mengalami peningkatan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada lampiran lembar hasil observasi

aktivitas siswa dalam proses pembelajaran siklus III.

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan dari siklus

I, siklus II, hingga siklus III mengalami peningkatan. Hal

tersebut dikarenakan siswa telah mampu merangkum alur isi

buku fiksi menggunakan model Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC).


59

d. Refleksi

Setelah memperoleh data dari hasil pengamatan siklus III,

serta didukung data dari hasil pengamatan siklus I dan siklus

II, peneliti menyimpulkan bahwa, tujuan dalam penelitian

tersebut telah tercapai, yaitu Kemampuan Membuat

Rangkuman Alur Tentang Isi Buku Fiksi siswa kelas VII

Madrasah Tsanawiyah Mandala Nusantara dengan

menggunakan model Cooperative Integrated Reading and

Composition (CIRC) meningkat.

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil belajar mengenai keterampilan membuat rangkuman alur

tentang isi buku fiksi menggunakan model Cooperative Integrated

Reading and Composition (CIRC) siswa Kelas VII Madrasah

Tsanawiyah Mandala Nusantara Kec. Kalukku pada pelaksanaan

pratindakan masih menunjukkan kategori sangat kurang. Hal ini dapat

dilihat dari persentase nilai siswa tahap pratindakan pada tabel 4.2.

Untuk kategori sangat kurang 10 siswa atau 55,5%, 3 siswa dengan

kategori kurang atau 16,7%, kategori sedang 3 siswa atau 16,7%,

kategori baik 2 siswa 11,1%, dan kategori sangat baik 0 siswa 0%.

Jika diklasifikasikan maka hasil ketuntasan belajar kelas tersebut

belum tuntas meskipun terdapat 3 orang siswa yang telah mencapai

nilai KKM yaitu, 70.


60

Pada pelaksanaan siklus I dapat dilihat dari persentase nilai siswa

pada tabel 4.5. Untuk 8 siswa dengan kategori sangat kurang atau

44,4%, kategori kurang dengan 4 siswa atau 22,2%, kategori sedang

3 siswa atau 16,7%, dan kategori baik 3 siswa 16,7%. Jika

diklasifikasikan maka hasil ketuntasan belajar siswa yaitu, terdapat 5

siswa yang memperoleh nilai ≥70 atau 27,8% dan 13 siswa yang

memperoleh nilai ≤69 atau 72,2%.

Ketidak tuntasan pada siklus I merupakan alasan pelaksanaan

siklus II dilanjutkan pada tahap berikutnya. Apabila didasarkan pada

indikator, keberhasilan pada siklus II dapat dilihat dari persentase nilai

siswa pada tabel 4.8. Untuk kategori kurang 5 siswa 27,7%, kategori

sedang 8 siswa 44,4%, dan kategori baik 5 siswa 27,7%. Pada siklus

II ini mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II.

Berdasarkan persentase nilai siswa dari siklus I ke siklus II,

mengalami peningkatan. Namun, pada siklus II masih terdapat 5

orang siswa yang berada pada kategori nilai kurang atau 27,7%.

Untuk itu, peneliti melaksanakan siklus III. Apabila didasarkan pada

indikator keberhasilan, maka pada siklus III dapat dilihat dari

persentase nilai siswa pada tabel 4.11.

Untuk kategori kurang 4 siswa atau 22,2%, kategori sedang 6 siswa

aztau 33,3%, kategori baik 8 orang atau 44,4%. Dari tiga pelaksanaan

siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III, nilai rata-rata siswa

mengalami peningkatan. Siklus I nilai rata-rata 64,54 dengan


61

persentase ketuntasan belajar 27,8%, siklus II nilai rata-rata 72,3%

dengan persentase ketuntasan belajar 61,1%, dan siklus III nilai rata-

rata 75,00% dengan persentase ketuntasan belajar 77,7%.

Untuk lebih jelasnya, perbandingan persentase nilai pada

pratindakan, siklus I, siklus II, dan siklus III dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.13 Perbandingan Distribusi Frekuensi dan Persentase


Nilai Siswa pada siklus I, II dan III

Pratindaka
N Interval Siklus I Siklus II Siklus III
n
o Nilai
F (%) F (%) F (%) F (%)
1 90 –100 - 0% - 0% - 0 - 0%
2 80–89 2 11,1% 3 16,7% 5 27,7% 8 44,4%
3 70–79 3 16,7% 3 16,7% 8 44,4% 6 33,3%
4 60–69 3 16,7% 4 22,2% 5 27,7% 4 22,2%
5 50-59 10 55,5% 8 44,4% - 0% - 0%
Jumlah 18 100 18 100 18 100 18 100

Secara keseluruhan, pelaksanaan siklus sebanyak tiga kali.

Berdasarkan tabel sebelumnya, nilai rata-rata siswa mengalami

peningkatan. Menuju pada peningkatan keterampilan membuat

rangkuman alur tentang isi buku fiksi siswa kelas VII Madrasah

Tsanawiyah Mandala Nusantara Kecamatan Kalukku menggunakan

model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)

dinyatakan, hipotesis dapat diterima.


55 62

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang ditemukan

pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa, strategi

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dapat

digunakan untuk meningkatkan kemampuan merangkum alur tentang

isi buku fiksi pada siswa. Peningkatan kemampuan siswa dalam

merangkum alur tentang isi buku fiksi tampak pada kualitas proses

pembelajaran yang ditunjukkan oleh keaktifan dan antusias siswa

ketika merangkum alur tentang isi buku fiksi.

Penilaian keterampilan merangkum alur tentang isi buku fiksi dilihat

dari tiap aspek, yaitu a) Isi, b) Struktur, c) Bahasa, d) Format dan

Mekanik. Skor tertinggi setiap aspek adalah 30, sedangkan nilai skor

semua aspek adalah 100. Peningkatan secara proses dapat dilihat

berdasarkan skor rata-rata dan persentase yang diperoleh pada siklus

I yaitu 64,54%, siklus II yaitu 72,3, dan siklus III yaitu 75,00

dibandingkan dengan skor rata-rata yang diperoleh pada saat

pratindakan yaitu 53,4. Peningkatan nilai rata-rata siswa yaitu,

pratindakan 53,4, siklus I 64,54, siklus II 72,3, dan siklus III 75,00.

Peningkatan skor dan nilai rata-rata menunjukkan bahwa pelaksanaan

tindakan dalam siklus I, siklus II, dan siklus III mampu meningkatkan

kemampuan siswa dalam merangkum alur tentang isi buku fiksi.


63

5.2 Saran

Dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh penulis, maka

penulis menyarankan:

a. Untuk guru

Bidang studi Bahasa Indonesia untuk mengarahkan siswa dan

mengoptimalkan kemampuan siswa dalam merangkum isi buku

fiksi dengan mengggunakan Model Cooparative Integrated

Reading And Composition (CIRC) dalam proses pembelajaran

untuk menumbuhkan keinginan dan motivasi siswa.

b. Untuk Peneliti

Meskipun hasil penelitian belum sepenuhnya sempurna. Peneliti

hendaknya menerapkan Model Cooperative Integrated Reading

And Composition (CIRC) pembelajaran dalam merangkum alur

tentang isi buku fiksi dan perlu diadakan penelitian labih lanjut

dalam skala lebih luas.

c. Untuk Siswa

Kemampuan dalam merangkum alur tentang isi buku fiksi sudah

dapat dikategorikan baik, hal ini harus tetap dipertahankan dan

dikembangkan.
64

DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, 1991. Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar

Baru.

Dalman, 2016. Keterampilan Menulis. Jakarta: Raja Pers.

Djuharni, 2001 Definisi Rangkuman (online) diakses 05 Oktober 2021

Edisi revisi. 2016. Bahasa Indonesia 2016. Buku Siswa Bahasa Indonesia
SMP\MTs. Kelas VII.

Edisi revisi 2016. Bahasa Indonesia 2016. Buku Guru Bahasa Indonesia
SMP\MTs. Kelas VII.

Fardiana Uun 2014 “Penggunaan ModelCooperative Integrated Reading


and Composition(CIRC) Dalam Pembelajaran Menulis puisi Pada
Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kabupaten Banyumas” (online)
diakses 05 Oktober 2021

FKIP. 2016. Pedoman Penulisan Tugas Akhir. Edisi Revisi. Mamuju:


Universitas
Tomakaka.

Ganjar H, dkk. 2018. Bahasa Indonesia Merangkum. Tangerang


Selatan:Universitas Terbuka.

Halimah, Andi. 2015. Pengaruh Model CIRC Terhadap Kemampuan


Membaca
Pemahaman. Jurnal Membaca (on line). diakses tanggal 20
November 2021.
Idtesis.com Model Pembelajaran Cooperative Integrated Reading and
Composition. (online) diakses 05 Oktober 2021

Id.scribd.com Format Penilaian Resensi Buku (online) diakses 05


Desember 2021

Pendidikan.com.id Pengertian Fiksi menurut para ahli (online) diakses 5


Desember 2021

Putu Ayu Dewi Lestari 2013 “Peningkatan Kemampuan Menulis puisi


Model Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)
65

Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri I Dawan”. (online) diakses 05


Desember 2021

Salinan, 2016. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Yang Disempurnakan.


Jakarta: YKS Press.

Sudijono, Anas. 2014. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja


Grafindo Persada.

Sudjiman, Panuti. 1991. Memahami Cerita Rekaan. Jakarta: PT Dunia


Pustaka Jaya.

Sukardi, 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Syarif Anwar 2012 “Keefektifan Penggunaan Model Cooperative


Integrated Reading and Composition(CIRC) Dalam Pembelajaran
Menulis puisi Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kabupaten
Banyumas” (online) diakses 05 Oktober 2021

Usman, 2015. Penggunaan Model CIRC dan Motivasi Belajar Terhadap


Hasil Belajar Membaca Pemahamaman Siswa Kelas XI SmaNegeri
12 Pekanbaru. jurnal Primary (on line). diakses tanggal 20
Desember 2021.

Yamin Sofyan, dan Heri Kurniawan. 2013. Spss Complite. Jakarta:


Salemba Infotek. (online) diakses 05 Oktober 2021

Anda mungkin juga menyukai