Anda di halaman 1dari 57

PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

TENTANG KEMAMPUAN MEMBACA WACANA DENGAN


MEDIA KARTU INDEKS BERPASANGAN
PADA SISWA KELAS V SDI 2 LOANG
(PENELITIAN TINDAKAN KELAS)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Memenuhi


Syarat-Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

OLEH:
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penelitian ini berlatar belakang pada kenyataan bahwa kompetensi

membaca pemahaman (dalam hal ini membaca wacana siswa kelas V SDI 2

Loang masih rendah yaitu 44. Padahal Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM untuk

kompetensi ini adalah 70, jadi masih berada di bawah KKM). Hal ini disebabkan

oleh adanya beberapa hambatan. Hambatan yang pertama berasal dari siswa itu

sendiri. Siswa kurang berminat pada pembelajaran membaca pemahaman wacana.

Mereka kurang tertarik, merasa kesulitan dalam menentukan gagasan pokok

dalam wacana serta belum memahami bagaimana menetukan kalimat utama

maupun kalimat penjelas. Perbendaharaan atau kosa kata mereka juga masih

kurang sehingga mereka sulit menguasai makna istilah-istilah asing yang terdapat

dalam wacana. Hal ini menyebabkan mereka kesulitan untuk memahami isi

wacana. Hambatan yang kedua berasal dari guru. Guru kurang dapat memotivasi

siswa untuk lebih menyenangi pembelajaran membaca wacana. Selain itu, model

dan media pembelajaraan yang digunakan guru kurang variatif, sehingga

membosankan bagi siswa. Sebagai guru hendaknya pandai dalam memilih model

dan media pembelajaran sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung

dengan aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).

1
Hal ini sesuai dengan apa yang tercantum dalam PP RI Nomor. 19 Tahun.

2015 tentang Standar Nasional Pendidikan, Bab IV Pasal 19 Ayat 1.

Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta

didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup

bagi prakarsa, kreatifitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,

dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Hambatan lain, dalam penilaian guru masih menitik beratkan pada teori

(pengetahuan dan pemahaman konsep) saja. Jadi pada Kompetensi Dasar,

menemukan ide pokok dan permasalahan wacana melalui kegiatan membaca

intensif, guru tidak menilai sampai sejauh mana daya pemahaman siswa terhadap

pokok permasalahan yang terdapat dalam wacana tersebut, melainkan hanya

berkutat pada teori-teori misalnya apakah yang disebut dengan wacana dan unsur-

unsur wacana.

Berpijak dari latar belakang di atas, dan untuk mengatasi masalah tersebut,

maka peneliti tertarik untuk melakukan PenelitianTindakanKelas dengan judul

Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Tentang Kemampuan

Membaca Wacana Dengan Media Kartu Indeks Berpasangan Pada Siswa

Kelas V SDI 2 Loang. Dalam penelitian ini dipaparkan bagaimana guru dapat

meningkatkan kualitas dan motivasi siswa dalam pembelajaran membaca

wacana.Penelitian ini juga memberi gambaran bagaimana model pembelajaran

membaca wacana dengan media kartu indeks berpasangan.Masalah ini menarik

2
untuk dipaparkan karena dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi penyelenggara

pendidikan pada umumnya dan praktisi pendidikan pada khususnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang atau identifikasi masalah yang dijadikan

fokus penelitian ini, maka peneliti merumuskan masalah penelitian tindakan kelas

sebagai berikut Bagaimana meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia

dalam pembelajaran tentang kemampuan membaca wacana dengan

menggunakan media kartu indeks berpasangan?

C. Pemecahan Masalah

Untuk mengatasi masalah di atas, peneliti mencoba menerapkan

pendekatan proses dalam pembelajaran membaca wacana terhadap para siswa

yang mengalami kesulitan belajar, khususnya dalam pelajaran menemukan ide

pokok dan permasalahan wacana, dengan menggunakan media Kartu Indeks

Berpasangan. Hal tersebut harus diterapkan secara berkelanjutan dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia sehingga kemampuan membaca siswa-siswi yang

rendah dapat dibantu guna pencapaian hasil belajar yang optimal, yaitu melalui

penelitian tindakan kelas, dengan tahapan sebagai berikut:

1. Perencanaan
2. Pelaksaaan
3. Observasi
4. Refleksi

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

3
1. Mendeskripsikan peningkatan kompetensi Membaca Wacana siswa Kelas

V SDI 2 Loang, dalam pembelajaran dengan menggunakan Kartu Indeks

Berpasangan.
2. Mengetahui adanya perubahan perilaku siswa dalam proses pembelajaran

kompetensi Membaca Wacana dengan media Kartu Indeks Berpasangan.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat teoritis
Untuk menambah wawasan penelitian tentang penggunaan media Kartu

Indeks Berpasangan terhadap hasil belajar siswa dalam hal memahami isi

wacana.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru, untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun

rancangan pembelajaran, melaksanakan proses belajar mengajar dan

mengevaluasi proses pembelajaran agar memperoleh hasil yang

diharapkan.
b. Bagi siswa, untuk meningkatkan kompetensi membaca intensif dalam

memahami isi wacana.


c. Bagi penyelenggara pendidikan/praktisi pendidikan, agar dapat

dijadikan sebagai bahan kajian untuk meningkatkan mutu kegiatan

pembelajaran yang lebih efektif.


d. Bagi mahasiswa, untuk memenuhi syarat menyelesaikan jenjang studi

strata 1.

4
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. LANDASAN TEORI

Konsep-konsep yang digunakan sebagai landasan teori dalam penelitian

ini adalah hakikat membaca, kompetensi membaca pemahaman media Kartu

Indeks Berpasangan, serta Model Pembelajaran Membaca Wacana dengan media

Kartu Indeks Berpasangan.

1.Hakikat Membaca

Membaca adalah proses melisankan lambang yang tertulis. Dari sudut

linguistik, membaca adalah proses pengandaian dan pembacaan sandi. Membaca

adalah perbuatan yang dilakukan dengan sadar untuk mengenal lambang yang

disampaikan penulis untuk menyampaikan makna. Pendapat lain, membaca

merupakan metode yang dipergunakan untuk berkomunikasi atau

mengkomunikasikan makna yang terkandung pada lambang-lambang (Tarigan

1999: 118).

Hakikat membaca dalam penelitian ini adalah memahami bacaan. Dalam

hal ini membaca merupakan proses peralihan informasi yang terdapat pada

lambang grafis menuju ke pemahaman. Pada prinsipnya membaca itu

menghubung-hubungkan lambang tertulis dengan ide yang ada di baliknya.

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca

5
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media

kata-kata atau bahasa tulis.

Sesuai dengan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan, maka Standar Kompetensi Membaca di SD adalah siswa

mampu membaca dan memahami secara kritis berbagai jenis wacana tulis teks

non sastra berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, atau rubrik khusus,

laporan, karya ilmiah, teks pidato, berbagai jenis paragraf (narasi, deskripsi,

argumentasi, persuasi dan eksposisi) serta teks sastra berbentuk puisi, hikayat,

cerpen, drama, novel, biografi, karya sastra berbagai angkatan dan sastra melayu

klasik (Depdiknas, 2006: 18)

Jadi yang dimaksudkan dengan membaca dalam penelitian ini ditekankan

pada membaca dengan maksud memahami isi wacana baik pemahaman tentang

pikiran utama, pikiran penjelas, serta pemahaman terhadap makna istilah-

istilah/kata-kata yang terdapat dalam wacana.

2. Membaca Pemahaman

Membaca pemahaman adalah kegiatan memahami, menyerap informasi,

memperoleh kesan dan pesan atau gagasan yang tersurat maupun yang tersirat dan

selanjutnya mampu menganalisis serta memberikan pendapat atau tanggapan dan

menyatakan perasaan/sikap terhadap isi bacaan.

Tarigan (1993: 37) memaparkan bahwa tujuan membaca pemahaman

adalah menemukan ide pokok, memilih butir-butir penting, mengikuti petunjuk,

menentukan organisasi bahan bacaan, menemukan citra visual dan citra lainnya,

6
menarik simpulan, menduga makna dan merangkaikan dampaknya, menyusun

rangkuman dan membedakan fakta dan pendapat.

Dengan demikian jelas bahwa kemampuan membaca pemahaman yang

dikembangkan, bukanlah sekedar kemampuan mengungkapkan kembali informasi

atau gagasan yang tersurat dalam bacaan (kemampuan menerjemahkan). Siswa

harus dapat memberikan makna atau menafsirkan/menginterpretasikan serta

memperpanjang informasi atau gagasan yang terdapat dalam bacaan (kemampuan

mengeksplorasi).

3. Model Pembelajaran Membaca Wacana Dengan Media Kartu Indeks

Berpasangan

3.1 Pengertian Wacana

Wacana adalah ucapan, perkataan atau keseluruhan tutur yang merupakan

satu kesatuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. 2008. Em Zul Fajri).

Wacana sering disebut juga bacaan. Dengan demikian defenisi lain dari wacana

adalah satuan bahasa yang yang lengkap seperti karangan, buku, artikel, novel dan

lain-lain (Tarigan 1997: 78).

Membaca wacana dalam penelitian ini maksudnya adalah kegiatan

membaca untuk memahami isi sebuah wacana. Baik memahami tentang topik,

pikiran utama dan pikiran penjelas, menentukan ide pokok, menentukan kalimat

utama maupun kalimat penjelas, memahami makna kata/ istilah-istilah yang

terdapat dalam wacana serta menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi

wacana. Jadi dalam kegiatan ini diharapkan siswa memahami betul isi dan

maksud wacana yang dibacanya secara komprehensif. Adapun wacana yang

7
digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini dapat diambil dari buku pelajaran

atau referensi lain yang relevan.

3.2 Pengertian Media

Media adalah kata jamak dari medium, berasal dari kata Latin yang

memiliki arti Perantara (Between). Secara defenisi media adalah suatu perangkat

yang dapat menyalurkan informasi dari sumber ke penerima informasi (Yamin,

2007: 197). Dari pengertian tersbut, media dapat pula diartikan sebagai penyalur

informasi.

Dalam dunia pendidikan, media mempunyai pengertian lebih khusus, yaitu

teknologi pembawa pesan (informasi) yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan

pembelajaran (Schramm dalam Yamin, 2007:1999). Jadi dalam konteks

pendidikan, media merupakan sarana untuk menyampaikan isi/materi

pembelajaran.

Dalam kegiatan pembelajaran, media bermanfaat memperlancar proses

interaksi antara guru dengan siswa. Media membantu siswa agar dapat belajar

secara optimal. Oleh sebab itu penggunaan dan pemilihan media harus

mempertimbangkan: (1). Tujuan/indikator yang hendak dicapai, (2). kesesuaian

media dengan materi yang dibahas, (3) tersedianya sarana dan prasarana, (4)

karateristik siswa. Selain itu juga dipertimbangkan pula jenis, waktu yang

diperlukan untuk mengembankan program serta jumlah biaya yang diperlukan.

3.3 Pemanfaatan Media Kartu Indeks Berpasangan

8
Dalam penelitian ini, digunakan media yang sangat praktis, terjangkau

serta mudah membuatnya. Media yang dimaksudkan adalah Media Kartu Indeks

Berpasangan. Media Kartu Indeks Berpasangan adalah kartu yang terbuat dari

kertas asturo/karton, berukuran 10 cm x 7 cm. Kartu ini berisi soal-soal yang

berhubungan dengan isi wacana dan kartu lain (berukuran sama) berisi jawaban

dari soal-soal tersebut untuk kemudian dipasangkan secara tepat oleh siswa. Jadi

di dalam kartu bertuliskan frasa, kata kunci atau pun pokok masalah yang

berhubungan dengan materi pembelajaran dan kartu lainnya berisi informasi yang

berhubungan dengan kartu yang sebelumnya. Jadi kartu ini nantinya dapat saling

dipasangkan sehingga menjadi informasi yang komperhensif karena dapat saling

melengkapi. Contoh Kartu Indeks Berpasangan seperti tertera di bawah ini:

10 cm

Ide Pokok Paragraf Ketiga

7 cm

10 cm

Konsep Robotika Scott Nio


7 cm

9
Dua kartu tesebut bisa saling berpasangan karena berisi pokok persoalan

yang dibahas dalam wacana berjudul Siswa SD Ciptakan Robot Pengolah

Sampah yang dimuat dalam buku Detik-Detik US/MI 2014/2015, Intan

Pariwara. Demikian kartu-kartu tersebut pada awalnya bisa dipersiapkan oleh

guru dan pada berikutnya bisa juga dipersiapkan oleh siswa. Jika siswa sendiri

yang harus menyiapkan maka setiap siswa harus menyiapkan dua kartu yang

masing-masing berisi soal dan kartu yang lainnya berisi jawaban dari soal

tersebut. Misalnya jumlah siswa 12 orang, maka pada periode I, kartu yang

dikocok adalah kartu yang dibuat oleh siswa nomor absen 1-6, dan periode II,

kartu yang dikocok adalah kartu yang dibuat siswa dengan nomor absen 7-12.

Kemudian setelah dikocok, kartu tersebut dibagikan pada setiap siswa secara

tertutup. Jadi siswa tidak tahu isi kartu tersebut. Setelah itu siswa diberi

kesempatan untuk mencermati apa yang tertulis dalam kartu masing-masing.

Dengan waktu yang ditentukan, siswa mencari siswa lain yang mempunyai kartu

yang dapatdipasangkan berdasarkan hubungan keterkaitan di antara isi dalam

kartu. Siswa yang dapat menemukan dengan tepat dan cepat diberi poin.

Kemudian siswa secara bergantian mempresentasikan informasi dalam kartu dan

ditanggapi oleh siswa lain.

10
B. Kerangka Berpikir

SKEMA PROSES PENELITIAN


Kondisi Awal
.
Guru belum menerapkan atau menggunakan Media Kartu Indeks

Berpasangan. Hasil belajar rendah.

Siklus I

Menggunakan Media Kartu


Tindakan Indeks Berpasangan yang

diarahkan guru.

Siklus II

Siswa terampil menggunakan


Kondisi Akhir
Media Kartu Indeks

Berpasangan.

Media Kartu Indeks Berpasangan, merupakan media efektif untuk


Melalui pembelajaran dengan menggunakan Media Kartu Indeks
memotivasi siswa dalam memahami isi wacana. Kartu Indeks Berpasangan dapat
Berpasangan, dapat mengoptimalkan dan meningkatkan hasil belajar
merangsang siswa untuk menggali dan meningkatkan wawasan yang berhubungan
Bahasa Indonesia tentang Membaca Wacana Pada Siswa Kelas V SDI 2
dengan isi wacana. Selain itu dengan Kartu Indeks Berpasangan, kemampuan
Loang Kecamatan Nagawutung.
untuk bersosialisasi dan Keterampilan berbicara siswa dapat terasah. Pemahaman

siswa terhadap suatu konsep dapat terlihat dengan jelas pada saat siswa

memastikan pasangannya dengan tepat serta pada saat presentasi di depan kelas.

Semakin lengkap siswa menyumbangkan informasi yang berhubungan dengan isi

dalam kartu maka dapat kita simpulkan, semakin dalam pula tingkat pemahaman

11
siswa terhadap isi wacana yang dibacanya. Berdasarkan paparan di atas, maka

melalui Kartu IndeksBerpasangan pembelajaran Membaca Wacana akan

meningkat.

C. Hipotesis Tindakan

Penelitian ini menggunakan desain Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Berdasarkan pengamatan awal dapat diturunkan hipotesis tindakan sebagai-

berikut:Jika dalam pembelajaran tentang kemampuan membaca wacana

dengan media Kartu Indeks Berpasangan, maka hasil belajar bahasa

Indonesia siswa kelas V SDI 2 Loang meningkat.

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Waktu Penelitian

12
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan selama 10 Minggu (2 Setengah

Bulan) dimulai sejak Minggu ke 1 Bulan Agustus 2016 dan berakhir pada Minggu

ke 2 Bulan Oktober 2016, dengan jadwal sebagai berikut:

Bulan/Minggu
Agustus September Oktober
No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal X
2 Persiapan X
3 Try Out X
4 Pengumpulan Data X X X
5 Analisis X
6 Pelaporan X X X

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDI 2 Loang pada Kelas V. Adapun alasan

peneliti, mengapa memilih Kelas V sebagai sasaran penelitian adalah:

- Berdasarkan pengamatan peneliti, siswa Kelas V, kemampuan membaca

wacana masih rendah.


- Kartu Indeks Berpasangan merupakan media yang sangat praktis untuk

meningkatkan prestasi belajar dan dapat diterapkan pada mata pelajaran

lain sehingga dapat membantu siswa untuk menghadapi ujian akhir,

baik ujian akhir sekolah maupun ujian akhir nasional.

13
- Kartu Indeks Berpasangan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,

sehingga siswa Kelas V tidak jenuh untuk belajar dalam rangka

menghadapi ujian semester maupun ujian akhir di kelas VI.

B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDI 2 Loang, dengan

jumlah siswa 23 orang yang terdiri dari 12 laki-laki dan 11 perempuan dengan

rata-rata usia 10-12 tahun.

C. Prosedur Penelitian
Model Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini menggunakan

Model Kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Taggart ini, terdiri dari

Empat komponen yaitu : 1) rencana, 2) tindakan, 3) observasi, 4) refleksi,

(Soedarsono,1997: 16). Dengan demikian prosedur penelitian ini memiliki Siklus-

rencana tindakan observasi refleksi serta revisi dan seterusnya, sehingga

tercapai tujuan yang diinginkan dengan tindakan yang paling efektif.


Sesuai dengan model Penelitian Tindakan Kelas, dengan menggunakan

model Kemmis dan Taggart maka alur tindakan dalam penelitian ini dapat

digambarkan sebagai berikut:

Perencanaan Tindakan

Refleksi Pengamatan

Perencanaan Tindakan
Refleksi Pengamatan

14
Model Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini pada dasarnya

menggunakan model proses dan terdiri dari dua siklus. Kegiatan untuk masing-

masing siklus terdiri dari empat tahap yakni: 1) rencana, 2) tindakan, 3) observasi,

4) refleksi.

Jadi kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ini mengikuti prosedur sebagai

berikut:

1. Siklus I
a. Tahap perencanaan

Dalam tahap perencanaan ini meliputi pengenalan

pembelajaran dengan metode diskusi. Peneliti, kepala sekolah, dan

guru pamong membahas rancangan desain pembelajaran membaca

wacana dengan menggunakan media kartu indeks berpasangan yang

akan diterapkan. Peneliti mempersiapkan alat/media pembelajaran,

serta prosedur pelaksanaan pembelajaran maupun teknik interaksi

belajar mengajar serta keterlibatan siswa secara aktif dalam

pembelajaran.

b. Tahap pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan terlaksananya

skenario pembelajaran yang telah direncanakan, dengan tahapan

sebagai berikut:

1) Kegiatan awal
a) Apersepsi
(1) Guru mengajak siswa berdoa
(2) Guru mengabsen kehadiran siswa
b) Motivasi

15
Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan

baik, dengan menekankan pada kemampuan aspek

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis sesuai

kompetensi dasarnya masing-masing.


2) Kegiatan inti
a) Eksplorasi
Guru membagi siswa dalam 4 kelompok, setiap kelompok

terdiri dari 5-6 anggota.


Guru membagi teks bacaan/wacana kepada setiap siswa.
Guru menentukan seorang siswa disalah satu kelompok

untuk membacakan teks bacaan/wacana yang telah

dibagikan. Siswa yang lain memperhatikan dan mengikuti

dengan cermat.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca

dan mencermati sekali lagi teks bacaan/wacana.


Siswa mulai berdiskusi di dalam kelompok masing-masing

untuk menemukan pikiran pokok/ide pokok, kalimat

utama, dan kalimat penjelas setiap paragraf, dan mencacat

serta menjelaskan arti istilah atau kata-kata sulit yang

terdapat dalam teks bacaan/wacana.


b) Elaborasi
Guru menyiapkan di depan, sejumlah media Kartu Indeks

Berpasangan yang berisi persoalan atau pertanyaan dan

juga jawaban sesuai isi teks bacaan/wacana.


Selesai berdiskusi, setiap kelompok mengirim dua (2)

orang wakilnya untuk tampil di depan kelas.


Guru mengocok dan membagi kartu-kartu tersebut dengan

posisi tertutup kepada wakil kelompok.

16
Guru memberi kesempatan kepada setiap wakil kelompok

berlomba mencari pasangannya yang cocok, sesuai isi

pertanyaan dan jawaban di dalam kartu.


c) Konfirmasi
Guru memberi kesempatan kepada setiap pasangan

kelompok untuk mempresentasikan hasil penemuannya.


Guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

siswa.
Guru bertanya-jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan, dan penyimpulan.


3) Kegiatan penutup
a) Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membuat

rangkuman materi.
b) Guru mengadakan evaluasi.
c) Guru memberikan motivasi agar siswa lebih giat lagi mencari

dan membaca teks bacaan atau wacana yang lain.


d) Guru mengajak siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran

c. Observasi

Observer melakukan pengamatan terhadap kegiatan

pembelajaran dan memastikan langkah-langkah pembelajaran yang

dilaksanakan sesuai dengan yang telah disusun dalam rencana

pembelajaran.

d. Refleksi

Peneliti menganalisis kelemahan dan keberhasilan dari

penerapan langkah-langkah pembelajaran dari siklus I yang

dilaksanakan untuk diperbaiki pada siklus selanjutnya.

2. Siklus II
a. Tahap perencanaan

17
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan dan menyusun Rencana

Perbaikan Pembelajaran (RPP) serta instrumen observasi dan

instrumen evaluasi.

b. Tahap pelaksanaan
1) Kegiatan awal
a) Apersepsi
- Guru mengajak siswa berdoa
- Guru mengabsen kehadiran siswa
- Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
- Menggali potensi siswa dengan mengajukan pertanyaan:
(1) Apa nama lain dari wacana?
(2) Sebutkan unsur-unsur wacana!
b) Motivasi

Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini

dengan baik, dengan menekankan pada kemampuan aspek

mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis sesuai

kompetensi dasarnya masing-masing.

2) Kegiatan inti
a. Eksplorasi
- Siswa mendengarkan penjelasan dan arahan guru tentang

menemukan ide pokok dan permasalahan dalam wacana

melalui kegiatan membaca intensif.


- Siswa mendapatkan teks wacana dari guru, selanjutnya

siswa membacakan wacana itu dengan cermat.


- Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok, masing-masing

kelompok terdiri atas 5-6 anggota.


- Dalam grup/kelompok siswa diarahkan untuk terlibat aktif

dalam diskusi.
- Dengan dampingan guru, siswa melakukan diskusi

kelompok untuk menemukan ide pokok, kalimat utama,

18
kalimat penjelas, mencatat dan menjelaskan arti istilah

atau kata-kata sulit dalam teks bacaan/wacana.


b. Elaborasi
- Siswa diberi semangat untuk berdiskusi, sambil guru

mempersiapkan media Kartu Indeks Berpasangan yang

berisi pertanyaan dan jawaban sesuai isi teks

bacaan/wacana di depan kelas.


- Usai diskusi, dua (2) orang utusan setiap kelompok tampil

di depan kelas.
- Guru mengocok dan membagi kartu-kartu tersebut dengan

posisi tertutup kepada setiap utusan kelompok.


- Guru memberi kesempatan kepada setiap utusan kelompok

untuk membuka dan mencermati isi kartu tersebut.


- Guru memberi semangat dan arahan seperlunya, dan

dalam hitungan waktu lima (5) menit, setiap utusan

kelompok berlomba dengan cepat dan tepat mencari dan

menemukan pasangannya yang cocok sesuai isi

pertanyaan dan jawaban di dalam kartu.


c. Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan kepada setiap pasangan

untuk mempresentasikan hasil temuannya. Kelompok

yang tercepat menemukan pasangan dan

mempresentasikan hasil temuannya, diberi pujian dan

penghargaan dengan tepukan tangan yang meriah.


- Guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum diketahui

siswa.

19
- Guru bersama siswa bertanya-jawab meluruskan

kesalahan pemahaman, memberikan penguatan

penyimpulan.
3) Kegiatan penutup
a) Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membuat

rangkuman materi.
b) Guru mengadakan evaluasi.
c) Guru memberikan motivasi agar siswa lebih giat lagi mencari

dan membaca teks bacaan atau wacana yang lain.


d) Guru mengajak siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
c. Tahap observasi dan evaluasi

Pada tahap ini, peneliti didampingi oberver terhadap kegiatan

pembelajaran pada siklus II baik dari guru maupun murid dan

melakukan tes guna mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar.

d. Tahap Refleksi

Pada tahap ini, peneliti melakukan refleksi, yakni mencatat

segala temuan yang ada pada siklus II, baik kelemahan maupun

kekuatan dari pihak guru maupun murid guna dibandingkan dengan

hasil temuan siklus I untuk pengambilan kesimpulan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas karena dilakukan untuk

memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini menggunakan metode

20
diskusi, salah satu metode yang diterapkan dalam pembelajaran dengan media

Kartu Indeks Berpasangan yang bersifat deskriptif komperatif yaitu cara penyajian

bahan pelajaran, dimana siswa melakukan diskusi untuk mengalami dan

menemukan serta membuktikan sendiri apa yang dipelajari.

Untuk itu, peneliti menggunakan dua (2) teknik dalam pengumpulan data,

yaitu:

1. Observasi

Observasi dilakukan oleh observer, yaitu guru, dan guru pamong,

serta teman sejawat untuk mengetahui kemampuan siswa dalam proses

pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah tersedia.

2. Tes

Teknik ini dilakukan untuk mengetahui hasil pembelajaran siswa

pada pembelajaran bahasa Indonesia yang dilakukan selama penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Hasil observasi dan tes tertulis dianalisis oleh peneliti dengan cara

deskriptif kualitatif. Analisis kualitatif ini digunakan untuk menunjukkan proses

interaksi yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Data diperoleh

dari lembar observasi dan hasil evaluasi.

Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan membuat persentase

pencapaian ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan

menggunakan rumus:

21
Jumlah Nilai
x 100
Jumlah Siswa

Rumus ini menentukan nilai ketuntasan siswa. Sedangkan

untuk menentukan nilai rata-rata kelas digunakan rumus:

1. Rata-rata kelas
x =
xi
n
Keterangan:
x = Rata-rata kelas
xi = Jumlah nilai seluruh siswa
n = Jumlah seluruh siswa
2. Ketuntasan belajar
n
P= 100
N
Keterangan:
P = Persentase ketuntasan
n = Jumlah siswa yang tuntas belajar
N = Jumlah seluruh

F. Indikator Keberhasilan

Kriteria yang dipakai untuk mengukur tingkat keberhasilan Penelitian

Tindakan Kelas ini adalah mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

yang ditetapkan oleh SD Inpres 2 Loang, yaitu untuk mata pelajaran bahasa

Indonesia di kelas V dengan KKM 75%. Murid di kelas tersebut dinyatakan

tuntas belajar apabila mendapat skor minimal 70.

22
Kriteria ketuntasan yang dipakai sebagai indikator adalah:

80 100 = Sangat baik

70 79 = Baik

60 69 = Cukup baik

40 59 = Kurang

0 39 = Sangat kurang

(Arikunto dan Rafii, 2002: 244)

Selain itu juga dijadikan sebagai indikator keberhasilan apabila terjadi

peningkatan motivasi belajar dan ketertarikan siswa pada pembelajaran membaca

wacana menjadi lebih besar. Dengan demikian jika kedua hal ini terwujud, maka

penelitian ini dianggap berhasil.

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Kondisi awal dalam penelitian ini dijumpai adanya permasalahan, yakni

rendahnya prestasi belajar siswa dalam membaca wacana. Siswa kurang mampu

menganalisis ide pokok dalam wacana. Siswa juga mengalami kesulitan dalam

menentukan kalimat utama dan kalimat penjelas tiap paragraf serta kurang

memahami makna istilah/kata serapan yang terdapat dalam wacana.

23
Selain itu, pada kondisi awal (sebelum digunakan media Kartu Indeksi

Berpasangan) dijumpai pula permasalahan tentang rendahnya motivasi belajar

siswa dalam menerima pelajaran membaca wacana. Siswa kurang berminat pada

pembelajaran. Mereka kurang tertarik, merasa kesulitan dalam memahami isi atau

pun gagasan pokok dalam wacana, sehingga mereka merasa bosan setiap kali

menghadapi pembelajaran membaca wacana.

Melihat dan menemukan kondisi tersebut di atas, peneliti mulai berfikir

bagaimana caranya agar kondisi tersebut dapat teratasi. Peneliti mulai

mengidentifikasi permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran. Peneliti

mengadakan diskusi dengan teman sejawat serta kepala sekolah untuk

memecahkan permasalahan itu. Akhirnya dapat ditemukan sebuah gagasan baru

untuk mengatasi permasalahan tersebut. Kartu Indeks Berpasangan adalah media

praktis yang dapat digunakan dalam pembelajaran membaca wacana.

Penggunaan media Kartu Indeks Berpasangan dalam pembelajaran di SD

pada dasarnya merupakan salah satu strategi yang ditempuh untuk membantu

siswa menguasai materi pelajaran dalam kelas. Selain itu, penggunaan media

Kartu Indeks Berpasangan juga merupakan strategi untuk membangkitkan

motivasi dan ketertarikan serta meningkatkan interaksi antar siswa dalam proses

pembelajaran. Cara ini dapat berpengaruh secara signifikan terhadap pola

interaksi siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan, pelaksanaan pembelajaran

bahasa Indonesia tentang penggunaan media Kartu Indeks Berpasangan dalam

24
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDI 2 Loang dapat berjalan dengan

baik.

1. Siklus I

Siklus I dilakukan sebanyak satu kali pertemuan. Tahap ini

dilaksanakan pada hari Kamis, tanggal 13 Oktober 2016 dengan menggunakan

metode diskusi dan media Kartu Indeks Berpasangan tanpa adanya intervensi.

a. Perencanaan

Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran

yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), soal tes

(uraian) serta alat/media yang mendukung dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan

Dalam pelaksanaan tindakan kegiatan belajar mengajar pada siklus

I di kelas V dengan jumlah siswa 23 orang, peneliti bertindak sebagai

guru. Proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan. Dan pada saat proses belajar mengajar berlangsung, peneliti

mengamati keaktifan, keseriusan, dan keberanian siswa. Uraian kegiatan

yang dilakukan dalam pembelajaran tersebut adalah:

1) Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi, indikator dan

tujuan pembelajaran yang akan dicapai.


2) Siswa dibagi dalam 4 kelompok diskusi.
3) Guru membagikan teks bacaan/wacana kepada setiap siswa.
4) Siswa membacakan teks bacaan/wacana dengan cermat.
5) Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menemukan pikiran

pokok/ide pokok, kalimat utama, kalimat penjelas setiap paragraf, dan

25
mencatat serta menjelaskan arti istilah/kata-kata sulit yang terdapat

dalam bacaan/wacana.
6) Guru menyiapkan media kartu Indeks Berpasangan di depan kelas.
7) Setelah berdiskusi, dua orang wakil setiap kelompok, tampil di depan

kelas.
8) Guru mengocok dan membagi kartu-kartu tersebut kepada setiap wakil

keloompok dengan posisi kartu tertutup.


9) Siswa membuka dan mencermati isi kartu-kartu tersebut.
10) Dalam hitungan waktu 10 menit setiap wakil kelompok berlomba

untuk mencari pasangannya yang cocok sesuai isi pertanyaan dan

jawaban di dalam kartu.


11) Guru memberi kesempatan kepada setiap pasangan untuk

mempresentasikan hasil temuannya.

Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes untuk mengetahui

tingkat keberhasilan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah dilakukan.

Adapun data hasil tes dan observasi pada akhir siklus I adalah seperti yang

tampak dalam tabel berikut:

Tabel 4.1. Hasil tes pada siklus I

HASIL TES FORMATIF SIKLUS I

N NAMA SISWA NILAI KETERANGAN


O
01 Agnes Ayusandri Marista 81 Tuntas
02 Berlindis Knuka Manuk 82 Tuntas
03 Dominggus Boli Making 64 Tidak Tuntas
04 Eduardus Simon N. Nuba 57 Tidak Tuntas
05 Eusabius D. Labi Kilok 65 Tidak Tuntas
06 Ferdinandus Kopong 60 Tidak Tuntas
07 Fransiska S. lelu Kilok 68 Tidak Tuntas
08 Lodovikus Kale 63 Tidak Tuntas
09 Magdalena Silvia Labaona 56 Tidak Tuntas
10 Maria D. Peni Atun 64 Tidak Tuntas
11 Maria A. Woli Duan 80 Tuntas

26
N NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
O
12 Maria M. Gelu Tukan 44 Tidak Tuntas
13 Maria Rete Odung 66 Tidak Tuntas
14 Marianus M. Bala Lajar 61 Tidak Tuntas
15 Marianus Ope Nuker 64 Tidak Tuntas
16 Mikhael S. Tangen Otong 65 Tidak Tuntas
17 Nikolaus Nimo Koban 63 Tidak Tuntas
18 Paulus Nahak Bria 63 Tidak Tuntas
19 Rosalinda Bala Odung 64 Tidak Tuntas
20 Stefanus W. Gasa Odung 64 Tidak Tuntas
21 Yohana F. Kewa 60 Tidak Tuntas
22 Yohana F. Sulu Geo 82 Tuntas
23 Yohanes F. Pati Pugel 44 Tidak Tuntas
JUMLAH 1.480
RATA-RATA 64,35
Sumber: diolah oleh peneliti

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah nilai siswa secara

1480
100 =64,35
keseluruhan adalah 1.480 dengan rata-rata kelas 23 ,

4
100 =17,39
persentase ketuntasan siswa 23 , dan persentase siswa

19
100 =82,61
tidak tuntas adalah 23 . Dari tabel di atas dapat dilihat

adanya peningkatan, namun masih belum sesuai dengan yang diharapkan.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh observer, teman sejawat guru

mata pelajaran. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, hal yang

27
akan diobservasi adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar

bahasa Indonesia tentang membaca dan memahami isi wacana. Pada tahap

ini dimaksud untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan guru

dalam memberi pelajaran dan aktivitas siswa dalam menerima pelajaran.

Adapun data aktivitas guru seperti tampak dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.2. Observasi aktivitas guru pada siklus I

Observer Perse
Rata-
No Indikator Aktivitas ntase
I II Rata
(%)
1 Kesiapan guru dalam mempersiapkan 2 2 2 50
rencana pembelajaran
2 Mempersiapkan siswa untuk memulai 3 3 3 75
pembelajaran dan apersepsi
3 Melakukan kegiatan apersepsi 3 3 3 75
4 Menyampaikan materi ajar dan tujuan 2 2 2 50
pembelajaran yang akan dicapai
5 Menjelaskan uraian singkat dari 2 2 2 50
cakupan materi yang akan diajarkan
6 Menunjukkan penguasaan materi yang 3 3 3 75
diajarkan
7 Menyampaikan materi dengan jelas 2 3 2,5 62,5
sesuai dengan hierarki belajar dan
karakteristik siswa
8 Penguasaan kelas 3 3 3 75
9 Membimbing siswa pada saat proses 3 3 3 75

28
Observer Rata- Perse
No Indikator Aktivitas
I II Rata ntase
belajar berlangsung (%)
10 Menunjukkan sikap terbuka terhadap 2 2 2 50
respon siswa
11 Menumbuhkan suasana keceriaan dan 2 2 2 50
antusiasme siswa selama proses
pembelajaran
12 Menggunakan bahasa, baik secara lisan 2 2 2 50
maupun tulisan dengan jelas, baik dan
komunikatif
13 Menyampaikan pesan dengan gaya 3 2 2,5 62,5
yang sesuai
14 Melakukan refleksi atau membuat 3 3 3 75
rangkuman dengan melibatkan siswa
15 Melaksanakan tindaklanjut dengan 3 3 3 75
memberikan arahan atau tugas sebagai
bahan remedial atau pengayaan
Sumber: diolah oleh peneliti

d. Evaluasi

Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I, dilakukan dengan

kegiatan evaluasi pembelajaran. Upaya ini dilakukan untuk mengetahui

sejauhmana keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar

berlangsung. Melalui evaluasi pembelajaran, data tersebut dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.3. Hasil Evaluasi Siklus I

No Rentang Nilai Angka Kategori


1 85 100 4 Sangat baik
2 65 84 3 Baik
3 45 64 2 Kurang baik
4 25 44 1 Tidak baik

29
Tabel 4.4. Observasi aktivitas siswa pada siklus I

Observer Rata Persenta


No Indikator Aktivitas I II
-rata se (%)
1 Tahap persiapan pembelajaran
a. Ketepatan siswa masuk kelas 2 3 2,5 62,5
b. Kesungguhan siswa dalam 2 2 2 50
mempersiapkan pelajaran
2 Tahap proses pembelajaran
a. Memperhatikan dan mendengarkan 2 2 2 50
penjelasan guru
b. Aktivitas siswa dalam 2 2 2 50
melaksanakan praktek membaca
wacana
c. Aktivitas siswa dalam menentukan 2 2 2 50
ide pokok wacana, mendata kata-
kata/istilah dalam wacana
d. Aktivitas siswa dalam mencari 2 3 2,5 62,5
pasangan
e. Kreativitas siswa dalam 2 2 2 50
mempresentasikan topik
f. Aktivitas/komunikasi 2 3 2,5 62,5
(menyampaikan pendapat/diskusi
dalam kelompok)
g. Suasana kelas 2 3 2,5 62,5
3 Akhir pembelajaran
a. Aktif menyimpulkan dan 2 3 2,5 62,5
merangkum materi pembelajaran
dengan tanya jawab bersama guru
b. Kesan/ekspresi siswa 2 3 2,5 62,5
Sumber: diolah oleh peneliti

e. Refleksi

30
Dari hasil pembelajaran dan pengamatan kemampuan guru dalam

mengajar, peneliti melakukan refleksi tindakan pada siklus I. adapun hasil

refleksi diambil dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada siklus I,

diantaranya adalah:

1) Hasil observasi terhadap kegiatan apersepsi, guru kurang maksimal

menyiapkan diri, termasuk dalam tahap penyampaian tujuan

pembelajaran dan materi pelaljaran.


2) Dalam menyampaikan materi yang bersifat nyata bagi siswa, tampak

guru menyampaikan informasi belum secara detail sehingga siswa

tampak belum mampu menemukan dengan tepat ide pokok dan

permasalahan wacana.
3) Kurang motivasi dari guru terhadap siswa sehingga siswa kurang

berminat, dan bersemangat selama proses pembelajaran.


4) Guru kurang menguasai kelas sehingga keseriusan dan keberanian

siswa dalam memberi dan menanggapi pelajaran dalam pembelajaran

kurang maksimal.
5) Pembelajaran dalam kelas kurang menyenangkan, adanya sikap kurang

menghargai, baik antar siswa dengan siswa maupun antar siswa

dengan guru.

Berdasarkan refleksi di atas, maka peneliti perlu melakukan

tindaklanjut untuk mengatasi masalah tersebut. Untuk perbaikan yang

dimaksud, maka perlu dilakukan pembelajaran pada siklus II.

2. Siklus II
a. Perencanaan

Siklus II dilakukan sebanyak satu kali dengan menggunakan media

Kartu Indeks Berpasangan disertai adanya intervensi dan arahan dari

31
guru/peneliti. Pada tahap ini peneliti telah mempersiapkan diri dengan baik

dan perangkat pembelajaran serta soal-soal tes formatif dipersiapkan juga

dengan baik. Dalam melaksanakan tindakan siklus II, peneliti melakukan

evaluasi pembelajaran melalui tes tertulis dan tes tidak tertulis (observasi).

Hal ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana tingkat

pemahaman dan penguasaan siswa dalam menerima pelajaran di kelas.

Untuk itu, dalam pembelajaran di kelas peneliti dibantu oleh seorang

teman observer untuk mengamati proses pelaksanaan tindakan perbaikan

pembelajaran.

b. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan dilakukan berdasarkan hasil refleksi tindakan

pada siklus I. pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan untuk mengetahui

sejauhmana tingkat perubahan dan pemahaman siswa tentang membaca

wacana dengan media Kartu Indeks Berpasangan. Tujuan dari pelaksanaan

tindakan ini diharapkan ada perubahan yang signifikan terhadap hasil

belajar siswa dari tindakan siklus I.

Kegiatan belajar mengajar pada siklus II dilaksanakan pada hari

Selasa tanggal 25 Oktober 2016 di kelas V dengan jumlah siswa 23 orang.

Dalam melaksanakan tindakan ini peneliti bertindak sebagai guru. Adapun

proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah

dipersiapkan. Pada saat proses belajar mengajar berlangsung, peneliti

mengamati (observasi) keaktifan, keseriusan, kesungguhan, dan

keberanian siswa dengan melakukan kegiatan seperti dalam uraian berikut:

32
1) Siswa mendengarkan penjelasan dan arahan tentang menemukan ide

pokok dan permasalahan dalam wacana melalui kegiatan membaca

intensif.
2) Siswa mendapatkan teks wacana dari guru, selanjutnya siswa

membacakan wacana itu dengan cermat.


3) Dalam grup/kelompok siswa diarahkan untuk terlibat aktif dalam

diskusi.
4) Dengan dampingan guru siswa melakukan diskusi kelompok untuk

menemukan ide pokok, kalimat utama, kalimat penjelas, mencatat dan

menjelaskan arti istilah atau kata-kata sulit dalam teks bacaan/wacana.


5) Siswa diberi semangat untuk berdiskusi, sambil guru mempersiapkan

media Kartu Indeks Berpasangan yang berisi pertanyaan dan jawaban

sesuai isi teks bacaan/wacana di depan kelas.


6) Usai diskusi, dua (2) orang utusan setiap kelompok tampil di depan

kelas.
7) Guru mengocok dan membagi kartu-kartu tersebut dengan posisi

tertutup kepada setiap utusan kelompok.


8) Guru memberi kesempatan kepada setiap utusan kelompok untuk

membuka dan mencermati isi kartu tersebut.


9) Guru memberi semangat dan arahan seperlunya, dan dalam hitungan

waktu lima (5) menit setiap utusan kelompok berlomba dengan cepat

dan tepat mencari pasangannya yang cocok, sesuai isi pertanyaan dan

jawaban di dalam kartu.


10) Guru memberi kesempatan kepada setiap pasangan untuk

mempresentasikan hasil temuannya. Kelompok yang tercepat

menemukan pasangan dan mempresentasikan hasil temuannya, diberi

pujian dan penghargaan dengan tepukan tangan yang meriah.

33
Pada akhir proses belajar mengajar, siswa diberi tes formatif II dengan

tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dalam kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun data hasil tes dan observasi

pada siklus II adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5. Hasil tes pada siklus II

N NAMA SISWA NILAI KETERANGAN


O
01 Agnes Ayusandri Marista 93 Tuntas
02 Berlindis Knuka Manuk 93 Tuntas
03 Dominggus Boli Making 86 Tuntas
04 Eduardus Simon N. Nuba 83 Tuntas
05 Eusabius D. Labi Kilok 88 Tuntas
06 Ferdinandus Kopong 63 Tidak Tuntas
07 Fransiska S. lelu Kilok 91 Tuntas
08 Lodovikus Kale 88 Tuntas
09 Magdalena Silvia Labaona 87 Tuntas
10 Maria D. Peni Atun 89 Tuntas
11 Maria A. Woli Duan 93 Tuntas
12 Maria M. Gelu Tukan 85 Tuntas
13 Maria Rete Odung 79 Tuntas
14 Marianus M. Bala Lajar 83 Tuntas
15 Marianus Ope Nuker 78 Tuntas
16 Mikhael S. Tangen Otong 84 Tuntas
17 Nikolaus Nimo Koban 79 Tuntas
18 Paulus Nahak Bria 76 Tuntas
19 Rosalinda Bala Odung 92 Tuntas
20 Stefanus W. Gasa Odung 83 Tuntas
21 Yohana F. Kewa 63 Tidak Tuntas
22 Yohana F. Sulu Geo 94 Tuntas
23 Yohanes F. Pati Pugel 75 Tuntas
JUMLAH 1.925
RATA-RATA 83,70
Sumber: diolah oleh peneliti

34
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah nilai siswa secara

1925
100 =83,70
keseluruhan adalah 1.925 dengan rata-rata kelas 23 ,

21
100 =91,30
persentase ketuntasan siswa 23 , dan persentase siswa

2
100 =8,70
tidak tuntas adalah 23 . Dari tabel di atas tampak bahwa

nilai atas tertinggi (75-100) dari 23 siswa ada 21 orang dengan nilai

1799
=85,67
perolehan rata-rata adalah 21 , dan nilai tengah (60-74) dari

23 siswa ada 2 orang dengan nilai perolehan rata-rata adalah

126
=63,00
2 sedangkan nilai bawah/terendah (0-59) dari 23 siswa ada 0

orang dengan nilai perolehan rata-rata 0.

c. Observasi

Kegiatan observasi dilakukan oleh observer, teman sejawat guru

mata pelajaran. Dalam melaksanakan proses belajar mengajar, hal yang

akan diobservasi adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar

bahasa Indonesia tentang membaca dan memahami isi wacana dengan

35
media Kartu Indeks Berpasangan. Pada tahap ini dimaksud untuk

mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan guru dalam memberi

pelajaran dan aktivitas siswa dalam meneri pelajaran. Adapun data

aktivitas guru seperti tampak dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.6. Observasi aktivitas guru pada siklus II

Observer Perse
Rata-
No Indikator Aktivitas ntase
I II Rata
(%)
1 Kesiapan guru dalam mempersiapkan 4 4 4 100
rencana pembelajaran
2 Mempersiapkan siswa untuk memulai 4 4 4 100
pembelajaran dan apersepsi
3 Melakukan kegiatan apersepsi 4 4 4 100
4 Menyampaikan materi ajar dan tujuan 3 4 3,5 87,5
pembelajaran yang akan dicapai
5 Menjelaskan uraian singkat dari 4 4 4 100
cakupan materi yang akan diajarkan
6 Menunjukkan penguasaan materi yang 4 4 4 100
diajarkan
7 Menyampaikan materi dengan jelas 4 4 4 100
sesuai dengan hierarki belajar dan
karakteristik siswa
8 Penguasaan kelas 4 4 4 100
9 Membimbing siswa pada saat proses 3 3 3 75
belajar berlangsung
10 Menunjukkan sikap terbuka terhadap 4 3 3,5 87,5
respon siswa
11 Menumbuhkan suasana keceriaan dan 3 3 3 75
antusiasme siswa selama proses
pembelajaran
12 Menggunakan bahasa, baik secara lisan 4 4 4 100
maupun tulisan dengan jelas, baik dan
komunikatif

36
Observer Rata- Perse
No Indikator Aktivitas
I II Rata ntase
13 Menyampaikan pesan dengan gaya 4 3 3,5 87,5
(%)
yang sesuai
14 Melakukan refleksi atau membuat 4 4 4 100
rangkuman dengan melibatkan siswa
15 Melaksanakan tindaklanjut dengan 4 4 4 100
memberikan arahan atau tugas sebagai
bahan remedial atau pengayaan
Sumber: diolah oleh peneliti

d. Evaluasi

Dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus II dilakukan dengan

kegiatan evaluasi pembelajaran. Upaya ini dilakukan untuk mengetahui

sejauhmana keberhasilan siswa selama proses belajar mengajar

berlangsung. Melalui evaluasi pembelajaran, data tersebut dapat dilihat

pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.7. Hasil Evaluasi Siklus II

No Rentang Nilai Angka Kategori


1 85 100 4 Sangat baik
2 65 84 3 Baik
3 45 64 2 Kurang baik
4 25 44 1 Tidak baik

Tabel 4.8. Observasi aktivitas siswa pada siklus II

Observer Rata Persenta


No Indikator Aktivitas I II
-rata se (%)
1 Tahap persiapan pembelajaran
a. Ketepatan siswa masuk kelas 4 4 4 100
b. Kesungguhan siswa dalam 4 4 4 100
mempersiapkan pelajaran
2 Tahap proses pembelajaran
a. Memperhatikan dan mendengarkan 4 4 4 100

37
penjelasan guru
b. Aktivitas siswa dalam 4 3 3,5 87,5
melaksanakan praktek membaca
wacana
c. Aktivitas siswa dalam menentukan 4 3 3,5 87,5
ide pokok wacana, mendata kata-
kata/istilah dalam wacana
d. Aktivitas siswa dalam mencari 4 4 4 100
pasangan
e. Kreativitas siswa dalam 4 4 4 100
mempresentasikan topik
f. Aktivitas/komunikasi 4 3 3,5 87,5
(menyampaikan pendapat/diskusi
dalam kelompok)
g. Suasana kelas 4 4 4 100
3 Akhir pembelajaran
a. Aktif menyimpulkan dan 4 4 4 100
merangkum materi pembelajaran
dengan tanya jawab bersama guru
b. Kesan/ekspresi siswa 4 4 4 100
Sumber: diolah oleh peneliti

e. Refleksi

Dari hasil pembelajaran dan pengamatan kemampuan guru dalam

mengajar, peneliti melakukan refleksi tindakan pada siklus II. Adapun

hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada

siklus II, diantaranya adalah:

1) Hasil observasi terhadap proses belajar mengajar guru telah maksimal

menyiapkan diri termasuk dalam penyampaian materi dengan baik.

Hal ini terlihat dari hasil pencapaian KKM yang meningkat.


2) Dalam menyampaikan materi yang bersifat nyata bagi siswa, tampak

guru menyampaikan informasi secara detail. Hal ini berdampak pula

38
pada siswa sehingga siswa tampak antusias dan aktif selama proses

belajar berlangsung.
3) Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan.
4) Penguasaan kelas yang baik dari guru sehingga tampak keseriusan dan

minat belajar siswa meningkat, keberanian serta percaya diri siswa pun

tampak selama proses belajar mengajar berlangsung.

B. Pembahasan

Hasil tes awal pada siklus I menunjukkan bahwa sebagian siswa kurang

dapat memahami isi wacana. Nilai rata-rata tes awal siklus I adalah 64,35 dengan

kategori kurang baik. Dari 23 siswa, hanya 8 siswa (34,78%) yang mendapat nilai

dengan kategori baik, 13 siswa (56,52%) mendapat nilai dengan kategori kurang

baik, 2 siswa (8,70%) mendapat nilai dengan kategori tidak baik.

Pada siklus I ini masih ada sebagian siswa yang belum dapat menentukan

atau menghubungkan antara isi kartu yang satu dengan isi kartu yang lainnya

terutama kartu yang berisi makna kata/istilah yang berhubungan dengan wacana

serta ide pokok wacana. Sebagian siswa masih melakukan kesalahan. Selain itu

waktu yang digunakan lebih lama dari waktu yang ditentukan.

Setelah guru memberi motivasi dan arahan kepada siswa, maka diperoleh

hasil tes akhir siswa dalam siklus I dengan nilai rata-rata 64,35. Sedangkan hasil

tes akhir siswa dalam siklus II dengan rata-rata 83,70.

Peningkatan nilai pada siklus I ke siklus II sebesar 19,35. Pada siklus II

dari 23 siswa, 12 siswa (52,17%) memperoleh nilai dengan kategori sangat baik, 8

siswa (34,78%) memperoleh nilai dengan kategori baik, serta 2 siswa (8,770%)

39
memperoleh kategori nilai kurang baik dan tidak ada siswa yang masih mendapat

nilai dengan kategori tidak baik.

Kenaikan tersebut diperoleh siswa, setelah guru memberi pengarahan

kepada siswa agar jangan merasa ragu-ragu untuk menentukan pasangan yang

sesuai kartu berdasarkan hasil diskusi. Sehingga dalam siklus ini aktivitas belajar

siswa lebih aktif dan siswa tampak lebih antusias. Mereka tidak lagi ragu-ragu

untuk mencari pasangan secara cepat dan tepat bahkan mereka saling berlomba

untuk beradu kecepatan dan berusaha untuk mempresentasikan selengkap-

lengkapnya, misalnya dengan memberi aneka informasi yang mereka pahami,

seesuai dengan isi kartu.

Ditinjau dari aspek pencapaian target indikator keberhasilan (tuntas dan

tidak tuntas) terjadi peningkatan yang sangat signifikan pula, yaitu dari 23 siswa

yang mengikuti tes pada akhir siklus I hanya ada 4 siswa dinyatakan tuntas

(17,39%) sedangkan pada tes akhir siklus II dari 23 siswa yang dinyatakan tuntas

sebanyak 21 siswa (91,30%).

Peningkatan hasil belajar dari 17,39% menjadi 91,30% (naik 73,91%)

adalah hal yang luar biasa. Peningkatan hasil belajar ini tidak terlepas dari refleksi

peneliti untuk mengubah pola mengajar dari guru sentri menjadi pola timbal balik

antar siswa, dan antar guru dengan siswa. Peningkatan hasil belajar tersebut tentu

tidak terlepas dari pendekatan, metode dan media pembelajaran yang digunakan

oleh peneliti. Pendekatan, metode, dan media pembelajaran disesuaikan dengan

karakteristik siswa itu sendiri. Dengan demikian suasana pembelajaran menjadi

40
lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira, dan berbobot,

bahkan bersifat kompetitif.

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Dari hasil pembelajaran yang telah dilakukan, serta berdasarkan seluruh

pembahasan terhadap hasil analisis selama siklus I dan siklus II, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Kemampuan membaca dan memahami isi wacana dengan menggunakan

media Kartu Indeks Berpasangan membawa banyak dampak positif. Hal

ini terlihat dalam peningkatan hasil belajar siswa terutama semakin

meningkatnya ketuntasan hasil belajar siswa dalam setiap siklus. Pada

siklus I, ketuntasan belajar mencapai 17,39% dengan rata-rata kelas 64,35.

Sementara pada siklus II, ketuntasan belajar mencapai 91,30% dengan

rata-rata kelas 83,70. Hasil tersebut membuktikan peningkatan ketuntasan

belajar siswa pada siklus II sebesar 73,91% dari tahap sebelumnya (siklus

I).
2. Bahwa dengan media Kartu Indeks Berpasangan, kemampuan membaca

wacana dapat meningkat karena Kartu Indeks Berpasangan dapat

membantu siswa untuk mengingat kembali ide pokok maupun hal-hal

yang berhubungan dengan isi wacana Kartu Indeks Berpasangan juga

dapat meningkatkan motivasi belajar siswa karena dengan Kartu Indeks

41
Berpasangan siswa dapat melakukan eksplorasi serta mampu

bersosialisasi. Dengan Kartu Indeks Berpasangan pembelajaran membaca

wacana dapat berlangsung lebih menarik, menyenangkan, dan tidak

menjenuhkan atau membosankan.

B. Saran

Sesuai hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, agar proses

belajar mengajar bahasa Indonesia lebih efektif dan memberi peningkatan pada

hasil belajar siswa, maka ada beberapa saran yang diberikan peneliti diantaranya

adalah sebagai berikut:

1. Bagi guru, guru hendaknya melaksanakan pembelajaran membaca wacana

dengan metode serta media yang bervariasi sehingga dapat

membangkitkan motivasi belajar siswa. Guru hendaknya bijak dalam

memilih metode, model maupun media pembelajaran agar penilaian dalam

pembelajaran membaca wacana tidak bersifat teoritik.


2. Bagi siswa, perlu melaksanakan pembiasaan guna meningkatkan kegiatan

membaca wacana, serta jangan ragu-ragu untuk melakukan inovasi dan

mengembangkan kreativitas.
3. Bagi kepala sekolah, hendaknya selalu memberi dukungan kepada guru

dalam melaksanakan inovasi pembelajaran, serta dapat memfasilitasi

segala kebutuhan yang diperlukan guru guna memperlancar proses

pembelajaran. Kepala sekolah agar memberi kesempatan kepada guru

untuk senantiasa meningkatkan kemampuan, mengembangkan profesinya

baik melalui pelatihan, diklat, penataran maupun mengikuti kegiatan KKG

atau MGMP.

42
4. Peneliti agar dapat menggunakan media Kartu Indeks Berpasangan untuk

meningkatkan prestasi belajar membaca wacana, khususnya pada siswa

kelas V SD karena media tersebut lebih praktis, guna mengoptimalkan dan

mempertahankan hasil belajar yang telah diraih.

43
DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas. 2005. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005

Tentang Standar Nasional Pendidikan. 2006. Jakarta: Diperbanyak

Oleh Asa Mandiri.

Depdiknas. 2006. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan

Menengah. Jakarta: Depdiknas.

Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3.

Jakarrta: Aneka Ilmu.

Keraf, Gorys. 1982. Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.

Kridalaksana, H. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.

Maya Gustina Sucipto, Nur Aksin, Supardianningsih. Detik-Detik Ujian

Sekolah/Madrasah 2014/2015. Jakarta: Intan Pariwara. Hal. 98.

Mulyasa, E. 2002. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Implementasi dan Inovasi.

Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Nasir. 1988. Metode Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud.

Soedarsono. 1997. Pedoman Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Yogyakarta: IKIP Yogyakarta

Tarigan. 1993. Membaca Sebagai Keterampilan Berbahasa. Bandung: Kaifa.

Tarigan, Djago. 1986. Membina Keterampilan Menulis Paragraf dan

Pengembangannya. Bandung: Angkasa.

Yamin.2007. Kiat Membelajarkan Siswa. Jakarta: Gaung Persada Pres.

44
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP I)

SEKOLAH : SD Inpres 2 Loang

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

KELAS : V/I

ALOKASI WAKTU : 3x35 menit (1 x pertemuan)

SIKLUS :I

A. STANDAR KOMPETENSI
7. Memahami wacana dan teks pidato
B. KOMPETENSI DASAR
7.1. Menemukan ide pokok dan permasalahan dalam wacana melalui kegiatan

membaca kegiatan membaca intensif.


C. INDIKATOR
1. Menemukan ide pokok dalam teks bacaan/wacana.
2. Menemukan kalimat umat setiap paragraf dalam teks bacaan/wacana.
3. Menemukan kalimat penjelas setiap paragraf dalam teks bacaan/wacana.
4. Menjelaskan makna istilah/kata-kata sulit dalam teks bacaan/wacana
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah berakhir proses pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menemukan ide pokok dalam teks bacaan.
2. Menemukan kalimat utama setiap paragraf dalam teks bacaan.
3. Menemukan kalimat penjelas setiap paragraf dalam teks bacaan.
4. Menjelaskan makna istilah/kata-kata sulit dalam teks bacaan.
II. Materi Pokok
Membaca pemahaman (membaca wacana)
III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi kelompok
2. Penugasan
3. Tanya jawab
IV.Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Apersepsi
- Guru mengajak siswa berdoa
- Guru mengabsen kehadiran siswa
b. Motivasi
Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik,

dengan menekankan pada kemampuan aspek mendengarkan,

berbicara, membaca, dan menulis sesuai kompetensi dasarnya masing-

masing.
2. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
Guru membagi siswa dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri

dari 5-6 anggota.


Guru membagi teks bacaan/wacana kepada setiap siswa.
Guru menentukan seorang siswa disalah satu kelompok untuk

membacakan teks bacaan/wacana yang telah dibagikan. Siswa yang

lain memperhatikan dan mengikuti dengan cermat.


Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca dan

mencermati sekali lagi teks bacaan/wacana.


Siswa mulai berdiskusi di dalam kelompok masing-masing untuk

menemukan pikiran pokok/ide pokok, kalimat utama, dan kalimat

penjelas setiap paragraf, dan mencacat serta menjelaskan arti istilah

atau kata-kata sulit yang terdapat dalam teks bacaan/wacana.


b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi:
Guru menyiapkan di depan, sejumlah media Kartu Indeks

Berpasangan yang berisi persoalan atau pertanyaan dan juga

jawaban sesuai isi teks bacaan/wacana.


Selesai berdiskusi, setiap kelompok mengirim dua (2) orang

wakilnya untuk tampil di depan kelas.


Guru mengocok dan membagi kartu-kartu tersebut dengan posisi

tertutup kepada wakil kelompok.


Guru memberi kesempatan kepada setiap wakil kelompok

berlomba mencari pasangannya yang cocok, sesuai isi pertanyaan

dan jawaban di dalam kartu.

c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi:
Guru memberi kesempatan kepada setiap pasangan kelompok

untuk mempresentasikan hasil penemuannya.


Guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
Guru bertanya-jawab meluruskan kesalahan pemahaman,

memberikan penguatan, dan penyimpulan.


3. Kegiatan penutup
a. Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membuat rangkuman

materi.
b. Guru mengadakan evaluasi.
c. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih giat lagi mencari dan

membaca teks bacaan atau wacana yang lain.


d. Guru mengajak siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran
V. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber
- Buku Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas V: Tim BIna Karya Guru.
- Buku Bahasa Indonesia Kelas V (Penerbit Intan Pariwara).
- Buku Detik-Detik US/M 2014/2015, Intan Pariwara.
2. Media
a. Teks bacaan/wacana berjudul: Siswa SD Ciptakan Robot Pengolah

Sampah.
b. Kartu Indeks Berpasangan.
VI. Penilaian
1. Teknik/jenis : Tugas Individual
2. Bentuk Instrumen : Ter Tertulis
3. Instrumen Soal :
Suruhan: Bacalah teks bacaan/wacana yang berjudul: Siswa SD Ciptakan

Robot Pengolah Sampah, dan Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

ini!
1) Siapakah peraih juara pertama ajang kompetensi Robot Dufan 2014?
2) Tuliskan ide pokok paragraf ketiga!
3) Tuliskan kalimat utama paragraf kedua!
4) Mengapa Scott Nio berhasil memikat hati dewan juri?
5) Tuliskan kalimat penjelas kedua paragraf ketiga!
6) Tuliskan arti dari kata-kata berikut!
a. Ajang
b. Fantasi

N KUNCI JAWABAN SKOR


O
1 Scott Nio 3
2 Konsep robotika Scott Nio 3
3 Ajang kompetensi Robot Dufan diselenggarakan oleh 3
Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol dan Klub
Robotik G.Com Teknologi
4 Karena ia berhasil menciptakan/membuat sebuah robot 3
pengolah sampah secara modern.
5 Sekolah mengajarkan siswa agar cerdas akademik, tinggi 1
empati, dan peduli pada lingkungan
6 a. Tempat untuk bertempur, berlomba 5
b. Khayalan, daya cipta dalam angan-angan
Jumlah Skor Maksimal 17

Loang, 10 Oktober 2016


Guru Pamong Mahasiswa/Praktikan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP II)

SEKOLAH : SD Inpres 2 Loang

MATA PELAJARAN : Bahasa Indonesia

KELAS : V/I

ALOKASI WAKTU : 3x35 menit (1 x pertemuan)

SIKLUS : II

A. STANDAR KOMPETENSI
7. Memahami wacana dan teks pidato
B. KOMPETENSI DASAR
7.1. Menemukan ide pokok dan permasalahan dalam wacana melalui kegiatan

membaca kegiatan membaca intensif.


C. INDIKATOR
1. Menemukan ide pokok dalam teks bacaan/wacana.
2. Menemukan kalimat umat setiap paragraf dalam teks bacaan/wacana.
3. Menemukan kalimat penjelas setiap paragraf dalam teks bacaan/wacana.
4. Menjelaskan makna istilah/kata-kata sulit dalam teks bacaan/wacana
I. Tujuan Pembelajaran
Setelah berakhir proses pembelajaran ini, diharapkan siswa dapat:
1. Menemukan ide pokok dalam teks bacaan.
2. Menemukan kalimat utama setiap paragraf dalam teks bacaan.
3. Menemukan kalimat penjelas setiap paragraf dalam teks bacaan.
4. Menjelaskan makna istilah/kata-kata sulit dalam teks bacaan.
II. Materi Pokok
Membaca pemahaman (membaca wacana)
III. Metode Pembelajaran
1. Diskusi kelompok
2. Penugasan
3. Tanya jawab
IV.Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal
a. Apersepsi
- Guru mengajak siswa berdoa
- Guru mengabsen kehadiran siswa
- Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
- Menggali potensi siswa dengan mengajukan pertanyaan:
1) Apa nama lain dari wacana?
2) Sebutkan unsur-unsur wacana!
b. Motivasi
Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan baik,

dengan menekankan pada kemampuan aspek mendengarkan,

berbicara, membaca, dan menulis sesuai kompetensi dasarnya masing-

masing.

2. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
- Siswa mendengarkan penjelasan dan arahan guru tentang

menemukan ide pokok dan permasalahan dalam wacana melalui

kegiatan membaca intensif.


- Siswa mendapatkan teks wacana dari guru, selanjutnya siswa

membacakan wacana itu dengan cermat.


- Siswa dibagi ke dalam 4 kelompok, masing-masing kelompok

terdiri atas 5-6 anggota.


- Dalam grup/kelompok siswa diarahkan untuk terlibat aktif dalam

diskusi.
- Dengan dampingan guru, siswa melakukan diskusi kelompok

untuk menemukan ide pokok, kalimat utama, kalimat penjelas,

mencatat dan menjelaskan arti istilah atau kata-kata sulit dalam

teks bacaan/wacana.
b. Elaborasi
- Siswa diberi semangat untuk berdiskusi, sambil guru

mempersiapkan media Kartu Indeks Berpasangan yang berisi

pertanyaan dan jawaban sesuai isi teks bacaan/wacana di depan

kelas.
- Usai diskusi, dua (2) orang utusan setiap kelompok tampil di

depan kelas.
- Guru mengocok dan membagi kartu-kartu tersebut dengan posisi

tertutup kepada setiap utusan kelompok.


- Guru memberi kesempatan kepada setiap utusan kelompok untuk

membuka dan mencermati isi kartu tersebut.


- Guru memberi semangat dan arahan seperlunya, dan dalam

hitungan waktu lima (5) menit, setiap utusan kelompok berlomba

dengan cepat dan tepat mencari dan menemukan pasangannya

yang cocok sesuai isi pertanyaan dan jawaban di dalam kartu.


c. Konfirmasi
- Guru memberikan kesempatan kepada setiap pasangan untuk

mempresentasikan hasil temuannya. Kelompok yang tercepat

menemukan pasangan dan mempresentasikan hasil temuannya,


diberi pujian dan penghargaan dengan tepukan tangan yang

meriah.
- Guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
- Guru bersama siswa bertanya-jawab meluruskan kesalahan

pemahaman, memberikan penguatan penyimpulan.


3. Kegiatan penutup
a. Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membuat rangkuman

materi.
b. Guru mengadakan evaluasi.
c. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih giat lagi mencari dan

membaca teks bacaan atau wacana yang lain.


d. Guru mengajak siswa berdoa untuk mengakhiri pelajaran.
V. Sumber dan Media Pembelajaran
1. Sumber
- Buku Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas V: Tim BIna Karya Guru.
- Buku Bahasa Indonesia Kelas V (Penerbit Intan Pariwara).
- Buku Detik-Detik US/M 2014/2015, Intan Pariwara.
2. Media
a. Teks bacaan/wacana berjudul: Siswa SD Ciptakan Robot Pengolah

Sampah.
b. Kartu Indeks Berpasangan.
VI. Penilaian
1. Teknik/jenis : Tugas Individual
2. Bentuk Instrumen : Ter Tertulis
3. Instrumen Soal :
Suruhan: Bacalah teks bacaan/wacana yang berjudul: Siswa SD Ciptakan

Robot Pengolah Sampah, dan Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

ini!
1) Mengapa Scott Nio berhasil memikat hati dewan juri?
2) Tuliskan ide pokok paragraf kedua!
3) Tuliskan kalimat utama paragraf ketiga!
4) Tuliskan kalimat penjelas terakhir dalam paragraf pertama!
5) Siapakah peraih juara pertama ajang kompetisi Robot Dufan 2014?
6) Tuliskan arti dari kata-kata berikut!
a. Kompetisi
b. Kreativitas
c. Empati
N KUNCI JAWABAN SKOR
O
1 Karena ia berhasil menciptakan/membuat sebuah robot 3
pengolah sampah secara modern
2 Ajang kompetisi Robot Dufan 3
3 Konsep Scott Nio pada pada Kompetisi Robot Dufan 3
adalah penanganan dan pengolahan sampah secara
modern
4 Kompetisi diikuti peserta dari berbagai sekolah di area 3
Jabodetabek, Jawa, serta luar Pulau Jawa
5 Scott Nio 1
6 a. Persaingan memperebutkan kemenangan 5
b. Daya cipya
c. Kondisi mental yang membuat seseorang merasa
dirinya dalam perasaan yang sama dengan orang lain
Jumlah Skor Maksimal 17

Loang, 22 Oktober 2016


Guru Pamong Mahasiswa/Praktikan

WACANA:

SISWA SD CIPTAKAN ROBOT PENGOLAH SAMPAH

Scott Nio adalah siswa SD berusia sembilan tahun. Ia berhasil memikat

hati dewan juri karena membuat sebuah robot pengolah sampah secara modern. Ia

pun meraih juara pertama dalam ajang Kompetisi Robot Dufan 2014 pada 24-28
September 2014 untuk kategori desain robot SD. Kompetensi diikuti peserta dari

berbagai sekolah di area Jabodetabek, Jawa, serta luar pulau Jawa.

Ajang Kompetisi Robot Dufan diselenggarakan oleh Dunia Fantasi Taman

Impian Jaya Ancol dan Klub Robotik G-COM Teknologi. Kompetisi ini bertujuan

untuk meningkatkan kreativitas siswa di bidang teknologi ke dalam dunia nyata.

Selain itu, kompetensi tersebut bertujuan untuk menumbuhkembangkan kepekaan

siswa dalam segala bidang teknologi melalui bidang robotika. Kompetisi ini

diharapkan dapat mengembangkan teknologi menjadi sebuah budaya di

lingkungan sekolah.

Konsep Scott Nio pada Kompetisi Robot Dufan adalah penanganan dan

pengolahan sampah secara modern. Gagasan itu diambil dari keseharinnya,

termasuk dari kegiatan di sekolah. Sekolah mengajarkan sisaw agar cerdas

akademik, tinggi empati, dan peduli pada lingkungan.

Sumber: Buku Detik-Detik US/M

2014/2016, Hlm. 98

PERANGKAT SOAL SIKLUS I

Suruhan: Bacalah teks bacaan/wacana yang berjudul: Siswa SD Ciptakan

Robot Pengolah Sampah, dan Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

ini!
1) Siapakah peraih juara pertama ajang kompetensi Robot Dufan 2014?
2) Tuliskan ide pokok paragraf ketiga!
3) Tuliskan kalimat utama paragraf kedua!
4) Mengapa Scott Nio berhasil memikat hati dewan juri?
5) Tuliskan kalimat penjelas kedua paragraf ketiga!
6) Tuliskan arti dari kata-kata berikut!
a. Ajang
b. Fantasi

N KUNCI JAWABAN SKOR


O
1 Scott Nio 3
2 Konsep robotika Scott Nio 3
3 Ajang kompetensi Robot Dufan diselenggarakan oleh 3
Dunia Fantasi Taman Impian Jaya Ancol dan Klub
Robotik G.Com Teknologi
4 Karena ia berhasil menciptakan/membuat sebuah robot 3
pengolah sampah secara modern.
5 Sekolah mengajarkan siswa agar cerdas akademik, tinggi 1
empati, dan peduli pada lingkungan
6 a. Tempat untuk bertempur, berlomba 5
b. Khayalan, daya cipta dalam angan-angan
Jumlah Skor Maksimal 17
PERANGKAT SOAL SIKLUS II

Suruhan: Bacalah teks bacaan/wacana yang berjudul: Siswa SD Ciptakan

Robot Pengolah Sampah, dan Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut

ini!
1) Mengapa Scott Nio berhasil memikat hati dewan juri?
2) Tuliskan ide pokok paragraf kedua!
3) Tuliskan kalimat utama paragraf ketiga!
4) Tuliskan kalimat penjelas terakhir dalam paragraf pertama!
5) Siapakah peraih juara pertama ajang kompetisi Robot Dufan 2014?
6) Tuliskan arti dari kata-kata berikut!
a. Kompetisi
b. Kreativitas
c. Empati
N KUNCI JAWABAN SKOR
O
1 Karena ia berhasil menciptakan/membuat sebuah robot 3
pengolah sampah secara modern
2 Ajang kompetisi Robot Dufan 3
3 Konsep Scott Nio pada pada Kompetisi Robot Dufan 3
adalah penanganan dan pengolahan sampah secara
modern
4 Kompetisi diikuti peserta dari berbagai sekolah di area 3
Jabodetabek, Jawa, serta luar Pulau Jawa
5 Scott Nio 1
6 a. Persaingan memperebutkan kemenangan 5
b. Daya cipya
c. Kondisi mental yang membuat seseorang merasa
dirinya dalam perasaan yang sama dengan orang lain
Jumlah Skor Maksimal 17

Anda mungkin juga menyukai