SKRIPSI
OLEH:
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
membaca pemahaman (dalam hal ini membaca wacana siswa kelas V SDI 2
Loang masih rendah yaitu 44. Padahal Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM untuk
kompetensi ini adalah 70, jadi masih berada di bawah KKM). Hal ini disebabkan
oleh adanya beberapa hambatan. Hambatan yang pertama berasal dari siswa itu
maupun kalimat penjelas. Perbendaharaan atau kosa kata mereka juga masih
kurang sehingga mereka sulit menguasai makna istilah-istilah asing yang terdapat
dalam wacana. Hal ini menyebabkan mereka kesulitan untuk memahami isi
wacana. Hambatan yang kedua berasal dari guru. Guru kurang dapat memotivasi
siswa untuk lebih menyenangi pembelajaran membaca wacana. Selain itu, model
membosankan bagi siswa. Sebagai guru hendaknya pandai dalam memilih model
1
Hal ini sesuai dengan apa yang tercantum dalam PP RI Nomor. 19 Tahun.
Hambatan lain, dalam penilaian guru masih menitik beratkan pada teori
intensif, guru tidak menilai sampai sejauh mana daya pemahaman siswa terhadap
berkutat pada teori-teori misalnya apakah yang disebut dengan wacana dan unsur-
unsur wacana.
Berpijak dari latar belakang di atas, dan untuk mengatasi masalah tersebut,
Kelas V SDI 2 Loang. Dalam penelitian ini dipaparkan bagaimana guru dapat
2
untuk dipaparkan karena dapat dijadikan sebagai bahan kajian bagi penyelenggara
B. Rumusan Masalah
fokus penelitian ini, maka peneliti merumuskan masalah penelitian tindakan kelas
C. Pemecahan Masalah
rendah dapat dibantu guna pencapaian hasil belajar yang optimal, yaitu melalui
1. Perencanaan
2. Pelaksaaan
3. Observasi
4. Refleksi
D. Tujuan Penelitian
3
1. Mendeskripsikan peningkatan kompetensi Membaca Wacana siswa Kelas
Berpasangan.
2. Mengetahui adanya perubahan perilaku siswa dalam proses pembelajaran
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Untuk menambah wawasan penelitian tentang penggunaan media Kartu
Indeks Berpasangan terhadap hasil belajar siswa dalam hal memahami isi
wacana.
2. Manfaat praktis
a. Bagi guru, untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menyusun
diharapkan.
b. Bagi siswa, untuk meningkatkan kompetensi membaca intensif dalam
strata 1.
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1.Hakikat Membaca
adalah perbuatan yang dilakukan dengan sadar untuk mengenal lambang yang
1999: 118).
hal ini membaca merupakan proses peralihan informasi yang terdapat pada
Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca
5
untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media
mampu membaca dan memahami secara kritis berbagai jenis wacana tulis teks
non sastra berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, atau rubrik khusus,
laporan, karya ilmiah, teks pidato, berbagai jenis paragraf (narasi, deskripsi,
argumentasi, persuasi dan eksposisi) serta teks sastra berbentuk puisi, hikayat,
cerpen, drama, novel, biografi, karya sastra berbagai angkatan dan sastra melayu
pada membaca dengan maksud memahami isi wacana baik pemahaman tentang
2. Membaca Pemahaman
memperoleh kesan dan pesan atau gagasan yang tersurat maupun yang tersirat dan
menentukan organisasi bahan bacaan, menemukan citra visual dan citra lainnya,
6
menarik simpulan, menduga makna dan merangkaikan dampaknya, menyusun
mengeksplorasi).
Berpasangan
satu kesatuan (Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3. 2008. Em Zul Fajri).
Wacana sering disebut juga bacaan. Dengan demikian defenisi lain dari wacana
adalah satuan bahasa yang yang lengkap seperti karangan, buku, artikel, novel dan
membaca untuk memahami isi sebuah wacana. Baik memahami tentang topik,
pikiran utama dan pikiran penjelas, menentukan ide pokok, menentukan kalimat
terdapat dalam wacana serta menjawab pertanyaan yang berhubungan dengan isi
wacana. Jadi dalam kegiatan ini diharapkan siswa memahami betul isi dan
7
digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini dapat diambil dari buku pelajaran
Media adalah kata jamak dari medium, berasal dari kata Latin yang
memiliki arti Perantara (Between). Secara defenisi media adalah suatu perangkat
2007: 197). Dari pengertian tersbut, media dapat pula diartikan sebagai penyalur
informasi.
pembelajaran.
interaksi antara guru dengan siswa. Media membantu siswa agar dapat belajar
secara optimal. Oleh sebab itu penggunaan dan pemilihan media harus
media dengan materi yang dibahas, (3) tersedianya sarana dan prasarana, (4)
karateristik siswa. Selain itu juga dipertimbangkan pula jenis, waktu yang
8
Dalam penelitian ini, digunakan media yang sangat praktis, terjangkau
serta mudah membuatnya. Media yang dimaksudkan adalah Media Kartu Indeks
Berpasangan. Media Kartu Indeks Berpasangan adalah kartu yang terbuat dari
berhubungan dengan isi wacana dan kartu lain (berukuran sama) berisi jawaban
dari soal-soal tersebut untuk kemudian dipasangkan secara tepat oleh siswa. Jadi
di dalam kartu bertuliskan frasa, kata kunci atau pun pokok masalah yang
berhubungan dengan materi pembelajaran dan kartu lainnya berisi informasi yang
berhubungan dengan kartu yang sebelumnya. Jadi kartu ini nantinya dapat saling
10 cm
7 cm
10 cm
9
Dua kartu tesebut bisa saling berpasangan karena berisi pokok persoalan
guru dan pada berikutnya bisa juga dipersiapkan oleh siswa. Jika siswa sendiri
yang harus menyiapkan maka setiap siswa harus menyiapkan dua kartu yang
masing-masing berisi soal dan kartu yang lainnya berisi jawaban dari soal
tersebut. Misalnya jumlah siswa 12 orang, maka pada periode I, kartu yang
dikocok adalah kartu yang dibuat oleh siswa nomor absen 1-6, dan periode II,
kartu yang dikocok adalah kartu yang dibuat siswa dengan nomor absen 7-12.
Kemudian setelah dikocok, kartu tersebut dibagikan pada setiap siswa secara
tertutup. Jadi siswa tidak tahu isi kartu tersebut. Setelah itu siswa diberi
Dengan waktu yang ditentukan, siswa mencari siswa lain yang mempunyai kartu
kartu. Siswa yang dapat menemukan dengan tepat dan cepat diberi poin.
10
B. Kerangka Berpikir
Siklus I
diarahkan guru.
Siklus II
Berpasangan.
siswa terhadap suatu konsep dapat terlihat dengan jelas pada saat siswa
memastikan pasangannya dengan tepat serta pada saat presentasi di depan kelas.
dalam kartu maka dapat kita simpulkan, semakin dalam pula tingkat pemahaman
11
siswa terhadap isi wacana yang dibacanya. Berdasarkan paparan di atas, maka
meningkat.
C. Hipotesis Tindakan
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Waktu Penelitian
12
Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan selama 10 Minggu (2 Setengah
Bulan) dimulai sejak Minggu ke 1 Bulan Agustus 2016 dan berakhir pada Minggu
Bulan/Minggu
Agustus September Oktober
No Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Penyusunan Proposal X
2 Persiapan X
3 Try Out X
4 Pengumpulan Data X X X
5 Analisis X
6 Pelaporan X X X
2. Lokasi Penelitian
13
- Kartu Indeks Berpasangan dapat meningkatkan motivasi belajar siswa,
B. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDI 2 Loang, dengan
jumlah siswa 23 orang yang terdiri dari 12 laki-laki dan 11 perempuan dengan
C. Prosedur Penelitian
Model Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini menggunakan
Model Kemmis dan Mc Taggart. Model Kemmis dan Taggart ini, terdiri dari
model Kemmis dan Taggart maka alur tindakan dalam penelitian ini dapat
Perencanaan Tindakan
Refleksi Pengamatan
Perencanaan Tindakan
Refleksi Pengamatan
14
Model Penelitian Tindakan Kelas dalam penelitian ini pada dasarnya
menggunakan model proses dan terdiri dari dua siklus. Kegiatan untuk masing-
masing siklus terdiri dari empat tahap yakni: 1) rencana, 2) tindakan, 3) observasi,
4) refleksi.
berikut:
1. Siklus I
a. Tahap perencanaan
pembelajaran.
b. Tahap pelaksanaan
sebagai berikut:
1) Kegiatan awal
a) Apersepsi
(1) Guru mengajak siswa berdoa
(2) Guru mengabsen kehadiran siswa
b) Motivasi
15
Memotivasi akan pentingnya menguasai materi ini dengan
dengan cermat.
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk membaca
16
Guru memberi kesempatan kepada setiap wakil kelompok
siswa.
Guru bertanya-jawab meluruskan kesalahan pemahaman,
rangkuman materi.
b) Guru mengadakan evaluasi.
c) Guru memberikan motivasi agar siswa lebih giat lagi mencari
c. Observasi
pembelajaran.
d. Refleksi
2. Siklus II
a. Tahap perencanaan
17
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan dan menyusun Rencana
instrumen evaluasi.
b. Tahap pelaksanaan
1) Kegiatan awal
a) Apersepsi
- Guru mengajak siswa berdoa
- Guru mengabsen kehadiran siswa
- Guru menyampaikan topik dan tujuan pembelajaran
- Menggali potensi siswa dengan mengajukan pertanyaan:
(1) Apa nama lain dari wacana?
(2) Sebutkan unsur-unsur wacana!
b) Motivasi
2) Kegiatan inti
a. Eksplorasi
- Siswa mendengarkan penjelasan dan arahan guru tentang
dalam diskusi.
- Dengan dampingan guru, siswa melakukan diskusi
18
kalimat penjelas, mencatat dan menjelaskan arti istilah
di depan kelas.
- Guru mengocok dan membagi kartu-kartu tersebut dengan
siswa.
19
- Guru bersama siswa bertanya-jawab meluruskan
penyimpulan.
3) Kegiatan penutup
a) Dengan bimbingan guru, siswa diminta untuk membuat
rangkuman materi.
b) Guru mengadakan evaluasi.
c) Guru memberikan motivasi agar siswa lebih giat lagi mencari
d. Tahap Refleksi
segala temuan yang ada pada siklus II, baik kelemahan maupun
20
diskusi, salah satu metode yang diterapkan dalam pembelajaran dengan media
Kartu Indeks Berpasangan yang bersifat deskriptif komperatif yaitu cara penyajian
Untuk itu, peneliti menggunakan dua (2) teknik dalam pengumpulan data,
yaitu:
1. Observasi
2. Tes
Hasil observasi dan tes tertulis dianalisis oleh peneliti dengan cara
pencapaian ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dengan
menggunakan rumus:
21
Jumlah Nilai
x 100
Jumlah Siswa
1. Rata-rata kelas
x =
xi
n
Keterangan:
x = Rata-rata kelas
xi = Jumlah nilai seluruh siswa
n = Jumlah seluruh siswa
2. Ketuntasan belajar
n
P= 100
N
Keterangan:
P = Persentase ketuntasan
n = Jumlah siswa yang tuntas belajar
N = Jumlah seluruh
F. Indikator Keberhasilan
Tindakan Kelas ini adalah mengacu pada Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang ditetapkan oleh SD Inpres 2 Loang, yaitu untuk mata pelajaran bahasa
22
Kriteria ketuntasan yang dipakai sebagai indikator adalah:
70 79 = Baik
60 69 = Cukup baik
40 59 = Kurang
0 39 = Sangat kurang
wacana menjadi lebih besar. Dengan demikian jika kedua hal ini terwujud, maka
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
rendahnya prestasi belajar siswa dalam membaca wacana. Siswa kurang mampu
menganalisis ide pokok dalam wacana. Siswa juga mengalami kesulitan dalam
menentukan kalimat utama dan kalimat penjelas tiap paragraf serta kurang
23
Selain itu, pada kondisi awal (sebelum digunakan media Kartu Indeksi
siswa dalam menerima pelajaran membaca wacana. Siswa kurang berminat pada
pembelajaran. Mereka kurang tertarik, merasa kesulitan dalam memahami isi atau
pun gagasan pokok dalam wacana, sehingga mereka merasa bosan setiap kali
pada dasarnya merupakan salah satu strategi yang ditempuh untuk membantu
siswa menguasai materi pelajaran dalam kelas. Selain itu, penggunaan media
motivasi dan ketertarikan serta meningkatkan interaksi antar siswa dalam proses
24
meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDI 2 Loang dapat berjalan dengan
baik.
1. Siklus I
metode diskusi dan media Kartu Indeks Berpasangan tanpa adanya intervensi.
a. Perencanaan
b. Pelaksanaan tindakan
guru. Proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah
25
mencatat serta menjelaskan arti istilah/kata-kata sulit yang terdapat
dalam bacaan/wacana.
6) Guru menyiapkan media kartu Indeks Berpasangan di depan kelas.
7) Setelah berdiskusi, dua orang wakil setiap kelompok, tampil di depan
kelas.
8) Guru mengocok dan membagi kartu-kartu tersebut kepada setiap wakil
Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi tes untuk mengetahui
Adapun data hasil tes dan observasi pada akhir siklus I adalah seperti yang
26
N NAMA SISWA NILAI KETERANGAN
O
12 Maria M. Gelu Tukan 44 Tidak Tuntas
13 Maria Rete Odung 66 Tidak Tuntas
14 Marianus M. Bala Lajar 61 Tidak Tuntas
15 Marianus Ope Nuker 64 Tidak Tuntas
16 Mikhael S. Tangen Otong 65 Tidak Tuntas
17 Nikolaus Nimo Koban 63 Tidak Tuntas
18 Paulus Nahak Bria 63 Tidak Tuntas
19 Rosalinda Bala Odung 64 Tidak Tuntas
20 Stefanus W. Gasa Odung 64 Tidak Tuntas
21 Yohana F. Kewa 60 Tidak Tuntas
22 Yohana F. Sulu Geo 82 Tuntas
23 Yohanes F. Pati Pugel 44 Tidak Tuntas
JUMLAH 1.480
RATA-RATA 64,35
Sumber: diolah oleh peneliti
1480
100 =64,35
keseluruhan adalah 1.480 dengan rata-rata kelas 23 ,
4
100 =17,39
persentase ketuntasan siswa 23 , dan persentase siswa
19
100 =82,61
tidak tuntas adalah 23 . Dari tabel di atas dapat dilihat
c. Observasi
27
akan diobservasi adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar
bahasa Indonesia tentang membaca dan memahami isi wacana. Pada tahap
Adapun data aktivitas guru seperti tampak dalam tabel berikut ini:
Observer Perse
Rata-
No Indikator Aktivitas ntase
I II Rata
(%)
1 Kesiapan guru dalam mempersiapkan 2 2 2 50
rencana pembelajaran
2 Mempersiapkan siswa untuk memulai 3 3 3 75
pembelajaran dan apersepsi
3 Melakukan kegiatan apersepsi 3 3 3 75
4 Menyampaikan materi ajar dan tujuan 2 2 2 50
pembelajaran yang akan dicapai
5 Menjelaskan uraian singkat dari 2 2 2 50
cakupan materi yang akan diajarkan
6 Menunjukkan penguasaan materi yang 3 3 3 75
diajarkan
7 Menyampaikan materi dengan jelas 2 3 2,5 62,5
sesuai dengan hierarki belajar dan
karakteristik siswa
8 Penguasaan kelas 3 3 3 75
9 Membimbing siswa pada saat proses 3 3 3 75
28
Observer Rata- Perse
No Indikator Aktivitas
I II Rata ntase
belajar berlangsung (%)
10 Menunjukkan sikap terbuka terhadap 2 2 2 50
respon siswa
11 Menumbuhkan suasana keceriaan dan 2 2 2 50
antusiasme siswa selama proses
pembelajaran
12 Menggunakan bahasa, baik secara lisan 2 2 2 50
maupun tulisan dengan jelas, baik dan
komunikatif
13 Menyampaikan pesan dengan gaya 3 2 2,5 62,5
yang sesuai
14 Melakukan refleksi atau membuat 3 3 3 75
rangkuman dengan melibatkan siswa
15 Melaksanakan tindaklanjut dengan 3 3 3 75
memberikan arahan atau tugas sebagai
bahan remedial atau pengayaan
Sumber: diolah oleh peneliti
d. Evaluasi
29
Tabel 4.4. Observasi aktivitas siswa pada siklus I
e. Refleksi
30
Dari hasil pembelajaran dan pengamatan kemampuan guru dalam
refleksi diambil dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada siklus I,
diantaranya adalah:
permasalahan wacana.
3) Kurang motivasi dari guru terhadap siswa sehingga siswa kurang
kurang maksimal.
5) Pembelajaran dalam kelas kurang menyenangkan, adanya sikap kurang
dengan guru.
2. Siklus II
a. Perencanaan
31
guru/peneliti. Pada tahap ini peneliti telah mempersiapkan diri dengan baik
evaluasi pembelajaran melalui tes tertulis dan tes tidak tertulis (observasi).
pembelajaran.
b. Pelaksanaan tindakan
32
1) Siswa mendengarkan penjelasan dan arahan tentang menemukan ide
intensif.
2) Siswa mendapatkan teks wacana dari guru, selanjutnya siswa
diskusi.
4) Dengan dampingan guru siswa melakukan diskusi kelompok untuk
kelas.
7) Guru mengocok dan membagi kartu-kartu tersebut dengan posisi
waktu lima (5) menit setiap utusan kelompok berlomba dengan cepat
dan tepat mencari pasangannya yang cocok, sesuai isi pertanyaan dan
33
Pada akhir proses belajar mengajar, siswa diberi tes formatif II dengan
pembelajaran yang telah dilakukan. Adapun data hasil tes dan observasi
34
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jumlah nilai siswa secara
1925
100 =83,70
keseluruhan adalah 1.925 dengan rata-rata kelas 23 ,
21
100 =91,30
persentase ketuntasan siswa 23 , dan persentase siswa
2
100 =8,70
tidak tuntas adalah 23 . Dari tabel di atas tampak bahwa
nilai atas tertinggi (75-100) dari 23 siswa ada 21 orang dengan nilai
1799
=85,67
perolehan rata-rata adalah 21 , dan nilai tengah (60-74) dari
126
=63,00
2 sedangkan nilai bawah/terendah (0-59) dari 23 siswa ada 0
c. Observasi
akan diobservasi adalah aktivitas guru dan siswa dalam proses belajar
35
media Kartu Indeks Berpasangan. Pada tahap ini dimaksud untuk
Observer Perse
Rata-
No Indikator Aktivitas ntase
I II Rata
(%)
1 Kesiapan guru dalam mempersiapkan 4 4 4 100
rencana pembelajaran
2 Mempersiapkan siswa untuk memulai 4 4 4 100
pembelajaran dan apersepsi
3 Melakukan kegiatan apersepsi 4 4 4 100
4 Menyampaikan materi ajar dan tujuan 3 4 3,5 87,5
pembelajaran yang akan dicapai
5 Menjelaskan uraian singkat dari 4 4 4 100
cakupan materi yang akan diajarkan
6 Menunjukkan penguasaan materi yang 4 4 4 100
diajarkan
7 Menyampaikan materi dengan jelas 4 4 4 100
sesuai dengan hierarki belajar dan
karakteristik siswa
8 Penguasaan kelas 4 4 4 100
9 Membimbing siswa pada saat proses 3 3 3 75
belajar berlangsung
10 Menunjukkan sikap terbuka terhadap 4 3 3,5 87,5
respon siswa
11 Menumbuhkan suasana keceriaan dan 3 3 3 75
antusiasme siswa selama proses
pembelajaran
12 Menggunakan bahasa, baik secara lisan 4 4 4 100
maupun tulisan dengan jelas, baik dan
komunikatif
36
Observer Rata- Perse
No Indikator Aktivitas
I II Rata ntase
13 Menyampaikan pesan dengan gaya 4 3 3,5 87,5
(%)
yang sesuai
14 Melakukan refleksi atau membuat 4 4 4 100
rangkuman dengan melibatkan siswa
15 Melaksanakan tindaklanjut dengan 4 4 4 100
memberikan arahan atau tugas sebagai
bahan remedial atau pengayaan
Sumber: diolah oleh peneliti
d. Evaluasi
37
penjelasan guru
b. Aktivitas siswa dalam 4 3 3,5 87,5
melaksanakan praktek membaca
wacana
c. Aktivitas siswa dalam menentukan 4 3 3,5 87,5
ide pokok wacana, mendata kata-
kata/istilah dalam wacana
d. Aktivitas siswa dalam mencari 4 4 4 100
pasangan
e. Kreativitas siswa dalam 4 4 4 100
mempresentasikan topik
f. Aktivitas/komunikasi 4 3 3,5 87,5
(menyampaikan pendapat/diskusi
dalam kelompok)
g. Suasana kelas 4 4 4 100
3 Akhir pembelajaran
a. Aktif menyimpulkan dan 4 4 4 100
merangkum materi pembelajaran
dengan tanya jawab bersama guru
b. Kesan/ekspresi siswa 4 4 4 100
Sumber: diolah oleh peneliti
e. Refleksi
hasil refleksi diambil dari hasil observasi yang dilakukan peneliti pada
38
pada siswa sehingga siswa tampak antusias dan aktif selama proses
belajar berlangsung.
3) Hasil belajar siswa pada siklus II mengalami peningkatan.
4) Penguasaan kelas yang baik dari guru sehingga tampak keseriusan dan
minat belajar siswa meningkat, keberanian serta percaya diri siswa pun
B. Pembahasan
Hasil tes awal pada siklus I menunjukkan bahwa sebagian siswa kurang
dapat memahami isi wacana. Nilai rata-rata tes awal siklus I adalah 64,35 dengan
kategori kurang baik. Dari 23 siswa, hanya 8 siswa (34,78%) yang mendapat nilai
dengan kategori baik, 13 siswa (56,52%) mendapat nilai dengan kategori kurang
Pada siklus I ini masih ada sebagian siswa yang belum dapat menentukan
atau menghubungkan antara isi kartu yang satu dengan isi kartu yang lainnya
terutama kartu yang berisi makna kata/istilah yang berhubungan dengan wacana
serta ide pokok wacana. Sebagian siswa masih melakukan kesalahan. Selain itu
Setelah guru memberi motivasi dan arahan kepada siswa, maka diperoleh
hasil tes akhir siswa dalam siklus I dengan nilai rata-rata 64,35. Sedangkan hasil
dari 23 siswa, 12 siswa (52,17%) memperoleh nilai dengan kategori sangat baik, 8
siswa (34,78%) memperoleh nilai dengan kategori baik, serta 2 siswa (8,770%)
39
memperoleh kategori nilai kurang baik dan tidak ada siswa yang masih mendapat
kepada siswa agar jangan merasa ragu-ragu untuk menentukan pasangan yang
sesuai kartu berdasarkan hasil diskusi. Sehingga dalam siklus ini aktivitas belajar
siswa lebih aktif dan siswa tampak lebih antusias. Mereka tidak lagi ragu-ragu
untuk mencari pasangan secara cepat dan tepat bahkan mereka saling berlomba
tidak tuntas) terjadi peningkatan yang sangat signifikan pula, yaitu dari 23 siswa
yang mengikuti tes pada akhir siklus I hanya ada 4 siswa dinyatakan tuntas
(17,39%) sedangkan pada tes akhir siklus II dari 23 siswa yang dinyatakan tuntas
adalah hal yang luar biasa. Peningkatan hasil belajar ini tidak terlepas dari refleksi
peneliti untuk mengubah pola mengajar dari guru sentri menjadi pola timbal balik
antar siswa, dan antar guru dengan siswa. Peningkatan hasil belajar tersebut tentu
tidak terlepas dari pendekatan, metode dan media pembelajaran yang digunakan
40
lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira, dan berbobot,
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
pembahasan terhadap hasil analisis selama siklus I dan siklus II, maka dapat
belajar siswa pada siklus II sebesar 73,91% dari tahap sebelumnya (siklus
I).
2. Bahwa dengan media Kartu Indeks Berpasangan, kemampuan membaca
41
Berpasangan siswa dapat melakukan eksplorasi serta mampu
B. Saran
Sesuai hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya, agar proses
belajar mengajar bahasa Indonesia lebih efektif dan memberi peningkatan pada
hasil belajar siswa, maka ada beberapa saran yang diberikan peneliti diantaranya
mengembangkan kreativitas.
3. Bagi kepala sekolah, hendaknya selalu memberi dukungan kepada guru
atau MGMP.
42
4. Peneliti agar dapat menggunakan media Kartu Indeks Berpasangan untuk
43
DAFTAR PUSTAKA
Em Zul Fajri, Ratu Aprilia Senja. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi 3.
Keraf, Gorys. 1982. Tata Bahasa Indonesia. Ende Flores: Nusa Indah.
44
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP I)
KELAS : V/I
SIKLUS :I
A. STANDAR KOMPETENSI
7. Memahami wacana dan teks pidato
B. KOMPETENSI DASAR
7.1. Menemukan ide pokok dan permasalahan dalam wacana melalui kegiatan
masing.
2. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi:
Guru membagi siswa dalam 4 kelompok, setiap kelompok terdiri
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi:
Guru memberi kesempatan kepada setiap pasangan kelompok
materi.
b. Guru mengadakan evaluasi.
c. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih giat lagi mencari dan
Sampah.
b. Kartu Indeks Berpasangan.
VI. Penilaian
1. Teknik/jenis : Tugas Individual
2. Bentuk Instrumen : Ter Tertulis
3. Instrumen Soal :
Suruhan: Bacalah teks bacaan/wacana yang berjudul: Siswa SD Ciptakan
ini!
1) Siapakah peraih juara pertama ajang kompetensi Robot Dufan 2014?
2) Tuliskan ide pokok paragraf ketiga!
3) Tuliskan kalimat utama paragraf kedua!
4) Mengapa Scott Nio berhasil memikat hati dewan juri?
5) Tuliskan kalimat penjelas kedua paragraf ketiga!
6) Tuliskan arti dari kata-kata berikut!
a. Ajang
b. Fantasi
(RPP II)
KELAS : V/I
SIKLUS : II
A. STANDAR KOMPETENSI
7. Memahami wacana dan teks pidato
B. KOMPETENSI DASAR
7.1. Menemukan ide pokok dan permasalahan dalam wacana melalui kegiatan
masing.
2. Kegiatan inti
a. Eksplorasi
- Siswa mendengarkan penjelasan dan arahan guru tentang
diskusi.
- Dengan dampingan guru, siswa melakukan diskusi kelompok
teks bacaan/wacana.
b. Elaborasi
- Siswa diberi semangat untuk berdiskusi, sambil guru
kelas.
- Usai diskusi, dua (2) orang utusan setiap kelompok tampil di
depan kelas.
- Guru mengocok dan membagi kartu-kartu tersebut dengan posisi
meriah.
- Guru bertanya-jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa.
- Guru bersama siswa bertanya-jawab meluruskan kesalahan
materi.
b. Guru mengadakan evaluasi.
c. Guru memberikan motivasi agar siswa lebih giat lagi mencari dan
Sampah.
b. Kartu Indeks Berpasangan.
VI. Penilaian
1. Teknik/jenis : Tugas Individual
2. Bentuk Instrumen : Ter Tertulis
3. Instrumen Soal :
Suruhan: Bacalah teks bacaan/wacana yang berjudul: Siswa SD Ciptakan
ini!
1) Mengapa Scott Nio berhasil memikat hati dewan juri?
2) Tuliskan ide pokok paragraf kedua!
3) Tuliskan kalimat utama paragraf ketiga!
4) Tuliskan kalimat penjelas terakhir dalam paragraf pertama!
5) Siapakah peraih juara pertama ajang kompetisi Robot Dufan 2014?
6) Tuliskan arti dari kata-kata berikut!
a. Kompetisi
b. Kreativitas
c. Empati
N KUNCI JAWABAN SKOR
O
1 Karena ia berhasil menciptakan/membuat sebuah robot 3
pengolah sampah secara modern
2 Ajang kompetisi Robot Dufan 3
3 Konsep Scott Nio pada pada Kompetisi Robot Dufan 3
adalah penanganan dan pengolahan sampah secara
modern
4 Kompetisi diikuti peserta dari berbagai sekolah di area 3
Jabodetabek, Jawa, serta luar Pulau Jawa
5 Scott Nio 1
6 a. Persaingan memperebutkan kemenangan 5
b. Daya cipya
c. Kondisi mental yang membuat seseorang merasa
dirinya dalam perasaan yang sama dengan orang lain
Jumlah Skor Maksimal 17
WACANA:
hati dewan juri karena membuat sebuah robot pengolah sampah secara modern. Ia
pun meraih juara pertama dalam ajang Kompetisi Robot Dufan 2014 pada 24-28
September 2014 untuk kategori desain robot SD. Kompetensi diikuti peserta dari
Impian Jaya Ancol dan Klub Robotik G-COM Teknologi. Kompetisi ini bertujuan
siswa dalam segala bidang teknologi melalui bidang robotika. Kompetisi ini
lingkungan sekolah.
Konsep Scott Nio pada Kompetisi Robot Dufan adalah penanganan dan
2014/2016, Hlm. 98
ini!
1) Siapakah peraih juara pertama ajang kompetensi Robot Dufan 2014?
2) Tuliskan ide pokok paragraf ketiga!
3) Tuliskan kalimat utama paragraf kedua!
4) Mengapa Scott Nio berhasil memikat hati dewan juri?
5) Tuliskan kalimat penjelas kedua paragraf ketiga!
6) Tuliskan arti dari kata-kata berikut!
a. Ajang
b. Fantasi
ini!
1) Mengapa Scott Nio berhasil memikat hati dewan juri?
2) Tuliskan ide pokok paragraf kedua!
3) Tuliskan kalimat utama paragraf ketiga!
4) Tuliskan kalimat penjelas terakhir dalam paragraf pertama!
5) Siapakah peraih juara pertama ajang kompetisi Robot Dufan 2014?
6) Tuliskan arti dari kata-kata berikut!
a. Kompetisi
b. Kreativitas
c. Empati
N KUNCI JAWABAN SKOR
O
1 Karena ia berhasil menciptakan/membuat sebuah robot 3
pengolah sampah secara modern
2 Ajang kompetisi Robot Dufan 3
3 Konsep Scott Nio pada pada Kompetisi Robot Dufan 3
adalah penanganan dan pengolahan sampah secara
modern
4 Kompetisi diikuti peserta dari berbagai sekolah di area 3
Jabodetabek, Jawa, serta luar Pulau Jawa
5 Scott Nio 1
6 a. Persaingan memperebutkan kemenangan 5
b. Daya cipya
c. Kondisi mental yang membuat seseorang merasa
dirinya dalam perasaan yang sama dengan orang lain
Jumlah Skor Maksimal 17