Anda di halaman 1dari 8

COVID-19

DISUSUN OLEH:
NAMA : AHNAF NAYAKA AZHAR
KELAS : X MIPA 3
NO ABSEN : 02

SMA NEGERI 2 MAGELANG


TAHUN PELAJARAN 2020/ 2021
Assalamualaikum wr.wb

Alhamdulillah. Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa senantiasa kita ucapkan.
Atas rahmat dan karunia-Nya yang berupa iman dan kesehatan akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Shawalat serta salam tercurah pada Rasulullah SAW.
Semoga syafaatnya mengalir pada kita kelak.

Makalah dengan judul “Covid-19” dibuat untuk melengkapi tugas mata kuliah biologi.
Pada isi makalah disampaikan sejarah penemuan Covid-19 yang baru dikembangkan
peneliti. Selain itu, dibahas pula cara penularan, gejala gejala Covid-19 dan pencegahan
Covid-19

Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah mendukung serta membantu
penyelesaian makalah biologi. Penulis berharap agar isi makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca.

Dengan kerendahan hati, penulis memohon maaf apabila ada kesalahan penulisan. Kritik
yang terbuka dan membangun sangat penulis nantikan demi kesempurnaan makalah.
Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima kasih atas semua pihak yang
membantu penyusunan dan membaca makalah ini.

Wassalamualaikum wr.wb
A. Sejarah Penemuan Covid 19 (corona)
Dilihat dari covid19 pertama kali diidentifikasi sebagai penyebab flu biasa pada tahun
1960. Hingga sampai tahun sejarahnya, virus 2002, virus itu belum dianggap fatal.
Tetapi, pasca adanya Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-Cov) di China, para
pakar mulai berfokus pada penyebab dan menemukan hasil apabila wabah ini diakibatkan
oleh bentuk baru corona.
Pada tahun 2012, terjadi pula wabah yang mirip yakni Middle East Respiratory Syndrome
(MERS-Cov) di Timur Tengah. Dari kedua peristiwa itulah diketahui bahwa corona
bukan virus yang stabil serta mampu berdaptasi menjadi lebih ganas, bahkan dapat
mengakibatkan kematian. Sejak itulah, penelitian terhadap corona semakin berkembang.
Munculnya jenis baru corona, Prof Soewarno yang juga Wakil Dekan III Fakultas
Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga tersebut berpendapat bahwa virus
corona jenis baru atau Novel Corona Virus ( 2019-nCoV ) yang sekarang sedang
berkembang, bukan merupakan sebuah hal baru, melainkan hasil dari mutasi. Virus itu
serupa dengan corona yang menjadi penyebab SARS-Cov dan MERS-Cov.
“Sebenarnya virus corona sudah ditemukan sejak lama, baik pada manusia maupun
hewan. Contohnya unggas, kalkun, babi, tikus, kucing, dan anjing yang masing-masing
ada sendiri. Begitu juga manusia,” ujarnya seperti dikutip dari laman resmi Unair.
Sementara ini, terdapat tujuh jenis virus corona yang ditemukan sejak tahun 1960 hingga
tahun 2019 kemarin dengan nama Novel Corona Virus.
Virus corona sendiri terbagi menjadi empat jenis genus, yakni:
 Alpha coronavirus
 Beta coronavirus
 Gamma coronavirus
 Delta coronavirus
Namun, virus corona yang menyerang manusia hanya berasal dari genus alpha dan genus
beta (paling berbahaya). Sementara virus corona yang menyerang hewan adalah genus
delta serta genus gamma.
Tujuh jenis virus korona4-virus corona yang menulari manusia:
 HCoV-229E (alpha coronavirus)
 HCoV-NL63 (alpha coronavirus)
 HCoV-OC43 (beta coronavirus)
 HCoV-HKU1 (beta coronavirus)
3 virus corona yang menginfeksi hewan merupakan genus beta pasca berevolusi
dalam bentuk baru, yakni:
 SARS-Cov
 MERS-Cov
 2019-ncov
“Secara struktur, ketiga virus corona jenis baru itu, memiliki persamaan dari segi struktur
maupun morfologi. Tetapi berbeda secara genetik dan host. Selain itu, karena mampu
menginfeksi manusia, maka virus ini dikategorikan sebagai zoonosis,” kata Prof.
Soewarno.Tak hanya itu saja, virus corona juga mempunyai sejumlah karakteristik.
Yakni, bersifat Single-stranded RNA sehingga mudah untuk mengalami mutasi.
Selanjutnya, terdapat empat macam protein yang berperan penting di dalamnya, antara
lain:
 Protein spike
 Protein matrix
 Protein envelope
 Nucleoprotein
Dari keempatnya, protein spike merupakan jenis yang paling sering melakukan mutasi
karena memiliki peran sebagai reseptor yang menempel di host.
“Dulunya, virus corona ini tergolong host-spesific. Artinya, hanya bisa menginfeksi antar
binatang atau antar manusia saja. Tetapi dengan adanya proses mutasi, memungkinkan
untuk menginfeksi makhluk hidup lain.”
“Selain itu, corona juga bisa mengalami perubahan yang dipengaruhi oleh lingkungan,
host, waktu, serta perubahan sifat RNA-nya,” jelasnya.
Penyebaran novel corona virus
Dari sejumlah pemberitaan yang beredar, penyebaran 2019-nCoV, diduga memiliki
keterkaitan dengan aktivitas sejumlah masyarakat dalam mengonsumsi satwa liar seperti
tikus, kelelawar, curut, karnivora, dan primata.
Meskipun masih terdapat polemik mengenai perihal penyebab pasti dari 2019-nCoV, baik
pakar maupun otoritas kesehatan terus bergerak untuk melakukan penelitian lanjutan
maupun penanganan terkait virus ini.
“Berbeda dengan virus corona yang beredar sebelumnya, dimana SARS-Cov berasal dari
kelelawar, sementara MERS-Cov ditularkan oleh unta. Sejauh ini, diperoleh kesimpulan
apabila 2019-ncov, mengalami mutasi pada kelelawar, lalu berlanjut ke ular, dan berakhir
masuk ke manusia. Karena itu, masyarakat disarankan untuk menghindari konsumsi
satwa liar,” ujar Prof. Soewarno.
Dia mencontohkan pada hewan kelelawar. Menurutnya, terdapat tiga jenis kelelawar,
yakni kelelawar pemakan serangga, kelelawar penghisap darah, dan kelelawar pemakan
buah.
Ketiga jenis kelelawar tersebut sama-sama bertindak sebagai vektor virus atau perantara
penyakit sehingga tak disarankan untuk dikonsumsi manusia.
“Selain itu, kelelawar juga dapat membawa virus dari beberapa jenis, seperti halnya
lyssavirus, coronavirus, adenivirus, dan paramyxovirus, yang ditularkan melalui gigitan
atau air liur. Jika hal itu terjadi, maka akan berbahaya bagi manusia,” katanya.
B. Struktur Anatomi Covid19

Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat atau elips, sering pleimorfik
dengan diameter sekitar 50-200m.5 Semua virus ordo Nidovirales memiliki kapsul, tidak
bersegmen, dan virus positif RNA serta memiliki genom RNA sangat panjang.12 Struktur
coronavirus membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan
virus. Protein S atau spike protein merupakan salah satu protein antigen utama virus dan
merupakan struktur utama untuk penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan
dan masuknya virus kedalam sel host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel
inang).
Coronavirus bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat diinaktifkan oleh
desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu 56? Selama 30 menit, eter,
alkohol, asam perioksiasetat, detergen non-ionik, formalin, oxidizing agent dan
kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus.
C. Cara Penularan Covid19
 Tidak menjaga kebersihan tangan
 Tidak menerapkan etika batuk dan bersin
 Kurangnya Pemahaman tentang Virus Corona Covid-19
 Tidak Isolasi Diri Setelah Kembali dari Wilayah Pandemi
D. Gejala - Gejala Covid19
 Demam
 Batuk kering
 Kelelahan
 Nyeri tenggorokan
 Konjungtivitis (mata merah)
 Sakit kepala kesulitan bernapas atau sesak napas
 Nyeri dada atau rasa tertekan pada dada
 Hilangnya kemampuan berbicara atau bergerak
E. Pencegahan Covid19
 Cuci tangan Anda secara rutin. Gunakan sabun dan air, atau cairan pembersih
tangan berbahan alkohol.
 Selalu jaga jarak aman dengan orang yang batuk atau bersin.
 Kenakan masker jika pembatasan fisik tidak dimungkinkan.
 Jangan sentuh mata, hidung, atau mulut Anda.
 Saat batuk atau bersin, tutup mulut dan hidung Anda dengan lengan atau tisu.
 Jangan keluar rumah jika merasa tidak enak badan.
 Jika demam, batuk, atau kesulitan bernapas, segera cari bantuan medis.
Dilihat dari covid19 pertama kali diidentifikasi sebagai penyebab flu biasa pada tahun 1960.
Hingga sampai tahun sejarahnya, virus 2002, virus itu belum dianggap fatal.
Tetapi, pasca adanya Severe Acute Respiratory Syndrome di China, para pakar mulai
berfokus pada penyebab dan menemukan hasil apabila wabah ini diakibatkan oleh bentuk
baru corona.

Dari keempatnya, protein spike merupakan jenis yang paling sering melakukan mutasi karena
memiliki peran sebagai reseptor yang menempel di host.

Penyebaran novel corona virus


Dari sejumlah pemberitaan yang beredar, penyebaran 2019-nCoV, diduga memiliki
keterkaitan dengan aktivitas sejumlah masyarakat dalam mengonsumsi satwa liar seperti
tikus, kelelawar, curut, karnivora, dan primata.
Coronavirus memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat atau elips, sering pleimorfik dengan
diameter sekitar 50-200m.5 Semua virus ordo Nidovirales memiliki kapsul, tidak bersegmen,
dan virus positif RNA serta memiliki genom RNA sangat panjang.12 Struktur coronavirus
membentuk struktur seperti kubus dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Protein S
ini berperan dalam penempelan dan masuknya virus kedalam sel host .
Klorheksidin tidak efektif dalam menonaktifkan virus.

Anda mungkin juga menyukai