Anda di halaman 1dari 11

DELLA AULIA YUNIAR

11 FARMASI 2
FARMAKOLOGI
COVID-19
Dari mana asal muasal virus corona?
Kemunculan virus corona mulai terdeteksi pertama kali di negara China pada awal Desember
2019. Kala itu, sejumlah pasien berdatangan ke rumah sakit di Wuhan dengan gejala penyakit
yang tak dikenal.

Kemudian, Dr. Li Wenliang menyebarkan berita mengenai virus misterius tersebut di media
sosial. Diketahui, sejumlah pasien pertama memiliki akses ke pasar ikan Huanan yang juga
menjual binatang liar.

Dikutip dari CNN, coronavirus sebenarnya sudah ada sejak lama. Namun, virus tersebut biasa
ditemukan pada hewan, seperti kucing, anjing, babi, sapi, kalkun, ayam, tikus, kelinci, dan
kelelawar.

Namun, virus corona pada hewan hanya dapat menyebar antara binatang yang satu dengan
binatang yang lain. Bahkan, sebagian hanya bertahan pada inang aslinya saja dan tidak
menyebar.

"Biasanya virus dari satu hewan tidak menular ke spesies hewan lain, atau ke manusia," kata
Kepala Divisi Penyakit Menular Anak-anak di Rumah Sakit Anak Pittsburgh University Center
Medical Pittsburgh, Dr. John Williams.

"Jadi biasanya jika virus berpindah dari hewan ke manusia, itu seperti jalan buntu. Orang itu
sakit tetapi tidak menyebar lebih lanjut," sambungnya.

Kemudian, sebuah penelitian yang diterbitkan bulan Februari menyebutkan bahwa tampaknya
virus corona berasal dari kelelawar. Virus tersebut berhasil bermutasi dari tubuh sang inang.

Penelitian tersebut menemukan coronavirus pada kelelawar memiliki 96% genetik yang mirip
dengan virus corona yang saat ini menginfeksi orang di seluruh dunia. Namun, virus corona
bukan infeksi langsung dari kelelawar, melainkan dari spesies lain yang terinfeksi dari kelelawar
dan akhirnya menyerang tubuh manusia.
Namun, penelitian baru-baru ini juga menyebutkan 13 dari 41 pasien yang terinfeksi tidak
memiliki hubungan dengan pasar yang menjual hewan liar. Sehingga, para peneliti belum
mengetahui betul virus corona berasal dari mana.

Sumber:

https://news.detik.com/berita/d-4966701/asal-usul-virus-corona-berasal-dari-mana-
sebenarnya

Cara virus corona memperbanyak diri?


Peneliti dari Universitas Westlake, Hanzhou, China, mengungkap bagaimana
cara Virus Corona berkembang biak di tubuh manusia.

Virus akan berkembang biak dengan cara memperbanyak diri di dalam sel inang. Untuk
berkembang biak, virus akan memerlukan sel hidup.Sel hidup bisa seperti sel manusia, hewan,
tumbuhan atau mikroorganisme. Dilansir Live Science, virus goyah pada batas-batas yang
dianggap hidup.

Di satu sisi, virus mengandung unsur-unsur kunci yang membentuk semua organisme baru.
Asam nukleat, DNA atua RNA (setiap hidup yang diberikan hanya dapat memiliki satu atau yang
lain). Di sisi lain, virus tidak memiliki kapasitas untuk secara independen membaca dan
bertindak berdasarkan informasi yang terkandung dalam asam nukleat.

Virus adalah parasit yang membutuhkan replikasi dalam sel inang. Ketika virus benar-benar
berkumpul dan mampu infeksi, itu dikenal sebagai virion. Untuk replikasi virus hanya
memerlukan asam nukleat. Materi yang diperlukan untuk sintesis protein virus berasal dari sel
inang. Contoh organisme yang menjadi hospes virus adalah bakteri, jaringan embrio, hewan,
tumbuhan, dan manusia.

Berikut akan dibahas tentang cara replikasi virus yang terdiri atas lima tahap yaitu :
1. Tahap adsorbsi

2. Tahap penetrasi

3. Tahap sintesis

4. Tahap pematangan

5. Tahap lisis

Berikut penjelasannya:

Tahap adsorbsi

Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tahap adsorbsi


merupakan tahap menempelnya virion bagian reseptor site sel inang dengan memakai serabut
ekornya. Molekul-molekul reseptor site untuk setiap jenis virus berbeda-beda. Contoh berupa
protein untuk Picornavirus atau oligosakarida untuk Orthomyxovirus dan Paramyxovirus.

Tahap penetrasi

Pada tahap penetrasi merupakan selubung ekor berkontraksi untuk membuat lubang yang
menembus dinding dan membran sel inang. Kemudian virus memasukan materi genetik virus
melalui lubang pada dinding dan membran sel inang dan kapsid virus jadi kosing.

Tahap sintesis

Tahap sintesis adalah tahap pembentukan asam nukleat (salinan genom) dan komponen-
komponen virus dengan menghidrolisis DNA sel inang.

Tahap pematangan

Tahap pematangan terjadi partikel-partikel virus yang lengkap membentuk virion-virion baru
dengan menggunakan asam nukleat dan protein.

Tahap lisis

Tahap lisis merupakan tahap pemecahan dinding sel inang dengan menggunakan enzim lisozim.
Itu berfungsi merusak dinding sel bakteri sehingga virus baru akan keluar dan menyerang sel
inang baru. Siklus hidup virus Siklus hidup virus meliputi siklus litik dan siklus lisogenik: Siklus
litik Siklus litik adalah replikasi virus yang disertai matinya sel inang. Terbentuknya anakan virus
baru siklus litik terjadi jika pertahanan sel inang lemah dibandingkan daya infeksi virus. Maka
tahap dari replikasi virus berlangsung cepat. Siklus litik sel inang akan pecah dan mati setelah
terbentuk anakan virus baru (virion). Siklus lisogenik Siklus lisogenik terjadi saat sel inang
memiliki pertahanan yang lebih baik dibandingkan daya infeksi virus. Maka sel inang tidak
segera pecah, bahkan dapat bereproduksi secara normal.

DNA atau RNA virus berinteraksi ke dalam kromosom sel inang membentuk profag dan ini
dapat diturunkan kepada kedua sel anak melalui reproduksi. Apabila profag pada sel anak inang
menjadi aktif maka virus akan mengalami reproduksi secara litik.

Sumber :

https://makassar.tribunnews.com/2020/03/23/ini-cara-virus-corona-berkembang-biak-setelah-
infeksi-paruparu-pasien-covid-19-langsung-sesak-nafas?page=4

Media hidup virus corona


Covid-19 sama seperti virus-virus lain yang membutuhkan inang, dalam kasus ini yaitu tubuh
manusia, untuk membantunya menyebar. Pada dasarnya, virus adalah sebuah sepotong materi
genetik yang tidak dapat melakukan banyak 'hal' dengan sendirinya. Ia harus menyerang tubuh
makhluk hidup agar dapat berkembang biak. Sebab, tanpa tubuh makhluk hidup, virus akan
mati. Virus tidak sama dengan bakteri. Ia tidak butuh makan, minum, mengeluarkan kotoran,
atau beristirahat. Pekerjaan satu-satunya adalah melakukan reproduksi dengan menggandakan
diri. Akan tetapi, kegiatan ini dapat dilakukan saat virus menemukan inang yang tepat. Baca
juga: Update: 67 Tempat Wisata di Jawa Timur yang Tutup, Cegah Penyebaran Virus Corona
Covid-19 bukan satu-satunya penyakit yang disebabkan oleh virus corona. Ada jenis-jenis
penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang berbeda, di antaranya adalah SARS dan MERS.
Jalur penularan utama dari virus corona Covid-19 adalah melalui tetesan. Pasien terinfeksi yang
batuk atau bersin mengeluarkan tetesan keluar yang mengandung virus. Virus tersebut akan
masuk ke tubuh orang lain saat bernafas atau saat menyentuh permukaan di mana tetesan
tersebut menempel. Kemudian, saat mereka memegang wajah dengan tangan dan bernafas,
mereka pun akan terpapar virus ini.

Sumber :

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/25/203000465/catatan-seorang-dokter-
perjalanan-infeksi-virus-corona-di-tubuh-manusia?page=2
Mengapa virus corona bisa menyebar dengan cepat?
penyakit corona adalah penyakit infeksi yang menyerang sistem pernapasan dan bisa ditularkan
dari satu orang ke orang lain.

"Penyakit infeksi di saluran napas ini memang berpotensi menular lebih cepat karena kita
semua bernapas dan kumannya akan disemburkan lewat percikan (droplet) saat kita bernapas,
apalagi batuk atau bersin," ujar dokter dari perwakilan Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi
Anak IDAI, di Jakarta, awal pekan ini. Percikan tersebut, menurut Darmawan, bisa
mengontaminasi permukaan benda-benda sekitar mereka. Andaikan orang lain memegang
benda yang tercemar droplet penderita Covid-19 kemudian mengusap wajahnya, kuman dapat
masuk melalui mukosa, yakni jaringan permukaan dalam tubuh di mata, hidung, dan mulut.

"Mukosa mudah ditembus dan kemudian virus akan masuk saluran napas," kata Darmawan.
Percikan dari penderita Covid-19 bisa terlontar sekitar satu sampai dua meter. Kalau orang yang
berdekatan terpercik langsung atau orang yang memegang bekas droplet-nya, orang itu akan
tertular juga oleh pasien Covid-19.

"Penyakit-penyakit yang menyerang saluran napas penularannya jadi lebih mudah," ujarnya.
Darmawan menjelaskan, sistem pernapasan dimulai dari hidung, kemudian turun ke bawah ke
trakea, bercabang bronkus, kemudian bercabang-bercabang lagi di dalam jaringan paru-paru.
Bagian pertama dari sistem pernapasan merupakan salurannya dan bagian kedua ialah paru.

"Penyakit corona ini bisa menyerang seluruh sistem pernapasan, baik saluran maupun
parunya," ungkap Darmawan. Andaikan virus menyerang saluran pernapasannya saja, menurut
Darmawan, orang akan mengalami selesma (commond cold). Penyakit ini sering keliru disebut
flu.

"Kenapa keliru? Karena flu adalah nama virus," kata Darmawan. Ketika virus mengusik saluran
pernapasan saja, menurut Darmawan, orang akan merasakan gejala ringan, mulai dari batuk,
pilek, dan bisa disertai napas grok-grok. Kalau organ yang diserang adalah saluran pernapasan
dan paru, penderitanya akan mengalami pneumonia atau radang paru.

"Ini yang berpotensi mematikan," ungkapnya. Covid-19 gejala awalnya adalah batuk dan pilek
yang disertai demam. Sebagian kemudian gejalanya menjadi sesak napas. Inilah yang
menunjukkan bahwa proses penyakitnya sudah mencapai ke paru. Darmawan mengungkapkan,
orang dalam pemantauan (ODP) bisa jadi memiliki gejala batuk atau pilek. Ketika itu terjadi,
yang terkena adalah saluran pernapasan, belum parunya.
"Kalau sudah bergejala sesak itu yang disebut pasien dalam pengawasan (PDP). Pnyakitnya
sudah kena parunya, bukan hanya salurannya," kata Darmawan.

Sumber :

https://republika.co.id/berita/q7cn9i414/dokter-jelaskan-penyebab-covid19-begitu-cepat-
penyebarannya

Bagaimana virus corona bisa menginfeksi manusia?


Peneliti senior Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman, David Handojo Muljono,
menjelaskan, “Virus adalah mikroorganisme aseluler yang menginfeksi sel makhluk hidup (sel
inang). Untuk hidup dan berkembang biak, ia harus berada dalam sel inang karena tidak
memiliki perangkat seluler untuk bereproduksi sendiri.”

Ketika virus tidak berada dalam sel inang, ia akan berada dalam bentuk partikel independen
atau virion. Virion sendiri terdiri atas materi genetik DNA atau RNA yang diselubungi protein
yang disebut nukleokapsid.

Coronavirus atau COVID-19 memiliki karakteristik unik, ia merupakan genom terpanjang dari
virus lain. Coronavirus sendiri terdiri dari selubung lipid bilayer (envelope), kemudian di bagian
luarnya memiliki bagian yang menyerupai paku. Bagian tersebut adalah glikoprotein, tempat
melekatnya virus tersebut untuk mencapai sel inang.

“Bicara tentang masuknya virus, glikoprotein dari coronavirus ini dapat berikatan dengan
glikoprotein sel inang secara spesifik untuk memulai terjadinya infeksi,” kata David dalam
seminar yang diadakan di LBM Eijkman. Setelah coronavirus mencapai sel inang, virus tersebut
meleburkan membrannya dengan membran sel-sel inang. Kemudian virus ditelan masuk oleh
permukaan sel inang. Namun coronavirus juga bisa masuk pada sel inang dengan melakukan
penetrasi dan menginjeksi ke dalam sel inang.

“Target organ yang paling menderita adalah paru, hati, dan ginjal,” kata David.

“Itulah sebabnya kita jangan sembarang pegang mata, mulut, dan lain-lain. Karena kalau tangan
kita membawa virus, itu bisa terserap melalui glukosa dan bisa terjadi penyakit, karena ini
reseptornya akan mencari target sasarannya,” imbaunya.

Sumber : https://nationalgeographic.grid.id/read/132023886/bagaimana-coronavirus-
menginfeksi-manusia-berikut-penjelasan-peneliti
Organ apa yang diserang oleh virus corona?
1. Paru-paru

Bagi sebagian besar pasien, COVID-19 bermula dan berakhir di paru-paru. Sebab, sama seperti
flu, coronavirus merupakan penyakit pernapasan. Mereka menyebar ketika seseorang yang
terinfeksi, mengalami batuk atau bersin dan ‘menyemprotkan’ tetesan yang dapat menularkan
virus kepada siapa pun yang berada di dekatnya. Matthew B. Frieman, profesor dari University
of Maryland School of Medicine yang mempelajari coronavirus, menjelaskan bahwa SARS
senang untuk menginfeksi dan membunuh sel silia, yang kemudian mengelupas dan mengisi
saluran udara pasien dengan puing-puing dan cairan. Ia menduga, hal yang sama juga terjadi
pada virus corona baru. Ini karena studi awal mengenai COVID-19 telah menunjukkan bahwa
banyak pasien mengidap pneumonia pada kedua paru-paru, dibarengi dengan gejala seperti
kesulitan bernapas.

Pada saat itulah, pasien memasuki fase kedua dan sistem kekebalan tubuh mulai melawan.
Takut dengan kehadiran virus penyerang, tubuh membanjiri paru-paru dengan sel-sel
kekebalan untuk membersihkan kerusakan dan memperbaiki jaringan paru-paru. Ketika bekerja
dengan benar, proses inflamasi ini diatur dengan ketat dan hanya terbatas pada area yang
terinfeksi. Namun terkadang, sistem kekebalan tubuh Anda rusak dan sel-sel itu akhirnya
membunuh apa pun yang ada di depan mereka, termasuk jaringan sehat Anda.

“Jadi, Anda mendapat lebih banyak kerusakan dibanding respons imun,” kata Frieman. Saat ada
lebih banyak puing yang menyumbat paru-paru, pneumonia pun semakin memburuk. Dalam
fase ketiga, kerusakan paru-paru terus berlanjut—yang dapat menyebabkan kegagalan
pernapasan. Bahkan jika kematian tidak terjadi, beberapa pasien akan mengalami kerusakan
paru-paru permanen.

2. Perut

Selama wabah SARS dan MERS, hampir seperempat pasien memiliki diare. Namun, Frieman
mengatakan, masih belum jelas apakah gejala gastrointestinal memainkan peran besar dalam
COVID-19—mengingat kasus diare dan sakit perut masih langka.

Lalu, mengapa virus pernapasan bisa mengganggu pencernaan?

Ketika virus apa pun masuk ke dalam tubuh, ia mencari sel manusia dengan pintu favoritnya—
protein di luar sel yang disebut reseptor. Jika virus menemukan reseptor yang cocok pada
sebuah sel, ia akan menginfeksinya. Beberapa virus cenderung pemilih, tetapi yang lain sedikit
lebih bebas. “Mereka dapat dengan mudah masuk ke berbagai tipe sel,” kata Anna Suk-Fong
Lok, asisten dekan untuk penelitian klinis di University of Michigan Medical School sekaligus
mantan presiden American Association for the Study of Liver Diseases. Baik virus SARS dan
MERS, keduanya dapat mengakses sel yang melapisi usus besar dan kecil kemudian
menginfeksinya. Itu berpotensi menyebabkan kerusakan atau kebocoran cairan yang menjadi
diare.

3. Hati

Virus corona juga dapat menyebabkan masalah pada sistem lain dalam tubuh, karena respons
imun hiperaktif yang sudah disebutkan sebelumnya. Studi pada 2014 menunjukkan bahwa 92
pasien MERS setidaknya memiliki satu manifestasi coronavirus di luar paru-paru. Yaitu,
peningkatan enzim hati, serta sel darah putih, jumlah trombosit dan tekanan darah rendah.
Pada beberapa kasus langka, pasien mengalami cedera ginjal akut dan henti jantung.

Meski begitu, menurut Angela Rasmussen, ahli virus dan peneliti dari Columbia University
Mailman School of Public Health, itu belum tentu pertanda bahwa virus menyebar sendiri ke
seluruh tubuh. Bisa saja, itu badai sitokin. Sitokin merupakan protein yang digunakan sistem
kekebalan tubuh sebagai alarm—mereka mengumpulkan sel-sel imun ke tempat infeksi. Sel-sel
kekebalan kemudian membunuh jaringan yang terinfeksi untuk menyelamatkan seluruh tubuh.

4. Ginjal

Ya, ginjal Anda juga bisa terdampak virus corona. Enam persen dari pasien SARS menderita
cedera ginjal akut. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa virus corona baru pun bisa
melakukan hal yang sama. Ini mungkin tidak umum pada COVID-19, tapi jika terjadi, dampaknya
sangat fatal. Pada akhirnya, berdasarkan studi dari Kidney International pada 2005, diketahui
bahwa, 91,7 persen pasien SARS dengan gangguan ginjal akut meninggal dunia.

Seperti hati, ginjal Anda berperan sebagai penyaring darah. Setiap ginjal diisi dengan sekitar 800
ribu unit penyulingan mikroskopis yang disebut nefron. Nefron-nefron ini memiliki dua
komponen utama: filter untuk membersihkan darah, serta tabung kecil untuk mengembalikan
hal-hal baik ke dalam tubuh dan membuang yang kotor melalui urine. Tubulus ginjal tampaknya
yang paling terpengaruh oleh virus corona ini. Setelah wabah SARS merebak, WHO melaporkan
bahwa virus ini ditemukan pada tubulus ginjal yang mengalami peradangan.

Sumber : https://nationalgeographic.grid.id/read/132047744/ini-yang-terjadi-saat-virus-
corona-menyerang-organ-tubuh?page=all

Bagaimana kita bisa terhindar dari virus covid 19?

1. Menjaga Kesehatan Imun Tubuh


Disaat-saat seperti ini, pastikan kita benar-benar menjaga kesehatan ya. Jangan biarkan imun
dalam tubuhmu menurun, karena virus akan mudah menyerang ketika imun menurun. Ada
beberapa hal yang dapat kamu lakukan untuk jaga imun tubuh kamu:

 Perbanyak konsumsi sayur dan buah


 Cukup Istirahat (Dewasa: 7-8 Jam, Remaja: 9-10 Jam)
 Kelola Stress
 Rutin Berolahraga minimal 30 menit sehari, bisa dimulai dari berjalan kaki.
 Hindari Rokok dan Alkohol
 Minum Air Mineral minimal 1,5 L Per hari

2. Mencuci Tangan Yang Benar

Kamu pasti sudah mengetahui bahwa cuci tangan merupakan cara yang ampuh untuk membunuh
kuman atau virus yang ingin masuk ke dalam tubuh. Usahakan mencuci tangan menggunakan air
yang mengalir dengan sabun ya, minimal selama 20 detik. Jika kamu kesulitan mendapatkan air,
kamu bisa menggunakan hand sanitizer dan tisu basah yang mengandung minimal 70% alkohol.

3. Terapkan Etika Ketika Bersin & Batuk

Tutup mulut dengan tisu jika kamu saat batuk & bersin. Jika kamu sedang tidak membawa tisu
atau masker, kamu bisa menutup mulutmu dengan telapak tangan. Tapi, pastikan kamu tidak
menyentuh bagian muka atau bersentuhan dengan orang lain dan segeralah mencuci tangan
hingga bersih. Hal ini dilakukan agar lingkungan kamu tidak tertular.

4. Menjaga Jarak (social distance)

Ayo dukung keluarga, teman, kerabat dimulai dari diri kita sendiri untuk tidak berpergian kecuali
benar-benar urgent ya.

5. Gunakan Masker Bila Sakit

Tidak ada yang lebih tahu tubuh kita kecuali diri kita sendiri. Jika kamu mulai merasa kurang
enak badan seperti batuk-batuk dan bersin, pastikan kamu memakai masker ya! Apalagi kalau
kamu sedang berada ditempat umum. Ini merupakan pencegahan virus corona
terpenting nih.  Dan pastikan masker bekas kamu gunting agar tidak seorangpun dapat
memakainya lagi.

6. Hindari Makan Daging Tidak Matang


Kamu suka makan daging? Tingkat kematangan medium rare seringkali menjadi pilihan untuk
menyantao daging? Kurangin yuk! Melihat situasi seperti sekarang ini, memakan daging lebih
baik dihindari, apalagi memakan daging hewan liar, itu tidak sehat untuk tubuh kita.

Sumber :

https://cashbac.com/blog/upaya-pencegahan-virus-corona-covid-19/

Mengapa kasus covid 19 ini disebut pandemi, apa perbedaan epidemi, endemi
dan pandemi.

WHO telah menetapkan virus corona sebagai penyakit pandemi pada Kamis (12/3/2020).
Pandemi sendiri merupakan istilah kesehatan dalam penyebaran penyakit. Dalam istilah
kesehatan, pandemi berarti terjadinya wabah suatu penyakit yang menyerang banyak korban,
serempak di berbagai negara. Sementara dalam kasus COVID-19, badan kesehatan dunia WHO
menetapkan penyakit ini sebagai pandemi karena seluruh warga dunia berpotensi terkena infeksi
penyakit COVID-19. 

Dengan ditetapkannya status global pandemic tersebut, WHO sekaligus mengonfirmasi bahwa


COVID-19 merupakan darurat internasional. Artinya, setiap rumah sakit dan klinik di seluruh
dunia disarankan untuk dapat mempersiapkan diri menangani pasien penyakit tersebut meskipun
belum ada pasien yang terdeteksi.  Dalam ilmu yang mempelajari pola penyebaran suatu
penyakti, terdapat beberapa istilah yang berkaitan dengan cara penularan penyakit.

Berikut adalah istilah-istilahnya:

1. Epidemi

Epideni adalah penyebaran penyakit dengan jumlah banyak yg menyerang secara cepat. Contoh
penyakit dengan jenis epidemik adalah penyakit chicken pox di Amerika Serikat.

2. Endemi

Endemi adalah penyakit yang menjangkit orang dalam jumlah besar yang terjadi di suatu
wilayah atau populasi tertentu. Contoh penyakitnya adalah malaria dan meningitis.

3. Pandemi

Pandemi adalah penyakit yang menyerang orang dalam jumlah banyak dan terjadi di banyak
tempat. Lebih singkatnya pandemi adalah epidemi yang tersebar.

Contoh penyakit pandemi yang umum kita ketahui adalah HIV/AIDS.


Sumber : https://www.suara.com/yoursay/2020/03/12/133941/perbedaan-epidemi-endemi-dan-
pandemi

Anda mungkin juga menyukai