Anda di halaman 1dari 10

Corona (covid-19)

Dosen Pengampu: Rizky Ahadi, M. Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 3:

Fillah Attaqi. ZA (170207018)


Herlisa Ainul adistia (170207035)
Nurhalijah (170207017)
Safriadi (180207079)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN


UNIVERSITAS ISLAM NEGERIAR-RANIRY
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2020
Virus corona (covid-19)

Asal mula ditemukan Virus corona (covid-19)


Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-
2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut
COVID-19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia
akut, sampai kematian. Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2)
yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang
menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak, orang
dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui.
Virus corona jenis baru yang tengah menyerang masyarakat dunia saat ini dalam
istilah kedokteran disebut sebagai 2019 Novel Corona Virus (2019-nCoV). Dikutip dari
iCenter For Disease Control and Prevention, cdc.gov, virus corona merupakan jenis virus
yang diidentifikasi sebagai penyebab penyakit pada saluran pernafasan, yang pertama kali
terdeteksi muncul di kota wuhan, Pihak berwenang China awalnya melaporkan bahwa kasus
virus corona pertama terjadi pada tanggal 31 Desember dan banyak dari kasus-kasus awal
infeksi yang menyerupai pneumonia ini terhubung dengan pasar makanan laut dan hewan di
Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok.
Virus ini diketahui pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di kota
wuhan. Dilaporkan kemudian bahwa banyak pasien yang menderita virus ini dan ternyata
terkait dengan pasar hewan dan makanan laut tersebut. Orang pertama yang jatuh sakit akibat
virus ini juga diketahui merupakan para pedagang dipasar itu.

2
Dikutip dari BBC, koresponden kesehatan dan sains BBC, Michelle Roberts dan
James Gallager mengatakan, di pasar grosir hewan dan makanan laut tersebut dijual hewan
liar seperti ular, kelelawar dan ayam. Mereka menduga virus corona baru ini hampir dapat
dipastikan berasal dari ular. Di duga pula virus ini menyebar dari hewan ke manusia, dan
kemudian dari manusia ke manusia.
Seperti diketahui bersama virus ini menyebar melalui droples atau cairan yang berasal
dari tubuh seseorang melalui batuk atau bersin. Cairan yang didalamnya terkandung virus itu
kemudian terlempar keudara dan bisa langsung masuk ke tubuh orang lain apabila tengah
dalam posisi berdekatan. Jika tidak, virus akan menempel dibenda-benda sekitar yang pernah
dilalui oleh penderita, yang kita tidak pernag tahu siapa sajakah mereka.
Dari sana, tangan orang yang masih sehat saja bisa saja menyentuh benda-benda
tersebut dan tidak sadar memasukkan virus itu kedalam tubuh melalui sentuhan yang
dibuatnya sendiri kepada mulut, hidung dan matanya. Pertikel virus ini kemudian bergerak
dengan cepat kebagian belakang saluran hidung dan membran mukosa dibelakang
tenggorokan.
Virus membajak metabolisme sel dan seperti mengatakan 'Jangan lakukan fungsimu.
Fungsimu sekarang adalah membantuku menjadi berlipat ganda dan membuat virus'," ujar
dokter Spesialis Penyakit Menular di University Medical Center di Nashville, dr. William
Schaffner mengilustrasikan apa yang dikerjakan virus dalam tubuh manusia.
Virus corona benar-benar akan sampai di organ-organ vital seperti jantung, ginjal, hati,
dan bisa menyebabkan kerusakan langsung pada organ tersebut. Ketika seseorang terinfeksi
virus corona ini, sistem kekebalan tubuh akan fokus untuk melawan virus yang ada. Di saat
bersamaan, virus itu telah membuat kerusakan pada organ-organ yang ditempelinya. Tidak
hanya itu, sumsum tulang dan oragan hati juga bisa turut terinfeksi sebagaimana disebutkan
Ketua bidang penyakit menular di Providence Regional Medical Center, dr. George Diaz

DNA

3
Struktur virus biasanya hanya terdiri atas RNA atau DNA saja termasuk untuk virus
corona. Virus ini memiliki genom RNA positif atau biasa disebut RNA saja. Panjang genom
virus corona sekitar 27-32 kilobasa yang kemudian membentuk protein penyusun tubuh virus.
Misal fosfoprotein N, glikoprotein M, protein E, protein S, dan glikoprotein HE, serta enzim
lain untuk perbanyakan virus.
Adanya protein S, yang mirip paku atau tanda panah di permukaan organisme,
menjadikan struktur virus corona lebih khas dibanding yang lain. Dikutip dari Live Science,
protein S ini menempel pada reseptor di sel pernapasan yang disebut angiotensin-converting
enzyme 2 atau ACE 2.
"Jika kita berpikir tubuh manusia adalah rumah dan virus corona adalah karet, maka
ACE 2 adalah pegangan pintu menuju rumah. Saat protein S di struktur virus corona
menempel di ACE 2, maka pintu menuju tubuh manusia langsung terbuka," kata Liang Tao
seorang peneliti dari Westlake University”.
Peneliti mengungkapkan alasan bagaimana virus corona yang bermula dari hewan bisa
bermutasi dan menginfeksi manusia. Sebab, sebenarnya virus corona atau Covid-
19 merupakan jenis virus yang menginfeksi binatang. Untuk bisa menginfeksi manusia dan
menyebabkan penularan antar manusia, virus ini perlu bermutasi terlebih dulu.
Peneliti Senior Pusat Studi Primata IPB, Joko Pamungkas menyatakan virus yang menyerang
manusia terdiri dari virus DNA dan RNA. Virus DNA berasal dari manusia, sementara virus
RNA berasal dari binatang.
Ketika virus RNA (ribonucleic acid) masuk ke tubuh manusia, antibodi tidak bisa
mengenali virus tersebut. Menurutnya, virus RNA tidak bisa dikenali antibodi karena
bermutasi saat berada di dalam tubuh manusia. Secara umum virus kelompok RNA itu akan

4
bermutasi dan tidak dilakukan koreksi terhadap mutasi tersebut. Sehingga manusia atau
hewan yang harusnya memiliki antibodi cukup tapi dia tidak kenal lagi terhadap virus itu
yang bermutasi.
Menurut History of Vaccine, virus RNA lebih cepat bermutasi ketimbang virus DNA.
Dikarenakan molekul DNA lebih stabil dari RNA. Selain itu saat proses reproduksi, virus
DNA perlu melalui proses pengecekan dan koreksi. Biasanya mereka menggunakan sel inang
untuk melakukan verifikasi ketika melakukan replikasi DNA. Fungsinya agar sel inang bisa
membantu mengoreksi ketika virus membuat kesalahan ketika menyalin DNA asli. Sehingga,
virus DNA tidak bermutasi secepat virus RNA. Sementara virus RNA tidak stabil dan tidak
memiliki proses pengecekan dan koreksi seperti virus DNA. Mereka kerap melakukan
kesalahan ketika mereplikasi RNA asli. Tak seperti virus DNA, sel inang yang dihinggapi
virus pun tak membantu mengoreksi kesalahan ini. Akibatnya, sangat sering berubah dengan
kata lain bisa bermutasi sangat cepat dan punya konsekuensi yang parah terhadap mereka
yang terinfeksi.
Virus RNA berbeda dengan virus DNA yang memiliki mekanisme mengkoreksi atau
memperbaiki mutasi. Sehingga, dia berkata ketika terjadi translasi atau pembentukan protein,
virus DNA yang bisa menyebabkan perubahan protein bisa dikoreksi sebelumnya. Mutasi
pada virus RNA membuat perubahan terhadap protein atau berubah dari virus awalnya.
Contohnya, antibodi di manusia atau hewan pada infeksi awal bisa mengenali virus. Saat
bereplikasi di dalam sel dia akan terjadi mutasi. Kemudian mutasi itu tidak dikoreksi
sehingga waktu membentuk bagian-bagian komponen, misalkan enveloped-nya virus, bagian
yang akan menempel ke sel itu akan berubah. Termasuk antibodi yang tadinya mengenali si
virus itu, katakanlah mengenakan baju hijau, begitu keluar sudah bukan jaket hijau lagi,
sudah berubah enveloped-nya.
Mutasi virus yang sangat cepat ini, membuat antibodi kesulitan mengenali virus-virus
yang sudah berubah itu. Sehingga, antibodi yang sudah dibentuk untuk melawan virus yang
pertama masuk dan sudah dikenali, tidak lagi efektif memerangi virus baru yang sudah
berubah identitas itu. Hal ini yang menyebabkan antibodi sulit memerangi virus-virus yang
terus bermutasi itu. Akibatnya, efek sakit pada manusia kian parah. Saat ini virus corona
Covid-19 sendiri sudah membunuh ribuan orang. Mengetahui tidak mengetahui secara persis
kecepatan mutasi virus corona. Akan tetapi ada kemiripan dengan virus HIV yang memiliki
kecepatan mutasi yang begitu besar.
Manusia belum tentu tertular virus corona karena memakan kelelawar. Dalam
penelitian Minahasa, dia menyebut masyarakat tidak tertular virus corona karena memasak

5
kelelawar hingga benar-benar matang. Tidak hanya dilihat dari sisi itu saja tetapi kita juga
mesti lihat sisi konservasi di mana kita perlu melestarikan kelelawar yang memiliki fungsi
ekosistem.

Infeksi virus corona

virus ini menginfeksi orang dengan menyebar melalui tetesan air liur yang muncrat dari
mulut orang akibat batuk atau bersin, yang kemudian masuk ke tubuh orang yang berada di
dekatnya melalui mulut, hidung dan mata.  Virus kemudian masuk ke jalur pernafasan dan
membran mukus di bagian belakang tenggorokan, menempel pada sebuah reseptor di dalam
sel, dan mulai berkembang di sana. 
Virus ini mempunyai protein dengan ujung tajam yang membuat virus bisa menempel
ke membran sel, dan dari situ, materi genetis virus masuk ke sel tubuh manusia. Materi
genetis tersebut kemudian membajak metabolisme sel dan membuat sel tidak lagi
berkembang untuk kesehatan tubuh melainkan untuk memperbanyak virusnya.
Proses ini menyebabkan masalah pernafasan. Saat virus ini berkembang, mereka mulai
menginfeksi sel-sel di sekitarnya. Gejalanya biasanya mulai terasa di belakang tenggorokan,
berupa rasa nyeri tenggorokan dan batuk kering. Lalu virus dengan cepat merambat masuk ke
saluran pangkal paru-paru, hingga masuk ke paru-paru. Proses ini merusak jaringan pada
paru-paru, membuat jaringan ini membengkak, sehingga lebih sulit bagi paru-paru untuk
memasok oksigen dan menyalurkan pengeluaran karbondioksida.
Pembengkakan pada jaringan paru dan kurangnya oksigen dalam darah membuat
jaringan tersebut terisi dengan cairan, nanah dan sel yang mati. Pneumonia, radang paru-paru,
bisa muncul. Ini bisa membuat pasien mengalami kesulitan bernafas sehingga butuh alat
bantu pernafasan (ventilator). Dalam beberapa kasus, terjadi yang disebut Sindrom Kesulitan
Pernafasan Akut (Acute Respiratory Distress Syndrome), sehingga bahkan
dengan ventilator pun, pasien bisa meninggal karena kesulitan pernafasan.
Virus sepertinya mulai bergerak dari wilayah pinggiran kedua belah paru-paru, dan
mungkin butuh waktu untuk naik ke saluran pernafasan atas, trakea dan pusat pernafasan
lainnya.  Pola ini membantu menjelaskan kenapa di Wuhan, banyak kasus yang tidak bisa
diidentifikasi pada awalnya. Proses pengetesan awal di berbagai RS di Tiongkok tidak
selalu bisa mendeteksi infeksi di sisi luar paru-paru, sehingga biasanya orang yang
menunjukan gejala disuruh pulang tanpa diberikan perawatan. Dan terkadang, mereka tidak
merasa cukup sakit untuk mencari perawatan, dan tetap tinggal di rumah. Mereka inilah yang

6
kemudian menulari anggota keluarganya. Ini salah satu alasan kenapa penyebarannya
menjadi luas. 
Sebuah studi menemukan bahwa lebih dari 50% pasien yang diteliti, yakni 121 pasien,
di Tiongkok, mempunyai hasil CT Scan yang normal pada awal mereka sakit.  Begitu
sakitnya mulai parah, CT Scan mulai menunjukan gambar seperti “pecahan kaca buram”,
semacam selaput asap yang menutupi beberapa bagian paru-paru. Ini merupakan tanda-tanda
infeksi. Selaput ini bisa tersebar di berbagai wilayah paru-paru, dan menebal di wilayah yang
parah, sehingga muncul pola “tempelan acak” dalam hasil pemindaian.

Hasil CT scan pasien koronavirus ;searah jarum jam dari kiri atas, wanita usia 56 tahun,
pria usia 44 tahun, pria usia 42 tahun dan seorang wanita usia 65 tahun.

Infeksi bisa menyebar melalui membran mukus, dari hidung sampai ke anus. Walaupun
sepertinya virus menyerang paru-paru, tetapi virus juga bisa menginfeksi saluran pencernaan.
Inilah kenapa beberapa pasien menunjukan gejala pencernaan seperti diare atau sembelit.
Virus ini juga bisa masuk ke dalam darah. Akan tetapi, walaupun ditemukan RNA dari virus
ini dalam darah dan kotoran, belum dapat dijelaskan apakah virus akan dapat bertahan lama
dalam darah ataupun kotoran. Sumsum tulang belakang dan organ tubuh lain, seperti hati bisa
membengkak juga. Selain itu, bisa terjadi pembengkakan di pembuluh darah kapiler, seperti
yang terjadi pada penyakit SARS di tahun 2002 dan 2003. 
Pada akhirnya, virus akan masuk ke organ tubuh seperti jantung, ginjal, hati dan bisa
menyebabkan kerusakan langsung pada organ tubuh tersebut. Dan saat sistem imunitas tubuh

7
tengah berperang keras melawan virus, organ-organ tubuh ini dapat mengalami kegagalan
fungsi. Pasien bisa mengalami kerusakan organ tubuh tidak hanya karena virus, tetapi juga
karena sistem imunitas badan mereka menyerang sel-sel tubuh yang sehat saat peperangan
berlangsung. Ahli masih belum mendokumentasikan apakah virus juga menyerang otak.
Tetapi ahli yang mempelajari SARS telah melaporkan beberapa bukti bahwa virus SARS bisa
menginfeksi otak pada beberapa pasien. Melihat kesamaan antara SARS dan SARS-CoV-2,
ada sebuah jurnal di Jurnal Kedokteran Virologi yang mengatakan bahwa virus baru ini
mungkin bisa menyerang sistem syaraf.
Sekitar 80% orang yang terinfeksi mengalami gejala yang cukup ringan. Tetapi 20%
mengalami gejala yang serius, dan sekitar 2% pasien di Tiongkok, meninggal dunia.
Tergantung seberapa kuatnya sistem imunitas orang yang terinfeksi tersebut. Lansia atau
orang yang punya masalah kesehatan seperti diabetes atau penyakit kronis lainnya,
kemungkinan besar akan mengalami gejala yang lebih berat.
Sebuah pengujian patologi dilakukan pada dua orang yang masuk RS di Wuhan pada
bulan Januari untuk operasi kanker paru-paru mereka namun meninggal dunia. Saat
dilakukan otopsi, ternyata mereka terinfeksi koronavirusi, karena kanker paru-paru yang
mereka idap masih terlalu dini untuk berakibat fatal. Salah satu pasien adalah perempuan
berusia 84 tahun yang mengidap diabetes, meninggal karena pnemonia yang disebabkan oleh
virus ini. Pasien lainnya, laki-laki usia 73 tahun yang kelihatannya sehat, dengan kondisi
darah tinggi, menjalani operasi pembuangan kankernya dengan sukses dan selesai berobat
dari RS, namun 9 hari kemudian kembali karena demam dan batuk. Pasien ini kelihatannya
terinfeksi koronavirus di rumah sakit, karena setelah itu ditemukan bahwa pasien lain yang
ditaruh di ruang pemulihan operasi yang sama ternyata terinfeksi juga. Pasien dengan kondisi
parah seperti ini dapat sembuh hanya dengan perawatan dan dukungan yang intensif – cairan
infus, dukungan alat pernafasan, dan perawatan lainnya, sehingga mereka bisa bertahan
melalui gejala berat yang dialami saat imunitas tubuh berperang melawan koronavirus.

8
penyebaran virus corona dari hewan ke manusia Orang yang sehari-hari berhubungan
dengan hewan seperti peternak, pedagang hewan, peneliti di laboratorium memiliki risiko
terinfeksi penyakit dari binatang. Secara umum, penyebaran kuman misalnya bakteri atau
virus bahkan jamur penyebab penyakit dari hewan ke manusia dapat terjadi melalui berbagai
cara seperti kontak langsung, air dan makanan yang tercemar, serta lingkungan yang kotor
atau berada secara terus menerus di satu tempat yang sama, dikenal sebagai zoonosis. Tentu
semuanya itu menyebabkan paparan yang bersamaan antara hewan dan manusia.
Dalam kasus virus yang sekarang disebut SARS-CoV-2 ini, awalnya dari pasar Wuhan
yang menjual hewan yang biasa dimakan manusia. Sangat mungkin bahwa hewan yang dijual
tersebut kurang sehat, apalagi banyak hewan liar yang juga dijual. Pasien-pasien pertama
yang sakit jelas memiliki riwayat kontak dengan pasar tersebut. Dalam kasus yang lebih
ringan, hewan peliharaan seperti anjing atau kucing yang bisa membawa berbagai macam
penyakit infeksi seperti brucellosis, influenza, leptospirosis, dan rabies di wuhan, Tiongkok.
Orang pertama yang jatuh sakit karenanya pun merupakan para penjual disana. Awalnya,
petugas mengira bahwa virus ini hanya ditularan dari hewan ke manusia. Namun setelah
pengamatan dilakukan, penularan antar manusia pun sangat mungkin untuk terjadi. Inilah
yang membuat virus corona mudah menyebar.
Virus corona menular melalui lima cara dilansir dari A handbook 2019-nCoV
Pneumonia Control and Prevention, terdapat lima cara penularan virus corona dari manusia
ke manusia lainnya, yaitu:
1. Transmisi dari cairan : air dapat membawa virus dari pasien ke orang lain yang berbeda
dalam jarak sekitar satu meter. Air yang dimaksud biasanya berupa cairan tubuh yang
keluar saatberbicara, batuk, dan bersin
2. Transmisi dari udara : virus corona bisa menyebar dalam jarak jauh melalui udara.
Cara ini sama dengan virus flu, SARS, variola, dan norovirus menular dari satu orang
ke orang lainnya.
3. Transmisi kontak: virus dapat menular melalui kontak lansung dengan kulit atau selaput
lendir (seperti mata, lidah, luka terbuka, dll). Transmisi juga bisa berlangsung melalui
darah yang masuk ke tubuh atau mengenai selaput lendir.
4. Transmisi dari hewan : orang yang mengolah, menjua, dan mendistribusikan hewan liar
yang membawa virus corona dapat tertular melalui kontak tersebut.
5. Kontak dekat dengan pasien : keluarga, orang yang tinggal serumah, petugas medis,
atau bahkan orag yang sempat berada dekat dengan pasien rentag untuk tertular.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://theconversation.com/wabah-covid-19-mengapa-penularan-virus-dari-hewan-ke-
manusia-terus-terjadi-131400

https://kawalcovid19.id/content/650/bagaimana-virus-corona-menyerang-tubuh

https://m.detik.com/news/berita/d-4945780/serba-serbi-bentuk-virus-corona-struktur-
dan-vaksin-covid-19

https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20200213143104-199-474354/cara-virus-
corona-bermutasi-dari-hewan-hingga-manusia

https://www.kompas.com/tren/read/2020/03/15/130100565/begitu-mudah-menyebar-
ini-yang-dilakukan-virus-corona-pada-tubuh-pasien?page=all.
https://m.detik.com/news/berita/d-4945780/serba-serbi-bentuk-virus-corona-
struktur-dan-vaksin-covid-19

10

Anda mungkin juga menyukai