Anda di halaman 1dari 2

A.

Definisi Virus
Virus adalah mikroorganisme patogen yang menginfeksi sel makhluk hidup. Virus hanya
dapat bereplikasi di dalam sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan
seluler untuk bereproduksi sendiri. Semua bentuk kehidupan dapat diinfeksi oleh virus, mulai
dari hewan, tumbuhan, hingga bakteri dan arkea. Istilah virus biasanya digunakan pada jenis
virus yang menginfeksi sel-sel eukariota, sementara virus yang menginfeksi sel prokariota—
seperti bakteri dan arkea—dikenal sebagai bakteriofag.
Ketika tidak berada di dalam sel atau tidak dalam proses menginfeksi sel, virus berada
dalam bentuk partikel independen yang disebut virion. Virion terdiri atas materi
genetik berupa asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi keduanya) yang
diselubungi lapisan protein yang disebut kapsid. Pada beberapa virus terdapat amplop
eksternal yang terbuat dari lipid.
Terdapat perbedaan pendapat mengenai status virus sebagai makhluk hidup atau sebagai
struktur organik yang berinteraksi dengan makhluk hidup. Karena karakteristik khasnya ini,
virus selalu terasosiasi dengan penyakit tertentu, baik pada manusia (misalnya
virus influenza dan HIV), hewan (misalnya virus flu burung), atau tumbuhan (misalnya virus
mosaik tembakau). Ilmu yang mempelajari virus disebut virologi.

B. Apa Itu Covid-19 ?


Penyakit koronavirus 2019 (bahasa Inggris: coronavirus disease 2019, disingkat COVID-
19) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh SARS-CoV-2, salah satu
jenis koronavirus. Penyakit ini mengakibatkan pandemi koronavirus 2019–2020. Penderita COVID-
19 dapat mengalami demam, batuk kering, dan kesulitan bernapas. Sakit tenggorokan, pilek, atau
bersin-bersin lebih jarang ditemukan. Pada penderita yang paling rentan, penyakit ini dapat berujung
pada pneumonia dan kegagalan multiorgan.
Infeksi menyebar dari satu orang ke orang lain melalui percikan (droplet) dari saluran pernapasan
yang sering dihasilkan saat batuk atau bersin. Waktu dari paparan virus hingga timbulnya gejala
klinis berkisar antara 1–14 hari dengan rata-rata 5 hari. Metode standar diagnosis adalah uji reaksi
berantai polimerase transkripsi-balik (rRT-PCR) dari usap nasofaring atau sampel dahak dengan
hasil dalam beberapa jam hingga 2 hari. Pemeriksaan antibodi dari sampel serum darah juga dapat
digunakan dengan hasil dalam beberapa hari. Infeksi juga dapat didiagnosis dari kombinasi gejala,
faktor risiko, dan pemindaian tomografi terkomputasi pada dada yang menunjukkan gejala
pneumonia.
Mencuci tangan, menjaga jarak dari orang yang batuk, dan tidak menyentuh wajah dengan tangan
yang tidak bersih adalah langkah yang disarankan untuk mencegah penyakit ini. Disarankan untuk
menutup hidung dan mulut dengan tisu atau siku yang tertekuk ketika batuk. Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO) dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) merekomendasikan
kepada orang-orang yang menduga bahwa mereka telah terinfeksi untuk memakai masker
bedah dan mencari nasihat medis dengan memanggil dokter dan tidak langsung mengunjungi klinik.
Masker juga direkomendasikan bagi mereka yang merawat seseorang yang diduga terinfeksi tetapi
tidak untuk digunakan masyarakat umum. Belum ada vaksin atau obat antivirus khusus untuk
COVID-19; tata laksana yang diberikan meliputi pengobatan terhadap gejala, perawatan suportif,
dan tindakan eksperimental. Angka fatalitas kasus diperkirakan antara 1–3%.

C. Asal Mula Covid-19


Dugaan kasus pertama dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2019. Gejala awal mulai
bermunculan tiga pekan sebelumnya pada tanggal 8 Desember 2019. Pasar ditutup tanggal 1
Januari 2020 dan orang-orang yang mengalami gejala serupa dikarantina. Kurang lebih 700 orang
yang terlibat kontak dengan terduga pengidap, termasuk +400 pekerja rumah sakit, menjalani
karantina. Seiring berkembangnya pengujian PCR khusus untuk mendeteksi infeksi, 41 orang di
Wuhan diketahui mengidap virus korona SARS-CoV-2, dua orang di antaranya suami-istri, salah
satunya belum pernah ke pasar, dan tiga orang merupakan anggota satu keluarga yang bekerja di
toko ikan. Korban jiwa mulai berjatuhan pada 9 Januari dan 16 Januari 2020.
Kasus yang dikonfirmasi di luar daratan Tiongkok termasuk 3 wanita dan 1 pria di Thailand, dua pria
di Hong Kong, dua pria di Vietnam, satu pria di Jepang, satu wanita di Korea Selatan, satu pria di
Singapura, satu wanita di Taiwan dan satu pria di Amerika Serikat. Angka-angka ini didukung oleh
para ahli seperti Michael Osterholm.
Pada 17 Januari, sebuah kelompok Imperial College London di Inggris menerbitkan perkiraan
bahwa terdapat 1.723 kasus (interval kepercayaan 95%, 427–4.471) dengan timbulnya gejala virus
tersebut pada 12 Januari 2020. Perkiraan ini didapat berdasarkan pola penyebaran awal dari virus
2019-nCoV ke Thailand dan Jepang. Mereka juga menyimpulkan bahwa "penularan dari manusia ke
manusia yang berkelanjutan tidak harus dikesampingkan". Ketika kasus-kasus selanjutnya
terungkap, mereka kemudian menghitung ulang bahwa "terjadi 4.000 kasus 2019-nCoV di Kota
Wuhan mulai timbul gejala pada 18 Januari 2020".
Pada 20 Januari, Tiongkok melaporkan peningkatan tajam dalam kasus ini dengan hampir 140
pasien baru, termasuk dua orang di Beijing dan satu di Shenzhen. Per 3 Maret, jumlah kasus yang
dikonfirmasi laboratorium mencapai 93.000 kasus, yang terdiri dari lebih dari 80.000 kasus di
daratan Tiongkok, dan sisanya di beberapa negara lainnya.

D. Bagaimana Pandemiknya

Anda mungkin juga menyukai