Anda di halaman 1dari 3

Nama : Erwin Miftakhul Ulum

Kelas : X IPS

Mapel : Sejarah

Asal Mula Munculnya Virus Covid19 Di Wuhan Dan Bagaimana Penyebaran


Covid 19
Virus corona jenis baru yang tengah menyerang masyarakat dunia saat ini dalam
istilah kedokteran disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). Dikutip
dari Center for Disease Control and Prevention, cdc.gov, virus corona merupakan jenis virus
yang diidentifikasi sebagai penyebab penyakit pada saluran pernapasan, yang pertama kali
terdeteksi muncul di Kota Wuhan, Tiongkok. Asal mula virus corona yang kini menjadi
wabah di Wuhan berhasil ditemukan sejumlah pakar lembaga di China. Pakar lembaga dan
peneliti dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China (CDC) menyatakan jika
mereka telah mengumpulkan sampel untuk meneliti asal mula virus corona hasilnya, asal
virus corona itu berasal dari Pasar Seafood Huanan di Wuhan. Di sana, orang-orang bisa
menemui banyak pedagang hewan liar, mulai anak serigala, rubah, hingga burung
merak.Dalam keterangan CDC, sebanyak 31 dari 33 sampel positif diambil dari zona barat
yang merupakan tempat perdagangan hewan liar."Hasilnya menyatakan bahwa penyebaran
virus Corona baru mempunyai relevansi tinggi dengan perdagangan binatang liar," ujar
CDC.Pasar Seafood Huanan sebenarnya sudah menjadi sorotan karena dianggap sebagai asal
muasal patogen mematikan.Namun, sampel yang positif itu membenarkan dugaan tersebut.
menduga virus corona baru ini hampir dapat dipastikan berasal dari ular. Diduga pula virus
ini menyebar dari hewan ke manusia, dan kemudian dari manusia ke manusia.

Sebelum virus corona ramai diketahui banyak orang, seorang dokter bernama Li
Wenliang telah memberikan informasi soal kemunculan virus tersebut. Dia memberikan
pesan yang mengejutkan di grup alumni sekolah kedokterannya melalui aplikasi pesan
singkat yang populer di China, WeChat."Tujuh pasien dari pasar makanan laut lokal telah
didiagnosis menderita penyakit mirip SARS dan dikarantina di rumah sakitnya," tulisnya. Li
menjelaskan, menurut sebuah tes yang telah dilihatnya, penyakit itu adalah virus corona,
yang ternyata satu keluarga dengan virus sindrom pernapasan akut (SARS). Li adalah
seorang dokter berusia 34 tahun yang bekerja di Wuhan, kota yang menjadi pusat penyebaran
virus corona di China. Li mengatakan kepada teman-temannya untuk mengingatkan orang-
orang yang mereka cintai akan bahayanya virus ini. Pada waktu yang sama ketika Li
mengirim pesan kepada teman-temannya, sebuah pemberitahuan darurat dikeluarkan oleh
Komisi Kesehatan Kota Wuhan, yang berisikan pemberitahuan kepada institusi medis kota
jika ada beberapa pasien dari Pasar Grosir Makanan Laut Huanan mengalami pneumonia
yang tidak diketahui.

Menurut surat kabar pemerintah Beijing Youth Daily, dini hari tanggal 31 Desember,
otoritas kesehatan Wuhan mengadakan pertemuan darurat untuk membahas wabah tersebut.
Setelah itu, Li dipanggil oleh pejabat rumah sakitnya agar menjelaskan bagaimana dia bisa
tahu tentang kasus-kasus itu. Li sempat mengklarifikasi pernyataannya dalam pesan
berikutnya yang menyatakan bahwa virus itu sebenarnya adalah tipe virus corona yang
berbeda. Korban akibat virus corona sudah mencapai 493 orang meninggal dunia dan
terbanyak dari kota Hubei yakni 479 orang meninggal dunia. Kemudian sebanyak 24.551
orang mengidap virus corona di 28 negara di dunia, yang terbanyak di China yakni 24.338
orang, Pada akhir Januari, keterlambatan penanganan wabah oleh pemerintah Wuhan mulai
dipahami di China. Banyak netizen memikirkan peringatan dini yang disebarkan dari delapan
orang itu bisa menyelamatkan ratusan nyawa. "Itu mungkin merupakan hal yang beruntung,
jika masyarakat mendengarkan 'desas-desus' karena mengandung virus corona baru pada
waktu itu, mungkin masyarakat akan mengambil langkah-langkah seperti mengenakan
masker, desinfeksi yang ketat dan menghindari pergi ke pasar satwa liar," kata Mahkamah
Agung.

Faktanya, belum ada vaksin apapun yang tersedia untuk virus corona baru ini, meski
di media sosial sempat disebut-sebut ada dua paten vaksin."Gejalanya nyaris mirip flu biasa.
Cuma demamnya lebih tinggi di atas 38 derajat. Kemudian penderitanya mengalami sakit
kepala, batuk-batuk kering, kadang juga sesak napas. Tapi untuk infeksi paling berat bisa
mengalami gagal napas," kata Yulianto kepada IDN Times, Ia menuturkan jika tak dilakukan
analisa yang cermat, petugas medis sulit membedakan antara flu dengan gejala virus corona.
Secara umum, seorang yang terinfeksi virus corona memiliki gejala seperti demam, gangguan
pernapasan, batuk pilek, sakit tenggorokan, dan letih.

Dilansir dari A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and Prevention, terdapat lima
cara penularan virus corona dari manusia ke manusia lainnya.
1. Transmisi dari cairan: air dapat membawa virus dari pasien ke orang lain yang berada
dalam jarak sekitar satu meter. Air yang dimaksud biasanya berupa cairan tubuh yang
keluar saat berbicara, batuk, dan bersin.
2. Transmisi dari udara: virus corona bisa menyebar dalam jarak jauh melalui udara.
Cara ini sama dengan cara virus flu, SARS, variola, dan norovirus menular dari satu
orang ke orang lainnya.
3. Transmisi kontak: virus dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit atau
selaput lendir (seperti mata, lidah, luka terbuka, dan lain-lain). Transmisi juga bisa
berlangsung melalui darah yang masuk ke tubuh atau mengenai selaput lendir.
4. Transmisi dari hewan: orang yang mengolah, menjual, dan mendistribusikan hewan
liar yang membawa virus corona dapat tertular melalui kontak tersebut.
5. Kontak dekat dengan pasien: keluarga, orang yang tinggal serumah, petugas medis,
atau bahkan orang yang sempat berada dekat dengan pasien rentan untuk tertular

Anda mungkin juga menyukai