Anda di halaman 1dari 12

Virus Corona saat ini menjadi trending pembicaraan di seluruh dunia.

Diawal tahun 2020 ini, dunia digemparkan dengan menyebarnya virus baru
yaitu coronavirus atau virus corona yang mematikan. Diketahui, asal mula
virus ini berasal dari Wuhan, Cina. Ditemukan pada akhir Desember tahun
2019.

Kondisi terkini, wirus yang memiliki nama resmi Novel 201 Coronavirus
(2019-nCoV) ini dilaporkan telah menjangkit lebih dari 5.974 orang dan
telah menewaskan lebih dari 132 orang (data kompas per 29 Januari
2020).

Sampai saat ini sudah dipastikan terdapat 16 negara yang telah


terjangkit virus mematikan satu ini. Selain Cina, 15 negara lainnya yang
sudah dikonfirmasi terjangkit virus corona yaitu Kanada, Australia,
Perancis, Jepang, Thailand, Malaysia, Nepal, Singapura, Korea Selatan,
Taiwan, Vietnam, Jerman, Kamboja, Sri Lanka dan Amerika Serikat (data
dari People’s Daily, China per 29 Januari 2020)

Faktor penyebaran Virus Corona diyakini kuat terjadi karena adanya kontak
secara langsung dengan orang yang baru saja berkunjung di Wuhan atau
Cina. Hingga saat ini, berita seputar virus Corona masih menjadi perhatian
utama semua negara untuk waspada dan tetap siaga menghadapi virus
corona yang belum ditemukan vaksinnya.

Nah, biar Anda dan keluarga lebih waspada, sebaiknya ketahui 7 fakta
penting virus corona berikut ini.

1. Virus Corona Memiliki Kesamaan dengan SARS dan MERS

Virus corona dikatakan masih satu keluarga dengan SARS dan MERS
yang juga merupakan virus mematikan dan pernah menggegerkan dunia
pada tahun 2002 dan 2012. Sama seperti corona, SARS juga pertama kali
ditemukan di Cina, tepatnya di Guangdong. Sedangkan viurs MERS
pertama kali diindentifikasi di Jeddah, Arab Saudi.

SARS dan MERS sama-sama telah menyebar ke puluhan negara,


menjangkit ribuan orang dan menewaskan ratusan orang. Kesamaan dari
ketiga virus ini sama-sama berhasil menyebar melalui hewan. Untuk kasus
SARS dan corona, keduanya berasal dari kelelawar sedangkan MERS
melalui daging unta dan susunya. Tidak hanya itu, ketiganya juga sama-
sama memiliki gejala yang hampir sama yaitu gangguan pernapasan
seperti batuk dan sesak napas.

2. Virus Corona Telah Berevolusi

Sejak pertama kali diidentifikasi pada bulan Desember 2019, Menteri


Komisi Kesehatan Nasional China, Max Xiaowei mengatakan virus corona
telah berevolusi sehingga penyebarannya menjadi lebih cepat. Bisa
berkembang hingga berevolusi dengan cepat, ditakutnya kasus terjangkit
virus ini akan semakin cepat dan semakin luas.

3. Belum Ada Vaksin yang Bisa Menjinakkan Virus Corona

Dilansir dari WHO (World Health Organization), sampai sekarang baik


pihak Cina atau negara-negara lain yang sudah dikonfirmasi terjangkit virus
ini belum menemukan vaksin untun menyembuhkan atau memusnahkan
virus mematikan corona.

Untuk saat ini, penanganan yang bisa diberikan oleh pihak medis terhadap
korban-korban yang terjangkit penyakit ini adalah penanganan medis
penerapan sistem isolasi terhadap kepada korban yang terjangkit.

4. Virus Corona Pertama Kali Ditularkan dari Hewan Liar

Virus corona dipercaya pertama kali muncul di akhir tahun lalu di sebuah
pasar makanan di Wuhay yang ditelah dikatakan secara ilegal menjual
satwa liar. Diduga virus ini bisa menular ke manusia berasal dari ular dan
kelelawar. Kedua jenis binatang ini biasa dijual di Pasar Makanan Laut
Huanan untuk dikonsumsi.

5. Cina Mengeluarkan Uang Hingga Rp199 Triliun karena Coronavirus

Pemerintah Cina mengatakan telah melakukan alokasi dana sebesar


US$8,74 miliar atau sekitar Rp199 triliun untuk memerangi penyebaran
virus corona. Komisi Reformasi dan Pembangungan Nasional Cina
mengatakan telah menggelotorkan dana hingga mencapai 300 juta yuan
atau sekitar Rp589 miliar untuk pembangunan rumah sakit dadakan untuk
merawat korban terjangkit virus ini.

6. Perusahaan Smartphone Asal Cina Ciptakan Aplikasi Pendeteksi


Coronavirus

Perusahaan smartphone asal Cina, Xiaomi menciptakan aplikasi


pendekteksi virus corona, bernama Xiaomi xiaoAi Shorcut dengan nama
fitur ‘Real-Time Pneumonia Epidemic’. Fitur ini memungkinkan pengguna
melihat informasi terbaru mengenai informasi epidemi corona virus.

Jika Anda salah satu pengguna produk smartphone Xiaomi bisa mencoba
mendownload dan menggunakan fitur ini untuk melindungi diri. Terutama
ketika Anda sedang berpergian keluar negeri dan ke lokasi wisata yang
banyak dikunjungi wisatawan internasional.

7. Pasien Virus Corona di China Sembuh Tanpa Vaksin

Kabar baik, pasien pertama yang sembuh dari virus corona adalah pria
berusia 23 tahun yang merupakan seorang pekerja di stasiun kereta
Hankou tapi menetap di Wuhan. Selain itu ada juga wanita lansia usia 87
juga dinyatakan telah sembuh dari virus corona. Sampai saat ini telah
dikonfirmasikan sudah ada 51 pasien yang dinyatakan sembuh dari virus
corona (kompas, 29 Januari 2020)

Gejala Terjangkit Virus Corona


Bagi Anda yang baru saja selesai dari berlibur atau baru selesai
berkunjung dari luar negeri dan merasa tidak enak badan atau sakit,
pelajari perubahan ada tubuh Anda apakah ada yang sama dengan gejala-
gejala yang ditunjukkan jika terjangkit virus corona. Berikut gejala awal
terjangkit virus corona:

 Mengalami gangguan pernapasan


 Batuk
 Demam tinggi mencapai 38 derajat celcius
 Sesak napas
 Hidung meler
 Sakit tenggorokan
 Nyeri otot
 Jika mengalami salah satu atau beberapa dari gejala
tersebut, segera memeriksakan diri Anda ke Dokter.

Tindakan Pencegahan Terjangkit Virus Corona


Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko
terjangkit virus corona, terutama bagi Anda yang sedang bepergian keluar
negeri:

 Sering-seringlah membersihkan tangan dengan menggunakan gosok atau


sabun dan air berbasis alkohol.
 Ketika batuk dan bersin, tutup mulut dan hidung dengan siku tertekuk atau
tisu - segera buang tisu dan cuci tangan.
 Hindari kontak dekat dengan siapa pun yang menderita demam dan batuk.
 Jika Anda menderita demam, batuk, dan sulit bernapas, cari perawatan medis
lebih awal dan bagikan riwayat perjalanan sebelumnya dengan penyedia
layanan kesehatan Anda.
 Ketika mengunjungi pasar langsung di daerah yang saat ini mengalami kasus
coronavirus baru, hindari kontak langsung tanpa perlindungan dengan hewan
hidup dan permukaan yang bersentuhan dengan hewan.
 Hindari konsumsi produk hewani mentah atau setengah matan. Olah daging
mentah, susu, atau organ hewani dengan hati-hati, untuk menghindari
kontaminasi silang dengan makanan mentah, sesuai praktik keamanan
pangan yang baik.
 Gunakan masker N-95 kemanapun Anda pergi, terutama jika Anda kebetulan
mengunjungi daerah yang diduga terjangkit virus ini.
 Hindari melakukan kontak langsung dengan hewan, terutama hewan yang
terlihat sakit.

Hati-Hati Bepergian Keluar Negeri! Penderita Virus


Corona Belum Tentu Di-cover BPJS Kesehatan
Memang ada kemungkinan penderita virus corona bisa dicover oleh BPJS
Kesehatan mengingat gejala penyakit virus ini hampir sama dengan
panyakit virus pada umumnya yaitu, demam, batuk dan sakit tenggorokan.

Namun, dalam Pasal 52 Perpres No. 2018 tentang Jaminan Kesehatan,


disebutkan soal deretan manfaat pelayanan kesehatan yang tidak dijamin
BPJS. Salah satunya, penyakit yang disebabkan karena kejadian luar
biasa atau wabah. Artinya, bila pemerintah telah menetapkan sebagai
wabah, besar kemungkinan penyakit tersebut tidak di-cover BPJS.

Tapi, dicover atau tidak yang terpenting adalah tetap berhati-hati ketika
Anda bepergian kemanapun. Jangan lupa untuk membawa obat-obatan
pribadi, mengonsumsi makanan bersih dan hindari mendatangi tempat-
tempat kumuh. Corona atau tidak, virus penyakit apapun tidak boleh
dipandang sebelah mata, karena semua tetap bertujuan untuk merusak
kesehatan Anda

KEBIJAKAN PEMERINTAH MELIBURKAN SISWA SELAMA 14 HARI

indopos.co.id – Sejumlah negara sudah mengambil kebijakan meliburkan sekolah


dan perguruan tinggi atau menghentikan sementara proses belajar-mengajar untuk
mengantisipasi penyebaran Virus Corona atau Covid-19. Negara-negara tersebut di
antaranya Hong Kong, Iran, Jepang, Korea Selatan, Italia, Uni Emirat Arab, dan
sebagainya. Bagaimana dengan Pemerintah Indonesia?

Untuk saat ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) juga


sudah mengeluarkan kebijakan khusus tentang libur akibat wabah Virus Corona.
Tapi kebijakan itu berlaku hanya bagi siswa atau peserta didik, guru atau pengajar,
serta karyawan lembaga kependidikan yang baru pulang dari negara episentrum
Virus Corona. Mereka dapat libur selama 14 hari. Jadi kebijakan khusus itu tidak
berlaku bagi seluruh peserta didik, pengajar, dan karyawan lembaga pendidikan,
meski Virus Corona atau Covid-19 sudah masuk ke Tanah Air.

Plt Kepala Biro Kerja sama dan Humas Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Ade Erlangga mengatakan, libur diberikan sesuai masa inkubasi Virus Corona.
“Libur hanya kami berikan kepada siswa, pengajar, dan karyawan lembaga
kependidikan yang melakukan perjalanan ke negara yang teridentifikasi suspect
Virus Corona,” jelasnya di Jakarta, Senin (9/3/2020).

Ade menegaskan, libur diberikan untuk menghambat persebaran Virus Corona.


Tindakan ini sudah sesuai dengan protokol yang disiapkan pemerintah. “Peserta
didik dan lingkungan sekolah harus mematuhi protokol ini,” tandasnya.

Ade menjelaskan, hak libur selama dua pekan diberikan setelah mendapatkan
persetujuan dari sekolah. Selain itu peserta didik atau guru yang bersangkutan
menunjukkan gejala klinis mengarah pada infeksi Virus Corona dengan adanya
demam, batuk dan pilek. “Kami juga mengidentifikasi dalam satu bulan terakhir.
Apa siswa itu melakukan perjalanan ke daerah episentrum, terutama perjalanan ke
luar negeri dan tidak melakukan kegiatan-kegiatan di luar sekolah,” jelasnya.
Ade mengimbau agar peserta didik dan guru untuk berkonsultasi dengan pihak
Dinas Kesehatan (Dinkes) setempat untuk mengetahui lebih pasti kondisi
kesehatannya, usai melakukan perjalanan ke daerah yang teridentifikasi Virus
Corona. “Secepatnya, mereka melakukan koordinasi dengan tenaga kesehatan atau
dengan lembaga pelayanan kesehatan di wilayah setempat, bila usai berkunjung
dari wilayah teridentifikasi wabah Virus Corona,” katanya.

Ade menegaskan, pihak pemerintah sudah mengeluarkan surat edaran khusus


perihal pemberlakuan protokol ini kepada seluruh satuan Dinas Pendidikan yang
tersebar di wilayah Indonesia. Hingga saat ini, belum ada sekolah yang melaporkan
peserta didik atau pengajar guru yang meminta libur 14 hari setelah pulang dari
luar negeri.

“Belum ada laporan, tapi nanti kami cek ya ke Dinas Pendidikan karena ada di
ranah pemerintah daerah (pemda). Kami koordinasi terus dengan dinas kesehatan
dan juga dinas pendidikan,” tegasnya.

Ade menjelaskan, kebijakan membolehkan libur setelah pulang dari luar negeri
episentrum Virus Corona untuk mengantisipasi penyebaran penyakit ini di sekolah-
sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia. Diketahui negara-negara yang telah
menjadi episentrum Corona selain China adalah Korea Selatan (Korsel), Iran, dan
Italia.

Lebih jauh Ade menyebutkan, pemerintah telah menyebarkan protokol penanganan


Virus Corona di area lembaga pendidikan. Di dalam protokol tersebut terdapat 15
langkah yang harus dilaksanakan oleh semua lembaga pendidikan.

Protokol itu di antaranya pertama, Dinas Pendidikan melakukan koordinasi dengan


Dinas Kesehatan setempat untuk mengetahui rencana atau kesiapan daerah
setempat dalam menghadapi COVID-19. Kedua, menyediakan sarana untuk cuci
tangan menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol di
berbagai lokasi strategis di sekolah sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.

Ketiga, menginstruksikan kepada warga sekolah melakukan cuci tangan


menggunakan air dan sabun atau pencuci tangan berbasis alkohol, dan perilaku
hidup bersih sehat (PHBS) lainnya seperti: makan jajanan sehat, menggunakan
jamban bersih dan sehat, olahraga yang teratur, tidak merokok, membuang sampah
pada tempatnya.

Keempat, membersihkan ruangan dan lingkungan sekolah secara rutin (minimal 1


kali sehari) dengan desinfektan, khususnya handel pintu, saklar lampu, komputer,
meja, keyboard dan fasilitas lain yang sering terpegang oleh tangan. Memonitor
absensi (ketidakhadiran) warga sekolah, Jika diketahui tidak hadir karena sakit
dengan gejala demam/ batuk/ pilek/ sakit tenggorokan/ sesak napas disarankan
untuk segera ke fasilitas kesehatan terdekat untuk memeriksakan diri.
Kelima, memberikan himbauan kepada warga sekolah yang sakit dengan gejala
demam/ batuk/ pilek/ sakit tenggorokan/ sesak napas untuk mengisolasi diri
dirumah dengan tidak banyak kontak dengan orang lain.

Keenam, tidak memberlakukan hukuman/sanksi bagi yang tidak masuk karena


sakit, serta tidak memberlakukan kebijakan insentif berbasis kehadiran (jika ada).
(dalam hal ini bukan kewenangan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) untuk
menetapkan, sehingga Kemenkes tidak memberikan masukan).

Ketujuh, jika terdapat ketidakhadiran dalam jumlah besar karena sakit yang
berkaitan dengan pernapasan, Dinas Pendidikan berkoordinasi dengan Dinas
Kesehatan setempat.
Kedelapan, mengalihkan tugas pendidik dan tenaga kependidikan yang absen
kepada tenaga kependidikan lain yang mampu. (dalam hal ini bukan kewenangan
Kementerian Kesehatan untuk menetapkan, sehingga Kementerian Kesehatan tidak
memberikan masukan).

Kesembilan, pihak institusi pendidikan harus bisa melakukan skrining awal


terhadap warga pendidikan yang punya keluhan sakit, untuk selanjutnya
diinformasikan dan
berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan setempat untuk dilakukan pemeriksaan
lebih lanjut.

Kesepuluh, memastikan makanan yang disediakan di sekolah merupakan makanan


yang sehat dan sudah dimasak sampai matang. Ke-11, menghimbau seluruh warga
sekolah untuk tidak berbagi makanan, minuman, termasuk peralatan makan,
minum dan alat musik tiup yang akan meningkatkan risiko terjadinya penularan
penyakit.

Ke-12, menginstruksikan kepada warga sekolah untuk menghindari kontak fisik


langsung (bersalaman, cium tangan, berpelukan, dan sebagainya). Ke-13, menunda
kegiatan yang mengumpulkan banyak orang atau kegiatan di lingkungan luar
sekolah (berkemah, studi wisata).

Ke-14, melakukan skrining awal berupa pengukuran suhu tubuh terhadap semua
tamu yang datang ke institusi pendidikan. Ke-15, warga sekolah dan keluarga yang
berpergian ke negara dengan transmisi lokal Covid-19 (Informasi daftar negara
dengan transmisi lokal COVID-19 dapat diakses di www.covid19.kemkes.go.id
dan mempunyai gejala demam atau gejala pernapasan seperti batuk/pilek/sakit
tenggorokan/sesak napas diminta untuk tidak melakukan pengantaran,
penjemputan, dan berada di area sekolah.

Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Selatan Marullah Matali menyatakan, persetujuan


dan membenarkan tindakan meliburkan siswa dan pegawai oleh salah satu sekolah
di wilayah Pasar Minggu terkait Virus Corona. “Mekanismenya sudah benar,
terkait dengan tanggap itu,” kata Marullah saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu
(4/3/2020).

Sebuah sekolah di wilayah Jakarta Selatan meliburkan siswa dan pegawainya


selama 14 hari sejak Selasa, (2/3/2020). Marullah mengaku belum mendapatkan
informasi terkait guru yang terindikasi Corona di sekolah internasional tersebut.

Namun, ia optimistis jika laporan tersebut diterima, Kementerian Kesehatan akan


memberikan prosedur tetap tertentu untuk mencegah penyebarannya. “Biasanya
kalau kondisinya seperti itu Kemenkes sudah berikan sejumlah prosedur tetap,”
katanya.

Terkait tindak lanjut Pemkot Jakarta Selatan mengatasi Corona di wilayahnya,


Marullah mengatakan langkah-langkah yang dilakukan tidak jauh ari arahan dan
instruksi yang dikeluarkan oleh Gubernur DKI Jakarta. “Pokoknya apa yang
disampaikan gubernur kita lakukan,” katanya.

Kepala Seksi Kesiswaan dan Sumber Belajar Dinas Pendidikan DKI Jakarta
Momon Sulaeman saat dikonfirmasi mengatakan, pihaknya masih menunggu
laporan terkait sekolah yang meliburkan siswanya terkait Corona.

Terkait tindakan sekolah meliburkan siswa selama 14 hari, menurut Momon,


adalah inisiatif sekolah karena Dinas Pendidikan tidak mengeluarkan instruksi
apapun. “Itu inisiatif sekolah sendiri, karena kami tidak pernah mengeluarkan
instruksi,” ujarnya.

Momon menyebutkan, pihaknya belum mendapat informasi detail terkait guru


yang terindikasi Corona tersebut, karena pihak sekolah masih menunggu hasil
pemeriksaan yang dilakukan Dinas Kesehatan terhadap guru tersebut.

Selain itu, pihak sekolah tidak bisa dihubungi karena sudah libur. Ia juga
mengatakan, pembinaan sekolah internasional berada di bawah Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan bukan dari Dinas Pendidikan sehingga tidak bisa
melakukan intervensi.

Beberapa waktu lalu, Team Leader Security sekolah itu Firmansyah ketika ditemui
di Jakarta, Selasa (3/3/2020) menyampaikan keputusan pihak sekolah meliburkan
kegiatan pendidikan dikarenakan salah satu pengajar diduga terkena Virus Corona.
“Sambil menunggu hasilnya tes guru itu negatif atau tidak, selama 14 hari
diliburkan,” kata Firmansyah.

Menurut dia, guru yang dites tersebut telah dibawa ke RSPI Sulianti Saroso di
Jakarta Utara untuk diperiksa oleh tim medis. Guru tersebut berusia 40 tahunan,
berjenis kelamin perempuan. Sebelum menjalani pemeriksaan guru tersebut sudah
tidak masuk sejak Senin (2/3/2020).
Di lain pihak, Pengamat Kesehatan Universitas Indonesia (UI) Ratna Sitompul
mengatakan, ada banyak dampak tragedi endemik Virus Covid-19 terhadap dunia
pendidikan. Dampak Corona terhadap dunia pendidikan, khususnya perguruan
tinggi bidang kesehatan sangat positif. Ini karena mereka akan berlomba-lomba
melakukan penelitian untuk mendapatkan obat pencegah Virus Covid-19.
Sedangkan dampak negatif terjadi terhadap dunia pendidikan jenjang SD sampai
SMA adalah ketakutan saat diliburkan.

“Karena sudah beda pengetahuan, makanya ada yang takut, dan yang lain
semangat buat meneliti obatnya. Harus dapat dipahami psikologis di antara dunia
pendidikan ini. Makanya, jika diliburkan akan membuat mereka bertambah takut,”
ujarnya.

Dan karena dampaknya sangat besar terhadap dunia pendidikan, sambung Ratna,
sosialisasi pencegahan persebaran Virus Corona di lingkungan pendidikan penting.
Sebab wilayah pendidikan merupakan sarana yang paling dekat untuk
mengedukasi generasi muda dalam hal kesehatan. Hal utama yang harus dilakukan
generasi muda untuk mencegah persebaran Virus Corona, yakni tetap menerapkan
pola hidup sehat, serta menjaga kebersihan diri ataupun lingkungan.

“Lingkungan pendidikan merupakan sarana terdekat bagi edukasi serta sosialisasi


personal hygiene ataupun pencegahan persebaran virus, sebab dari lingkungan
pendidikan lah generasi muda sehat dibentuk. Yang terpenting mari kita jaga pola
hidup sehat dan kebersihan, bila merasa terganggu kesehatannya banyak
beristirahat serta kurangi aktivitas, dan segera hubungi fasilitas kesehatan bila ada
indikasi mengarah ke Corona,” ungkapnya.

Akademisi Kesehatan Universitas Lampung Larasati menuturkan, selama ini


edukasi kesehatan seputar virus dan bakteri di lingkungan sekolah sangat jarang
disosialisasikan.

Padahal, itu sangat penting dilaksanakan untuk mengantisipasi penyebaran Virus


Corona. Dan hal itu akan membuat masyarakat dari generasi muda akan siap
menghadapi persoalan kesehatan tersebut. “Kalau dari generasi muda sudah kuat,
maka yang tidak ada lagi yang perlu ditakutkan. Jadi di sini letak pentingnya
edukasi itu. Kalau ada wabah ini dapat diantisipasi,” tuturnya.

Ditambahkan Larasati, pilihan meliburkan aktivitas di sekolah bukanlah hal yang


baik dalam menangkal penularan Virus Covid-19 itu. Justru dengan terusnya
kegiatan belajar mengajar ini terselenggara dengan sosialisasi maka ketakutan akan
virus ini akan hilang. Apalagi Virus Corona tersebut bukanlah penyakit mematikan
seperti isu yang tersebar di publik.

“Pencegahannya sudah bisa dikerjakan. Buat apa takut karena ini penyakit biasa
saja. Kalau tubuh sehat mana ada virus yang masuk. Jadi tetap memelihara
kebiasaan hidup bersih dan sehat,” pungkasnya.
Anak-Anak Dikucilkan

Sementara itu, Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) mendesak


Pemerintah Kota (Pemkot) Depok mengembalikan rasa percaya diri anak di lokasi
perumahan pasien positif idap Virus Corona. Pasalnya, pasca kejadian itu, mereka
dikucilkan dan kerap dijauhi oleh teman-temannya di sekolah. Akibatnya, hal itu
akan berdampak negatif pada tumbuh kembang anak yang tinggal di kawasan
perumahan tersebut.

Ketua Umum LPAI Seto Mulyadi mengatakan, pengembalian rasa percaya diri
anak-anak di perumahan tempat pasien pengidap Virus Corona ini perlu dilakukan
Pemkot Depok. Mengingat, dampak dari banyaknya pemberitaan tentang Virus
Covid-19 ini membuat anak-anak di lokasi tersebut kerap dikucilkan di sekolah.
Aksi tersebut pun membuat tekanan psikis yang dirasakan anak.

“Ini yang harus cepat dicegah pemerintah daerah (pemda) di Depok. Ini berdampak
negatif bagi anak-anak di sana. Mereka sudah hidup dalam ketakutan dan kerap
dipergunjingkan teman-temannya di sekolah. Kalau dibiarkan efeknya nanti sangat
buruk sekali,” katanya saat dikonfirmasi, Senin (9/3/2020).

Selain itu, lanjut Kak Seto, sapaannya, dari laporan yang diterima pihaknya
tindakan diskriminasi terhadap anak-anak yang tinggal di perumahan tersebut
kerap terjadi di sekolah. Teman-temannya menganggap mereka dari perumahan itu
harus dijauhi karena suspect Virus Corona. Padahal pemahaman tentang hal itu
sangat minim diketahui anak di bawah umur.

“Mereka hanya menerka-nerka saja tanpa tahu kebenaran informasi tersebut. Yang
mereka tahu hanya menyebut teman-temannya dijauhi karena kena Corona. Ya
akhirnya diskriminatif pun terjadi di dalam dan luar sekolah,” paparnya.

Dijelaskan Kak Seto, pemberian trauma healing bagi anak-anak di sekolah terkait
Virus Corona perlu diberikan. Tugas itu dapat dikerjakan Dinas Pendidikan
(Disdik) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes). Pemberian informasi untuk tidak
menjauhi anak-anak di perumahan itu pun perlu diberikan.

“Diberikan pengarahan, agar jangan sampai jauh diskriminasi ini terjadi di antara
anak-anak tersebut. Kalau perlu juga para guru diingatkan untuk memberikan ini
ke murid-murid. Jika ini berjalan, maka masalah ini cepat ditangani,” jelasnya.

Menurut Kak Seto, tidak ada yang perlu ditakutkan dengan virus tersebut selama
daya tahan tubuh terjaga dengan pola hidup bersih dan sehat. Apalagi pada anak
yang telah mendapatkan imun dari makanan yang dikonsumsi.

“Tidak usah takut datang ke Depok, dan mereka yang tinggal di sana juga tidak
perlu berkecil hati karena semua sudah ditangani pemerintah. Warga Depok harus
merasa bersih dan sehat. Tidak ada apa-apa,” tandasnya.
Salah satu warga Perumahan Studio Alam Indah, Kecamatan Sukmajaya, Depok,
Teguh Prawiro mengaku sejak adanya informasi temuan pasien Corona, kehidupan
warga dan anak-anak di sana berubah drastis. Mereka merasa terasingkan warga
Depok. Ini mulai dari diliburkan dari tempat kerja, sekolah hingga tak adanya
pedagang yang mau berjualan ke dalam perumahan.

“Kadang anak pulang dari sekolah sering ngadu, ya teman-temannya bilang jangan
mau salaman nanti kena Corona. Tentu mereka ini trauma dengan hal itu. Saya sih
hanya bilang itu tidak perlu didengarkan karena mereka tidak tau apa-apa soal ini,”
ungkapnya.

Teguh menegaskan, pembentukan Tim Trauma Healing dari Pemkot Depok sangat
diperlukan sekali. Karena hal itu untuk mengembalikan rasa percaya diri anak dan
warga perumahan itu yang telah mendapatkan tindak diskriminasi dari publik akan
temuan Virus Corona.

Dirinya juga berharap hal itu dapat membuat kehidupan warga seperti semula.
Menjawab itu Wakil Wali Kota Depok Pradi Supriatna menuturkan, pembentukan
Posko Trauma Healing di lokasi perumahan tersebut telah dibentuk. Kemudian
kegiatan itu juga dilakukan di sejumlah sekolah. Kegiatan tersebut telah dikerjakan
jajaran dua hari pasca temuan pasien pengidap Virus Corona.

“Memang pengembalian rasa trauma yang dihadapi warga butuh waktu lama.
Kami pun masih terus berusaha dengan itu semua. Tidak mungkin kami mau
meninggalkan mereka seperti itu sekarang,” tuturnya.

Ditambahkan Pradi, kerja keras menghilangkan diskriminasi akan terus diberikan


pihaknya sampai isu virus itu tak lagi muncul di Tanah Air. Kerja sama dengan
sejumlah psikolog dari beberapa perguruan tinggi pun dikerjakan agar trauma
masyarakat hilang dengan sendiri. Dia pun mengimbau para guru terus
memberikan pemahaman tentang buruknya tindakan diskriminatif itu dilakukan.

Ini Kata Dewan

Anggota Fraksi PKS DPR RI, Abdul Fikri Faqih meminta Kemendikbud
mempertimbangkan opsi meliburkan sekolah dan perguruan tinggi. Dia
mengingatkan Mendikbud Nadiem Makarim bahwa World Health Organization
(WHO) atau Badan Kesehatan Dunia juga telah memberi rekomendasi untuk
meliburkan sekolah untuk menjaga kesehatan civitas akademika.

“Meliburkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah maupun kampus dalam masa


karantina yang ditentukan otorita setempat. Ini merupakan salah satu rekomendasi
WHO yang bertujuan untuk meminimalkan epidemi Virus Corona,” kata Faqih
saat dihubungi INDOPOS, Senin (9/3/2020).
Wakil Ketua Komisi X DPR RI itu menyatakan, saat ini sudah banyak negara yang
meliburkan sekolah untuk menghindari penularan Corona. Kemendikbud dan
Dinas Pendidikan di daerah harus mulai mengkaji opsi tersebut dan dia berharap
kesehatan para pelajar menjadi prioritas utama. “Prioritas utama Kemendikbud
harus melindungi seluruh warga sekolah, siswa dan guru, serta civitas akademika
di kampus mengantisipasi wabah Virus Corona,” terangnya.

Anggota Komisi X DPR RI Andreas Hugo Pareira mengatakan, kebijakan untuk


meliburkan sekolah sebagai upaya antisipasi penyebaran Covid-19 merupakan
kewenangan masing-masing sekolah. “Soal kebijakan untuk meliburkan sekolah
karena indikasi Covid-19 sebaiknya diserahkan kepada kebijakan sekolah masing-
masing,” katanya saat dihubungi, Senin (9/3/2020).

Tim pengajar, lanjut Andreas, terutama pimpinan sekolah seharusnya mempunyai


penilaian atau indikator tertentu. Ini demi kepentingan kesehatan dan keselamatan
seluruh komunitas pendidikan yang ada di sekolah tersebut. “Bagaimanapun
keselamatan dan kesehatan seluruh komunitas pendidikan di suatu sekolah sangat
penting,” tegasnya.

Apalagi, sambung politikus PDI Perjuangan itu, lembaga pendidikan merupakan


tempat terjadinya interaksi dan komunikasi yang intensif antara individu yang satu
dengan yang lainnya. “Karena intensitas pertemuan dan komunikasi yang intensif
antar komunitas akan sangat memungkinkan terjadinya penyebaran virus,”
tuturnya.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad menilai kebijakan meliburkan sekolah
belum perlu dilakukan. “Menurut saya, hal yang dilakukan sekolah belum perlu,
karena kita lihat penanganan di pusat di provinsi masing-masing ini sudah mulai
berjalan dengan sistem pencegahan,” katanya kepada INDOPOS di Kompleks
Parlenen, Senayan, Senin (9/3/2020).

Politikus Partai Gerindra itu menyarankan pihak sekolah membuat kebijakan


khusus untuk mencegah penyebaran Virus Corona, misalnya dengan pemeriksaan
suhu tubuh. Sebab, menurut Dasco, meliburkan sekolah akan tidak efektif
mencegah jika para siswa tetap bepergian ke tempat lain. “Alangkah baiknya,
kalau kemudian di masing-masing sekolah, termasuk juga institusi, termasuk juga
di DPR RI dilakukan protap (prosedur tetap) sistem pencegahan yang kemudian
bisa efektif. Karena, katakanlah sekolah diliburkan, tapi kemudian anak-anak
sekolah pergi ke mana-mana, kan bisa kena (Virus Corona, Red),” paparnya.

Anda mungkin juga menyukai