Anda di halaman 1dari 3

Oleh: Dieqy Hasbi Widhana - 12 Februari 2020 WHO mencari nama yang tidak merujuk ke lokasi geografis, hewan,

individu atau kelompok orang tertentu. tirto.id - COVID-19 menjadi nama ilmiah baru bagi Virus Corona yang
diberikan oleh World Health Organization (WHO). Sebelumnya, WHO mendeteksinya sebagai bagian dari
pneumonia baru yang disebut, Novel Coronavirus (2019-nCoV). Nama tersebut, merupakan akronim dari:
Coronavirus Disease 2019. "Kami sekarang memiliki nama untuk penyakit ini: COVID-19. Saya akan mengejanya:
COVID hyphen one nine," kata Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus,
kemarin. Nama itu, kata Ghebreyesus, penting untuk mencegah penggunaan nama lain yang bisa tidak akurat atau
berpotensi menstigmatisasi. Maka dari itu, merujuk ke lokasi geografis, hewan, individu atau kelompok orang
tertentu. Menurut Ghebreyesus, sejak kemarin, jumlah kematian telah melampaui seribu jiwa. Dia memperingatkan
ancaman global kematian akibat COVID-19, berpotensi lebih buruk daripada terorisme. "Virus dapat memiliki
konsekuensi yang lebih kuat daripada tindakan teroris apa pun," tuturnya. Koban dari COVID-19 terus bertambah.
Hari ini, per 08.20 waktu Jakarta, terdapat 44.911 kasus terjangkit COVID-19, 1.114 orang di antaranya meninggal
dunia, dan 4.699 lainnya dinyatakan pulih. Hal itu berdasarkan data yang dihimpun Johns Hopkins University Center
for Systems Science and Engineering (JHU CCSE). Dihitung dari sehari sebelumnya, hari ini telah bertambah 1.770
kasus baru yang terjangkit, merenggut 96 nyawa, dan 359 orang dinyatakan sembuh. Baca juga: Update Korban
Virus Corona: 44.911 Terinfeksi & 1.114 Jiwa Tewas Di Balik Kekhawatiran WHO & Harvard Indonesia Masih Negatif
Corona Bukan Corona, Indonesia Malah Darurat Wabah DBD Baca juga artikel terkait COVID-19 atau tulisan
menarik lainnya Dieqy Hasbi Widhana (tirto.id - Kesehatan) Reporter: Dieqy Hasbi Widhana Penulis: Dieqy Hasbi
Widhana Editor: Hendra Friana

Baca selengkapnya di artikel "COVID-19: Nama Baru Virus Corona dari WHO", https://tirto.id/eytp
Sumber:
https://tirto.id/covid-19-nama-baru-virus-corona-dari-who-eytp
Oleh: Nur Hidayah Perwitasari - 20 Maret 2020 Dibaca Normal 3 menit 17 istilah terkait Corona virus di antaranya
ODP, PDP, WFH, isolasi, pandemi, rapid test hingga cairan disinfektan. tirto.id - Virus corona baru atau COVID-19
telah menginfeksi 244.517 di seluruh dunia bersadar data dari Johns Hopkins University Center for Systems Science
and Engineering (JHU CCSE) hingga Jumat (20/3/2020) pukul 10.13 WIB. Dari angka tersebut setidaknya 86.025
berhasil sembuh dan 10.030 orang meninggal dunia. Sementara itu, dalam kasus atau pemberitaan yang berkaitan
dengan Corona virus, COVID-19 ada banyak isilah atau diksi yang digunakan pemerintah, mulai dari ODP hingga
WFH, lalu apa penjelasan dari istilah-istilah tersebut? Istilah yang berkaitan dengan Corona Virus Diase (Covid-19)
1. ODP (Orang Dalam Pemantauan) Menurut Direktur Utama Rumah Sakit Umum Pusat Persahabatan-salah satu
RS rujukan kasus virus corona, Rita Rogayah, ODP adalah orang dalam pemantauan, biasanya memiliki gejala
ringan seperti batuk, sakit tenggorokan, demam, tetapi tidak ada kontak erat dengan penderita positif. Orang dengan
status ODP biasanya tidak perlu rawat inap di rumah sakit tetapi akan diminta untuk melakukan isolasi secara
mandiri di rumah setidaknya selama 14 hari hingga kondisi membaik. Namun jika selama melakukan karantina
mandiri kondisi tak kunjung membaik dan justru memburuk maka sebaiknya segera menghubungi rumah sakit
terdekat. 2. PDP (Pasien Dalam Pengawasan) Rita Rogayah juga menjelaskan, berbeda dengan ODP, orang yang
dinyatakan PDP akan menjalani proses observasi melalui proses cek laboratorium yang hasilnya akan dilaporkan
kepada Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kemenkes RI. PDP dikriteriakan sesuai
gejalanya, seperti demam, batuk, sesak nafas, sakit tenggorokan. Atau dari hasil observasi ada saluran nafas bawah
yang terganggu serta terjadi kontak erat dengan penderita positif atau dari daerah yang terjangkit. 3. Suspect
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menjelaskan "suspect" ialah orang atau pasien dengan pengawasan yang
menunjukkan gelaja infeksi Corona, pernah melakukan perjalanan ke daerah yang menjadi lokasi pesebaran
Corona, melakukan kontak atau bertemu dengan orang yang positif COVID-19. Secara singkat sebetulnya istilah
suspect Corona ini sama pemahamannya dengan pasien dalam pengawasan atau PDP yang diharuskan untuk
menjalasi isolasi di rumah sakit dan melakukan pemeriksaaan swab. 4. Positif Pasien yang dinyatakan positif
terinfeksi Corona virus harus menjalani perawatan di rumah sakit atau di lokasi yang ditentukan oleh pemerintah
seperti Wisma Atlet hingga dinyatakan pulih dan bebas dari virus tersebut. Pasien akan dinyatakan positif COVID-19
setelah melakukan serangkaian pemeriksaan seperti cek darah, rontgen paru-paru hingga swab. 5. Lockdown Istilah
lockdown akhir-akhir ini ramai menjadi perbincangan setelah beberapa negara seperti Italia melakukan lockdown
untuk menghindari semakin menyebarnya virus Corona. Lockdown artinya sebuah negara seperti Italia melakukan
pengawasan ketat di semua wilayah negara, mengunci masuk atau keluar dari suatu wilayah/daerah/negara untuk
mencegah penularan virus corona COVID-19. Pengawasan ketat ini dilakukan dengan berbagai cara. Salah satu
yang dilakukan Italia ini adalah menutup semua toko kecuali toko makanan dan apotek. 6. Social Distancing Social
distance atau social distancing adalah cara atau imbuan yang dilakukan kepada masyarakat untuk menjauhi segala
bentuk perkumpulan, menjaga jarak antar manusia, menghindari berbagai pertemuan yang melibatkan banyak
orang. Jika Anda harus berada di sekitar orang, jaga jarak dengan orang lain sekitar 6 kaki (2 meter). Konsep social
distancing saat ini juga telah dilakukan di Bandara Ngurah Rai Bali dengan harapan dapat meminimalisir pesebaran
virus Corona. 7. Isolasi Bagi orang-orang yang dipastikan memiliki COVID-19, isolasi adalah langkah tepat. Isolasi
adalah istilah perawatan kesehatan yang berarti menjauhkan orang-orang yang terinfeksi penyakit menular dari
mereka yang tidak terinfeksi. Baca juga: Update Corona: CONMEBOL Minta Jadwal Pra-Piala Dunia 2022 Ditunda
Artis Positif Corona Bertambah: Aktor Daniel Dae Suspect COVID-19 8. Karantina Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia (WHO), karantina dapat direkomendasikan untuk individu yang diyakini telah terpapar penyakit menular
seperti COVID-19, tetapi tidak bergejala. Selain memantau jika gejalanya berkembang, berada di karantina berarti
seseorang yang mungkin terpapar tidak akan menularkan penyakit kepada orang lain, karena mereka tinggal di
rumah. 9. Work From Home (WFH) Kebijakan work from home atau bekerja dari rumah dipilih oleh beberapa
perusahaan hingga lembaga pemerintahan. Bekerja dari rumah dalam kondisi saat ini diyakini dapat meminimalisir
penularan virus Corona. 10. Imported Case Berdasarkan penjelasan dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes),
imported case berarti kasus virus corona COVID-19 yang menimpa seseorang yang baru kembali dari luar negeri,
tanpa terkait dengan kluster manapun. 11. Local Transmission Local transmission adalah penularan Corona virus
yang terjadi secara lokal atau di lokasi tempat pasein positif COVID-19 berada saat ini. Contohnya adalah seseorang
yang terinfeksi atau tertular Corona virus saat ia berada di Indonesia, tetapi ia juga tidak pernah memiliki riwayat
perjalanan keluar negeri. 12. Wabah Wabah adalah peningkatan secara mendadak suatu penyakit di tempat tertentu.
13. Epidemi Epidemi adalah suatu wabah besar atau peningkatan secara mendadak, cepat dan dalam jumlah yang
banyak suatu penyakit tertentu di tempat atau wilayah tertentu. 14. Pandemi Pandemi berarti epidemi atau
penyebaran penyakit tertentu yang tejadi secara global dibanyak negara di dunia. ABC News mewartakan, pandemi
tidak ada kaitannya dengan seberapa serius penyakit, tetapi pandemi adalah label bagi penyakit yang telah
menyebar luas ke seluruh dunia. 15. Rapid test Para ilmuwan dari Departemen Ilmu Teknik Universitas Oxford dan
Oxford Suzhou Centre for Advanced Research (OSCAR) telah mengembangkan teknologi pengujian cepat (rapid
test) untuk virus corona baru SARS-CoV-2 (COVID-19). Tes baru ini jauh lebih cepat dan tidak memerlukan
instrumen yang rumit. Tes viral load sebelumnya membutuhkan 1,5 hingga 2 jam untuk memberikan hasil. Tim
peneliti telah mengembangkan tes baru, berdasarkan pada teknik yang mampu memberikan hasil hanya dalam
setengah jam - tiga kali lebih cepat daripada metode saat ini. "Keindahan tes baru ini terletak pada desain deteksi
virus yang secara khusus dapat mengenali fragmen RNA dan RNA SARS-CoV-2 (COVID-19). Tes ini memiliki
pemeriksaan bawaan untuk mencegah positif atau negatif palsu dan hasilnya sangat akurat," ujar Prof Wei Huang,
seperti dikutip situs web Oxford. 16. Antiseptik Antiseptik, dilansir dari Healthline, merupakan zat yang dapat
menghentikan atau memperlambat pertumbuhan mikroorganisme. Penggunaan antiseptik aman pada jaringan hidup
seperti pada permukaan kulit atau membran mukosa. Tidak jarang, antiseptik juga digunakan untuk membunuh
mikroorganisme di dalam tubuh. 17. Cairan disinfektan Dilansir dari Pharma Guideline, cairan disinfektan merupakan
zat kimia yang digunakan untuk membersihkan dan membunuh kuman pada benda tak hidup. Pada umumnya,
disinfektan digunakan untuk mensterilkan benda-benda dari pertumbuhan kuman dan bakteri. Baca juga: Tips Work
From Home Produktif, Cegah Penyebaran Corona COVID-19 Ironi Lonjakan Ekspor Masker 3 Ribu Persen Saat
Pandemi Corona Baca juga artikel terkait CORONA VIRUS atau tulisan menarik lainnya Nur Hidayah Perwitasari
(tirto.id - Kesehatan) Penulis: Nur Hidayah Perwitasari Editor: Agung DH

Baca selengkapnya di artikel "Mengenal 17 Istilah Terkait Corona Virus Covid-19: ODP hingga
WFH", https://tirto.id/eGqt
https://tirto.id/mengenal-17-istilah-terkait-corona-virus-covid-19-
odp-hingga-wfh-eGqt?utm_source=Tirtoid&utm_medium=Terkait
Oleh: Yantina Debora - 19 Maret 2020 Dibaca Normal 2 menit
Update wilayah persebaran virus corona Covid-19 di Indonesia mulai dari Provinsi Sumatera Utara hingga Bali per
19 Maret 2020. tirto.id -
Jumlah kasus virus corona Covid-19 di Indonesia bertambah menjadi 309 per Kamis (19/3/2020) sore. Hal itu
disampaikan Juru Bicara Penanganan Covid-19, Achmad Yurianto, di Jakarta.
Kasus baru tercatat melonjak hingga 83 kasus. data tersebut diambil mulai dari Rabu (18/3/2020) pukul 22.00 WIB
hingga Kamis (19/3/2020) pukul 12.00 WIB.
Kasus baru itu terdapat di Banten (10 kasus baru), DIY (2 kasus baru), DKI Jakarta (52 kasus baru), Jawa Barat (2
kasus baru) Jawa Tengah (4 kasus baru), Jawa Timur ( 1 kasus baru). Selanjutnya, Kalimantan Timur (2 kasus
baru), Kepulauan Riau (2 kasus baru), Sumatera Utara Utara (1 kasus baru), Sulawesi Tenggara (3 kasus baru),
Sulawesi Selatan (2 kasus baru) dan Riau (1 kasus baru).
Berikut rincian dari 309 kasus Covid-19 di Indonesia per 19 Maret 2020:
 Bali -- tak ada kasus baru hari ini (total 1 kasus)
 Banten -- 10 kasus baru (total 27 kasus)
 DIY -- 2 Kasus Baru (total 5 kasus)
 DKI Jakarta -- 52 kasus baru (total 210 kasus)
 Jawa Barat -- 2 kasus baru (total 26 kasus)
 Jawa Tengah -- 4 kasus baru (total 12 kasus)
 Jawa Timur -- 1 kasus baru (total 9 kasus)
 Kalimantan Barat -- tidak ada kasus baru hari ini (total 2 kasus)
 Kalimantan Timur -- 2 kasus baru (total 3 kasus)
 Kepulauan Riau -- 2 kasus baru (total 3 kasus)
 Lampung -- tidak ada kasus baru hari ini (total 1 kasus)
 Sulawesi Utara -- tidak ada kasus baru hari ini (total 1 kasus)
 Sumatera Utara -- 1 kasus baru (total 2 kasus)
 Sulawesi Tenggara -- 3 kasus baru (total 3 kasus)
 Sulawesi Selatan -- 2 kasus baru (total 2 kasus)
 Riau -- 1 kasus baru (total 2 kasus)
Sementara pasien yang meninggal bertambah 6 orang dari 19 orang menjadi 25 orang pada hari ini. Pasien Covid-
19 itu tercatat 5 orang di DKI Jakarta dan 1 berasal dari Jawa Tengah.
Jumlah pasien positif Covid-19 yang berhasil sembuh, kata Yurianto, total 15 orang. Ada penambahan dua orang
positif sembuh hari ini. Dua orang tersebut berasal dari DKI Jakarta. Sehari sebelumnya, pasien positifi yang sembuh
berjumlah 13 orang.
Terkait dengan wabah coronavirus, pemerintah menyiapkan 227 rumah sakit untuk perawatan Pasien Covid-19. Hal
tersebut disebabkan makin bertambahnya jumlah kasus pasien yang positif di Indonesia. Penyiapan 227 RS tersebut
merupakan arahan dari Presiden Joko Widodo. 227 rumah sakit itu terdiri dari 109 RS milik TNI, 53 RS Polri, 65 RS
BUMN.
Terkait wabah corona yang kian meningkat, pemerintah mengimbau untuk melakukan beberapa tips berikut ini.
Hal yang Harus Dilakukan untuk Cegah Penyebaran Covid-19:
 Tutup mulut saat bersin/batuk dengan tisu atau gunakan masker. Buang tisu atau masker pada tempat sampah
tertutup.
 Cuci tangan dengan air dan sabun minimal 20 detik atau gunakan hand sanitizer berbasis alkohol minimal 60
persen.
 Bersihkan dan lakukan disinfeksi permukaan benda yang sering disentuh seperti smartphone, kunci, atau
gagang pintu.
 Terapkan pola hidup sehat dengan mengkonsumsi makanan-makanan bergizi dan rutih berolahraga.
Hal yang Tidak Boleh Dilakukan:
 Berada dekat dengan orang yang sedang sakit, batuk, atau bersin.
 Menyentuh hidung, mulut, atau mata dengan tangan yang tidak steril.
 Menimbun masker atau barang-barang yang saat ini dibutuhkan orang banyak.
 Bepergian ke luar rumah saat sedang sakit atau menunjukkan gejala Covid-19.
Pusat Data dan Informasi Covid-19
Update informasi terkait Covid-19 bisa dipantau melalui website Kemenkes di https://www.kemkes.go.id/, Twitter
@KemenkesRI atau melalui Twitter BNPB di @BNPB_Indonesia. Selain itu, pemerintah daerah juga
mengembangkan Peta Penyebaran Covid-19 di masing-masing wilayah. Misalnya di DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah dan DIY.
Peta Penyebaran Covid-19 juga memuat data jumlah Orang Dalam Pemantauan atau ODP dan Pasien Dalam
Pengawasan (PDP).
 Cek Pusat Data Covid-19 Jakarta
 Cek Pusat Data Covid-19 Jawa Barat
 Cek Pusat Data Covid-19 Jawa Tengah
 Cek Pusat Data Covid-19 Yogyakarta

Peta Sebaran COVID-19 Indonesia


Data per 20 Maret 2020
Negatif Positif

A Flourish chart
Baca selengkapnya di artikel "Update Persebaran Covid-19 di Indonesia 19 Maret: Bali hingga
Sumut", https://tirto.id/eGen

Anda mungkin juga menyukai