Anda di halaman 1dari 11

Asal Mula dan Penyebaran Virus Corona dari Wuhan ke Seluruh Dunia

Virus corona menjadi topik terhangat sejak dua pekan terakhir Januari 2020.
Virus ini mendadak menjadi teror mengerikan bagi masyarakat dunia, terutama setelah
merenggut nyawa ratusan orang hanya dalam waktu dua pekan.
Satu hal yang paling mengkhawatirkan adalah virus ini terus mencari mangsa,
sementara obatnya hingga saat ini belum ditemukan. Virus corona jenis baru mulai
menjadi perhatian masyarakat dunia setelah pada 20 Januari 2020, otoritas kesehatan di
Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok, mengatakan tiga orang tewas di Wuhan setelah
menderita pneumonia yang disebabkan virus tersebut.
Dilansir dari Asian Nikkei Review, berita tersebut langsung meresahkan warga
Tiongkok yang akan melakukan perjalanan pulang kampung untuk merayakan Tahun
Baru Imlek pada 25 Januari 2020. Virus ini terasa semakin menakutkan bagi warga
karena berkaitan dengan Sindrom Pernapasan Akut Berat (SARS) yang pernah
menewaskan hampir 650 orang di Tiongkok dan Hong Kong pada 2002 dan 2003.
Berikut penjelasan lengkap asal muasal virus corona dan perjalanannya hingga
menjadi teror paling meresahkan bagi masyarakat dunia.

1. Asal muasal virus corona dan cara penyebarannya

Ilustrasi (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)


Virus corona jenis baru yang tengah menyerang masyarakat dunia saat ini dalam
istilah kedokteran disebut sebagai 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV). Dikutip
dari Center for Disease Control and Prevention, cdc.gov, virus corona merupakan jenis
virus yang diidentifikasi sebagai penyebab penyakit pada saluran pernapasan, yang
pertama kali terdeteksi muncul di Kota Wuhan, Tiongkok.
Virus ini diketahui pertama kali muncul di pasar hewan dan makanan laut di Kota
Wuhan. Dilaporkan kemudian bahwa banyak pasien yang menderita virus ini dan
ternyata terkait dengan pasar hewan dan makanan laut tersebut. Orang pertama yang
jatuh sakit akibat virus ini juga diketahui merupakan para pedagang di pasar itu.
Dikutip dari BBC, koresponden kesehatan dan sains BBC, Michelle Roberts and
James Gallager mengatakan, di pasar grosir hewan dan makanan laut tersebut dijual
hewan liar seperti ular, kelelawar, dan ayam. Mereka menduga virus corona baru ini
hampir dapat dipastikan berasal dari ular. Diduga pula virus ini menyebar dari hewan ke
manusia, dan kemudian dari manusia ke manusia.

2. Gejala-gejala seseorang terinfeksi virus corona

(IDN Times/Arief Rahmat)


Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Tengah menyatakan, virus corona yang menular
ke manusia bisa menyebabkan peradangan saluran pernapasan. Kepala Dinkes Jawa
Tengah, Yulianto Prabowo mengungkapkan, dalam kondisi paling kritis seseorang yang
terkena virus corona suhu tubuhnya bisa naik drastis lebih dari 38 derajat celcius.
“Gejalanya nyaris mirip flu biasa. Cuma demamnya lebih tinggi di atas 38
derajat. Kemudian penderitanya mengalami sakit kepala, batuk-batuk kering, kadang
juga sesak napas. Tapi untuk infeksi paling berat bisa mengalami gagal napas,” kata
Yulianto kepada IDN Times, Senin (27/1).
Ia menuturkan jika tak dilakukan analisa yang cermat, petugas medis sulit
membedakan antara flu dengan gejala virus corona. Secara umum, seorang yang
terinfeksi virus corona memiliki gejala seperti demam, gangguan pernapasan, batuk
pilek, sakit tenggorokan, dan letih.

3. Lima cara penularan virus corona dari manusia ke manusia lainnya

Grafik Virus Corona (IDN Times/Arief Rahmat)


Dilansir dari A Handbook of 2019-nCoV Pneumonia Control and Prevention, terdapat
lima cara penularan virus corona dari manusia ke manusia lainnya.

1. Transmisi dari cairan: air dapat membawa virus dari pasien ke orang lain yang
berada dalam jarak sekitar satu meter. Air yang dimaksud biasanya berupa
cairan tubuh yang keluar saat berbicara, batuk, dan bersin.
2. Transmisi dari udara: virus corona bisa menyebar dalam jarak jauh melalui
udara. Cara ini sama dengan cara virus flu, SARS, variola, dan norovirus
menular dari satu orang ke orang lainnya.
3. Transmisi kontak: virus dapat menular melalui kontak langsung dengan kulit
atau selaput lendir (seperti mata, lidah, luka terbuka, dan lain-lain). Transmisi
juga bisa berlangsung melalui darah yang masuk ke tubuh atau mengenai
selaput lendir.
4. Transmisi dari hewan: orang yang mengolah, menjual, dan mendistribusikan
hewan liar yang membawa virus corona dapat tertular melalui kontak tersebut.
5. Kontak dekat dengan pasien: keluarga, orang yang tinggal serumah, petugas
medis, atau bahkan orang yang sempat berada dekat dengan pasien rentan untuk
tertular.

4. Virus bisa mti dalam rentang waktu 5-7 hari

Ratusan WNI saat dievakuasi dari Wuhan, Tiongkok, menggunakan pesawat Batik Air.
(Twitter/@infoppkk)
Menurut sumber yang sama, masa inkubasi corona paling pendek berlangsung
selama dua hingga 3 hari, sedangkan paling lama bisa mencapai 10 hingga 12 hari.
Namun melihat perilaku virus corona pada penyakit lainnya, para ahli mengatakan
bahwa masa inkubasi tersebut dapat mencapai waktu 14 hari.
Ini adalah rentang waktu yang dibutuhkan oleh virus tersebut untuk menjangkit
dan menampakkan gejala-gejala awal. Dalam masa tersebut virus corona masih bisa
menular ke orang lain sehingga cukup sulit untuk mendeteksinya.
Menurut riset, virus corona sensitif terhadap panas dan dapat secara efektif
dinonaktifkan oleh pelarut lipid dengan suhu setidaknya 56℃ selama 30 menit. Selain
itu bisa juga dinonaktifkan dengan eter, alkohol 75 persen, disinfektan yang
mengandung klorin, asam peroksiasetat, dan kloroform. Klorheksidin tidak efektif
dalam menonaktifkan virus ini.
Kepala Dinkes Jawa Tengah, Yulianto Prabowo memastikan bahwa virus corona
belum bisa diobati dengan penanganan medis apa pun. Walau demikian, ia mengatakan,
sebenarnya virus corona yang masuk ke dalam tubuh manusia bisa mati dalam rentang
waktu 5-7 hari. Dengan sistem imun tubuh yang cukup baik, virus corona tak mudah
menyebar ke seluruh anggota tubuh.

5. Empat orang meninggal saat 2 hari setelah Pemerintah Tiongkok tutup Kota
Wuhan

Situasi Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Tiongkok. (Istimewa)


Dikutip dari kemenkes.go.id, pada 21 Januari 2020 sudah ada 218 warga
Tiongkok yang tertular virus corona dan 4 orang meninggal. Jumlah korban terus
bertambah, hingga pada 23 Januari 2020, Pemerintah Tiongkok memutuskan untuk
menutup Kota Wuhan yang menjadi pusat munculnya virus corona. Keputusan ini
diambil setelah jumlah korban tewas mencapai 17 jiwa dan kurang lebih 600 orang
terinfeksi.
Dilansir Reuters, pemerintah setempat menginformasikan semua jaringan
transportasi dihentikan dan penerbangan keluar dari Wuhan ditunda sejak pukul 10.00
pagi waktu setempat. Virus berbahaya tersebut sudah menyebar ke beberapa negara
seperti Jepang, Korea Selatan, Thailand, dan Amerika Serikat.
6. Pemerintah Indonesia memulangkan 238 WNI dari Provinsi Hubei

Ratusan WNI yang dievakuasi dari wabah virus corona di Tiongkok, tiba di Bandara
Hang Nadim, Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2). (ANTARA FOTO/M N Kanwa)
Beberapa negara seperti Amerika Serikat, Jepang, dan Korea Selatan mulai
menarik warganya dari Wuhan. Pemerintah Indonesia pun mulai memikirkan hal yang
sama. Setelah mendapat lampu hijau dari Pemerintah Tiongkok, Pemerintah melalui
Kementerian Luar Negeri memulangkan 243 WNI dari Provinsi Hubei.
Pada 1 Februari 2020, Pemerintah Indonesia menjemput 243 WNI dari Hubei. Dari
jumlah itu, 238 orang saja yang dievakuasi dan menjalani karantina untuk observasi
selama dua pekan di Natuna, Kepulauan Riau.
Sebanyak 238 WNI itu tiba di Bandara Internasional Hang Nadim Batam,
Kepulauan Riau, Minggu, 2 Februari 2020 sekitar pukul 08.30 WIB menggunakan
pesawat Batik Air dan keluar dari pesawat sekitar pukul 09.00 WIB.
Saat turun dari tangga pesawat, sejumlah petugas berpakaian kapsul berwarna putih
dan kuning menyemprotkan cairan disinfeksi kepada setiap penumpang. Di antara
mereka terdapat anak-anak. Mereka menggunakan jaket dan penutup kepala serta
masker. Mereka kemudian menjalani karantina di hanggar Lanud Raden Sadjad,
Natuna.
Empat WNI menolak kembali ke tanah air dan tiga lainnya tak
lolos screening kesehatan.
7. Pada 30 Januari 2020 virus corona telah menyebar ke 18 negara

Sebanyak 238 WNI yang dievakuasi dari Wuhan, Tiongkok, tiba di Bandara di Bandara
Internasional Hang Nadim Batam, Kepulauan Riau, Minggu (2/2) sekitar pukul 08.30
WIB. (Dok. Kementerian Luar Negeri)
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan, virus corona telah menyebar ke
18 negara. Menurut WHO jumlah penyebaran ini telah meningkat per tanggal 30
Januari 2020, yang sebelumnya hanya 15 negara bertambah tiga negara yang
melaporkan kasus virus ini yaitu Finlandia, India dan Filipina.
Negara lainnya yang menyusul memberi konfirmasi adalah Jepang (11), Singapura
(10), Malaysia (7), Prancis (5), Korea Selatan (4), Vietnam (2), Kamboja (1), Thailand
(14), Nepal (1), Sri Lanka (1), Amerika Serikat (5), Kanada (3), Jerman (4), dan Uni
Emirat Arab (4).
8. Pada 30 Januari WHO nyatakan darurat global terhadap wabah virus corona

Anggota paramiliter menggunakan masker saat berjaga di Gerbang Tiananmen,


saat sejumlah wilayah dilanda wabah virus korona baru, di Beijing, Tiongkok, pada 27
Januari 2020. ANTARA FOTO/REUTERS/Carlos Garcia Rawlins
Setelah hampir dua bulan virus ini mewabah, akhirnya pada 30 Januari 2020,
Organisasi Kesehatan Dunia, WHO, menyatakan darurat global terhadap virus corona.
Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan situasi darurat bukan karena
penyebaran virusnya di Tiongkok, melainkan karena sudah menyebar luas ke banyak
negara.
“Alasan utama kami menyatakan dalam deklarasi ini bukan karena apa yang
terjadi di Tiongkok melainkan penyebaran yang terjadi di negara lain,” ujar
Ghebreyesus seperti dikutip dari stasiun berita BBC, Jumat (31/1).

dikutip sesuai aslinya : sumber https://bali.idntimes.com/health/medical/denny-


adhietya/asal-muasal-dan-perjalanan-virus-corona-dari-wuhan-ke-seluruh-dunia-
regional-bali/full
https://bappeda.ntbprov.go.id/asal-mula-dan-penyebaran-virus-corona-dari-wuhan-ke-
seluruh-dunia/
Sejarah Pertempuran Ambarawa

Pertempuran Ambarawa atau yang dikenal dengan Palagan Ambarawa salah satu
rangkaian perjuangan peristiwa perlawanan dari Tentara Indonesia terhadap Tentara
Inggris yang terjadi di Ambarawa, Semarang, Jawa Tengah.

Pertempuran ini terjadi pada 20 November - 15 Desember 1945. Pertempuran ini


terjadi karena kedatangan pasukan Tentara Inggris di wilayah Semarang pada 20
Oktober 1945.

Latar Belakang Terjadinya Pertempuran Ambarawa

Kedatangan pasukan Inggris yang dipimpin oleh Brigadir Bethell ini pada awalnya
disambut baik oleh Gubernur Jawa Tengah pada saat itu, Mr Wongsonegoro karena
sekutu berjanji untuk tidak mengganggu kedaulatan Republik Indonesia yang sudah
memproklamasikan kemerdekaannya. Kedatangan sekutu ini awal-mulanya hanya
untuk mengurus tawanan perang.

Ketika pasukan Tentara Inggris sampai di Ambarawa dan Magelang untuk


membebaskan para tawanan Tentara Belanda, mereka malah mempersenjatai mereka
hingga membuat pihak Indonesia marah. Insiden ini dimulai di kota Magelang
dengan membuat kekacauan dan mencoba melucuti Tentara Keamanan Rakyat.

Pada 26 Oktober 1945, tentara sekutu dan NICA mulai mencoba merebut kembali
dan melakukan tindakan yang membuat TKR tidak bisa tinggal diam. Tindakan yang
dilakukan sekutu ini membuat pertempuran yang menyebabkan terjadinyap
perundingan kembali pada 2 November 1945 antara Sukarno dan Brigadir Bethell
untuk menenangkan suasana dan gencatan senjata antar kedua pihak.
Perjanjian tersebut tidak membuat sekutu tinggal diam, justru malah memanfaatkan
perundingan tersebut untuk masuk ke wilayah Magelang. Sekutu justru pergi ke
Magelang untuk menambah pasukan dan persenjataan mereka. Keadaan ini tentu
menjadi lebih buruk untuk Indonesia dan kembali meminta bantuan kepada TKR
yang ada di Yogyakarta.

Pertempuran Ambarawa

Pergerakan sekutu di Magelang yang terus mencoba menguasai dan melucuti


pasukan TKR membuat TKR Resimen I Kedu yang dipimpin oleh Letkol M.Sarbini
melakukan tindakan dengan mengepung tentara sekutu dari berbagai penjuru.

Keadaan yang tak seimbang membuat TKR semakin terpojokkan dan menyelamatkan
mereka dari kehancuran akibat adanya campur tangan Presiden Sukarno untuk
melakukan negosiasi dengan sekutu dan membuat suasana menjadi tenang kembali.

Namun, sekutu secara diam-diam mulai keluar dari Magelang untuk menuju
Ambarawa. Akibatnya, pasukan TKR yang dipimpin Sarbini kembali mengejar
mereka dan membuat gerakan mundur tentara sekutu di Desa Jambu karena dihadang
oleh pasukan Angkatan Muda yang dipimpin oleh Oni Sastrodihardjo dengan
bantuan pasukan dari Ambarawa, Surakarta, dan Suruh.

Tentara sekutu kembali terhadang di Batalyon I Soerjosoempeno di Ngipik dan


mencoba untuk menduduki desa-desa yang ada di Ambarawa. Namun, pertempuran
antara Indonesia dan sekutu yang terjadi pada 26 November 1945 ini membuat
Letkol Isdiman gugur ketika hendak membebaskan dua desa yang ada di Ambarawa.

Setelah gugurnya Letkol Isdiman, perjuangan TKR melawan sekutu di Ambarawa


diambil alih oleh Kolonel Soedirman di garda terdepan untuk memimpin
pasukannya. Dengan kehadiran Kolonel Soedirman, pasukan TKR kembali
bersemangat dan mulai melakukan siasat untuk melakukan serangan dadakan
serentak atau yang lebih dikenal dengan “Gelar Supit Urang” di berbagai sektor.
Bantuan pun terus berdatangan dari berbagai wilayah seperti Yogyakarta, Surakarta,
Salatiga, Purwokerto, Magelang, Semarang, dan wilayah lainnya.

Setelah melewati pertempuran yang cukup panjang, pasukan sekutu menyerah pada
15 Desember 1945 karena dikepung oleh TKR selama 4 hari 4 malam di sekitaran
Benteng Willem.
Para Tokoh Pertempuran Ambarawa

Dalam pertempuran yang terjadi sejak kedatangan kembali sekutu pada 20 November
- 15 Desember 1945 di wilayah Magelang hingga Ambarawa, ada beberapa tokoh
penting yang terlibat. Dari pihak sekutu, Brigadir Bethell menjadi pemimpin
pasukannya.

Sedangkan dari pihak Indonesia sendiri tokoh yang mempimpin pasukan dalam
pertempuran Ambarawa ini adalah Letkol M. Sarbini dan Letkol Isdiman yang juga
gugur di medang pertempuran dan juga sebagai orang kepercayaan dari Kolonel
Soedirman. Kemudian Kolonel Soedirman langsung memimpik pasukan untuk
memukul mundur sekutu setelah keduanya gugur.

Diperingati Sebagai Hari Juang Kartika

Untuk mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam pertempuran ini, setiap
tanggal 15 Desember diperingati sebagai Hari Infanteri yang kemudian menjadi Hari
Juang Kartika sesuai dengan Keputusan Presiden RI nomor 163 tahun 1999 tentang
Hari Juang Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat.

Sumber : https://www.goodnewsfromindonesia.id/2023/03/20/sejarah-pertempuran-
ambarawa

Anda mungkin juga menyukai