Virus merupakan parasit mikroskopis yang menginfeksi sel organisme biologis. Struktur
virus dibedakan menjadi tiga bagian utama, yaitu kepala, leher, dan ekor. Berikut
merupakan gambaran dari struktur virus:
Bentuk virus dapat dibedakan menjadi empat, yaitu batang, polyhedral, bola dan bentuk
T.
Replikasi virus dibagi menjadi dua, yaitu:
o Siklus litik menyebabkan kematian sel inang
ADSORBSI (penempelan virus pada sel inang) INJEKSI (masuknya materi
genetik virus ke sel inang) EKLIFASE (pengambilan alih kerja sel inang)
SINTESIS (Pembuatan komponen virus) REPLIKASI ( penggandaan
komponen virus) PERAKITAN ( perakitan virus menjadi utuh) LISIS
(penghancuran sel inang dengan bantuan enzim lisozim)
1. Virus tidak mati, namun dalam kondisi dorman/tertidur. Virus dapat mengkristalkan
diri BUKAN dikristalkan dalam tubuh manusia. Virus memiliki jenis yang sangat
variatif, sehingga virus tersbut tidak mengkristal di dalam tubuh manusia
2. Orang yang telah terkena virus corona dapat terkena lagi. Dalam hal ini orang tersebut
sebenarnya telah mengembangkan sistem imun untuk melawan virus corona yang
kemungkinan masuk lagi ke tubuhnya, namun tidak jelas sistem tersebut dapat
bertahan berapa lama. Maka dari itu, orang yang telah sembuh dari COVID-19 masih
memiliki kemungkinan terpapar lagi oleh virus tersebut.
3. Virus dapat melekat dimana saja termasuk benda mati selama ±9 hari. Hal itulah yang
mendasari mengapa virus corona masih pula dapat hidup di jenazah pasien COVID-
19 atau feses pasien COVID-19.
4. Kisaran inang virus corona adalah sistem penapasan dan sistem pencernaan. Virus
corona terbagi menjadi dua family, yaitu alfa corona virus dan beta corona virus.
Jenis itulah yang membedakan penularannya antara manusia dan hewan. WHO juga
menyatakan bahwa virus corona tidak dapat menular dari hewan ke manusia ataupun
sebaliknya. Namun, apabila terdapat kasus khusus yang demikian, kemungkinan telah
terjadi perubahan genetik/mutasi dari virus corona tersebut.