Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH VIRUS EBOLA

Makalah ini dibuat untuk tugas kelompok pada mata pelajaran ‘Biologi’

GURU MATA PELAJARAN:


Zuriah Susilawati S.Pd

DISUSUN OLEH :
 Nadiah Qartunada (26)
 Rasti Tiara Aprilia (30)

Kelas X IPA

SMA NEGERI 2 PALEMBANG


TAHUN AJARAN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas Berkat serta
Rahmat dan Kurunia-Nyalah kami dapat menyelesaikan Makalah dengan judul “Virus
Ebola”.
Penulisan Makalah ini bertujan untuk membuat laporan tentang penyakit Virus Ebola.
Semoga Makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi para pembaca. Kami yakin
Makalah ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
kami. Untuk itu, saran dan kritik dari semua pihak sangat kami perlukan agar penyusunan
Makalah selanjutnya dapat lebih baik lagi dari Makalah ini.

Palembang, 27 Januari 2022

Penyusun

Nadiah & Rasti


DAFTAR ISI

Kata Pengantar...................................................................................................1

Daftar Isi............................................................................................................2

Bab I Pendahuluan

a. Latar Belakang.........................................................................................3
b. Rumusan Masalah....................................................................................3
c. Tujuan......................................................................................................3

Bab II Pembahasan

a. Definisi Ebola..........................................................................................4
b. Sejarah Singkat Virus Ebola....................................................................4
c. Ciri-ciri dan Struktur Virus Ebola.......................................................... 5
d. Morfologi Virus Ebola5...........................................................................6
e. Taksonomi / Klasifikasi Virus Ebola.......................................................6
f. Siklus Hidup.............................................................................................6
g. Gejala Virus Ebola...................................................................................7
h. Identifikasi / Cara Mengidentifikasi Virus Ebola....................................8
i. Cara Penularan Virus Ebola.....................................................................8
j. Upaya Pencegahan....................................................................................8
k. Pengobatan...............................................................................................9

Bab III Penutup

a. Kesimpulan............................................................................................11
b. Saran......................................................................................................11

Daftar Pustaka..................................................................................................12
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Setiap manusia pasti nya pernah menderita penyakit flu ataun influenza, atau kita
pernah mendengar tentang penyakit gondong, herpes, AIDS, dan EBOLA. Penyakit-
penyakit ini sebenernya disebabkan oleh virus.
Virus memiliki ukuran tubuh yang sangat kecil (ultra mikroskopik), sehingga kita
tidak bisa melihat virus secara langsung. Salah satu alat yang dapat digunakan untuk
melihat virus adalah Microscop Electron Scanning.
Virus tidak dapat hidup di alam secara bebas, melainkan harus berada di dalam sel
makhluk hidup yang lain, seperti: manusia, hewan, tumbuhan, dan bakteri. Virus ada
yang bermanfaat bagi manusia dan ada pula yang menimbulkan kerugian bagi manusia.
Seperti halnya Virus Ebola yang telah menelan banyak korban jiwa di seluruh penjuru
dunia pada tahun 1976.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang di atas, maka pemasalahan yang akan di bahasa
pada makalah ini adalah definisi Ebola, sejarah singkat Ebola, ciri-ciri dan struktur Ebola,
morfologi Ebola, taksonomi Ebola, siklus hidup Ebola, gejala virus Ebola, cara
mengidentifikasi Ebola, cara penularan Ebola, upaya pencegahan dan pengobatan bagi
penderita Ebola.

C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai pada penulisa makalah ini adalah untuk mengetahui
ciri-ciri dan struktur Ebola, morfologi Ebola, taksonomi Ebola, siklus hidup Ebola, gejala
virus Ebola, cara mengidentifikasi Ebola, cara penularan Ebola, upaya pencegahan dan
pengobatan bagi penderita Ebola.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Ebola
Virus Ebola merupakan virus penyebab demam berdarah Ebola (DBE) yang
menyebabkan pendarahan internal massif dan mematikan. Ebola adalah sejenis virus dari
genus Ebolavirus, familia Filoviridae, virus ini mempengaruhi sel indotelial pada
permukaan pembuluh darah. Selain itu, virus Ebola juga mempengaruhi proses koagulasi
sehingga penderita mengalami syok hipovolemik.
Ebola adalah penyakit yang paling mematikan di seluruh dunia. Kesempatan untuk
hidup jika terinfeksi penyakit ini adalah 0%, dan penderita bisa langsung meninggal
dalam 6 -20 hari. Penyakit virus ebola (PVE) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus
Ebola. Penyakit ini dikenal dengan Ebola Virus Disease (EVD) atau Ebola Hemorrhagic
Fever (EHF). Terdapat lima macam genus virus ebola penyebab penyakit ini, yaitu
Bundibugyo ebolavirus (BDBV), Reston Ebolavirus, Sudan ebolavirus (SUDV), Zaire
ebolavirus, dan Tai Forest virus (TAFV) yang dulu dikenal dengan Ivory Coast
Ebolavirus (CIEBOV).

B. Sejarah Singkat Virus Ebola


Negara Zaire menjadi perhatian dunia karena disana banyak penderita meninggal a
kibat serangan Demam Berdarah Ebola (DBE). DBE disebabkan oleh semacam virus
ganas, yaitu virus Ebola. Virus ini sudah diisolasi sejak tahun 1976 dari penderita-
penderita di Jerman dan Yugoslavia, yang ternyata terinfeksi dari monyet yang berasal
dari Uganda. Nama Ebola diambil dari nama sebuah sungai di Zaire (asal virus tersebut
diisolasi pertama kali). Beberapa Negara di Afrika juga pernah terserang
Demam Berdarah Ebola.
Di Kongo Barat Laut 5000 ekor gorila mati akibat terinfeksi virus Ebola, yang
memusnahkan hampir separuh populasi hewan tersebut. Simpanse juga banyak yang mati
akibat virus ini. Para ahli menyatakan bahwa virus Ebola yang sangat menular ini tersebar
melalui kontak antar kelompok gorila dan simpanse, bahkan manusia juga bisa terinfeksi
oleh virus Ebola. Namun hipotesa ini tidak terbukti. Kemudian, ilmuwan menyatakan
bahwa penyebabnya adalah kelelawar berdasarkan riset 276 kelelawar di Bangladesh yang
ditangkap.
Pola penyebarannya adalah kera dan manusia memakan buah yang telah terkena
air liur kelelawar atau bahkan hanya menyentuh buah dan benda yang sudah ada air liur
kelelawar.
Virus ini pertama kali diindetifikasi tahun 1976 di dua tempat secara simultan
yakni di Yumbuka, sebuah desa tidak jauh dari sungai ebola si Republik Demokratik
Kongo di dekat sungai N zara, Sudan Selatan. Wabah penyakit virus Ebola (EVD)
pertama diidentifikasi pada tahun 1976. Wabah kedua terjadi pada 1995 di DRC, wabah
di Uganda pada 2000 (oleh Sudan ebolavirus), dan wabah ketiga di Kongo pada 2003.
Wabah berikutnya terjadinya di Uganda pada 2007 dan menghasilkan spesies Bundibugyo
ebolavirus yang setelah dikonfirmasi ternyata merupakan spesies baru yang belum pernah
diidentifikasi oleh CDC dan WHO di distrik Bundibugyo, Uganda barat. Wabah kedua
yang disebabkan oleh spesies Bundibugyo ebolavirus diidentifikasi di Kongo pada 2012,
menginfeksi 57 kasus yang dikonfirmasi dengan 29 kematian. Pada Maret 2014, terjadilah
wabah Ebola terbesar sepanjang sejarah di Afrika Barat. Sepanjang wabah tersebut,
hampir 14.000 kasus telah dilaporkan di Guinea, Sierra Leone, dan Liberia dengan hampir
5.000 kematian. Kini, Republik Kongo tidak hanya melawan pandemi Corona Virus
Disease 2019 tetapi tampaknya akan berjuang dalam memberantas virus penyebab EVD
ini. Gejala awal sakit akibat virus ini antara lain berupa demam, sakit kepala, tenggorokan
kering, lemas, piluotot, diare, dan sakit perut.
Di Indonesia, sampai dengan saat ini tidak ada yang dilaporkan terinfeksi oleh
virus Ebola. Akan tetapi, dengan kemajuan sistem transfortasi pada saat ini, tidak
menutup kemungkinan virus Ebola bisa mewabah di Indonesia. Untuk itu, diperlukan
usaha pencegahan yang bisa diterapkan untuk mencegah masuknya virus Ebola di
Indonesia mengingat virus ini sangat mudah menular dan sangat mematikan.

C. Ciri-Ciri dan Struktur Ebola


Demam Berdarah Ebola (Demam Hemorrhagic) adalah penyakit yang disebabkan
oleh suatu virus yang termasuk kedalam famili Filoviridae. Para ilmuwan sudah
mengidentifikasi empat jenis virus Ebola. Tiga telah dilaporkan dapat menyebabkan
penyakit pada manusia, yaitu virus Ebola Zaire, virus Ebola Sudan, dan virus Ebola Ivory.
Virus-virus ini telah menyebabkan penyakit pada manusia di negara-negara Afrika. Jenis
keempat dari virus Ebola ini yaitu virus Ebola Reston, yang ditemukan di Reston,
Virginia Amerika Serikat. Ternyata virus ini tidak menyebabkan penyakit pada manusia.
Sub tipe ini ditemukan pada sejenis monyet macaca yang didatangkan dari Filipina. Virus
ebola berbentuk tubular umumnya berdiameter 80 nm dengan panjang 800 nm. Di tengah
partikel terdapat nukleokapsid virus yang terdiri dari helical ssRNA genome yang
dibungkus: nucleoprotein (NP), viralproteins 35 (VP35), viralproteins 30 (VP30) dan
RNA-dependent RNA polymerase (protein L). Struktur ini kemudian dikelilingi oleh
pembungkus virus yang berasal dari membran sel inang yang dipenuhi dengan spikes
glycoprotein (GP) yang panjangnya 10 nm. Antara kapsid dan pembungkus adalah protein
virus viralproteins 40 (VP40) dan viralproteins 24 (VP24).

D. Morfologi Virus Ebola


Virus Ebola termasuk kedalam genus Ebolavirus, familia Filoviridae yang
merupakan salah satu daripada dua kumpulan virus RNA benang-negatif. Virus Filo
mempunyai bentuk biologi seperti morfologi, kepadatan, dan profile elektrophoresis gel
polyacrylamide. Virus ini telah dikelaskan kepada virus paramyxo dengan menggunakan
kaidah urutan DNA. Familia Filoviridae memiliki garis tengah 800 nm, dan panjang
mencapai 1000 nm.
Virus Ebola mengandung molekul lurus, berbenang RNA negatif, yang tidak
bersendi. Semua genome virus Filo mempunyai ciri-ciri serupa, dan mempunyai banyak
sisa adenosine danuridine. Gen virus Ebola mengandung transkrip urutan tetap pada 3′
dan transkrip urutan terakhir pada 5′.
Virus Ebola terdiri dari tujuh polypeptida diantaranya RNA genome ca. 19.0 kb,
yang mencakup Glycoprotein (GP), Nucleoprotein (NP), RNA-DEPENDENT RNA
Polymerase (L),VP35, VP30, VP40, dan VP24.

E. Taksonomi / Klasifikasi Virus Ebola


 Genom  : Single stranded negative sense RNA
 Ordo  : Mononegavirales
 Famili  : Filoviridae / Filovirus
 Subfamili : -
 Genus : Ebolavirus
 Spesies : Ebola

F. Siklus Hidup
Siklus hidup dari virus Ebola baru terjadi saat virus masuk ke dalam sel inang.
Berikut inimerupakan siklus hidup dari virus Ebola :
1) Virus berikatan dengan reseptor inang dengan permukaan GP (glikoprotein) peplomer
dan berendisitosis ke dalam vesikel sel inang.
2) Penyatuan membran virus dengan membrane vesikel terjadi. Nukleokapsid terlepas ke
dalam sitoplasma.
3) Rantai gen sense negative ssRNA digunakan untuk sintesis (3‟-5‟)
poliadenilase,monocistronic mRNAs
4) Translasi mRNA menjadi protein viral terjadi dengan menggunakan perlengkapan
selinang.
5) Terjadi Post-translasi dari mRNA. Prekursor glikoprotein (GP0) berikatan erat dengan
GP1 dan GP2. Kedua glikoprotein ini, pertama, berpasangan sebagai heterodimer
kemudian menjadi trimer. Prekursor SGP berikatan erat pula dengan SGP dan
delta peptida.
6) Bila protein viral jumlahnya makin meningkat maka terjadilah replikasi. Dengan
memakai rantai RNA sense negative, (+)ssRNA disintesis. Sintesis
(+)ssRNA berfungsi untuk mensintesis (-)ssRNA.
7) Terbentuknya nukleokapsid baru dan selimut protein yang berasosiasi dengan plasma
membran sel inang; virion terlepas.

G. Gejala Demam Ebola


 Periode inkubasi-nya dapat berkisar dari 2 sampai 21 hari tetapi umumnya 5-10 hari.
Gejala bervariasi dan sering muncul tiba-tiba. Awal gejala termasuk demam tinggi
(setidaknya 38.8 ° C /101.8 ° F), sakit kepala parah, sakit otot atau sakit perut,
kelemahan parah, kelelahan, sakit tenggorokan, mual, pusing, internal dan
eksternal pendarahan. Sebelum pecahnya dugaan, gejala-gejala awal ini dengan
mudah keliru untuk malaria, demam tipus, disentri, influenza, atau berbagai infeksi
bakteri yang semuanya jauh lebih umum.
 Ebola dapat berkembang menjadi gejala yang lebih serius, seperti diare, berak darah,
muntah darah, mata merah distension dan pendarahan arteriola sclerotic,
petechia, penyakit ruam dan purpura.
 Gejala lain sekunder termasuk hipotensi (tekanan darah rendah), hypovolemia dan
tachycardia. Interior pendarahan yang disebabkan oleh reaksi antara virus dan platelet
yang memproduksi bahan kimia yang akan dipotong sel-ukuran lubang dinding
kapiler.
 Kadang-kadang timbul pendarahan luar dan dalam dari lubang hidung dan mulut,
juga dapat terjadi luka-luka yang belum sembuh sepenuhnya dan diketahui cirinya
seperti jarum-lubang situs.

Virus Ebola dapat mempengaruhi sel darah putih dan platelet. Lebih dari 50% dari
pasien akan mengalami perdarahan hebat. Sebanyak 90% pasien yang terserang virus
Ebola meninggal, artinya hanya 10% saja pasien yang terinfeksi virus Ebola yang dapat
selamat. Secara umum kematian pasien yang terinfeksi Ebola disebabkan karena tekanan
psikologis, dan sedikit kematian yang diakibatkan kekurangan darah.

H. Identifikasi / Cara Mendeteksi Virus Ebola


Ebola termasuk penyakit yang sulit didiagnosis, terutama ketika seseorang baru
terinfeksi Pasalnya, gejala awalnya mirip dengan demam tifoid (tipes) atau malaria.
Diagnosis membutuhkan kombinasi gejala yang mengarah pada infeksi virus ebola dan
paparan terhadap virus tersebut dalam 21 hari sebelum timbul gejala. Jika seseorang
menunjukkan tanda-tanda awal infeksi virus ebola dan memiliki kemungkinan paparan,
orang tersebut harus segera dikarantina. Pemeriksaan penunjang di bawah ini kemudian
dapat dilakukan sebagai langkah diagnosis ebola:
 Tes darah
Hasil laboratorium pada fase awal infeksi virus ebola adalah penurunan jumlah
trombosit, sel darah putih, dan limfosit. Peningkatan neutrofil juga dapat terjadi selama
beberapa hari pertama infeksi.Pada beberapa hari pertama kenaikan enzim hati juga bisa
muncul. Misalnya, aspartate aminotransferase, alanine aminotransferase, dan peningkatan
bilirubin.
 Pemeriksaan serologi
Tes ini dilakukan untuk mendeteksi ada tidaknya antigen dan antibodi terhadap
virus ebola dalam tubuh seseorang. Dokter akan menggunakan metode ELISA.Metode
ELISA akan mendeteksi antibodi IgM dan IgG virus ebola. Bila hasil IgM ebola positif,
pasien diduga mengalami infeksi ebola akut.
 RT-PCR
RT-PCR diakukan dengan mendeteksi bagian dari virus yang terdapat di darah
penderita.  

Untuk mendeteksi apakah seseorang terinfeksi virus Ebola, dapat dilakukan


dengan pengujian antigen-capture enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA),
polymerase chainreaction (PCR), dan mengisolasi virus Ebola yang bisa dilakukan untuk
mengetahui adanya virus Ebola dalam tubuh manusia.
Teknologi eBiochip System Portable Instrument juga bisa mendeteksi virus Ebola.
Teknologi ini dapat dengan mudah mendektesi kadar virus, racun, bakteri, atau patogen,
seperti halnya virus Ebola. Alat ini bisa digunakan hanya dengan mengambil DNA atau
bagian tubuh atau benda yang diduga terinfeksi bakteri, lalu dimasukkan ke sebuah kotak
seukuran tv 10 inc (eBiochipAdaptor).

I. Cara Penularan Virus Ebola


Virus Ebola adalah virus yang dapat menyebar dengan sangat cepat dan dapat
menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau melakukan kontak
dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meningggal karena
terserang Virus Ebola.
Cara infeksi virus Ebola dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut:
1) Sekitar satu minggu setelah infeksi atau peradangan, virus mulai menyerang darah
dan sel hati.
2) Penyakit akan menyebar secara cepat keseluruh tubuh, virus akan menghancurkan
organ atau bagian tubuh yang penting seperti hati dan ginjal.
3) Infeksi virus Ebola akan menyebabkan atau mendorong terjadinya pendarahan
internal secara besar-besaran (masive).
4) Virus Ebola akan menghambat kerja sistem pernapasan, yang dapat menyebabkan
kematian seketika pada pasien.
Penyebab ebola adalah virus ebola dari kelompok virus Filoviridae atau Filovirus.
Virus ini diduga berasal dari kelelawar buah di Afrika.Virus ebola bisa ditularkan dari
hewan ke manusia maupun antarmanusia. Beberapa jenis hewan yang dapat
menyebarkannya meliputi: Simpanse, Antilop hutan, Gorila, Monyet, Landak. Sementara
pada penularan antarmanusia terjadi melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari
orang yang sudah terinfeksi virus ebola. Misalnya, darah, ASI, feses, air liur, sperma,
keringat, urine, bahkan muntah.Virus bisa masuk ke tubuh manusia lewat mata, hidung,
mulut, kulit yang luka, serta hubungan seksual. Para pekerja kesehatan juga memiliki
risiko tinggi untuk tertular penyakit ini karena mereka seringkali harus berhubungan
dengan darah dan cairan tubuh.

J. Upaya Pencegahan
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari agar tidak tertular oleh
virus Ebola, antara lain: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak
melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola,
dan mengggunakan perlengkapan khusus seperti baju yang bisaa digunakan di
Laboratorium yang fungsinya menghindari penularan oleh virus Ebola.
Dengan demikian, kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola dapat
dihindari. Selain itu, mayat para korban yang meninggal akibat virus Ebola harus
dimusnahkan karena penyebaran utama virus ini melalui darah. Para dokter yang terkena
darah dari pasien yang terinfeksi akan mengalami kematian sama seperti yang terjadi pada
pasie-pasien virus Ebola.
Menon-aktifkan virus Ebola dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang bisa
dilakukan yaitu dengan penggunaan sinar Ultra violet dan radiasi sinar gama,
penyemprotan formalin dengan konsentrasi 1%, beta-propiolactone, dan disinfektan
phenolic dan pelarut lipiddeocholate dan ether.

K. Pengobatan
Saat ini, vaksin untuk virus Ebola sudah ditemukan. Profesor Kongo, Jean-Jacques
Muyembe, orang yang pertama kali menemukan virus Ebola lebih dari 40 tahun yang lalu,
menyatakan telah mengalahkan virus tersebut. Ahli virologi berusia 79 tahun itu berbicara
pada sebuah upacara di ibu kota Republik Demokratik Kongo, Kinshasa, menandai
masuknya obat "Ebanga" di pasaran, yang disetujui Desember lalu oleh Badan Pengawas
Obat dan Makanan AS.
“Ebanga”, antibodi monoklonal manusia yang mencegah virus memasuki sel dan
mengurangi risiko kematian, adalah "molekul Kongo", menurut ahli biologi AS Nancy
Sullivan, yang telah melakukan penelitian di Amerika dengan Muyembe.
Rehabilitasi bagi mantan penderita akibat terinfeksi virus Ebola juga bisa
dilakukan dengan tidak mengasingkan para penderita. Karena menurut para ahli, sebagian
besar kematian yang disebabkan oleh virus Ebola di sebabkan oleh adanya tekanan secara
psikologis.
Akan tetapi, proses rehabilitasi ini tentunya harus dilakukan secara hati-hati dan
lebih waspada, mengingat virus Ebola bisa menular dengan sangat cepat dari penderita
kepada orang lain melalui kontak. Rehabilitasi juga sebaiknya dilakukan di tempat yang
benar-benar steril, atau pada ruang isolasi khusus sehingga bisa mengurangi kontaminasi
yang bisa disebabkan oleh virus Ebola.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Demam Berdarah Ebola ( Demam Hemorrhagic) adalah penyakit disebabkan oleh
suatu virus yang termasuk kedalam genus Ebolavirus, keluarga Filoviridae. Ada empat
jenis virus Ebola,yaitu virus Ebola-Zaire, virus Ebola-Sudan, virus Ebola-Ivory dan virus
Ebola Reston.
Untuk mendeteksi virus Ebola, dapat dilakukan pengujian antigen-capture
enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA), IgG ELISA, polymerase chain reaction
(PCR).
Gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, sakit
kepala, rasa tidak enak badan, kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah.
Pada gejala akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala seperti: gatal-gatal,
pendarahan dari mata, telinga, dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur (pendarahan
gastrointestinal), radang pada mata (conjunctivitis), bengkak pada organ genital (labia dan
kantung buah pelir(scrotum)), keluarnya darah melalui permukaan kulit (hemorrhagic).
Virus Ebola dapat menyebar melalui penggunaan jarum suntik yang tidak
disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang terkena infeksi atau mayat
orang yang sudah meningggal karena terserang virus Ebola. Upaya pencegahan dapat
dilakukan dengan: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak melakukan
kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola. Saat ini, vaksin untuk virus
Ebola sudah ditemukan.

B. Saran
Meskipun sampai dengan saat ini belum ada laporang tentang adanya penyakit
yang disebabkan oleh virus Ebola, akan tetapi hendaknya kita selalu waspada terhadap
virus Ebola mengingat virus ini sangat cepat menular, dapat dengan cepat menyebabkan
kematian.
DAFTAR PUSTAKA

 www.scribd.com
 http://health.liputan6.com/red/2117585/who-korban-tewas-akibat-ebola-lebih-dari-4000-
orang
 Connor, John, 2013, Senyawa Kimia untuk Hentikan Pertumbuhan Virus Ebola.
Universitas Boston, Amerika Serikat.
 Sriwijaya Post, Sabtu 8 April 2006. Mengdeteksi Virus Ebola Lewat Telpon Genggam.
hlm 17
 https://www.kompas.com/global/read/2021/09/19/090300370/pengobatan-untuk-ebola-
ditemukan-penemu-nyatakan-kemenangan-terhadap?page=all
 www.google.com

Anda mungkin juga menyukai