Anda di halaman 1dari 10

BAHAYA DAN PENCEGAHAN VIRUS EBOLA

(Ebola virus disease)


KARYA ILMIAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Pelajaran Biologi

Oleh:

MARSYELLA C. PURBA

NISN0030679248

XII PMIA 7

SMA NEGERI 4

PEMATANG SIANTAR

TA 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat kepada penulis
sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul “Bahaya dan Pencegahan Virus
Ebola (Ebola Virus Disease)” tepat pada waktunya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.

Dengan mmenyelesaikan karya tulis ilmiah ini, penulis mengharapkan banyak manfaat yang
dapat diambil pembaca. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat membuat pembaca
menyadari bahwa bahaya virus ebola dan mengetahui cara pencegahan penyakit ini.

Pematangsiantar, …. februari 2021

Penulis

KATA PENGANTAR

Pertama-tama penulis mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang
berjudul “Bahaya dan Pencegahan Virus COVID-19 (Coronavirus Disease-19)” tepat pada
waktunya.

Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna dan perlu
pendalaman lebih lanjut. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca
yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini.
Dengan mmenyelesaikan karya tulis ilmiah ini, penulis mengharapkan banyak manfaat yang
dapat diambil pembaca. Semoga dengan adanya karya tulis ini dapat membuat pembaca
menyadari bahwa bahaya virus corona dan mengetahui cara pencegahan penyakit ini.

Pematangsiantar, …. februari 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

1.2 Identifikasi Masalah

1.3 Rumusan Masalah

1.4 Tujuan

1.5 Manfaat

BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Virus

2.1.2 Pengertian Virus Ebola

2.1.3 Penyebab, Gejala, dan Pencegahan Virus Ebola

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Bahaya Virus Ebola

3.2 Pengobatan dan Pencegahan

3.3 Contoh Kasus

3.4 Statistika Virus Ebola

BAB IV KESIMPULAN dan SARAN

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, kesehatan adalah sebuah nikmat yang tak ternilai. Banyak
orang harus merelakan waktunya untuk berbaring di rumah ataupu rumah sakit untuk
mengembalikan kondisi tubuh yang menurun. Banyak penyebab menurunnya kondisi tubuh
diantaranya disebabkan oleh serangkaian virus dan bakteri. Keduan makhluk mikroorganisme
tersebut merupakan unsur dalam bibit penyakit yang paling banyak menyerang makhluk hidup.

Virus menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merupakan mikroorganisme yang sangat kecil
yang tidak dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop biasa, melainkan melalui mikroskop
electron. Virus ini adalah dalang dari penyebab dan penularan penyakit seperti influenza, rabies,
cacar, dan lain-lain. Virus Ebola merupaan salah satu penyait menular dan mematikan yang pertama
kali muncul pada tahun 1976, Rata-rata tingkat kematian penyakit virus ebola mencapai 50%, tingkat
kematian dapat terjadi dari hewan ke manusiadan manusia ke manusia baik secara langsung maupun
secara tidak langsung ( WHO, 2014).
Mudahnya penularan penyakit virus Ebola telah menyebabkan wabah di beberapa negara. Pada
tahun 2014 – 2016, wabah penyakit virus Ebola yang terjadi di Afrika Barat telah menewaskan 11308
jiwa. Kematian dan wabah yang terjadi menunjukan adanya keterbatasan infrastruktur medis di negara
– negara yang terserang seperti ketidaktersediaan obat dan isolasi yang terbatas (Chowell, Safan,
2015: 3).
Beberapa faktor seperti tingkat penularan virus dan cara penanganannya yang mempengaruhi
penyebaran penyakit virus Ebola. Ketepatan penanganan kasus dapat didukung dengan memberikan
pengetahuan mengenai penyakit virus ebola kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat
mengenali tanda – tanda penyakit virus Ebola serta tindakan yang harus dilakukan. Selain itu dengan
tersedianya vaksin virus Ebola diharapkan dapat mengurangi penyebarannya. Dinamika penyakit
virus Ebola dalam suatu populasi dapat dikaji menggunakan ilmu matematika, salah satunya
dengan model matematika SIR. Model SIR adalah model untuk penyakit menular yang pertama
kali diperkenalkan oleh W.O. Kermack dan Mc. Kendrick. Model tersebut membagi populasi
manusia menjadi tiga kelompok, yaitu kelompok individu rentan, kelompok individu terinfeksi,
dan kelompok individu sembuh (Iswanto, 2012: 151). Untuk beberapa penyakit model SIR dapat
diterapkan, namun pada penyakit virus Ebola model SIR tidak cukup untuk merealisasikan
penyebaran penyakit tersebut sehingga banyak peneliti mengembangkan model ini. Diego
Chowell, Muntaser Safan, dan Carlos Castillo-Charez pada tahun 2015 mengembangkan model
SIR menjadi model SE1E2IJR . Model tersebut membagi populasi manusia menjadi enam
kelompok, yaitu kelompok individu rentan, kelompok individu laten tidak terdeteksi, kelompok
individu laten terdeteksi, kelompok individu terinfeksi, kelompok individu terisolasi dengan
tingkat efektivitas 100% tertentu, dan kelompok individu sembuh. Di dalam penelitiannya
Chowell, Safan, dan Charez melakukan analisis sensitivitas pada parameter yang digunakan
dalam model SE1E2IJR, diantaranya yaitu parameter laju transmisi, parameter efektivitas isolasi,
dan parameter laju kematian. Hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa parameter laju
transmisi adalah parameter dengan tingkat sensitivitas tertinggi (Chowell, Safan, Chavez, 2015:
15). Tingginya sensitivitas parameter laju transmisi dapat mempengaruhi perilaku dinamis dari
suatu sistem sehingga memunculkan adanya bifurkasi. Bifurkasi adalah perubahan kestabilan
suatu sistem dinamik yang diakibatkan oleh variasi 3 nilai parameter. Terdapat beberapa jenis
bifurkasi, diantaranya yaitu bifurkasi Saddle-Node, bifurkasi transkritikal, bifurkasi pitchfork,
dan bifurkasi Hopf. Berdasarkan latar belakang tersebut, pada skripsi ini akan dibentuk model
dari penyebaran penyakit virus Ebola sehingga dapat diketahui karakteristik penyebarannya.
Berbeda dari penelitian Chowell, Safan, dan Charez (2015) yang mengasumsikan efektivitas
isolasi dengan presentase tertentu, model yang dibentuk pada skripsi ini akan mengasumsikan
efektivitas isolasi adalah . Dari model yang terbentuk kemudian disubstitusikan nilai-nilai
parameter berdasarkan penelitian Chowell, Safan, dan Charez (2015) untuk selanjutnya
ditentukan titik ekuilibrium , kemudian dilakukan analisis kestabilan lokal pada masing-masing
titik ekuilibrium. Selanjutnya akan dilakukan analisis bifurkasi untuk mengetahui pengaruh
parameter laju transmisi terhadap perilaku dinamis dari model yang dibentuk.

1.2 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang yang ada, dapat diidentifikasi masalah yang terjadi sebagai berikut :
1. Diperlukan suatu model matematika untuk mengetahui karakteristik penyebaran penyakit
virus Ebola.
2. Diperlukan penyelidikan pada model matematika penyebaran penyakit virus Ebola untuk
mengetahui sifat kestabilan perilaku dinamis yang dihasilkan.
3. Diperlukan analisis pada parameter laju transmisi untuk mengetahui pengaruh perubahan
parameter tersebut terhadap perilaku dinamis dari model matematika penyebaran penyakit virus
Ebola.
4. Apa gejala orang yang terjangkit virus tersebut?
5. Apa dampak yang diakibatkan virus tersebut?
6. Adakah vaksin untuk mencegah atau mengobati korban?
7. Tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencegah virus tersebut?

1.3 Rumusan Masalah


Dari uraian identifikasi masalah di atas dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana model matematika dari penyebaran penyakit virus Ebola ?
2. Bagaimana dinamika penyebaran penyakit virus Ebola berdasarkan model matematika yang
dibentuk ?
3. Apa jenis bifurkasi yang terjadi bila parameter laju transmisi dari model matematika
penyebaran penyakit virus Ebola divariasikan ?
melakukan pencegahan dan pengobatan terhadap serangan virus corona?”

1.4 Tujuan
1. Mendapatkan model matematika dari penyebaran penyakit virus Ebola
2. Menganalisis dinamika penyebaran penyakit virus Ebola melalui model matematika yang
dibentuk.
3. Mengetahui jenis bifurkasi yang terjadi bila parameter laju transmisi dari model
matematika penyebaran penyakit virus Ebola divariasikan.

1.5 Manfaat
1. Mengetahui faktor yang mendorong Australia untuk ikut terlibat mengirimkan petugas layanan
kesehatan ke Afrika.
2. Diharapkan penelitian ini dapat berkontribusi pada pengembangan konsep-konsep terkait
ancaman kesehatan di dalam konteks disiplin ilmu Hubungan Internasional.
3. Menambah referensi dan kepustakaan Ilmu Hubungan Internasional tentang faktor yang
menyebabkan Australia ikut terlibat dalam mengirim petugas kesehatan ke Afrika.
4. Diharapkan penelitian ini mampu menjadi acuan sebagai sumber informasi publik, baik di
kalangan penstudi ilmu hubungan internasional khususnya maupun semua kalangan secara
umum, serta sumber informasi bagi pemerintah, terkait ancaman kesehatan internasional yang
disebabkan oleh Virus Ebola dan faktor pendorong keputusan Australia untuk mengirim bantuan
kemanusiaan.
BAB II LANDASAN TEORI

Dalam bab ini akan dibahas mengenai dasar-dasar teori yang akan digunakan untuk
menganalisa model matematika penyebaran penyakit ebola dengan pengaruh adanya
migrasi. Dasar-dasar teori tersebut meliputi persamaan diferensial, titik ekuilibrium, dan
analisis kestabilan titik ekuilibrium model matematika menggunakan beberapa teorema
dan definisi yang berhubungan dengan analisis kestabilan, definisi matriks Jacobian dan
nilai eigen, serta kriteria Routh-Hurwitz.

1.1 Pengertian Penyakit Ebola

Ebola adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dari genus Ebolavirus,
familia Filoviridae. Menurut World Organization Health (WHO), Ebola adalah salah
satu penyakit yang diketahui paling mematikan. Virus ebola pertamakali ditemukan
di afrika tepatnya pada tanggal 27 juni tahun 1976 yang lalu. Mula-mula ada seorang
pekerja toko di Nzara, Sudan tiba-tiba sakit. Lima hari berselang, ia meninggal dunia.
Dengan kematiannya, dunia tanpa sadar mulai menyaksikan dampak dari virus ebola
pertama yang menakutkan. Virus ini kemudian menjadi wabah di seluruh area
tersebut. Dilaporkan terjadi 284 kasus, setengah di antaranya memuat korban sekarat.
Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), sejak saat itu terjadi 15 epidemi di
Negara-negara Afrika. Hingga saat ini secara genetis telah teridentifikasi empat tipe
virus ebola, masing-masing dinamai dengan nama lokasi dimana virus tersebut
pertamakali diakui atau ditemukan. Pertama ebola zaire, dimana virus ini ditemukan
di Zaire tahun 1976 yaitu tempat pertamakali terjangkitnya virus ebola, kedua ebola
sudan dimana tipe ini pertamakali ditemukan dibagian barat sudan pada akhir tahun
1976 dan menyerang kembali pada tahun 1979, yang ketiga ebola reston dimana
virus ini merupakan variasi dari virus ebola yang ditemukan pada monyet afrika yang
didatangkan dari amerika, dan yang terakhir ebola ivory coast yang ditemukan pada
tahun 1995 di daerah pantai ivory, Afrika Barat di hutan Tai. Dari II-2 keempat virus
tersebut, terdapat tiga tipe virus ebola yang dapat menyerang manusia yaitu ebola
zaire, sudan dan ivory coast, sedangkan ebola reston hanya dapat menyerang primata
seperti monyet, kera dan simpanse.

1.2 Cara Penularan Penyakit Ebola

Penyakit ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh dari
orang yang terinfeksi. Virus ebola hidup ditempat yang lembab, lingkungan yang gelap
dan tidak akan menyebabkan tipikal penularan melalui udara tetapi bisa menetap pada
partikel udara yang mengambang dan darah orang yang terinfeksi, cairan tubuh, kotak
langsung dengan kotoran, urine, air liur dan air mani akan memungkinkan terinfeksi.
Kondisi pria yang telah pulih, sampai tujuh minggu setelah masa pemulihan masih bisa
menyebarkan virus melalui air mani mereka. Ketika kulit orang yang sehat terluka atau
selaput mukosa melakukan kontak dengan lingkungan yang terkontaminasi oleh cairan
lendir pasien ebola (seperti pakaian kotor, sprei atau jarum suntik yang telah digunakan),
juga akan terinfeksi. Mayat tubuh seseorang yang terinfeksi virus ebola juga adalah
sumber infeksi, oleh sebab itu virus ebola ini juga disebut virus zombie dan maka dari itu
mayat orang yang mati karena virus ebola harus dilakukan perlindungan dari sentuhan
dan segera menguburkannya. Masa inkubasi virus ebola dari 2 sampai 21 hari, umumnya
antara 5 sampai 10 hari. Dalam masa inkubasinya virus ebola belum bisa menularkan
kepada orang lain. Sebenarnya manusia bukanlah sarang alami dari virus ebola. Orang
pertamakali terjangkit virus ini diyakini mereka yang melakukan kontak langsung
dengan hewan yang terinfeksi virus tersebut. Hewan yang berpotensi menyebarkan virus
ebola kepada manusia anara lain simpanse, gorila, antelop hutan dan monyet
cynomolgus. Setelah seseorang terinfeksi dari hewan maka orang tersebut berpotensi
menyebarkan virus kepada orang lain melalui cairan darah, liur dan lendir.

1.3 Gejala dan Pencegahan Penyakit Ebola

Gejala dari Ebola Hemorrhagic Fever (EHF) biasanya dimulai empat hingga 15
belas hari sesudah seseorang terinfeksi. Rata-rata gejala yang dialami berupa sakit
seperti flu, demam tinggi dan nyeri. Semua gejala-gejala tersebut biasanya diikuti
dengan diare, muntah, serta kemunculan ruam diseluruh tubuh. Lalu dimulailah
gejala menyakitkan seperti keluarnya darah dari semua lubang di tubuh. Dilanjutkan
dengan rusaknya organ-organ tubuh bagian dalam si penderita. Masuk ke hari
ketujuh hingga kesepuluh, muncul rasa kelelahan dan dehidrasi dan shock. Dokter
yang merawat para korban awal sadar, bahwa penyebaran virus ini terjadi ketika ada
kontak yang cukup dekat. Sebagai contoh, di Rumah sakit Maridi, Sudan, 33 dari 61
suster yang merawat pasien penderita ebola, akhirnya ikut tewas karena virus
tersebut. Hingga saat ini belum ada obat atau vaksinasi untuk melawan virus ebola.
Ada kekhawatiran, karena virus tersebut dapat menyebar melalui penumpang
lalulintas manusia atau barang yang dapat menyebar sangat cepat. Penanganannya
sampai saat ini berupa memberikan terapi rehidrasi oral atau pemberian minum air
yang sedikit manis dan asin (cairan intravena) atau pemberian infus intravena. Cara
satu-satunya untuk mengendalikan tertularnya atau mencegah penyebaran virus ebola
bagi penderita yaitu dengan isolasi atau karantina.

Anda mungkin juga menyukai