Disusun Oleh :
6A
Segala puji bagi Allah سبحانه و تعالىyang dengan nikmat-Nya berbagai kebaikan
menjadi sempurna. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, para sahabatnya, serta seluruh pengikutnya hingga yaumil akhir. Tak
lupa ucapan terimakasih kami kepada berbagai pihak yang telah memberi dukungan moril
maupun materil dalam pembuatan makalah ini, semoga Allah membalas kebaikan mereka di
dunia dan diakhirat.Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang bertema
“Virus Mers dan Virus Ebola” sebagai salah satu tugas mata kuliah Kesehatan Masyarakat di
Universitas Pakuan.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan,
baik dari isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Melalui makalah ini, penulis
berharap adanya manfaat yang besar bagi penulis serta pembaca agar dapat memahami
asuhan keperawatan pada penderita virus ebola.
Demikian makalah ini kami sampaikan, semoga saran dan kritik yang membangun
dapat mengembangkan karya ini menjadi jauh lebih baik di kemudian hari. Aamiin
Penulis
ii
DARTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Virus MERS atau Middle East Respiratory Syndrome atau juga dikenal sebagai virus
korona, saat ini sedang marak dibahas sebab telah menimbulkan cukup banyak korban jiwa.
Bahkan diduga, beberapa korban yang merupakan jama’ah umroh asal Indonesia pun telah
mengidap penyakit yang itu. Gejala klinis pada umumnya demam, batuk gangguan
pernafasan akut, timbul gambaran pneumonia, kadang-kadang terdapat gejala saluran
pencernaan misalnya diare. Kelompok usia tinggi yaitu lebih dari 60 tahun. Belum terdapat
pengobatan spesifik dan belum terdapat vaksin. Dalam jumlah besar warga Negara Indonesia
berada di Jazirah Arab terutama di audi Arabia, Jordania, Uni Emirat Arab, dan Qatar sebagai
tenaga kerja yang menetap dalm waktu relatif lama. Terdapatnya pengumpulan massa (mass
gathering) di wilayah yang sedang berlangsung infeksi MERS-CoV berisiko dapat terjadi
penularan.
Penyakit virus Ebola merupakan salah satu penyakit menular dan mematikan yang
pertama kali muncul pada tahun . Rata-rata tingkat kematian penyakit virus Ebola mencapai,
tingkat kematian dapat bervariasi dari pada setiap kasus. Penularan penyakit tersebut dapat
terjadi dari hewan ke manusia dan manusia ke manusia baik secara langsung maupun secara
tidak langsung. Mudahnya penularan penyakit virus Ebola telah menyebabkan wabah di
beberapa negara. Pada tahun , wabah penyakit virus Ebola yang terjadi di Afrika Barat telah
menewaskan jiwa. Kematian dan wabah yang terjadi menunjukan adanya keterbatasan
infrastruktur medis di negara-negara yang terserang seperti ketidaktersediaan obat dan isolasi
yang terbatas.
1.3 Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
a) Virus Mers
Middle Eastern Respiratory Syndrome yang disingkat dengan sebutan
“MERS” merupakan penyakit yang disebabkan oleh suatu virus “CoV” yang
merupakan singkatan dari Corona Virus. Sehingga penyakit “MERS CoV” dijabarkan
menjadi Middle Eastern Respiratory Syndrome Corona Virus (Fitrianingsih, 2015).
Virus MERS CoV adalah virus yang menyebar dari hewan ke manusia.
Mekanisme penyebaran virus MERS-CoV ini masih diteliti hingga sekarang,
meskipun sebelumnya telah muncul dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi
mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran kering dari binatang
kelelawar yang terinfeksi. Saat ini,guna menangani meluasnya penyebaran penyakit
ini, mengingat bahwa jenis virus ini dikatakan lebih mudah menular antar-manusia
dengan dampak yang lebih mematikan dibandingkan SARS. Karena itulah, mutasi
virus MERS-CoV sangat cepat sehingga apabila terlambat dalam memberikan
penanganan, maka dapat menimbukan resiko terburuk yaitu kematian. Virus korona
atau MERS (sindrom pernafasan Timur Tengah) muncul di semenanjung Arab pada
tahun 2012 dan merupakan anggota keluarga virus yang meliputi flu biasa dan Sars
(sindrom pernafasan akut parah).
Infeksi MERS yang diidentifikasi berasal dari hewan telah terbukti bisa
ditularkan antar manusia .Belum diketahui dengan jelas asal mula virus ini menyebar,
namun beberapa peneliti menduga bahwa penyebaran virus MERS berasal dari salah
satu jenis kelelawar yang banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah. Selain
kelelawar, hewan unta juga diduga kuat berkaitan dengan asal mula dan penyebaran
virus korona tersebut, yang ditemukan antibody terhadap virus ini dalam tubuh hewan
khas Timur Tengah itu. (Fitrianingsih, 2015).
b) Virus Ebola
Sandjaja, A. (2014) memaparkan bahwa virus Ebola merupakan virus dari
famili Filofiridae (filovirus) yang merupakan virus dengan partikel terdiri dari satu
helai rantai RNA. Virus ini mempunyai panjang sekitar 790-970 nanometer. Virus ini
nampak dalam keadaan melengkung atau melilit. Selubung lemak bagian luarnya
sensitif terhadap pelarut lemak atau deterjen. Virus akan rusak pada temperatur 600C
dalam 30 menit dan dalam keadaan asam tapi dapat hidup dalam darah pada
temperatur ruangan.
King, J. W. (2010) memaparkan bahwa jenis virus ebola yang telah
teridentifikasi ada empat jenis, yaitu:
1. Ebola Zaire, dimana virus ini ditemukan di Zaire tahun 1976 yaitu tempat
pertama kali terjangkitnya virus ebola. Virus ini bisa menyerang manusia.
2
2. Ebola Sudan, dimana tipe ini pertama kali ditemukan di bagian barat Sudan
pada akhir tahun 1976 dan menyerang kembali pada tahun 1979. Virus ini bisa
menyerang manusia.
3. Ebola Reston, dimana virus ini merupakan variasi dari virus Ebola yang
ditemukan pada primata Afrika yang didatangkan dari Amerika. Virus ini
hanya dapat menyerang primata seperti monyet, kera, dan simpanse.
4. Ebola Ivory Coast yang ditemukan pada tahun 1995 di daerah pantai Ivory
Afrika Barat di hutan Tai. Virus ini bisa menyerang manusia.
Pemberian nama virus ebola ini didasarkan pada tempat ditemukannya virus
ebola tersebut. Penggolongan menjadi empat bagian tersebut menunjukkan bahwa
virus ebola yang mewabah di suatu tempat sangat mungkin berbeda karakteristik
dengan virus ebola yang mewabah di tempat lain. Namun secara umum virus ebola
memberikan gejala yang sama pada penderita yang diserangnya.
- Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin.
MERS Coronaviruses pertama kali terdeteksi pada bulan April 2012, ini
merupakan virus baru (novel coronaviruses) yang belum pernah terlihat pada manusia
sebelumnya. Pada kebanyakan kasus,virus ini telah menyebabkan penyakit yang
parah, bahkan setengah dari kasus yang tercatat mengalami kematian. (Fitrianingsih,
Sri Peni : 2015)
Belum diketahui dengan jelas asal mula virus ini menyebar, namun, beberapa
peneliti menduga bahwa penyebaran virus berasal dari salah satu jenis Kelelawar yang
banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah. Unta hampir dipastikan menjadi sumber
virus korona MERS di Timur Tengah. Hasil penelitian di negara tersebut
menunjukkan kebanyakan unta, meski tidak semua, terinfeksi jenis virus yang secara
genetik hampir identik dengan virus yang menginfeksi manusia.
3
b) Cara penularan virus Ebola
Selain itu, ritual adat yang diterapkan di suatu daerah juga bisa memicu
penularan virus ebola, misalnya ritual penguburan jenazah. Dalam penguburan
seorang yang meninggal, mereka memandikan atau membersihkan langsung jenazah
sebelum dikebumikan sebagai sebuah tanda mengirim roh ke dunia selanjutnya
dengan penuh kasih. Hal ini bisa menjadi media penularan karena manusia melakukan
kontak langsung terhadap penderita ebola. (Lipkin, 2014)
Tahapan penularan virus ebola dari penderita satu ke penderita lainnya antara lain :
1. Virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau sekret dari
pasien yang terinfeksi dan didistribusikan melalui sirkulasi. melalui lecet di kulit
selama perawatan pasien, ritual penguburan dan mungkin kontak dengan daging
secara terinfeksi, atau di permukaan mukosa.Terkadang jarum suntik merupakan rute
utama dari eksposur kerja.
2. Target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial, dengan replikasi tinggi
dalam beberapa tipe sel di dalam hati, paru-paru dan limpa.
3. Sel Dendritic, makrofag dan endotelium tampaknya rentan terhadap efek cytopathic
produk gen virus Ebola in vitro dan mungkin in vivo melalui gangguan jalur sinyal
seluler dipengaruhi oleh mengikat, fagositosis serapan virus atau keduanya.
Kerusakan tidak langsung juga dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor yang beredar
seperti faktor tumor nekrosis dan oksida nitrat.
4
Sehingga kontak langsung antara setiap individu sangat memegang peranan
penting dalam penyebaran dan penularan penyakit ebola di dalam masyarakat. Karena
kita tidak bias menghindari kontak secara individu .sebab, hal itu terjadi tanpa kita
tahu kondisi dan sifat yang sebenarnya.
5
meninggal, wabah MERS telah mengakibatkan kepanikan di seluruh wilayah tersebut,
sehingga pemerintah memberikan arahan peningkatan kesadaran dan langkah
pencegahan dalam upaya mencegah penyebaran virus itu. Terdapat satu korban
jiwa,kematian lelaki tersebut adalah kejadian kedua di Jordania pada 2014 (Slamet,
2013)
6
1. Awalnya gejalanya mirip seperti flu, nyeri otot, lesu, gangguan pencernaan, radang
tenggorokan dan gejala non - spesifik lainnya.
2. Demam > 38 derajat celsius
3. Batuk dan napas pendek.
4. Sesak napas bisa terjadi kemudian. Gejala tersebut biasanya muncul 2 – 10 hari
setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah dilaporkan terjadi. Pada
kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara 2 – 3 hari.
7
Vaksin untuk hepatitis C ini merupakan perpaduan antara obat interferon-alpha
2b dan ribavirin yang hanya digunakan sebagai tahapan awal pengobatan pada infeksi
MERS.
Virus ini tidak mudah menular jika hanya bersimpangan. Mers-Cov
berpeluang besar menular pada kontak yang intens, seperti keluarga dari pengidap
yang tinggal serumah, atau tenaga medis yang merawat pengidap.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Penyakit Mers (Middle Eastern Respiratory Syndrome Corona Virus) adalah penyakit
saluran pernafasan yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Corona virus
adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada
orang, corona virus dapat menyebabkan penyakit mulai dalam tingkat keparahan seperti
flu biasa hingga Sindroma Pernapasan Akut atau SARS. Sampai saat ini, masih terus
dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS- Cov, karena telah ditemukan adanya
penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita.
Virus ebola merupakan virus yang menular dan mematikan yang belum ditemukan
obatnya. Walaupun virus ini muncul dan mewabah di benua Afrika, tetapi tidak menutup
kemungkinan virus ini akan mewabah juga di negara-negara di luar benua Afrika. Hal ini
dikarenakan cara penularan virus ebola yang relatif mudah. Virus ebola bisa menular melalui
kontak langsung dengan cairan tubuh penderita ebola atau hewan pembawa virus ebola. Virus
ebola menyerang sistem pertahanan tubuh manusia dan menyebabkan pendarahan internal
pada tubuh manusia. Akibat efek yang mematikan ini, tingkat kematian penderita ebola
mencapai 90%.
9
DAFTAR PUSTAKA
Dhamaryanti. 2015 . Ebola: Penyakit Eksotik Zoonosis yang Perlu Diwaspadai. 25: 029-038
Fitrianingsih SP. 2015. Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Bandung. Universitas
Islam Bandung
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Pedoman Umum Kesiapsiagaan
Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (Mers-Cov). Jakarta
King, J. W. 2010. Virus Ebola. (http://www.emedicine.com/Virus.Ebola.html), diakses 10
April 2019
Lipkin. 2014. Virus Ebola: Mematikan dan Tak Ada Obatnya Kini Mulai Menyebar.
(http://indocropcircles.com/2014/04/03/virus-ebola/), diakses 14 April 2019
Sandjaja, Anilia. 2014. Ebola. (http://www.kerjanya.netfaq/6586-ebola.html), diakses 14
April 2019
Slamet, M. 2013. Pedoman survelians dan respon kesiapsiagaan menghadapi middle east
respiratory syndrom corona virus (MERS-CoV). JAKARTA: kementrian kesehatan
republik Indioneisa direktorat jendral pengdalian penyakit dan penyehatan lingkungan
Fitrianingsih, Sri Peni. 2015. Middle Eastern Respiratory Syndrome (MERS). Bandung:
UNISBA
10