Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH VIRUS MERS dan VIRUS EBOLA

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat


yang dibimbing oleh M. Taufik Awaludin, M.Pd

Disusun Oleh :

Firyal Aulia Ikbari (036116003)

6A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PAKUAN
2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah ‫ سبحانه و تعالى‬yang dengan nikmat-Nya berbagai kebaikan
menjadi sempurna. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad
SAW, keluarganya, para sahabatnya, serta seluruh pengikutnya hingga yaumil akhir. Tak
lupa ucapan terimakasih kami kepada berbagai pihak yang telah memberi dukungan moril
maupun materil dalam pembuatan makalah ini, semoga Allah membalas kebaikan mereka di
dunia dan diakhirat.Sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang bertema
“Virus Mers dan Virus Ebola” sebagai salah satu tugas mata kuliah Kesehatan Masyarakat di
Universitas Pakuan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan,
baik dari isi, penulisan maupun kata-kata yang digunakan. Melalui makalah ini, penulis
berharap adanya manfaat yang besar bagi penulis serta pembaca agar dapat memahami
asuhan keperawatan pada penderita virus ebola.

Demikian makalah ini kami sampaikan, semoga saran dan kritik yang membangun
dapat mengembangkan karya ini menjadi jauh lebih baik di kemudian hari. Aamiin

Bogor, 22 April 2019

Penulis

ii
DARTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ............................................................................................................................ 1

BAB II : PEMBAHASAN ................................................................................................. 2

2.1 Pengertian virus Mers dan Ebola ................................................................................... 2


2.2 Cara Penularan virus Mers dan Ebola ............................................................................ 3
2.3 Etiologi virus Mers dan Ebola ........................................................................................ 5
2.4 Penyebaran virus Mers dan Ebola di Dunia .................................................................... 5
2.5 Gejala virus Mers dan Ebola .......................................................................................... 6
2.6 Pencegahan virus Mers dan Ebola ................................................................................. 7

BAB III : PENUTUP .......................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Virus MERS atau Middle East Respiratory Syndrome atau juga dikenal sebagai virus
korona, saat ini sedang marak dibahas sebab telah menimbulkan cukup banyak korban jiwa.
Bahkan diduga, beberapa korban yang merupakan jama’ah umroh asal Indonesia pun telah
mengidap penyakit yang itu. Gejala klinis pada umumnya demam, batuk gangguan
pernafasan akut, timbul gambaran pneumonia, kadang-kadang terdapat gejala saluran
pencernaan misalnya diare. Kelompok usia tinggi yaitu lebih dari 60 tahun. Belum terdapat
pengobatan spesifik dan belum terdapat vaksin. Dalam jumlah besar warga Negara Indonesia
berada di Jazirah Arab terutama di audi Arabia, Jordania, Uni Emirat Arab, dan Qatar sebagai
tenaga kerja yang menetap dalm waktu relatif lama. Terdapatnya pengumpulan massa (mass
gathering) di wilayah yang sedang berlangsung infeksi MERS-CoV berisiko dapat terjadi
penularan.

Penyakit virus Ebola merupakan salah satu penyakit menular dan mematikan yang
pertama kali muncul pada tahun . Rata-rata tingkat kematian penyakit virus Ebola mencapai,
tingkat kematian dapat bervariasi dari pada setiap kasus. Penularan penyakit tersebut dapat
terjadi dari hewan ke manusia dan manusia ke manusia baik secara langsung maupun secara
tidak langsung. Mudahnya penularan penyakit virus Ebola telah menyebabkan wabah di
beberapa negara. Pada tahun , wabah penyakit virus Ebola yang terjadi di Afrika Barat telah
menewaskan jiwa. Kematian dan wabah yang terjadi menunjukan adanya keterbatasan
infrastruktur medis di negara-negara yang terserang seperti ketidaktersediaan obat dan isolasi
yang terbatas.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu virus Mers dan Ebola?


2. Bagaimana cara penularan virus Mers dan Ebola?
3. Bagaimana etiologi virus Mers dan Ebola?
4. Bagaimana penyebaran virus Mers dan Ebola di dunia?
5. Bagaimana tanda atau gejala virus Mers dan Ebola?
6. Bagaimana cara pencegahan dan pengobatan virus Mers dan Ebola?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui pengertian virus Mers dan Ebola


2. Mengetahui berkembang virus Mers dan Ebola pada tubuh manusia
3. Mengetahui etiologi virus Mers dan Ebola
4. Mengetahui penyebaran virus Mers dan Ebola di dunia
5. Mengetahui gejala virus Mers dan Ebola
6. Mengetahui cara pencegahan dan pengobatan virus Mers dan Ebola
7.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian virus Mers dan Ebola

a) Virus Mers
Middle Eastern Respiratory Syndrome yang disingkat dengan sebutan
“MERS” merupakan penyakit yang disebabkan oleh suatu virus “CoV” yang
merupakan singkatan dari Corona Virus. Sehingga penyakit “MERS CoV” dijabarkan
menjadi Middle Eastern Respiratory Syndrome Corona Virus (Fitrianingsih, 2015).
Virus MERS CoV adalah virus yang menyebar dari hewan ke manusia.
Mekanisme penyebaran virus MERS-CoV ini masih diteliti hingga sekarang,
meskipun sebelumnya telah muncul dugaan bahwa manusia pertama yang terinfeksi
mungkin pernah secara tidak sengaja menghirup debu kotoran kering dari binatang
kelelawar yang terinfeksi. Saat ini,guna menangani meluasnya penyebaran penyakit
ini, mengingat bahwa jenis virus ini dikatakan lebih mudah menular antar-manusia
dengan dampak yang lebih mematikan dibandingkan SARS. Karena itulah, mutasi
virus MERS-CoV sangat cepat sehingga apabila terlambat dalam memberikan
penanganan, maka dapat menimbukan resiko terburuk yaitu kematian. Virus korona
atau MERS (sindrom pernafasan Timur Tengah) muncul di semenanjung Arab pada
tahun 2012 dan merupakan anggota keluarga virus yang meliputi flu biasa dan Sars
(sindrom pernafasan akut parah).
Infeksi MERS yang diidentifikasi berasal dari hewan telah terbukti bisa
ditularkan antar manusia .Belum diketahui dengan jelas asal mula virus ini menyebar,
namun beberapa peneliti menduga bahwa penyebaran virus MERS berasal dari salah
satu jenis kelelawar yang banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah. Selain
kelelawar, hewan unta juga diduga kuat berkaitan dengan asal mula dan penyebaran
virus korona tersebut, yang ditemukan antibody terhadap virus ini dalam tubuh hewan
khas Timur Tengah itu. (Fitrianingsih, 2015).

b) Virus Ebola
Sandjaja, A. (2014) memaparkan bahwa virus Ebola merupakan virus dari
famili Filofiridae (filovirus) yang merupakan virus dengan partikel terdiri dari satu
helai rantai RNA. Virus ini mempunyai panjang sekitar 790-970 nanometer. Virus ini
nampak dalam keadaan melengkung atau melilit. Selubung lemak bagian luarnya
sensitif terhadap pelarut lemak atau deterjen. Virus akan rusak pada temperatur 600C
dalam 30 menit dan dalam keadaan asam tapi dapat hidup dalam darah pada
temperatur ruangan.
King, J. W. (2010) memaparkan bahwa jenis virus ebola yang telah
teridentifikasi ada empat jenis, yaitu:
1. Ebola Zaire, dimana virus ini ditemukan di Zaire tahun 1976 yaitu tempat
pertama kali terjangkitnya virus ebola. Virus ini bisa menyerang manusia.

2
2. Ebola Sudan, dimana tipe ini pertama kali ditemukan di bagian barat Sudan
pada akhir tahun 1976 dan menyerang kembali pada tahun 1979. Virus ini bisa
menyerang manusia.
3. Ebola Reston, dimana virus ini merupakan variasi dari virus Ebola yang
ditemukan pada primata Afrika yang didatangkan dari Amerika. Virus ini
hanya dapat menyerang primata seperti monyet, kera, dan simpanse.
4. Ebola Ivory Coast yang ditemukan pada tahun 1995 di daerah pantai Ivory
Afrika Barat di hutan Tai. Virus ini bisa menyerang manusia.

Pemberian nama virus ebola ini didasarkan pada tempat ditemukannya virus
ebola tersebut. Penggolongan menjadi empat bagian tersebut menunjukkan bahwa
virus ebola yang mewabah di suatu tempat sangat mungkin berbeda karakteristik
dengan virus ebola yang mewabah di tempat lain. Namun secara umum virus ebola
memberikan gejala yang sama pada penderita yang diserangnya.

2.2 Cara penularan virus Mers dan Ebola

a) Cara penularan virus Mers

Middle East Respiratory Syndrome atau disingkat MERS adalah penyakit


virus pada pernapasan yang disebabkan oleh corona virus yang disebut MERS-Cov.
Virus ini pertama kali dilaporkan mewabah di Arab Saudi pada tahun 2012. Corona
virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan. Pada orang, corona virus dapat menyebabkan penyakit mulai dalam tingkat
keparahan seperti flu biasa hingga Sindroma Pernapasan Akut atau SARS (Severe
Acute Respiratory Syndrome). Virus ini dapat menular antar manusia secara terbatas,
dan tidak terdapat transmisi penularan antar manusia secara luas dan bekelanjutan.
Mekanisme penularan belum diketahui. Kemungkinan penularannya dapat melalui :

- Langsung : melalui percikan dahak (droplet) pada saat pasien batuk atau bersin.

- Tidak Langsung: melalui kontak dengan benda yang terkontaminasi virus.

MERS Coronaviruses pertama kali terdeteksi pada bulan April 2012, ini
merupakan virus baru (novel coronaviruses) yang belum pernah terlihat pada manusia
sebelumnya. Pada kebanyakan kasus,virus ini telah menyebabkan penyakit yang
parah, bahkan setengah dari kasus yang tercatat mengalami kematian. (Fitrianingsih,
Sri Peni : 2015)

Belum diketahui dengan jelas asal mula virus ini menyebar, namun, beberapa
peneliti menduga bahwa penyebaran virus berasal dari salah satu jenis Kelelawar yang
banyak ditemukan di kawasan Timur Tengah. Unta hampir dipastikan menjadi sumber
virus korona MERS di Timur Tengah. Hasil penelitian di negara tersebut
menunjukkan kebanyakan unta, meski tidak semua, terinfeksi jenis virus yang secara
genetik hampir identik dengan virus yang menginfeksi manusia.

3
b) Cara penularan virus Ebola

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan bahwa


manusia secara alami, bukanlah inang tempat perkembangbiakan virus ebola. Sumber
penularan adalah dari hewan, namun setelah orang terinfeksi, penyakit ini dapat
menular dari orang ke orang. Sehingga secara garis besar penularan virus ebola dapat
digolongkan menjadi dua, yakni:

 Penularan dari Hewan ke Manusia

Binatang seperti monyet, simpanse, kelelawar, dan binatang lain bisa


membawa virus ebola, namun yang paling sering menjadi penyebar virus ebola adalah
monyet. Seringkali ludah, feses, dan cairan tubuh hewan-hewan ini bisa menyebar
pada manusia. Infeksi awalnya adalah melalui daging mentah. Jika ada hewan yang
terkena penyakit, lalu ketika proses pembantaian terjadi kontak dengan darah hewan
itu, segera bisa terjangkit.

 Penularan dari Manusia ke Manusia

Penyebaran virus Ebola antar manusia bisa melalui makanan atau


berpegangan. Kontak langsung dengan darah atau cairan yang terkontaminasi juga
bisa menginfeksi manusia. Tidak hanya itu, manusia juga bisa terinfeksi hanya dengan
menyentuh objek (misalnya jarum) yang sudah terkontaminasi.

Selain itu, ritual adat yang diterapkan di suatu daerah juga bisa memicu
penularan virus ebola, misalnya ritual penguburan jenazah. Dalam penguburan
seorang yang meninggal, mereka memandikan atau membersihkan langsung jenazah
sebelum dikebumikan sebagai sebuah tanda mengirim roh ke dunia selanjutnya
dengan penuh kasih. Hal ini bisa menjadi media penularan karena manusia melakukan
kontak langsung terhadap penderita ebola. (Lipkin, 2014)

Tahapan penularan virus ebola dari penderita satu ke penderita lainnya antara lain :

1. Virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau sekret dari
pasien yang terinfeksi dan didistribusikan melalui sirkulasi. melalui lecet di kulit
selama perawatan pasien, ritual penguburan dan mungkin kontak dengan daging
secara terinfeksi, atau di permukaan mukosa.Terkadang jarum suntik merupakan rute
utama dari eksposur kerja.
2. Target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial, dengan replikasi tinggi
dalam beberapa tipe sel di dalam hati, paru-paru dan limpa.
3. Sel Dendritic, makrofag dan endotelium tampaknya rentan terhadap efek cytopathic
produk gen virus Ebola in vitro dan mungkin in vivo melalui gangguan jalur sinyal
seluler dipengaruhi oleh mengikat, fagositosis serapan virus atau keduanya.
Kerusakan tidak langsung juga dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor yang beredar
seperti faktor tumor nekrosis dan oksida nitrat.

4
Sehingga kontak langsung antara setiap individu sangat memegang peranan
penting dalam penyebaran dan penularan penyakit ebola di dalam masyarakat. Karena
kita tidak bias menghindari kontak secara individu .sebab, hal itu terjadi tanpa kita
tahu kondisi dan sifat yang sebenarnya.

2.3 Etiologi virus Mers dan Ebola

a) Etiologi virus Mers


Penyakit Mers disebabkan oleh Virus dari golongan Coronavirus, ciri virus ini
pada permukaan tubuhnya diselimuti mirip mahkota. Virus sangat dekat
jenisnya dengan virus SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) yang
pernah mewabah dari Hongkong dan daratan China.

b) Etiologi virus Ebola


Penyakit ini disebabkan oleh sejenis virus Genus Ebolavirus Familia
filoviridae yang terdiri dari 5 spesies yang berbeda:
1. Bundibugyo Ebolavirus (BDBV)
2. Reston ebolavirus (RESTV)
3. Zaire Ebolavirus (EBOV)
4. Sudan ebolavirus (SUDV)
5. TAIForest ( TAFV)

2.4 Penyebaran virus Mers dan Ebola di Dunia

a) Penyebaran virus Mers di dunia


Virus MERS mulai tersebar di banyak negara. Terhitung sejak awal
munculnya gejala virus MERS, penyebarannya termasuk dalam penyebaran virus
yang sangat cepat. Hal ini dikarenakan kontak langsung yang terjadi antara satu
korban yang terjangkit virus MERS 38 dengan orang lainnya. Sehingga, virus MERS
kini telah menyebar di banyak negara.
Arab Saudi merupakan negara banyak memiliki banyak penduduk yang
terjangkiti virus MERS karena di tempat tersebutlah yang menjadi awal mula
ditemukan virus MERS jumlah kasus kematian akibat Sindrom Pernafasan Timur
Tengah (MERS) mencapai 282 orang, jauh lebih tinggi dibanding data
sebelumnya.Kasus ini yang tercatat meningkat dari 575 menjadi 688. Terdapat 53
pasien yang masih dirawat, sementara 353 pasien telah sembuh.Kementrian Arab
Saudi mencatat terdapat 502 korban jiwa dengan korban 1171 kasus sejak awal
kemunculannya pada tahun 2012.
Selain itu, pihak Arab Saudi sendiri telah menghimbau calon jamaah haji dari
berbagai negara untuk menjaga kesehatan pribadi sesuai standar. Standar yang
ditetapkan yaitu dengan menutup hidung dan mulut dengan kertas tissu ketika bersin
dan para calon jamaah haji diminta untuk memperoleh vaksinasi.
Jordania mengkonfirmasi kasus baru penularan corona virus Sindrom
Pernafasan Timur Tengah (MERS), yang telah menyebar di seluruh wilayah tersebut,
jumlah kasus penularan MERS naik jadi 12 di Jordania sejak 2012 dan enam orang

5
meninggal, wabah MERS telah mengakibatkan kepanikan di seluruh wilayah tersebut,
sehingga pemerintah memberikan arahan peningkatan kesadaran dan langkah
pencegahan dalam upaya mencegah penyebaran virus itu. Terdapat satu korban
jiwa,kematian lelaki tersebut adalah kejadian kedua di Jordania pada 2014 (Slamet,
2013)

b) Penyebaran virus Ebola di dunia


Pertama kali wabah Ebola pada manusia tercatat di Yambuku, Zaire tahun
1976, Nazara, Sudan pada tahun 1976, yang kemudian menyebar dari orang ke orang
(WHO 1978). Pada peristiwa ini tidak ditemukan adanya infeksi virus Ebola pada
hewan liar di sekitar wabah. Distribusi geografis virus Filo diperkirakan berada di
wilayah tropis Afrika. Virus Ebola cenderung berada di daerah hutan hujan yang
lembab di Afrika Tengah dan Barat, sedangkan virus Marburg di daerah yang lebih
kering seperti Afrika Tengah dan Timur (Dhamaryanti, 2015). Pola wabah
menunjukkan bahwa setiap virus Filo mungkin memiliki rentang geografis yang
berbeda.
Pada 1996, menunjukkan bahwa banyak kematian pada monyet di dekat
daerah wabah dan telah terjadi infeksi pada manusia melalui kontak dengan karkas
simpanse yang terinfeksi. Dhamaryanti (2015) melaporkan pula bahwa wabah virus
Ebola pada manusia yang terjadi di tahun 2001 di Gabon dan Republik Kongo,
diakibatkan kontak dengan bangkai hewan yang terinfeksi. Oleh karena itu, hingga
saat ini REBOV (Reston ebolavirus) masih dikaitkan dengan penyakit pada primata
((Dhamaryanti, 2015). Selanjutnya, telah mengidentifikasi virus pada babi domestik
saat wabah sindrom penyakit reproduksi dan pernapasan babi (porcine reproductive
and respiratory syndrome, PRRSV) terjadi di Filipina dan tenyata ditemukan bahwa
babi sebagai reservoir REBOV. Meskipun REBOV adalah satu-satunya anggota dari
Filoviridae yang belum berkaitan dengan penyakit pada manusia, kemunculannya
sebagai rantai makanan menjadi perhatian.

2.5 Geajala virus Mers dan Ebola

a) Gejala virus Mers


Kebanyakan orang yang terinfeksi dengan MERS-COV mengalami penyakit
pernapasan akut parah dengan gejala demam, batuk, sesak napas. Beberapa orang juga
memiliki gejala gastriintestinal seperti diare, mual, atau muntah. Bagi banyak orang
dengan MERS, komplikasi yang lebih parah diikuti seperti pneumonia dan gagal
ginjal. Sekitar 30% dari orang dengan MERS meninggal.
Virus corona diketahui dapat menimbulkan kesakitan pada manusia mulai dari
yang ringan sampai berat, sehingga perlu mengenali manifestasi Infeksi Saluran
Pernapasan Akut Berat (ISPA)/ SARI. Terdapat beberapa penilaian yang harus
dilakukan sebelum menentukan pasien suspek MERS-CoV. (Kementerian, 2013)
Adapun gejala yang perlu diperhatikan dari munculnya penyakit MERS pada
manusia adalah (Fitrianingsih, Sri Peni : 2015) :

6
1. Awalnya gejalanya mirip seperti flu, nyeri otot, lesu, gangguan pencernaan, radang
tenggorokan dan gejala non - spesifik lainnya.
2. Demam > 38 derajat celsius
3. Batuk dan napas pendek.
4. Sesak napas bisa terjadi kemudian. Gejala tersebut biasanya muncul 2 – 10 hari
setelah terekspos, tetapi sampai 13 hari juga pernah dilaporkan terjadi. Pada
kebanyakan kasus gejala biasanya muncul antara 2 – 3 hari.

b) Gejala virus Ebola


Masa inkubasi 2-21 hari dan manusia tidak dapat menularkan virus ini sampai
timbul gejala. Gejalanya diantaranya:
1. Kelelahan
2. Demam
3. Nyeri otot
4. Sakit kepala
5. Mual dan muntah
6. Sakit tenggorokan
7. Diare
8. Gangguan fungsi ginja dan hati
9. Ruam terisi nanah dan darah yang menyakitkan
10. Perdarahan gusi, hidung, mata, sekitar kuku jari
11. Temuan lab: penurunan leukosit dan trombosit dan peningkatan enzim pada hepar

2.6 Pencegahan virus Mers dan Ebola

a) Pencegahan virus Mers


Penyakit ini dapat dicegah dengan selalu menjalankan pola hidup yang bersih
dan sehat, diantaranya yaitu mengkonsumsi makanan yang bergizi dan higienis,
beristirahat yang cukup, rajin berolahraga, selalu mencuci tangan dengan sabun
menggunakan air mengalir, memakai masker atau menutup mulut dan hidung saat
mengalami flu dan usahakan untuk tidak berada di luar rumah untuk sementara untuk
mencegah penularan terhadap orang lain. Selain itu sering-seringlah berkunjung ke
dokter untuk melakukan cek kesehatan terutama jika mengalami gejala penyakit
seperti batuk, demam, dan kesulitan bernapas dalam jangka waktu empat belas hari
khususnya jika dalam waktu dekat akan berkunjung ke tempat wabah MERS berada
periksalah ke dokter setiap 6 minggu sekali dan melakukan vaksinasi meningitis
terlebih dahulu.
Namun sampai saat ini belum ada vaksin atau obat yang dapat menyembuhkan
penyakit ini, yang ada hanyalah obat untuk meringankan gejala atau akibat yang
ditimbulkan dari penyakit MERS. Salah satu cara mengobati MERS adalah dengan
pemberian obat vaksin untuk pengobatan hepatitis C yang secara klinis telah teruji
mampu mengurangi frekuensi pertambahan replica virus MERS di dalam tubuh yang
diujikan terhadap 6 kera yang telah terinfeksi penyakit MERS.

7
Vaksin untuk hepatitis C ini merupakan perpaduan antara obat interferon-alpha
2b dan ribavirin yang hanya digunakan sebagai tahapan awal pengobatan pada infeksi
MERS.
Virus ini tidak mudah menular jika hanya bersimpangan. Mers-Cov
berpeluang besar menular pada kontak yang intens, seperti keluarga dari pengidap
yang tinggal serumah, atau tenaga medis yang merawat pengidap.

b) Pencegahan virus Ebola


Tahapan pencegahan untuk individu, antara lain:
1. Menghindari area yang terkena serangan virus Ebola
2. Tidak melakukan kontak dengan pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola
3. Menggunakan perlengkapan khusus seperti baju yang bisa digunakan di
Laboratorium
4. Korban yang meninggal akibat virus Ebola harus dimusnahkan karena
penyebaran utama virus ini melalui darah, yang menyebabkan para dokter yang
terkena darah dari pasien yang terinfeksi, akan mengalami kematian seperti yang
terjadi di Afrika.
5. Menon-aktifkan virus Ebola dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang
bisa dilakukan yaitu dengan penggunaan sinar Ultra violet dan radiasi sinar gama,
penyemprotan formalin dengan konsentrasi 1%, beta-propiolactone, dan
disinfektan phenolic dan pelarut lipid-deoxycholate.

Adapula tahapan pencegahan dilingkungan masyarakat, antara lain:


a. Health Promotion
Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk melakukan perubahan prilaku
untuk hidup bersih dan sehat serta meningkatkan higien pribadi dan sanitasi
lingkungan dalam lingkungan masyarakat dan sekitarnya
b. Early Diagnosis
Program penemuan penderita melalui survey pada kelompok – kelompok yang
berisiko atau pada populasi umum dan peda pelaporan kasus.
c. Spesifik protection
Menghindari diri dari gigitan serangga ,berusaha untuk tidak pergi ke daerah
yang kurang penyinaran matahari dan terdapat binatang ataupun serangga yang
menjadi sumber penularan penyakit tersebut untuk menghindari terjadinya
komplikasi penyakit dan penyebar luasnya penyakit tersebut dalam masyarakat.
d. Disability limitation
Terapi kompleks pada penderita ebola agar tidak terjadi kematian dengan
menambah konsentrasi minum penderita agar tidak terjadi dehidrasi serta
upaya peningkatan kekebalan tubuh kelompok.
e. Rehabilitation
Pendidikan kesehatan kepada para penderita beserta keluarga serta
dilakukannya rehabilitasi fisik dan psikologis pada kasus dan penderita
penyakit ebola.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Penyakit Mers (Middle Eastern Respiratory Syndrome Corona Virus) adalah penyakit
saluran pernafasan yang sangat berbahaya dan dapat menyebabkan kematian. Corona virus
adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Pada
orang, corona virus dapat menyebabkan penyakit mulai dalam tingkat keparahan seperti
flu biasa hingga Sindroma Pernapasan Akut atau SARS. Sampai saat ini, masih terus
dilakukan investigasi mengenai pola penularan MERS- Cov, karena telah ditemukan adanya
penularan dari manusia ke manusia yang saling kontak dekat dengan penderita.

Virus ebola merupakan virus yang menular dan mematikan yang belum ditemukan
obatnya. Walaupun virus ini muncul dan mewabah di benua Afrika, tetapi tidak menutup
kemungkinan virus ini akan mewabah juga di negara-negara di luar benua Afrika. Hal ini
dikarenakan cara penularan virus ebola yang relatif mudah. Virus ebola bisa menular melalui
kontak langsung dengan cairan tubuh penderita ebola atau hewan pembawa virus ebola. Virus
ebola menyerang sistem pertahanan tubuh manusia dan menyebabkan pendarahan internal
pada tubuh manusia. Akibat efek yang mematikan ini, tingkat kematian penderita ebola
mencapai 90%.

9
DAFTAR PUSTAKA

Dhamaryanti. 2015 . Ebola: Penyakit Eksotik Zoonosis yang Perlu Diwaspadai. 25: 029-038
Fitrianingsih SP. 2015. Middle-East Respiratory Syndrome (MERS). Bandung. Universitas
Islam Bandung
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Pedoman Umum Kesiapsiagaan
Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus (Mers-Cov). Jakarta
King, J. W. 2010. Virus Ebola. (http://www.emedicine.com/Virus.Ebola.html), diakses 10
April 2019
Lipkin. 2014. Virus Ebola: Mematikan dan Tak Ada Obatnya Kini Mulai Menyebar.
(http://indocropcircles.com/2014/04/03/virus-ebola/), diakses 14 April 2019
Sandjaja, Anilia. 2014. Ebola. (http://www.kerjanya.netfaq/6586-ebola.html), diakses 14
April 2019
Slamet, M. 2013. Pedoman survelians dan respon kesiapsiagaan menghadapi middle east
respiratory syndrom corona virus (MERS-CoV). JAKARTA: kementrian kesehatan
republik Indioneisa direktorat jendral pengdalian penyakit dan penyehatan lingkungan
Fitrianingsih, Sri Peni. 2015. Middle Eastern Respiratory Syndrome (MERS). Bandung:
UNISBA

10

Anda mungkin juga menyukai