Anda di halaman 1dari 13

II.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Anggrek

Nama Phalaenopsis diambil dari bahasa Yunani Phalaina yang berarti

“Ngengat atau Kupu – Kupu” dan Opsis yang berarti “Berbentuk atau Menyerupai”

dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan Moth Orchid. Di Indonesia Phalaenopsis

amabilis diketahui sebagai anggrek bulan dan ditetapkan menjadi salah satu dari tiga

bunga nasional Indonesia, yang disebut sebagai puspa pesona sesuai dengan ketetapan

Presiden nomor 4/1993 (Puspitaningtyas, 2010).

Beberapa pertimbangan antara lain anggrek bulan merupakan lambang

organisasi PAI sejak 4 November 1956, leluhur telah lama mengetahui dan merupakan

cikal bakal dari anggrek Phalaenopsis, selain itu Phalaenopsis merupakan marga

pertama yang ditemukan peneliti flora di Indonesia tahun 1918, Phalaenopsis

dapat tumbuh dan ditemukan hampir di setiap kepulauan di Indonesia. Pertimbangan

lain ialah Indonesia merupakan wilayah penyebaran marga Phalaenopsis terkaya di

dunia, mampu melambangkan makna yang terkandung dalam falsafah bangsa

Pancasila, kelopak bunga dan kuntum bungan diartikan lambang kesatuan dan

persatuan bangsa, daya tahan bunga lebih lama disbanding bunga lain (Buletin

Indonesia, 1997).

Menurut Yusnita (2012) pemuliaan Phalaenopsis standard putih besar

merupakan jenis terpenting untuk pasar Phalaenopsis dunia. Hal tersebut

menyebabkan Phalaenopsis standart selalu diproduksi lebih banyak dibandingkan

4
5

Phalaenopsis novelty. Salah satu tetua dari Phalaenopsis standard ialah Phalaenopsis

amabilis. Berdasarkan “The Handbook on Judging and Exhibition”, terdapat tiga arah

tujuan dari segi kriteria dalam pemuliaan Phalaenopsis, yaitu (1) bunga yang bulat dan

besar; (2) bentuk bunga yang menyerupai bintang; dan (3) petal bersayap dan

multiflora.

Phalaenopsis amabilis ditemukan oleh Carl Ludwig Blume (1825) yang

merupakan genus terbaru dari Phalaenopsis (Rentoul, 2003). Spesies awal

Phalaenopsis berasal dari Epidendrum amabile yang dideskripsikan oleh Lineus pada

1753, dan merupakan koleksi spesimen dari Peter Osbeck (1723 – 1805). Publikasi

awal dikemukakan oleh Rumphius (1627 – 1702) dengan spesies yang sama seperti

Lineus namun, dengan nama Angraecum album majus (Alrich. et al., 2014).

Penyebaran anggrek bulan berada di daratan Asia Tenggara dari pegunungan

Himalaya ke Filipina ( Palawan ), Indonesia (Sumatra, Kalimantan, Jawa), Papua

Nugini, hingga ke bagian utara Australia (Queensland). Penyebaran ini menyebabkan

variasi karakter yang muncul, akibat bentang geografis. Variasi tersebut dapat berupa

perbedaan pigmen warna pada bagian bibir bunga yang umum berwarna kuning dan

merah, spot merah pada bagian lateral lobe dan bentuk bunga (Alrich et al., 2014).

1. Taksonomi

Taksonomi anggrek bulan menurut Rukmana (2008) yakni:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida
6

Ordo : Asparagales

Famili : Orchidaceae

Subfamili : Epidendroidae

Suku : Vandeae

Subsuku : Aeridinae

Genus : Phalaenopsis

Spesies : Phalaenopsis amabilis

2. Morfologi

Anggrek Phalaenopsis amabilis memiliki morfologi yang sama seperti jenis

anggrek lainnya. Bagian tersebut terdiri dari yakni bunga, daun, akar dan batang. Bunga

Phalaenopsis terletak di ketiak daun atau bagian lateral dan bersifat hemaphrodit yakni,

terdapat organ reproduksi jantan (androecium) dan organ reproduksi betina

(gymnoecium) dalam satu kuntum bunga (Utami et al., 2007). Anggrek bulan memiliki

infloresens bunga yang terdiri dari poros malai bunga (axis) dan kuntum – kuntum

bunga.

Menurut Yusnita (2010) mahkota bunga (petal) anggrek Phalaenopsis

berjumlah tiga buah,dua petal berselang – seling dengan kelopak bunga, dan petal

termodifikasi yang berada di bawah menjadi labellum. Phalaenopsis amabilis memiliki

susunan bunga trimerous yang diartikan sebagai berjumlah tiga seperti, kelopak bunga

(sepal) sebanyak 3 buah, pada bagian teratas disebut sepal dorsal, dan 2 bagian samping

disebut sepal lateral.


7

Column atau gymnasium berada di bagian tengah bunga yang disebut sebagai

tugu bunga. Column adalah tempat organ reproduksi, pollinia dan putik. Pollinia

merupakan kumpulan serbuk sari berupa individu pollen (monads). Pollinia berwarna

kuning pucat hingga cerah yang tersimpan dalam kepala sari (anther cap) terletak

diatas ujung tugu bunga dan berjumlah 2 – 8 buah. Bagian dasar pollinia menempel

pada tangkai yang disebut caudicle. Putik terletak di bawah anther cap menghadap

labellum, sedangkan ovary berada di dasar bunga di bawah tugu, sepal dan petal (Utami

et al., 2007).

Anggrek Phalaenopsis memiliki daun yang berwarna hijau dengan tekstur tebal

berdaging yang berfungsi menyimpan air dan cadangan makanan serta klorofil.

Bentuk daun Phalaenopsis seperti daun tanaman monokotil, melebar ke arah ujung

dengan tulang daun sejajar. Pangkal daun menghimpit batang atau pangkal daun di

atasnya. Posisi daun bertunggang dan sejajar dalam dua baris yang rapat berhadapan

(berselang – seling) dengan lebar 5–10 cm (Utami et al., 2007).

Batang anggrek Phalaenopsis bersifat monopodial yakni tumbuh meninggi atau

secara vertical dengan ukuran 30 – 40 cm pada satu poros tumbuh (Yusnita, 2012). Sisi

batang diantara ketiak daun adalah tempat bunga keluar. Ukuran batang anggrek

Phalaenopsis sangat pendek, hampir tidak terlihat dan tidak menghasilkan umbi semu

(pseudo bulb) dan rhizom. Di bagian batang terdapat akar – akar udara yang berguna

sebagai alat untuk mencari makan, dan merekatkan diri pada benda – benda di sekitar

agar batang tetap tegak (Utami et al., 2007).


8

Anggrek Phalaenopsis hidup secara epifit dan memiliki akar adventif yang

tumbuh dari bagian batang antara buku – buku. Akar menempel pada batang dan

mengikuti bentuk permukaan batang tempat menempel. Jaringan velamen terdapat

pada akar anggrek yang berfungsi dalam memudahkan menyerap air yang ada pada

permukaan inang dan juga dapat berfungsi sebagai alat pernafasan anggrek. Pada akar

anggrek terdapat jamur mycorhiza yang bersimbiosis dengan cara mengambil zat

organik humus dan diubah menjadibahan makanan untuk anggrek (Utami et al., 2007).

B. Syarat Tumbuh Anggrek

Tanaman anggrek tersebar luas dari daerah tropis sampai daerah subtropis.

Anggrek akan tumbuh sehat dan berbunga teratur jika persyaratan dan kebutuhan

hidupnya terpenuhi dengan baik. Persyaratan kebutuhan hidup anggrek antara lain

ketinggian tempat, cahaya matahari, air siraman, media tanam dan tempat tumbuh,

serta perawatan yang sesuai.

1. Ketinggian tempat

Anggrek bulan dapat tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dan

umumnya hidup pada ketinggian 50-600 m diatas permukaan laut, juga dapat

berkembang dengan baik pada ketinggian 700-1.100 m di atas permukaan laut.

Anggrek ini tumbuh epifit atau menempel di pohon yang cukup rindang dan

menyukai tempat yang teduh serta lembab, terutama di hutan basah dengan curah

hujan 1.500-2.000 mm/tahun. Walau tumbuh di daerah tropis, anggrek ini


9

membutuhkan sedikit cahaya matahari (12.000-20.000 lux) sebagai penunjang

hidupnya karena tidak tahan terhadap sengatan matahari langsung. Kelembaban

udara yang diperlukan rata-rata 70-80% dengan suhu udara hangat di bawah 29°c

(Rukmana, 2008 cit Puspitaningtyas, 2010).

2. Kebutuhan cahaya

Pada umumnya kebutuhan cahaya anggrek Phalaenopsis amabilis sekitar 35 –

65%. Namun phalaenopsis yang tergolong anggrek litofit atau anggrek yang tumbuh

pada batu – batuan, dapat tahan terhadap cahaya matahari penuh (100%). Sedangkan

Phalaenopsisyang tergolong anggrek epifit, kebutuhan intensitas cahaya hanya

sekitar 50 – 60%.

3. Sirkulasi udara

Anggrek membutuhkan sirkulasi udara yang lembut dan terus-menerus jika

sirkulasi udara tidak ada atau tidak lancar, anggrek akan mudah diserang penyakit

terutama yang disebabkan oleh cendawan dan bakteri. Begitu pula jika sirkulasi

udara terlalu kencang, akan menyebabkan anggrek mengalami dehidrasi.

4. Kelembaban udara

Jenis anggrek memerlukan kelembaban yang cukup tinggi aslinya di alam

anggrek mengambil sebagian kebutuhan airnya melalui udara, baik lewat akar

maupun mulut daun. Pada umumnya tanaman anggrek membutuhkan kelembaban

udara pada siang hari berkisar antara 50 – 80% dan pada musim berbunga sekitar

50 –60%.
10

5. Kebutuhan air

Tanaman anggrek akan tumbuh dengan baik jika kebutuhan airnya tercukupi.

Sehingga dalam frekuensi dan banyaknya penyiraman sangat tergantung pada

cuaca (suhu, angin, dan cahaya), jenis, ukuran tanaman, serta keadaan lingkungan

tanaman. Penyiraman yang berlebihan akan menyebabkan penyakit kebusukan

yang disebabkan oleh bakteri atau cendawan. Sedangkan kekeringan yang

berkepanjangan akan menimbulkan dehidrasi (kekurangan air) yang ditandai

dengan pseudoblub (umbi semu) yang berubah menjadi keriput (Sutiyoso dan

Sarwono, 2002).

C. Media Tanam

Pertumbuhan tanaman anggrek baik vegetatif maupun generatif tidak hanya

ditentukan oleh faktor genetik, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti

cahaya, suhu, kelembaban, kadar O2 dan media tumbuh. Media tumbuh merupakan

salah satu syarat penting yang perlu diperhatikan dalam budidaya anggrek, karena

media berfungsi sebagai tempat berpijaknya tanaman, mempertahankan kelembaban

dan tempat penyimpanan hara serta air yang diperlukan (Batchelor, 1981 cit Wuryan,

2008).

Dalam usaha pengembangan budidaya, salah satu syarat penting yang perlu

diperhatikan adalah penggunaan media tumbuh. Media tumbuh yang baik harus

memenuhi beberapa persyaratan, yaitu : tidak cepat melapuk, tidak menjadi sumber

penyakit, mampu mengikat air dan zat-zat hara secara baik, mudah didapat dalam
11

jumlah yang diinginkan dan murah, ramah lingkungan. Beberapa jenis media

yang dapat digunakan untuk anggrek Phalaenopsis antara lain : arang kayu, sabut

kelapa, dan pakis.

Arang kayu cocok digunakan untuk tanaman anggrek di daerah kelembaban

tinggi. Hal ini dikarenakan arang kayu kurang mampu mengikat air dalam jumlah

banyak dan anggrek tidak suka kondisi yang terlalu basah. Selain itu, bahan media ini

juga tidak mudah lapuk sehingga sulit ditumbuhi jamur dan cendawan yang dapat

merugikan tanaman namun cenderung miskin akan unsur hara. Akar anggrek nantinya

akan melekat tumbuh di arang kayu dengan kuat sehingga bibit anggrek bisa tumbuh

tegak dalam pot. Jika medianya menggunakan sabut kelapa maka bibit anggrek tidak

akan tumbuh dengan kuat dan tegak karena akar-akarnya tidak dapat melekat dengan

kuat. Oleh karena itu banyak para pengusaha anggrek menggunakan berbagai macam

media yang sesuai dengan sifat anggrek serta keadaan lingkungan tempat tiggal,

misalnya daerah lembab atau panas, banyak hujan atau tidak, banyak angina atau tidak

dan lain sebagainya (Agri Bio Tech, 2011).

Menurut Sandra (2001) yang menyatakan bahwa pada usia semai harus

menggunakan media yang mempunyai kemampuan mengikat air yang cukup baik.

Namun, dibandingkan dengan media lain, kemampuan media arang kayu dalam

mengikat air masih kalah. Media arang kayu tidak mudah lapuk dan tidak mudah

ditumbuhi cendawan dan bakteri, tetapi miskin unsur hara dan harganya relatif murah

(Iswanto, 2002).
12

Dalam peneltian ini media yang digunakan adalah arang kayu di aplikasikan

dengan media moss (chile). Moss (chile) yaitu media tanam yang mengandung unsur

N 2-3 %, memiliki daya ikat air yang tinggi,aerasi dan drainase yang baik pula ( Flora

& Cikampek, 2009).

D. Pemupukan

Pemupukan merupakan cara terbaik untuk memberikan unsur hara yang sangat

dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan serta meningkatkan produktivitas

tanaman. Aplikasi pemupukan yang tepat pada anggrek harus disesuaikan dengan fase

pertumbuhannya. Pemupukan pada anggrek biasanya diaplikasikan melalui daun.

Tanaman anggrek menyerap air melalui akar udara dan stomata (Rosmanita, 2008).

Gunawan (2007) menyatakan bahwa 70% unsur hara diserap lewat stomata dan akar

udara.

Gunawan (2006) menyatakan bahwa pupuk menyediakan unsur-unsur hara

yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk majemuk yang dibutuhkan oleh anggrek

mengandung 10% N, 4% P, 6% K, 15% S, dan 7% Ca. Pertumbuhan anggrek muda

lebih baik diberikan pupuk N lebih tinggi misalnya pupuk daun dengan komposisi

unsur hara 30-10-10 selama 6 bulan sampai 1 tahun. Setelah tanaman berbunga untuk

kesinambungan kesehatan tanaman dan bunga, pupuk yang diberikan adalah pupuk

yang mengandung N, P, dan K seimbang misalnya pupuk daun dengan komposisi unsur

hara 20-20-20.
13

Menurut (Erfa, et al. 2017), pertumbuhan bibit yang lebih baik diperoleh pada

bibit yang yang diberi pupuk dengan kandungan nitrogen yang lebih tinggi seperti

dekastar. Salah satu unsur yang paling banyak dibutuhkan adalah nitrogen. Nitrogen di

dalam jaringan tumbuhan merupakan komponen dari berbagai senyawa esensial bagi

tumbuhan. Nitrogen berperan untuk merangsang pertumbuhan secara keseluruhan,

khususnya batang, cabang, dan daun. Peran nitrogen sangat penting dalam

pembentukan protein dan merupakan bagian yang penting dari asam amino, koenzim,

dan molekul protein. Oleh karena itu pemberian nitrogen dapat meningkatkan

kandungan protein dan meningkatkan pertumbuhan daun.

Unsur fosfor sangat berguna untuk merangsang pertumbuhan akar, bahan dasar

protein, memperkuat batang tanaman serta membantu asimilasi dan respirasi. Gejala-

gejala kekurangan P yaitu pertumbuhan terhambat (kerdil) karena pembelahan sel

terganggu, daun-daun menjadi ungu atau coklat mulai dari ujung daun, terlihat jelas

pada tanaman yang masih muda. Unsur kalium berfungsi membantu pembentukan

protein dan karbohidrat, memperkuat jaringan tanaman serta membentuk antibodi

tanaman melawan penyakit dan kekeringan. Salah satu fungsi spesifik unsur K adalah

sebagai pengimbang atau penetral efek kelebihan N yang menyebabkan tanaman

menjadi sukulen (awet muda) sehingga lebih mudah terserang hama penyakit, rapuh

dan mudah rontoknya bunga/buah/daun/cabang. Hal ini karena unsur K berfungsi

meningkatkan sintesis dan translokasi karbohidrat, sehingga mempercepat penebalan

dinding-dinding sel dan ketegaran tangkai/buah/cabang. (Wasis dan Fathia,

2011).
14

Pemberian pupuk Gandasil D (20:15:15) bertujuan untuk meningkatkan

pertumbuhan tanaman anggrek. Pupuk Gandasil D memiliki kandungan unsur hara N

(20%), P (15%), K (15%) serta tambahan unsur mikro Mg, Mn, B, Cu, Co, dan Zn

(Iswanto, 2002). Pupuk ini berbentuk Kristal yang larut dalam air dengan cepat.

Pupuk Dekastar (22:8:4) memiliki keunggulan yaitu mempunyai kandungan N

yang tinggi sesuai dengan kebutuhan nutrisi dari bibit anggrek, manfaat dari pupuk ini

berguna untuk menyuburkan tanaman, mempercepat pertumbuhan tunas, daun, dan

cabang. Bentuk dari pupuk berupa serbuk yang di larutkan dengan air(Erfa, et al, 2017).

Shofwaturahman (2013), menyatakan Growmore merupakan pupuk daun

lengkap dalam bentuk kristal biru sangat mudah larut dalam air, dapat diserap dengan

mudah oleh tanaman dengan cara menyemprotkannya pada daun. Komposisi unsur

hara yang dikandung oleh pupuk daun Growmore 20-20-20 adalah N 20%, P2O5 20%

dan K2O 20%. Unsur lain yaitu Ca 0,05%; Mg 0,10%; S 0,20%; B 0,02%; Cu 0,05%;

Fe 0,10%; Mo 0,05% dan Zn 0,05%. Kosentrasi yang dianjurkan adalah 1-3 g/liter air.

Pupuk daun (Gaviota) memiliki kandungan unsur Fosfor (P) yang tinggi. Unsur

Fosfor (P) sangat penting untuk merangsang pembungaan anggrek . Pupuk daun

(Gaviota) digunakan karena mengandung unsur N,P,K (21-21-21) dengan konsentrasi

yang digunakan 2g/liter air. Pupuk daun (Gaviota) dapat kita peroleh di toko yang

menjual pupuk dan alat-alat pertanian (Setiawati, 2011).


15

E. Hipotensis

Diduga dengan pemberian pupuk Dekastar (17:11:10) baik untuk mempercepat

pertumbuhan anggrek bulan.


17

Anda mungkin juga menyukai