Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari
anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang
memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak
bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga(sehingga disebut tepal). Satu
helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu
struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat
pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung
oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili)
dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan
terjadi penyerbukan.
Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan
terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa angin. Biji
anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan; bahkan embrionya belum
mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium
yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga kemasakan.
Anggrek
banyak
ditemukan
di
berbagai
wilayah
Indonesia
seperti
tipe ini mirip cymbidium. Bunga-bunga anggrek ini tidak terlalu besar. Ukuran sepalnya
dengan panjang hanya 3 cm. Berwarna kehijauan pucat. Hampir seluruh permukaan sepal dan
petalnya tertutup warna coklat. Pada varietas tigrinum, sepal dan petalnya mempunyai
gambaran bercak-bercak besar dan rapat serta tidak teratur berwarna coklat.
Gramatophyllum scriptum adalah Anggrek Epifit yang memiliki umbi semu dengan
ukuran 14 20 cm dan jumlah daun 2 3 helai dengan ukuran 60 x 5 cm. Tangkai bunga
keluar dari pangkal umbi semu dengan panjang 100 150 cm. Jumlah bunga dapat mencapai
100 kuntum, masa mekar 2 6 minggu, masa berbunga sekitar September April. Sepal dan
Petal berwarna hijau muda agak kuning, totol-totol coklat dengan diameter 9 10 cm, buah
berukuran 9 x 4 cm, dengan masa matang buah 5 7 bulan.
Bunga anggrek macan tersusun dalam karangan bunga. Jumlah kuntum bunga pada
karangan tersebut dapat terdiri dari satu sampai banyak kuntum. Karangan bunga pada
spesies ini terletak pada terminal dan aksilar ( Latif,1972). Bunga anggrek ini memiliki lima
bagian utama yaitu sepal ( daun kelopak ),petal (daun mahkota),stamen ( benang sari ),pistil
(putik),dan ovarium ( bakal buah). Sepal tersebut berjumlah tiga buah. Sepal bagian atas
disebut sepal dorsal dan dua bagian lainnya disebut sepal lateral. Anggrek ini memiliki tiga
buah petal, petal pertama dan kedua letaknya saling berseling dengan sepal. Petal ketiga
mengalami modifikasi menjadi labellum (bibir). Pada labellum terdapat gumpalan-gumpalan
yang mengandung protein,minyak,dan zat pewangi yang berfungsi untuk menarik serangga
dalam melakukan polinasi ( Soeryowinoto,1987)
Bunga anggrek macan ( Gramatophylum scriptum ) memiliki berbagai manfaat
dalam kehidupan sehari-hari. Dimana bunga anggrek macan ini dapat menyembuhkan
penyakit sariawan dan kuku yang mengeluarkan nanah. Selain sebagai obat,anggrek macan
juga dapat digunakan sebagai tanaman hias di perkarangan rumah atau kantor.
Berikut ini beberapa gambar dari anggrek macan ( Gramatophylum scriptum ) :
Daftar pustaka
Amiarsi, D., Syaifullah.,Yulianingsih. 1996. Komposisi terbaik untuk larutan perendaman
bunga anggrek potong Dendrobium Sovia Deep Pink. J. Hortikultura.
9(1):45-50
Kesaulija, S. E. 2002. Eksplorasi Jenis Anggrek Epifit pada Kawasan Hutan
Mangrove Oransbari Kabupaten Manokwari. Skripsi Fakultas Kehutanan UNIPA
Latief, Husein. 1972. Budidaya Anggrek. Jakarta; Erlangga
Milear, A. 1978. Orchids of Papua New Guinea an Introduction. Australia National
University Press. Canberra
Sandra, E. 2002. Membuat anggrek rajin berbunga. Agro Media Pustaka. hal. 1-2.
Soeryowinoto, M. 1987. Mengenal Anggrek Alam Indonesia. Jakarta ; PT. Penebar
Swadaya
Rukmana, R. 2000. Budi daya anggrek bulan. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. hal. 9-10.
Widiastoety, D., N. Solvia., Syafni. 1998. Kultur embrio pada anggrek Dendrobium. J.
Hortikultura. 7(4):860- 868