Anda di halaman 1dari 5

Salah satu jenis tanaman hias penting di dunia adalah anggrek.

Menurut para ahli


botani, di dunia terdapat lebih dari 30.000 spesies anggrek. Di Indonesia, plasma
nutfah anggrek diperkirakan lebih dari 5.000 jenis (Rukmana 2000), sekitar 80% genera
dan spesies anggrek berada di kawasan Asean (Amiarsi et al., 1996).
Anggrek dari famili Orchidaceae merupakan salah satu tumbuhan berbunga yang
banyak tersebar dan beraneka ragam di dunia. Anggota dari suku ini dapat ditemukan di
seluruh dunia, kecuali padang pasir yang kering dan daerah yang selalu tertutup salju.
Jenis anggrek yang terdapat di dunia berkisar antara 17.000-35.000. Kontribusi anggrek
Indonesia dalam khasanah anggrek dunia cukup besar. Dari 20.000 spesies anggrek yang
tersebar di seluruh dunia, 6.000 di antaranya berada di hutan Indonesia (Widiastoety et al.,
1998; Sandra 2002).
Anggota suku ini cenderung memiliki organ-organ yang sukulen atau "berdaging"
tebal dengan kandungan air yang tinggi. Dengan demikian ia dapat hidup pada kondisi
ketersediaan air yang rendah. Air diperoleh dari hujan, tetesan, embun, atau uap air di udara.
Namun demikian, anggrek tidak ditemukan di daerah gurun karena perakarannya tidak
intensif. Anggrek menyukai cahaya matahari tetapi tidak langsung sehingga ia biasa
ditemukan di alam sebagai tumbuhan lantai hutan atau di bawah naungan. Sebagai tanaman
hias, anggrek tahan di dalam ruang.
Akar serabut, tidak dalam. Jenis-jenis epifit yaitu mengembangkan akar sukulen dan
melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,namun tidak merugikan pohon inang. Ada
pula yang tumbuh geofitis,dengan istilah lain terrestria artinya tumbuh di tanah dengan akarakar di dalam tanah. Ada pula yang bersifat saprofit, tumbuh pada media daun-daun kering
dan kayu-kayu lapuk yang telah membusuk menjadi humus. Pada permukaan akar seringkali
ditemukan jamur akar (mikoriza) yang bersimbiosis dengan anggrek
Batang anggrek beruas-ruas. Anggrek yang hidup di tanah ("anggrek tanah")
batangnya pendek dan cenderung menyerupai umbi. Sementara itu, anggrek epifit batangnya
tumbuh baik, seringkali menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan
berlebihan. Pertumbuhan batang dapat bersifat "memanjang" (monopodial) atau "melebar"
(simpodial), tergantung genusnya.
Daun anggrek biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas
daun monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air.

Bunga anggrek berbentuk khas dan menjadi penciri yang membedakannya dari
anggota suku lain. Bunga-bunga anggrek tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang
memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak
bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga(sehingga disebut tepal). Satu
helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang melindungi suatu
struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik. Benang sari memiliki tangkai sangat
pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram kecil (disebut "pollinia") dan terlindung
oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh serangga penyerbuk (atau manusia untuk vanili)
dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Tanpa bantuan organisme penyerbuk, tidak akan
terjadi penyerbukan.
Buah anggrek berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan
terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa angin. Biji
anggrek tidak memiliki jaringan penyimpan cadangan makanan; bahkan embrionya belum
mencapai kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium
yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga kemasakan.
Anggrek

banyak

ditemukan

di

berbagai

wilayah

Indonesia

seperti

Jawa,Sumatera,Kalimantan,Nusa Tenggara, Maluku, Papua,dan Sulawesi. Wilayah papua


memiliki kurang lebih 2.770 jenis anggrek yang terdiri dari 133 marga, dimana sebagaian
besar terdiri atas Bulbophyllum 569 jenis dan Dendrobium 512 jenis ( Millear,1978)
Salah satu jenis anggrek alami yang berada pada wilayah papua yaitu
Gramatophyllum scriptum / Gramatophyllum papuanum. Gramatophyllum scriptum
terdistribusi pada kawasan hutan manggrove Papua antara lain ; Oransbari, Manokwari, Pulau
Rumberpon, Pulau Nau, Yapen Waropen dengan rata-rata berasosiasi pada pohon inang
diantaranya Bruguiera gymnorhioza, Heriiera litoralis, Fruticosum, Ficus sp, Homalium
foetidum, Intsia sp, Palaquium sp, Terminalia sp, Vatica sp, dan Xylocarpus sp
(Kesaulija,2002). Terkadang spesies ini juga berasosiasi dengan pohon kelapa serta tumbuh
pada sela-sela tangkainya ( Millear,1978). Selain di wilayah papua anggrek macan juga
tesebar pada wilayah Makasar dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bunga Anggrek macan ini termasuk dalam kategori anggrek terrestrial yang
hidup ditempat yang banyak mengandung humus dan lembab. Namun berdasarkan
pertumbuhannya termasuk anggrek monopodial karena pola tumbuhnya yang keatas
(vertikal), dan daunnya akan terus bertambah sepanjang umurnya.
Anggrek ini termasuk berumbi semu pendek, umbinya tidak tertutup oleh upih
daun.Beberapa helai daun tumbuh dipuncak umbisemu.Perawakan (habitus) tanaman dari

tipe ini mirip cymbidium. Bunga-bunga anggrek ini tidak terlalu besar. Ukuran sepalnya
dengan panjang hanya 3 cm. Berwarna kehijauan pucat. Hampir seluruh permukaan sepal dan
petalnya tertutup warna coklat. Pada varietas tigrinum, sepal dan petalnya mempunyai
gambaran bercak-bercak besar dan rapat serta tidak teratur berwarna coklat.
Gramatophyllum scriptum adalah Anggrek Epifit yang memiliki umbi semu dengan
ukuran 14 20 cm dan jumlah daun 2 3 helai dengan ukuran 60 x 5 cm. Tangkai bunga
keluar dari pangkal umbi semu dengan panjang 100 150 cm. Jumlah bunga dapat mencapai
100 kuntum, masa mekar 2 6 minggu, masa berbunga sekitar September April. Sepal dan
Petal berwarna hijau muda agak kuning, totol-totol coklat dengan diameter 9 10 cm, buah
berukuran 9 x 4 cm, dengan masa matang buah 5 7 bulan.
Bunga anggrek macan tersusun dalam karangan bunga. Jumlah kuntum bunga pada
karangan tersebut dapat terdiri dari satu sampai banyak kuntum. Karangan bunga pada
spesies ini terletak pada terminal dan aksilar ( Latif,1972). Bunga anggrek ini memiliki lima
bagian utama yaitu sepal ( daun kelopak ),petal (daun mahkota),stamen ( benang sari ),pistil
(putik),dan ovarium ( bakal buah). Sepal tersebut berjumlah tiga buah. Sepal bagian atas
disebut sepal dorsal dan dua bagian lainnya disebut sepal lateral. Anggrek ini memiliki tiga
buah petal, petal pertama dan kedua letaknya saling berseling dengan sepal. Petal ketiga
mengalami modifikasi menjadi labellum (bibir). Pada labellum terdapat gumpalan-gumpalan
yang mengandung protein,minyak,dan zat pewangi yang berfungsi untuk menarik serangga
dalam melakukan polinasi ( Soeryowinoto,1987)
Bunga anggrek macan ( Gramatophylum scriptum ) memiliki berbagai manfaat
dalam kehidupan sehari-hari. Dimana bunga anggrek macan ini dapat menyembuhkan
penyakit sariawan dan kuku yang mengeluarkan nanah. Selain sebagai obat,anggrek macan
juga dapat digunakan sebagai tanaman hias di perkarangan rumah atau kantor.
Berikut ini beberapa gambar dari anggrek macan ( Gramatophylum scriptum ) :

Daftar pustaka
Amiarsi, D., Syaifullah.,Yulianingsih. 1996. Komposisi terbaik untuk larutan perendaman
bunga anggrek potong Dendrobium Sovia Deep Pink. J. Hortikultura.
9(1):45-50
Kesaulija, S. E. 2002. Eksplorasi Jenis Anggrek Epifit pada Kawasan Hutan
Mangrove Oransbari Kabupaten Manokwari. Skripsi Fakultas Kehutanan UNIPA
Latief, Husein. 1972. Budidaya Anggrek. Jakarta; Erlangga
Milear, A. 1978. Orchids of Papua New Guinea an Introduction. Australia National
University Press. Canberra
Sandra, E. 2002. Membuat anggrek rajin berbunga. Agro Media Pustaka. hal. 1-2.
Soeryowinoto, M. 1987. Mengenal Anggrek Alam Indonesia. Jakarta ; PT. Penebar
Swadaya
Rukmana, R. 2000. Budi daya anggrek bulan. Yogyakarta. Penerbit Kanisius. hal. 9-10.
Widiastoety, D., N. Solvia., Syafni. 1998. Kultur embrio pada anggrek Dendrobium. J.
Hortikultura. 7(4):860- 868

Anda mungkin juga menyukai