Anda di halaman 1dari 19

Penyerbukan atau Persarian (pollinatio)

dan Pembuahan (Fertilisatio)


Pengertian :
- penyerbukan
- pembuahan
 Penyerbukan adalah jatuhya serbuk sari ke kepala
putik (untuk tumbuhan berbiji tertutup), atau jatuhya
serbuk sari langsung pada bakal biji (untuk tumbuhan
biji telanjang).
 Pembuahan adalah terjadinya perkawinan (persatuan
atau peleburan menjadi satu) sel telur yang terdapat
dalam kandung lembaga di dalam bakal biji dengan
suatu inti yang berasal dari serbuk sari.
 Terjadinya lembaga dari sel telur yang tidak
dibuahi/tanpa pembuahan dinamakan
parthenogenesis.
 Pembentukan calon tumbuhan baru (lembaga) yang
disertai dengan peristiwa perkawinan antara sel telur
dengan inti sperma, disebut amfimiksis (amphimixis).
 Pembetukan lembaga (calon tumbuhan baru) tanpa
adanya peristiwa perkawinan terlebih dahulu disebut
apomiksis (apomixis).
 Macam-macam apomiksis :
1. Apogami, yaitu terjadinya lembaga dari salah satu inti
dalam kandung lembaga, tetapi bukan dari sel telur, dan
juga tanpa perkawinan.
2. Pembentukan lembaga yang liar (embrioni adventif), yaitu
jika terbentuknya lembaga dari salah satu sel pada bakal
biji, di luar kandung lembaga, misalnya dari sel nuselus
atau sel integumentum.
 Jika dalam satu bakal biji, disamping lembaga yang
berasal dari sel telur, masih terjadi apogami atau
embrioni adventif, maka biji yang terjadi merupakan
sebuah biji yang di dalamnya terkandung lebih dari
satu lembaga, yang dikenal sebagai peristiwa
poliembrioni
 Peristiwa poliembrioni dapat terlihat jika dari satu biji
yang berkecambah, kemudian muncul lebih dari satu
tumbuhan baru. Contoh pada jeruk (Citrus sp.),
mangga (Manggifera sp.), duku (Lansium
domesticum), dll.
Berdasarkan asal serbuk sari, penyerbukan dapat dibedakan menjadi:

1. Penyerbukan sendiri (autogamy), jika serbuk sari yang


jatuh di kepala putik berasal dari bunga itu sendiri.
2. Penyerbukan tetangga (geitonogamy), jika serbuk sari
yang jatuh dikepala putik berasal dari bunga lain pada
tumbuhan itu juga.
3. Penyerbukan silang (allogamy), jika serbuk sari yang
jatuh dikepala putik berasal dari bunga tumbuhan
lain, tetapi masih satu jenis.
4. Penyerbukan bastar (hybridogamy), jika serbuk sari
berasal dari bunga pada tumbuhan lain yang berbeda
jenisnya atau mempunyai satu sifat yang berbeda.
 Jika suatu tumbuhan dapat menghasilkan buah dan
biji melalui penyerbukan sendiri, tumbuhan itu
dikatakan bersifat subur sendiri
 Suatu tumbuhan yang hanya dapat membentuk buah
dan biji karena adanya penyerbukan silang, tumbuhan
itu dikatakan mempunyai sifat mandul sendiri.
 Tumbuhan yang mengadakan penyerbukan sendiri
seringkali menghasilkan keturunan yang
memperlihatkan sifat-sifat yang lebih buruk dari pada
tumbuhan induknya
 Misalnya buah kurang banyak dan mundur
kualitasnya, lebih mudah terserang penyakit
 Gejala ini dalam praktek pertanian dikenal sebagai
gejala degenerasi, kemunduran atau kemerosotan
(degeneratio)
 Penyerbukan sendiri yang berlangsung sebelum bunga
mekar dinamakan penyerbukan tertutup atau
kleistogami (cleistogamy)
 contoh pada bunga ceplikan (Ruellia tuberosa L.)
 Penyerbukan bastar dapat terjadi dengan sendirinya di
alam, tetapi seringkali dilakukan pula oleh manusia
dengan sengaja, dengan tujuan untuk mendapatkan
keturunan baru dengan sifat-sifat tertentu. Pekerjaan
yang dilakukan dengan sengaja dinamakan
pembastaran (hybridisatio).
Pembastaran dapat dilakukan:

1. Antara dua tumbuhan yang berbeda varietas atau


pembastaran antar varietas, misalnya antara pohon
mangga golek dengan mangga gadung.
2. Antara dua jenis tumbuhan atau pembastaran antar
jenis, misalnya antara pohon mangga (Mangifera
indica L.) dengan kuweni (Mangifera odorata Griff.).
3. Antara dua jenis tumbuhan yang berbeda marganya
(genus) atau pembastaran antara Lombok (Capsicum
sp) dengan terong (Solanum sp).
Hal-hal yang menyebabkan penyerbukan sendiri tidak dapat terjadi:

1. Tumbuhan berumah dua (dioecus), artinya tumbuhan


mempunyai bunga jantan dan bunga betina yang
letaknya pada dua individu berlainan, dengan
demikian satu-satunya cara penyerbukan yang dapat
terjadi adalah penyerbukan silang.
2. Adanya dikogami (dichogamy), artinya pada satu
bunga kepala sari dan kepala putik tidak bersamaan
waktu masaknya.
3. Adanya herkogami (herchogamy), artinya pada satu
bunga kepala sari dan kepala putik letaknya berjauhan
4. Adanya heterostili, yaitu suatu variasi herkogami, bila
pada beberapa individu tumbuhan sejenis terdapat
bunga dengan benang sari dan tangkai putik yang
berbeda sekali panjangnya, sehingga dengan demikian
penyerbukan sendiri tidak mungkin dapat terjadi.
5. Adanya peristiwa kemandulan (sterilitas). Bunga yang
memiliki sifat ini, walaupun diserbuki, tetapi tidak
diikuti pembuahan atau mungkin menyebabkan
gugurnya putik dan bunganya, contoh pada anggrek
Berdasarkan perbedaan waktu masak antara kepala sari dan kepala
putik pada bunga yang memperlihatkan dikogami, dapat dibedakan:

1. Protandri atau proterandri, jika dalam satu bunga


yang masak terlebih dahulu adalah kepala sari, baru
kemudian kepala putiknya.
2.Protogini atau proterogini, jika yang masak lebih
dulu putiknya, baru kepala sarinya.
Heterostili dapat dibedakan lagi dalam:

1.Heterodistili (heterodistyly), jika pada satu jenis tumbuhan


ditemukan individu dengan dua bentuk (dimorfisme) bunga,
yaitu:
Individu dengan bunga yang bertangkai putik panjang dan
benang sari yang pendek
Individu dengan bunga yang bertangkai putik pendek dan
benang sari yang panjang
2.Heterotristili (heterotristyly), jika dalam satu jenis ada
individu-individu yang:
Mempunyai bunga dengan tangkai putik pendek dengan benang
sari yang sedang atau panjang
Mempunyai bunga dengan tangkai putik sedang dan benang sari
yang pendek atau panjang
Mempunyai bunga dengan tangkai putik yang panjang dan
benang sari pandek atau sedang
Berdasarkan vector atau perantaranya, penyerbukan
dibedakan dalam beberapa macam :

1. Penyerbukan dengan perantaraan angin (anaemophyly,


anemogamy), jika serbuk sari sampai pada bunga yang
diserbuki dengan perantaraan angin.
Penyerbukan secara anemofili terjadi pada tumbuhan
yang mempunyai sifat-sifat berikut :
Menghasilkan banyak sekali serbuk sari yang kecil,
lembut serta kering tidak berlekatan, sehingga mudah
sekali beterbangan ke mana-mana jika tertiup angin.
Kepala putik mempunyai bentuk seperti bulu ayam
atau benang, hingga kemungkinan menangkap serbuk
sari yang beterbangan menjadi lebih besar.
Bunga seringkali tidak mempunyai hiasan bunga
(kelopak dan mahkota) atau kedua bagian bunga itu
amat tereduksi, sehingga baik benang sari maupun
kepala putiknya tidak terlindung.
Kepala sari tidak melekat erat pada tangkai sari,
memudahkan berhamburannya serbuk sari ke mana-
mana ditiup angin.
Tempat bunga tidak tersembunyi.
2. Penyerbukan dengan perantaraan air (hydrophyly,
hydrogamy). Hanya terjadi pada tumbuhan yang
hidup di air (hydrophyta), baik di air tawar maupun di
air laut. Misalnya pada berbagai jenis tumbuhan air
yang biasa ditemukan di sawah, kolam, atau rawa-rawa
yang biasa dikenal dengan nama “ganggeng”. Nama ini
bukan tumbuhan yang dikenal dengan algae, tetapi
suatu jenis tumbuhan berbunga dan berbiji yang
dengan nama ilmiahnya Hydrilla verticillata Presl.)
3. Penyerbukan dengan perantaraan binatang
(zoidyophyly, ziodyogamy). Hewan sebagai perantara
penyerbukan.
Ciri-ciri bunga zoidiophily :
Mempunyai warna yang menarik
Menghasilkan sesuatu yang menarik atau menjadi
makanan binatang
Serbuk sari sering bergumpal-gumpal dan berpelekat,
sehingga mudah menempel pada tubuh binatang
Mempunyai bentuk khusus, sehingga bunga hanya
dapat dikunjungi oleh hewan tertentu saja.
Berdasarkan golongan binatang apa yang dapat menjadi perantara
penyerbukan, maka penyerbukan zoidiofili dibedakan atas :

1. Penyerbukan dengan perantaraan serangga


(entomophyly, entomogamy),
* seperti kupu-kupu, lebah, kumbang, dan mungkin
beberapa golongan serangga lainnya.
* Binatang ini umumnya datang mengunjungi bunga
karena tertarik oleh warna, bau, dan biasanya
mereka mengunjungi bunga untuk mencari
makanan.
2. Penyerbukan dengan perantaraan burung
(ornithophyly, ornitogamy).
• Pohon dadap (Erythrina lithosperma Bl), pohon randu
hutan (Bombax malabaricum D.C),
• jika sedang berbunga ramai sekali mendapat
kunjungan berbagai jenis burung, seperti kutilang
(Pycnonotus aurigaster), kokak (Pycnonotus analis),
• berbagai macam burung madu dan burung-burung
pengisap madu (Nectariniidae dan Meliphagidae).
3. Penyerbukan dengan perantaraan kelelawar
(chiropterophyly, chiropterogamy),
* binatang yang dapat dianggap menjadi perantara
penyerbukan, terutama untuk pohon-pohon yang
bunganya mekar pada sore atau malam hari.
4. Penyerbukan dengan perantaraan siput (malacophyly,
malacogamy),
* golongan siput yang menjadi perantara jika
dibandingkan dengan binatang lain tentu saja
kemungkinannya jauh lebih kecil, karena pada bunga
tidak atau belum diketahui adanya sesuatu yang
khusus yang dapat menarik perhatian siput.

Anda mungkin juga menyukai