Anda di halaman 1dari 17

A.

Pengertian dan Contoh Perkembangbiakan Tumbuhan secara Generatif


1. Pengertian Perkembangbiakan Tumbuhan secara Generatif
Perkembangbiakan tumbuhan secara generatif adalah perkembangbiakan tumbuhan
secara kawin atau perkembangbiakan yang dialami oleh tumbuhan berbiji melalui
penyerbukan. Proses perkembangbiakan generatif ini membutuhkan alat kelamin jantan dan
alat kelamin betina. Organ reproduksi jantan pada bunga disebut benang sari, sedangkan
organ reproduksi betina pada bunga disebut putik.
Penyerbukan adalah proses atau peristiwa jatuhnya serbuk sari di atas kepala putik.
Serbuk sari atau pollen (bahasa Inggris) merupakan alat penyebaran dan perbanyakan
generatif dari tumbuhan berbunga. Serbuk sari merupakan modifikasi dari sel sperma. Secara
sitologi, serbuk sari merupakan sel dengan tiga nukleus, yang masing-masing dinamakan inti
vegetatif, inti generatif I, dan inti generatif II. Sel dalam serbuk sari dilindungi oleh dua
lapisan (disebut intine untuk yang di dalam dan exine yang di bagian luar) untuk
mencegahnya mengalami dehidrasi.

Sumber gambar : pixabay.com


Penyerbukan pada tumbuhan dapat dibantu oleh pihak luar misalnya manusia, hewan,
air, dan angin:
 contoh tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh manusia : salak, vanili
 contoh tumbuhan yang penyebukannya dibantu oleh hewan ( serangga, kelelawar,
burung ) yakni bunga penghasil madu dan bunga yang mengeluarkan aroma,
misalnnya kamboja, duren
 contoh tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh air yakni tumbuhan yang
habitatnya di dalam air, misalnya hydrilla
 contoh tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh angin yakni tumbuhan yang
serbuk sarinya kering dan ringan serta mahkota bunganya kecil, misalnya jagung dan
rumput-rumputan
Empat ( 4 ) Jenis Penyerbukan berdasarkan asal serbuk sarinya:
 autogami/penyerbukan sendiri adalah proses penyerbukan, di mana serbuk sari jatuh
ke kepala putik bunga itu sendiri
 geitonogami/penyerbukan tetangga adalah proses penyerbukan, di mana serbuk sari
jatuh ke kepala putik bunga lain yang masih dalam 1 tumbuhan tersebut
 alogami/penyerbukan silang adalah proses penyerbukan, di mana serbuk sari jatuh ke
kepala putik bunga lain yang berbeda tumbuhan namun tumbuhan tersebut masih satu
jenis
 penyerbukan bastar/hybrid adalah proses penyerbukan, di mana serbuk sari jatuh ke
kepala putik bunga lain yang berbeda jenisnya

Jenis penyerbukan Asal serbuk sari

Autogami (penyerbukan sendiri) Dari satu bunga yang sama

Geitonogami (penyerbukan Dari bunga lain dalam satu pohon


tetangga)

Alogami (penyerbukan silang) Dari bunga pohon lain yang masih


satu spesies

Bastar Dari bunga lain yang berasal dari


varietas lain

Penyerbukan akan diikuti proses pembuahan. Pembuahan merupakan proses


peleburan sel kelamin jantan dan sel kelamin betina yang pada akhirnya akan menghasilkan
zigot dan menjadi organisme baru. Jika pembuahan berhasil maka akan terbentuk biji. Jadi
hasil perkembangbikan generatif adalah biji. Agar serbuk sari sampai ke kepala putik maka
dalam penyerbukan ada hal-hal yang menjadi perantaranya, antara lain angin, air, hewan, dan
manusia.
a. Angin (Anemogami)
Anemogami adalah sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan bantuan angina.
Ciri-ciri bunga yang penyerbukannya secara anemogami adalah sebagai berikut:
1. bunga tidak berwarna cerah, biasanya hijau, dan tidak terdapat kelopak bunga
2. bunga tidak berbau
3. tidak memiliki kelenjar madu
4. benang sari bertangkai panjang dan berjumbai di luar bunga
5. putik melekat di tengah
6. serbuk sari sangat banyak, kecil seperti bubuk, kering, ringan, dan permukaannya
halus
7. struktur bunga sederhana
8. putik berbentuk spiral atau pensil sehingga membentuk permukaan yang lebih besar
untuk memudahkan menangkap serbuk sari.
Anemogami dapat terjadi pada rumput-rumputan.
b. Air (Hidrogami)
Hidrogami artinya sampainya serbuk sari ke kepala putik dengan bantuan air.
Hidrogami lazim terjadi pada tumbuhan air, misalnya Hydrilla, eceng gondok, dan teratai.
c. Hewan (Zoidiogami)
Penyerbukan dengan perantara hewan biasanya dilakukan oleh serangga, burung,
kelelawar, dan siput. Hewan-hewan yang berperan dalam penyerbukan disebut polinator dan
peristiwa penyerbukannya disebut polinasi.
d. Entomogami
Entomogami adalah penyerbukan dengan perantara serangga. Entomogami biasanya
terjadi pada tumbuhan yang menghasilkan madu dan serbuk sari. Contoh hewannya, antara
lain kupu-kupu, lalat, kumbang, dan lebah. Saat mengisap madu, tubuh serangga tertempel
serbuk sari, dan jika serangga beralih ke bunga lain atau menyentuh kepala kepala putik
tersebut sehingga terjadilah penyerbukan.
Ciri-ciri bunga yang diserbuki oleh serangga adalah sebagai berikut:
1. mahkota dan benang sari berwarna cerah
2. memiliki kelenjar madu
3. benang sari di dalam bunga
4. anthera (kepala sari) bersatu di bagian dasar atau belakangnya
5. serbuk sari hanya sedikit, besar seperti tepung, berat, lengket, dan kadang-kadang
permukaannya berukir
6. putik lengket dan kecil
7. struktur bunga termodifikasi untuk tempat mendarat dan makan bagi serangga
8. bunga berbau harum
9. Ornitogami
Ornitogami adalah penyerbukan dengan bantuan burung. Bunga yang dipolinasi oleh
burung biasanya mengandung madu dan air, serta berwarna merah atau mengandung unsure
warna merah karena burung peka terhadap warna ini. Selain itu, bentuk bunga yang diserbuki
burung biasanya khusus. Contohnya, bunga yang diserbuki oleh burung kolibri memiliki
tabung nectar yang panjang dan sempit. Burung kolibri menjilat madu dengan lidahnya yang
tipis dan panjang.
e. Kelelawar (Kripterogami)
Kripterogami adalah penyerbukan dengan bantuan kelelawar. Bunga yang dipolinasi
oleh kelelawar biasanya mekar di malam hari, berukuran besar, berwarna cerah, dan letaknya
tidaknya tersembunyi.
f. Siput (Malakogami)
Malakogami adalah penyerbukan yang terjadi dengan bantuan siput. Malakogami
terjadi pada tumbuhan yang sering dikunjungi siput.
g. Manusia (Antropogami)
Antropogami adalah penyerbukan yang sengaja dilakukan oleh manusia, misalnya
penyerbukan pada bunga tumbuhan vanili dan beberapa jenis anggrek. Penyerbukan dengan
perantara manusia biasanya dilakukan karena bunga tersebut tidak dapat menyerbuk sendiri
atau karena manusia ingin melakukan persilangan buatan untuk mencari varietas-varietas
baru.
Pembahasan reproduksi generatif pada tumbuhan akan dibagi menjadi dua, yaitu kelas
Angiospermae dan Gymnospermae. Berikut akan dibahas satu persatu.
2.1 Pembuahan pada Gymnospermae
Dalam membahas pembuahan pada Gymnospermae diambil contoh Pinus merkusi.
Pada tumbuhan berduri jarum (konifer), misalnya pinus, gamet jantan dan betina dihasilkan
dalam konus (strobilus). Konifer bersifat heterospora, artinya menghasilkan mikrospora
(gamet jantan) dan megaspora (gamet betina). Mikrospora akan tumbuh menjadi dua
mikrosporangia di dalam tiap mikrosporofil konus jantan, sedangkan megaspora tumbuh
menjadi 2 megasporangia (ovulum) di tiap megasporofil konus betina . Ukuran konus jantan
lebih kecil dibandingkan konus betina.
Konus jantan melepaskan mikrospora (serbuk sari) yang bersayap satu pasang yang
kemudian akan diterbangkan ke konus betina. Mikrospora (serbuksari) kemudian menempel
pada tetes penyerbukan.
Proses penyerbukan
Serbuk sari yang sampai pada tetes penyerbukan terdiri dari dua sel, yaitu sel
generatif dan sel vegetatif. Serbuk sari akan terisap masuk lewat mikrofil ke dalam ruang
bakal biji (ruang serbuk). Di dalam ruang serbuk, serbuk sari kemudian tumbuh membentuk
buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari mulai menembus nuselus. Pembuahan terjadi kira-kira
satu tahun setelah penyerbukan. Selama satu tahun tersebut, sel induk megaspora dalam
nuselus melakukan meiosis menghasilkan 4 sel haploid. Satu sel haploid bertahan sebagai
megaspore yang kemudian membelah berkali-kali membentuk gametofit betina yang belum
dewasa, sementara 3 inti haploid sisanya berkembang menjadi dua arkegonium yang masing-
masing mengandung telur. Saat inilah telur sudah siap dibuahi.
Saat pembuahan, buluh serbuk sari bergerak ke ruang sarkegonium Bersamaan
dengan itu, sel generatif membelah menjadi dua, yang satu disebut dislokator (sel dinding)
dan yang lain disebut sel spermatogen. Sel spermatogen kemudian membelah menjadi dua
spermatozoid yang bentuknya seperti rumah siput dengan rambut getar yang tersusun dalam
satu spiral.
Sesampainya di ruang arkegonium, sel vegetatif lenyap dan spermatozoid dilepaskan
ke dalam ruang arkegonium yang berisi cairan sehingga spermatozoid dapat berenang-
renang. Didalamnya .kemudian terjadilah pembuahan sel telur oleh spermatozoid yang
menghasilkan zigot sebagai calon embrio. Semua sel telur dalam arkegonium mungkin
dibuahi, tetapi hanya satu zigot yang berkembang menjadi embrio. Embrio pinus
mengandung akar rudiment (belum sempurna) dan beberapa daun-daun embrio yang disebut
kotiledon. Pembuahan pada Gymnospermae disebut pembuahan tunggal karena hanya terjadi
satu kali pembuahan, yaitu antara spermatozoid dengan sel telur.
2.2 Pembuahan pada Angiospermae
Organ reproduksi Angiospermae adalah bunga. Bunga terdiri atas kelopak (calyx),
mahkota (corolla), benang sari (stamen), dan putik (pistillum). Yang berfungsi sebagai alat
kelamin betina adalah putik.
Benang sari terdiri atas kepala sari (anthera) dan tangkai sari (filament). Gamet jantan
(serbuk sari) dibentuk dalam kepala sari. Di dalam kepala sari terdapat ruang-ruang serbuk
sari yang jumlahnya tergantung spesiesnya. Di tiap ruang serbuk sari terdapat sejumlah
mikrosporofit yang bersifat diploid. Mikrosporosit-mikrosporosit membelah secara meiosis
menjadi 4 mikrospora. Tiap mikrospora lalu berkembang menjadi mikrospora dewasa atau
serbuk sari (pollen). Tiap serbuk sari mengandung 1 inti generatif dan 1 ssel tabung yang siap
untuk membuahi.
Putik terdiri atas kepala putik (stigma), tangkai putik (stilus), dan ovarium yang berisi
ovulum (bakal biji). Kepala putik berfungsi sebagai tempat melekatnya serbuk sari, tangkai
putik berfungsi sebagai tempat lewatnya buluh serbuk, dan ovarium adalah tempat
pembentukan gamet betina atau sel induk megaspora (kandung lembaga).
Sel tersebut membelah secara meiosis membentuk 4 sel, tetapi hanya satu yang
bertahan menjadi megaspore. Inti sel megaspora ini kemudian membelah menjadi dua, dan
tiap-tiap inti membelah menjadi dua, dan tiap-tiap inti membelah lagi dua kali berturut-turut
dan akhirnya menjadi delapan inti. Selanjutnya, tiga inti menempatkan diri di bagian dinding
dan disebutantipoda dan satu inti menuju ketengah; tiga inti lainnya menempatkan diri pada
daerah dekat mikrofil dan satu inti menuju ketengah. Dua dari tiga inti di dekat mikrofil
tersebut yang berada di tepi dinamakan sinergid (sel pengiring) dan yang di tengah adalah sel
telur (ovum). Adapun inti-inti yang menuju ke tengah kemudian melebur menjadi inti yang
diploid (2n) dan dinamakan inti kandung lembaga sekunder (inti sel polar).
Pembuahan pada Angiospermae diawali oleh peristiwa penyerbukan, yaitu sampainya
serbuk sari pada kepala putik. Melekatnya serbuk sari karena adanya zat perekat yang
dihasilkan oleh kepala putik. Serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang kemudian
dengan gerak kemotropi bergerak ke bakal biji di dalam bakal buah.
Pada saat serbuk sari tumbuh menjadi buluh serbuk sari, dinding luarnya (eksin)
pencah dan dinding dalamnya (intin) larut lalu tumbuh memanjang. Di dalam buluh serbuk
sari, sel generatif membelah secara mitosis membentuk 2 sperma (gamet jantan), sedangkan
inti vegeratif tidak membelah.
Buluh serbuk sari yang jumlahnya banyak menuju ke bakal bji (kandung lembaga).
Setelah sampai pada mikrofil, inti vegetatif berdegenerasi kemudian lenyap. Inti generatif
(sperma) masuk dan terjadilah pembuaha. Salah satu sperma membuahai sel telur (ovum)
yang kemudian tumbuh menjadi embrio, dan satu sperma yang lain membuahi inti kandung
lembaga sekunder yang kemudian menjadi endosperma. Endosperma berfungsi sebagai
cadangan makanan bagi embrio. Dengan demikian, terjadilah dua macam pembuahan, oleh
sebab itu dinamakan pembuahan ganda. Selang waktu antara terjadinya peristiwa
penyerbukan sampai pembuahan relative singkat.
Pada peristiwa pembuahan, jika inti generatif masuk melalui mikrofil
dinamakan porogami,dan jika tidak melalui mikrofil disebut aporogami. Bilamana melalui
kalaza disebut kalazogami. Menurut asal terbentuknya, embrio dapat terjadi
secara amfimiksis dan apomiksis.Amfimiksis adalah terbentuknya embrio melalui peleburan
sperma dan ovum, sedangkan apomiksis adalah terbentuknya embrio tanpa melalui peleburan
sperma dan ovum.
Apomiksis dapat terjadi karena adanya peristiwa berikut ini.
1. Partenogenesis; merupakan pembentukan embrio dari sel tanpa di buahi oleh
spermatozoid.
2. Apogami; merupakan pembentukan embrio dari bagian-bagian lain dari kandung
lembaga tanpa perkawinan, misalnya antipoda atau sinergid.
3. Embrio adventif; merupakan pembentukan embrio dari sel selain kandung lembaga,
misalnya dari sel-sel nuselus.
Peristiwa apomiksis menyebabkan poliembroni, yaitu terdapat lebih dari satuembrio
dalam biji, misalnya kita jumpai pada jeruk (Citrus sp), mangga (Mangifera indica), dan
duku (Lansium domesticum)

b. Contoh tumbuhan yang berkembangbiak secara generatif antara lain :


 mangga
 padi
 kedelai
 jagung
 jambu
 rambutan
B. Pengertian dan Contoh Perkembangbiakan Tumbuhan secara Vegetatif

Perkembangbiakan vegetatif adalah perkembangbiakan tanpa didahului dengan


peleburan sel kelamin. Perkembangbikan vegetatif dibedakan menjadi dua yakni vegetatif
alami dan buatan.

1. Perkembangbikan Vegetatif Alami


Perkembangbikan vegetatif alami dilakukan dengan cara atau alat sebagai berikut :
a) Spora
Spora adalah satu atau beberapa sel (bisa haploid ataupun diploid) yang terbungkus oleh
lapisan pelindung. Sel ini dorman dan hanya tumbuh pada lingkungan yang memenuhi
persyaratan tertentu, yang khas bagi setiap spesies. Fungsi spora sebagai alat persebaran
(dispersi) mirip dengan biji, meskipun berbeda jika ditinjau dari segi anatomi dan
evolusi.
Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan spora :
 tumbuhan paku
 lumut
 jamur
b) Tunas
Tunas adalah bagian tumbuhan yang baru tumbuh dari kecambah atau kuncup yang
berada di atas permukaan tanah/media. Tunas dapat terdiri dari batang, ditambah dengan
daun muda, calon bunga, atau calon buah. Dalam peristilahan fisiologi tumbuhan, tunas
juga berarti semua bagian tumbuhan yang bukan akar, yaitu bagian tumbuhan yang
berkecenderungan memiliki geotropisme negatif (atau heliotropisme positif).

Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan tunas :


 tumbuhan pisang
 bambu
 tebu
c) Tunas Adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh dari bagian-bagian tertentu misalnya tunas
yang tumbuh pada akar atau daunnya
Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan tunas adventif :
 cocor bebek
 cemara
 sukun
d) Umbi Batang
Umbi batang( tuber cauligenum) adalah umbi yang terbentuk dari batang atau struktur
modifikasi batang, seperti geragih (stolo) atau rimpang (rhizoma). Umbi batang mampu
memunculkan tunas maupun akar, sehingga kerap kali dijadikan bahan perbanyakan
vegetatif oleh manusia. Umbi batang dihasilkan oleh beberapa spesies Solanaceae (yang
paling dikenal adalah umbi kentang) dan Asteraceae (seperti umbi dahlia dan
topinambur).
Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi batang:
 gadung
 ubi jalar
 kentang
 gembili
 bengkuang
e) Umbi Lapis
Umbi lapis (bulbus) merupakan sejenis umbi yang terbentuk dari tumpukan (pangkal)
daun yang tersusun rapat dalam format roset. Umbi lapis dipandang berbeda dari umbi
yang lainnya karena tidak mengakumulasi karbohidrat dalam bentuk polisakarida.
Pembesaran terjadi karena berkumpulnya cairan di sel-selnya.
Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan umbi lapis:
 tulip
 bawang merah/brambang
 bawang putih
 bawang bombay
 bunga bakung
f) Akar Tinggal ( Rhizoma )
Dalam botani, rimpang atau rizoma (bahasa Latin: rhizoma) adalah modifikasi
batang tumbuhan yang tumbuhnya menjalar di bawah permukaan tanah dan dapat
menghasilkan tunas dan akar baru dari ruas-ruasnya. Suku temu-temuan (Zingiberaceae)
dan paku-pakuan (Pteridophyta) merupakan contoh yang biasa dipakai untuk kelompok
tumbuhan yang memiliki organ ini.
Rizoma biasanya memiliki fungsi tambahan selain fungsi pokok seperti
batang. Yang paling umum adalah menjadi tempat penyimpanan produk metabolisme
(metabolit) tertentu. Rimpang menyimpan banyak minyak atsiri dan alkaloid yang
berkhasiat pengobatan. Rizoma yang membesar dan menjadi penyimpanan cadangan
makanan (biasanya dalam bentuk pati) dinamakan tuber (umbi batang).
Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan akar tinggal:
 lengkuas
 jahe
 kunyit
g) Geragih
Geragih atau stolon adalah modifikasi batang yang tumbuh menyamping dan
di ruas-ruasnya tumbuh bakal tanaman baru. Geragih adalah cabang batang yang
memiliki perubahan bentuk dan penambahan fungsi. Geragih biasanya berbuku-buku dan
beruas-ruas. Dari ruas-ruas ini akan muncul tunas-tunas yang dapat menjadi tanaman
baru. Setelah beberapa waktu tanaman ini tumbuh memanjang dan menjauhi induknya
lalu membengkok ke atas membentuk individu baru. Dengan demikian, geragih
merupakan alat sintasan bagi spesies untuk mempertahankan kelestariannya.
Contoh tumbuhan yang berkembangbiak dengan geragih:
 pegagan
 rumput teki
 strawberry
 eceng gondok
h) fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan cara memisahkan diri dari koloni
induknya dan tumbuhan menjadi indifidu baru. Pada umumnya, fragmentasi terjadi pada
ganggang hijau yang berbentuk filament, misalnya Hydrodictin sp.
2. Perkembangbikan Vegetatif Buatan
Perkembangbiakan vegetatif buatan menggunaan cara-cara sebagai berikut :
a. Penyetekan
Perkembangbiakan dengan setek dilakukan dengan cara menanam bagian tertentu
tumbuhan tanpa menunggu tumbuhnya akar baru lebih dahulu. Dibandingkan cara
perkembangbiakan vegetatif buatan lainnya, cara setek adalah cara termudah. Pembiakan
tanaman dengan setek ada yang menggunakan batang (kayu) disebut setek batang, dan ada
juga yang menggunakan daun disebut setek daun.

Di bawah ini adalah contoh-contoh tumbuhan yang bisa berkembangbiak/dikembangbiakan


dengan stek batang:
 singkong
 mawar
 tebu
 bougenville
 ketela rambat
 tumbuhan daun afrika
 cempaka
 beringin
 bambu
 katu/katuk
 cakra cikri
 sirih
Contoh tumbuhan yang bisa berkembangbiak dengan stek daun:
 cocor bebek/tiba urip
 tumbuhan lidah mertua
b. Perundukan
Perkembangbiakan dengan runduk/merunduk dilakukan dengan cara membengkokkan
cabang tanaman hingga ke tanah lalu memendam cabang tanaman tersebut dengan tanah.

Contoh tanaman yang dapat dikembangbiakkan dengan runduk:


 stroberi
 anggur.
 alamanda
 apel
 melati
c. Pencangkokan
Mencangkok adalah membuat cabang batang tanaman menjadi berakar. Dilakukan
pada tanaman buah-buahan dikotil dan berkayu

Contoh tanaman yang dapat dikembangbiakkan dengan cara mencangkok:


 mangga
 sawo
 jambu air
 jambu biji
 jeruk
 kedondong
 rambutan
d. Penyambungan
Menyambung atau mengenten adalah menggabungkan batang bawah dan batang atas
dua tanaman yang sejenis. Tujuan menyambung adalah menggabungkan sifat-sifat unggul
dari dua tanaman sehingga diperoleh satu tanaman yang memiliki sifat-sifat unggul.

Contoh tanaman yang dapat disambung:


 durian
 mangga
 kopi
e. Okulasi
Okulasi adalah salah satu cara meningkatkan mutu tumbuhan dengan cara
menempelkan sepotong kulit pohon yg bermata tunas dari batang atas pada suatu irisan dari
kulit pohon lain dari batang bawah sehingga tumbuh bersatu menjadi tanaman yang baru.[1]
Okulasi merupakan teknik pembiakan tanaman secara vegetatif dengan cara menempelkan
mata tunas dari suatu tanaman kepada tanaman.[2] Okulasi bertujuan untuk menggabungkan
sifat yang baik dari masing-masing tanaman yang diokulasi sehingga mendapatkan varietas
tumbuhan yang baik.
Reproduksi pada Invertebrata
1. Perkembangbiakan aseksual
Perkembangbiakan secara aseksual pada hewan invertebrata terjadi dengan cara:
a) Membelah Diri
Reproduksi dengan cara membelah diri hanya terjadi pada protozoa (hewan bersel
satu), misalnya Amoeba, Paramaecium, dan Euglena.
Proses pembelahan diawali dengan proses pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian
diikuti pembelahan sitoplasma menjadi dua bagian yang masing-masing menyelubungi
masing-masing nukleus tersebut. Selanjutnya, bagian tengah sitoplasma menyempit dan
diikuti pemisahan yang membentuk dua individu. Pada saat keadaan lingkungan kurang
menguntungkan, Amoeba akan melindungi diri dengan membentuk kista yang berdinding
sangat kuat. Di dalam kista tersebut, Amoeba membelah diri berulang-ulang menghasilkan
banyak individu baru dengan ukuran yang lebih kecil. Ketika kondisi lingkungan membaik,
dinding kista akan pecah dan individu-individu baru akan keluar, tumbuh dan berkembang
menjadi Amoeba dewasa.
b) Fragmentasi
Fragmentasi adalah perkembangbiakan dengan memotong bagian tubuh, kemudian
potongan tubuh tersebut tumbuh menjadi individu baru. Hewan yang melakukan reproduksi
secara fragmentasi adalah cacing Planaria. Cacing Planaria mempunyai daya regenerasi yang
sangat tinggi. Seekor cacing Planaria yang dipotong menjadi dua bagian, masing-masing
potongan akan tumbuh dan berkembang menjadi dua ekor cacing Planaria.
c) Pembentukan Tunas
Tunas adalah cara perkembangbiakan di mana individu baru merupakan bagian tubuh
dari induk yang terlepas kemudian tumbuh. contoh Hewan yang berkembang biak dengan
membentuk tunas ialah Hydra sp.
Individu baru Hydra terbentuk dari bagian tubuh Hydra dewasa. Setelah cukup besar,
tunas akan melepaskan diri dari tubuh induknya. Hewan lain yang melakukan reproduksi
dengan tunas misalnya ubur-ubur, hewan karang, dan anemon laut.
d) Sporulasi
Sporulasi adalah proses pembelahan berganda (pembelahan multipel) yang
menghasilkan spora. Hewan yang melakukan reproduksi dengan sporulasi
adalah Plasmodium sp. Plamodium adalah protozoa bersel satu yang dikenal sebagai
penyebab penyakit malaria.
Dalam siklus hidupnya, plasmodium mengalami dua fase, yaitu fase generatif dan
fase vegetatif. Fase generatif berlangsung di dalam tubuh nyamuk Anopheles betina,
sedangkan fase vegetatif berlangsung di dalam tubuh penderita penyakit malaria.
2. Perkembangbiakan seksual
Pada reproduksi seksual tidak selalu terjadi pembuahan, namun kadang-kadang dapat
terbentuk individu baru tanpa adanya pembuahan, sehingga reproduksi secara kawin pada
hewan invertebrata dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Tanpa pembuahan, yaitu pada peristiwa partenogenesis, sel telur tanpa dibuahi dapat
tumbuh menjadi individu baru. Misalnya pada lebah jantan dan semut jantan.
2. Dengan pembuahan, dapat dibedakan atas konjugasi dan anisogami.
Konjugasi, ini terjadi pada invertebrata yang belum jelas alat reproduksinya misalnya
Paramecium. Anisogami, yaitu peleburan dua asel kelamin yang tidak sama besarnya,
misalnya peleburan mikrogamet dan makrogamet pada Plasmodium, dan peleburan sperma
dengan ovum di dalam rahim.
1. Invertebrta
a. Platyhelminthes
Organ reproduksi jantan (testis) dan organ betina (Ovarium) pada Platyhelminthes
terdapat dalam satu individu sehingga disebut hewan hemafrodit. Alat reproduksi terdapat
pada bagian ventral tubuh. Platyhelminthes ada yang hidup bebas maupun parasit.
Platyhelminthes yang hidup bebas memakan hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat
organik lainnya seperti sisa organisme. Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau
cairan tubuh inangnya.
Habitat Platyhelminthes yang hidup bebas adalah di air tawar, laut, dan tempat-tempat
yang lembap. Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit) pada
siput air, sapi, babi, atau manusia.
Reproduksi Platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada reproduksi
seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi di dalam tubuh
(internal). Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan lain. Reproduksi
aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes. Kelompok Platyhelminthes tertentu
dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah diri (fragmentasi), kemudian
regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu baru.
b. Nemathelminthes
Nemathelminthes umumnya bereproduksi secara seksual karena sistem reproduksinya
bersifat gonokoris, yaitu alat kelamin jantan dan betinanya terpisah pada individu yang
berbeda. Fertilisasi dilakukan secara internal. Hasil fertilisasi dapat mencapai lebih dari
100.000 telur per hari. Saat berada di lingkungan yang tidak menguntungkan, maka telur
dapat membentuk kista untuk perlindungan dirinya.
c. Annelida
Annelida umumnya bereproduksi secara seksual dengan pembantukan gamet,
memiliki klitelum sebagai alat kopulasi. Klitelum = struktur reproduksi yang mengsekresi
cairan & membentuk kokon tempat deposit telur. Namun ada juga yang bereproduksi secara
fregmentasi, yang kemudian beregenerasi. Organ seksual Annelida ada yang menjadi satu
dengan individu (hermafrodit) dan ada yang terpisah pada individu lain (gonokoris) melalui
larva trochophore berenang bebas.
d. Arthropoda
Secara normal udang adalah diossious, hanya dalam keadaan luar biasa mereka adalah
hemaprodit. Alat reproduksi jantan adalah testis terletak di bawah pericardial sinus. Dua vasa
differensia yang terbuka melalui coxopodite pada kaki jalan ke 5. Alat reproduksi betina
adalah ovarium yang berupa testis baik bentuk maupun letaknya. Sebuah oviduct terbuka
pada coxopodite pada kaki jalan ketiga. Kopulasi udang biasanya terjadi pada bulan
September, Oktober, Nopember pada tahun pertama. Mereka hidup bersama setelah umur
mereka lebih satu bulan. Kopulasi kedua terjadi pada musim hujan kedua.
e. Moluscca
Mollusca bereproduksi secara seksual dan masing-masing organ seksual saling
terpisah pada individu lain.Fertilisasi dilakukan secara internal dan eksternal untuk
menghasilkan telur.Telur berkembang menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu
dewasa.
f. Echinodermata
Secara umum filum Echinodermata, mengalami seks secara terpisah dengan beberapa
perkecualian. Gonad yang relative besar terletak di sebelah luar dengan pembuluh sederhana,
jumlah ovum banyak sekali dan pembuahan terjadi dalam air, larva mikroskopis, bersilia dan
transparan serta biasanya hidup bebas dengan berenag-renang dalam air, bermetamorfosis
yang kompleks. Beberapa spesies vivipar, beberapa berkembang biak dengan aseksual yaitu
dengan pembelahan sel, memiliki daya regenerasi yang besar sekali bila terdapat bagian yang
rusak atau terlepas.
Contohnya pada bintang laut, seks bintang laut terpisah yakni ada yang jantan atau
betina. Alat reproduksi strukturnya bercabang-cabang pada masing-masing lengan terdapat
dua cabang yang berada di bagian dasar pertemuan lengan. Pada hewan betina alat seksnya
dapat melepaskan 2,5 juta telur dalam tiap 2 jam, sehingga tiap musim bertelur dapat
melepaskan telur sebanyak kurang lebih 200 juta. Hewan jantan pun dapat menghasilkan
sperma lebih banyak dari jumlah sel telur telur betina. Fertilisasi atau pembuahan terjadi
dalam air, kemudian akan tumbuh menjadi larva bipinria.
g. Porifera
Porifera melakukan reproduksi secara aseksual maupun seksual. Reproduksi secara
aseksual terjadi dengan pembentukan tunas dan gemmule. Gemmule disebut juga tunas
internal. Gemmule dihasilkan menjelang musim dingin di dalam tubuh Porifera yang hidup di
air tawar. Secara seksual dengan cara peleburan sel sperma dengan sel ovum, pembuahan ini
terjadi di luar tubuh porifera.
h. Coelenterata
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.Reproduksi aseksual
dilakukan dengan pembentukan tunas.Pembentukan tunas selalu terjadi pada Coelenterata
yang berbentuk polip.Tunas tumbuh di dekat kaki polip dan akan tetap melekat pada tubuh
induknya sehingga membentuk koloni. Reproduksi seksual dilakukan dengan pembentukan
gamet (ovum dengan sperma).Gamet dihasilakan oleh seluruh Coelenterata bentuk medusa
dan beberapa Coelenterata bentuk polip.Contoh Coelenterata berbentuk polip yang
membentuk gamet adalah hydra.
2. Vertebrata
a. Pisces
Pada fase permulaan tidak dapat dibedakan jantan atau betinanya, tapi fase berikutnya
akan tumbuh menjadi jantan atau betina. Dengan demikian cyslostomata adalah diocious
pada hewan dewasa. Pada hewan yang dewasa terdapat gonad yang memanjang terletak
dalam rongga abdominalis. Tidak memiliki saluran genetialis, sel telur atau sperma
ditumpahkan melalui sepasang porus genitalis ke dalam sinus urogenitalis kemudian keluar.
Contoh pada kelas chondrichthyes (kelas ikan bertlang rawan) : Seks terpisah, alat kelamin
jantan terdiri atas sepasang testis, terdapat beberapa vasa efferensia yang menuju vasa
deferensia. Saluran itu terbentang sebelah bawah ginjal dan berakhir pada papil urogenitalis.
Pada perkawinan sperma tertuang pada kloaka hewan betina dengan bantuan claspers.
Alat reproduksi ikan (a) betina dan (b) jantan
Alat kelamin betina terdiri atas sebuah ovarium yang menggantung sebelah dorsal
denga satu membrane. Dua buah ovianterior mempunyai saluran besar di mana sel-sel telur
masak kedalamnya. Pada bagian anterior masing-masing saluran melebar sebagai glandulae
shell. Pada jenis yang ovovivipar pada bagian posterior itu mengalami perluasan menjadi
“uterus” yang akan berisi hewan yang masih muda sekali. Saluran oviduct akan terbuka
secara terpisah ke dalam kloaka.
b. Amphibi
Sistem reproduksi pada amphibi terjadi atas :
1. Sistema genitalis masculinus
Berupa sepasang testis berbentuk oval berwarna keputih-putihan, terletak di sebelah
anterior dari ren, diikat oleh alat penggantungnya yang kita sebut mesorchium yang terjadi
dari lipatan peritoneum. Di sebelah cranial testis melekatlah corpus adiposum suatu zat lemak
yang berwarna kekuning-kuningan, sedang di sebelah median dataran testis terdapat saluran-
saluran halus yang disebut vasa efferentia yang bermuara pada saluran kencing, kemudian
menuju ke kloaka. Akhir dari ureter mengalami pembesaran dan disebut vesicular seminalis,
yakni sebagai tempat penampungan spermatozoa sementara.
2. Sistema genitalis feminus
Sistema genitalis feminus yang terdiri atas sepasang ovarium dilkatkan denga bagian
dorsal coelom oleh alat penggantung yang disebut mesovarium, yang terjadi dari lipatan
peritoneum. Pada hewan yang telah dewasa kadang-kadang ovum yang berwarna hitam dan
putih berbentuk bintik-bintik. Pada ovarium juga terdapat corpus adiposum yang berwarna
kekuning-kuningan.
Pada “breeding season” ovum yang telah masak menembus dinding ovarium untuk
masuk kedalam oviduct, yaitu suatu saluran yang berkelok-kelok dengan ujung terbuka
sehingga tidak berhubungan dengan ovarium. Pada sebelah posterior saluran ini melebar
dengan dinding yang tipis, kadang-kadang ada yang menyebut sebagai uterus. Selanjutnya
ovum menuju ke kloaka pada suatu papillae. Fertilisasi terjadi di luar tubuh, tapi walaupun
demikian “ breeding season” katak jantan menempel di punggung katak betina untuk
memudahka terjadinya fertlilisasi.
c. Reptilia
Sistem reproduksi atau genitalis dapat dibedakan menjadi sistema genitalis feminalis
dan sistema genitalis masculinalis. Sistema genitalis feminus terdiri atas sepasang ovarium
yang berbentuk ovoid, pada datarannya terdapat benjolan retroperitoneal. Oviduct yang
merupakan saluran berdinding tipis, mulai cranial sebagai corong ostium abdominalis.
Oviduct memiliki kelenjar dindingnya yang member kulit keras pada ovum yang sudah
dibuahi. Oviduct bermuara di cloaka yang dinding dorsal agak ke muka dari pada muara
ureter.
Alat reproduksi reptil (a) betina dan (b) jantan.
Sistema genitalis musculinus terdiri atas sepasang testis, yang berbentuk oval kecil
berwarna keputih-putihan. Di dekatnya terdapat saluran epididimis, kemudian dilanjutkan
oleh saluran vasa deferensia. Pada bagian caudanya bersatu dahulu dengan ureter baru masuk
kloaka. Di samping itu semua terdapat alat kopulasi yang di sebut hemi penis, yang terjadi
atas dua organon yang terjadi karena tonjolan dinding kloaka. Pada waktu istirahat melipat
masuk dengan dinding otot di sebelahnya. Pada waktu hemipenis ditonjolkan keluar sedang
otot daging ke sebelah dalam. Semua bagian alat-alat genetalis itu digantung oleh
penggantung yang masing-masing ialah mesovarium untuk ovarium, ligament untuk oviduct,
mesochium untuk testis.
d. Aves
Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat, berwarna putih, melekat di
sebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis sebelah kanan lebih kecil dari
pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa deferensia sejajar dengan
ureter yang berasal dari ren. Pada sebagian besar aves memiliki vesicular seminlais yang
merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar sebagai tempat menampung sementara sperma
sebelum dituangkan melalui papil yang terletak pada kloaka. Di dalam kloaka pada beberapa
spesies memiliki penis sebagai alat untuk menuangkan sperma ke kloaka hewan betina.
Pada hewan betina terdapat sepasang ovary, hanya yang dextrum mengalami atrophis
(mengecil dan tidak bekerja lagi). Dari ovary menjulur oviduct panjang berkelok-kelok,
berlubang pada bagian cranial dengan suatu bentuk corng. Lubang oviduct itu disebut ostium
abdominalis. Dinding oviduct selanjutnya tersusun atas musculus dan epithelium yang
bersifat glandular, yang member sekresi yang kelak membungkus telur, yakni albumen
sebagai putih telur, membrane tipis di sebelah luar albumen, dan cangkok yang berbahan zat
kapur yang disebut oleh kelenjar di sebelah caudal. Uterus yang sebenarnya belum ada.
Fertilisasi terjadi di dalam tubuh dengan jalan mengadakan kopulasi.
e. Mamalia
Pada hewan jantan terdapat testis yang terletak dalam skrotum yang merupakan
perluasan kulit ganda dari rongga abdomen di sebelah bawah atau muka anus. Antara rongga
skrotum dan abdomen terdapat saluran penghubung yang disebut canalis inguinalis. Dari
masing-masing testes (jamak, testis) sperma dikumpulkan melalui pembuluh epididmis terus
ke saluran sperma atau vasa deferensia. Saluran ini bersama-sama pembuluh darah dan saraf
pada canalis inguinalis membentuk funiculus spermaticus masuk dalam rongga abdomen.
Kedua vasa deferensia pada akhirnya masuk dasar uretra membentuk saluran umum
urogenitalis melalui alat kopulasi penis yang akan mentransfer sperma ke dalam vagina
hewan betina pada waktu kopulasi.
Terdapat dua kelenjar yakni kelenjar prostat yang terletak sekitar dasar uretra dan
glandulae bulbo urethralis yang glandulae cowperi yang terletak juga pada sekitar urethra
pangkal pennies. Kedua kelenjar itu mengeluarkan yang sifatnya memudahkan dalam
transper sperma. Kecuali kedua macam kelenjar tersebut beberapa jenis mamalia memiliki
glandulae vesicalis (kadang-kadang dengan salah disebut vesica seminalis) dan glandulae
inguinalis yang terletak pada pangkal penis, kelenjar itu mengeluarkan getah berbau yang
merangsang hewan betina.
Hewan betina memiliki dua ovari yang terletak di belakang ren. Sebelah lateral dari
masing-masing ovarium terdapat pembuluh ostium yang selanjutnya berhubungan dengan
saluran silindris oviduct (tuba falopi). Kedua oviduct itu membentuk saluran yang berdinding
tebal yang disebut vagina yang terletak antara vesica urinaria dan rectum dan berakhir pada
muara urogenitalis. Di sebelah ventral dari muara urogenitalis terdapat badan kecil yang
disebut clitoris yang homolog dengan pennies pada hewan jantan.
Dalam reproduksi ova dihasilkan oleh foliculus graafi (follicle de graff) yang
kemudian masuk ostia. Di dalam oviduct ova akan dibuahi oleh sperma yang pindah dari
vagina setelah kopulasi. Ova yang telah dibuahi akan memisahkan pada uterus. Dalam proses
selanjutnya terbentuk membrane fetalis dan plasenta. Melalui plasenta itu embrio mendapat
makanan dari induknya selama dalam kandungan sampai lahir.

Anda mungkin juga menyukai