Pendahuluan
Alat apa yang digunakan oleh tukang bangunan saat memindahkan pasir, bata atau material
yang lain dari satu tempat ke tempat yang lain? Alat apa yang digunakan oleh tukang tambal
ban saat membuka ban sebuah mobil ? Pernahkah kalian bermain dengan yoyo? Apa yang
terjadi saat yoyo tersebut meluncur ke bawah ? Bagaimana dengan katrol? Kalian akan dapat
menjawab pertanyaan tersebut setelah mempelajari beberapa materi berikut ini, yaitu:
Gerak benda yang berputar terhadap suatu sumbu putar (poros) atau sumbu rotasi disebut
gerak rotasi. Contoh gerak rotasi diantaranya: gerakan putaran bumi terhadap sumbunya,
roda sepeda yang berputar, gerakan pintu yang berputar pada engselnya, dan masih banyak
lagi. Dengan menggunakan sistem koordinat polar, posisi benda dapat dinyatakan dalam r
dan θ. Pada gambar dibuat hubungan bahwa:
komponen pada sumbu x ; x = r cos θ
komponen pada sumbu y ; y = r sin θ
besar posisi ;
arah posisinya ;
Keterangan:
r = jarak titik P terhadap titik pusat benda melingkar
x = proyeksi titik P terhadap sumbu x
y = proyeksi titik P terhadap sumbu y
θ = sudut r terhadap x
Hubungan besaran-besaran s , r dan θ secara geometri adalah:
Jika θ dinyatakan dalam radian maka:
Keterangan :
s = panjang busur lingkaran dalam meter
r = jari-jari titik tinjauan terhadap pusat lingkaran dalam meter
θ = sudut yang dibentuk dalam radian (derajat)
Kecepatan Sudut
Keterangan:
∆θ = θ2 – θ1 = perubahan posisi sudut dalam rad atau putaran
∆t = t2 – t1 = selang waktu dalam sekon
Kecepatan sudut sesaat
Untuk Δθ yang diambil kecil sekali (mendekati nol) maka kecepatan sudut rata-ratanya
merupakan gradien garis singgung kurva posisi sudut terhadap waktu. Kecepatan sudut
tersebut dinamakan kecepatan sudut sesaat. Secara matematis kecepatan sudut rata-rata
dituliskan sebagai:
Keterangan:
Posisi sudut didapat dari kecepatan sudutnya dengan cara mengintegralkan kecepatan sudut.
Apabila posisi sudut awal partikel (t=0) adalah θ0, maka posisi sudut pada waktu t dapat
dicari dengan persamaan sebagai berikut:
ω=
Dengan menggunakan integral biasa dapat ditulis hubungan antara posisi sudut dari
kecepatan sudut sebagai berikut:
Keterangan:
θ0 = posisi sudut awal, satuannya radian
θt = posisi sudut setelah t sekon, satuannya radian
t = lamanya berputar, satuannya sekon
ω = kecepatan sudut, satuannya radian/sekon
Keterangan;
= percepatan sudut (rad/s2)
= Turunan kecepatan
Kecepatan sudut dicari melalui percepatan sudut dengan cara mengintegralkan percepatan
sudut yang telah diketahui. Secara matematis dapat diuraikan sebagai berikut:
=
dω = dt
dω = dt
ωt-ω0 = dt
ωt = ω0 + dt
Keterangan:
ωt = kecepatan sudut akhir, satuannya rad/s
ω0 = kecepatan sudut awal, satuannya rad/s
= percepatan sudut, satuannya rad/s2
t = waktu yang ditempuh, satuannya sekon
Keterangan:
θ0 = posisi sudut awal, satuannya rad atau putaran
θt = posisi sudut akhir, satuannya rad atau putaran
Dari persamaan s = θ r, jika keduanya didifferensialkan terhadap waktu maka akan didapat:
Keterangan:
v = kecepatan linier, satuannya m/s
ω = kecepatan sudut, satuannya rad/s
r = jari-jari lingkaran, satuannya m
Vektor kecepatan linier selalu menyinggung lintasan lingkaran. Kecepatan linier disebut
kecepatan tangensial dan percepatannnya disebut percepatan tangensial.
v=ωr
Percepatan sentripetal (as) adalah percepatan yang arahnya selalu menuju ke pusat lingkaran.
Persamaannya dinyatakan sebagai:
Percepatan linier total dari partikel yang bergerak melingkar adalah resultan dari kedua
komponen percepatan.
Keterangan:
a = percepatan total, satuannya m/s2
at = percepatan tangensial, satuannya m/s2
as = percepatan sentripetal, satuannya m/s2
Secara garis besar hubungan antara besaran-besaran dalam gerak rotasi dan gerak translasi
dibuat tabel berikut ini:
Sepeda motor balap mula-mula diam. Setelah start, 10 sekon kemudian kecepatan rodanya
menjadi 36 putaran persekon.
a. Hitungkah percepatan sudut roda sepeda motor
b. Hitunglah jumlah putaran roda selama 10 sekon
Penyelesaian:
Diketahui:
Δ t = 10 sekon
Δ ω = 36 putaran/sekon
Soal:
a. = ... ?
b. θ = .... ?
Jawab:
a. =
=
= 3,6.2
= 7,2 rad/s2
= 3,6 put/s2
b. θt = θ0 + t2
= . 720
= 360 rad
= 180 putaran
Momen Gaya
Sebuah titik O dipengaruhi sebuah gaya F seperti gambar, momen gaya yang timbul dapat
dirumuskan sebagai:
Untuk momen gaya karena pengaruh beberapa gaya, maka momen gaya totalnya dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:
Momen gaya yang mengakibatkan putaran searah jarum jam diberi tanda (+) positif
sedangkan momen gaya yang menyebabkan putaran berlawanan dengan jarum jam diberi
tanda (-) negatif.
Keterangan:
M = Momen kopel, satuannya N.m
F = Gaya, satuannya newton (N)
d = jarak antara kedua gaya, satuannya meter (m)
Contoh penerapan penggunaan kopel dalam kehidupan sehari-hari adalah pada prinsip kerja
generator.
Contoh Soal :
Sebuah batang homogen dipengaruhi beberapa gaya seperti gambar berikut ini :
Hitung besarnya momen gaya total yang dialami oleh titik B akibat dari pengaruh kedua gaya
F1 dan F2!
Jawab :
1 = F1 . 2 = 20 . 2 = 40 N.m
2 = F2 . 3 = 10 . 3 = 30 N.m
Momen Gaya totalnya adalah
B = 2 - 1
= 30 - 40
= - 10 N.m
Momen Inersia
dimana:
I = momen inersia, satuannya kg.m2
m = massa partikel, satuannya kg
r = jarak partikel terhadap sumbu putar, satuannya m
a. Batang Homogen
- Diputar ditengah-tengahnya:
Dimana:
m = massa batang, satuannya kg
L = panjang batang, satuannya m
b. Cincin
Keterangan:
m = massa cincin, satuannya kg
R = jari-jari cincin, satuannya m
c. Silinder
- Silinder Berongga dengan 2 jari-jari dalam dan luar dengan poros melalui pusat
dengan:
m = massa silinder = kg
R1 = Jari-jari dalam = m
R2 = Jari-jari luar = m
R = Jari-jari silinder berongga atau pejal
d. Bola
- Bola Berongga dengan poros pusat bola
Selanjutnya untuk mencari momen inersia dari benda-benda yang bentuknya seperti di atas
tetapi dengan sumbu putar pada jarak L dan sejajar dengan sumbu mula-mula, melalui poros
massa, dapat digunakan rumus sumbu sejajar:
dengan
I = Momen Inersia yang baru dalam kg. m2
I0 = momen inersia dengan poros melalui pusat massa dalam kg.m2
M = massa benda dalam kg
L = jarak sumbu mula-mula melalui pusat massa dengan yang baru dalam m
Energi kinetik rotasi sebuah benda pejal dapat diturunkan dari energi kinetik translasi sebagai
berikut:
dengan
m = massa benda dalam kg;
v = kecepatan linier benda dalam m/s2
Ek = energi kinetik benda dalam joule.
Mengingat v = ω R maka
Karena mR2 adalah momen inersia maka rumus energi kinetik rotasi dapat dirumuskan
sebagai:
dengan:
Ek rot = energi kinetik rotasi dalam joule
I = momen inersia benda dalam kg.m2
ω = kecepatan sudut dalam rad/s
Usaha yang dilakukan oleh sebuah momen gaya yang bekerja untuk merotasikan sebuah
benda tegar sejauh dθ dapat diperoleh dari rumus gerak linier sebagai berikut:
W = F.s = F. Rθ; karena F.R adalah momen gaya maka:
dengan
W = usaha gerak rotasi dalam joule
= momen gaya dalam kg.m
θ = sudut yang dibentuk dalam rad
Dalam gerak rotasi sebuah momen gaya melakukan kerja pada benda dan mengubah energi
kinetik rotasinya sesuai dengan hubungan
Pada gerak rotasi juga berlaku hukum kekekalan energi mekanik jika resultan gaya luar sama
dengan nol yaitu :
Ep + Ek tran + Ek rot = tetap
Ep1 + Ek tran 1 + Ek rot 1 = Ep2 + Ek tran 2 + Ek rot 2
atau
dengan
∆Ep = perubahan energi potensial
∆Ek tran = perubahan energi kinetik translasi
∆Ek rot = perubahan energi kinetik rotasi
Momentum Sudut
Dengan L = momentum sudut dalam kg. m2/s ; I = momen inersia dalam kg.m2 dan ω =
kecepatan sudut dalam rad/s.
Analogi dengan hubungan impuls dan momentum maka hubungan momentum sudut dengan
momen gaya dapat diperoleh :
dt = dL atau
dengan = momen gaya dan dL/dt adalah turunan dari momentum sudut terhadap waktu
Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda ( = 0) maka berlaku hukum kekekalan
momentum sudut yaitu :
I1 = momen inersia benda 1 dalam kg.m2 ; ω1 = kecepatan sudut benda 1 dalam rad/s
I2 = momen inersia benda 2 dalam kg.m2 ; ω2 = kecepatan sudut benda 2 dalam rad/s
ω = kecepatan sudut benda gabungan benda 1 dan benda 2 dalam rad/s
Gerak Menggelinding
Penari ballet berputar perlahan saat membentangkan tangannya. Ketika sang penari melipat
tangannya di dada kecepatan putarannya bertambah, dan membentangkan kembali tangannya
saat akan berhenti dari putaran. Pada kejadian ini berlaku hukum kekekalan momentum yaitu
momentum sudut saat membentangkan sama dengan momentum sudut saat melipat
tangannya.
Gerak menggelinding terjadi bila sebuah benda melakukan dua macam gerakan secara
bersamaan yaitu gerak translasi dan gerak rotasi.
Keterangan:
a = percepatan dalam m/s2
fges = gaya gesekan dalam Newton (N)
R = jari-jari roda dalam m
I = momen kelembaman dalam kg.m2
Keterangan:
F = Gaya luar dalam newton (N)
m = massa benda dalam kg
Sebuah roda ditarik oleh sebuah gaya sebesar 60 N pada tepi roda (gambar). Roda bergerak
mengelinding pada lantai kasar dengan koeffisien gesekan kinetis 0,4. Jika massa roda 5 kg
dan jari-jari roda 1 m tentukan besarnya percepatan roda !
Penyelesaian :
Diket : F = 60 N
R=1m
m = 5 kg
µ = 0,4
Ditanya : a = …… ?
Jawab :
= .5.12 = 2,5 kg.m2
=I ( F + fges ). R = I
TITIK BERAT
Kompetensi
Kompetensi
1. Siswa dapat menjelaskan konsep titik berat
2. Siswa dapat menentukan letak titik berat dari susunan dua benda atau lebih satu
dimensi (panjang)
3. Siswa dapat menentukan letak titik berat dari susunan dua benda atau lebih dua dimensi
(bidang)
4. Siswa dapat menentukan letak titik berat dari susunan dua benda atau lebih tiga
dimensi (ruang)
Pengantar
Pengantar
Empat buah gaya masing-masing F1 = 20N, F2 = 30N, F3 = 40N dan F4 = 10N bekerja pada
sepanjang sumbu x seperti gambar berikut. Tentukanlah letak resultan keempat gaya tersebut!
Jawab:
gaya F1= 20 N dengan x1=-1m
gaya F2=30 N dengan x2=1m
gaya F3=40 N dengan x3=2m
gaya F4= 10 N dengan x4=3m
Letak Resultan keempat gaya tersebut dapat di tentukan dengan persamaan
Nah setelah mempelajari bagaimana mencari letak resultan gaya sejajar yang bekerja pada
benda marilah kita lihat bagaimana letak resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
homogen berbentuk tak beraturan berikut ini.
Benda dengan berat w tersusun atas partikel-partikel dengan berat w1, w2, w3, .... yang
terletak pada koordinat (x1,y2,z3), (x2,y2,z2), (x3,y3,z3) dan seterusnya...
letak titik resultan gaya-gaya tersebut secara umum dapat ditentukan dengan persamaan
w1= w2= w3= berat masing-masing partikel
X1 = letak partikel 1 pada sumbu x
X2 = letak partikel 2 pada sumbu x
X3 = letak partikel 3 pada sumbu x
l1 = panjang garis 1
l2 = panjang garis 2
Bentuk benda homogen berbentuk garis (1 dimensi) dan letak titik beratnya.
Contoh soal :
Tentukanlah letak titik berat benda homogen satu dimensi seperti gambar berikut ini!
A1 = Luas Bidang 1
A2 = Luas bidang 2
x1 = absis titik berat benda 1
x2 = absis titik berat benda 2
y1 = ordinat titik berat benda 1
y2 = ordinat titik berat benda 2
Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak pada sumbu
simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan diagonalnya, dan untuk
lingkaran terletak dipusat lingkaran. Titik berat bidang homegen di perlihatkan pada tabel
berikut:
Contoh soal:
Sebuah karton berbentu huruf L dengan ukuran seperti pada gambar di bawah.
V1=Volume Benda 1
V2= Volume Benda 2
x1 = absis titik berat benda 1
x2 = absis titik berat benda 2
y1 = ordinat titik berat benda 1
y2 = ordinat titik berat benda 2
Pendahuluan
Dari gambar di atas terlihat bangunan menara yang begitu indah dan kokoh, juga
pelabuhan yang begitu kuat walaupun dilewati berpuluh-puluh ton mobil, truk dan
kendaran lainnya.
Keseimbangan Partikel
Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen gaya positif,
sedang yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.
Contoh Soal :
Jika diketahui jarak F1 ke P = 4 m dan Jarak F2 ke P = 2 m, maka tentukan torsi total
yang dialami benda pada gambar di bawah ini!
Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan momen gaya selalu bernilai nol,
sehingga dirumuskan:
Besar momen gaya searah jarum jam = besar momen gaya berlawanan jarum jam
Contoh Soal:
Kotak lampu digantung pada sebuah pohon dengan menggunakan tali, batang kayu dan
engsel seperti terlihat pada gambar berikut ini:
Jika :
AC = 4 m
BC = 1 m
Massa batang AC = 50 kg
Massa kotak lampu = 20 kg
Percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s2
Tentukan besarnya tegangan tali yang menghubungkan batang kayu dengan pohon!
Pembahasan Keseimbangan
Penguraian gaya-gaya dengan mengabaikan gaya-gaya di titik A (karena akan dijadikan
poros):
Jenis-jenis Kesetimbangan
Tidak semua benda yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari selalu diam. Mungkin pada
mulanya benda diam, tetapi jika digerakkan maka benda bisa saja bergerak.Persoalannya,
apakah setelah benda bergerak, benda kembali lagi ke posisinya semula atau tidak, hal ini
bergantung pada jenis kesetimbangan benda tersebut.Pada materi 2 ini kamu akan
mempelajari tentang jenis-jenis Kesetimbangan.
Menurut pemahamanmu, apa saja Jenis-jenis Kesetimbangan? Kesetimbangan bisa kita
golongkan menjadi tiga, yaitu kesetimbangan stabil, kesetimbangan tak stabil, dan
kesetimbangan netral.
a. Kesetimbangan Stabil
Suatu benda dikatakan pada kesetimbangan stabil jika misalkan pada benda kita beri sedikit
gaya, akan muncul gaya pemulih sehingga benda akan kembali ke posisi. Contohnya sebuah
balok dan benda yang berada dalam lubang yang melingkar seperti pada gambar dibawah.
Bila balok pada gambar dibawah kita rotasikan sedikit, gaya beratnya akan berusaha
mengembalikan benda ke posisi semula.
Kesetimbangan Stabil
b. Kesetimbangan Labil
Kesetimbangan labil adalah kesetimbangan yang dialami benda yang apabila diberikan
sedikit gangguan benda tersebut tidak bisa kembali ke posisi kesetimbangan semula.
Pada gambar I, Benda pada mulanya diam lalu bergerak karena ada gangguan (ada resultan
gaya atau resultan momen gaya yang menggerakan benda). Setelah bergerak, benda terus
bergerak menjauhi posisinya semula. Benda bergerak menjauhi posisinya semula karena
setelah bergerak posisi titik berat berada di sebelah kanan titik tumpuh. Ketika titik berat
berada di sebelah kanan titik tumpuh, terdapat resultan momen gaya atau resultan torsi yang
memutar benda menjauhi posisinya semula.
Pada Gambar II menunjukkan sebuah kelereng yang ditempatkan di atas bidang cembung.
Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng tidak akan pernah kembali
ke posisi awalnya. Kesetimbangan labil ditandai oleh adanya penurunan titik berat benda jika
dipengaruhi suatu gaya.
c. Kesetimbangan Indeferen
Keseimbangan indeferen atau netral adalah keseimbangan yang dialami benda
yang apabila diberikan sedikit gangguanbenda tersebut tidak mengalami perubahan
titik berat benda.
Bola yang pada mulanya diam di atas bidang datar bergerak akibat adanya gangguan. Setelah
berhenti bergerak, bola tetap berada di posisinya yang baru. Bola tidak bergerak kembali ke
posisinya semula dan juga tidak bergerak semakin jauh dari posisinya semula.
Contoh soal :
Tentukan jenis kesetimbangan kelereng yang berada di atas benda-benda berikut ini :
Pembahasan :
Gambar 1 : kelereng tidak akan pernah kembali ke posisi awalnya.
Keseimbangan labil ditandai oleh adanya penurunan
titik berat benda jika dipengaruhi suatu gaya
Gambar 2 : kelereng akan kembali ke posisi semula.
Keseimbangan stabil ditandai oleh adanya
kenaikan titik benda jika dipengaruhi suatu gaya.
Gambar 3 : kelereng akan kembali diam pada kedudukan yang berbeda.
Keseimbangan yang ditandai oleh tidak adanya perubahan pasti
titik berat jika dipengaruhi suatu gaya disebut dengan keseimbangan netral.
Daftar Pustaka
LINK TERKAIT
1. https://gurumuda.net/kesetimbangan-benda-tegar.htm
2. http://fisikastudycenter.com/fisika-xi-sma/27-keseimbangan
3. https://gurumuda.net/jenis-jenis-keseimbangan.htm
4. http://kakajaz.blogspot.co.id/2016/03/pembahasan-fisika-un-kesetimbangan.html
5. https://gurumuda.net/contoh-soal-kesetimbangan-benda-tegar.htm