Anda di halaman 1dari 35

GERAK ROTASI BENDA TEGAR

Pendahuluan

Alat apa yang digunakan oleh tukang bangunan saat memindahkan pasir, bata atau material
yang lain dari satu tempat ke tempat yang lain? Alat apa yang digunakan oleh tukang tambal
ban saat membuka ban sebuah mobil ? Pernahkah kalian bermain dengan yoyo? Apa yang
terjadi saat yoyo tersebut meluncur ke bawah ? Bagaimana dengan katrol? Kalian akan dapat
menjawab pertanyaan tersebut setelah mempelajari beberapa materi berikut ini, yaitu:

 Gerak Rotasi Benda Tegar


 Momen Gaya
 Momen Inersia
 Energi Kinetik Rotasi Benda Tegar
 Hukum Kekekalan Momentum Sudut
 Gerak Menggelinding

Gerak Rotasi Benda Tegar

Gerak benda yang berputar terhadap suatu sumbu putar (poros) atau sumbu rotasi disebut
gerak rotasi. Contoh gerak rotasi diantaranya: gerakan putaran bumi terhadap sumbunya,
roda sepeda yang berputar, gerakan pintu yang berputar pada engselnya, dan masih banyak
lagi. Dengan menggunakan sistem koordinat polar, posisi benda dapat dinyatakan dalam r
dan θ. Pada gambar dibuat hubungan bahwa:
komponen pada sumbu x ; x = r cos θ
komponen pada sumbu y ; y = r sin θ

besar posisi ;

arah posisinya ;

Keterangan:
r = jarak titik P terhadap titik pusat benda melingkar
x = proyeksi titik P terhadap sumbu x
y = proyeksi titik P terhadap sumbu y
θ = sudut r terhadap x
Hubungan besaran-besaran s , r dan θ secara geometri adalah:
Jika θ dinyatakan dalam radian maka:

Keterangan :
s = panjang busur lingkaran dalam meter
r = jari-jari titik tinjauan terhadap pusat lingkaran dalam meter
θ = sudut yang dibentuk dalam radian (derajat)

Persamaan Gerak Rotasi Benda Tegar

Kecepatan Sudut

Dinotasikan dengan , satuannya rad/s atau putaran/s.


Kecepatan sudut rata-rata partikel adalah perubahan posisi sudut dibagi selang waktu.
Dengan persamaannya dirumuskan sebagai:

Keterangan:
∆θ = θ2 – θ1 = perubahan posisi sudut dalam rad atau putaran
∆t = t2 – t1 = selang waktu dalam sekon
Kecepatan sudut sesaat

Dinotasikan dengan ω, satuannya rad/s atau putaran/s.

Untuk Δθ yang diambil kecil sekali (mendekati nol) maka kecepatan sudut rata-ratanya
merupakan gradien garis singgung kurva posisi sudut terhadap waktu. Kecepatan sudut
tersebut dinamakan kecepatan sudut sesaat. Secara matematis kecepatan sudut rata-rata
dituliskan sebagai:

Keterangan:

= turunan posisi sudut terhadap waktu


ω = kecepatan sudut (radian /sekon) atau dengan satuan lain yaitu rpm (rotation perminute)

Hubungan timbal balik posisi sudut dari kecepatan sudut

Posisi sudut didapat dari kecepatan sudutnya dengan cara mengintegralkan kecepatan sudut.
Apabila posisi sudut awal partikel (t=0) adalah θ0, maka posisi sudut pada waktu t dapat
dicari dengan persamaan sebagai berikut:

ω=
Dengan menggunakan integral biasa dapat ditulis hubungan antara posisi sudut dari
kecepatan sudut sebagai berikut:

Keterangan:
θ0 = posisi sudut awal, satuannya radian
θt = posisi sudut setelah t sekon, satuannya radian
t = lamanya berputar, satuannya sekon
ω = kecepatan sudut, satuannya radian/sekon

Percepatan sudut rata-rata

Dinotasikan dengan , satuannya rad/s2 atau putaran/s2.


Percepatan sudut rata-rata dapat didefinisikan sebagai perubahan kecepatan sudut dibagi
selang waktunya.
Keterangan:
∆ω = ω2 – ω1 = perubahan kecepatan sudut dalam rad/s
∆t = t2 – t1 = selang waktu dalam sekon

Percepatan sudut sesaat

Dinotasikan dengan , satuannya rad/s2 atau putaran/s2


Untuk Δt yang kecil (mendekati nol) maka percepatan sudut rata-rata merupakan gradien
garis singgung kurva kecepatan sudut terhadap waktu.
Besarnya percepatan sudut dirumuskan sebagai:

Keterangan;
= percepatan sudut (rad/s2)

= Turunan kecepatan

Penentuan kecepatan sudut dari percepatan sudut

Kecepatan sudut dicari melalui percepatan sudut dengan cara mengintegralkan percepatan
sudut yang telah diketahui. Secara matematis dapat diuraikan sebagai berikut:

=
dω = dt

dω = dt
ωt-ω0 = dt
ωt = ω0 + dt

Bila konstan maka persamaannya menjadi:

Keterangan:
ωt = kecepatan sudut akhir, satuannya rad/s
ω0 = kecepatan sudut awal, satuannya rad/s
= percepatan sudut, satuannya rad/s2
t = waktu yang ditempuh, satuannya sekon

Sedangkan posisi sudut untuk konstan dicari dengan persamaan:


θt=θ0 + ωt dt
θt=θ0 + (ω0+ t) dt

Keterangan:
θ0 = posisi sudut awal, satuannya rad atau putaran
θt = posisi sudut akhir, satuannya rad atau putaran

Gerakan dengan yang konstan dinamakan gerak berotasi berubah beraturan.

Analogi gerak rotasi dengan gerak translasi

Dari persamaan s = θ r, jika keduanya didifferensialkan terhadap waktu maka akan didapat:

Keterangan:
v = kecepatan linier, satuannya m/s
ω = kecepatan sudut, satuannya rad/s
r = jari-jari lingkaran, satuannya m

Vektor kecepatan linier selalu menyinggung lintasan lingkaran. Kecepatan linier disebut
kecepatan tangensial dan percepatannnya disebut percepatan tangensial.

Sedangkan hubungan percepatan tangensial dengan percepatan sudut sebagai berikut:

v=ωr

Percepatan sentripetal (as) adalah percepatan yang arahnya selalu menuju ke pusat lingkaran.
Persamaannya dinyatakan sebagai:
Percepatan linier total dari partikel yang bergerak melingkar adalah resultan dari kedua
komponen percepatan.

Besar percepatan totalnya adalah:

Keterangan:
a = percepatan total, satuannya m/s2
at = percepatan tangensial, satuannya m/s2
as = percepatan sentripetal, satuannya m/s2

Secara garis besar hubungan antara besaran-besaran dalam gerak rotasi dan gerak translasi
dibuat tabel berikut ini:

Hubungan antara Gerak Rotasi dan Translasi


Contoh Soal

Sepeda motor balap mula-mula diam. Setelah start, 10 sekon kemudian kecepatan rodanya
menjadi 36 putaran persekon.
a. Hitungkah percepatan sudut roda sepeda motor
b. Hitunglah jumlah putaran roda selama 10 sekon

Penyelesaian:

Diketahui:
Δ t = 10 sekon
Δ ω = 36 putaran/sekon

Soal:
a. = ... ?
b. θ = .... ?

Jawab:

a. =

=
= 3,6.2
= 7,2 rad/s2
= 3,6 put/s2

b. θt = θ0 + t2

=0+ . 7,2 102

= . 720
= 360 rad
= 180 putaran

Momen Gaya

Dinotasikan dengan (tau), satuannya N.m.


Benda dikenakan suatu gaya, salah satu akibatnya adalah terjadinya perubahan gerak pada
benda tersebut, yaitu gerak rotasi atau gerak translasi. Hal ini dapat diartikan bahwa bila pada
benda dikerjakan gaya, maka akan melakukan gerak rotasi saja atau melakukan rotasi dan
translasi atau melakukan gerak translasi saja.
Perhatikan gambar berikut!

Sebuah titik O dipengaruhi sebuah gaya F seperti gambar, momen gaya yang timbul dapat
dirumuskan sebagai:

Dengan = momen gaya, satuannya N.m


F = gaya, satuannya N
r = jarak titik O terhadap garis kerja gaya, satuannya meter

Untuk momen gaya karena pengaruh beberapa gaya, maka momen gaya totalnya dapat
dihitung dengan menggunakan rumus:

Momen gaya yang mengakibatkan putaran searah jarum jam diberi tanda (+) positif
sedangkan momen gaya yang menyebabkan putaran berlawanan dengan jarum jam diberi
tanda (-) negatif.

Bila gaya bukan tegak lurus dapat dilakukan dengan


a. mengeser gaya sepanjang garis kerja gaya sehingga tegak lurus dengan posisi sumbu rotasi
b. menguraikan gaya atas komponen-komponennya
Kopel

Momen kopel dinotasikan dengan M, satuannya N.m.


Kopel adalah pasangan dua buah gaya sama besar berlawanan arah dan sejajar.
Besarnya kopel dinyatakan dengan momen kopel (M). Momen Kopel adalah hasil kali salah
satu gaya dengan jarak antara kedua gaya. Momen kopel merupakan besaran vektor dengan
satuan N.m. Pengaruh kopel terhadap suatu benda dapat menyebabkan benda berotasi.

Momen Kopel positif : searah dengan putaran jarum jam


Momen Kopel negatif : berlawanan arah dengan putaran jarum jam

Keterangan:
M = Momen kopel, satuannya N.m
F = Gaya, satuannya newton (N)
d = jarak antara kedua gaya, satuannya meter (m)

Contoh penerapan penggunaan kopel dalam kehidupan sehari-hari adalah pada prinsip kerja
generator.

Contoh Soal :

Sebuah batang homogen dipengaruhi beberapa gaya seperti gambar berikut ini :

Hitung besarnya momen gaya total yang dialami oleh titik B akibat dari pengaruh kedua gaya
F1 dan F2!

Jawab :
1 = F1 . 2 = 20 . 2 = 40 N.m
2 = F2 . 3 = 10 . 3 = 30 N.m
Momen Gaya totalnya adalah
B = 2 - 1
= 30 - 40
= - 10 N.m

Momen Inersia

Momen Inersia Titik Partikel

Dinotasikan dengan I, satuannya kg.m2


Momen inersia suatu partikel adalah hasil kali massa partikel dengan kuadrat jarak terhadap
sumbu putarnya dan dirumuskan dengan:
Jika titik masa partikel lebih dari satu maka momen inersianya dapat dihitung dengan rumus:

dimana:
I = momen inersia, satuannya kg.m2
m = massa partikel, satuannya kg
r = jarak partikel terhadap sumbu putar, satuannya m

Momen Inersia benda tegar

Perhatikan gambar berikut ini!


Sebuah elemen massa dm berjarak r terhadap sumbu rotasi. Apabila sebuah benda pejal
terdiri dari distribusi materi yang kontinue, maka kita dapat menganggap benda terdiri dari
sejumlah besar elemen massa dm yang tersebar merata. Momen Inersia benda adalah jumlah
dari momen inersia semua elemen massa tersebut,r2 dm. Untuk dm yang jumlahnya banyak,
penjumlahan menjadi sebuah integral.

Dengan batas-batas integral yang dipilih sehingga mencakup seluruh benda.

Besar momen Inersia tergantung pada:


- Bentuk benda
- Massa benda
- Letak sumbu putarnya

Momen Inersia untuk berbagai bentuk benda:

a. Batang Homogen

- Diputar pada salah satu ujungnya:

- Diputar ditengah-tengahnya:

Dimana:
m = massa batang, satuannya kg
L = panjang batang, satuannya m
b. Cincin

- Berongga poros di pusat

- Pejal poros di pusat

- Pejal diputar pada salah satu sisi

Keterangan:
m = massa cincin, satuannya kg
R = jari-jari cincin, satuannya m

c. Silinder

- Silinder Berongga dengan poros melalui pusat

- Silinder Pejal dengan poros melalui pusat

- Silinder Berongga dengan 2 jari-jari dalam dan luar dengan poros melalui pusat

dengan:
m = massa silinder = kg
R1 = Jari-jari dalam = m
R2 = Jari-jari luar = m
R = Jari-jari silinder berongga atau pejal

d. Bola
- Bola Berongga dengan poros pusat bola

- Bola Pejal dengan poros pusat bola

Selanjutnya untuk mencari momen inersia dari benda-benda yang bentuknya seperti di atas
tetapi dengan sumbu putar pada jarak L dan sejajar dengan sumbu mula-mula, melalui poros
massa, dapat digunakan rumus sumbu sejajar:

dengan
I = Momen Inersia yang baru dalam kg. m2
I0 = momen inersia dengan poros melalui pusat massa dalam kg.m2
M = massa benda dalam kg
L = jarak sumbu mula-mula melalui pusat massa dengan yang baru dalam m

Energi Kinetik Rotasi

Energi kinetik rotasi sebuah benda pejal dapat diturunkan dari energi kinetik translasi sebagai
berikut:

dengan
m = massa benda dalam kg;
v = kecepatan linier benda dalam m/s2
Ek = energi kinetik benda dalam joule.

Mengingat v = ω R maka
Karena mR2 adalah momen inersia maka rumus energi kinetik rotasi dapat dirumuskan
sebagai:

dengan:
Ek rot = energi kinetik rotasi dalam joule
I = momen inersia benda dalam kg.m2
ω = kecepatan sudut dalam rad/s

Usaha dalam Gerak Rotasi

Perhatikan gambar berikut ini !

Sebuah gaya F bekerja pada jarak R dari sumbu putar benda.

Usaha yang dilakukan oleh sebuah momen gaya yang bekerja untuk merotasikan sebuah
benda tegar sejauh dθ dapat diperoleh dari rumus gerak linier sebagai berikut:
W = F.s = F. Rθ; karena F.R adalah momen gaya maka:

dengan
W = usaha gerak rotasi dalam joule
= momen gaya dalam kg.m
θ = sudut yang dibentuk dalam rad
Dalam gerak rotasi sebuah momen gaya melakukan kerja pada benda dan mengubah energi
kinetik rotasinya sesuai dengan hubungan

Pada gerak rotasi juga berlaku hukum kekekalan energi mekanik jika resultan gaya luar sama
dengan nol yaitu :
Ep + Ek tran + Ek rot = tetap
Ep1 + Ek tran 1 + Ek rot 1 = Ep2 + Ek tran 2 + Ek rot 2
atau

dengan
∆Ep = perubahan energi potensial
∆Ek tran = perubahan energi kinetik translasi
∆Ek rot = perubahan energi kinetik rotasi

Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Momentum Sudut

Dinotasikan dengan L, satuannya kg.m2/s


Pada gerak rotasi momen inersia I merupakan analogi dari massa m dan ω merupakan
analogi dari kecepatan linier v, maka rumus momentum sudut untuk gerak rotasi dapat
dituliskan:

p = m.v dan v = ω.r maka dihasilkan

Dengan L = momentum sudut dalam kg. m2/s ; I = momen inersia dalam kg.m2 dan ω =
kecepatan sudut dalam rad/s.

Momentum sudut merupakan besaran vektor,


Hubungan momentum sudut dengan momen gaya

Analogi dengan hubungan impuls dan momentum maka hubungan momentum sudut dengan
momen gaya dapat diperoleh :

dt = dL atau

dengan = momen gaya dan dL/dt adalah turunan dari momentum sudut terhadap waktu

Hukum Kekekalan Momentum Sudut

Bila tidak ada gaya dari luar yang bekerja pada benda ( = 0) maka berlaku hukum kekekalan
momentum sudut yaitu :

a. untuk satu benda

I1 = momen inersia keadaan 1, ω1 = kecepatan sudut keadaan 1, L1 = momentum sudut


keadaan 1
I2 = momen inersia keadaan 2, ω2 = kecepatan sudut keadaan 2, L2 = momentum sudut
keadaan 2

b. untuk dua benda


I1. ω1 + I2. ω2 = ( I1 + I2 )ω Bila arah gerak searah
I1. ω1 - I2. ω2 = ( I1 + I2 )ω Bila arah gerak berlawanan arah

I1 = momen inersia benda 1 dalam kg.m2 ; ω1 = kecepatan sudut benda 1 dalam rad/s
I2 = momen inersia benda 2 dalam kg.m2 ; ω2 = kecepatan sudut benda 2 dalam rad/s
ω = kecepatan sudut benda gabungan benda 1 dan benda 2 dalam rad/s

Gerak Menggelinding

Penerapan dari hukum kekekalan momentum sudut adalah :


- peloncat indah
- penari ballet
- kursi putar

Penari ballet berputar perlahan saat membentangkan tangannya. Ketika sang penari melipat
tangannya di dada kecepatan putarannya bertambah, dan membentangkan kembali tangannya
saat akan berhenti dari putaran. Pada kejadian ini berlaku hukum kekekalan momentum yaitu
momentum sudut saat membentangkan sama dengan momentum sudut saat melipat
tangannya.

Gerak menggelinding terjadi bila sebuah benda melakukan dua macam gerakan secara
bersamaan yaitu gerak translasi dan gerak rotasi.

Contoh gerak menggelinding.


Pada sebuah roda bekerja gaya sebesar F, benda bergerak pada bidang kasar. Dalam hal ini
ada dua jenis gerakan, yaitu : gerak translasi dan gerak rotasi.

- Gerak rotasi berlaku:


=I fges . R = I

Keterangan:
a = percepatan dalam m/s2
fges = gaya gesekan dalam Newton (N)
R = jari-jari roda dalam m
I = momen kelembaman dalam kg.m2

- Gerak translasi berlaku:


ΣF = m.a
F – fges = m.a

Keterangan:
F = Gaya luar dalam newton (N)
m = massa benda dalam kg

Contoh kasus berikut ini.

Sebuah roda ditarik oleh sebuah gaya sebesar 60 N pada tepi roda (gambar). Roda bergerak
mengelinding pada lantai kasar dengan koeffisien gesekan kinetis 0,4. Jika massa roda 5 kg
dan jari-jari roda 1 m tentukan besarnya percepatan roda !

Penyelesaian :
Diket : F = 60 N
R=1m
m = 5 kg
µ = 0,4
Ditanya : a = …… ?

Jawab :
= .5.12 = 2,5 kg.m2

=I ( F + fges ). R = I

Pada gerak menggelinding berlaku hukum kekekalan energi mekanik

TITIK BERAT

Kompetensi

Kompetensi
1. Siswa dapat menjelaskan konsep titik berat

2. Siswa dapat menentukan letak titik berat dari susunan dua benda atau lebih satu
dimensi (panjang)

3. Siswa dapat menentukan letak titik berat dari susunan dua benda atau lebih dua dimensi
(bidang)

4. Siswa dapat menentukan letak titik berat dari susunan dua benda atau lebih tiga
dimensi (ruang)

Pengantar

Pengantar

Pernahkah kamu melihat permainan sirkus seperti gambar di atas..?


Apakah rahasia dari para pemain sirkus sehingga dapat beraksi seperti gambar di atas tanpa
jatuh..?
Rahasianya adalah titik berat. Apakah titik berat itu? Mari kita cari tahu..!
Konsep Titik Berat

Konsep Titik Berat


Semua benda di bumi mempunyai berat. Berat suatu benda dapat dianggap terkonsentrasi
pada satu titik yang di sebut pusat gravitasi atau titik berat. Pada titik berat ini gaya-gaya
yang bekerja menghasilkan momen resultan sama dengan nol. Karena itulah benda yang di
tumpu pada titik beratnya akan berada dalam keseimbangan statik. Dengan kata lain titik
berat adalah titik tangkap dari semua gaya yang bekerja. Contoh berikut ini menunjukkan
bagaimana menentukan letak resultan gaya yang sejajar.
Contoh soal

Empat buah gaya masing-masing F1 = 20N, F2 = 30N, F3 = 40N dan F4 = 10N bekerja pada
sepanjang sumbu x seperti gambar berikut. Tentukanlah letak resultan keempat gaya tersebut!

Jawab:
gaya F1= 20 N dengan x1=-1m
gaya F2=30 N dengan x2=1m
gaya F3=40 N dengan x3=2m
gaya F4= 10 N dengan x4=3m
Letak Resultan keempat gaya tersebut dapat di tentukan dengan persamaan

Nah setelah mempelajari bagaimana mencari letak resultan gaya sejajar yang bekerja pada
benda marilah kita lihat bagaimana letak resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda
homogen berbentuk tak beraturan berikut ini.
Benda dengan berat w tersusun atas partikel-partikel dengan berat w1, w2, w3, .... yang
terletak pada koordinat (x1,y2,z3), (x2,y2,z2), (x3,y3,z3) dan seterusnya...
letak titik resultan gaya-gaya tersebut secara umum dapat ditentukan dengan persamaan
w1= w2= w3= berat masing-masing partikel
X1 = letak partikel 1 pada sumbu x
X2 = letak partikel 2 pada sumbu x
X3 = letak partikel 3 pada sumbu x

y1 = letak partikel 1 pada sumbu y


y2 = letak partikel 2 pada sumbu y
y3 = letak partikel 3 pada sumbu y

z1 = letak partikel 1 pada sumbu z


z2 = letak partikel 2 pada sumbu z
z3 = letak partikel 3 pada sumbu z

Hal-hal Istimewa Pada Titik Berat

Hal-hal Istimewa Pada Titik Berat


a. Titik berat benda homogen satu dimensi (garis)
Untuk benda-benda berbentuk memanjang seperti kawat , massa benda dianggap diwakili
oleh panjangnya (satu dimensi) dan titik beratnya dapat dinyatakan dengan persamaan
berikut:

l1 = panjang garis 1
l2 = panjang garis 2
Bentuk benda homogen berbentuk garis (1 dimensi) dan letak titik beratnya.

Contoh soal :

Tentukanlah letak titik berat benda homogen satu dimensi seperti gambar berikut ini!

b. Titik berat benda-benda homogen berbentuk luasan (dua dimensi)


Jika tebal diabaikan maka benda dapat dianggap berbentuk luasan (dua dimensi), dan titik
berat gabungan benda homogen berbentuk luasan dapat ditentukan dengan persamaan
berikut:

A1 = Luas Bidang 1
A2 = Luas bidang 2
x1 = absis titik berat benda 1
x2 = absis titik berat benda 2
y1 = ordinat titik berat benda 1
y2 = ordinat titik berat benda 2

Titik berat benda homogen berbentuk luasan yang bentuknya teratur terletak pada sumbu
simetrinya. Untuk bidang segi empat, titik berat diperpotongan diagonalnya, dan untuk
lingkaran terletak dipusat lingkaran. Titik berat bidang homegen di perlihatkan pada tabel
berikut:
Contoh soal:

Sebuah karton berbentu huruf L dengan ukuran seperti pada gambar di bawah.

Tentukan koordinat titik berat karton tersebut!


c. Titik berat benda-benda homogen berdimensi tiga
Letak titik berat dari gabungan beberapa benda pejal homogen berdimensi tiga dapat
ditentukan dengan persamaan:

V1=Volume Benda 1
V2= Volume Benda 2
x1 = absis titik berat benda 1
x2 = absis titik berat benda 2
y1 = ordinat titik berat benda 1
y2 = ordinat titik berat benda 2
Pendahuluan

Gapura Mesjid Agung, Jawa Tengah


pernahkah kamu memperhatikan jembatan, pintu gerbang, stuktur suatu bangunan seperti
gambar di atas? Bagaimana bangunan tersebut bisa berdiri tegak?
Pada pelajaran fisika sebelumnya, telah dipelajari pokok bahasan dinamika partikel dan
dinamika rotasi.Dalam dinamika partikel kita mempelajari partikel yang bergerak translasi
(gerak lurus, gerak melingkar, gerak parabola). Dalam dinamika rotasi, kita mempelajari
benda tegar yang berotasi.Dalam pokok bahasan ini, kita mempelajari benda yang berada
dalam kesetimbangan.Terdapat dua jenis kesetimbangan, yakni kesetimbangan statis dan
kesetimbangan dinamis.Sesuai dengan hukum I Newton, suatu benda setimbang statis jika
benda diam dan benda setimbang dinamis jika benda bergerak dengan kecepatan konstan.
Konsep kesetimbangan benda tegar merupakan pengetahuan dasar yang sangat penting dan
mempunyai banyak penerapan dalam kehidupan sehari-hari, khususnya pada bidang
teknik.Pemahaman dan perhitungan mengenai gaya-gaya yang bekerja pada benda yang
berada dalam keadaan setimbang statis sangat penting, khususnya bagi para ahli teknik
(arsitek atau insinyur). Dalam merancang sesuatu, baik gedung, jembatan, kendaraan, dll,
para arsitek atau insinyur juga memperhitungkan secara seksama, apakah struktur suatu
bangunan, pelabuhan, jembatan dll, mampu menahan gaya-gaya yang bekerja padanya
sehingga tidak ambruk?
Indikator
Setelah mempelajari materi ini diharapkan peserta didik dapat:

1. Menganalisis syarat-syarat keseimbangan benda


2. Memahami jenis-jenis Keseimbangan benda

Syarat-syarat Kesetimbangan Benda


Pada materi 1 ini kamu akan mempelajari syarat-syarat Kesetimbangan Benda, tapi
sebelumnya kita mempelajari benda tegar terlebih dahulu.
Benda tegar adalah benda yang tidak mengalami perubahan bentuk akibat pengaruh gaya
atau momen gaya. Sebenarnya benda tegar hanyalah suatu model idealisasi. Karena pada
dasarnya semua benda akan mengalami perubahan bentuk apabila dipengaruhi oleh suatu
gaya atau momen gaya.
Kesetimbangan adalah suatu kondisi benda dengan resultan gaya dan resultan momen
gaya sama dengan nol.
Kesetimbangan biasa terjadi pada :
a. Benda yang diam (statik)
Dengan kata lain, suatu benda dikatakan dalam kesetimbangan statik jika benda tidak
bergerak baik dalam arah horizontal, vertikal, maupun secara rotasi.
contoh : semua bangunan gedung, jembatan, pelabuhan, dan lain-lain.

Dari gambar di atas terlihat bangunan menara yang begitu indah dan kokoh, juga
pelabuhan yang begitu kuat walaupun dilewati berpuluh-puluh ton mobil, truk dan
kendaran lainnya.

b. Benda yang bergerak lurus beraturan (dinamik)


Contoh : gerak meteor di ruang hampa, gerak kereta api di luar kota, elektron
mengelilingi inti atom,dan lain-lain.

Anda bisa melihat animasi electron mengelilingi inti di bawah ini :


Kesetimbangan benda tegar dibedakan menjadi dua:
1). Kesetimbangan partikel
Partikel adalah benda yang ukurannya dapat diabaikan dan hanya mengalami gerak
translasi (tidak mengalami gerak rotasi).
Syarat kesetimbangan partikel
Jika partikel terletak pada bidang XY dan gaya-gaya yang bekerja diuraikan dalam
komponen sumbu X dan sumbu Y. Partikel merupakan ukuran benda terkecil, sehingga
sering digambarkan sebagai titik. Akibatnya, jika ada gaya yang bekerja pada partikel,
maka gaya tepat mengenai pada pusat massa benda. Oleh karena itu, partikel hanya
mengalami gerak translasi (menggeser). Gerak translasi merupakan gerak yang
memenuhi hukum II Newton.

Sehingga syarat kesetimbangan partikel dapat ditulis :

Keseimbangan Partikel

Untuk menyelesaikan materi di atas menggunakan Aturan Sinus:


Contoh soal :

Soal Keseimbangan Partikel


Jika sistem dalam keadaan setimbang, besar gaya tegangan pada kedua tali adalah ….
Pembahasan
T1 dan T1 harus diuraikan ke arah sumbu x dan sumbu y sebagai berikut.

Karena yang ditanyakan hubungan antara T1 dan T1 , kita cukup menganalisis


kesetimbangan titik searah sumbu x saja.

Jadi, besar gaya tegangan kedua tali adalah sama besar.


2) Keseimbangan Rotasi
Momen gaya ( )merupakan besaran vektor yang nilainya sama dengan hasil kali antara
gaya dengan jarak dari titik poros arah tegak lurus garis kerja gaya. Dirumuskan:

Putaran momen gaya yang searah dengan putaran jarum jam disebut momen gaya positif,
sedang yang berlawanan putaran jarum jam disebut momen gaya negatif.
Contoh Soal :
Jika diketahui jarak F1 ke P = 4 m dan Jarak F2 ke P = 2 m, maka tentukan torsi total
yang dialami benda pada gambar di bawah ini!

Contoh Soal Momen Gaya


Pembahasan Soal

Pembahasan Soal Momen Gaya

Pada sistem keseimbangan rotasi benda berlaku resultan momen gaya selalu bernilai nol,
sehingga dirumuskan:

Besar momen gaya searah jarum jam = besar momen gaya berlawanan jarum jam
Contoh Soal:
Kotak lampu digantung pada sebuah pohon dengan menggunakan tali, batang kayu dan
engsel seperti terlihat pada gambar berikut ini:
Jika :
AC = 4 m
BC = 1 m
Massa batang AC = 50 kg
Massa kotak lampu = 20 kg
Percepatan gravitasi bumi g = 10 m/s2
Tentukan besarnya tegangan tali yang menghubungkan batang kayu dengan pohon!

Pembahasan Keseimbangan
Penguraian gaya-gaya dengan mengabaikan gaya-gaya di titik A (karena akan dijadikan
poros):

3) Kesetimbangan Benda Tegar


Syarat kesetimbangan benda:

Jenis-jenis Kesetimbangan

Tidak semua benda yang kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari selalu diam. Mungkin pada
mulanya benda diam, tetapi jika digerakkan maka benda bisa saja bergerak.Persoalannya,
apakah setelah benda bergerak, benda kembali lagi ke posisinya semula atau tidak, hal ini
bergantung pada jenis kesetimbangan benda tersebut.Pada materi 2 ini kamu akan
mempelajari tentang jenis-jenis Kesetimbangan.
Menurut pemahamanmu, apa saja Jenis-jenis Kesetimbangan? Kesetimbangan bisa kita
golongkan menjadi tiga, yaitu kesetimbangan stabil, kesetimbangan tak stabil, dan
kesetimbangan netral.
a. Kesetimbangan Stabil
Suatu benda dikatakan pada kesetimbangan stabil jika misalkan pada benda kita beri sedikit
gaya, akan muncul gaya pemulih sehingga benda akan kembali ke posisi. Contohnya sebuah
balok dan benda yang berada dalam lubang yang melingkar seperti pada gambar dibawah.
Bila balok pada gambar dibawah kita rotasikan sedikit, gaya beratnya akan berusaha
mengembalikan benda ke posisi semula.

Kesetimbangan Stabil
b. Kesetimbangan Labil
Kesetimbangan labil adalah kesetimbangan yang dialami benda yang apabila diberikan
sedikit gangguan benda tersebut tidak bisa kembali ke posisi kesetimbangan semula.
Pada gambar I, Benda pada mulanya diam lalu bergerak karena ada gangguan (ada resultan
gaya atau resultan momen gaya yang menggerakan benda). Setelah bergerak, benda terus
bergerak menjauhi posisinya semula. Benda bergerak menjauhi posisinya semula karena
setelah bergerak posisi titik berat berada di sebelah kanan titik tumpuh. Ketika titik berat
berada di sebelah kanan titik tumpuh, terdapat resultan momen gaya atau resultan torsi yang
memutar benda menjauhi posisinya semula.
Pada Gambar II menunjukkan sebuah kelereng yang ditempatkan di atas bidang cembung.
Ketika diberi gangguan kecil dan kemudian dihilangkan, kelereng tidak akan pernah kembali
ke posisi awalnya. Kesetimbangan labil ditandai oleh adanya penurunan titik berat benda jika
dipengaruhi suatu gaya.

c. Kesetimbangan Indeferen
Keseimbangan indeferen atau netral adalah keseimbangan yang dialami benda
yang apabila diberikan sedikit gangguanbenda tersebut tidak mengalami perubahan
titik berat benda.
Bola yang pada mulanya diam di atas bidang datar bergerak akibat adanya gangguan. Setelah
berhenti bergerak, bola tetap berada di posisinya yang baru. Bola tidak bergerak kembali ke
posisinya semula dan juga tidak bergerak semakin jauh dari posisinya semula.

Contoh soal :
Tentukan jenis kesetimbangan kelereng yang berada di atas benda-benda berikut ini :

Pembahasan :
Gambar 1 : kelereng tidak akan pernah kembali ke posisi awalnya.
Keseimbangan labil ditandai oleh adanya penurunan
titik berat benda jika dipengaruhi suatu gaya
Gambar 2 : kelereng akan kembali ke posisi semula.
Keseimbangan stabil ditandai oleh adanya
kenaikan titik benda jika dipengaruhi suatu gaya.
Gambar 3 : kelereng akan kembali diam pada kedudukan yang berbeda.
Keseimbangan yang ditandai oleh tidak adanya perubahan pasti
titik berat jika dipengaruhi suatu gaya disebut dengan keseimbangan netral.

Daftar Pustaka

1. Buku Fisika XI Peminatan Kurikulum 2013 : Marthen Kanginan


2. Buku Fisika untuk SMA kelas XI Kurikulum 2013 : Ketut Kamajaya, Wawan
Purnama
3. Buku Fisika untuk SMA kelas XI Kurikulum 2013 : Sunardi, Siti Zenab
4. Buku Fisika untuk SMA kelas XI Kurikulum 2013 Bailmu
5. BSE Kelas XI Fisika Aip Sarifudin, 2006
6. BSE Kelas XI Fisika Abdul Haris, 2006
7. BSE Kelas XI Fisika Sri Handayani, 2009

LINK TERKAIT

1. https://gurumuda.net/kesetimbangan-benda-tegar.htm
2. http://fisikastudycenter.com/fisika-xi-sma/27-keseimbangan
3. https://gurumuda.net/jenis-jenis-keseimbangan.htm
4. http://kakajaz.blogspot.co.id/2016/03/pembahasan-fisika-un-kesetimbangan.html
5. https://gurumuda.net/contoh-soal-kesetimbangan-benda-tegar.htm

Anda mungkin juga menyukai