Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM SINTESIS PEMISAHAN SENYAWA

METODE PEMISAHAN SENYAWA : SOKHLET

Dosen Pengampu: Eva Agustina, M.Si

Nama : Muhammad Ilham Mansis


NIM : 09020120036
Kelompok :3
Asisten Laboratorium : Vidya Listya Nurina
Tanggal Praktikum : 2 November 2021

PROGRAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN SAINS
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SUNAN AMPEL
SURABAYA
2021
A. Judul
Metode pemisahan senyawa : sokhlet

B. Tujuan
Mengetahui cara pemisahan senyawa dengan metode sokhlet

C. Dasar Teori
Delima (Punicia granatum) pada umumnya ditanam di pekarangan rumah dan
bermanfaat sebagai tanaman hias dan obat-obatan. Daging buahnya dapat dimakan langsung
dengan rasa asam manis. Daun delima mempunyai ciri-ciri yaitu daunnya lebih banyak
berhadapan, bentuk daun lonjong-agak oval dengan pangkal daun lancip tetapi ada juga yang
tumpul, pinggir daun rata dengan ujung yang lancip dan juga dijumpai bercabik dengan
tangkai daun pendek (Sudjijo, 2014). Delima dapat digunakan sebagai obat tradisional karena
memiliki sifat antibakteri, antioksidan dan anti inflamasi (Lei et al., 2003). Pada praktikum
kali ini kami akan melakukan ekstrak pada daun delima dengan metode pemisahan senyawa
yaitu sokhlet. Telah diketahui bahwa ekstrak daun delima mempunyai manfaat, salah satunya
yaitu dapat menghambat obesitas sehingga dapat menurunkan berat badan (Lei et al., 2007).
Ekstrak merupakan sediaan pekat yang diperoleh dengan cara mengekstraksi zat aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani dengan pelarut yang sesuai lalu semua pelarut
diuapkan (Rifdah, 2018).Metode sokhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu
baru yang umumnya dilarutkan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi terus menerus
dengan jumlah pelarut yang konstan dengan adanya pendingin balik. Biomasa ditempatkan
dalam wadah soklet yang dibuat dengan kertas saring, melalui alat ini pelarut akan terus
direfluks. Alat soklet akan mengosongkan isinya ke dalam labu dasar bulat hingga pelarut
mencapai kadar tertentu. Setelah pelarut segar melewati alat ini melalui pendingin refluks,
ekstraksi berlangsung sangat efisien dan senyawa dari biomasa secara efektif dapat ditarik ke
dalam pelarut karena konsentrasi awalnya rendah dalam pelarut (Darnengsih et al., 2018).
Metode ekstraksi ini tidak cocok untuk ekstraksi senyawa termosensitif karena
kemungkinan dekomposisi termal senyawa target karena ekstraksi biasanya terjadi pada titik
didih pelarut yang digunakan untuk jangka waktu yang lama (Bimakr et al., 2011). Ektraksi
dengan metode sokhlet juga memiliki keuntungan yaitu proses ekstraksi yang terus menerus
dan sampel terekstraksi oleh pelarut murni hasil kondensasi sehinga tidak membutuhkan
banyak pelarut dan juga tidak membutuhkan banyak waktu (Mukhriani, 2014). Pelarut untuk
ekstraksi sohklet kita dapat menggunakan heksana jika bahan yang diuji mempunyai sebagian
besar sifat non-polar (Ozel & Kaymaz, 2004).
Selain itu pada praktikum ini juga akan dilakukan uji kualitatif fitokimia yang meliputi
uji alkaloid, flavonoid, saponin, fenolik, tanin, steroid dan triterpenoid. Steroid adalah
senyawa organik lemak strerol tidak terhidrolisis sedangkan flavonoid merupakan senyawa
polar yang dapat mudah larut dalam pelarut polar. Untuk alkaloid sendiri merupakan zat
tumbuhan sekunder yang sering bersifat racun bagi manusia. Berbeda dengan tanin yang
merupakan senyawa aktif tumbuhan yang mempunyai sifat fenol, berasa sepat dan dapat
menyamak kulit (Noer et al., 2016). Saponin mempunyai beberapa manfaat yaitu antibakteri,
penghilang rasa sakit dan juga dapat mengencerkan dahak, saponin dapat ditemukan pada
batang pisang (Agung et al., n.d.).

D. Metode

Alat dan bahan

Alat :
 Beaker glass
 Pengaduk
 Blender
 Corong
 Rotary evaporator
 Alat Sokhlet

Bahan :
 Daun delima yang sudah kering
 Methanol
 Etil asetat
 N-heksana
Skema Kerja

Sokhlet

Daun delima

Dikeringkan di bawah sinar matahari


lalu di blender hingga halus

Daun delima yang sudah


diblender

Ditimbang sebanyak 25 gram lalu


dibungkus dengan kertas saring

Daun delima yang sudah


dibungkus

Dimasukkan ke dalam alat sokhlet


dengan labu alas bulatnya yang telah di
isi pelarut sebanyak 350 ml

Daun delima yang dimasukkan


ke dalam alat sokhlet

Dinyalakan heating mantle dengan suhu 60°C


lalu dialirkan air pada kondensor dan
dilakukan hingga ekstraksi jernih

Daun delima yang telah diekstrak

Diambil filtrat hasil ekstrak lalu


dimasukkan ke dalam labu evaporator

Filtrat diuapkan dengan


menggunakan rotary evaporator
Uji alkaloid

Daun delima kering

Dimasukkan 0,5 gram ke dalam tabung


reaksi lalu diberi HCL 1% sebanyak 0,5 mL

Daun delima yang telah


dicampur HCL

Diberikan 1 hingga 2 tetes dragendorf

Amati campuran tersebut, bila


berwarna jingga maka positif alkaloid

Uji flavonoid

Daun delima kering

Dimasukkan 200 gram ke dalam tabung


reaksi lalu diberi etanol dan di panaskan
selama 5 menit

Daun delima yang telah


dipanaskan

Diberikan beberapa HCL pekat lalu


diberikan magnesium sebanyak 0,2 gram

Amati campuran tersebut, jika


berwarna merah tua maka
menunjukkan positif flavonoid
Uji saponin

Daun delima kering

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


sebanyak 0,5 gram lalu ditambahkan
air panas dan didinginkan

Daun delima kering yang


telah didinginkan

Dikocok selama 10 menit, jika berbuih


dan jika diberikan HCL 2N tetap berbuih
maka menunjukkan positif saponin

Amati apakah larutan


tersebut berbuih atau tidak

Uji fenolik

Daun delima kering

Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer


sebanyak 0,5 gram lalu diberi etanol
70% sebanyak 10 mL

Larutan yang telah dicampur

Diambil sebanyak 1 mL lalu


dimasukkan ke dalam tabung reaksi

Larutan dalam tabung reaksi

Diberikan larutan FeCl3 5%


sebanyak 2 tetes

Amati larutan tersebut, jika terbentuk


warna hijau atau hijau kebiruan maka
menunjukkan positif fenol
Uji tanin

Daun delima kering

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi


sebanyak 0,5 gram lalu diberikan aquades
sebanyak 2 mL dan FeCl3 1% sebanyak 2
tetes

Amati larutan tersebut, jika


berwarna hijau kebiruan maka
positif tanin

Uji Steroid dan Triterpenoid

Daun delima kering

Dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak


0,5 gram lalu diberikan CHCL3 sebanyak 0,5
mL dan asam asetat sebanyak 0,5 mL

Campuran dalam tabung


reaksi

Diberikan H2SO4 pekat sebanyak 2


mL melalui dinding tabung reaksi

Amati campuran tersebut, jika terbentuk


warna ungu-merah maka positif
triterpenoid dan jika berwarna hijau atau
biru maka positif steroid
I. HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Perlakuan ekstraksi dengan metode sokhlet
No Perlakuan Pengamatan Gambar hasil pernyataan
1. Ditimbang serbuk daun Serbuk daun delima
delima dengan neraca ditimbang sebanyak 75
analitik gram dengan neraca
analitik

Dok. Pribadi, 2021


2. Dibungkus serbuk daun Serbuk daun delima
delima yang telah
dibungkus dengan kertas
ditimbang dengan kertas
saring saring

Dok. Pribadi, 2021


3. Dimasukkan ke dalam Serbuk daun delima yang
alat sokhlet dengan labu
telah dibungkus kertas
alas bulatnya yang telah
di isi pelarut metanol saring dimasukkan ke
sebanyak 200 mL
dalam alat sokhlet dengan
labu alas bulatnya telah di
isi pelarut

Dok. Pribadi, 2021


4. Dinyalakan heating Heating mantle suhu
mantle suhu pemanas pemanas dinyalakan 60°C
hingga 60°C lalu alirkan lalu dialirkan air pada
air pada kondensor dan kondensor dan ekstraksi
dilakukan ekstraksi dilakukan hingga jernih
hingga jernih

Dok. Pribadi, 2021


5. Diambil sampel dari alat Sampel dari alat sokhlet
sokhlet dan dilakukan dipindah ke dalam beaker
destilasi lalu dipindah ke glass lalu dipanaskan
dalam beaker glass dan hingga 100°C
dipanaskan

Dok. Pribadi, 2021

Tabel 2. Hasil ekstraksi dengan sokhlet


Keterangan Perubahan warna Volume Lama waktu
ekstraksi
Ekstraksi daun Hijau (tidak sampai 100 mL 5 jam 12 menit
delima dengan jernih)
metode sokhlet

Tabel 3. Perlakuan uji flavonoid


No Perlakuan Pengamatan Gambar hasil pernyataaan
1. Ditimbang serbuk daun Serbuk daun delima
delima dengan neraca ditimbang sebanyak 200
analitik lalu dimasukkan mg lalu dimasukkan ke
ke dalam tabung reaksi dalam tabung reaksi

Dok. Pribadi, 2021


2. Diberikan etanol Tabung reaksi diberi
sebanyak 5 mL lalu etanol 5 mL lalu
dipanaskan 5 selama dipanaskan selama 5 menit
menit

Dok. Pribadi, 2021


3. Diberikan beberapa tetes Tabung reaksi diberi HCL
HCL pekat dan pekat dan magnesium 0,2
magnesium 0,2 gram gram lalu terbentuk buih
dan berwarna kecoklatan

Dok. Pribadi, 2021

Tabel 4. Perlakuan uji saponin


No Perlakuan pengamatan Gambar hasil pernyataan
1. Dimasukkan 0,5 gram Daun delima hasil
sampel ke dalam tabung ekstraksi sebanyak 0,5
reaksi gram dimasukkan ke
dalam tabung reaksi

Dok. Pribadi, 2021


2. Diberikan air panas dan Tabung reaksi diberi air
didinginkan lalu dikocok panas dan didinginkan lalu
selama 10 menit dikocok

Dok. Pribadi, 2021


3. Diberikan HCL 2N Tabung reaksi diberi HCL
2N dan terbentuk buih dan
berwarna hijau kekuningan

Dok. Pribadi, 2021

Tabel 5. Perlakuan uji fenolik


No Perlakuan Pengamatan Gambar hasil pernyataan
1. Dimasukkan sampel Sampel dimasukkan ke
sebanyak 0,5 gram ke dalam Erlenmeyer lalu
dalam Erlenmeyer lalu diberi etanol 70%
diberikan etanol 70% sebanyak 10 mL
sebanyak 10 mL

Dok. Pribadi, 2021


2. Diberikan larutan FeCl3 Tabung reaksi diberi FeCl3
5% sebanyak 2 tetes 1% sebanyak 2 tetes lalu
terbentuk warna hijau
kebiruan

Dok. Pribadi, 2021

Tabel 6. Perlakuan uji tanin


No Perlakuan Pengamatan Gambar hasil pernyataan
1. Dimasukkan sampel ke Setelah diberikan aquades
dalam tabung reaksi dan FeCl3 campuran muali
sebanyak 0,5 gram lalu berubah warna
diberi aquades 2 mL dan
FeCl3 1% sebanyak 2
tetes

Dok. Pribadi, 2021


2. Diamati campuran Campuran berubah
tersebut menjadi warna biru atau
hijau kebiruan

Dok. Pribadi, 2021

Tabel 7. Perlakuan uji steroid dan triterpenoid


No Perlakuan Pengamatan Gambar hasil pernyataan
1. Dimasukkan sampel Sampel dimasukkan
sebanyak 0,5 gram ke tabung reaksi dan
dalam tabung reaksi lalu diberikan CHCl3 dan asam
diberikan CHCl3 dan asetat
asam asetat sebanyak 0,5
mL

Dok. Pribadi, 2021


2. Diberikan H2SO4 pekat Terbentuk warna hijau
sebanyak 2 mL pada campuran

Dok. Pribadi, 2021

Tabel 8. Hasil uji fitokimia


Nama uji Hasil (+/-) Perubahan
Uji flavonoid Negatif (-) Berbuih banyak, warna
kecoklatan
Uji fenolik Positif (+) Hijau kebiruan
Uji saponin Positif (+) Berbuih sedikit, warna hijau
kekuningan
Uji tanin Positif (+) Biru
Uji steroid dan triterpenoid Steroid (+) Hijau
Triterpenoid (-)

II. PEMBAHASAN
Pada ekstraksi daun delima dengan metode sokhlet didapatkan hasil ekstrasi yaitu 100
mL dengan warna hijau tetapi tidak sampai jernih. Waktu yang dihabiskan selama ekstrasi
daun delima ini adalah sekitar 5 jam 12 menit dan pelarut yang digunakan adalah metanol.
Jika ingin melakukan ekstraksi dengan waktu singkat dapat menggunakan pelarut n-heksana
karena memiliki titik didih paling rendah (Arlestya Aerlene, 2013). Pelarut yang dapat
digunakan selain n-heksana adalah petroleum eter, benzena dan alkohol tergantung yang
dibutuhkan. Pelarut yang baik untuk ekstraksi adalah pelarut yang biasanya bersifat non polar
yang dapat melarutkan minyak (Wirnia Setyani, 2014). Hasil ekstraksi yang maksimal
biasnya membutuhkan suhu dan waktu yang relatif lama, semakin tinggi suhu dan lama
waktu ekstraksi maka semakin tinggi pula yield yang didapatkan (Zainuddin et al, 2020).
Ektraksi dengan metode sokhlet memiliki beberapa keuntungan yaitu pelarut yang digunakan
lebih sedikit, waktu yang digunakan lebih cepat, sampel yang diekstraksi sempurna karena
dilakukan berulang-ulang. Selain itu aktivitas biologis tidak hilang saat dipanaskan (Febrina
et al., 2015). Metode ektraksi dengan sokhlet ternyata diduga efektif dalam mengekstrak
bahan yang mengandung senyawa bioaktif (Choirul Anam et al., 2014). Ekstraksi dengan
metode sohklet menggunakan pelarut metanol mampu menghasilkan aktivitas antioksidan
yang nilai equivalennya sebesar 59,33 equivalen ag/g (Mamonto et al., 2014).
Pada praktikum ini dilakukan uji kualitatif fitokimia dengan tujuan untuk mengetahui
apakah ekstraksi daun delima mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, fenolik,
tanin, steroid dan triterpenoid. Hasil ekstraksi daun delima ini diharapkan dapat bermanfaat
sebagai antibakteri, antioksidan dan anti inflamasi, seperti yang telah dipaparkan oleh Lei et
al, 2007. Flavonoid merupakan senyawa polar yang dapat dengan mudah larut dalam pelarut
polar (Noer et al., 2016). Telah didapatkan hasil pada uji flavonoid bahwa ekstraksi daun
delima tidak mengandung flavonoid dan ditandai dengan warna kecoklatan. Sedangkan untuk
sampel yang menunjukkan positif flavonoid biasanya ditandai dengan larutan yang berubah
warna menjadi kuning intensif (Depkes RI, 1989). Pada uji saponin juga telah didapatkan
hasil positif dengan larutan yang berbuih dan berwarna hijau kekuningan. Jika pada uji
saponin didapatkan positif maka biasanya larutan ditandai dengan buih dengan tinggi 1-10
cm dengan stabil selama kurang dari 10 menit dan jika diberikan 1 tetes HCL 2N buih masih
tidak hilang (Depkes RI, 1995).
Pada uji fenolik telah didapatkan hasil positif dengan larutan yang berwarna hijau
kebiruan. Intensitas warna biru menunjukkan banyaknya kandungan fenol pada sampel, jika
semakin besar konsentrasi fenol maka semakin pekat warna biru yang terbentuk (Ismail et al.,
2012). Untuk uji tanin sendiri didapatkan hasil positif dengan larutan yang berwarna biru.
Biasanya pada uji tanin warna yang menunjukkan hasil potisif adalah warna hijau tua atau
hijau biru (Fatima Zohra et al., 2012). Pada uji streroid dan triterpenoid dengan hasil larutan
berwarna hijau yang menujukkan bahwa bahan mengandung positif steroid. Jika hasil yang
menunjukkan positif triterpenoid biasanya warna yang dihasilkan adalah timbulnya cincin
kecoklatan atau violet (Ayandele & Adebiyi, 2007). Untuk uji alkaloid tidak dilakukan karna
bahan ekstrak yang terbatas, alkaloid memiliki kandungan yang dapat bertindak sebagai
anestesi lokal, stimulan SSP(kokain, nikotin, dll) dan analgesik (Madziga et al., 2010).
Semisalnya pada uji alkaloid dilakukan dan mendapat hasil dengan warna orange atau
endapan putih maka bahan uji mengandung positif alkaloid (Farnsworth, 1966).

Kesimpulan
1. Pemisahan senyawa dengan metode ekstraksi sokhlet memiliki beberapa tahapan dari
pengeringan lalu dihaluskan hingga didestilasi.
2. Ektraksi dengan metode sokhlet memiliki beberapa keuntungan yaitu menggunakan
pelarut yang lebih sedikit karena dilakukan berulang-ulang dan waktu yang dibutuhkan
sedikit.
3. Ekstraksi dari daun delima mengandung beberapa senyawa yaitu fenol, saponin, tanin
dan streroid.
4. Ekstrak daun delima memiliki beberapa manfaat yaitu sebagai antiseptik, antibakteri,
antioksidan, antiinflamasi, dll.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, M., Suharto, P., Jaya Edy, H., & Dumanauw, J. M. (n.d.). ISOLASI DAN IDENTIFIKASI
SENYAWA SAPONIN DARI EKSTRAK METANOL BATANG PISANG AMBON(Musa
paradisiaca var. sapientum L.).
Ayandele, A. A. *, & Adebiyi. (2007). The phytochemical analysis and antimicrobial screening of
extracts of Olax subscorpioidea. African Journal of Biotechnology, 6(7), 868–870.
http://www.academicjournals.org/AJB
Bimakr, M., Rahman, R. A., Taip, F. S., Ganjloo, A., Salleh, L. M., Selamat, J., Hamid, A., &
Zaidul, I. S. M. (2011). Comparison of different extraction methods for the extraction of
major bioactive flavonoid compounds from spearmint (Mentha spicata L.) leaves. Food and
Bioproducts Processing, 89(1), 67–72. https://doi.org/10.1016/j.fbp.2010.03.002
Darnengsih, D., Sabara, Z., Rezki, D., & Ulfa Zulhulaifa, N. (2018). PEMBUATAN EKSTRAK
DAUN MANGGA DENGAN CARA EKSTRAKSI SOXHLET SEBAGAI PENGHAMBAT
PERTUMBUHAN BAKTERI PATOGEN KHUSUSNYA ESCHERICHIA COLI. Journal
Of Chemical Process Engineering, 03(01).
Depkes RI. 1989. Materia Medika Indonesia. Jilid V. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Hal. 549-553.
Depkes RI. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Hal. 323-324, 334, 336, 337.
Fatima Zohra, S., Meriem, B., Samira, S., & Muneer, A. M. (n.d.). Phytochemical Screening and
identification of some compounds from Mallow. In J. Nat. Prod. Plant Resour (Vol. 2012,
Issue 4). http://scholarsresearchlibrary.com/archive.html
Febrina, L., Rusli, R., & Muflihah, F. (n.d.). OPTIMALISASI EKSTRAKSI DAN UJI
METABOLIT SEKUNDER TUMBUHAN LIBO (FICUS VARIEGATE BLUME). J. Trop.
Pharm. Chem. 2015, 3(2).
Ismail, J., Runtuwene, M. R. J., Fatimah, F., Program, ), Kimia, S., Matematika, F., Ilmu, D.,
Alam, P., Ratulangi, S., Kampus, M. J., & Manado, U. (n.d.). PENENTUAN TOTAL
FENOLIK DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA BIJI DAN KULIT BUAH PINANG
YAKI (Areca vestiaria Giseke).
Jurusan, A. A., & Kimia, T. (2013). EKSTRAKSI KEMIRI DENGAN METODE SOXHLET
DAN KARAKTERISASI MINYAK KEMIRI. In Jurnal Teknik Kimia USU (Vol. 2, Issue 2).
Lei, F., Xing, D. M., Xiang, L., Zhao, Y. N., Wang, W., Zhang, L. J., & Du, L. J. (2003).
Pharmacokinetic study of ellagic acid in rat after oral administration of pomegranate leaf
extract. Journal of Chromatography B: Analytical Technologies in the Biomedical and Life
Sciences, 796(1), 189–194. https://doi.org/10.1016/S1570-0232(03)00610-X
Lei, F., Zhang, X. N., Wang, W., Xing, D. M., Xie, W. D., Su, H., & Du, L. J. (2007). Evidence of
anti-obesity effects of the pomegranate leaf extract in high-fat diet induced obese mice.
International Journal of Obesity, 31(6), 1023–1029. https://doi.org/10.1038/sj.ijo.0803502
Madziga, H., Saka, S., & Sandabe, U. K. (n.d.). Phytochemical and Elemental Analysis of
Acalypha wilkesiana Leaf. http://www.americanscience.org
Mamonto, S. I., Revolta, M., Runtuwene, J., & Wehantouw, F. (2014). AKTIVITAS
ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BIJI BUAH PINANG YAKI (Areca Vestiaria Giseke)
YANG DI EKSTRAKSI SECARA SOKLET. In PHARMACON Jurnal Ilmiah Farmasi-
UNSRAT (Vol. 3, Issue 3).
Mukhriani. (2014). EKSTRAKSI, PEMISAHAN SENYAWA, DAN IDENTIFIKASI SENYAWA
AKTIF. Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar.
Noer, S., Studi Pendidikan Biologi Fakultas Teknik, P., & dan Ilmu Pengetahuan Alam, M.
(2016). UJI KUALITATIF FITOKIMIA DAUN RUTA ANGUSTIFOLIA ROSA DEWI
PRATIWI. In Faktor Exacta (Vol. 9, Issue 3).
Ozel, M. Z., & Kaymaz, H. (2004). Superheated water extraction, steam distillation and Soxhlet
extraction of essential oils of Origanum onites. Analytical and Bioanalytical Chemistry,
379(7–8), 1127–1133. https://doi.org/10.1007/s00216-004-2671-5
Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan, J., Anam, C., Winarni Agustini, T., Program Studi
Teknologi Hasil Perikanan, R., Perikanan, J., Perikanan dan Ilmu Kelautan, F., & Diponegoro
Jl Soedarto, U. (2014). Nomer 4, Tahun (Vol. 3). http://www.ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jpbhp
Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar PENDAHULUAN, P. (n.d.).
EKSTRAKSI, PEMISAHAN SENYAWA, DAN IDENTIFIKASI SENYAWA AKTIF.
Sudjijo. (2014). SEKILAS TANAMAN DELIMA DAN MANFAATNYA. Balai Penelitian Tanaman
Buah Tropika.
Winia Setyani. (2014). SYARAT PELARUT YANG SESUAI UNTUK EKSTRAKSI.
Zabir Anggrini Rifdah. (2018). UJI AKTIVITAS PENGHAMBATAN EKSTRAK ETANOL
DAUN DELIMA (PunicagranatumL.) TERHADAP BAKTERI Mycobacterium
tuberculosis. UIN ALAUDDIN MAKASSAR.
Zainuddin Ginting, Lukman Nurhakim, Lukman Hakim. (2020). Produksi Minyak Alpukat
dari Daging Buah Alpukat Gayo Dengan Metode Ekstraksi Menggunakan Pelarut N-
Heksan Untuk Aplikasi dalam Sabun Mandi Herbal. Jurnal Teknologi Kimia Unimal.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai