Anda di halaman 1dari 16

1

MAKALAH

RUMPUT LAUT MERAH

OLEH :
JOKO PRAYITNO (2204111534)
KHAIRUL IMAN (2204111650)
MAGDALENA TRIASYA (2204111542)
MUHAMMAD GHIFARI RIZKI (2204111648)
M. RISHI PRADIPA (2204126083)
NAJWA RISA SALSABILA (2204111646)
NAURAH AATHIRAH (2204111532)
SRI ANDRIAN (2204111538)

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
PEKANBARU
2023
i

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Rumput Laut Merah”.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Putriana Sari Sirait, S.pi.
M.Si sebagai dosen pengampu yang telah memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materi. Penulis juga mengucapkan kepada seluruh pihak yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan yang bersifat
membangun unruk penyiempurnaan makalah ini sehingga dapat bermanfaat bagi
kita semua.

Pekanbaru, Juni 2023

Penulis
ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................2

II. PEMBAHASAN..........................................................................................3
2.1 Rumput Laut..............................................................................................3
2.2 Rumpu Laut Merah...................................................................................4
2.3 Eucheuma Cottoni.....................................................................................5
2.4 Gelidium sp...............................................................................................7

III. PENUTUP.......................................................................................................9
3.1 Simpulan....................................................................................................9
3.2 Saran..........................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
1

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang sangat melimpah
di perairan Indonesia yaitu sekitar 8,6% dari total biota di laut. Luas wilayah yang
menjadi habitat rumput laut di Indonesia mencapai 1,2 juta hektar dan termasuk
yang terbesar di dunia. Rumput laut merupakan salah satu tumbuhan laut yang
tergolong dalam makroalga benthic yang hidupnya melekat di dasar perairan.
Tanaman ini tidak bisa dibedakan antara akar, bartang dan daun sehingga bagian
dari tumbuhan tersebut disebut thallus. Dan hal itu menjadikan rumput laut masuk
ke dalam golongan tumbuhan tingkat rendah.
Rumput laut adalah tumbuhan tallophyta dimana akar, batang dan daunnya
tidak dapat dibedkan secara jelas. Keseluruhan dari tumbuhan ini meupakan
batang yang dikenal dengan talus. Talus tersusun oleh satu sel (uniseluler) dan
atau banyak sel (multiseluler), percabangan talus ada yang dichotomus (dua-dua
terus menerus), pinate (dua-dua berlawanan sepanjang talus utama), pectinate
(berderet searah pada satu sisi talus utama), ferticilate (berpusat melingkar aksis
atau benang utama), dan ada juga yang sederhana tidak bercabang, sifat substansi
talus juga beraneka ragam, ada yang lunak, seperti gelatin (gelatinous), keras
diliputi atau mengandung zat kapur (calcareous), lunak bagaikan tulang rawan
(cartilagenous), berserabut (spongeous) dan sebagainya.
Kandungan rumput laut berdasarkan pigmen nya terdiri dari 3 kelas. Yaitu
rumput laut hujau (chlorophyta), rumput laut merah (rhodophyta) dan rumput laut
coklat (phaerophyta). Ketiga golongan tersebut mempunyai nilai ekonomi yang
cukup tinggi karena dapat menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid
seperti agar, karagenan dan alginate
Rumput laut merupakan sumber vitamin C yang sangat bermanfaat untuk
memperkuat sistem kekebalan tubuh, untuk meningkatkan aktivitas penyerapan
usus terhadap zat besi, sebagai pengendalian pembentukan jaringan dan matriks
2

tulang, dan juga berperan sebagai antioksidan dalam penangkapan radikal


bebasdan regenerasi vitamin E (Soo-Jin et. al 2005 dalam Nurjanah et. al 2021 ).
Rumput laut selain mengandung vitamin C juga dapat memiliki aktivitas
sebagai antimikrobial, antiinflamasi, antikanker , antioksidan dan sebagainya.
Hasil penelitian Kreckhof et. al 2019 menunjukkan bahwa rumput laut memliki
aktivitas sebagai antioksidan.
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menghambat atau
memperlambat kerusakansel akibat proses oksidasi (Sayuti dan Yenrina 2015).
Antioksidan berdasarkan sumbernya dapat dibagi menjadi dua yaitu antioksidan
alami dan antioksidan buatan. Rumput laut merupakan sumber antioksidan alami
karena mengandung vitamin (A, C, E), pigmen klorofil (Rattaya et al., 2015),
pigmen karotenoid (karoten, likopen, lutein), dan senyawa golongan fenolik
(Young dan Lowe 2018).
Rumput laut selain memiliki aktivitas antioksidan juga menghasilkan
senyawa hidrokoloid (Setyawati et. al 2014) misalnya alginat berasal dari
rumput laut cokelat spesies Sargassum sp. dan karagenan berasal dari rumput laut
merah spesies E. cottonii. Hidrokoloid menurut Herawati (2018) merupakan
komponen polimer yang dapat larut dalam air, mampu membentuk koloid, dan
membentuk gel dari suatu larutan. Karakteristik yang dimiliki hidrokoloid dapat
dimanfaatkan sebagai pembentuk gel, pengental, pengemulsi, perekat, penstabil,
dan pembentuk lapisan film.

I.2 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini ialah untuk mengetahui bebagai jenis
rumput laut merah dan menjelaskan beberapa diantaranya serta dapat
mengidentifikasi kandungan apa saja yang dimliki oleh rumput laut merah serta
beberapa manfaat dar rumput laut merah.
3

II. PEMBAHASAN

II.1.....................................................................................Rumput Laut
Rumput laut secara ilmiah dikenal sebagai ganggang atau Alga. Rumput laut
merupakan anggota alga dan tumbuhan ber-klorofil. Dilihat dari ukurannya,
rumput laut terdiri dari jenis mikroskopis dan makroskopis. Jenis yang biasa kita
temui sehari hari adalah jenis makroskopis. Rumput laut diklasifikasikan sebagai
tumbuhan tingkat rendah, biasanya tumbuh pada substrat yang tertentu, tidak
mempunyai akar, batang dan daun tetapi yang menyerupai batang yang disebut
thallus. Bentuk talus ini beda, ada yang bulat seperti tabung, pipih, pipih, bulat
seperti tabung tas, atau ada juga yang seperti rambut. Alga biasanya menempel
pada batu, lumpur, pasir, batu dan benda keras lainnya. Selain benda mati,
ganggang pun bisa melekat secara epifit pada tumbuhan lain.
Rumput laut (seaweed) adalah sejenis rumput laut makroalga (makroalga),
yang termasuk tanaman datar rendah dan termasuk dalam kelompok thallophyta.
Karena rumput laut memiliki sifat morfologi yang serupa, maka tidak ada
perbedaan antara akar batang dan daun walaupun sebenarnya ada perbedaan.
Bentuk tersebut hanyalah thalus. Thallus pada rumput laut memiliki beberapa
bentuk yaitu, bulat seperti tabung, pipih, gepeng, dan bulat seperti kantong dan
rambut dan sebagainya. Rumput laut juga hidup menempel pada karang mati atau
cangkang moluska walaupun rumput laut juga dapat hidup menempel pada pasir
atau lumpur. Rumput laut hidup di laut dan tambak dengan kedalaman yang masih
dapat dijangkau cahaya matahari untuk proses fotosintesisnya.
Rumput laut dalam dunia pengetahuan lebih dikenal dengan sebutan algae.
Rumput laut merupakan suatu komoditi laut yang penting bagi manusia, walaupun
rumput laut bukan makanan utama masyarakat, namun manfaatnya cukup baik
dalam kehidupan sehari-hari. Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil
4

laut yang berpotensi untuk dikembangkan. Potensi rumput laut cukup besar dan
tersebar hampir diseluruh perairan nusantara.
Rumput laut yang banyak dimanfaatkan adalah dari jenis ganggang merah
(Rhodophyceae) karena mengandung agar-agar, karaginan, porpiran, furcelaran
maupun pigmen fikobilin (terdiri dari fikoeretrin dan fikosianin) yang merupakan
cadangan makanan yang mengandung banyak karbohidrat. Rumput laut jenis lain
ada juga yang dimanfaatkan yaitu jenis ganggang coklat (Phaeophyceae).
Ganggang coklat ini banyak mengandung pigmen klorofil a dan c, beta karoten,
violasantin dan fukosantin, pirenoid, dan lembaran fotosintesa (filakoid).
Ganggang coklat juga mengandung cadangan makanan berupa laminarin,
selulose, dan algin, selain itu ganggang merah dan coklat banyak mengandung
iodium.

II.2...........................................................................Rumpu Laut Merah


Alga merah (Rhodophyta) merupakan kelompok rumput laut dengan jumlah
spesies paling banyak, yaitu sekitar 4000 jenis (Lee, 2008). Alga merah termasuk
jenis rumput laut berpotensi ekonomis tinggi, mengandung vitamin, mineral,
serat, natrium, kalium, dan senyawa bioaktif yang berupa hasil metabolit
sekunder, dan nutrisi yang paling penting adalah pigmen (Holdt and Kraan, 2011 ;
Fretes et al.,2012)
Eucheuma sp. merupakan salah satu spesies alga merah yang banyak
dibudidayakan dan bernilai ekonomis karena manfaat pikokoloidnya yang besar
yaitu sebagai sumber karaginan dan agar serta teknik budidayanya yang relatif
mudah dan murah. Alga merah mengandung antioksidan antheraxanthin
(karotenoid), phikoeritrin (pigmen bikobilin), galaktan dan sulfat galaktan. Alga
hijau Halimeda sp. mengandung katekhin (polifenol) dan alga cokelat
mengandung fukosantin, phlorotannin dan polisakarida sulfat. Alga cokelat
Sargassum sp. mengandung asam askorbat dan senyawa aktif S. fillipendula
merupakan karotenoid dan asam benzena dikarboksil (Pereira et al. 2012).
Karaginan merupakan kelompok polisakarida galaktosa yang diekstraksi dari
beberapa spesies rumput laut merah. Karaginan termasuk senyawa hidrokoloid
yang terdiri dari ester kalium, natrium, magnesium, dan kalium sulfat dengan
galaktosa 3,6 anhidrogalaktosa kopolimer (Prasetyowati dkk, 2008).
5

Polimer yang terbentuk pada karaginan terjadi karena pengulangan unit


disakarida (Destantina dkk, 2010). Sifat hidrofilik karaginan menyebabkan
karaginan dapat dimanfaatkan sebagai zat pengemulsi, penstabil, pengental dalam
industri pangan seperti saus, daging, keju, minuman, dan produk susu serta
olahannya
Rumput laut Eucheuma cottonii adalah jenis rumput laut merah
(Rhodophyceae) yang tumbuh di pantai terumbu (reef). Habitatnya adalah daerah
yang memperoleh aliran air laut. Kondisi perairan yang cocok untuk budidaya
rumput laut eucheuma cottonii adalah perairan yang terlindung dari terpaan angin
dan gelombang yang besar, kedalaman perairan 7,65 - 9,72 m, salinitas 33 -35 ppt,
suhu air laut 28-30 oC, kecerahan 2,5-5,25 m, pH 6,5-7,0 dan kecepatan arus 22-
48 cm/detik (Wenno et al., 2012).
Alga merah mengandung antioksidan antheraxanthin (karotenoid),
phikoeritrin (pigmen bikobilin), galaktan dan sulfat galaktan. Alga hijau Halimeda
sp. mengandung katekhin (polifenol) dan alga cokelat mengandung fukosantin,
phlorotannin dan polisakarida sulfat. Alga cokelat Sargassum sp. mengandung
asam askorbat dan senyawa aktif S. fillipendula merupakan karotenoid dan asam
benzena dikarboksil (Pereira et al. 2012).

II.3............................................................................. Eucheuma Cottoni


Eucheuma cottonii merupakan salah satu spesies rumput laut merah bernilai
nilai gizi tinggi. Rumput laut Eucheuma cottonii mempunyai kandungan nutrisi
cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari air, protein, lemak, serat
kasar dan abu. Selain itu, rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat,
asam amino, vitamin (A, B, C, D, E dan K) dan makro mineral seperti nitrogen,
oksigen, kalsium dan selenium serta mikro mineral seperti zat besi, magnesium
dan natrium. Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai
10-20 kali lipat dibandingkan dengan tanaman darat (Hambali, 2004).
Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian tentang
komposisi kimia (air, abu, protein, lemak dan karbohidrat) pada rumput laut
merah Eucheuma cottonii. Hasil analisis komposisi kimia E. cottonii menunjukan
bahwa karbohidrat merupakan kandungan tertinggi pada E. cottonii yaitu sebesar
42,9%, selanjutnya diikuti oleh kandungan kadar abu 17,27%dan air sebesar
6

26,51%. Kemudian kandungan protein E. cottonii sebesar 10,73% dan kadar


lemak merupakan kandungan yang paling kecil pada rumput laut merah E.
cottonii yaitu sebesar 2,59%.Yuan (2008) menyatakan bahwa sebagai organisme
yang melakukan proses fotosintesis, kompoisis kimia rumput laut/alga laut dapat
dipengaruhi tidak hanya oleh konsentrasi nutrisi perairan tetapi juga suhu perairan
dan kedalaman perairan yang juga dipengaruhi oleh variasi musim dan letak
geografis.
Eucheuma cottoni juga kaya akan pigmen fotosintesis dan pigmen aksesoris
lainnya, yaitu klorofil a, α-karoten, β-karoten, fikobilin, neozanthin dan
zeaxanthin. Klorofil dan fikoeritrin merupakan pigmen yang dapat dimanfaatkan
sebagai produk pigmen alami yang berperan sebagai suplemen kesehatan. E.
Cottonii, formulasi sediaan serum wajah ini menggunakan zat aktif ekstrak
Eucheuma cottonii, ini adalah salah satu jenis dari alga merah yang mempunyai
aktivitas antioksidan yang lemah karena nilai IC50 nya yaitu 4407 ppm.
Formulasi dibuat antara lain Eucheuma cottonii (alga merah) 0,2 %, natrium
bikarbonat 0,02%, carbomer 1,5%, gliserin 10%, nanosilver 0,3%, trietilamina
0,3%, dan euxyl 0,5% (Septiyanti et al., 2019).
Gambar 1. Klasifikasi Eucheuma Cottonii. Yaitu sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Devisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Family : Solieriaceae
Genus : Eucheuma
Spesies : Eucheuma cottonii

Gambar 1. Eucheuma cottonii


7

II.4...................................................................................... Gelidium sp
Gelidium sp. merupakan salah satu rumput laut merah yang berpotensi
sebagai sumber antioksidan alami. Gelidium sp. dapat digunakan sebagai
penghasil bioetanol (Kawaroe et al., 2014), sebagai agen anti-inflamasi dan
antimikroba. Gelidium sp. mengandung senyawa katekin yaitu antioksidan yang
kuat, lebih kuat daripada vitamin E, C, dan betakaroten. Jenis katekin yaitu
epigallocatechin-gallate (EGCG), epigallocatechin (EGC), epicatechin-gallate
(ECG), gallocatechin, dan catechin (Anjarsari, 2016). Katekin merupakan suatu
senyawa polifenol yang berpotensi sebagai antioksidan dan antibakteri (Miller,
1996).
Katekin bersifat asam lemak, sukar larut dalam air, dan sangat tidak stabil di
udara terbuka. Bersifat mudah teroksidasi pada pH mendekati netral (pH 6,9) dan
lebih stabil pada pH lebih rendah (2,8 dan 6,9). Katekin mudah terurai oleh
cahaya. Lim et al, (2010) senyawa katekin dapat menghambat pertumbuhan
Staphylococcus aureus, Salmonella enteritidis, dan Escherichia coli. Jenis katekin
yang memiliki aktivitas antibakteri terkuat adalah epigallocatechin (EGC). Ciri
morfologi rumput laut Gelidium sp. yang diperoleh yaitu thallus panjang 7-8 cm,
berwarna coklat kemerahan dan berbentuksilindris dengan percabangan tidak
teratur yang keluar dari stolon. Thallus mempunyai ranting pendek (ramuli) yang
tumbuh berderet bersebelahan pada percabangan.
Pigmen alga Gelidium c yaitu Warna Hijau teridentifikasi sebagai Klorofil,
Warna Hijau Biru :Klorofil a dan Warna Kuning : Klorofil b. Klorofil adalah
pigmen berwarna hijau yang terdapat dalam kloroplas bersama-sama dengan
karoten dan xantofil pada semua makhluk hidup yang mampumelakukan
fotosintesis. Pada semua tumbuhan hijau baik pada tumbuhan tinggi dan juga
tumbuhan rendah seperti lamun dan alga, Sebagian besar klorofil berada
dalam dua bentuk yaitu klorofil a dan klorofil b. klorofil a bersifat kurang
polar dan berwarna Hijau biru, sedangkan klorofil b bersifat polar dan berwarna
8

kuning hijau. Klorofil berwarna hijau karena menyerap secara kuat daerah merah
dan biru dari spectrum cahaya visible.
Gambar 2. Klasifikasi Geladium sp. Yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Plantae
Devisi : Rhodophyta
Kelas : Florideophyce
Ordo : Gelidiales
Family : Gelidiaceae
Genus : Gelidium
Spesies : Gelidium

Gambar 2. Gelidium sp
9
10

III. PENUTUP

III.1.........................................................................................Simpulan
Alga merah (Rhodophyta) merupakan kelompok rumput laut dengan jumlah
spesies paling banyak, yaitu sekitar 4000 jenis. Alga merah mengandung
antioksidan antheraxanthin (karotenoid), phikoeritrin (pigmen bikobilin), galaktan
dan sulfat galaktan. Alga merah atau rumput laut merah diketahuui sebagai
penghasil dari karaginan yang dihasilkan oleh spesies Eucheuma sp. Sementara
Gelidium sp. dapat digunakan sebagai penghasil bioetanol. Rumput laut merah
diketahi memiliki aktivtas sebagai antioksidan, anti-inflamasi dan juga sebgai
antimikroba

III.2.............................................................................................. Saran
Agar sempurnanya makalah ini alangkah baikknya literatur yang digunakan
kedepannya dapat lebih banyak serta bervariasi dan juga literatur literatur terbaru
agar hasil dari makalah ini optimal.
11

DAFTAR PUSTAKA

Maryuni, A. E., Mangiwa, S., & Dewi, W. K. (2019). Karakterisasi Bioplastik


Dari Karaginan Dari Rumput Laut Merah Asal Kabupaten Biak Yang
Dibuat Dengan Metode Blending Menggunakan Pemlastis
Sorbitol. Jurnal Kimia Avogadro, 2(1), 1-9.

Alaydin, S., Bhernama, B. G., & Yulian, M. (2020). Perbandingan Kadar Selulosa
dari Rumput Laut Merah (Rhodophyta). AMINA, 2(1), 33-37.

Pamungkas, P. P., Yuwono, S. S., & Fibrianto, K. (2019). Potensi rumput laut
merah (Gracilaria gigas) dan penambahan daun kenikir (Cosmos
caudatus) sebagai bahan baku pembuatan nori. Jurnal Teknologi
Pertanian, 20(3), 171-180.

Lumbessy, S. Y., Setyowati, D. N. A., Mukhlis, A., Lestari, D. P., & Azhar, F.
(2020). Komposisi Nutrisi dan Kandungan Pigmen Fotosintesis Tiga
Spesies Alga Merah (Rhodophyta sp.) Hasil Budidaya. Journal of Marine
Research, 9(4), 431-438.

Hidayah, H., Kusumawati, A. H., Sahevtiyani, S., & Amal, S. (2021). Literature
Review Article: Aktivitas Antioksidan Formulasi Serum Wajah Dari
Berbagai Tanaman. Journal of Pharmacopolium, 4(2).

Leksono, W. B., Pramesti, R., Santosa, G. W., & Setyati, W. A. (2018). Jenis
pelarut metanol dan N-Heksana terhadap aktivitas antioksidan ekstrak
rumput laut gelidium sp. dari pantai drini Gunungkidul–
Yogyakarta. Jurnal Kelautan Tropis, 21(1), 9-16.

Nurjanah, Rahayu, L.R, Agoes, M.J, Anggrei, V.S.Karakteristik Fisikokimia dan


Antioksidan Krim Lulur Kombinasi Bubur Rumput Laut Merah
(Eucheua cottoni) dan Cokelat (Sargassum sp.). Jurnal Standarisasi,
23(3), 227-240.
12
13

Anda mungkin juga menyukai