Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

Transportasi Rumput Laut Eucheuma Cottonii dan Eucheuma


Spinosum Di Desa Torokeku

NURHAYUL TAJUDDIN

22005002

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KENDARI

2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji serta syukur marilah kita panjatkan Kepada Allah


SWT. atas kemudahan, kelancaran dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Karya tulis yang berjudul (Transportasi Produk Rumput Laut Eucheuma


Cottonii dan Eucheuma Spinosum Di Desa Torokeku). Dalam penulisan makalah
ini penulis mendapat berbagai arahan dan bantuan dari beraneka ragam pihak,
maka pada kata pengantar ini penulis mengucapkan terimakasih.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh karena itu dalam kesempatan ini pula penulis mengharapkan
kritik dan saran yang yang bersifat membangun sehingga makalah yang akan
datang bisa lebih baik. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis
pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Kendari, Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL........................................................................................i

KATA PENGENTAR.........................................................................................ii

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................1

1.1 Latar Belakang...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan .......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................3

2.1 Jenis-jenis Rumput Laut...........................................................................3


2.2 Klasifikasi.................................................................................................3
2.3 Proses Transportasi Rumput Laut............................................................4
2.4 Manfaat Karagenan Rumput Laut............................................................6
2.5 Rantai Pasok.............................................................................................7

BAB III PENUTUP.............................................................................................9

3.1 Kesimpulan..............................................................................................9
3.2 Sarana......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................10
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rantai Pasok Rumput Laut Desa Torokeku........................................8


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumput laut merupakan salah satu komoditi hasil laut yang penting, karena
mudah dibudidayakan dan mampunyai kegunaan yang sangat luas, yaitu untuk
bahan makanan, industri farmasi, industri kosmetik, industri tekstil industri kulit,
obat-obatan dan lain-lain untuk pasaran dalam negeri maupun ekspor.

Rumput laut merupakan salah satu andalan penopang ekonomi masyarakat


pesisir Sulawesi Tenggara. Catatan DJPB menunjukakan bahwa pada tahun 2013
produksi rumput laut di Sulawesi Tenggara mencapai 917.363 ton, dimana dengan
hasil ini menempatkan peringkat ini pada peringkat ke-4 nasional. Jumlah ini
meningkat pada tahun 2014 dengan produksi sebesar 948.448 ton dan mengalami
penurunan pada tahun 2015 dengan produksi sebesar 865.320 ton (Nuryadi,
Hartati, & Musa, 2019). Memerhatikan catatan BPS pada tahun 2020, produksi
rumput laut Sulawesi tenggara mengalami penurunan signifikan pada tahun 2019
dengan hanya memproduksi sebesar 492.495 ton (Asnani, et al., 2021).

Produksi rumput laut nasional terus menerus mengalami peningkatan, sperti


pada tahun 2008 sebesar 2.147.977 ton dan meningkat menjadi 19.492.089 ton
pada tahun 2017(Kementrian Kelautan dan Perikanan, 2015 dan 2018).
Peningkatan jumlah produksi rumput laut dari tahun ketahun diakibatkan oleh
meningkatnya permintaan pasar dunia terhadap produk rumput laut.

Salah satu penghasil rumput laut yaitu masyarakat desa torokeku. Desa
Torokeku adalah salah satu desa di Kacamatan Tinanggea, Kabupaten Konawe
Selatan, Sulawesi Tenggara yang merupakan salah satu desa yang
membudidayakan rumput laut secara terus menerus dan sudah melakukan
pengiriman kepada perusahaan rumput laut yang memproduksi tepung karagenan.
Pada umumnya masyarakat mengetahui bahwasanya rumput laut ini hanya dapat
dijadikan sebagai Nori atau biasa dijadikan sebagai pembungkus bagian luar
sushi, akan tetapi rumput laut ini sebenarnya memiliki banyak kegunaannya yaitu
dapat dijadikan sebagai tepung karagena, agar, dan banyak lagi keguanan lainya.

Salah satu jenis rumput laut yang dibudidayakan di desa Torokeku adalah
Eucheuma cottonii dan Eucheuma Sppinosum. Jenis ini mempunyai nilai
ekonomis tinggi karena sebagai penghasil karaginan, dalam dunia industri dan
perdagangan karaginan mempunyai manfaat yang sama dengan agar-agar dan
alginat yaitu karaginan dapat digunakan sebagai bahan baku untuk industry
farmasi, kosmetik, makanan dan lain-lain (Mubarak dkk, 1990). Alginat adalah
sejenis polisakarida alami yang ditemukan dalam ganggang cokelat, terutama
dalam genus Laminaria. Ini adalah bahan yang umum digunakan dalam industri
makanan, farmasi, kosmetik, dan bidang lainnya. Agar rumput laut, juga dikenal
sebagai agar-agar, adalah sejenis zat pengental yang diekstrak dari rumput laut
merah seperti Gracilaria, Gelidium, atau Pterocladia. Agar-agar telah digunakan
secara luas dalam industri makanan, farmasi, biologi, dan bidang lainnya.

Transportasi Produk Rumput Laut ini merupakan salah satu alternatif agar
rumput laut yang telah dipanen oleh pembudidaya dapat sampai kepada
perusahaan yang telah dituju. Kemudian merupakan sumber informasi bagaimana
cara dan proses dari teransportasi produk rumput laut yang ada di desa Torokeku.
Berdasarkan hal tersebut perlu bagi kita untuk mengetahui Peroses Transportasi
Produk Rumput Laut Ini.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah ini adalah:
1. Bagaimana system transportasi dan rantai pasok dari rumput laut.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui system transportasi dan rantai pasok dari rumput laut yang ada
di Desa Torokeku.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis-Jenis Rumput Laut

Hasil dari pengamatan yang telah dilaksanakan di desa torokeku bahwasanya


hampir semua masyarakat melakukan budidaya rumput laut namun rumput laut
yang dibudidayakan lebih banyak rumput laut jenis Eucheuma Cottonii. Berikut
adalah jenis-jenis rumput laut yang dibudidayakan masyarakat yang ada di Desa
Torokeku:

1. Eucheuma Cottonii
Eucheuma Cottonii atau biasa disebut Kappaphycus Alvarezi merupakan
rumput laut yang banyak tumbuh disepanjang pesisir pantai Indonesia. Untuk
meningkatkan kualitas dan nilai tambah Euchema Cottinii, maka dibuat menjad
karagenan.
2. Eucheuma Spinosum
Eucheuma Spinosum adalah salah satu jenis rumput laut dari kelas
Rhodophyceae (gangguan merah) yang memiliki permukaan licin, berwarna
cokelat tua hingga cokelat muda, hijau kuning, atau merah ungu, tinggunya
dapat mencapai 30 cm. senyawa fenol dan turunannya (Flavonoid) yang
terdapat pada rumput laut E. Spinosum merupakan salah satu antibakteri yang
bekerja dengan mengganggu fungsi membrane sitoplasma bakteri (Fattah,
2003).

Eucheuma Cottonii dan Eucheuma Spinosum merupakan rumput laut yang


secara luas diperdagangkan, baik untuk keperluan bahan baku industry didalam
negeri maupun untuk ekspor (Anggadiredja, 2011 dalam Hendrawati, 2014).
Rumput laut salah satu komuditas hasil perikanan yang memiliki potensi besar
untuk dikembangkan di indonesi. Indonesia memilikki sekitar 45% spesies rumput
laut dunia dan merupakan perodusen rumput laut jenis Cottonii terbesar di dunia.
Salah satu daerah di Indonesia yang membudidayakan rumput laut Eucheuma
Cottinii dan Eucheuma Spinosum adalah desa torokeku yang tepatnya berada di
Sulawesi Tenggara.
2.2 Klasifikasi
Klasifikasi rumput laut Eucheuma Cottonii sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceace
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieracea
Ganus :Eucheuma
Spesies : Eucheuma Cottonii S.p
Menurut Romimohtarto dan Jawana, 2005 Klasifikasi Eucheuma Spinosum
termasuk dalam kelas Rhodophyceae atau alga merah dengan klasifikasi sebagai
berikut:

Kingdom : Plantae
Divisi : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieracea
Genus : Eucheuma
Spesiae : Eucheuma Spinosum
Rumput laut ini dikenal dengan nama daerah agar-agar. Dalam dunia
perdagangan, rumput laut ini dikennal dengan istilah spinosum yang berarti duri
yang tajam. Rumput laut ini berwarna cokelat tua, hijau cokelat, hijau kuning,
atau merah ungu. Curi-ciri lainnya adalah memiliki Thallus silindris, lilin, dan
kenyal (Sudradjat, 2008).

Eucheuma adalah alga merah yang biasa ditemukan di bawah air surut rata-rata
pada pasut bulan-setengah. Alga ini mempunyai thallus yang silindris berdaging
dan kuat dengan bintil-bintil atau duri-duri yang mencuat kesamping pada
beberapa jenis, thallusnya licin.

2.3 Proses Transportasi Rumput Laut


Ada beberapa tahap proses transportasi produk rumput laut atau jalur
penjualan yang dilakukan para pembudidaya rumput laut yang ada di desa
Torokeku:
a. Pembudidaya
Pada tahap ini pembudidaya melakukan pemanenan pada rumput
lautnya, kemudian setelah rumput laut yang telah dipanen maka rumput
laut tersebut djemur dibawah sinar matahari. Lama pengeringan rumput
luau menggunakan sinar matahari membutuhkan waktu 3 sampai 4 hari..
Rumput laut yang telah dikeringkan oleh pembudidaya, maka rumput laut
tersebut disimpan kedalam rumah hingga target penjualan sudah terpenuhi
untuk dijual.
b. Supplier 1 / Pengumpul Kecil

Supplier 1 atau biasa disebut tengkulak 1 oleh masyarakat desa


torokeku merupakan konsumen pertama yang menerima hasil rumput laut
yang telah dikeringkan oleh masyarakat desa torokeku. Dengan skala
kecil, yang dapat menampung rumput laut sebanyak 1-2 ton.

c. Supplier 2/ Pengumpul Besar

Supplier atau Tengkulak 2 adalah konsumen ke 2 yang menerima


hasil pengeringan dari desa torokeku namun pada tengkulak 2 ini hasil
rumput lautnya dihasilkan dari tengkulak 1. Tengkulak 2 ini merupakan
tengkulak skala besar yang dapat menampung rumput laut kering sebanyak
100-200 Ton kemudian dikirim ke beberapa perusahaan yaitu perushaan
yang ada di bombana dan di makassar.

d. Perusahaan di Bombana

Hasil rumput laut yang dikirim ke bombana biasanya dijadikan


sebagai karagenan atau biasa disebut dengan nam tepung rumput laut
(Semi Refined Carrageenan) tetapi alat yang digunakan untuk membuat
tepung belum termasuk alat yang cukup besar.

e. Perusahaan di Makassar
Berbeda dengan perusahaan yang ada dibombana perusahaan
rumput laut dimakassar merupakan perusaan tepung rumput laut yang
sudah termasuk perusahaan besar penghasil tepung karagenan. Tetapi yang
menjadi persamaan antara perusahaan yang ada dibombana dan yang ada
dimakassar yaitu mereka memproduksi jenis tepung yang sama yaitu jenis
tepung Semi Refined Carrageenan.

Dalam proses pembudidayaan yang ada di desa Torokeku ini saling


berkaitan dengan supplier yaitu mereka saling mendanai dimulai dari supplier
ke 2 ke supplier 1, dari supplier 1 ke pembudidaya.

2.4 Manfaat Karagenan Rumput laut


Karagenan atau biasa disebut sebagai tepung rumput laut merupakan tepung
yang berasal dari tanaman rumput laut. Pada dasarnya rumput laut mengandung
vtamin dan mineral, seperti vitamin K, vitamin B, seng, dan zat besi.tidak hanya
itu rumput laut juga mengandung antioksidan yang membantu melindungi sel
tubuh dari kerusakan. Sebanarnya ada 5 manfaat rumput laut yang jarang
diketahui oleh masyarakat yaitu:
1. Manfaat bagi produk makanan.
Tepung rumput laut atau karagenan dapat dimanfaatkan menjadi
bahan pelengkap dalam proses pembuatan makanan seperti sosis,
nugget, kornet, dan sebagainya.
2. Manfaat bagi produk minuman.
Tepung rumput laut jua bsa bermanfaat untuk minuman. Misalnya,
tepung rumput laut ini bisa mempercepat proses fermentasi pada
minuman bir. Selain itu, tepung ini juga dapat mnambah warna jerni
pada bir tanpa mengurangi cita rasanya.
3. Menambah cita rasa pada eskrim.
Siapa sangka jika tepung rumput laut atau karagenan ini dapat
membuat rasa pada Es krim semakin enak. Menjadi lebih awet dan
tidak mudah cair.
4. Pengharum ruangan.
Tidak hanya bermanfaat bagi makanan dan minuman. Tepung
rumput laut juga dapat digunakan sebagai pengharum ruangan, tekstur
tepung rumput laut ini berbrntuk gel kering serta padat.
5. Produk pasta gigi.
Tepung rumput laut juga dapat dimanfaatkan untuk campuran pasta
gigi. Tepung rumput lauut atau karagenan ini dapat mencegah pasta
gigi tidak mudah kering serta mengeras.

2.5 Rantai Pasok

Seperti yang kita ketahui rantai pasok merupakan suatu proses yang melibatkan
banyak proses dan berbagai pihak. Sebuah produk atau layanan jasa bisa sampai
ketangan konsumen setelah melalui berbagai tahapan dalam rantai pasok.
Tahapan-tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Pembudidaya
Pada tahap pertama ini pembudidaya melakukan penyemaian dan
penanaman rumput laut secara berkala atau secara terus menerus.
Kemudian pada tahap pembudidayaan ini, pembudidaya tidak hanya
menanam tetapi juga mengeringkan rumpu laut yang telah dipanen
kemudian dijual ke supplier 1.
2. Supplier 1
Supplier 1 ini merupakan tahapan kedua dari rantai pasok rumput
laut yang ada didesa torokeku sesudah pembudidaya. Supplier 1 ini
merupakan orang pertama yang membeli hasil rumput laut dari
pembudidaya.
3. Supplier 2
Supplier 2 adalah tahapan ketiga dari rantai pasok rumput laut
setelah supplier 1. Supplier 2 ini adalah orang ke dua yang membeli
rumput laut dari pembudidaya namun yang menjadi pembedari dari
tahapan ni adalah supplier ke 2 ini membeli rumput laut dari supplier ke 1.
4. Manufacturer
Manufacturer adalah perusahaan yang membeli rumput laut dari
pembudidaya namun pada tahapan ini perusahaan tidak langsung membeli
dari pembudidaya maupun dari supplier 1 tetapi manufacturer atau
perusahaan membeli rumput laut kering dari supplier ke 2.
5. Reseller
Reseller atau pengencer adalah orang yang menjual Kembali
produk dari perusahaan dengan keuntugan yang lebih besar dibandingkan
dengan harga yang telah diberikan oleh perusahaan.
6. Konsumen
Konsumen merupakan tahapan rantai pasok rumput laut yang
paling akhir yang terjadi pada rumput laut yang ada di desa torokeku.
Konsumen adalah orang yang memakai atau membeli hasil produksi
rumput laut berupa karagenan yang telah dibeli dari reseller.

Diatas adalah sekilas penjelasan rantai pasok transportasi rumput laut yang
terjadi di desa Torokeku. Derikut adalah gambar dari rantai pasok yang terjadi di
desa torokeku:

Supplier 1 Supplier 2 Manufacturer


Pembudidaya Perusahaan 1 -2
Pedagang
Penampung 1 Penampung 2

Konsumen

Gambar 1. Rantai Pasok Rumput Laut Desa Torokeku


BAB III

KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kita ambil dari pembahasan diatas adalah proses
transportasi yang terjadi di desa Torokeku belum melakukan ekspor ke negara-
negara luar melainkan, rumput laut yang telah dibudidaya dan dikeringkan hanya
dijual di dalam kota bahkan di luar kota.
3.2 Saran
Sebagai saran perlu bagi mahasiswa dan dosen untuk secara langsung
berkunjung ke tempat budidaya dan tempat perusahaan yang dtuju agar dapat
mengetahui secara langsung bagaimana proses pembudidayaan sampai dengan
rumput laut menjadi produk olahan dengan pendanaan yang telah disiapkan oleh
kampus.
DAFTAR PUSTAKA
Anggadiredja JT. 2011. Laporan Forum Rumput Laut. Pusat Riset Pengolahan
Produk dan Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Jakarta.
Kementrian Kelautan dan Peerikanan. (2015). Kelautan dan Perikanan dalam
Angka 2015. Pusat Data Statistik dan Informasi Kementran Kelautan dan
Perikanan. Jakarta.
Kementrian Kelautan dan Peerikanan. (2018). Buku Pintar Kementrian Kelautan
dan Perikanan. Pusat Data, Statistik dan Informasi Kementran Kelautan dan
Perikanan. Jakarta.
Mubarak, H, dkk. 1990. Petunjuk Teknis Budi Daya Rumput Laut. Jakarta: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Masyarakat Perikanan Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian.
Romimohtarto, K., and S. Juwana. 2005. Biola. Ilmu Tentang Biota Laut.
Djambatan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai