Nim : 2204114186
Jurusan : THP B
Mata kuliah : Kewirausahaan
1. Kewirausahaan
Bangsa Jepang tidak memiliki terlalu banyak sumber daya alam, tetapi
negara ini adalah perusahaan besar yang memasok kebutuhan hidup manusia di
seluruh dunia. Semua ini adalah hasil dari semangat yang kuat dari pengusaha
masyarakat. Oleh karena itu, untuk mempercepat perkembangan kewirausahaan di
republik ini, perlu pembinaan yang sungguh-sungguh kepada masyarakat yang
dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menciptakan lapangan kerja bagi diri
sendiri dan orang lain.
Wahyu Aditya sangat tidak suka matematika bahkan dia bersumpah hanya
mau kuliah di jurusan yang tidak ada matematikanya. Bahkan Wahyu Aditya telah
bisa mendirikan perusahaan sendiri dan mencetak pundi-pundi kekayaannya
sendiri sewaktu umumnya masih berkepala dua dari hobinya menggambar. Gara-
garasering menyaksikan acara «Gemar Menggambar» yang ditayangkan di TVRI
era tahun 90-an, diusianya yang masih relatif muda, Wahyu Aditya yang lahir
pada tanggal Maret 1980 di Malang, telah memiliki semua impian hidup itu.
Dengan keahliannya di bidang desain grafis dan animasi, beliau merupakan
pemain utama dalam bisnis animasi dan desain grafis di Indonesia.
Bangsa Jepang tidak memiliki terlalu banyak sumber daya alam, tetapi
negara ini adalah perusahaan besar yang memasok kebutuhan hidup manusia di
seluruh dunia. Semua ini adalah hasil dari semangat yang kuat dari pengusaha
masyarakat. Oleh karena itu, untuk mempercepat perkembangan kewirausahaan di
republik ini, perlu pembinaan yang sungguh-sungguh kepada masyarakat yang
dapat memanfaatkan peluang yang ada dan menciptakan lapangan kerja bagi diri
sendiri dan orang lain.
Nama Sudono mungkin tidak dikenal oleh banyak orang. Namun kamu tentunya tidak asing
dengan BCA, Indofood, dan Bogasari. Semua perusahaan itu didirikan oleh Sudono Salim.
Lelaki bernama asli Leim Sioe Liong ini, awalnya merupakan imigran asal Tiongkok yang
merantau ke Indonesia. Sudono lahir di keluarga dengan ekonomi menengah ke bawah.
Hidupnya sangat miskin, hingga membuatnya harus putus sekolah pada usia 15 tahun karena
masalah keuangan.
Pada usia 20-an, Sudono merantau ke Indonesia menyusul kakaknya. Awalnya ia bekerja
menjadi buruh pabrik, kemudian mulai menjalankan bisnisnya sendiri. Bisnis pertamanya
yaitu perdagangan minyak kacang dan pemasok cengkeh untuk perusahaan rokok di Kudus
dan Semarang. Bisnisnya berkembang hingga pada 1945, ia menjadi pemasok obat-obatan
untuk tentara Revolusi Nasional Indonesia.
Pada akhir 1950-an, Sudono pindah ke Jakarta dan bisnisnya lebih berkembang lagi. Bersama
sejumlah pebisnis lainnya, ia bekerja sama membangun bisnis yang kini kita kenal. Berturut-
turut pada 1960 ia mendirikan Bank Central Asia (BCA), pada 1970 mendirikan PT Bogasari,
dan pada 1975 mendirikan PT Indocement Tunggal Perkasa. Dari situ, bisnisnya berkembang
ke ranah lain, seperti Indofood, Indomobil, Indomaret, Indomilk, dan Indosiar. Pengusaha
sukses di Indonesia ini menyerahkan manajemen perusahaan kepada putra bungsunya pada
1992. Ia meninggal pada 10 Juni 2012.