Anda di halaman 1dari 8

Judul : Just a Dream (hanya mimpi)

Karya : ilham Alayyubi


Genre : Drama, Comedy, Mystery

Sinopsis : seorang siswi sekolah tingkat menegah atas yang ingin mengubah pemikiran masyarakat
yang tidak peduli terhadap protokol kesehatan dengan cara membuat berita tentang
kepedulian terhadap protokol kesehatan untuk mengurangi angka positif covid-19 melalui
berbagai media masa, dan siswi tersebut dibantu oleh dua sahabatnya. Tapi semua itu
hanyalah mimpi nya saja, karena sesungguhnya yang bisa mengubah pemikiran masyarakat
itu dimulai dari kesadaran diri dari masyarakat tersebut.

Pemain :
 Evi Anggraini sebagai Caca
 Melly Armayani sebagai Rara
 Nur ezzati sebagai Nita

 Asef Gunawan sebagai blogger


 Mazdi putra karyawan blogger
 Rahmatika Putri sebagai kakak Rara

Scene 1 (black screen)

Caca (vo) : “Di masa pandemi ini seluruh siswa dan siswi harus belajar dengan cara jarak jauh dan
banyak tantangan yg harus kami hadapi, mulai dari pembelajaran yg semuanya membutuhkan
teknologi, dan dilanjutkan dengan kurangnya kesadaran masyarakat yang acuh terhadap
covid-19 ini. Semua masalah seakan harus menyatu untuk menggerogoti jiwa kami yg
tertantang. Hari demi hari hanya memperbanyak jumlah positif dari covid-19 ini”

Scene 2 (pasar)
(Caca berada di dalam mimpi, dan melihat banyak nya masyarakat yang tidak mematuhi protokol
kesehatan)

Scene 3 (kamar caca)


(Caca bangun tidur, dan bersiap-siap untuk pergi bertemu dengan dua sahabatnya)
Scene 4 (jalan Bangkinang)

Caca (vo) : “ nama gua caca, dan tinggal di kota bangkinang, lebih tepatnya di kabupaten kampar, dan
gua sekolah di SMKN 1 Kuok. Owh iya kota bangkinang ini dijuluki dengan serambi
Mekkah, Julukan itu diberikan karena masyarakat kabupaten Kampar semenjak zaman dahulu
sampai sekarang udah dikenal dengan kehidupan masyarakat yang agamis, dan katanya juga
di Bangkinang ini juga banyak melahirkan ustadz dan kyai ternama di Riau. Hmmm Hari ini
gua pengen ketemu sama dua sahabat gua namanya Rara dan nita, sebenernya gua takut juga
kalo ketemuan nya sekarang, soalnya kan masih pandemi, tapi gua udah 6 bulan ga ketemu
sama mereka, jadinya yaa gua kangen banget ingin ketemu sama mereka berdua. Hmmm
Semoga hari ini baik-baik aja.”

Scene 5 (pasar)

(Caca melihat masyarakat melanggar protokol kesehatan)


Caca : “ kok orang-orang ngga patuhi protokol kesehatan ya?” (Ungkap caca dalam hati)
(Suara telfon caca berbunyi, dan caca mengangkat telfonnya)
Nita : “ halo ca, lu dimana?”
Caca : “ halo nit, ini gua lagi di pasar, bentar lagi nyampe nih!”
Nita : “ owh oke ca, gua sama Rara udah nyampe nih”
Caca : “ owh yaudah nit gua mau jalan nih, daahh”
Nita : “ oke ca, daah”
Scene 6 (cafe)

(Setelah sampai di dalam cafe, caca langsung di panggil oleh Nita)


Nita : “ cacaaa siniiiii.....”(sambil tersenyum dan mengayunkan tangannya ke arah caca)
(Caca menghampiri mereka dan duduk)
Rara : “ eh, lu apa kabar ca?”
Caca : “ alhamdulillah baik kok, kalian berdua gimana?”
Rara dan nita : “ baiikkk dooongg pastinyaaa!” (Sambil tertawa)
Nita : “ eh tahu ga, selama karantina kemaren sumpah gua bosan banget di rumah, tambah lagi tugas
numpuk semua”( sambil memegang kepalanya)
Caca : “ iya sama nit, gua juga kok”
Rara : “ iya nit gua juga sama, dan tambah lagi waktu itu kita ga bisa ketemuan”
Caca : “ eh btw kalian kok ga pake masker?”
Nita : “ yaelah ca, kan udah ngga PSBB lagi, ya kan ra!”
Rara : “ iya nit “
Caca : “ kalian kok gitu sih, sekarang kan masih pandemi, pakai masker itu kan udah termasuk
protokol kesehatan, terlebih lagi daerah kita udah red zone loh.”
Rara : “ gua ga percaya ca kalo daerah kita udah red zone, ya kan nit”
Caca : “ kalian kok gini sih?,
Rara : “ ca kalo lu memang ga mau ketemuan sama kita gapapa kok, dan gua juga kecewa sama lu
yang sekarang ca”
Caca : “ nggaaaa ra, maksud gua bukan gitu....”
(Tiba-tiba suara sirene mobil polisi berbunyi dan polisi memberitahukan sesuatu)
Pak polisi : “ diberitahukan kepada seluruh masyarakat bahwa agar pulang ke rumah masing-masing
dan hanya boleh keluar rumah saat berkepentingan saja, karena daerah kita sudah dalam
kategori red zone, jadi diharapkan patuhi pemberitahuan ini untuk memustus rantai covid-19
ini”
(Rara dan nita menunduk dan terlihat sedih)
Caca : “ sekarang kalian percaya kan sama gua”
Rara : “ maafin gua ya ca, gua udah kelewatan banget sama lu”
Nita : “ iya ca maafin gua juga ya ca”
(Caca mengambil masker dari tas nya)
Caca : “ udah-udah, gua juga udah maafin kok, nih kalian pake maskernya, gua sengaja bawa nya,
soalnya gua tahu kalo kalian pasti ga bakal bawa masker.”
Rara : “ ya ampun ca lu baik banget ca, makasih yahh caaaa!”
Nita : “ aaaaaa caca lu baik banget sih”
Caca : “ iya dong, gua kan sahabat kalian yang paling baiiikkkk” (caca sambil tertawa)
(Nita dan Rara tertawa)
Nita : “ yaudah mendingan kita pulang yuk”

(Saat sudah sampai di pintu keluar nita ingin membicarakan sesuatu)


Nita :” eh menurut kalian gimana yah cara membantu memutus rantai covid-19 ini?”
Rara : “ iya bener banget, setidaknya kita bantuin, ya walaupun bantunya seadanya gitu”
Caca :” tenang, gua ada ide!” ( caca sambil mengadahkan kepalanya)

Scene 7 (tempat kerja kakak Rara dan kantor blogger berita)

(Nita dan Rara merasa tergesa-gesa dan menyuruh kakak Rara agar lebih cepat lagi)
Rara : “ kak, tolong lebih cepet lagi dong”
Kakak Rara : “ ya sabar ra, gua juga punya kerjaan lain tau”
Nita : “ duhhh kak kita buru-buru soalnya”
Kakak Rara : “ yaudah makanya kalian sabar dulu, tangan gua Cuma dua”
Rara : “ begitu amat sih lu jadi kakak”
Kakak Rara : “ yeee salah sendiri ngapain lu jadi adek gua”
Rara : “ ihh parah banget, gua bilangin mak lu yah”
Kakak Rara : “tuh kan kebiasaan”
Nita : “udah-udah, gua mau telfon caca dulu”
(Nita menelefon caca)
Nita : “ halo ca, gimana?”
Caca : “ iya halo nit, ini gua baru nyampe”
Nita : “ okeh ca, semoga berhasil yah”
Caca : “ iya nit, daahh”
Nita : “ daaah ca”

(Caca duduk di ruangan blogger berita tersebut)


Caca : “permisi pak” (sambil mengetuk pintu)
Blogger : “iya silahkan masuk”
(Caca pun duduk di ruangan blogger tersebut)
Caca : “ hmm halo pak, nama saya caca”
Blogger : “ iya caca, ada apa ya?”
Caca : “ jadi kedatangan saya di sini, saya ingin mengusulkan kepada bapak untuk membuat sebuah
artikel tentang kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan ini agar bisa memutus
rantai covid-19 ini pak.”
Blogger : “ kayaknya ngga bisa deh, soalnya deadline bapak masih banyak, tambah lagi karyawan
bapak hanya sedikit.”

Caca : “ tolong dong pak, ini kan juga buat kita semua, ini salah satu jalan untuk memenumbuhkan
rasa kesadaran terhadap diri masyarakat loh pak, dan terlebih lagi bapak tau kan kalo
masyarakat kita itu ngga peduli dengan protokol kesehatan pak. Jadi saya mohon banget yah
pak agar bapak bersedia untuk membuat artikelnya”
(Blogger tersebut menunduk dan memegang dagunya untuk berpikir)
Blogger : “ okeh baik, bapak setuju sama usulan kamu, menurut bapak itu salah satu cara terbaik juga.
Tunggu sebentar yah.”
(Blogger tersebut memanggil karyawannya)
Blogger : “bayuuu, bay masuk ruangan saya sekarang.”
Karyawan : “aduhhh apa lagi sih”
(Karyawan blogger tersebut pun datang)
Karyawan : “ iya pak, ada apa yah, mau nambah gaji ya pak?” (Sambil pasang wajah ceria)
Blogger : “ ssstt..... Gini, kamu ada deadline baru lagi, dan pokoknya harus selesai secepatnya.
Konsep nya tentang kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan ini agar bisa memutus
rantai covid-19, inget deadlinenya hari ini.
Karyawan : “ yahh kira in mau nambah gaji” (kerut wajah kecewa)
Blogger : “udah cepetan sana bikin”
(Karyawan tersebut keluar ruangan tetapi dia masuk ruangan lagi)
Karyawan : “owh iya bikin nya kapan pak?”
Blogger : “ bulan depan!, ya sekarang lah, astagaaa. Awas kalo kamu balik lagi ntar bakal saya potong
gaji sampe 3 bulan!”
Karyawan : “ waduhhh jangan dong pak, yaudah deh saya bikin dulu” (sambil memasang raut wajah
sedih)
Blogger : “maaf yah, biasa karyawan durhaka” (sambil menahan tertawa)
Caca : “ iyah pak gapapa kok” (sambil tersenyum)
(Caca menelefon Rara)
Caca : “halo ra, gimana? Udah selesai?”
Rara : “ halo ca, ini masih nungguin”
Caca : “ okeh ra, ntar kalo udah selesai kabarin yah”
Rara : “ iya ca, daaahh”
Caca : “ daaahh”

(Rara dan nita memaksa kakak Rara agar lebih cepat lagi)
Nita : “ kak tolong dong lebih cepet lagi”
Rara : “iyah kak bener, ini juga untuk kebaikan kita bersama kak, demi memutus rantai covid-19 ini,
dan semoga dengan ini rasa kesadaran masyarakat terhadap covid-19 bertambah kak”
(Kakak Rara menunduk dan merasa sedih, kemudian kakak Rara menjadi bersemangat)
Kakak Rara : “ tumben lu baik gini ra. okeyyy jadi kalian pengen cepet selesai ni?. Eazyyy...!”
(Rara dan nita pun heran melihat kakak Rara cepat sekali menyelesaikannya)
Kakak Rara : “ gara-gara kalian semangat gua balik lagi”
Nita : “ kok bisa cepet banget kak?”
Kakak Rara : “ lahh, tadi nyuruh cepet tapi malah tanya kenapa bisa cepet, ada-ada aja lu pada”
Rara : “hehhh, maksudnya itu kami kaget banget ngeliat lu bisa secepat itu” (sambil tertawa ringan
dengan nita)
Kakak Rara : “ wooiyaadoong, siapa dulu gituu. Eh ngomong-ngomong ngeliat kalian gini gua jadi
inget waktu gua seumuran kalian dulu”
Nita : “ kakak, pernah nempel selebaran juga?”
Kakak Rara : “ nggaaa, maksudnya gua, dulu gua pernah nge print sebanyak itu juga, hehehe...”
(sambil menggaruk kepalanya dan raut muka salah tingkah)
Nita dan Rara : “ yeeeee kira in”

(Rara dan Nita keluar dari tempat kerja kakak Rara tersebut, lalu menelefon caca)
Nita : “ halo ca, ini selebarannya sudah selesai ca”
Caca : “ owh oke nit, gua ke sana sekarang yah”
Nita : “ oke ca, kami di depan tempat kerja kakak gua ya ca”
Caca : “ okeh nit, ini gua mau jalan, daaah”
Nita : “ daahh ca, tiati di jalan ya”

Rara : “ semoga nanti kita berhasil ya nit”


Nita : “ iyah ra, aminnnn”
Rara : “ dan semoga dengan ini rasa kepedulian masyarakat terhadap covid-19 ini bertambah yah nit”
Nita : “ iya ra, gua kasian banget liat masyarakat melalaikan protokol kesehatan ini, padahal itu semua
untuk kebaikan mereka juga
(Akhirnya caca pun datang)
Caca : “ sorry ya udah bikin kalian nunggu”
Nita : “ santai ca, gapapa kok”
Rara : “ yaudah kita jalan yuk”
Caca : “ okeh ra”
Nita : “ leeet’s goooo!”

Scene 8 (banyak tempat, untuk menempel selebaran)


(Caca, Rara, dan nita menempel selebaran di setiap tempat)

Scene 9 (tempat wisata pulau belimbing kuok)

Caca : “ huhhhh akhirnya kelar juga ya”


Nita : “ sumpah gua capek banget, pengen rebahan” (sambil menggerakkan tubuhnya)
Caca dan Rara : “ samaaaaaaa” (sambil tertawa bersamaan)

(Lalu notif whatsapp caca berbunyi, ternyata blogger tersebut mengirimkan link artikel yang caca
minta)

Caca : “ guys liat nih, artikel nya udah selesai” (raut wajah caca bahagia)

(Mereka pun melihat artikelnya, dan caca tersenyum bahagia, tetapi tiba-tiba caca berada di dalam
kamarnya dan seketika dia bangun dari tidurnya)
Scene 10 (di kamar caca)

(Caca bangun dari tempat tidurnya)


Caca : “ ternyata Cuma mimpi yah”

(Kemudian caca mengambil hp nya, lalu dia melihat linkt video di youtube kesembuhan pasien covid-
19 di Riau meningkat)

Caca : “alhamdulillah ya Allah” (sambil menetes kan air matanya)

Anda mungkin juga menyukai