Anda di halaman 1dari 9

TUGAS MAKALAH

HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

OLEH:
FIRDAYANTI A1H123067
HADIJA A1H123069
AYUMIDA A1H123069
MARSYAH SUDIRMAN A1H123077
SITI MARYAM A1H123013

JURUSAN PG-PAUD
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2024
URAIAN MATERI
HAKIKAT PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang esensial dalam


pendidikan di Indonesia. Hakikat pendidikan kewarganegaraan terletak pada
perannya dalam membentuk warga negara yang cerdas, cakap, dan bertanggung
jawab.
Berikut poin penting tentang hakikat pendidikan kewarganegaraan:
a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional: Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan yang bertujuan
untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air. Menurut Mulyani S. Fadilah: Pendidikan
Kewarganegaraan adalah upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral
bangsa sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara.

b. Tujuan Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan lebih dari sekadar menghafal
dasar negara dan sistem pemerintahan. Menurut Damri, hakikat pendidikan
kewarganegaraan yang sesungguhnya adalah membentuk warga negara yang
cerdas, cakap, dan bertanggung jawab. Berikut penjelasan lengkap mengenai
tujuan pendidikan kewarganegaraan:

1) Mengembangkan Kesadaran dan Pemahaman tentang Hak dan Kewajiban


PKn membekali peserta didik dengan pengetahuan dan kesadaran
tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara Indonesia. Ini termasuk:
- Hak asasi manusia: Pemahaman tentang HAM yang dilindungi
konstitusi dan bagaimana memperjuangkannya.
- Hak sipil dan politik: Hak untuk memilih, dipilih, dan dilibatkan
dalam proses pengambilan keputusan.
- Hak ekonomi, sosial, dan budaya: Hak atas pendidikan, pekerjaan, dan
kehidupan yang layak.
- Kewajiban sebagai warga negara: Membayar pajak, mentaati hukum,
dan berkontribusi pada pembangunan bangsa.
Dengan memahami hak dan kewajiban, diharapkan peserta didik
menjadi warga negara yang aktif dan turut serta memajukan kehidupan
berbangsa dan bernegara.

2) Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme


Pendidikan kewarganegaraan menanamkan rasa cinta tanah air dan
nasionalisme pada peserta didik. Ini dicapai melalui:
- Belajar sejarah perjuangan bangsa Indonesia: Memahami perjuangan
para pahlawan dan pengorbanan untuk meraih kemerdekaan.
- Mengenal dan menghargai budaya Indonesia: Menyadari kekayaan
budaya yang dimiliki Indonesia dan pentingnya menjaga kesatuan
nasional.
- Memiliki kebanggaan sebagai warga negara Indonesia: Mampu
bersikap positif dan berkontribusi untuk kemajuan bangsa Indonesia di
mata dunia.
Cinta tanah air dan nasionalisme menjadi modal penting untuk
menjaga keutuhan dan kedaulatan negara Indonesia.

3) Memperkuat komitmen terhadap pancasila dan UUD Tahun 1945


Pendidikan kewarganegaraan menjadi wadah untuk mempelajari
dan memahami nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Ini
bertujuan agar peserta didik memiliki:
- Komitmen terhadap Pancasila: Berpegang teguh pada nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
- Pemahaman terhadap UUD 1945: Mengetahui aturan tertinggi negara
dan pentingnya menaati hukum.
- Kemampuan menerapkan nilai-nilai Pancasila: Mampu menyelesaikan
konflik dengan musyawarah, menghormati perbedaan, dan
mengutamakan kepentingan bersama.
Dengan komitmen yang kuat terhadap Pancasila dan UUD 1945,
diharapkan tercipta kehidupan berbangsa dan bernegara yang damai, adil,
dan sejahtera.

4) Mengembangkan keterampilan berpikir kritis dan partisipasi aktif


Pendidikan kewarganegaraan tidak hanya sekedar menghafal,
namun juga mendorong peserta didik untuk:
- Berpikir kritis: Menganalisis informasi secara objektif, memahami
berbagai perspektif, dan mengambil keputusan yang tepat.
- Pemecahan masalah: Mampu mengidentifikasi masalah, mencari
solusi, dan mengambil tindakan yang efektif.
- Berpartisipasi aktif: Berani berpendapat, terlibat dalam pengambilan
keputusan, dan berkontribusi dalam kegiatan masyarakat.
Keterampilan berpikir kritis dan partisipasi aktif diperlukan
untuk menghadapi berbagai tantangan dan berperan aktif dalam kehidupan
berdemokrasi.

5) Membentuk karakter dan moral bangsa yang berlandaskan nilai-nilai


pancasila
Pendidikan kewarganegaraan bertujuan membentuk karakter dan
moral bangsa yang baik sesuai dengan nilai-nilai Pancasila, yaitu:
- Ketuhanan Yang Maha Esa: Memiliki sikap religius dan toleransi
terhadap perbedaan agama.
- Kemanusiaan yang Adil dan Beradab: Menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan, menjunjung tinggi hak asasi manusia, dan menjunjung
tinggi keadilan.
- Persatuan Indonesia: Mengedepankan persatuan dan kesatuan nasional,
serta menghargai keberagaman budaya.
- Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan: Mengedepankan musyawarah mufakat
dalam pengambilan keputusan.
- Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia: Mengejar kesejahteraan
bersama dan keadilan sosial bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Dengan karakter dan moral yang baik, diharapkan tercipta
masyarakat yang beradab, adil, dan sejahtera. Tujuan hakikat pendidikan
kewarganegaraan tidak semata-mata memberikan pengetahuan teoritis,
tetapi lebih kepada pembentukan karakter dan kompetensi yang
dibutuhkan menjadi warga negara yang baik. Pendidikan kewarganegaraan
diharapkan mampu mencetak generasi muda yang cerdas, cakap, dan
bertanggung jawab dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai warga
negara Indonesia.

c. Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan


Ruang lingkup pendidikan kewarganegaraan menurut japar meliputi
aspek-aspek penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu:
1) Pancasila dan UUD 1945: Memahami sejarah, nilai-nilai, dan penerapan
Pancasila dan UUD 1945 dalam kehidupan sehari-hari.
2) Hak dan Kewajiban Warga Negara: Mengetahui hak dan kewajiban sebagai
warga negara Indonesia, termasuk hak asasi manusia, hak sipil dan politik,
hak ekonomi, sosial, dan budaya.
3) Sistem Pemerintahan dan Politik: Memahami sistem pemerintahan
Indonesia, demokrasi, dan peran serta masyarakat dalam politik.
4) Bela Negara: Menyadari pentingnya bela negara dan memahami berbagai
bentuk bela negara.
5) Kehidupan Demokrasi dan Masyarakat Madani: Memahami prinsip-prinsip
demokrasi, toleransi, dan partisipasi aktif dalam masyarakat madani.
6) Globalisasi dan Hubungan Internasional: Memahami pengaruh globalisasi,
hubungan internasional, dan peran Indonesia dalam dunia global.
7) Wawasan Nusantara: Memahami konsep Wawasan Nusantara sebagai
geopolitik Indonesia.
8) Ketahanan Nasional: Memahami konsep ketahanan nasional dan strategi
untuk memperkuat ketahanan nasional.
9) Integrasi Nasional: Memahami pentingnya integrasi nasional dan strategi
untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

d. Pendekatan pendidikan kewarganegaraan


Pendekatan pendidikan menurut Winarno adalah metode dan strategi
yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan kewarganegaraan. Berikut
beberapa pendekatan PKn beserta penjelasannya:
1) Pendekatan Inkuiri
- Tujuan: Membangun rasa ingin tahu dan mendorong peserta didik
untuk aktif mencari tahu tentang konsep-konsep PKn.
- Metode: Diskusi, Penelitian, dan Proyek
- Contoh: Peserta didik melakukan penelitian tentang sejarah Pancasila.
2) Pendekatan Partisipatif
- Tujuan: Melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses
pembelajaran PKn.
- Metode: Simulasi, Debat, dan Permainan peran
- Contoh: Peserta didik melakukan simulasi sidang MPR RI.
3) Pendekatan Kontekstual
- Tujuan: Menghubungkan konsep-konsep PKn dengan kehidupan
nyata.
- Metode: Studi kasus, Pemecahan masalah, Pembelajaran berbasis
proyek
- Contoh: Peserta didik menganalisis kasus pelanggaran HAM dan
merumuskan solusi.
4) Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masalah
- Tujuan: Membantu peserta didik belajar PKn melalui pemecahan
masalah.
- Metode: Mengidentifikasi masalah, Mencari solusi, Menerapkan solusi,
Mengevaluasi hasil
- Contoh: Peserta didik merumuskan solusi untuk mengatasi masalah
intoleransi di lingkungan sekolah.
5) Pendekatan Moral
- Tujuan: Mengembangkan karakter dan moral peserta didik berdasarkan
nilai-nilai Pancasila.
- Metode: Ceramah, Penceritaan, dan Keteladanan
- Contoh: Guru menceritakan kisah pahlawan nasional untuk
menumbuhkan rasa cinta tanah air.
e. Urgensi pendidikan kewarganegaraan
Menurut Tomalili Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peran
penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Urgensi pendidikan
kewarganegaraan dapat dilihat dari beberapa aspek berikut:
1) Membentuk Warga Negara yang Baik
PKn membekali peserta didik dengan pengetahuan, keterampilan,
dan sikap yang diperlukan untuk menjadi warga negara yang baik. Ini
termasuk:
- Pemahaman tentang hak dan kewajiban sebagai warga negara.
- Rasa cinta tanah air dan nasionalisme.
- Komitmen terhadap Pancasila dan UUD 1945.
- Keterampilan berpikir kritis dan partisipasi aktif dalam masyarakat.
- Karakter dan moral bangsa yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
2) Menghadapi Tantangan Bangsa
PKn membantu peserta didik untuk memahami dan menghadapi berbagai
tantangan bangsa, seperti:
- Radikalisme dan intoleransi.
- Korupsi dan nepotisme.
- Kesenjangan sosial dan ekonomi.
- Penyalahgunaan narkoba dan pornografi.
Dengan PKn, diharapkan peserta didik mampu menjadi generasi muda
yang cerdas, cakap, dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan berbagai
tantangan bangsa.

3) Memperkuat Persatuan dan Kesatuan Bangsa:


PKn menumbuhkan rasa cinta tanah air dan nasionalisme, serta kesadaran
akan pentingnya persatuan dan kesatuan bangsa. Di tengah era globalisasi
dan keragaman budaya, PKn membantu peserta didik untuk memahami
dan menghargai perbedaan, serta menjaga keutuhan NKRI.
4) Mempersiapkan Generasi Penerus Bangsa
PKn membekali peserta didik dengan pengetahuan dan keterampilan yang
diperlukan untuk menjadi pemimpin bangsa di masa depan. Dengan PKn,
diharapkan generasi muda memiliki komitmen untuk membangun bangsa
yang lebih maju dan sejahtera.
DAFTAR PUSTAKA
Damri, dan Putra, E. F. 2020. Pendidikan Kewarganegaraan. Jawa Barat:
KENCANA.

Fadilah, M. S. 2020. Hakikat Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: Bumi


Aksara.

Japar, M., Fadhillah, D. N., dan Lakshita, G. 2019. Media dan Teknologi
Pembelajaran PPKN. Jakarta: CV Media.

Tomalili, Rahmanuddin. 2019. Pendidikan Pancasila dan Kewaganegaraan. Jawa


Tengah: Deepublish.

Winarno. 2019. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Jawa Tengah:


Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai