Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH BIOGEOGRAFI

Pembagian Wilayah Persebaran Makhluk Hidup di Indonesia dan Dunia,


Faktor-faktor yang Menyebabkan Persebaran Tumbuhan dan Hewan serta
Faktor Pembatasnya

Dosen Pengampu : M. Farouq Ghazali, M.Si

Disusun Oleh Kelompok 3:

Fahrizal Adi Kurniawan 3173331011

Fransasto Pardede 3173331016

Saurina Septiani Sitanggang 3172131022

Elidius Susanti Simanihuruk 3172131014

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatnya, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah
Biogeografi ini dengan baik.
Adapun dalam penyusunan makalah ini, kami tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak. Terimakasih kami ucapkan kepada Dosen Pengampu, teman-
teman yang membantu kami dalam penyusunan makalah ini dan tidak lupa kepada
google yang menyediakan informasi dan bahan topik makalah kami.
Tiada gading yang tak retak, demikianlah dalam penyusunan makalah ini,
kami menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan baik dari segi
penyusunan, bahasa, isi maupun segi lainnya. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sehingga
kami dapat memperbaiki kedepannya diperoleh penyusunan makalah yang lebih
baik lagi.
Kami berharap, semoga makalah dapat membantu dan menambah
wawasan pembaca tentang Pembagian Wilayah Persebaran Makhluk Hidup di
Indonesia dan Dunia, Faktor-faktor yang Menyebabkan Persebaran Tumbuhan
dan Hewan serta Faktor Pembatasnya. Akhir kata kami ucapkan sekian dan terima
kasih.

Medan, Maret 2020

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................3
A. Latar Belakang.......................................................................................................3
B. Rumusan Masalah..................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................5
A. Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia.................................................5
B. Persebaran Flora Dan Fauna di Dunia....................................................................7
C. Faktor Persebaran Tumbuhan dan Hewan............................................................13
D. Macam - Macam Faktor Pembatas.......................................................................21
BAB III PENUTUP..............................................................................................................24
E. Kesimpulan..........................................................................................................24
F. Saran....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................25

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keanekaragaman flora dan fauna di suatu wilayah tidak terlepas dari
dukungan kondisi di wilayah itu. Ada tumbuhan yang hanya dapat tumbuh di
daerah yang beriklim tropis, dimana banyak curah hujan dan sinar matahari, dan
ada yang hanya dapat tumbuh di daerah yang dingin dan lembab. Tumbuhan
merupakan makhluk hidup yng menetap, memiliki dinding sel yang terdiri atas
selulosa dan sumber bahan mkanan dari gas dan air, melalui bantuan klorofil
dalam cahaya. Tumbuhan di permukaan bumi sebaagaai obyek kajian bagi ahli
geogrfi tumbuhan.

Proses migrasi pada tumbuhan di pengaruhi factor kemampuanya


berevolusi, kemampuanyaa dalam menyesuaiakan dirinya untuk mempertahankan
hidupnya, melakukan persebaran untuk tumbuh dan hidup seperti spora yang
terbang di tiup angin, dan sifat yang dimiliki kosolitnes mempunyai kemampuan
menyebar secara luas.

Dalam suatu wilayah tertentu selalu terjadi populasi satu species dengan
species lainya senantiasa terjdi suatu interksi baik secaara langsung maaupun
tidak langsung. Dengan demikian terjadilah suatu kehidupan komunitas atau
kelompok suatu kehidupan. Jenis-jenis fauna tertentu dipengaruhi keberadaannya
oleh keadaan tumbuh-tumbuhan. Sedangkan tumbuh-tumbuhan dipengaruhi oleh
iklim. Keadaan fauna di tiap-tiap daerah atau bioma, tergantung pada
kemungkinan-kemungkinan yang dapat diberikan daerah tersebut untuk memberi
makan. Iklim berpengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap
penyebaran fauna. Dukungan kondisi suatu wilayah terhadap keberadaan flora dan
fauna berupa faktor-faktor fisik (abiotik) dan faktor non fisik (biotik).Yang
termasuk faktor fisik (abiotik) adalah iklim (suhu, kelembaban udara, angin), air,
tanah, dan ketinggian, dan yang termasuk faktor non fisik (biotik) adalah manusia,
hewan, dan tumbuh-tumbuhan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka diperoleh
rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia ?


2. Bagaimana persebaran flora dan fauna di dunia ?
3. Apa saja faktor persebaran tumbuhan dan hewan ?
4. Apa saja faktor pembatas persebaran tumbuhan dan hewan ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, ialah untuk:

1. Mendeskripksikan persebaran flora dan fauna di wilayah Indonesia


2. Mendeskripsikan persebaran flora dan fauna di dunia
3. Memahami faktor persebaran tumbuhan dan hewan
4. Mengetahui faktor pembatas persebaran tumbuhan dan hewan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Persebaran Flora dan Fauna di Wilayah Indonesia


Di wilayah Indonesia tumbuh ribuan jenis pohon (flora) dan hidup
bermacam-macam hewan atau binatang (fauna). Flora dan fauna Indonesia
dibedakan menjadi tiga, yaitu flora dan fauna asiatis, peralihan (asli), dan
australis. Flora dan fauna asiatis ditemukan di Indonesia bagian barat. Flora dan
fauna australis ditemukan di Indonesia bagian timur. Flora dan fauna di Indonesia
bagian tengah merupakan flora dan fauna asli Indonesia. Pembagian ini
didasarkan hasil penelitian penelitian Alfred Russel Walace dan Max Wilhelm
Carl Weber.

1. Pesebaran flora di Indonesia

Tanah yang subur menyebabkan berbagai jenis tanaman dapat tumbuh


dengan baik di wilayah Indonesia. Flora Indonesia terdiri dari sekitar 4.000 jenis
pohon, 1.500 jenis paku-pakuan, dan 5.000 jenis anggrek.

a) Flora Indonesia barat

Flora Indonesia bagian barat meliputi berbagai jenis tanaman yang tumbuh
di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimatan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Jenis
flora Indonesia bagian barat memiliki persamaan dengan tumbuhan yang terdapat
di Asia. Jenis-jenis tumbuhan yang ada di Indonesia bagian barat sebagai berikut :
pinus, kamper, meranti, kayu besi, kayu manis, beringin, dan raflesia jati meranti,
mahoni, beringin, pinang, bunga anggrek, dan bugenvil ramin, kamper, meranti,
besi, jelutung, bakau, pinus, dan rotan markisa, rambutan, duku, durian, manggis,
kemenyan, salak, bambu, karet, kelapa sawit, dan rotan nangka, tumbuhan jamu,
jarak, kina, jambu, durian, salak, dan cempedak langsat, rambutan, dan durian

b) Flora Indonesia tengah

Flora Indonesia tengah meliputi tumbuhan yang terdapat di Sulawesi,


Nusa Tenggara, dan Maluku. Di Nusa Tenggara terdapat padang rumput alami
yang baik untuk daerah peternakan. Penyebabnya adalah curah hujan yang rendah.
Jenis tumbuhtumbuhan atau flora Indonesia tengah adalah sebagai berikut :eboni,
kayu besi, pinus, kayu hitam, rotan, dan beberapa jenis bunga anggrek jati,
sandelwood, akasia, cendana, dan beberapa jenis bunga anggrek sagu, meranti,
gotasa, kayu besi, lenggua, jati, kayu putih, dan anggrek, markisa, jati, dan rotan
lada, sorgum, cokelat, cengkeh, salak, dan jeruk bali sagu, gandaria, kayu putih

c) Flora Indonesia timur

Flora Indonesia bagian timur adalah tumbuhan yang hidup di pulau Papua
dan pulau-pulau sekitarnya. Jenis tanaman yang sering dijumpai di Papua adalah
jenis conifera seperti agatis alba dan obi. Di daerah dataran rendahnya terdapat
pohon sagu, nipah, dan bakau.

2. Pesebaran fauna di Indonesia

Hewan yang hidup di wilayah Indonesia termasuk hewan asiatis


(Indonesia Barat), australis (Indonesia Timur), hewan yang memiliki sifat
campuran, dan hewan asli Indonesia. Beberapa hewan yang terdapat di Indonesia
termasuk hewan langka sehingga perlu dilindungi.

a) Fauna Indonesia barat

Fauna Indonesia barat adalah berbagai jenis hewan yang terdapat di Pulau
Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan pulau-pulau kecil di sekitarnya.

b) Fauna Indonesia tengah

Fauna yang terdapat di Indonesia tengah adalah jenis fauna peralihan


antara fauna asiatis dan fauna australis. Selain itu juga terdapat fauna asli
Indonesia. Fauna Indonesia tengah meliputi berbagai jenis hewan yang terdapat di
pulau Sulawesi dan Kepulauan Nusa Tenggara.

c) Fauna Indonesia timur

Fauna Indonesia timur meliputi jenis-jenis fauna yang ditemukan di Papua,


Maluku, dan pulau-pulau di sekitarnya. Fauna Indonesia timur bercorak australis.
B. Persebaran Flora Dan Fauna di Dunia
1. Persebaran flora di dunia

Pada tahun 1889 C. Hart Meeriem, seorang peneliti biologi alam


berpendapat bahwa tipe tumbuhan pada suatu daerah di pengaruhi oleh
temperature. Kemudian dapat di buktikan adanya factor kelembaban ternyata
lebih berperan daripada factor temperature. Curah hujan yang tinggi dibutuhkan
untuk mendukung pertumbuhan tanaman besar. Sebaliknya, semakin kita bergerak
ke daerah dengan curah hujan rendah tumbuhan akan didominasi oleh tumbuhan
kecil, padang rumput dan akhirnya kaktus atau tanaman padang pasir. Komunitas
Flora secara umum di dunia dapat di bagi menjadi tiga macam yaitu :

 Hutan, tumbuhan utama berupa pohon-pohon besar


 Padang rumput, tumbuhan utama adalah rumpaut
 Gurun, tumbuhan utama dan kondisi iklimnya

Setiap jenis komunitas tumbuhan tersebut, dibagi lagi menjadi beberapa


jenis komunitas. Berikut macam komunitas organism tumbuhan berdasarkan
perubahan naik garis lintang (yang berarti pula penurunan temperaturnya) dalam
pembagian mintakat (zona) temperature.

a) Hutan tropis

Di daerah hutan basah tropika terdapat berates-ratus spesies tumbuhan,


yang mungkin berbeda dengan yang lain. Hutan-hutan basah tropika di seluruh
dunia mempunyai persamaan. Sepanjang tahun hutan cukup mendapatkan air dan
keadaan alamnya memungkinkan terjaginya pertumbuhan yang lama sehingga
komunitas hutan tersebut kompleks. Misalnya, terdapat di daerah tropika dan
subtropika yang ada di Indonesia, daerah Australia bagian utara, Papua, Afrika
Tengah dan Amerika Tengah.

Pohon-pohon utama memiliki ketinggian antara 20-40 meter dengan


cabang-cabangnya yang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung yang
mengakibatakan hutan menjadi gelap. Dasar hutan selalu gelap, air hujan sulit
mencapai dasar hutantersebut secara langsung. Kelembaban selalu tinggi dan tetap
dengan rata-rata 25 . Pada hutan bawah tropika selain pepohonan yang tinggi,
terdapat tumbuhan yang khas yaitu liana dan epifit. Rotan adalah jenis liana,
sedangkan anggrek adalah jenis epifit.

b) Hutan gurun

Di daerah yang beriklim sedang, selain terdapat banyak padang rumput


dan kadang-kadang ada gurun, yang paling khas adalah adanya hutan gugur, yang
disebabkan oleh hal-hal berikut.

 Curah hujan merata sepanjang tahun antara 750-1000 mm per tahun serta
adanya musim dingin dan musim panas sehingga tumbuhan mengadakan
penyesuaian yaitu dengan menggugurkan daunnya menjelang musim
dingin.
 Musim yang mendahului musim dingin disebut musim gugur. Sejak
musim gugur sampai musim semi, tumbuhan yang menahun
pertumbuhannya terhenti. Tumbuhan semusim matipada musim dingin.
Yang tinggal hanya bijinya. Tumbuhan yang tahan dingin dapat
berkecambah menjelang musim panas.

Perbedaan hutan gugur dan hutan basah adalah dalam hal kepadatan
jaraknya. Di hutan gugur, jarak antara pohon-pohonya tidak terlalu padat dan
jumlah spesiesnya sedikit, yaitu antara 10-20 spesies.

c) Taiga

Taiga adalah huatan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Pohon-
pohon yang terdapat di hutan taiga misalnya konifera, terutam pohon picia, alder
(alnus), birch(betula), dan juniper (juniperus). Daerah ini merupakan bioma yang
hanya terdiri dari satu spesies pohon. Taiga kebanyakan terdapat di belahan bumi
utara ( Siberia Utara, Rusia, Ameriaka Tengah dan Utara), dengan masa
pertumbuhan pada musim panas berlangsung antara 3 sampai 6 bulan

d) Padang Rumput

Daerah padang rumput ini terbentang dari daerah tropika samapai ke


daerah subtropika. Curah hujan pada umumnya antara 250-500 mm per tahun.
Hujan yang tidak teratur dan porositas yang rendah mengakibatkan tumbuhan sulit
untuk mengambil air. Tumbuhan yang dapat menyesuaikan diri terhadap
lingkungan seperti ini adalah rumput. Daerah padang rumput yang relative basah,
seperti yanf terdapat di Amerika Utara, rumputnya dapat mencapai tiga meter,
misalnya rumput-rumput bluestem dan Indian grasses. Sedangkan daerah padang
rumput yang kering mempunyai rumput yang pendek. Padang rumput terdiri dari
beberapa macam seperti berikut :

 Tundra terdapat di daerah bersuhu dingin bercurah hujaan rendah.


Jenis tumbuhan yang ada dalah rumput kerdil.
 Praire(padang rumput) terdapat di daerah dengan curah hujan yang
berimbang bengan musim panas. Rumput di praire lebih tinggi di
bandingkan dengan rumput tundra.
 Stepa terdapat di derah dengan cuarah hujan tinggi. Daerah stepa
umumnya terdiri dari rumput-rumput pendek dan diselingi oleh
semak belukar.
 Sabana berupa rumput-rumput tinggi diselingi semak belukar dan
pohon-pohon tinggi. Tumbuhan yang bias tahan hidup di daerah
sabana adalah jenis tumbuhan yang tahan terhadap kelembaban
rendah.

e) Gurun

Daerah gurun banyak terdapat di daerah tropis dan berbatasan dengan


padang rumput. Keadaan alam dari padang rumput kearah gurun biasanya makin
jauh makin gersang. Curah hujan rendah yaitu sekitar 250mm per tahun atau
kurang.Hujan lebat jarang terjadi dan tidak teratur. Pancaran matahari sangat terik
dan terjadi penguapan tinggi sehingga suhu siang hari sangat panas. Pada musim
panas, suhu dapat lebih dari 40 .Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat
besar. Tumbuhan yang dapat hidup menahun di gurun adalah tumbuhan yang
dapat beradaptasi terhadap kekurangan ir dan penguapan yang cepat. Pada
umumnya tumbuha yang hidup di gurun berdaun kecil seperti duri atau idak
berdaun. Tumbuhan tersebut berakar panjang sehingga dapat mengambil air dari
tempat yang dalam dan dapat menyimpan air dalam jaringan spon.

Apabila hujan turun,tumbuhan di gurun segera tumbuh, berbunga dan


berbuah dengan cepat. Hal ini dapat terjadi dalam beberapa hari saja setelah
hujan, tetapi sempat menghasilkan biji untuk berkembang lagi pada musim
berikutnya.

f) Tundra

Daerah tundra hanya terdapat di belahan bumi utara dan kebanyakan di


daerah lingkungan kutub utara. Daerah ini memiliki musim dingin yang panjang
dan gelap dan musim panas yang panjang dan serta terang terus menerus. Daerah
tundra di kutub dapat ini dapat mengalami gelap berbulan-bulan, karena matahari
hanya mencapai 23 ½ °LU/LS. Di daerah ini tidak ada pohon yang tinggi, kalau
ada pohon maka pohon itu terlihat pendek seperti semak. Di daerah tundra ini
banyak terdapat lumut terutama sphagnum dan lichens (lumut kerak). Tumbuhan
semusim di daerah tundra biasanya berbunga dengan warna yang mencolok
dengan masa pertumbuhan yang sangat pendek sehingga pada musim
pertumbuhan , pemandangannya sangat indah. Tumbuhan di daerah ini dapat
beradaptasi terhadap keadaan yang dingin sehingga akan tetap hidup meskipun
dalam keadaan beku.

2. Persebaran fauna di dunia

Persebaran hewan di muka bumi ini didasarkan oleh faktor fisiografik,


klimatik dan biotik yang berbeda antara wilayah yang satu dengan lainnya,
sehingga menyebabkan perbedaan jenis hewan di suatu wilayah. Seperti diketahui
setiap spesies hewan mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mengatasi
hambatan-hambatan. Andaikan tidak ada hambatan-hambatan maka persebaran
hewan akan berjalan terus. Misalnya hewan yang biasa hidup di pegunungan akan
sulit hidup di dataran rendah. Atau hewan yang biasa hidup di daerah panas akan
sulit hidup di daerah yang beriklim dingin atau kurang curah hujannya. Di
samping itu faktor sejarah geologi juga mempengaruhi persebaran hewan di
wilayah tertentu karena wilayah tersebut pernah menjadi satu. Namun hewan
berbeda dengan tumbuhan yang bersifat pasif. Pada hewan, bila habitatnya
dirasakan sudah tidak cocok, seringkali secara masal mengadakan migrasi ke
tempat lainnya. Oleh karena itu pola persebaran fauna tidak setegas persebaran
flora. Adakalanya hewan khas di suatu wilayah juga terdapat di wilayah lainnya.

Pada tahun 1876 Alfred Russel Wallace membagi wilayah persebaran


fauna atas 8 wilayah yaitu: Ethiopian, Palearktik, Oriental, Australian,
Neotropical dan Neartik, Oceanik dan Antartik. Untuk lebih jelas dan pemahaman
Anda semakin mantap mengenai letak wilayah persebarannya, cobalah sambil
mempelajari materi ini juga menggunakan peta dunia. Kedelapan wilayah
persebaran fauna tersebut adalah sebagai berikut :

a) Wilayah Ethiopian

Wilayah persebaranya meliputi benua afrika, dari sebelah selatan Gurun


Sahara, Madagaskar dan selatan Saudi Arabia.Hewan yang khas daerah ini adalah:
gajah Afrika, Badak Afrika, gorilla, baboon, simpanse, jerapah. Mmalia padang
rumput seperti zebra, antilope, kijang, singa, harimau dan mamalia pemakn
serangga yaitu trengiling. Mamalia endemik di wilayah ini adalah kuda nil yang
hanya terdapat di sungai nil, mesir. Namun di Madagaskar juga terdapat kuda nil
namun kecil. Menurut sejarah puau madagaskar pernah bersatu dengan Afrika.
Wilayah Ethiopian juga memiliki hewan yang hampir sama dengan di wilayah
Oriental seperti: golongan kucing, bajing, tikus, babi hutan, kelelawar, dan anjing.

b) Wilayah Paleartik

Wilayah persebarannya sangat luas meliputi hampir seluruh benua Eropa,


Uni Sovyet, daerah dekat Kutub Utara sampai Pegunungan Himalaya, Kepulauan
Inggris di Eropa Barat sampai Jepang, Selat Bering di pantai Pasifik, dan benua
Afrika paling Utara. Kondisi lingkungan wilayah ini bervariasi, baik perbedaan
suhu, curah hujan maupun kondisi permukaan tanahnya, menyebabkan jenis
faunanya juga bervariasi. Beberapa jenis fauna Paleartik yang tetap bertahan di
lingkungan aslinya yaitu Panda di Cina, unta di Afrika Utara, binatang kutub
seperti rusa Kutub, kucing Kutub, dan beruang Kutub. Binatang-binatang yang
berasal dari wilayah ini antara lain kelinci, sejenis tikus, berbagai spesies anjing,
kelelawar. Bajing, dan kijang telah menyebar ke wilayah lain.

c) Wilayah nearktik

Wilayah persebarannya meliputi kawasan Amerika Serikat, Amerika Utara


dekat Kutub Utara, dan Greenland. Hewan khas daerah ini adalah ayam kalkun
liar, tikus berkantung di Gurun Pasifik Timur, bison, muskox, caribau, domba
gunung. Di daerah ini juga terdapat beberapa jenis hewan yang ada di wilayah
Palearktik seperti: kelinci, kelelawar, anjing, kucing, dan bajing.

d) Wilayah Neotropikal

Wilayah persebarannya meliputi Amerika Tengah, Amerika .Selatan, dan


sebagian besar Meksiko. Iklim di wilayah ini sebagian besar beriklim tropik dan
bagian Selatan beriklim sedang. Hewan endemiknya adalah ikan Piranha dan
Belut listrik di Sungai Amazone, Lama (sejenis unta) di padang pasir Atacama
(Peru), tapir, dan kera hidung merah. Wilayah Neotropikal sangat terkenal sebagai
wilayah fauna Vertebrata karena jenisnya yang sangat beranekaragam dan
spesifik, seperti beberapa spesies monyet, trenggiling, beberapa jenis reptil seperti
buaya, ular, kadal, beberapa spesies burung, dan ada sejenis kelelawar penghisap
darah.

e) Wilayah Oriental

Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan Asia terutama Asia Selatan dan
Asia tenggara. Fauna Indonesia yang masuk wilayah ini hanya di Indonesia
bagian Barat. Hewan yang khas wilayah ini adalah harimau, orang utan, gibbon,
rusa, banteng, dan badak bercula satu. Hewan lainnya adalah badak bercula dua,
gajah, beruang, antilop berbagai jenis reptil, dan ikan. Adanya jenis hewan yang
hampir sama dengan wilayah Ethiopian antara lain kucing, anjing, monyet, gajah,
badak, dan harimau, menunjukkan bahwa Asia Selatan dan Asia Tenggara pernah
menjadi satu daratan dengan Afrika.
f) Wilayah Australia

Wilayah ini mencakup kawasan Australia, Selandia Baru, Irian, Maluku,


dan pulau-pulau sekitarnya. Beberapa hewan khas wilayah ini adalah kanguru,
kiwi, koala, cocor bebek (sejenis mamalia bertelur). Terdapat beberapa jenis
burung yang khas wilayah ini seperti burung cendrawasih, burung kasuari, burung
kakaktua, dan betet. Kelompok reptil antara lain buaya, kura-kura, ular pitoon.

g) Wilayah oceanic

Fauna di wilayah ini tersebar di kawasan kepulauan di Samudra Pasifik.


Wilayah ini merupakan pengembangan dari wilayah Australian daratan, dengan
spesifikasi fauna tertentu. Oleh karena itu jenis faunanya hampir sama dengan
wilayah Australian.

h) Wilayah Antartik

Seperti namanya maka wilayahnya mencakup kawasan di kutub Selatan.


Jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat dan mampu menahan
dingin., misalnya rusa kutub, burung pingguin, anjing laut, kelinci kutub, dan
beruang kutub.

C. Faktor Persebaran Tumbuhan dan Hewan


Setiap negara memiliki jenis flora dan fauna yang berbeda satu sama lain.
Bahkan kita mengenal istilah flora dan fauna endemik yang merupakan hewan dan
tumbuhan asli daerah tersebut dan kita tidak akan pernah bisa menemukannya di
tempat lain. Berikut adalah faktor-faktor yang memicu persebaran flora dan fauna:

1. Faktor Iklim

Faktor-faktor  iklim yang berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna


yaitu suhu, kelembaban udara, angin, dan curah hujan.

a) Suhu
Sumber panas bagi seluruh permukaan bumi berasal dari radiasi matahari
secara langsung maupun tidak langsung. Radiasi matahari ke bumi dipancarkan
secara merata, akan tetapi karena perbedaan lintang, derajat keawanan, ketinggian
dan albedo maka suhunya akan berbeda-beda disetiap tempat. Sehubungan dengan
itu biasanya tumbuhan dan hewan beradaptasi  terhadap suhu lingkungan fisiknya,
sehingga hanya daerah dengan suhu yang sangat tinggi dan sangat rendah saja
yang tidak dapat didiami oleh makluk hidup secara permanen. Akibat perbedaan-
perbedaan ini beberapa jenis tumbuhan dan hewan telah berhasil beradaptasi
dengan lingkungan tropis yang lembab, dan lainnya beradaptasi dengan
lingkungan dingin dan kering atau lingkungan panas dan kering.

Suhu suatu tempat mempengaruhi pertumbuhan dan persebaran flora dan


fauna di dunia. Suhu dipengaruhi oleh pancaran sinar matahari. Hewan dan
tumbuhan akan beradaptasi sesuai suhu dimana ia tinggal. Fauna yang hidup di
suhu dingin memiliki bulu yang lebih tebal daripada fauna yang hidup di suhu
panas. Flora juga tumbuh sesuai dengan tingkat suhu dimana ia hidup. Tumbuhan
membutuhkan serangkaian cuaca yang berbeda untuk memastikan tumbuh
kembangnya.

Bagi tumbuhan yang berkembang di daerah tropis, diperlukan variasi suhu


untuk proses perkembangbiakan, berbunga, berbuah, dan untuk tumbuh daun-
daun baru. Begitu pula tumbuhan didaerah dingin dan kering, memerlukan pola
cuaca yang bervariasi untuk melangsungkan serangkaian proses regenerasinya.

Berdasarkan faktor suhu, maka kita mengenal dua kelompok vegetasi,


yaitu :

 Kelompok vegetasi annual, yaitu kelompok tumbuhan yang


hanya  berkembang pada saat-saat tertentu saja terutama pada musim
panas. Sedangkan dimusim dingin, tumbuhan jenis ini tidur karena berada
dibawah lapisan es yang ketebalannya bervariasi. Umumnya tumbuhan
annual adalah tumbuhan kecil atau bunga-bungaan di daerah beriklim
dingin.
 Kelompok vegetasi perennial, yaitu kelompok tumbuhan yang mempunyai
mekanisme melindungi diri dari suhu yang sangat rendah di musim dingin
secara bergantian, sehingga dapat berkembang terus-menerus.
Kemampuan inilah menyebabkan kelompok vegetasi perennial dapat
berumur lebih dari satu tahun.

b) Kelembaban Udara

Kelembaban udara menunjukkan banyaknya uap air yang terkandung


dalam udara. Zat hara penting akan diserap oleh akar tumbuhan dengan bantuan
air. Air juga sangat berperan dalam reaksi pembentukan bahan organik bagi
tumbuhan. Begitu pula bagi manusia dan hewan, air merupakan kebutuhan yang
sangat penting.

Berdasarkan tingkat adaptasi terhadap kelembaban lingkungannya, dunia


tumbuhan dibedakan menjadi empat yaitu :

o Xerofit, berasal dari kata xero yang artinya kering dan phytos yang berarti


tumbuhan. Jadi xerofit merupakan kelompok tumbuhan yang dapat
beradaptasi dengan lingkungan yang kekurangan air atau kering. Daerah
persebarannya terutama dikawasan gurun ( kawasan arid ). Contohnya
kaktus.
 Hidrofit, berasal dari kata hydros yang artinya basah atau berair. Jadi
hidrofit adalah kelompok tumbuhan yang khusus beradaptasi pada
lingkungan yang berair atau basah. Ciri khas vegetasi ini adalah cenderung
mempunyai sistem perakaran yang dangkal, namun daunnya lebar-lebar
dengan ruang renik ( stomata ), mempunyai lapisan-lapisan kulit luar dan
daun-daunnya mengarah kearah datangnya sinar matahari. Contohnya
teratai, enceng gondok, paku-pakuan, selada air, kangkung dan
sebagainya.
 Mesofit, berasal dari kata meso yang artinya antara atau pertengahan.
Jadimesofit merupakan kelompok vegetasi yang hidup pada daerah-daerah
lembab tetapi tidak sampai tergenang air. Tumbuhan kelompok ini banyak
terdapat di daerah li ntang rendah ( tropis ) dengan curah hujan yang tinggi
dan relatif merata sepanjang tahun, Contohnya anggrek dan beberapa jenis
jamur
 Tropofit yaitu kelompok tumbuh-tumbuhan yang mampu beradaptasi pada
lingkungan dengan kondisi yang berubah-ubah ( menguntungkan dan tidak
menguntungkan ) . Vegetasi kelompok ini dapat hidup dengan perubahan
musim yang jelas yaitu musim panas dan musim dingin. Pada umumnya
tumbuhan tropofit berupa tumbuhan yang besar-besar, berdaun lebat
dengan cabang-cabang yang banyak dan dikategorikan sebagai belukar
atau pohon-pohon. Berdasarkan ciri tersebut, maka kelompok vegetasi ini
merupakan vegetasi khas daerah tropis.

c) Sinar Matahari

Tumbuh-tumbuhan menggunakan sinar matahari sebagai sumber energi


untuk proses fotosintesis. Energi ini khususnya dipergunakan untuk mengubah
karbondioksida (CO2 ) dan air menjadi glukosa dengan membentuk oksigen ( O2)
di atmosfer sebagai hasil lainnya. Dengan demikian sinar matahari yang sampai
kepermukaan bumi merupakan sumber energi bagi tumbuh-tumbuhan dalam
rangka melangsungkan kehidupannya.

d) Curah hujan

Air merupakan kebutuhan penting bagi keberlangsungan flora dan fauna.


Bagi lingkungan kehidupan darat, sumber air untuk memenuhi kebutuhan
organisme terutama berasal dari hujan atau bentuk presipatasi lainnya. Perbedaan
curah hujan tiap-tiap wilayah permukaan bumi menghasilkan karakteristik
vegetasi dan juga menyebabkan perbedaan jenis hewan yang mendiaminya. Hal
ini disebabkan tumbuh-tumbuhan merupakan produsen yang menyediakan sumber
makanan bagi hewan. Intensitas curah hujan di suatu tempat menentukan
keberlangsungan hidup flora dan fauna di dalamnya. Curah hujan yang turun
menentukan kapasitas air yang dibutuhkan tumbuhan untuk terus tumbuh. Kaktus
yang berhabitat asli di padang pasir diciptakan untuk mampu bertahan di bawah
cuaca yang panas terik. Walaupun hujan tak kunjung turun, kaktus akan mampu
bertahan dalam jangka panjang. Sedangkan untuk fauna, hewan ternak akan
bertahan hidup dengan cadangan air yang banyak. Air melimpah dihasilkan oleh
hujan yang turun dengan intensitas tinggi. Pada sapi perah misalnya, curah hujan
menentukan perencanaan masa kawin yang paling baik.

e) Angin

Bagi tumbuhan angin berfungsi untuk membentuk CO2 dan memindahkan


uap air dan kelembaban dari suatu tempat ke tempat yang lain. Angin juga sangat
berperan dalam proses penyerbukan dan penyebaran biji-bijian yang akan menjadi
tumbuhan baru. Angin yang bertiup juga membantu burung untuk terbang dan
bermigrasi saat musim dingin ke tempat yang lebih hangat.

2. Faktor tanah

Sebagai media tumbuh dan berkembangnya tanaman, tingkat kesuburan


tanah berpengaruh terhadap persebaran tumbuhan. Faktor tanah dsebut pula faktor
edafik yang berasal dari kata edapos yang artinya tanah atau lapangan. Melihat
pola persebaran vegetasi dengan faktor edafik berarti meninjau tanah dari sudut
tumbuhan atau kemampuan meumbuhkan vegetasi. Faktor fisik dan kimiawi tanah
yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman abtara lain tekstur, struktur, dan
keasaman tanah.

a) Tekstur tanah.

Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai partikel tanah dalam


suatu massa tanah terutama perbandingan antara pasir, debu dan lempung. Tekstur
tanah sangat penting dalam kaitannya dengan kapasitas menampung air dan udara
tanah. Tanah dengan proporsi partikel –partikel yang lebih besar dapat
mempunyai tata air yang baik. Tanah yang halus biasanya memiliki potidak
tersebar merata. Selain itu alirannya juga sangat lambat sehingga tidak
menguntungkan bagi tumbuh-tumbuhan.

b) Struktur tanah

Struktur tanah adalah susunan atau pengikatan butir-butir tanah dan


membentuk agregat tanah dalam berbagai kemantapan bentuk dan ukuran.
Struktur tanah menyebabkan perbedaan tingkat  kemampuan tanah dalam
meloloskan air ( porositas ) dan besar pori-pori antara butir-butir tanah
( permeabilitas ). Porositas dan permeabilitas mempengaruhi penyaluran air, unsur
hara dan udara keseluruh bagian tanah.

c) Keasaman tanah

Kesuburan tanah sangat dipengaruhi oleh proses-proses kimia dan


pertukaran unsur kimia antar tumbuhan. Tumbuhan tidak mampu menyerap
unsur-unsur hara tanpa diubah dalam bentuk cairan. Jika keasaman tanah
berkurang sampai beberapa tingkat, maka air akan mempunyai kemampuan yang
kecil dalam menahan mineral-mineral untuk diubah menjadi unsur-unsur hara.
Akibatnya sekalipun unsur-unsur hara ada di dalam tanah tumbuhan tidak
mungkin hidup dengan baik disana.

3. Faktor topografi

Faktor topografi meliputi ketinggian dan kemiringan lahan. Ketinggian


suatu tempat erat kaitannya dengan perbedaan suhu yang akhirnya menyebabkan
pula perbedaan kelengasan udara. Diantara daerah yang mempunyai ketinggian
yang berbeda, akan ditumbuhi oleh vegetasi yang jenisnya berbeda pula karena
vegetasi tumbuhan maupun hewan mempunyai tingkat adaptasi yang berlainan.
Oleh sebab itu kita mengenal jenis-jenis tumbuhan dan hewan yang khas untuk
daerah-daerah dengan ketinggian tertentu.
Faktor topografi yang lain adalah kemiringan permukaan tanah.
Permukaan tanah yang miring menyebabkan air cepat menyusuri lereng. Semakin
terjal permukaan semakin besar kekuatan air mengikis permukaan tanah yang
subur, sehingga ketebalan tanah menjadi berkurang. Biasanya tanah yang miring
setiap unitnya mempunyai jumlah flora dan fauna lebih sedikit dari pada tanah
yang relatif rata. Hal ini disebabkan oleh cadangan air cepat hilang karena
bergerak kebawah secara cepat. Ternyata faktor ini mempengaruhi jenis hewan
dan tumbuhan yang hidup di suatu wilayah. Sebagai contoh kambing gunung yang
hidup di pegunungan terjal. Kambing gunung berbeda dengan kambing yang biasa
kita temui. Mereka memiliki bulu yang sangat tebal karena habitatnya yang
berada di pegunungan dengan tiupan angin yang kencang dan suhu yang lebih
dingin. Selain itu kambing gunung memiliki kemampuan melompat-lompat di
tebing yang tinggi dan terjal.

Flora yang tumbuh di dataran tinggi juga berbeda dengan flora yang hidup
di dataran rendah. Sebagai contoh kita tidak akan bisa menemukan pohon teh
yang tumbuh di tepi pantai karena teh hanya bisa tumbuh di dataran tinggi yang
sejuk. Begitupun pohon kelapa hanya bisa ditemui di tepi pantai dan dataran
rendah yang panas.

4. Faktor Biotik (Manusia, Hewan dan Tumbuhan)

Faktor biotik terdiri dari tiga komponen yaitu manusia, hewan, dan
tumbuhan. Ketiganya memiliki peran tersendiri terhadap keberlangsungan flora
dan fauna.
a) Peran manusia

Manusia memiliki peran yang sangat besar untuk menentukan kehidupan


hewan dan tumbuhan. Salah satu sifat manusia yang destruktif seringkali menjadi
penyebab hilangnya habitat asli suatu makhluk hidup. Manusia mampu mengubah
lingkungan untuk memenuhi kebutuhan tertentu. Misalnya daerah hutan diubah
menjadi daerah pertanian, perkebunan atau perumahan dengan melakukan
penebangan, reboisasi atau pemupukan. Manusia dapat menyebarkan tumbuhan
dari suatu tmpat ke tempat lainnya. Selain itu manusia juga mampu
mempengaruhi kehidupan fauna di suatu tempat dengan melakukan perlindungan
atau perburuan binatang. Hal ini menunjukkan bahwa faktor manusia berpengaruh
terhadap kehidupan flora dan fauna di dunia ini. Sebagai contoh adalah hewan
langka yang saat ini sulit ditemukan di alam bebas. Semuanya berawal dari
keinginan manusia untuk memperluas lahan pertanian sehingga menggunduli
hutan yang merupakan habitat hewan banyak.

Maraknya pembalakan liar membabat hutan membuat binatang sulit


mencari makan untuk bertahan hidup dan berkembang biak. Akibatnya banyak
hewan yang mulai punah dan masuk ke dalam hewan yang dilindungi. Dampak
hutan gundul sangatlah besar terhadap kehidupan flora dan fauna di seluruh dunia.
Sebagai contoh di hutan Kalimantan selama 16 tahun terakhir orang utan yang
telah mati mencapai 100.000 ekor. Setelah diteliti lebih dalam punahnya orang
utan akibat ulah manusia karena merusak hutan tempat tinggalnya dan perburuan
liar sehingga jumlah orang utan di alam liar semakin menipis. Untuk menyikapi
hal tersebut dibuatlah hutan lindung dan suaka margasatwa sebagai bentuk
kepedulian manusia terhadap alam dan melindungi flora fauna langka dari
kebinasaan.

b) Peran hewan

Salah satu hewan yang membantu persebaran tumbuhan adalah hewan


penyerbuk. Hewan berjenis ini menghisap madu dari bunga dan membawa serbuk
sari terbang bersamanya. Serbuk sari tersebut jatuh di bunga lainnya dan
menyebabkan penyerbukan silang. Hewan penyerbuk antara lain lebah madu,
tawon madu, lalat bunga, kupu-kupu, ngengat, burung kolibri, dan banyak lagi.
Selain lebah madu baru-baru ini ditemukan adanya istilah lebah laut dari jenis
krustasea. Hewan invertebrata ini menghampiri serbuk sari bunga dari rumput
laut. Mereka mendekatinya karena ingin mencari makan di sekitar rumput laut.
Serbuk saripun menempel pada krustasea dan ikut terbawa saat mereka hinggap di
rumput laut lainnya. Cara ini membantu penyerbukan di ekosistem laut.

c) Peran tumbuhan

Peran tumbuhan berkaitan erat dengan penyuburan tanah. Tanah yang


subur dan gembur akan membuat tumbuhan bertumbuh lebat dan mempengaruhi
kehidupan hewan di sekitarnya. Salah satu tumbuhan yang bermanfaat dalam
persebaran flora fauna adalah tumbuhan berjenis jamur. Salah satu jamur yang
bermanfaat bagi tanaman adalah Acetobacter sp yang berguna untuk menghambat
fungi penyebab bercak pada tanaman mentimun.

D. Macam - Macam Faktor Pembatas


Dengan mengetahui faktor pembatas (limiting factor) suatu organisme
dalam suatu ekosistem maka dapat diantisipasi kondisi-kondisi di mana organisme
tidak dapat bertahan hidup. Umumnya suatu organisme yang mempunyai
kemampuan untuk melewati atau melampaui faktor pembatasnya maka ia
memiliki toleransi yang besar dan kisaran geografi penyebaran yang luas pula.
Sebaliknya jika organisme tersebut tidak mampu melewatinya maka ia memiliki
toleransi yang sempit dan memiliki kisaran geografi penyebaran yang sempit pula.
Tidak sedikit didapati pula bahwa ada organisme tertentu yang tidak hanya
beradaptasi dengan faktor pembatas lingkungan fisik saja, tetapi mereka bisa
memanfaatkan periodisitas alami untuk mengatur dan memprogram kehidupannya
guna mengambil keuntungan dari keadaan tersebut. Faktor pembatas dapat dibagi
menjadi beberapa macam, yaitu :

1. Faktor pembatas fisik

Faktor pembatas fisik bagi suatu organisme kita kenal secara luas di
antaranya faktor :
a) cahaya matahari, intensitas cahaya bukan merupakan bagian terpenting
yang membatasi pertumbuhan tumbuhan dilingkungan darat, tetapi
penaungan oleh kanopi hutan membuat persaingan untuk mendapatkan
cahaya matahari dibawah kanopi tersebut menjadi sangat ketat.
b) suhu, suhu dapat dikatakan sebagai factor pembatas karena pengaruhnya
pada proses biologis dan ketidakmampuan sebagian besar organisme
untuk mengatur suhu tubuhnya secara tepat. Dan sebagian organisme
tidak dapat mempertahankan suhu tubuhnya lebih tinggi beberapa derajat
diatas atau dibawah suhu lingkungan sekitar.
c) ketersediaan sejumlah air, air dapat dikatakan sebagai factor pembatas,
ketika ada organisme yang hidup terendam diair, tetapi ada masalah
keseimbangan air, jika tekanan osmosis intra seluler organisme tersebut
tidak sesuai dengan tekanan air disekitarnya. Serta factor yang lainnya.

2. Faktor pembatas kimiawi dan non fisik

Faktor pembatas nonfisik adalah unsur-unsur nonfisik seperti zat kimia


yang terdapat dalam lingkungan akan menjadi faktor pembatas bagi organisme-
organisme untuk dapat hidup dan berinteraksi satu sama lainnya. Kondisi
lingkungan perairan (aquatic) berbeda dengan kondisi lingkungan daratan
(terrestrial), terutama ditinjau dari keberadaan unsur kimiawi seperti; O2, CO2,
dan gas-gas terlarut lainnya yang dapat diperoleh organisme di lingkungannya.

Garam biogenik adalah garam-garam yang terlarut dalam air, seperti karbon (C),
hidrogen (H), oksigen (O), nitrogen (N), sulfur (S), posfor (P), kalium (K),
kalsium (Ca), dan magnesium (Mg). Zat kimia ini merupakan unsur vital bagi
keberlanjutan organisme tertentu.

3. Faktor pembatas Tipologi Ekosistem dan Indikator Ekologi

Kehadiran atau keberhasilan suatu organisme atau kelompok organisme-


organisme tergantung kepada kompleksitas suatu keadaan. Keadaan yang mana
pun yang mendekati atau melampaui batas-batas toleransi dinamakan sebagai
yang membatasi atau faktor pembatas. Dengan adanya faktor pembatas ini
semakin jelas kemungkinannya apakah suatu organisme akan mampu bertahan
dan hidup pada suatu kondisi wilayah tertentu.

Jika suatu organisme mempunyai batas toleransi yang lebar untuk suatu
faktor yang relatif mantap dan dalam jumlah yang cukup maka faktor tadi bukan
merupakan faktor pembatas. Sebaliknya apabila organisme diketahui hanya
mempunyai batas-batas toleransi tertentu untuk suatu faktor yang beragam maka
faktor tadi dapat dinyatakan sebagai faktor pembatas. Beberapa keadaan faktor
pembatas, termasuk di antaranya adalah temperatur, cahaya, air, gas atmosfer,
mineral, arus, dan tekanan, tanah, dan api. Masing-masing dari organisme
mempunyai kisaran kepekaan berbeda terhadap faktor pembatas.
Dengan adanya faktor pembatas, dapat dianggap faktor ini bertindak sebagai ikut
menyeleksi organisme yang mampu bertahan dan hidup pada suatu wilayah
sehingga sering kali didapati adanya organisme-organisme tertentu yang
mendiami suatu wilayah tertentu pula. Organisme ini disebut sebagai indikator
biologi (indikator ekologi) pada wilayah tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian diatas maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa
persebaran sumber-sumber alam yang menyangkut air, tumbuh-tumbuhan serta
kesuburan tanah dan sinar matahari dan lain-lain tidaklah merata di permukaan
bumi ini. sehingga, persebaran flora dan fauna pun juga tidak menyebar secara
merata di permukaan bumi ini.

Persebaran tumbuhan dan hewan dipicu oleh beberapa faktor, seperti


faktor iklim, faktor tanah, faktor topografi dan faktor biotik. Namun terdapat juga
faktor-faktor pembatasnya, seperti faktor pembatas fisik, faktor pembatas kimiawi
dan non fisik serta faktor pembatas tipologi dan ekosistem dan indikator ekologi.

B. Saran
Selaku penulis makalah ini kami menyadari masih banyaknya kesalahan
baik dalam hak isi maupun pada format penulisan makalah ini. Maka dari itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun khususnya dari
dosen pengampu mata kuliah Biogeografi ini agar kedepannya diperoleh Makalah
yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA

Pendukungblog. blogspot. com/2014/03/contoh-makalah-persebaran-flora-dan-


html?m=1

Anda mungkin juga menyukai