Anda di halaman 1dari 13

TUGAS PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN

Pengamatan Tanaman Pangan

OLEH KELOMPOK (X MIA 7) :

Ayu Laksmi Agustini (04)


I Gusti Agung Dini Restiani (09)
I Gusti Agung Pradnya Utami (10)
Ni Putu Wiwin Agustina Daneswari (29)

SMA NEGERI 3 DENPASAR

TAHUN AJARAN 2014/2015


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat karuniaNya kami dapat
menyusun laporan pengamatan tanaman pangan ini.

Laporan ini berisi tentang deskripsi tanaman pangan yang menjadi objek saat kegiatan
pengamatan dan hasil pengamatan kami.

Pada kesempatan ini, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam penyusunan laporan pengamatan tanaman pangan, terutama kepada para
petani yang bersedia untuk kami wawancara serta guru pengajar mata pelajaran prakarya dan
kewirausahaan.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, kami senantiasa menerima kritik ataupun saran yang bersifat membangun. Kami harap
laporan pengamatan tanaman pangan ini dapat dipergunakan sebagaimana mestinya dan bermanfaat
bagi kita semua.

Denpasar, 17 April 2015

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembelajaran tidak hanya bisa dilaksanakan di dalam kelas, tetapi semestinya juga bisa
berlangsung di luar kelas. Proses pembelajaran seperti ini akan dapat mengembangkan dan
membangun suasana belajar yang menyenangkan dan menantang serta memotivasi siswa, dimana
siswa tidak hanya berinteraksi dengan satu sumber belajar saja, tetapi bisa belajar dari
pengalaman dan interaksi dengan lingkungan masyarakat. Mengadakan kegiatan pengamatan
tanaman pangan di luar sekolah merupakan hal yang sangat tepat mewujudkan hal itu sehingga
harapan untuk menghasilkan siswa yang berkualitas akan bisa tercapai dengan maksimal,
khususnya pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan ini.

Tujuan

Kegiatan pengamatan tanaman pangan ini bertujuan untuk:


1. Mengembangkan multi kecakapan siswa sekaligus memperluas wawasan siswa tentang
tanaman pangan
2. Memberikan suasana baru bagi siswa untuk berinteraksi dengan masyarakat, dalam hal ini
yaitu petani, sehingga mampu membangkitkan motivasi dan menambah pengalaman siswa
3. Memupuk rasa untuk menghargai petani yang bekerja keras untuk mengolah tanaman pangan
yang akan diolah menjadi panganan yang kita konsumsi sehari-hari

Manfaat

Kegiatan pengamatan tanaman pangan ini bermanfaat untuk siswa dalam hal:
1. Menambah wawasan dan pengalaman baru terkait dengan tanaman pangan yang menjadi
objek pengamatan
2. Terciptanya pola sikap dan perilaku saling menghargai, menghormati, dan bekerja sama
dalam mencapai tujuan pembelajaran
3. Siswa mempunyai keterampilan membuat laporan terhadap objek tanaman pangan yang
diamati
BAB II

ISI

I. Tanaman Padi

Padi (bahasa latin: Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya terpenting
dalam peradaban. Meskipun terutama mengacu pada jenis tanaman budidaya, padi juga
digunakan untuk mengacu pada beberapa jenis dari marga (genus) yang sama, yang biasa
disebut sebagai padi liar. Padi diduga berasal dari India atau Indocina dan masuk ke
Indonesia dibawa oleh nenek moyang yang migrasi dari daratan Asia sekitar 1500 SM.

Ciri-Ciri Tanaman:

Padi termasuk dalam suku padi-padian atau poaceae. Terna semusim,berakar


serabut,batang sangat pendek,struktur serupa batang terbentuk dari rangkaian pelepah
daun yang saling menopang daun sempurna dengan pelepah tegak,daun berbentuk
lanset,warna hijau muda hingga hijau tua,berurat daun sejajar,tertutupi oleh rambut yang
pendek dan jarang,bagian bunga tersusun majemuk,tipe malai bercabang,satuan bunga
disebut floret yang terletak pada satu spikelet yang duduk pada panikula,tipe buah bulir
atau kariopsis yang tidak dapat dibedakan mana buah dan bijinya,bentuk hampir bulat
hingga lonjong,ukuran 3mm hingga 15mm,tertutup oleh palea dan lemma yang dalam
bahasa sehari-hari disebut sekam,struktur dominan padi yang biasa dikonsumsi yaitu jenis
enduspermium.

Umur Tanaman:

Waktu (umur) panen berdasarkan umur tanaman sesuai dengan diskripsi varietas
dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya varietas, iklim, dan tinggi tempat, sehingga
umur panennya berbeda berkisar antara 5-10 hari. Umur padi rata-rata yang sering kita
jumpai yaitu sekitar 108-116 hss.

Bagian Tanaman yang Dimakan:

Bagian bijinya dapat diolah menjadi beras dan kemudian diolah menjadi nasi yang akan
dikonsumsi oleh manusia. Sedangkan ketika tanaman padi sudah menjadi jerami, jerami
tersebut dapat digunakan sebagai pakan hewan ternak.

Jenis Lahan Budidaya :

Tanaman padi lebih cocok jika dibudidayakan di lahan persawahan yang lembab
dibandingkan dibudidayakan di lahan perkebunan maupun ladang.

Nama Varietas yang Ditanam:

Terdapat beberapa varietas padi, seperti Inpari 21 Batipuah, Inpari 11, Hipa 13, IR64, dan
Ciherang. Yang kami amati yaitu varietas Ciherang.

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threath)

1)Faktor Kekuatan (Strength)


 Produktivitas yang terus meningkat.
 Tersedianya benih unggul yang dapat ditemukan dipasaran
 Ketersediaan sumber daya manusia yang banyak dan upah yang relatif murah.
 Pengelolaan kebun dan pengolahan padi yang mudah dan relatif cepat
 Biayanya relatif murah.
 Jaringan pemasaran yang cukup luas dan dukungan pemerintah cukup baik
terhadap peningkatan industri jagung di Indonesia, apalagi padi merupakan bahan
baku dari makanan pokok orang Indonesia, yaitu nasi

2)Faktor Kelemahan (Weaknesses)

 Perencanaan dan pelaksanaan yang kurang baik dan benar


 Tersedianya teknologi namun dengan keterbatasan dana untuk memperbarui
teknologi tersebut
 Pengawasan mutu yang kurang, sehingga masih banyak dihasilkan hasil padi
(dalam hal ini beras) dengan kualitas kurang, sehingga Indonesia masih
mengimpor beras dengan kualitas yang lebih baik dari negara tetangga.
 Kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas untuk mengelola lahan
pertanian

3)Faktor Peluang (Opportunities)

 Adanya perubahan teknologi yang semakin dari segi budidaya, maupun


pengolahan setelah panen.
 Konsumsi hasil padi (dalam hal ini sebagai nasi) yang meningkat dalam
kehidupan masyarakat
 Banyaknya jenis limbah dari tanaman padi yang masih dapat dimanfaatkan selain
untuk pakan ternak, di luar hasil tanaman padi juga dapat dimanfaatkan untuk
bahan baku lukisan alam sehingga akan memberikan nilai tambah

4)Faktor Ancaman (Threath)

 Harga hasil padi (beras dalam hal ini) yang tidak pasti dari waktu ke waktu sejak
krisis moneter.
 Banyaknya produk pengganti (substitusi) yang lebih baik kualitasnya, persaingan
dengan pengusaha luar negeri
 Nilai tukar rupiah yang kini semakin menurun
 Adanya penyempitan lahan pertanian, akibat maraknya penduduk pemilik lahan
pertanian yang menjual lahannya kepada para pengusaha
II. Tanaman Jagung

Jagung (Zea mays) adalah salah satu tanaman pangan penghasil karbohidrat yang
terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi penduduk Amerika Tengah dan
Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok, sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika
dan beberapa daerah di Indonesia.

Ciri-Ciri Tanaman:

Tinggi tanaman jagung sangat bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya


berketinggian 1 m sampai 3 m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6 m. Tinggi
tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan.
Meskipun ada yang dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung
tidak memiliki kemampuan ini.

Bunga betina jagung berupa "tongkol" yang terbungkus oleh semacam pelepah dengan
"rambut". Rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik.
Sebagai anggota monokotil, jagung berakar serabut yang dapat mencapai kedalaman 80
cm meskipun sebagian besar berada pada kisaran 20 cm. Tanaman yang sudah cukup
dewasa memunculkan akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu
menyangga tegaknya tanaman.

Batang jagung tegak dan mudah terlihat, sebagaimana pada sorgum dan tebu. Terdapat
mutan yang batangnya tidak tumbuh pesat sehingga tanaman berbentuk roset. Batangnya
beruas-ruas. Ruas terbungkus pelepah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup
kokoh namun tidak banyak mengandung zat kayu (lignin).

Daun jagung merupakan daun sempurna, memiliki pelepah, tangkai, dan helai daun.
Bentuknya memanjang. Antara pelepah dan helai daun terdapat lidah-lidah (ligula).
Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang
berambut. Stoma pada daun jagung berbentuk halter, yang khas dimiliki Poaceae (suku
rumput-rumputan). Setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas. Struktur ini
berperan penting dalam respon tanaman menanggapi defisit air pada sel-sel daun. Jika
tanaman mengalami kekeringan, sel-sel kipas akan mengerut, menutup lubang stomata,
dan membuat daun melipat ke bawah sehingga mengurangi transpirasi.

Susunan bunga jagung adalah diklin: memiliki bunga jantan dan bunga betina yang
terpisah dalam satu tanaman (berumah satu atau monoecious). Bunga tersusun majemuk,
bunga jantan tersusun dalam bentuk malai, sedangkan betina dalam bentuk tongkol. Pada
jagung, kuntum bunga (floret) tersusun berpasangan yang dibatasi oleh sepasang glumae
(tunggal: gluma). Rangkaian bunga jantan tumbuh di bagian puncak tanaman. Serbuk sari
berwarna kuning dan beraroma wangi yang khas. Bunga betina tersusun dalam tongkol.
Tangkai tongkol tumbuh dari buku, di antara batang dan pelepah daun.

Pada umumnya, satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif yang
memiliki puluhan sampai ratusan bunga betina. Beberapa kultivar unggul dapat
menghasilkan lebih dari satu tongkol produktif, dan disebut sebagai jagung prolifik.
Bunga jantan jagung cenderung siap untuk penyerbukan 2-5 hari lebih dini daripada
bunga betinanya (protandri).

Umur Tanaman:

Jagung merupakan tanaman semusim. Satu siklus hidupnya diselesaikan dalam 80-150
hari.

Bagian Tanaman yang Dimakan:

Sebagai bahan pangan, biji jagung direbus lalu dimakan langsung atau digiling kasar
menjadi pangan sarapan serealia atau dihaluskan menjadi tepung maizena. Sebagai pakan,
jagung kering diberikan langsung atau dipecah atau digiling.

Jenis Lahan Budidaya :

Berbeda dengan padi, tanaman jagung lebih cocok dibudidayakan di ladang.

Nama Varietas yang Ditanam:

Tanaman jagung memiliki berbagai varietas, misalnya, Bima 7, Bima 10, Bima 11, Bima
16, dan AS 1. Namun pada saat kegiatan wawancara petani tidak mengetahui jenis
varietas jagung yang ditanam di lahan tersebut.

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threath)

1)Faktor Kekuatan (Strength)

 Produktivitas yang terus meningkat.


 Tersedianya benih unggul yang dapat ditemukan dipasaran
 Ketersediaan sumber daya manusia yang banyak dan upah yang relatif murah.
 Pengelolaan kebun dan pengolahan jagung yang mudah dan relatif cepat
 Biayanya relatif murah.
 Jaringan pemasaran yang cukup luas dan interfensi pemerintah cukup baik
terhadap peningkatan industri jagung di Indonesia.

2)Faktor Kelemahan (Weakness)

 Perencanaan dan pelaksanaan yang kurang baik dan benar


 Tersedianya teknologi namun dengan keterbatasan dana untuk memperbarui
teknologi tersebut
 Pengawasan mutu yang kurang, sehingga masih banyak dihasilkan jagung dengan
kualitas kurang
 Kurangnya sumber daya manusia yang berkualitas, dan adanya kebijakan
pemerintah dalam melepas harga dasar jagung sehingga pasar bebas yang
menentukan pergerakan harga jagung.
3)Faktor Peluang (Opportunity)

 Adanya perubahan teknologi yang semakin dari segi budidaya, maupun


pengolahan setelah panen.
 Konsumsi jagung yang meningkat dalam berbagai jenis olahan sebagai bentuk
pangan, maupun sebagai bahan baku pakan ternak.
 Banyaknya jenis limbah dari tanaman jagung yang masih dapat dimanfaatkan
selain untuk pakan ternak di luar hasil jagung juga untuk bahan baku kerajinan
sehingga akan memberikan nilai tambah.

4)Faktor Ancaman (Threath)

 Harga jagung yang tidak pasti dari waktu ke waktu sejak krisis moneter
 Banyaknya produk pengganti (substitusi) yang lebih baik kualitasnya, persaingan
dengan pengusaha luar negeri
 Nilai tukar rupiah yang kini semakin menurun
III. Tanaman Semangka

Semangka atau tembikai (Citrullus lanatus) adalah tanaman merambat yang berasal dari
daerah setengah gurun di Afrika bagian selatan. Tanaman ini masih sekerabat dengan
labu-labuan (Cucurbitaceae), melon (Cucumis melo) dan ketimun (Cucumis sativus).

Ciri-Ciri Tanaman:

Daunnya berlekuk-lekuk di pinggirnya. Bunganya prima, berwarna kuning, kecil


(diameter 3cm). Semangka merupakan andromonoecious monoklin, yakni mempunyai
dua type bunga pd satu tumbuhan : bunga jantan, yang cuma mempunyai benang sari
(stamen), serta bunga banci/hermafrodit, yang mempunyai benang sari serta putik
(pistillum). Bunga banci bisa di kenali dari ada akan buah (ovarium) dibagian pangkal
bunga berbentuk pembesaran berupa oval.

Umur Tanaman:

Semangka bisa dipanen mulai umur 80 sampai 85 hari. Buah semangka siap dipanen jika
telah terjadi perubahan warna buah. Batangnyanya sendiri akan terlihat mengecil dan
kemudian semakin mengering.

Bagian Tanaman yang Dimakan:

Semangka biasa dipanen buahnya untuk dimakan segar atau dibuat jus. Biji semangka
yang dikeringkan dan disangrai juga dapat dimakan isinya sebagai kuaci.

Jenis Lahan Budidaya :

Jenis lahannya yang dipakai untuk membudidayakan semangka, yaitu jenis tanah yang
tidak berpasir maka diperlukan pengolahan agar tanah menjadi remah atau gembur.
Dalam hal ini, lahan sawah bekas menanam padi dapat dijadikan lahan budidaya
semangka, namun petani harus mengolah lahan tersebut sedemikian rupa, agar tanah
menjadi remah.

Nama Varietas yang Ditanam:

Ada beberapa varietas tanaman semangka, seperti: Reddi 227, Metal 206, Red Top 2.12,
New Dragon, dan Golden Summer. Akan tetapi, sama seperti tanaman jagung, petani juga
tidak mengetahui jenis varietas tanaman semangka yang ditanam di lahan tersebut.

Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threath)

1)Faktor Kekuatan (Strenght)

 Permintaan pasar terhadap buah dan benih semangka sangat tinggi karena
mempunyai nilai ekonomis tinggi
 Mudah dibudidayakan

2) Faktor Kelemahan (Weakness)


 Benih yang digunakan sebagian besar berasal dari benih impor
 Benih semangka dalam negeri belum mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
budidaya semangka di Indonesia

3) Faktor Peluang (Opportunity)

 Harga buah per kilogram lumayan mahal, jadi budidaya semangka merupakan
bisnis yang menjanjikan
 Banyak inovasi dalam pengolahan pangan dengan bahan baku buah semangka,
yang dapat meningkatkan nilai jual semangka

4) Faktor Ancaman (Threath)

 Kurangnya kecintaan masyarakat terhadap produk dalam negeri


 Maraknya benih impor yang beredar di Indonesia yang dapat mengancam pasar
penjualan benih semangka dalam negeri
 Nilai tukar rupiah yang semakin menurun

Gambar-Gambar Pada Saat Wawancara


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

1. Kegiatan pengamatan dengan objek jenis tanaman pangan telah mememui tujuan
utamanya, yaitu memperkenalkan jenis tanaman pangan bagi kami
2. Pembuatan laporan telah diselesaikan dengan data yang didapatkan di objek pengamatan
dengan beberapa sumber lainnya.
Pesan

Kepada petani:

Selalu ramah kepada orang yang mengunjungi sawah yang anda kerjakan dan jangan pelit
berbagi ilmu kepada masyarakat sekitar.

Kesan

Dari pihak petani dari kelompok penduduk pendatang ramah dan baik, namun ada salah satu
petani asli Bali yang tidak teralu ramah sampai salah satu anggota kelompok kami, yaitu
Laksmi gugup untuk mewawancarainya. Terlepas dari semua itu, untungnya kami
mendapatkan sedikit informasi dari mereka.

Anda mungkin juga menyukai