Pertanian merupakan salah satu basis ekonomi kerakyatan di Indonesia. Pertanian pula yang menjadi
penentu ketahanan, bahkan kedaulatan pangan. Namun, sektor pertanian sebagai salah satu faktor yang
mengindikasikan tingkat kesejahteraan dan peradaban suatu bangsa, kini makin tidak diminati generasi
muda. Bangsa yang besar adalah bangsa yang dibangun dari kemandirian masyarakatnya, yaitu
masyarakat yang mampu menopang dirinya sendiri tanpa bergantung pada pihak luar. Hal ini bisa
dicapai jika warganya mempunyai jiwa kewirausahaaan. Punya karakter kuat sebagai entrepreneur.
Tanaman pangan dikelompokkan berdasarkan umur, yaitu tanaman semusim dan tanaman
tahunan. Tanaman semusim adalah tanaman yang dipanen dalam satu musim tanam, yaitu
antara 3-4 bulan, misal jagung dan kedelai atau antara 6-8 bulan, seperti singkong. Tanaman
tahunan adalah tanaman yang terus tumbuh setelah bereproduksi atau menyelesaikan siklus
hidupnya dalam jangka waktu lebih dari dua tahun, misalnya sukun dan sagu.
Tanaman pangan juga dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu serealia, kacangkacangan dan umbi-
umbian. Kelompok serealia dan kacang-kacangan menghasilkan biji sebagai produk hasil budi
daya, sedangkan umbi-umbian menghasilkan umbi batang atau umbi akar sebagai produk hasil
budi daya.
Good Agriculture Practices (GAP)/Good Farming Practices (GFP) adalah suatu pedoman yang
menjelaskan cara budi daya tumbuhan/ternak yang baik agar menghasilkan pangan
bermutu, aman, dan layak dikonsumsi. Good Handling Practices (GHP) adalah suatu
pedoman yang menjelaskan cara penanganan pascapanen hasil pertanian yang baik agar
menghasilkan pangan bermutu, aman, dan layak dikonsumsi. Good Manufacturing Practices
(GMP) adalah suatu pedoman yang menjelaskan cara pengolahan hasil pertanian yang baik
agar menghasilkan pangan bermutu, aman, dan layak dikonsumsi.
Indonesia adalah negara berpenduduk besar sehingga kebutuhan pangannya sangat besar.
Hal ini telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu konsumen pangan terbesar produk
pangan hasil pertanian. Usaha untuk memproduksi pangan sendiri sangat penting dilakukan
agar terpenuhinya kebutuhan pangan bangsa Indonesia. Selama manusia masih ada,
kebutuhan makan akan tetap ada. Artinya, peluang untuk wirausaha dibidang pangan selalu
terbuka. Wirausaha juga tidak mengenal usia.
b. Riwayat Lokasi Diketahui Riwayat lokasi dapat diketahui dengan mencatat riwayat
penggunaan lahan.
c. Pemetaan Lahan Sebelum melaksanakan usaha produksi tanaman pangan, dilakukan
pemetaan penggunaan lahan sebagai dasar perencanaan rotasi/ pergiliran pembibitan
dan penanaman.
d. Kesuburan Lahan
(1) Lahan untuk budi daya tanaman pangan harus memiliki kesuburan tanah yang cukup
baik.
(2) Kesuburan tanah yang rendah dapat diatasi melalui pemupukan, menggunakan
pupuk organik dan/atau pupuk anorganik.
(3) Untuk mempertahankan kesuburan lahan, dilakukan rotasi/ pergiliran tanaman.
e. Saluran drainase atau saluran air
Saluran drainase agar dibuat. Ukurannya disesuaikan dengan kondisi lahan dan
komoditas yang akan diusahakan
f. Konservasi lahan: (1) Lahan untuk budi daya tanaman pangan, yaitu lahan datar sampai
dengan lahan berkemiringan kurang dari 30% yang diikuti dengan upaya tindakan
konservasi. (2) Untuk kemiringan lahan >30%, wajib dilakukan tindakan konservasi. (3)
Pengelolaan lahan dilakukan dengan tepat untuk mencegah terjadinya erosi tanah,
pemadatan tanah, perusakan struktur dan drainase tanah, serta hilangnya sumber hara
tanah.
2.
3.
4.
5.
C.
D.
E.