The Effect of Variety of Sweet Corn Varieties (Zea mays saccharata sturt) on
High Crop, Number of Leaves and Lignin Contents of Corn Crop
Widiati Oktaviani1, Lizah Khairani2 dan Nyimas Popi Indriani2
1
Program Sarjana Ilmu Peternakan, Fakultas Peternakan, Universitas Padjadjaran Kampus
Jatinagor, Jl. Raya Bandung-Sumedang KM.21, Jatinangor-Sumedang, Jawa Barat 45363
2
Departemen Nutrisi Ternak dan Teknologi Ternak Pakan, Fakultas Peternakan, Universitas
Padjadjaran. Kampus Jatinangor, Jl. Raya Bandung-Sumedang KM.21, JatinangorSumedang,
Jawa Barat 45363
ABSTRAK
lignin yang terendah didapatkan pada varietas bonanza yaitu dengan persentase kandungan
lignin 10,04 %.
Kata kunci : Varietas, jagung manis, tinggi tanaman, jumlah daun, lignin.
ABSTRACT
Sweet corn (Zea mays saccharata Sturt) was one type of forage feed which is a source of crude
fiber for ruminants. Sweet corn crop (Zea mays saccharata Sturt) had several different
varieties. Each variety had its own advantages both in terms of productivity and nutritional
content and anti-nutrition. The purpose of this study were to determine the effect of various
varieties of Sweet Corn (Zea mays saccharata Sturt) on plant height, number of leaves and
lignin content of corn crops by knowing which varieties of Sweet Corn (Zea mays saccharata
Sturt) gave the highest yield to crop height and the number of leaves, and to find out which
varieties of Sweet Corn (Zea mays saccharata Sturt) gave the lowest yield to the lignin content
of Corn crops. This study was designed with an experimental method using a Completely
Randomized Design (CRD). There were five types of treatment of different varieties of sweet
corn crops, P1 = Talent Varieties, P2 = Manise Varieties, P3 = Asian Varieties, P4 = Bonanza
Varieties, and P5 = Paragon Varieties with 4 replications. The results of statistical analysis
showed that the treatment of various varieties of sweet corn (Zea mays saccharata Sturt) had
an influence on plant height, leaf number and lignin content of corn crops and produced the
highest crop height and the highest number of leaves on talent varieties with high average sweet
corn varieties of talenta varieties which is 116.78 cm and the average number of leaves of
talenta varieties is 11.75 strands while the lowest lignin content is found in bonanza varieties,
namely with a percentage of lignin content of 10.04 %.
Volume 2 No.2 | 61
Oktaviani, W., dkk./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Juni 2020
Volume 2 No.2 | 62
Oktaviani, W., dkk./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Juni 2020
Volume 2 No.2 | 63
Oktaviani, W., dkk./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Juni 2020
saat tanaman berumur 85 HST. Tanaman kecuali Varietas Manise hanya berbeda nyata
kemudian dipisahkan perbagian tanaman dengan Varietas Talenta sedangkan dengan
seperti daun, batang, malai, akar, dan tajuk. Varietas Asia 86, Bonanza dan Paragon tidak
Batang dan daun kemudian dicacah berbeda nyata. Perbedaan tinggi tanaman
menggunakan pisau dan gunting dengan pada berbagai varietas tanaman jagung manis
ukuran ± 2 cm . Sampel dimasukan ke dalam terjadi karena setiap varietas memiliki
map dan dikeringkan menggunakan oven genetik dan kemampuan daya adaptasi
dengan suhu 60-700C selama 2 hari. Tanaman terhadap lingkungan yang berbeda. Hal ini
jagung yang telah kering kemudian sesuai dengan pernyataan bahwa setiap
dihaluskan atau dijadikan tepung, kemudian varietas memiliki perbedaan genetik yang
dilakukan analisis kandungan lignin tanaman dapat mempengaruhi pertumbuhan, dan hasil
jagung melalui analisis fraksi serat metode serta kemampuan adaptasi suatu varietas
Van Soest (Van Soest, 1967) yang dilakukan berbeda-beda. Varietas terdiri dari beberapa
di Laboratorium Nutrisi dan Makanan Ternak genotipe yang berbeda dimana masing-
Ruminansia.Penentuan kandungan lignin masing genotipe mempunyai kemampuan
merupakan lanjutan dari perhitungan menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang
kandungan ADF (Acid Detergent Fiber). berbeda pula. Varietas unggul dapat
tercermin pada sifat pembawaannya yang
HASIL DAN PEMBAHASAN dapat menghasilkan buah yang berproduksi
tinggi, respons terhadap pemupukan dan
Tinggi Tanaman Jagung Manis resisten terhadap hama dan penyakit. Jenis
varietas yang sesuai dengan keadaan
Hasil sidik ragam ANOVA untuk tinggi lingkungan diharapkan tumbuh dengan baik
tanaman berbagai varietas jagung manis dan memberikan hasil yang tinggi (Prajnanta,
menunjukan bahwa perlakuan berbagai 2004; Tanuwiria dkk., 2007). Untuk
varietas memberikan pengaruh nyata mencapai produksi yang tinggi ditentukan
terhadap tinggi tanaman jagung, dengan hasil oleh potensi varietas unggul. Potensi varietas
yang berbeda nyata tersebut kemudian unggul di lapangan masih dipengaruhi oleh
perhitungan dilanjutkan dengan kontras interaksi antara faktor genetik (varietas)
orthogonal untuk mengetahui pengaruh setiap dengan pengelolaan kondisi lingkungan. Bila
varietas terhadap varietas lainnya. pengelolaan lingkungan tumbuh tidak
Signifikasi hasil analisis kontras orthogonal dilakukan dengan baik, potensi produksi yang
dapat dilihat dalam Tabel 1. tinggi dari varietas unggul tersebut tidak
Tabel 1. Signifikasi Hasil Analisis Kontras Orthogonal Pengaruh Perlakuan Terhadap Tinggi
Tanaman Berbagai Varietas Tanaman Jagung Manis
Volume 2 No.2 | 64
Oktaviani, W., dkk./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Juni 2020
respon yang ditunjukkan pada tinggi tanaman Sedangkan antar varietas Manise, Asia 86,
jagung manis akibat perbedaan varietas, Bonanza dan Paragon tidak berbeda nyata.
diduga disebabkan karena adanya perbedaan Verietas Bonanza mampu beradaptasi
sifat genetik dari kelima varietas yang diteliti dengan lingkungan jika dibandingkan
Perbedaan sifat genetik ini menyebabkan varietas Jago F1 dan Manise . Selain itu
terjadinya perbedaan tanggap kelima varietas adaptasi yang baik terhadap lingkungan akan
tersebut terhadap berbagai kondisi berdampak pada produksi atau hasil tanaman
lingkungan, sehingga aktivitas pertumbuhan itu sendiri (Mahdiannoor dan Istiqomah,
yang ditunjukkan berbeda. Hal ini sesuai 2015). Varietas Manise memiliki Jumlah
dengan pernyataan Bahri (2017) bahwa daun yang lebih banyak yaitu 12 helai
penampilan tanaman dikendalikan oleh sifat dibandingkan Varietas Bonanza yang hanya
genetik di bawah pengaruh faktor-faktor memiliki nilai rata- rata jumlah daun yaitu 10
lingkungan, kendali genetik pada penampilan helai (Surtinah, 2016). Sedangkan
tanaman diekspresikan melalui proses berdasarkan hasil penelitian ini Varietas
biokimia dan fisiologis. Perbedaan susunan Bonanza dan Manise memiliki jumlah daun
genetik merupakan salah satu faktor yang sama. Adanya perbedaan hasil
penyebab keragaman penampilan tanaman. penelitian dengan pernyataan Mahdiannoor
Keragaman penampilan tanaman akibat dan Istiqomah (2015) dapat disebabkan
perbedaan susuanan genetik selalu mungkin karena perbedaan kondisi lingkungan
terjadi sekalipun bahan tanaman yang penanaman. Hal ini sesuai dengan pernyataan
digunakan berasal dari jenis tanaman yang bahwa varietas berperan penting dalam
sama. Adaptasi merupakan proses individu, produksi tanaman, karena untuk mencapai
populasi atau spesies dalam beberapa hal hasil yang tinggi sangat ditentukan oleh
berubah fungsi atau bentuk jika lebih baik potensi genetiknya. Potensi hasil di lapangan
pada lingkungan baru yang diterimanya maka dipengaruhi oleh interaksi antara faktor
akan baik pertumbuhan dan perkembangan genetik dengan pengelolaan kondisi
tanamannya sehingga akan berpengaruh pada lingkungan. Bila pengelolaan lingkungan
fase generatif (produksi). tumbuh tidak dilakukan dengan baik, potensi
hasil yang tinggi dari varietas unggul tersebut
Jumlah Daun Tanaman Jagung Manis tidak dapat tercapai (Adisarwanto 2006).
Perbedaan dan persamaan pada masing-
Hasil sidik ragam ANOVA dari jumlah masing sifat kualitatif tersebut ditentukan
daun berbagai varietas jagung manis oleh masing-masing gen dengan faktor
menunjukan bahwa perlakuan berbagai lingkungan yang sangat berpengaruh.
varietas memberikan pengaruh nyata Berdasarkan fenomena yang ada, dapat
terhadap jumlah daun tanaman jagung, disimpulkan bahwa timbulnya karakter yang
dengan hasil yang berbeda nyata tersebut sama antar varietas kemungkinan disebabkan
kemudian perhitungan dilanjutkan dengan oleh adanya gen penyusun fenotip yang sama
kontras orthogonal untuk mengetahui dan dipengaruhi oleh lingkungan sehingga
pengaruh setiap varietas terhadap varietas memunculkan fenotip yang relatif sama.
lainnya. Signifikasi hasil analisis kontras Begitu pula dengan timbulnya perbedaan
orthogonal dapat dilihat dalam Tabel 2. karakter antar varietas kemungkinan
Signifikasi hasil analisis kontras disebabkan oleh adanya pengaruh gen yang
orthogonal dapat dilihat dalam Tabel 2. Hasil berbeda (Mustofa, dkk., 2013).
kontras orthogonal menunjukan bahwa Menurut Subandi (1990) keberhasilan
jumlah daun antar varietas jagung manis yang peningkatan produksi sangat tergantung
ditanam pada penelitian yang berbeda nyata kepada kemampuan penyediaan dan
hanya Varietas Talenta dengan Varietas penerapan inovasi teknologi yaitu meliputi
Manise, Asia 86, Bonanza dan Paragon. varietas unggul baru berdaya hasil dan
berkualitas tinggi, penyediaan benih bermutu
Volume 2 No.2 | 65
Oktaviani, W., dkk./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Juni 2020
Tabel 2. Signifikasi Hasil Analisis Kontras Orthogonal Pengaruh Perlakuan terhadap Jumlah
Daun Berbagai Varietas Tanaman Jagung Manis
Volume 2 No.2 | 66
Oktaviani, W., dkk./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Juni 2020
akan berpengaruh terhadap kandungan lignin Mutaqin dkk., 2019). Organ tanaman yang
tanaman tersebut. Selulosa dan lignin sebagai mengandung konsentrasi tinggi dari jaringan-
penyusun dinding sel akan meningkat jaringan ini, seperti batang, kurang dapat
jumlahnya seiring peningkatan jumlah dicerna dibandingkan dengan yang
floemnya, selulosa dan lignin merupakan mengandung konsentrasi lebih rendah.
penentu serat (Tanuwiria, 2004, 2007a,b; Proporsi relatif dari jaringan dan organ yang
Mudyantini, 2008). lignifikasi biasanya meningkat ketika
Berdasarkan hasil penelitian yang tanaman matang sehingga seringkali ada
didapatkan, kandungan lignin pada berbagai hubungan negatif antara kecernaan dan
varietas tanaman jagung manis memiliki kematangan. Semua proses instalasi ini
kandungan lignin yang berbeda hal ini merespons faktor lingkungan yang dapat
diduga karena setiap varietas memiliki memengaruhi tingkat dan dampak lignifikasi.
genetik yang berbeda dan kemampuan Suhu, kelembaban tanah, cahaya, dan
pertumbuhan dan perkembangan yang tidak kesuburan tanah dapat memiliki efek pada
sama sehingga memiliki umur panen optimal lignifikasi.
yang juga berbeda. Umur panen dapat Menurut Cahya (2018) panen
mempengaruhi kandungan lignin pada setiap merupakan bagian akhir dari proses budidaya
varietas jagung manis, semakin bertambah tanaman jagung, umur panen adalah salah
umur tanaman jumlah floem pada tanaman satu faktor yang menentukan kualitas jagung
akan bertambah. Hal ini sesuai dengan manis. Berdasarkan deskripsi setiap varietas
pernyataan Moore dan Jung (2001) dan tanaman jagung manis dalam keputusan
Adawiah dkk. (2007) bahwa lignin disimpan Mentri Pertanian Nomor 3634/Kpts/SR.120/
di dinding sel tanaman sebagai bagian dari 10/2009 varietas talenta memiliki umur
proses pematangan sel. Ada sejumlah faktor panen 70-76 HST (hari setelah tanam),
terkait tanaman yang mempengaruhi varietas paragon memiliki umur panen 70 -75
lignifikasi pada tanaman individu dan HST, varietas asia memiliki umur panen 65-
komunitas tanaman. Lignifikasi berada di 67 HST, varietas manise memiliki umur
bawah kendali genetik dan ada perbedaan panen 60 HST, dan varietas bonanza
besar dalam konsentrasi dan komposisi lignin memiliki umur panen optimal yang paling
diantara spesies dan bahkan tipe gen dalam lama yaitu 82-84 HST. Hasil penelitian
spesies. Perbedaan genetik dalam lignifikasi varietas bonanza memiliki persentase
pertama kali diekspresikan pada tingkat sel kandungan lignin terendah dibandingkan
dan dipengaruhi oleh aktivitas biokimia dan varietas yang lain karena umur panen saat
fisiologis sel (Mushawwir, 2015). Saat sel penelitian mendekati umur panen
berdiferensiasi, perbedaan lignifikasi terjadi berdasarkan deskripsi varietas bonanza.
tergantung pada jaringan dan organ yang Umur tanaman sangat berpengaruh terhadap
dikembangkan. Lignifikasi cenderung paling berat segar dan berat kering tanaman yang
kuat pada jaringan struktural seperti xilem merupakan produksi hijauan dari tanaman
dan sklerenkhyma (Pangestu dkk., 2003; jagung. Menurut Indriani, dkk. (2018), umur
Volume 2 No.2 | 67
Oktaviani, W., dkk./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Juni 2020
Volume 2 No.2 | 68
Oktaviani, W., dkk./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Juni 2020
Cahya, J.E. dan N. Herlina. 2018. Uji potensi Mushawwir, A. 2015. Biokimi Nutrisi.
enam varietas jagung manis (Zea mays Widya Padjadjaran, Bandung.
saccharata Sturt) di dataran rendah Mustofa, I. M. Budiarsa, dan G.B.N. Samdas.
Kabupaten Pamekasan. J. Produksi 2013. Variasi genetik jagung (Zea mays
Tanaman. 6:92-100. L.) berdasarkan karakter fenotipik
Crowder L and H.R. Chedda, 1982. Tropical tongkol jagung yang dibudidaya di
Grassland Husbandry. 1st edition. Desa Jono Oge. E-Jipbiol. 1:33-41
Longman, New York, London. 308- Mutaqin, B.K., D. S. Tasripin, L. Adriani,
370. and U. H. Tanuwiria. 2019. effect of
Harjadi, M. M. S. S, 1991. Pengantar the addition of ca-pufa complexes to
Angronomi. Gramedia Pustaka Utama. complete rations on fermentability and
Jakarta. digestibility. Pakistan J. of Nutrition.
Indriani N.P., Y. Yuwariah, A. Rochana and 18:519-523.
H. Djuned. 2015. Effect of Noorhadi dan Sudadi. 2003. Kajian
intercropping between corn (Zea mays) pemberian air dan mulsa tergadap ikim
and peanut (Arachis hypogaea) with makro pada tanaman cabai di tanah
Arbuscular Mycorrhizal Fungi (AMF) entisol. J. Ilmu Tanah dan Lingkungan.
on the yield and forarges mineral 4:41-49.
content. Pakistan J. of Nutrition. 14: Panalosa. D., Oktafri dan M.Z. Kadir. 2015.
362-365. Respon pertumbuhan dan produksi dua
Indriani, N. P, Yuwariah, Y, Nuraini, A, dan varietas tanaman kedelai (Glycine max
Ruswandi, D. 2018. Nutrient content of L. Merrill) terhadap penipisan air tanah
various Padjadjaran Hybrid maize as tersedia. J. Teknik Pertanian Lampung.
feed forage at Arjasari Village 4:99-108.
Bandung. Asian J. of Crop Science. Pangestu, E., T. Toharmat, dan U.H.
10:121-126. Tanuwiria. 2003. Nilai nutrisi ransum
Kuruseng, H. dan M.A.Kuruseng. 2008. berbasis limbah industri pertanian pada
Pertumbuhan dan produksi berbagai sapi perah laktasi. J. Indon. Trop.
varietas tanaman jagung pada dua dosis Anim. Agric. 28:166-171.
pupuk urea. J. Agrisistem 4:26-36. Prajnanta, F. 2004. Pemeliharaan Tanaman
Mahdiannoor dan N. Istiqomah. 2015. Budidaya Secara Intensif dan Kiat
Pertumbuhan hasil dua varietas jagung Sukses Beragribisnis. Penebar
hibrida sebagai tanaman sela di bawah Swadaya. Bogor. 163 hlm.
tegakan karet. Ziraa’ah. 40:46-53. Purwono dan P. Hanny. 2011. Budidaya 8
Mansyur, N. P. Indriani dan I.Susilawati. Jenis Tanaman Pangan Unggul.
2005. Peranan leguminosa tanaman Penebar Swadaya. Jakarta.
penutup pada sistem pertanian jagung Rochana, A., N.P. Indriani, B. Ayuningsih, I.
untuk penyediaan hijauan pakan. Hernaman, T. Dhalika, D. Rahmat and
Seminar Nasional Teknologi S. Suryanah. 2016. Feed forage and
Peternakan dan Veteriner. Bogor. 879- nutrition value at altitudes during the
885 dry season in West Java. Animal
Moore. K. J and H. J. G. Jung. 2001. Lignin Production. 18:85-93.
and fiber digestion. J. of Range Santosa, U., U.H. Tanuwiria, A. Yulianti, dan
Management. 54: 420-430. U. Suryadi. 2012. Pemanfaatan
Mudyantini, W. 2008. Pertumbuhan, kromium organik limbah penyamakan
kandungan selulosa, dan lignin pada kulit untuk mengurangi stres
rami (Boehmeria nivea L. Gaudich) transportasi. J. Ilmu Ternak dan
dengan pemberian asam giberellat Veteriner. 17:132-141
(GA3). Biodiversitas. 9:269-274. Savitri, M.V., H.Sudarwati dan Hermanto.
2012. Pengaruh umur pemotongan
Volume 2 No.2 | 69
Oktaviani, W., dkk./Jurnal Nutrisi Ternak Tropis dan Ilmu Pakan Juni 2020
Volume 2 No.2 | 70