Anda di halaman 1dari 188

SKRIPSI

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI, DUKUNGAN KELUARGA DAN


DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PERILAKU COPING
IBU HAMIL DENGAN KELUHAN EMESIS GRAVIDARUM PADA
TRIMESTER 1 DI PMB BIDAN ENOK SITI,
MAMPANG DEPOK
TAHUN 2019

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana
Terapan Kebidanan

DISUSUN OLEH
IDA MAULIDA
07180200053

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN


DEPARTEMEN KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN INDONESIA MAJU
TAHUN 2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul :

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI, DUKUNGAN KELUARGA, DAN


DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PERILAKU COPING
IBU HAMIL DENGAN KELUHAN EMESIS GRAVIDARUM
PADA TRIMESTER 1 DI PMB BIDAN ENOK SITI,
MAMPANG DEPOK TAHUN 2019

Disusun Oleh :

IDA MAULIDA
07180200053

Skripsi ini telah diperiksa dan disetujui oleh Pembimbing untuk diujikan
dihadapan Tim Penguji Skripsi Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan Departemen Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Indonesia Maju

Jakarta, 05 November 2019

Menyetujui,

Pembimbing

Dr. Sobar Darmadja, S.Psi, MKM

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi dengan Judul:

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI, DUKUNGAN KELUARGA, DAN


DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PERILAKU COPING
IBU HAMIL DENGAN KELUHAN EMESIS GRAVIDARUM
PADA TRIMESTER 1 DI PMB BIDAN ENOK SITI,
MAMPANG DEPOK TAHUN 2019

Disusun Oleh:

IDA MAULIDA
NPM: 07180200053

Skripsi ini telah disetujui dan dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi
Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Departemen
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

Jakarta, Januari 2020

Mengesahkan,

Penguji I Penguji II

(Nurwita Trisna Sumanti, S.ST, M.Kes) (Dr. Sobar Darmadja, S.Psi, MKM)

Mengetahui,
Kepala Departemen Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

(Hidayani, Am.Keb.,SKM,MKM)

iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ida Maulida

NPM : 07180200053

Program Studi : Program Sarjana Terapan Kebidanan

Menyatakan bahwa, skripsi saya yang berjudul :

“Hubungan Sumber Informasi, Dukungan Keluarga, dan Dukungan Tenaga

Kesehatan Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis

Gravidarum pada Trimester 1” adalah benar merupakan hasil karya saya sendiri

dan tidak melakukan plagiat hasil karya orang lain.

Apabila suatu saat saya terbukti melakukan plagiat, maka saya bersedia menerima

sanksi sesui dengan peraturan undang-undang yang berlaku. Demikian surat

pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa paksaan dari pihak manapun.

Jakarta, November 2019

Ida Maulida

iv
PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA TERAPAN
DEPARTEMEN KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU (STIKIM)
SKRIPSI, NOVEMBER 2019

IDA MAULIDA
07180200053

HUBUNGAN SUMBER INFORMASI, DUKUNGAN KELUARGA, DAN


DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN TERHADAP PERILAKU COPING
IBU HAMIL DENGAN KELUHAN EMESIS GRAVIDARUM PADA
TRIMESTER 1 DI PMB BIDAN ENOK SITI, MAMPANG DEPOK
TAHUN 2019

VIII BAB + 111 Halaman + 11 Tabel + 11 Gambar + 14 Lampiran

ABSTRAK

Perilaku coping adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang untuk dapat
mengatasi berbagai permasalahan atau tekanan kehidupan yang dihadapinya.
Manfaat melakukan coping untuk mengurangi hal-hal yang membahayakan dari
situasi dan kondisi lingkungan, meningkatkan kemungkinan untuk pulih,
Menoleransi atau menyesuaikan diri dengan kenyataan yang negatif,
mempertahankan keseimbangan emosional Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan sumber informasi, dukungan keluarga, dan dukungan
tenaga kesehatan terhadap perilaku coping ibu hamil dengan keluhan emesis
gravidarum pada trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok tahun
2019. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode yang digunakan
deskriptif Analitik dengan rencana studi yang digunakan adalah cross sectional.
Penelitian ini di lakukan di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok pada bulan
Oktober 2019. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu hamil trimester 1 yang
datang ke PMB Bidan Enok Mampang, Depok tahun 2019 dengan jumlah 43 ibu.
Teknik penggunaan sample menggunakan teknik accidental sampling. Data
dianalisis pada univariat dan bivariat. Hasil penelitian diperoleh adanya hubungan
sumber informasi dengan p value 0,027 < 0,05 dan nilai OR 5,143, dukungan
kelurga dengan p value 0,031 < 0,05 dan nilai OR 4,667 dan dukungan tenaga
kesehatan p value 0,028 < 0,05 dan nilai OR 5,250 terhadap perilaku coping ibu
hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1. Saran dalam penelitian
ini agar petugas kesehatan terus aktif memberikan KIE, memberikan dukungan,
memberikan informasi terhadap keluarga pasien ataupun ibu mengenai perilaku
coping ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1.
Kata Kunci : Perilaku coping, Sumber Informasi, Dukungan Keluarga dan
Dukungan Tenaga Kesehatan
Referensi : 60 ( 2014 -2019)

v
MIDWIFERY STUDY PROGRAMS APPLIED UNDERGRADUATE
PROGRAM DEFARTEMENT OF MIDWIFERY HIGH SCHOOL
INDONESIA MAJU HEALTH SCIENCE COLLEGE
SKRIPSI, NOVEMBER 2019

IDA MAULIDA
07180200053

THE RELATIONSHIP BETWEEN INFORMATION SOURCES, FAMILY


SUPPORT AND HEALTH WORKERS SUPPORTING FOR COPING
BEHAVIOUR OF PREGNANT WOMEN WITH THE INCIDENCE OF
EMESIS GRAVIDARUM IN FIRST TRIMESTER AT THE INDEPENDENT
PRACTICE MIDWIFE ENOK SITI, MAMPANG DEPOK IN 2019.

VIII chapter + 111 pages + 11 tables + 11 pictures + 14 attachments

ABSTRACT

Coping is the ability possessed by a person to be able to overcome problems or


pressure of life. The benefits of coping to reduce the danger of environmental situations
and condition, increase the chance of recovery, adjust to negatif reality, maintain
emotional balance.T his study aimed to the relationship between information
sources, family support and health workers supporting for coping behaviour of
pregnant women with the incidence of emesis gravidarum in first trimester at the
independent practice midwife Enok Siti, Mampang Depok in 2019. Type of
research is quantitative with analitik descriptive method. A cross sectional
method, as well as accidental sampling technique, was carried out in this study.
This study was implemented at the independent practice midwife Enok Siti,
Mampang Depok in October 2019. The population of this study is first trimester
of pregnant women which come to the independent practice midwife Enok Siti, as
many as 43 respondens. The data were analyzed by using chi square. Information
Sources (p=0,027, OR=5,143), Family Support (p=0,031, OR=4,667) and Health
Workers Support (p=0,028, OR=5,250) were associated with coping behaviour of
pregnant women with the incidence of emesis gravidarum in first trimester.
Health workers continue to be active in providing information and education
counseling, providing support, providing information to patient’s family or
pregnant women about coping with the incidence of emesis gravidarum in first
trimester.
Keywords : Coping, Information Sources, Family Support and Health Workers
Support
Reference : 60 (2014-2019)

vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Biodata Diri

Nama : Ida Maulida

Usia : 23 Tahun

Agama : Islam

Alamat : Kp. Polos RT 002 RW 002 Ds Waringinkurung, Kec. Cimanggu


Pandeglang, Banten

Status : Mahasiswi

No. Telp : 085947750433

E-mail : maulidaida766@gmail.com

Riwayat Pendidikan

1. Sekolah Dasar : SDN Waringinkurung 3 (2003 – 2009)


2. Sekolah Menegah Pertama : SMPN 1 Cimanggu (2010 – 2012)
3. Sekolah Menengah Atas : MAN 4 Pandeglang (2013 – 2015)
4. Perguruan Tinggi (DIII) : Poltekkes Jakarta 1 (2016 – 2018)
5. Perguruan Tinggi : STIKIM (2018 – Sekarang)

vii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas semua berkat

rahmat dan hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan Skripsi dengan judul

“Hubungan Sumber Informasi, Dukungan Keluarga, dan Dukungan Tenaga

Kesehatan Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis

Gravidarum pada Trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti, Mampang, Depok Tahun

2019” Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan

pendidikan pada program studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju. Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis

banyak menerima bantuan moril dan materil dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Drs. H. A. Jacub Chatib, selaku Ketua Yayasan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Maju.

2. Dr. Dr. dr. Hafizurrachman, MPH. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Indonesia Maju.

3. Dr. Sobar Darmadja, S.Psi, MKM selaku Wakil Ketua I Sekolah Tingi

Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

4. Astrid Novita, SKM, MKM selaku Wakil Ketua II-III dan Direktur

Magister Keseatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia

Maju.

5. Hidayani, AM.Keb, SKM, MKM selaku Kepala Departemen Vokasi di

viii
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju

6. Retno Sugesti, S.ST, M.Kes selaku Koordinator Program Studi Kebidanan

Program Sarjana Terapan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Indonesia Maju.

7. Bapak dan Ibu Dosen serta staff di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Indonesia Maju.

8. Kedua orang tua saya yang selama ini yang banyak memberikan dukungan

baik moril maupun materil sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dan

berjalan dengan lancar.

9. Untuk orang terdekat yang telah banyak membantu, memberi dukungan,

semangat, doa dan selalua mendampingi dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Dan teman-teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu

yang telah memberikan dorongan dan semangat tanpa henti kepada

penulis.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan

skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik maupun saran yang bersifat

membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya untuk penulis dan

umumnya untuk pembaca.

Jakarta, November 2019

Penulis

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN...................................................... iv
ABSTRAK....................................................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP....................................................................... vii
KATA PENGANTAR.................................................................................... viii
DAFTAR ISI................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xv
DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................. 8
1.3 Pertanyaan Peneliti............................................................................. 9
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................ 9
1.4.1 Tujuan Umum........................................................................... 9
1.4.2 Tujuan Khusus.......................................................................... 9
1.5 Manfaat Penelitian..............................................................................10
1.5.1 Manfaat Teoritis........................................................................10
1.5.2 Manfaat Metodologi.................................................................10
1.5.3 Manfaat Praktis.........................................................................10
1.6 Ruang Lingkup Penelitian.................................................................11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Perilaku Coping Ibu Hamil .............................................................12
2.1.1 Definisi Perilaku........................................................................12
2.1.2 Definisi Coping.........................................................................17
2.1.3 Definisi Emesis Gravidarum.....................................................22

x
2.1.4 Definisi Kehamilan Trimester I (Pertama) ...............................24
2.1.5 Indikator Perilaku Coping.........................................................26
2.1.6 Cara Mengukur Perilaku Coping..............................................27
2.1.7 Teori Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum
...................................................................................................28
2.1.8 Sintesis Perilaku Coping...........................................................34
2.2 Sumber Informasi.............................................................................35
2.2.1 Definisi Sumber Informasi........................................................35
2.2.2 Indikator Sumber Informasi......................................................36
2.2.3 Cara Mengukur Sumber Informasi............................................37
2.2.4 Teori Sumber Informasi............................................................37
2.2.5 Sintesis Sumber Informasi........................................................42
2.2.6 Sumber Informasi terhadap Perilaku Ibu Hamil dengan
Emesis Gravidarum...................................................................42
2.3 Dukungan keluarga..........................................................................44
2.3.1 Definisi Dukungan Keluarga.....................................................44
2.3.2 Indikator Dukungan Keluarga...................................................45
2.3.3 Cara Mengukur Dukungan Keluarga........................................47
2.3.4 Teori Dukungan Keluarga.........................................................48
2.3.5 Sintesis Dukungan Keluarga.....................................................53
2.3.6 Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Ibu Hamil...................53
2.4 Dukungan Tenaga Kesehatan.........................................................54
2.4.1 Definisi Dukungan Tenaga Kesehatan......................................54
2.4.2 Indikator Dukungan Tenaga Kesehatan....................................57
2.4.3 Cara Mengukur Dukungan Tenaga Kesehatan.........................59
2.4.4 Teori Dukungan Tenaga Kesehatan..........................................60
2.4.5 Sintesis Dukungan Tenaga Kesehatan......................................65
2.4.6 Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku Ibu Hamil....65
2.4.7 Landasan Teori Menuju Konsep...............................................67

xi
BAB III KERANGKA, DEFINISI, PENGUKURAN, DAN HIPOTESISI
PENELITIAN
3.1 Kerangka Teori...................................................................................70
3.2 Kerangka Konsep...............................................................................71
3.3 Kerangka Analisis...............................................................................71
3.4 Definisi Operasional...........................................................................73
3.5 Hipotesis...............................................................................................74

BAB IV METODE PENELITIAN


4.1 Desain Penelitian.................................................................................75
4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian...................................................75
4.2 Pengembangan Istrumen...................................................................75
4.3 Pengumpulan Data.............................................................................79
4.3.1 Gambaran Daerah Penelitian atau Informasi Penelitian...........79
4.3.2 Populasi dan Sampel.................................................................80
4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel....................................................81
4.3.4 Syarat Sampel...........................................................................81
4.4 Manajemen Data.................................................................................82
4.4.1 Uji Coba Instrumen...................................................................82
4.4.2 Pengolahan Uji Coba................................................................82
4.4.3 Hasil Uji Coba..........................................................................82
4.4.4 Pengumpulan Data....................................................................85
4.4.5 Pengolahan Data.......................................................................87
4.4.6 Analisis Data.............................................................................89
4.4.7 Penyajian Data..........................................................................90

BAB V GAMBARAN AREA PENELITIAN


5.1 Profil Praktik Mandiri Bidan..........................................................91
5.2 Visi, Misi, Motto Bidan Praktik......................................................91
5.3 Strategi...............................................................................................92
5.4 Fasilitas Praktik Mandiri Bidan Enok...........................................93
5.5 Struktur Praktik Mandiri Bidan Enok..........................................93

xii
BAB VI HASIL PENELITIAN
6.1 Analisis Univariat.............................................................................94
6.1.1 Frekuensi Responden Perilaku Coping.....................................94
6.1.2 Frekuensi Sumber Informasi.....................................................95
6.1.3 Frekuensi Dukungan Keluarga..................................................96
6.1.4 Frekuensi Dukungan Tenaga Kesehatan...................................96
6.2 Analisis Bivariat................................................................................97
6.2.1 Hubungan Sumber Informasi Terhadap Perilaku Coping
Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada
Trimester 1...............................................................................97
6.2.2 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku
Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum
pada Trimester 1........................................................................98
6.2.3 Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku
Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum
pada Trimester 1.......................................................................99

BAB VII PEMBAHASAN


7.1 Keterbatasan Penelitian...................................................................100
7.2 Pembahasan Analisis Bivariat.........................................................101
7.2.1 Hubungan Sumber Informasi Terhadap Perilaku Coping
Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada
Trimester 1................................................................................101
7.2.2 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku
Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum
pada Trimester 1......................................................................103
7.2.3 Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku
Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum
pada Trimester 1......................................................................106

xiii
BAB VIII PENUTUP
8.1 Kesimpulan........................................................................................109
8.2 Saran..................................................................................................110
8.2.1 Bagi Praktik Mandiri Bidan....................................................110
8.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan..........................................................110
8.2.3 Bagi Peneliti Selanjutnya........................................................110
8.2.4 Bagi Institusi Pendidikan........................................................111
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Mual dan Muntah...................................................31

Gambar 2.2 Teori Sumber Informasi.............................................................37

Gambar 2.3 Pengaruh Sumber Informasi.......................................................43

Gambar 2.4 Teori Fungsi Dukungan Keluarga..............................................49

Gambar 2.5 Dukungan Keluarga Terhadap Perlaku Coping Ibu Hamil........54

Gambar 2.6 Teori Dukungan Tenaga Kesehatan...........................................60

Gambar 2.7 Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Coping Ibu.................66

Gambar 3.1 Kerangka Teori..........................................................................70

Gambar 3.2 Kerangka Konsep.......................................................................71

Gambar 3.3 Kerangka Analisis......................................................................71

Gambar 5.1 Struktur PMB Enok Siti.............................................................93

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.4 Definisi Operasional.......................................................................73

Tabel 4.2 Kisi-kisi Kuesioner.........................................................................76

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas..........................................................................83

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas......................................................................85

Tabel 6.1.1 Distribusi Responden Frekunsi Perilaku Coping Ibu Hamil

Trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok

Tahun 2019...................................................................................95

Tabel 6.1.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber

Informasi di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok

Tahun 2019....................................................................................95

Tabel 6.1.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan

Keluarga di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok

Tahun 2019....................................................................................96

Tabel 6.1.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan

Tenaga Kesehatan di PMB Bidan Enok Siti, Mampang

Depok Tahun 2019.........................................................................96

Tabel 6.2.1 Hubungan Sumber Informasi Terhadap Perilaku Coping

Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada

Trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok

Tahun 2019....................................................................................97

xvi
Tabel 6.2.2 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Coping

Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada

Trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok

Tahun 2019.................................................................................98

Tabel 6.2.3 Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku

Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum

pada Trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok

Tahun 2019..................................................................................99

xvii
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

2. Kuesioner

3. Formulir Pengajuan Judul

4. Surat Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian

5. Surat Balasan Izin Studi Pendahuluan dan Penelitian

6. Surat Izin Validitas

7. Surat Balasan Validitas

8. Data Uji Validitas

9. Output Uji Validitas dan Reliabilitas

10. Data Penelitian

11. Hasil Penelitian

12. Hasil Uji Plagiat

13. Hasil Uji Etik

14. Lembar Konsul

15. Dokumentasi

xviii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Emesis gravidarum merupakan salah satu ketidaknyamanan yang biasa

terjadi pada waktu terbangun pagi hari dengan keluhan kepala pusing, mual

ringan sampai muntah. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan metabolisme

karbohidrat diikuti dengan meningkatnya kadar hormon-hormon steroid dan

meningkatnya human chorionic gonadotropin (hCG) dalam serum. Hampir

50% wanita hamil mengalami mual. Mual muntah saat hamil muda sering

disebut morning sickness tetapi kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi

setiap saat. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan trimester

kedua dan ketiga.

Mual dan muntah terjadi mulai 2 minggu setelah haid tidak datang dan

berlangsung kurang lebih selama 6-8 minggu. Setelah 12 minggu gejala

tersebut mulai berhenti, disebabkan tubuh sudah mampu menyesuaikan diri,

tentu keadaan ini masih normal.2 Menurut World Heart Organization (WHO)

perkiraan kehamilan didunia setiap tahunnya sekitar 210 juta. Perempuan

yang mengalami keasakitan yang diakibatkan karena kehamilan berjumlah 20

juta.3

2
Harti AS, Estuningsih, dan Nurkusumawati H. 2013. Pemeriksaan hCG (Human Chorionic
Gonadotropin) untuk Deteksi Kehamilan Dini Secara Immunokromatografi. KESMADASKA.
Surakarta: STIKes Kusuma Husada Surakarta.
3
Sumiyati. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida Trimester lll Tentang
Tanda-Tanda Persalinan dengan Persiapan Persalinan di RB Kwaron Gubug Kabupaten
Grobongan. Universitas Muhammadiyah Semarang.

1
2

Angka kejadian Emesis Gravidarum didunia sekitar 70-80% ibu hamil

mengalami emesis gravidarum.3 Di Indonesia terdapat 50-90% kasus ibu

hamil mengalami emesis gravidarum.4 Angka emesis gravidarum di

Indonesia yang didapat dari 2.203 kehamilan sebanyak 543 orang ibu hamil

mengalami emesis gravidarum.4

Angka kematian ibu (AKI) merupakan indikator yang menggambarkan

jumlah wanita yang meningggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan

gangguan kehamilan atau penangannannya selama kehamilan per 100.000

kelahiran hidup (KH). Rasio angka kematian ibu (AKI) di negara berkembang

merupakan yang tertinggi dengan 450 kematian ibu per 100.000 KH. Di

Indonesia AKI pada tahun 2015 masih menunjukkan penurunan yang lambat.

Berdasarkan data profil kesehatan RI 2017, pada tahun 2002 AKI mencapai

307 jiwa, tahun 2007 mencapai 228 jiwa, tahun 2012 mencapai 359 jiwa dan

pada tahun 2015 AKI mencapai 305 jiwa5.

Provinsi Jawa Barat pada tahun 2010 merupakan provinsi dengan kasus

AKI tertinggi dibandingkan dengan provinsi lainnya, yaitu sebanyak 2.280

orang. Namun berdasarkan laporan rutin Profil Kesehatan Kabupaten/Kota

Provinsi Jawa Barat tahun 2016 tercatat jumlah AKI menurun menjadi 1.608

orang6. Sementara itu, di Kota Depok menunjukkan rasio AKI tahun 2013

sebesar 39,84/100.000 KH, tahun 2014 sebesar 36,42/100.000 KH, tahun


33
Wahyuningrum, Yuniarti dan Rafiah. 2016. Penanganan Mandiri Emesis gravidarum pada Ibu
Hamil di BPM Hj. Ninik Artingsih, SST.M.Kes Kelurahan Blooto Kecamatan Prajurit Kulon Kota
Mojokerto. Jurnal Penelitian Kesehatan.
44
Ibid.
4
Sari. 2015. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum di BPM Ny Indah
Purwati, SST.M.Kes Sidokaton Kubu Jombang: Poltek Majapahit.
5
KEMENKES RI. 2018. Profil Kesehatan RI 2017. Jakarta: Sekretariat Jenderal Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.
6
DINKES Jawa Barat. 2017. Profil Kesehatan 2016. Bandung: Dinas Kesehatan Jawa Barat.
3

2015 sebesar 34,83/100.000 KH dan pada tahun 2016 sebesar 38,85/100.000

KH7. Penyebab utama kematian ibu antara lain perdarahan (45%), infeksi

(15%), hipertensi (13%), eklampsia (12%), sisanya 15% disebabkan adanya

partus macet, abortus, dan penyebab tidak langsung lainnya. Sekitar 25-50%

kematian maternal tersebut disebabkan adanya komplikasi yang dapat muncul

melalui tanda bahaya kehamilan. Kehamilan merupakan suatu peristiwa yang

penting dalam kehidupan setiap perempuan yang baru menikah. Kehamilan

merupakan keadaan mengandung embrio atau fetal di dalam tubuh setelah

penyatuan sel telur dan spermatozoa. Konsepsi dan implantasi (nidasi)

sebagai titik awal kehamilan menyebabkan keterlambatan datang bulan serta

menimbulkan perubahan fisik maupun psikologis seorang perempuan8.

Kehamilan dapat dibagi dalam tiga periode yaitu; trimester pertama

(antara 0-12 minggu), trimester kedua (antara > 12-28 minggu), dan trimester

terakhir (antara > 28-40 minggu). Berbagai gejala akan terjadi pada

kehamilan trimester pertama misalnya pembesaran payudara, sering buang air

kecil, konstipasi, mual muntah, sakit kepala, dan peningkatan emosional serta

bertambahnya berat badan9. Pengetahuan ibu hamil dan sumber informasi

dalam mengenali tanda bahaya dapat menjadi salah satu penentu penanganan

kehamilan untuk mencegah komplikasi. Penanganan yang terjadi pada gejala-

gejala kehamilan tidaklah mudah, membutuhkan suatu adaptasi fisik maupun

psikologis. Gejala yang sering menjadi masalah serius bagi ibu hamil yaitu
7
DINKES Kota Depok. 2017. Profil Kesehatan Kota Depok 2016. Depok: Dinas Kesehatan Kota
Depok.
8
Isdiaty, Ungsianik T. 2013. Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan dan Perilaku Perawatan
Kehamilan pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Keperawatan Indonesia. 16(1): 18-24.
9
Rinata, Ardillah. 2015. Penanganan Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil di BPM Nunik
Kustantinna Tulangan-Sidoarjo. Siduarjo: Program Studi Diploma III Kebidanan, Fakultas Ilmu
Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
4

perasaan mual dan muntah. Usia yang termasuk dalam kehamilan berisiko

tinggi yaitu kurang dari 20 tahun dan di atas 35 tahun, hal ini terjadi akibat

faktor psikologis. Kebanyakan ibu hamil tidak dapat mengatasi rasa mual dan

muntah sehingga keadaan tersebut berlanjut pada derajat yang lebih serius

dan mengakibatkan menurunnya kondisi kesehatan10. Kejadian mual dan

muntah dapat terjadi pada 60-80% pada primigravida, hal ini sebabkan oleh

kurangnya kemampuan ibu hamil beradaptasi dengan perubahan hormonal

sehingga lebih sering terjadi emesis gravidarum. Sedangkan 40-60% terjadi

pada multigravida karena sudah mempunyai pengalaman terhadap kehamilan

dan melahirkan serta satu diantara 1000 kehamilan gejala yang dialami

menjadi lebih berat11. Apabila muntah terjadi terus menerus dan tidak

mendapatkan perhatian khusus dapat menyebabkan ibu hamil menghindari

makanan tertentu dan biasanya membawa resiko baginya dan janin12.

Hasil penelitian Khasanah menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil

yang mengalami emesis gravidarum tidak tepat dalam melakukan

penanganan dan pengobatan, tidak tepat dalam melakukan istirahat dan tidur,

serta kurang mendapatkan dukungan psikologis13. Seringkali gejala-gejala ini

membatasi diri dan tekad tanpa intervensi pada trimester kedua. Dalam kasus

lain, pada penelitian Andria bahwa emesis gravidarum dapat berlanjut pada

10
Wijaya. 2017. Hubungan antara Status Gravida dan Umur Ibu Hamil dengan Kejadian Emesis
Gravidarum di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya. Surabaya: Program Studi Kedokteran,
Fakultas Kedokteran, Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya.
11
Sasmita, Y. 2017. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Emesis Gravidarum di Poli KIA/KB
Puskesmas Puuwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara tahun 2017. Kendari:
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Politeknik Kesehatan Kendari, Jurusan Kebidanan.
12
Rahma, Safura. 2016. Asuhan pada Ibu Hamil Trimester I dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I. Midwife Journal. 2(2): 50-58.
13
Khasanah F. 2017. Gambaran Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Pondok Jagung Kota
Tangerang Selatan. Jakarta: Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedoketran dan Ilmu
Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5

muntah berat yang menyebabkan dehidrasi dan penurunan berat badan yang

signifikan sehingga mengganggu aktivitas dalam kehamilan dan memerlukan

perawatan di rumah sakit14.

PMB Bidan Enok Siti, merupakan Praktek Mandiri Bidan yang terletak

di daerah Mampang, Depok provinsi Jawa Barat. Dalam melakukan

pelayanan PMB Bidan Enok Siti melayani, pemeriksaan kehamilan,

persalinan, imunisasi, KB dan konseling. Berdasarkan data yang diperoleh

peneliti dari PMB Bidan Enok Siti untuk pemeriksaan kehamilan terdapat

banyak sekali keluhan-keluhan yang dialami, salah satunya keluhan mual

muntah (emesis gravidarum) pada trimester pertama, yang pada setiap

tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 dari 210 orang ibu hamil

trimester pertama sebanyak 130 orang mengalami emesis gravidarum. Pada

tahun 2017 dari 218 orang ibu hamil trimester pertama sebanyak 150 orang

mengalami emesis gravidarum. Pada tahun 2018 dari 220 orang ibu hamil

trimester pertama sebanyak 155 orang mengalami emesis gravidarum.

Berdasarkan hasil wawancara dengan 2 orang bidan pada studi

pendahuluan yang dilakukan, sekitar 60-70% ibu hamil melakukan

pemeriksaan kehamilan tidak diantar keluarga, sumber informasi atau

pengetahuan kurang dan dukungan berupa Komunikasi Informasi dan

Edukasi (KIE) dari tenaga kesehatan (Bidan) tidak dilakukan dengan baik.

Morbiditas dan mortalitas yang terjadi pada ibu hamil dapat di antisipasi

apabila ibu hamil mampu mengenali tanda bahaya kehamilan dan

Andria. 2017. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hiperemesis Gravidarum di Rumah Sakit Umum
14

Daerah Rokan Hulu. Jurnal Maternity and Neonatal. 2(3): 173-177.


6

mendapatkan dukungan dari keluarga dengan mencoba untuk mencari

pertolongan tenaga kesehatan. Seorang wanita akan menghadapi berbagai

masalah psikologis yang berbeda-beda saat menghadapi kehamilan,

persalinan dan nifas.15

Menurut Pieter (2012) dalam jurnal kesehatan, pemikiran yang negatif

dan rasa takut selalu jadi akar penyebab reaksi stres. 16 ibu yang mengalami

stres selama kehamilan dapat mempengaruhi fisiologis dan psikologis dirinya.

Saat hamil ibu harus mampu menangani atau menanggulangi diri (melakukan

coping) agar selama kehamilan merasa nyaman. Gangguan yang terjadi pada

seorang ibu saat menghadapi kehamilan, persalinan, yang bersumber dari rasa

takut dan sakit pada fisik yang teramat sangat sehingga memerlukan

dukungan dari keluarga dan tenaga kesehatan agar dapat menerima keadaan

yang terjadi selama persalinan dan dapat memahaminya sehingga iya dapat

beradaptasi terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya.17

Ketika ibu mengalami mual muntah ibu mulai takut kehilangan kendali

dan menggunakan berbagai macam mekanisme coping. Beberapa ibu

menunjukan penurunan kemampuannya untuk melakukan coping dan rasa

tidak berdaya. Ibu-ibu yang ditemani pendamping dan keluarga yang

mendukung bisa memiliki pengalaman yang lebih memuaskan dan berkurang

rasa cemasnya dari pada ibu-ibu yang tanpa didampingi pendamping atau

keluarga.18 Mekanisme coping yang efektif menghasilkan adaptasi yang


15
Marni, Margiyati. 2014. Penghantar psikologi Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
16
Budihastuti. Hakim M, Kadarsih S. 2012. Konseling dan Mekanisme Koping Ibu Bersalin.
Journal Of Educational, Health and Community Psychology. ISSN : 2088-3129 Vol.1. No.1.
17
Ibid
18
Maryunani, Anik, 2015. Nyeri dalam Persalinan, Teknik dan Cara Penanganannya. Jakarta:
Trans Info Medika.
7

menetap yang merupakan kebiasaan baru dan perbaikan dari situasi yang

lama, sedangkan coping yang tidak efektif berakhir dengan maladaptive yaitu

perilaku yang menyimpang dari keinginan normative dan dapat merugikan

diri sendiri maupun orang lain dan lingkungannya. Setiap individu dalam

melakukan coping tidak sendiri dan tidak hanya menggunakan satu strategi

tetapi dapat melakukannya bervariasi, hal ini tergantung dari kemampuan dan

kondisi individu.19

Cohen dan Lazarus (dalam Folkam 1984) tujuan melakukan coping

adalah untuk mengurangi hal-hal yang membahayakan dari situasi dan

kondisi lingkungan, meningkatkan kemungkinan untuk pulih, menyesuaikan

diri terhadap kejadian-kejadian negatif yang dijumpai dalam kehidupan nyata,

mempertahankan keseimbangan emosional, meneruskan hubungan yang

memuaskan dengan orang lain, serta mempertahankan cirta diri positif. Pada

akhirnya harapan individu melakukan coping adalah untuk meghasilkan

sesuatu yang baik atau lebih produktif.20

Berdasarkan data hasil studi pendahuluan dan data sekunder yang

didapatkan oleh peneliti maka dari itu peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian tentang hubungan sumber informasi, dukungan keluarga, dan

dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku coping ibu hamil dengan

keluhan emesis gravidarum pada trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti,

Mampang Depok tahun 2019.

1.2 Rumusan Masalah


19
Rasmun, 2014. Stres, Koping dan Adaptasi Teori dan Pohon Masalah Keperawatan Ed 1..
Jakarta: Sagung Seto.
20
Folkam, S. 1984. Personal Control and Stress and Coping Processes.
8

Berdasarkan data sekunder yang diperoleh peneliti dari PMB Bidan Enok

Siti untuk pemeriksaan kehamilan terdapat banyak sekali keluhan-keluhan

yang dialami, salah satunya keluhan mual muntah (emesis gravidarum) pada

trimester pertama yang pada setiap tahunnya mengalami peningkatan. Pada

tahun 2016 dari 210 orang ibu hamil trimester pertama sebanyak 130 orang

mengalami emesis gravidarum. Pada tahun 2017 dari 218 orang ibu hamil

trimester pertama sebanyak 150 orang mengalami emesis gravidarum. Pada

tahun 2018 dari 220 orang ibu hamil trimester pertama sebanyak 155 orang

mengalami emesis gravidarum. Dari hasil wawancara dengan 2 orang bidan

pada studi pendahuluan yang dilakukan mendapatkan informasi bahwa sekitar

60-70% ibu hamil melakukan pemeriksaan kehamilan tidak diantar keluarga,

sumber informasi atau pengetahuan kurang dan dukungan berupa Komunikasi

Informasi dan Edukasi (KIE) dari tenaga kesehatan (Bidan) tidak dilakukan

dengan baik.

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti

“Hubungan Sumber Informasi, Dukungan Keluarga, dan Dukungan Tenaga

Kesehatan Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis

Gravidarum pada Trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok

Tahun 2019”

1.3 Pertanyaan Penelitian

Apakah ada hubungan sumber informasi, dukungan keluarga, dan

dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku coping ibu hamil dengan


9

keluhan emesis gravidarum pada trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti,

Mampang Depok tahun 2019?

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum

Mengetahui hubungan sumber informasi, dukungan keluarga, dan

dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku coping ibu hamil dengan

keluhan emesis gravidarum pada trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti,

Mampang Depok tahun 2019.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui gambaran distribusi peran sumber informasi, dukungan

keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku coping ibu

hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1 di BPM

Bidan Enok Siti, Mampang Depok tahun 2019.

2. Mengetahui hubungan sumber informasi terhadap perilaku coping ibu

hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1 di PMB

Bidan Enok Siti, Mampang Depok tahun 2019.

3. Mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap perilaku coping ibu

hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1 di PMB

Bidan Enok Siti, Mampang Depok tahun 2019.

4. Mengetahui hubungan dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku

coping ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1

di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok tahun 2019.

1.5 Manfaat Penelitian


10

1.5.1 Manfaat Teoritis

Manfaat teoritis dalam penelitian ini yaitu mengkonfirmasi teori yang ada

untuk diterapkan dalam penelitian.

1.5.2 Manfaat Metodelogi

Penelitian ini tidak menghasilkan metodologi baru dalam penelitian.

1.5.3 Manfaat Praktis

1. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi atau bacaan

perpustakaan bagi mahasiswa dan dapat menjadi bahan masukan bagi

institusi pendidikan serta sebagai masukan bagi mahasiswa dalam

memperluas ilmu pengetahuan dan meningkatkan keterampilan dalam

pelayanan kebidanan.

2. Bagi tempat penelitian yaitu BPM Bidan Enok Siti sebagai bahan

masukan untuk dapat mengetahui seberapa besar efisiensi sumber

informasi, dukungan keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan terhadap

perilaku coping ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada

trimester 1.

1.6 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan sumber informasi,

dukungan keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku coping

ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1 di PMB Bidan
11

Enok Siti, Mampang Depok Tahun 2019. Penelitian ini difokuskan pada ibu

hamil trimester pertama sebanyak 43 responden. Penelitian ini akan

dilaksanakan di PMB Bidan Enok Siti Mampang Depok pada bulan Oktober

Tahun 2019. Penelitian ini dilakukan karena masih banyaknya kasus emesis

gravidarum yang terjadi pada kehamilan trimester pertama yang pada setiap

tahunnya mengalami peningkatan. Pada tahun 2016 dari 210 orang ibu hamil

trimester pertama sebanyak 130 orang mengalami emesis gravidarum. Pada

tahun 2017 dari 218 orang ibu hamil trimester pertama sebanyak 150 orang

mengalami emesis gravidarum. Pada tahun 2018 dari 220 orang ibu hamil

trimester pertama sebanyak 155 orang mengalami emesis gravidarum. Dari

hasil wawancara dengan 2 orang bidan pada studi pendahuluan yang

dilakukan mendapatkan informasi bahwa sekitar 60-70% ibu hamil

melakukan pemeriksaan kehamilan tidak diantar keluarga, sumber informasi

atau pengetahuan kurang dan dukungan berupa Komunikasi Informasi dan

Edukasi (KIE) dari tenaga kesehatan (Bidan) tidak dilakukan dengan baik.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan rancangan

cross sectional. Pengambilan sample menggunakan accidental sampling,

Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Perhitungan sampel

menggunakan uji chi square dalam program komputer.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum pada Kehamilan
Trimester 1
2.1.1 Definisi Perilaku

Perilaku dapat diartikan sebagai tindakan atau aktivitas dari setiap

makhluk hidup. Manusia sebagai makhluk hidup mempunyai perilaku yang

berhubungan dengan sensor motorik antara lain: berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya.

Perilaku dibedakan atas pengetahuan, sikap, dan tindakan. Dari uraian

tersebut disimpulkan bahwa perilaku merupakan semua kegiatan atau

aktivitas yang dapat dilakukan dan diamati makhluk hidup secara langsung

maupun tidak langsung.22

Dilihat dari aspek biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau

aktivitas organisme atau makhluk hidup yang nyata dapat dilihat, sedangkan

perilaku manusia pada hakikatnya yaitu aktivitas yang dipengaruhi oleh sifat

atau sensor pikiran dari manusia itu sendiri.23 Skinner merumuskan perilaku

adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari

luar. oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus

terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespon, lalu teori

skinner ini disebut “S-O-R” atau stimulus-organisme-respon.

2222
Notoatmodjo S. 2014. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta
2323
Ibid.

12
13

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini bahwa perilaku bisa

dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Perilaku Tertutup (Convert Behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup (convert). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih

terbatas atas perhatian, presepsi, pengetahuan atau kesadaran dan sikap

yang terjadi untuk orang menerima stimulus tersebut dan belum bisa

diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku Terbuka (Over Behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata

atau terbuka respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktek yang dengan mudah bisa diamati atau dilihat oleh

orang lain.

Perilaku kesehatan dapat dipandang sebagai salah satu bidang paling

penting dalam kehidupan manusia yang amat perlu diperhatikan dan dijaga.

Perilaku kesehatan yang diterapkan secara positif dalam kehidupan terbukti

amat berperan dalam dalam menunjang aktifitas, kinerja, serta proses belajar

yang lebih baik. Dalam banyak literatur disebutkan bahwa masalah perilaku

kesehatan menjadi sesuatu yang harus lebih diperhatikan saat ini.21 Dalam

bidang kesehatan terdapat beberapa teori tentang faktor penentu

(determinan) atau faktor lain yang mempengaruhi pembentukan perilaku

21
Arlin, Adam. 2015. Pengaruh Media Promosi Kesehatan Terhadap Perilaku Kesehatan pada
Remaja Pelajar Kelas XI Di SMA Negeri 1 Pangkajene Tahun 2015. Media komunikasi kesehatan
FKM UPRI Makassar Vol. VIII Februari No 1 2016
14

yang sering digunakan sebagai acuan program-program kesehatan

masyarakat:22

1. Teori Lawrence Green (1980)

Dalam menganalisi faktor-faktor yang berpengaruh tehadap

perilaku, konsep umum yang sering digunakan dalam berbagai

kepentingan program dan beberapa penelitian yang dilakukan adalah

teori yang dikemukakan oleh L. Green (1980). Ia menyatakan bahwa

perilaku seseorang ditentukan dari tiga faktor yaitu; predisposisi,

pendorong, dan penguat.

a. Faktor predisposisi (predisposing factor), faktor yang

mempermudah terjadinya perilaku seseorang. Faktor ini termasuk

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, kebiasaan, kondisi

psikologis, respon, nilai-nilai norma sosial, budaya dan faktor

sosiodemografi.

b. Faktor pendorong (enabling factor), yaitu faktor yang

memungkinkan terjadinya perilaku. Hal ini berupa lingkungan

fisik, sumber informasi, waktu, sarana kesehatan atau sumber-

sumber khusus yang mendukung dan keterjangkauan sumber dan

fasilitas kesehatan.

c. Faktor-faktor penguat (reinforcing factor) faktor ini mencangkup

faktor sikap dan perilaku keluarga, tokoh masyarakat, tokoh agama,

sikap dan perilaku para petugas termasuk disini juga undang-

undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun pemerintah

22
Ibid
15

daerah yang terkait dengan kesehatan. Untuk berperilaku sehat,

masyarakat kadang-kadang bukan hanya butuh pengetahuan dan

sikap positif, dan dukungan fasilitas saja, melainkan dibutuhkan

perilaku contoh atau acuan dari para petugas terutama petugas

kesehatan.

Menurut Gibson (2011), perubahan perilaku sangat bervariasi sesuai

dengan konsep yang digunakan oleh para ahli dalam pemahaman terhadap

perilaku. Menurut world health Organization (WHO) perubahan perilaku

dikelompokan menjadi:23

1. Perubahan Alamiah (Natural Change)

Perilaku yang berubah secara alamiah dan biasanya tejadi suatu

perubahan lingkungan fisik, sosial budaya dan ekonomi.

2. Perubahan Terencana (Planed Change)

Perubahan yang terjadi memang direncanakan sendiri oleh subyek.

3. Kesediaan untuk Berubah (Readinnes Change)

Terjadi karena inovasi atau program-program dimasyarakat maka

terjadi adalah sebagian besa orang-orang sangat cepat untuk menerima

perubahan tersebut.

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan. Penelitian Rogers dalam Notoadmojo (2012)

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

23
Notoadmojo. 2014. Op. Cit
16

(berperilaku baru) didalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan

yakni:24

1. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus.

3. Evaluation, mengevaluasi baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi

dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, orang telah mencoba perilaku baru.

5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Dari penelitian Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak

selalu melewati tahap-tahap diatas. Beberapa strategi untuk memperoleh

perubahan perilaku oleh WHO dikelompokan menjadi :25

1. Menggunakan Kekuatan (Enforcement)

Perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran atau masyarakat

sehingga ia mau berperilaku sesuai dengan harapan. Perilaku melalui

peraturan atau undang-undang yang tertulis.

2. Menggunakan Kekuatan Peraturan atau Hukum (Regulation)

Perilaku melalui peraturan atau undang-undang tertulis.

3. Pendidikan (Education)

Perubahan perilaku yang terjadi setelah seseorang atau masyarakat

diberikan informasi-informasi sehingga pengetahuannya meningkat dan

24
Notoadmojo. 2014. Op.Cit
25
Ibid
17

dengan meningkatnya pengetahuan seseorang akan merubah

perilakunya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam Notoatmodjo

(2005:2), bahwa kesehatan adalah “keadaan sempurna baik fisik, mental

maupun sosial dan tidak hanya bebas dari penyakit dan cacat. Hal ini berarti

bahwa kesehatan pada diri seseorang atau individu itu mencangkup aspek

fisik, mental, spiritual dan sosial demi tercapainya keadaan yang sejahtera

bagi seseorang baik dengan produktivitasnya dan juga ekonominya. Perilaku

hidup sehat meupakan alah satu usaha preventif (pencegahan terhadap suatu

penyakit atau masalah kesehatan) dan promotif (peningkatan derajat

kesehatan) pada seseorang sehingga dapat dikatakan sebagai pilar indonesia

sehat 2010 (www.dinkes.go.id).26

2.1.2 Definisi Coping

Coping berasal dari kata (cope) yang dapat diartikan sebagai

reaksi/respon individu mengatasi atau menanggulangi tekanan/masalah,

coping juga sering disamakan dengan adjusument yang artinya adalah

penyesuaian diri. Dimana arti keduanya dimaknai sebagai apa yang

dilakukan individu untuk menguasai dan mengatasi situasi yang ada, situsi

tersebut dapat berupa, tantangan, luka, kehilangan, dan ancaman, atau

dengan kata lain coping.27

Coping adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang untuk dapat

mengatasi berbagai permasalahan atau tekanan kehidupan yang

26
Ratna Julianti. 2018. Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Lingkungan
Sekolah. Jurnal Ilmiah Potensial, 2018, Vol 3. (1), 11-17
27
Ismiati. 2015. Mekanisme Coping Stres Psikologi Komunikasi. Jakarta: Salemba Medika
18

dihadapinya. Coping juga dapat diartikan sebagai suatu upaya agar dapat

mengendalikan situasi tertekan tanpa memperhatikan akibat dari tekanan

tersebut.28 Faktor-faktor yang mempengaruhi Coping meliputi; kesehatan

fisik, keyakinan atau pandangan positif, keterampilan mengatasi masalah,

keterampilan sosial, dukungan sosial, dan materi.29

1. Kesehatan fisik merupakan hal yang penting karena selama dalam

usaha mengalami stres, individu dituntut untuk menghabiskan energi

yang cukup besar.

2. Keyakinan atau pandangan positif menjadi sumber daya psikologis

yang sangat penting, seperti keyakinan akan nasib (eksternal locus of

control) yang mengarahkan individu pada penilaian ketidakberdayaan

(heleplessness) yang akan menurunkan kemampuan strategi coping tipe

problem-focused coping.

3. Keterampilan memecahkan masalah ini meliputi kemampuan untuk

mencari informasi, memotivasi diri, menganalisa situasi,

mengidentifikasi masalah dengan tujuan untuk menghasilkan alternatif

tindakan, kemudian mempertimbangkan alternatif tersebut sehubungan

dengan hasil yang ingin dicapai, dan pada akhirnya melaksanakan

rencana dengan melakukan suatu tindakan yang tepat.

4. Keterampilan sosial meliputi kemampuan untuk berkomunikasi dan

bertingkah laku dengan cara-cara yang sesuai dengan nilai-nilai sosial

yang berlaku di masyarakat.

28
Utami dan Pratisi. Op. Cit.
29
Nasir A dan A Muhith. Op. Cit.
19

5. Dukungan sosial meliputi dukungan pemenuhan kebutuhan informasi

dan emosional pada diri individu yang diberikan oleh orang tua,

anggota keluarga lain, saudara, teman, dan lingkungan sosial.

6. Materi merupakan dukungan yang meliputi sumber daya berupa uang,

barang-barag atau layanan yang biasanya dapat dibeli.

Strategi coping akan dimunculkan apabila seseorang menghadapi

situasi yang dirasa mengancam, baik mengancam secara psikis maupun

secara fisik, serta mengancam eksitensinya sebagai manusia yang berada

dalam lingkungan sosialnya. Strategi coping yang digunakan dibagi menjadi

dua, yaitu:30

1. Problem Focused Coping (PFC)

PFC merupakan strategi coping untuk menghadapi masalah secara

langsung melalui tindakan yang ditunjukan untuk menghilangkan atau

mengubah sumber-sumber stres. PFC memungkinkan individu

membuat rencana dan tindakan lebih lanjut, berusaha menghadapi

kemungkinan yang akan terjadi untuk memperoleh apa yang telah

direncanakan dan diinginkan sebelumnya. Pada strategi coping

berbentuk PFC dalam mengatasi masalahnya, individu akan berpikir

logis dan berusaha memecahkan permasalahan dengan positif. Strategi

yang digunakan dalam PFC antara lain sebagai berikut:

a. Confrontative coping, usaha untuk mengubah keadaan yang

dianggap menekan dengan cara yang agresif, tingkat kemarahan

yang cukup tinggi, dan pengambilan risiko.

30
Carver CS et.al. 2009. Assesing Coping Strategies: A Theoritically based approach, journal of
personality and social psychology. Vol.56 No.2 hal. 267-283
20

b. Seeking social support, adalah usaha yang dilakukan dengan cara

mendapatkan informasi dan orang lain untuk mendapatkan

kenyamanan emosional.

c. Planful problem solving, adalah usaha/cara untuk mengatasi masalah

dengan hati-hati, dilakukan secara bertahap dan berpikir analitis,

serta pengambilan keputusan dengan cara yang baik pula.

2. Emotion Focused Coping (EFC)

EFC merupakan strategi untuk meredakan emosi individu yang

ditimbulkan oleh stresor (sumber stres), tanpa berusaha untuk

mengubah suatu situasi yang menjadi sumber stres secara langsung.

EFC memungkinkan individu melihat sisi kebaikan (hikmah) dari suatu

kejadian, mengharap simpati dan pengertian orang lain, atau mencoba

melupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan hal yang telah

menekan emosinya, namun hanya besifat sementara. Strategi yang

digunakan dalam EFC antara lain sebagai berikut:

a. Self-control, usaha untuk mengatur perasaan ketika menghadapi

situasi yang menekan.

b. Distancing adalah usaha untuk tidak ikut terlibat dalam

permasalahan, menciptakan pandangan-pandangan atau suatu hal

yang positif.

c. Positive reappraisal adalah suatu cara mengatasi permasalahan

dengan cara yang positif yang berfokus pada pengembangan diri dan

biasanya bersifat religius.


21

d. Accepting responsibility adalah cara yang dilakukan bersifat sebagi

tanggungjawab dalam artian menyadari tanggungjawab yang ada

pada dirinya sendiri, mencoba menerima permasalahan atau

tantangan yang ada dan mencoba untuk mengatasinya dengan baik.

e. Escape/avoidance adalah suatu cara mengatasi masalah yang bersifat

unik, dimana pada situasi tertekan menghindarinya dengan cara

seperti makan, minum, pergi jalan-jalan, dan lain-lain, akan tetapi

pada situasi ini apabila tidak dikontrol dengan baik akan berbahaya

atau mengancam individu tersebut, karena dalam hal yang ekstrim

seseorang individu mengatasi masalah/lari dari masalah bukan hanya

pergi jalan-jalan atau makan, minum bersama teman-teman, akan

tetapi dapat minum yang beralkohol dan menggunakan obat-obatan

yang terlarang.

Aspek-aspek strategi coping antara lain:

1. Keaktifan diri, suatu tindakan untuk mencoba menghilangkan atau

mengelabuhi penyebab stres atau memperbaiki akibatnya dengan cara

langsung.

2. Perencanaan, memikirkan tentang bagaimana mengatasi penyebab stres

antara lain dengan membuat strategi untuk bertindak, memikirkan

tentang langkah upaya yang perlu diambil dalam menangani suatu

masalah.

3. Kontrol diri, individu membatasi keterlibatannya dalam aktivitas

kompetisi atau persaingan dan tidak bertindak terburu-buru.


22

4. Mencari dukungan sosial yang bersifat instrumental, yang sebagai

nasihat, bantuan atau informasi.

5. Mencari dukungan sosial yang bersifat emosional, yaitu melalui

dukungan moral, simpati atau pengertian.

6. Menerima suatu yang penuh dengan stres dan keadaan yang

memaksanya untuk mengatasi masalah tersebut.

7. Religiusitas, sikap individu menenangkan dan menyelesaikan secara

keagamaan.

Coping yang efektif adalah coping yang membantu seseorang untuk

menoleransi dan menerima situasi menekan serta tidak merisaukan tekanan

yang dapat dikuasainya. Sesuai dengan pernyataan tersebut, coping

dilakukan dengan efektif, maka strategi coping perlu mengacu pada lima

fungsi tugas coping yang terkenal dengan istilah coping task yaitu sebagai

berikut:31

1. Mengurangi kondisi lingkungan yang berbahaya dan meningkatkan

prospek untuk memperbaikinya.

2. Menoleransi atau menyesuaikan diri dengan kenyataan yang negatif.

3. Mempertahankan gambaran diri yang positif.

4. Mempertahankan keseimbangan emosional.

2.1.3 Definisi Emesis Gravidarum

Emesis gravidarum merupakan kejadian atau keluhan umum yang

bisa dialami oleh perempuan pada kehamilan muda. Terjadinya kehamilan

menimbulkan perubahan hormonal pada perempuan karena terdapat

31
Nasir A dan A Muhith. Op. Cit.
23

peningkatan hormon-hormon steroid dan pengeluaran human chorionic

gonadothropin (hGC) plasenta. Hormon-hormon inilah yang diduga

menyebabkan terjadinya reaksi emesis gravidaum. Gejala klinis akibat

reaksi emesis gravidarum adalah kepala pusing, terutama pagi hari, disertai

mual dan muntah sampai kehamilan berusia 16 minggu.32

Sebagian besar kejadian emesis dan hiperemesis gravidarum

berlangsung sejak usia kehamilan 9-10 minggu. kejadian ini semakin

berkurang dan selanjutnya diharapkan berakhir pada usia kehamilan 12-14

minggu. Sebagian kecil dapat berlanjut sampai usia kehamilan 20-24

minggu. Emesis gravidarum terjadi sekitar 65-70%. Mungkin masih

terdapat sisa morning sickness. Disertai muntah ringan, tetapi tidak

mengganggu aktivitas sehari-hari. Berobat jalan dilakukan diantaranya

adalah pengobatan psikologis agar tenang, Vitamin B6, B2, dan B

kompleks, serta vitamin C dan diberi obat penenang ringan (Vilisanbe-

valium 2-5 mg/hari).33

Emesis gravidarum adalah masalah yang paling sering terjadi pada

awal kehamilan. Terjadi kehamilan menimbulkan peubahan hormonal pada

wanita karena terjadi peningkatan hormon estrogen, progesteron, dan

dikeluarkannya human chorionoc gonadothropine plasenta. Hormon-

hormon ini yang diduga menyebabkan emesis gravidarum.34 Mual biasanya

terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam hari. 35

32
Rahma M, Safura TR. 2016. Asuhan pada Ibu Hamil Trimester I dengan Hiperemesis
Gravidarum Tingkat I. Midwife Journal. 2(2): 50-58.
33
Manuaba, Ayu Ida Chandranita, 2019. Buku Ajar Patologi Obstetri Untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta : EGC
34
Ibid
35
Prawirohardjo, S. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
24

Mual yang dirasakan oleh setiap ibu hamil berbeda-beda, ada yang tidak

merasakan apa-apa, ada yang hanya mual dan ada juga yang merasa sangat

mual sampai mau muntah setiap waktu.36

Emesis gravidarum dapat menimbulkan berbagai dampak pada ibu

hamil, salah satunya adalah penurunan nafsu makan yang mengakibatkan

perubahan keseimbangan yakni kalium, kalsium, dan natrium sehingga

menyebabkan perubahan metabolisme tubuh.37 Emesis gravidarum

merupakan tanda fisik dari penolakan psikologis terhadap kehamilan. Mual

yang mengganggu aktivitas dan mengakibatkan kurangnya cairan dan

terganggunya keseimbangan elektrolit dalam tubuh disebut hyperemesis

gravidarum yang menyebabkan cadangan karbohidrat habis digunakan

untuk sumber energi, sehingga beralih kecadangan lemak dan protein.

Hyperemesis gravidarum jika tidak ditangani maka dapat mengakibatkan

gangguan pertumbuhan pada janin, sehingga harus dicegah dan

mendapatkan pengobatan.38

2.1.4 Definisi Kehamilan Trimester 1 (Pertama)

Kehamilan merupakan kondisi wanita memiliki janin yang tengah

tumbuh dalam tubuhnya. Janin berkembang didalam rahim. Usia kehamilan

pada manusia sekitar 9 bulan atau 40 minggu. Kurun waktu tersebut mulai

dari mesntruasi terakhir sampai melahirkan. Kehamilan merupakan suatu

proses reproduksi pada wanita yang membutuhkan perawatan khusus agar

dapat berjalan dengan baik. Kehamilan adalah bertemunya sel telur dan

36
Maulana, M. 2017. Panduan lengkap kehamilan. Jogjakarta: Kata Hati
37
Neil. 2016. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta : Dian Rakyat
38
Ibid
25

sperma yang telah matang sehingga terjadilan nidasi dan tumbuh

berkembang sampai aterm. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai

lahirnya janin, lamanya hamil normal dihitung mulai dari terakhir haid

sampai melahirkan sekitar 280 hari atau 40 minggu (9 bulan 7 hari).

Trimester pertama adalah masa tiga bulanan yang penting bagi ibu

hamil. Trimester dalam kehamilan ditentukan berdasarkan kecepatan

pertumbuhan janin. Secara konvensional, trimester terhitung mulai dari

pertemuan sperma dan sel telur (2 minggu setelah menstruasi terakhir).

Trimester pertama 0-12 minggu kehidupan janin, Trimester kedua dari 12-

28 minggu kehidupan janin, trimester ketiga 28 minggu sampai kelahiran

bayi.39 Pada kehamilan trimester pertama tubuh mulai beradaptasi.

Walaupun kehamilan belum terlihat, tetapi tubuh sudah mulai dipengaruhi

oleh aktivitas hormon. Tonus otot-otot traktus digestivus menurun, sehingga

motilitas seluruh traktus digestivus juga berkurang. Makanan yang

dikonsumsi lama berada di dalam lambung dan makanan yang telah dicerna

lama berada di dalam usus, sehingga ibu hamil mengalami obstipasi yang

merupakan keluhan umum yang dialami ibu hamil. Sering dialami rasa mual

pada awal-awal kehamilan, yang bisa terjadi pada pagi hari yang disebut

morning sickness.40 Gejala yang akan muncul pada trimester awal kehamilan

seperti payudara membesar, mual muntah, pusing, sering buang air kecil,

susah buang air besar, cepat lelah, emosi tidak terkendali, mood-moodan,

perubahan pada nafsu makan.41

39
Prawirohardjo, S. 2014. Op.Cit
40
Ibid
41
Ibid
26

2.1.5 Indikator Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum pada
Kehamilan Trimester 1

Indikator emesis gravidarum pada kehamilan trimester pertama yaitu;

rasa mual dan munta, nafsu makan berkurang, mudah lelah, dan emosi

kurang stabil.

1. Rasa Mual dan Muntah

Meningkatnya hormon hCG di dalam tubuh mengakibatkan rasa

mual karena hormon hCG menyebabkan efek pedih pada lapisan perut

sehingga menimbulkan rasa mual.42

2. Nafsu Makan Berkurang

Saat memasuki awal kehamilan ada banyak keluhan yang dialami

oleh ibu hamil seperti kehilangan nafsu makan sehingga beberapa

makanan yang memiliki nutrisi yang memenuhi kebutuhan ibu dan

janin terabaikan. Gejala ini mungkin berhubungan dengan peningkatan

hormon hCG.

3. Mudah Lelah

Rasa lelah tidak hanya disebabkan karena hormonal tapi

disebabkan juga oleh organ vital seperti ginjal, jantung, dan paru-paru

ibu yang mulai bekerja ekstra pada masa kehamilan, karena tidak hanya

mencukupi kebutuhan ibu melainkan juga mencukupi kebutuhan

janin.43

4. Emosi Kurang Stabil

42
Ibid
43
Ibid
27

Wanita hamil memiliki mood yang mudah berubah. Bisa saja

disatu waktu merasa sangat bahagia, namun beberapa waktu kemudian

jadi marah pada suami hanya karena masalah kecil. Tidak perlu

mengkhawatirkan perubahan mood ini karena normal. Mood berubah

karena terjadinya perubahan hormon secara drastis ditubuh.44

2.1.6 Cara Mengukur Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Emesis


Gravidarum pada Kehamilan Trimester 1

Adapun cara Mengukur Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Emesis

Gravidarum pada Kehamilan Trimester Pertama adalah dengan

mengajukan pertanyaan menggunakan kuesioner terstruktur dengan

menggunakan skala guttman skala ini merupakan skala yang bersifat tegas

dan konsisten dengan memberikan ja waban yang tegas seperti jawaban

dari pertanyaan atau pernyataan iya dan tidakfositif dan negatif, setuju dan

tidak setuju, benar dan salah. Skala guttman ini pada umumnya dibuat

seperti checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya

1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisisnya juga dapat dilakukan seperti

skala likert.45

2.1.7 Teori Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum pada
Kehamilan Trimester 1

1. Tanda-Tanda Kehamilan

Kehamilan dapat dilihat dari beberapa tanda kehamilan yaitu:

Ibid
44

45
Hidayat, Aziz. 2015. Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika
28

a. Salah satu tanda kehamilan adalah tidak mengalami menstruasi,

dimana saat tidak hamil wanita hampir setiap bulan mengalami

menstruasi. Setiap bulannya ovarium mengeluarkan ovum yang siap

untuk dibuahi, jika tidak dibuahi maka ovum tersebut akan

mengalami proses peluruhan yang disertai dengan pendarahan yang

disebabkan terkikisnya pembuluh darah didinding rahim.46

b. Mual muntah atau morning sickness adalah gejala pertama yang

dialami oleh ibu hamil pada minggu kedua atau kedelapan setelah

tejadinya pembuahan. Peningkatan hormon secara tiba-tiba

mengakibatkan timbulnya rasa mual dan muntah yang dapat

dirasakan pagi hari, siang hari atau malam hari atau malah sepanjang

hari.47

c. Flek darah akan dapat hilang setelah berhenti menstruasi, ibu

mungkin sedikit mengalami perdarahan atau flek di awal kehamilan.

Biasanya terjadi sekitar tujuh hari atau sepuluh hari setelah ovum

sudah dibuahi oleh sperma menempel pada dinding rahim.48

d. Daerah areola pada payudara ibu hamil mengalami hipervigmentasi

dimana daerah aerola berwarna lebih kehitaman. Hormon estrogen

dan progesteron berpengaruh terhadap kehamilan dan siklus

menstruasi.49

e. Sembelit tidak jarang dialami dalam masa kehamilan karena otot-

otot usus yang mengendor sehingga kemampuan mendorong sisa-

46
Rahmasari, G. 2014. Op. Cit
47
Ibid
48
Ibid
49
Ibid
29

sisa makanan berkurang, hal ini disebabkan oleh hormon

progesteron.50

f. Sering berkemih karena pada trimester pertama ini rahim mengalami

pembesaran sedangkan letak kandung kemih bersebelahan dengan

rahim sehingga kandung kemih tertekan oleh rahim.51

g. Rasa lelah terjadi pada awal kehamilan karena tubuh ibu hamil mulai

beradaptasi dengan perubahan hormon yang terjadi dalam masa

kehamilan.52

h. Hasil test pack positif merupakan tanda pasti kehamilan, dapat

dilakukan dengan alat tes kehamilan menggunakan urine saat

kehamilan memasuki usia 10 hari sampai 2 minggu.53

2. Mekanisme Emesis Gravidarum

Mekanisme mual dan muntah merupakan rantai panjang yang

dikendalikan oleh keseimbangan antara dopamin, serotin, histamin, dan

asetilkolin (Gambar 2.1). Penurunan serotin dalam darah akan

meningkatkan terjadinya mual dan muntah. Oleh karena itu, upaya

pencegahan dapat dilakukan dengan menambah vitamin B6 atau protein

khususnya triptofan. Makanan dan susu tambahan ibu hamil akan

membentuk konsentrasi serotonin yang cukup dan niasin dalam darah.

Fungsi serotonin dan niasin ini adalah mencegah berlangsungnya mual

dan muntah secara berlebihan yang dapat mengganggu keseimbangan

50
Ibid
51
Ibid
52
Ibid
53
Ibid
30

elektrolit, dehidrasi, dengan manifestasi klinisnya sebagai emesis

gravidarum dan dapat berlanjutnya menjadi hiperemesis gravidarum.54

Terjadinya kehamilan menimbulkan perubahan hormonal.

Hormon-hormon tersebut yang diduga menyebabkan emesis

gravidarum. Faktor psikologis dan hormon ovarium (estrogen,

progesteron) menyebabkan penurunan motilitas dan sekresi lambung

sehingga menyebabkan terjadinya mual dan muntah pada ibu hamil.55

Otak bagian tengah: Meningkatnya reseptor


ingatan terhadap kimia karena kehamilan: Sistem bau:
rangsangan kurang Perubahan hormon, Berbagai bau, suara,
baik psikologi, lingkungan, posisi duduk
tanggapan terhadap
kehamilan

54
Manuaba. 2019. Op.Cit
55
Ibid

Sistem Viseral:
Infeksi bakteri, Sistem keseimbangan:
helicobactor pulori, Mobil, udara, laut
dengan mata
Pengeluaran histamin dan
asetilkolin

31

Pusat mual muntah:


Pusat saliva, pusat
vasomotor, pusat
pernapasan, nervus
Pengeluaran dopamin Mengeluarkan
kranial
dan serotonin serotonin

Nervus spinalis Nervus frenikus Nervus vagus

Dinding abdomen Diafragma Lambung-esofagus

Terjadi mual dan muntah


(kontraksi bersama)

Gambar 2.1 Mekanisme mual dan muntah

3. Gejala Emesis Gravidarum

Gejala klinis dari emesis gravidarum seperti:56

a. Mual muntah sampai usia kehamilan 4 bulan


56
Ibid
32

b. Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali/hari biasanya terjadi dipagi hari

tetapi dapat pula terjadi setiap saat

c. Kepala pusing terutama dipagi hari

d. Nafsu makan berkurang, keadaan ini merupakan suatu yang normal,

tetapi dapat terjadi tidak normal apabila mual dan muntah ini terjadi

terus menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan

elektrolit tubuh.

e. Cepat lelah dan emosi tidak stabil

4. Penyebab Emesis Gravidarum

Penyebab mual dan muntah ini tampaknya ini disebabkan oleh

hormon ekstrogen dan progesteron, walaupun hal ini tidak diketahui

dengan pasti dan hormon hCG juga berperan dalam menimbulkan mual

dan muntah.57

Produksi hCG akan meningkat sekitar hari ke-70 dan akan

menurun selama sisa kehamilan. Kadar yang tinggi dalam aliran darah

dapat menyebabkan morning sickness. Hormon ini dapat dideteksi pada

urine melalui tes kehamilan.58

Pola makan dan gaya hidup pada awal kehamilan mempengaruhi

timbulnya rasa mual dan muntah pada ibu hamil. Dalam sebuah

penelitian disebutkan bahwa seorang ibu makan dengan makanan yang

megandung protein tinggi, karbohidrat rendah, dan vitamin B6 rendah

lebih berpotensi mengalami mual hebat. Sedangkan gaya hidup ibu

57
Prawirohardjo, S. 2014. Op.Cit
58
Murni, W. 2015. Kiat Mengatasi Masalah Kehamilan dan Janin. Yogyakarta : Elmatera
Publishing
33

yang dapat memperburuk mual yaitu kurang makan, kurang istirahat,

dan stres.59

5. Pengaruh Emesis Gravidarum pada Ibu dan Janin

Emesis dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek

negatif terhadap kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis

gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi hiperemesis

gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terjadinya gangguan

pada kehamilan.60

6. Penanganan untuk Emesis Gravidarum

a. Komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang hamil muda yang

selalu disertai emesis gravidarum. Emesis gravidarum akan

berangsur-angsur berkurang sampai usia kehamilan 4 bulan.

b. Dinasihatkan agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur

sehingga tercapai adaptasi aliran darah menuju susunan saraf pusat.

c. Nasihat diet: dianjurkan makan dengan porsi kecil, tetapi lebih

sering. Hindari makan yang merangsang timbulnya mual muntah.

d. Obat-obatan dan pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada

emesis gravidarum:

1) Vitamin yang diperlukan (vitamin B kompleks, mediamer B6,

sebagai vitamin dan anti muntah).

59
Tarigan. 2010. Prevalensi Penggunaan Obat Anti-Emetik dan Prevalensi Terjadinya Efek
Samping pada Ibu Hamil Trimester 1 dalam Mengatasi Emesis Gravidarum di RSU Yosua Lubuk
Pakam. Universitas Sumatra Utara.
60
Manuaba. 2019. Op.Cit
34

2) Pengobatan (sedatif ringan {luminal/barbiturat/valium 3x30

mg}, antimual-muntah {stemetil, primperan, emetrol, dan

lainnya}).

3) Nasihat pengobatan (banyak minum air atau minum lain, hindari

minuman atau makanan yang asam untuk mengurangi iritasi

lambung).

4) Nasihati kontrol antenatal (pemeriksaan kehamilan lebih sering,

segera datang bila terjadi keadaan abnormal).61

7. Prognosis dan Sikap Bidan

Sebagian besar emesis gravidarum dapat diatasi dengan berobat

jalan sehingga sangat sedikit memerlukan pengobatan di rumah sakit.

Penderita hiperemesis gravidarum yang dirawat di rumah sakit, hampir

seluruhnya dapat dipulangkan dengan memuaskan sehingga

kehamilannya dapat diteruskan.62

2.1.8 Sintesis Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Emesis Gravidarum pada
Kehamilan Trimester 1

Perilaku coping ibu hamil dengan emesis gravidarum pada kehamilan

trimester 1 merupakan semua kegiatan atau aktivitas ibu hamil trimester 1

terhadap stimulus yang berasal dari luar maupun dalam dirinya untuk

mengendalikan, mencegah, menghindari atau mengendalikan gangguan

emosi.

2.2 Sumber Informasi


2.2.1 Definisi Sumber Informasi

61
Ibid
62
Ibid
35

Menurut Rogers yang dikutip oleh Hafied Cangara, informasi adalah

pesan (ucapan atau ekspresi) atau kumpulan pesan yang terdiri dari order

sekuens dari simbol, atau makna yang dapat ditafsirkan dari pesan atau

kumpulan pesan. Informasi merupakan kata benda dari informare yang

berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang dikomunikasikan”. Komunikasi

itu sendiri yaitu proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu

penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku

mereka. 63

Menurut Suanto, sumber informasi merupakan sarana penyimpanan

informasi. informasi dapat tersimpan dalam dokumen dan non dokumen.

Sumber informasi yang berupa dokumen dapat berupa bentuk buku,

majalah, laporan penelitian, jurnal sedangkan sumber informasi non

dokumen adalah manusia, yakni teman, pustakawan, pakar, atau spesialis

informasi.64 Brown menyatakan secara khusus membagi sumber informasi

ke dalam tiga tipe yaitu dirinya sendiri, orang lain, dan sumber lain yang

bukan manusia. Dikarenakan dalam mengerjakan tugas tertentu seseorang

tidak bisa mendapatkan informasi dari dirinya sendiri, maka mereka

berusaha mencari sumber informasi secara interpersonal yaitu memlalui

bertanya teman, ahli bidang, tertentu dengan orang lain. Sedangkan buku,

surat kabar, memo, selembaran adalah contoh dari impersonal sources

(sumber informasi bukan orang).65 Kemudahan untuk memperoleh sebuah

informasi dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh

63
Cangara, Hafied. 2018. Penghantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Grafindo Persada
64
Al-jufri, Hamid. 2015. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta Pusat: PT. Smart
Grafika
65
Azwar, Saifuddin. 2014. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
36

pengetahuan yang baru. Semakin banyak informasi dapat mempengaruhi

atau menambah pengetahuan seseorang serta dengan adanya pengetahuan

menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai

dengan pengetahuan yang dimilikinya.66

2.2.2 Indikator Sumber Informasi

1. Media Cetak

Informasi dari media cetak yaitu alat atau sarana yang berbentuk

fisik, adapun bentuk penyampainya berpariasi, salah satu contoh media

cetak adalah buku-buku tentang kesehatan, poster, pamflet, majalah, dan

lain-lain.

2. Media Elektronik

Sumber informasi yang berasal dari alat atau sarana yang bersifat

visual, contohnya dari sumber ini adalah televisi, radio, yang lebih

canggih saat ini adalah internet. Sumber ini dapat mempengaruhi pola

pemikiran masyarakat tergantung informasi yang cepat sampai kepada

masyarakat tersebut.

3. Orang Terdekat dan Sekitar

Sumber informasi langsung dari orang terdekat, keluarga, teman,

dan petugas kesehatan biasanya lebih akurat dan terpercaya orang

terdekat memberikan informasi agar mempermudah masyarakat untuk

mendapatkan informasi dalam bidang apapun terkhusus informasi

kesehatan.67

2.2.3 Cara Mengukur Sumber Informasi


66
Notoadmojo. 2014. OP.Cit
67
Cangara, Hafied. 2018. Op. Cit
37

Pengukuran informasi dapat dilakukan dengan menggunakan skala

guttman skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan

memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau

pernyataan iya dan tidakfositif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar

dan salah. Skala guttman ini pada umumnya dibuat seperti checklist dengan

interpretasi penilaian, apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah

nilainya 0 dan analisisnya juga dapat dilakukan seperti skala likert.68

2.2.4 Teori Sumber Informasi

Sumber Informasi

Media Cetak Media Elektronik Lingkungan

Gambar 2.2 Teori Sumber Informasi


Sumber: Sadiman dan Arif (2010)

1. Jenis Sumber Informasi

Sumber informasi merupakan sarana penyimpanan informasi dalam

bentuk dokumen atau non-dokumen. Sumber informasi tersebut dapat

diperoleh dari beberapa jenis sarana seperti:

a. Audio

Audio merupakan sarana sumber informasi yang hanya

didapatkan melalui fungsi indera pendengaran, karena hanya

68
Hidayat, Aziz. 2015. Loc cit
38

menampilkan suara seperti halnya media siar radio dan rekaman atau

kaset.

b. Visual

Media visual merupakan sarana yang digunakan sebagai sumber

informasi dalam berbentuk tulisan atau gambar seperti; buku, journal,

majalah, koran, dan lainnya.

c. Audiovisual

Audiovisual merupakan sebuah alat bantu dalam pembelajaran

yang dapat meyampaikan pesan berupa gambar dan suara. Secara

umum orang-orang lebih sering menggunakan media audiovisual

sebagai sumber informasi. Media sumber informasi audiovisual sangat

efektif digunakan karena fungsinya dapat dilihat atau didengar

langsung atau tidak langsung. Media tersebut dapat berupa; televisi,

pakar/ahli, handphone, internet, dan lainnya.69

2. Cara Memperoleh Informasi

Cara memperoleh informasi pengetahuan dengan menggunakan

media informasi yang dapat menstimulus pengetahuan seseorang :

a. Media cetak
Media cetak sebagai alat untuk menyampaikan pesan-pesan

kesehatan sangat berpariasi seperti: buku, majalah, koran, booklet,

leaflet, flyer (selembaran), flipehart (lembar balik), rubrik, dan poster.

Media cetak merupakan suatu media yang bersifat statis dan

mengutamakan pesan-pesan visual. Media ini terdiri lembaran kertas

69
Sadiman, Arif S. 2016. Perpustakaan Sebagai Pusat Belajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
39

dengan sejumlah kata, gambar atau foto dengan tata warna dan

halaman putih. Media cetak merupakan dokumen atas segala

dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang ditanggap oleh

jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan

sebagianya. Adapun kelebihan media tersebut yaitu sebagai berikut:

1) Repeatable, dapat di baca berkali-kali dengan menyimpannya

atau mengklipingnya.

2) Analisa lebih tajam, dapat orang membuat benar-benar mengerti

isi berita dengan analisa yang lebih mendalam dan dapat

membuat orang berfikir lebih spesifik tentang isi tulisan.

Adapun kekurangan media cetak ini yaitu sebagai berikut :

1) Lambat, dari segi waktu media cetak adalah yang terlambat

karena media cetak tidak dapat menyebarkan langsung berita

yang terjadi kepada masyarakat dan harus menunggu turun cetak.

Media cetak sering kali hanya membuat berita yang telah di

sebarkan oleh media lainnya.

2) Tidak adanya audio, media cetak hanya berupa tulisan yang

tertentu sajah tidak dapat di dengar.

3) Visual yang terbatas, media cetak hanya memberikan visual

berupa gambar yang mewakili keseluruhan isi berita.

4) Produksi, biaya produksi yang cukup mahal karena cetak harus

mencetak dan mengirimnya sebelum dapat di nikmati masyarakat.

b. Media elektronik
40

Media elektronik sebagai sarana untuk menyampaikan pesan-pesan

atau informasi-informasi kesehatan. Adapaun jenis-jensi media

elektronik yaitu sebagai berikut:

1) Radio

Radio adalah media elektronik yang bersifat auditor melalui

proses tayang suara.

2) Televisi

Televisi adalah media massa yang bersifat audio visual seta

kemampuan memainkan gambar sehingga mestimulasi

pendengaran dan penglihatan.

3) Internet

Internet adalah jaringan komputer global yang menyediakan

berbagai fasilitas informasi dan komunikasi, yang terdiri dari

jaringan interkoneksi menggunakan protokol komunikasi standar.

Internet saat ini sering di gunakan orang-orang untuk mencari

informasi yang oranglain belum ketahui. Internet merupakan cara

satu-satunya sumber informasi yang terlengkap.70

Adapun kelebihan media elektronik yaitu sebagai berikut:

1) Waktu yang digunakan tergolong cepat dalam menyebarkan

berita kepada masyarakat.

2) Media elektronik mempunyai audio visual yang memudahkan

para audiensi untuk memahami berita, khususnya para media

elektronik televisi.

70
Cangara, Hafied. 2018. Op.cit
41

3) Media elektronik menjangkau secara luas.

4) Dapat menyampaikan berita secara langsung dari tempat kajian.

5) Dapat menyampaikan proses terjadinya suatu proses peristiwa.

6) Dapat dinikmati oleh semua orang, baik itu yang mengalami

keterbelakangan mental.

Adapaun kekurangan dari media elektronik ini yaitu:

menyediakan berita pada media elektronik tidak dapat mengulang apa

yang telah ditayangkan.71

c. Orang terdekat dan sekitarnya

Penyampaian pesan atau informasi kesehatan dapat diperoleh

melalui komunikasi dengan orang tua, komunikasi dengan tetangga,

ataupun orang lain disekitar tempat tinggal, termasuk pula informasi

dari petugas kesehatan. Sumber informasi langsung dari orang

terdekat, keluarga, teman, dan orang sekitar biasanya lebih akurat dan

terpercaya. Orang terdekat memberkan informasi biasanya untuk

mambantu agar lebih mudah.

3. Pengaruh Sumber Informasi

a. Kognitif

Sumber informasi dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang.

b. Afektif

Sumber informasi dapat mengubah emosi dan perasaan

sehingga terbentuk sikap masyarakat. Efek prilaku yang dibentuk

71
Ibid
42

oleh sumber informasi adalah hasil perluasaan dari efek kognitif

dan afektif.72

2.2.5 Sintesis Sumber Informasi

Sumber informasi adalah sarana penunjang yang didapatkan oleh ibu

untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara mengatasi emesis

gravidarum dalam pencegahan informasi.

2.2.6 Sumber Informasi terhadap Perilaku Ibu Hamil dengan Emesis


Gravidarum

Kehamilan yang memasuki fase usia muda pada trisemester pertama

atau pada saat janin memasuki tiga bulan pertama kehamilan merupakan

salah satu periode krisis yang dapat menimbulkan kekhawatiran terbesar.

Dalam tiap trimesternya, ibu hamil mengalami perubahan yang signitifikan

dalam segi fisik maupun psikologis. Secara umum, simptom fisik yang

dialami ibu hamil antara lain kelelahan, morning sickness, dan food craving

(ngidam), sedangkan perubahan dalam sisi psikologis antara lain labilitas

mood, insomnia, menurunnya konsentrasi dan meningkatnya responsivitas

emosi.73

Berdasarkan tinjauan medis, ada beberapa hal yang dapat

meningkatkan resiko keselamatan ibu hamil antara lain kurangnya

kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan selama hamil (antenatal

care), ketidaktahuan ibu hamil maupun orang-orang terdekat tentang gejala

yang menunjukkan bahaya, serta faktor kurang gizi yang menyebabkan

72
Gunawan, Agus. 2017. Pemanfaatan Perpustakaan sebagai Sumbe Informasi. Bandung: Ilmu
73
Khumaira M. 2012. Ilmu Kebidanan. Yokyakarta: Citra Pustaka
43

anemia. Hal tersebut merupakan interprestasi dari kurangnya informasi yang

diterima ibu sebelum dan atau semasa kehamilan pertama. Permasalan

sedikitnya informasi yang diterima ibu hamil akan berpengaruh nyata

terhadap tingginya tingkat resiko yang diderita seperti kecemasan, stres,

berikut mual muntah.

Gambar 2.3 Pengaruh sumber informasi terhadap perilaku ibu


hamil dengan emesis gravidarum
Sumber: Khumaira (2012)

Sumber informasi merupakan faktor yang relevan untuk pengetahuan

ibu hamil. Pengetahuan tersebut merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh aktivitas indera penglihatan dan pendengaran.74 Sebuah

studi prospektif menyatakan lebih dari 9000 wanita hamil mengalami mual

muntah yang terjadi secara signifikan lebih sering pada primigravida dan

pada wanita yang kurang berpendidikan, terlalu muda, perokok, dan

kelebihan berat badan atau obesitas.75 Merujuk pada hasil penelitian


74
Rahma M, Safura. 2016. Asuhan Pada Ibu Hamil Trimesteri dengan Hiperemesis Gravidarum
Tingkat I. Midwife Journal. 2(2): 50-58.
75
Zuhrotunida, Yudiharto A. 2016. Hubungan dukungan keluarga dengan kecemasan ibu hamil
menghadapi proses persalinan di Puskesmas Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang tahun 2016.
Jurnal JKFT: Universitas Muhammadiyah Tangerang. 2(1): 60-70.
44

Khumaira (2012) yang berpandangan bahwa sumber informasi

mempengaruhi perilaku dan mental ibu hamil. Pengetahuan yang didapatkan

dari sumber-sumber relevan akan efektif ketika ibu hamil didukung juga

oleh keluarga dan tenaga kesehatan.

2.3 Dukungan Keluarga


2.3.1 Definisi Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga

terhadap anggota keluarganya yang berupa dukungan penilaian, dukungan

informasional, dukungan instrumental, dan dukungan emosional, anggota

keluarga dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam

lingkungan keluarga, anggota keluarga memandang bahwa orang yang

bersifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan bantuan jika

diperlukan.76 Dukungan keluarga menurut Prasetyawati adalah suatu

keadaan yang bermanfaat bagi individu diperoleh dari orang lain yang dapat

dipercaya sehingga akan tahu bahwa ada orang lain yang memperhatikan,

menghargai dan mencintainya.77

Menurut Kuncoro dukungan keluarga adalah komunikasi verbal dan

non-verbal, sarana bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan

oleh orang-orang yang akrab dengan subyek di dalam lingkungan sosialnya

atau berupa kehadiran hal-hal yang dapat memberikan keuntungan

emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimannya. Dalam hal ini

orang yang merasa memperoleh dukungan secara emosional akan merasa

lega karena diperhatikan, mendapat saran atau kesan yang menyenangkan


76
Fridman. 2017. Buku ajar keperawatan, riset, teori dan praktek. jakarta: EGC
77
Notoadmodjo. 2014. Kesehatan masyarakat, ilmu dan seni. Jakarta : Rineka Cipta
45

pada dirinya. Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan

bahwa dukungan kelurga adalah suatu bentuk hubungan interpersonal yang

meliputi tindakan, sikap, dan penerimaan terhadap anggota keluarga

sehingga anggota keluarga merasa ada yang memperhatikan serta anggota

keluarga selalu siap memberikan pertolongan dengan bantuan jika

diperlukan.78

2.3.2 Indikator Dukungan Keluarga

Menurut Friedman sumber dukungan keluarga terdapat dalam berbagai

macam bentuk yaitu:79

1. Dukungan Suami

Dukungan yang diberikan suami terhadap istri merupakan suatu

bentuk dukungan dimana suami dapat memberikan bantuan secara

psikologis baik berupa motivasi, perhatian, dan penerimaan. Hubungan

dukungan suami bersifat menolong yang mempunyai nilai khusus bagi

istri sebagai tanda adanya ikatan-ikatan yang bersifat positif. Dalam hal

ini suami mengijinkan istri terlibat dalam melakukan sesuatu yang

bersifat positif dan bermanfaat bagi istri, memberikan perhatian, suami

menghargai atas kemampuan dan keahlian istri, suami dapat diandalkan

saat istri membutuhkan bantuan, suami merupakan tempat bergantung

untuk menyelesaikan masalah istri.

2. Dukungan Memberi Pertolongan/Dukungan Praktis

78
Kuncoro. 2014. Dukungan Sosial Keluarga Bagi Ibu Hamil, Bandung : Rajawali Press
79
Ibid
46

Dukungan memberi pertolongan merupakan suatu dukungan

praktis yang diberikan atau bantuan-bantuan yang bersifat pelayanan

seperti membantu dalam melakukan kegiatan sehari-hari maupun

bantuan secara finansial. Keluarga merupakan sebuah sumber

pertolongan praktis dan konkrit diantaranya: bantuan langsung dari

orang yang diandalkan seperti materi, tenaga, dan saran. Manfaat

dukungan ini adalah mendukung pulihnya energi atau stamina dan

semangat yang menurun, selain itu individu merasa bahwa masih ada

perhatian atau kepedulian dari lingkungan terhadap seseorang yang

sedang mengalami kesusahan atau penderitaan.

3. Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan upaya keluarga yang utama

untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,

dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai

kemampuan memutuskan untuk menentukan tindakan keluarga maka

segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah kesehatan dapat

dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan

seharusnya meminta bantuan orang lain dilingkungan sekitar keluarga.

2.3.3 Cara Mengukur Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga dapat berkaitan dengan lingkungan sosial

terdekat yang memiliki hubungan sangat kuat. Pengukuran atau cara


47

mengamati adanya dukungan keluarga dapat dilakukan melalui cara

yaitu secara langsung dan tidak langsung, secara langsung yakni dengan

pengamatan (observasi) yaitu mengamati tindakan dari keluarga subyek

dalam memberikan dukungannya, sedangkan secara tidak langsung

menggunakan metode mengingat kembali (reall) metode ini dilakukan

melalui pertanyaan-pertanyaan (kuesioner) terhadap subyek tentang apa

yang telah didapatkan dari tindakan keluarga.

Adapun cara ukur dari variabel dukungan keluarga adalah dengan

mengajukan pertanyaan menggunakan kuesioner terstruktur tentang

dukungan keluarga terhadap perilaku coping ibu hamil dengan emesis

gravidarum pada kehamilan trimester pertama dengan menggunakan

skala guttman. Skala ini merupakan skala yang bersifat tegas dan

konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari

pertanyaan atau pernyataan iya dan tidakfositif dan negatif, setuju dan

tidak setuju, benar dan salah. Skala guttman ini pada umumnya dibuat

seperti checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar

nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisisnya juga dapat

dilakukan seperti skala likert.80

2.3.4 Teori Dukungan Keluarga

Dukungan Keluarga

80
BiologisAziz. 2015.
Hidayat, Psikologis
Loc cit Sosial Ekonomi Pendidikan
48

Gambar 2.4 Teori Fungsi Dukungan Keluarga


Sumber: Effendi (2012)

Teori dukungan keluarga dapat diklasifikasikan pada fungsi, jenis,


manfaat, dan peran.

1. Fungsi

Menurut Effendi ada beberapa ciri dan fungsi keluarga. Ciri-ciri keluarga

sebagai berikut:81

a. Diikat dalam suatu perkawinan

b. Ada ikatan batin

c. Ada tanggung jawab masin-masing anggota

d. Ada pengambilan keputusan

e. Kerja sama diantara anggota keluarga

Beberapa fungsi yang dapat dijalankan keluarga sebagai berikut:82

1) Fungsi biologis

a) Meneruskan keturunan

b) Memenuhi kebutuhan gizi keluarga

c) Memelihara dan merawat anggota keluarga

2) Fungsi psikologis

a) Memberikan kasih sayang dan rasa aman

b) Memberikan perhatian diantara anggota keluarga

81
Efendy, Onang Uchjana. 2017. Komunikasi Teori dan Praktek Bandung Remaja Pengantar
Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo Rosdakarya.
82
Ibid
49

c) Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga

d) Memberikan identitas keluarga

3) Fungsi sosialisasi

a) Memberikan sosial pada anak

b) Membentuk norma-norma tingkah laku

c) Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga

4) Fungsi ekonomi

a) Sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan

keluarga.

b) Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi

kebutuhan keluarga.

c) Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga

dimasa yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak,

jaminan masa tua, dan sebagainya.

5) Fungsi pendidikan

a) Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan

keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat

dan minat yang dimiliki.

b) Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang

dalam memenuhi perannya sebagai orang dewasa.

2. Jenis

Jenis dukungan keluarga terdiri dari beberapa kriteria dukungan yaitu:

a. Dukungan penilaian
50

Keluarga bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik,

membimbing dan menengahi masalah yang sedang dihadapi ibu,

diantaranya dengan memberikan support, penghargaan, perhatian, dan

pengakuan.

b. Dukungan emosional

Kelurga sebagai tempat yang aman dan damai untuk beristirahat

dan juga untuk menenangkan pikiran. Setiap orang pasti

membutuhkan bantuan dari keluarga.83

c. Dukungan instrumental

Dukungan instrumental terdiri dari penyediaan dukungan

jasmaniah seperti pelayanan, bantuan finansial, dan material berupa

bantuan yang nyata (instrumental support material support), suatu

keadaan dimana jasa atau benda akan membantu memecahkan

masalah praktis yang termasuk di dalamnya bantuan langsung, seperti

saat seseorang memberi atau meminjamkan uang, membantu

pekerjaan sehari-hari, menyampaikan pesan, menyediakan

transportasi, menjaga, dan merawat pada keadaan sakit. Keluarga

merupakan sebagai sumber pertolongan dalam hal pengawasan,

kebutuhan individu. Keluarga mencarikan solusi yang dapat

membantu individu dalam melakukan kegiatan.84

d. Dukungan informasional

Dukungan informasional meliputi jaringan komunikasi dan

tanggung jawab bersama, yang dapat memberikan solusi dari masalah,

83
Notoadmodjo. 2014. Op.Cit
84
Notoadmodjo. 2014. Op.Cit
51

pengarahan, memberikan nasihat, saran atau umpan balik tentang apa

yang akan dilakukan ibu. Dengan adanya dukungan keluarga ini

befungsi sebagai pemberi dan penyebar informasi dan diharapkan

dengan bantuan informasi yang diberikan atau disediakan dapat

digunakan oleh ibu dalam mengatasi masalah atau persoalan yang

sedang dihadapi.

3. Manfaat

Manfaat dukungan keluarga menurut wills dan Friedman

menyimpulkan bahwa baik efek-efek penyangga (dukungan sosial

melindungi individu terhadap efek negatif dan stres) dan efek-efek utama

(dukungan sosial secara langsung mempengaruhi akibat-akibat dari

kesehatan) pun ditemukan.85 Dukungan keluarga terdiri dari 2 hal yaitu:

a. Jumlah sumber dukungan yang tersedia merupakan presepsi individu

terhadap sejumlah orang yang dapat diandalkan saat individu

membutuhkan bantuan.

b. Tingkat kepuasan akan dukungan yang diterima berkaitan dengan

presepsi individu bahwa kebutuhannya akan terpenuhi (pendekatan

berdasarkan kualitas).86

4. Peran

Secara umum manusia memiliki sifat-sifat seperti berprilaku

sebagai totalitas penghayatan dan aktivitas yang merupakan hasil dari

jalinan yang saling antara lain seperti gejala perhatian, pengamatan,

pikiran, ingatan, dan fantasi. Sedangkan secara khusus manusia seperti

85
Notoadmodjo. 2014. Op.Cit
86
Friedman. 2017. Op.Cit
52

alam dan isinya yang terdiri dari tanah, air, dan api. Berdasarkan pada

sifat umum dan khusus ini individu berhubungan satu sama lain dalam

interaksi sosial, disamping karena memang manusia memiliki motif

untuk mengadakan hubungan dengan orang lain dan dirinya sendiri.

Dalam berhubungan dan hidup bersama itu dalam rangka memenuhi

kebutuhan, secara langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu,

maka peran dukungan keluarga dapat diuraikan berdasarkan bentuk

interaksi sosial yang dipaparkan oleh soejono dalam sunaryo (2013)

menyatakan bahwa kerja sama (coperation) merupakan salah satu bentuk

interaksi sosial yang utama. Kerja sama adalah suatu usaha bersama

antara orang perorang atau kelompok manusia untuk mencapai satu atau

beberapa tujuan bersama. Keluarga dan bidan dapat bekerja sama dalam

bentuk memberikan motivasi dan dorongan agar mampu meningkatkan

terus menerus kompetensinya.87

Timbulnya kerja sama kesadaran adanya kepentingan bersama.

Kerja sama bertambah kuat apabila ada musuh bersama atau ancaman

bersama. Kerja sama juga dapat berbentuk agresif apabila kelompok

mengalami kekecewaan dan perasaan tidak puas. Kebudayaan adalah hal

yang mendorong terjadinya kerja sama. Bentuk kerja sama masyarakat

indonesia yang tradisional disebut gotong royong. Bentuk kerja sama

tersebut antara lain:

a. Kerja sama spontan (spontaneeus cooperation) kerja sama yang

timbulnya secara merta atau penguasa.

87
Sunaryo. 2014. Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC
53

b. Kerja sama langsung (directed cooperation) kerja sama atas dasar

perintah atasan atau penguasa.

c. Kerja sama kontrak (contractual cooperation) kerja sama karena

adanya kepentingan tertentu.

2.3.5 Sintesis Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga merupakan komunikasi verbal dan non verbal,

saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-

orang yang terdekat dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau

berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan

emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.

2.3.6 Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Ibu Hamil

Kehamilan trimester pertama dengan emesis gravidarum merupakan

suatu krisis maturitas yang dapat menimbulkan stres pada ibu hamil. Untuk

menjadi seorang ibu, seorang remaja harus beradaptasi dari kebiasaan

masalalunya menjadi seorang ibu yang melakukan perawatan terhadap bayi

dan mengemban tanggungjawab yang lebih besar terhadap keluarga

barunya. Perubahan konsep hidup ini membutuhkan penguasaan tugas-tugas

tertentu, menerima kehamilan, mengidentifikasi peran ibu, mengatur

hubungan dengan pasangannya, membangun hubungan dengan anak yang

belum lahir, dan mempersiapkan diri menghadapi persalinan.88 Cara untuk

mengurangi stres yang dialami ibu hamil dengan emesis gravidarum akibat

perubahan kondisi fisik maupun psikis mereka adalah dengan mendapatkan

dukungan keluarga dan melakukan coping.


88
Na’im, Nuri. 2010. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan Ibu Primipara
Menghadapi Persalinan di Puskesmas Pamulang Kota Tangerang Selatan. Jakarta : Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah.
54

Dukungan Keluarga Coping Emesis


Gravidarum

Gambar 2.5 Dukungan keluarga terhadap perlaku coping ibu hamil


Sumber: Sarafino dalam Prayascitta (2010)

Dukungan keluarga mempengaruhi perilaku Coping ibu hamil

dengan cara melindungi penderita terhadap efek negatif dari emesis

gravidarum yang mereka alami. Ibu hamil dengan dukungan keluarga yang

tinggi terdapat kecenderungan tidak mengabaikan efek emesis gravidarum

karena mereka tahu akan mendapatkan pertolongan dari orang terdekat.

2.4 Dukungan Tenaga Kesehatan


2.4.1 Definisi Dukungan Tenaga Kesehatan
Dukungan dapat dinyatakan oleh perorangan maupun kelompok

dalam bentuk suatu perhatian, penghargaan, ataupun bantuan yang

menimbulkan kenyamanan kepada individu lain. Dukungan sebagai sumber

emosional, informasional, atau pendampingan yang diberikan oleh orang-

orang disekitar individu untuk melawan setiap permasalahan dan krisis yang

terjadi sehari-hari dalam kehidupan.89 Dukungan yaitu suatu bentuk

kenyamanan, perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima

seseorang dari orang yang berarti baik secara perorangan ataupun

kelompok.90

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdi diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui

pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan


89
Kali dan Canavaugh. 2010. Human Depelovment. USA Wadswoth: A Life Span View
90
Sarafino. 2010. Health Psychology, Biopsychosocial Interaction Fifth: Newyork
55

kewenangan untuk melakukan kewenangan melakukan upaya kesehatan,

jenis pendidikan dapat berupa pendidikan dengan bergelar D3, S1, S2 dan

S3 juga pendidikan non gelar, sampai dengan pelatihan khusus kejuruan

seperti juru imunisasi, malaria, dan keahlian lainnya. Tenaga kesehatan

merupakan orang atau kelompok yang keberadaannya sebagai tenaga ahli

dan terampil ditugaskan dapat memberikan kesediaan dan kepedulian

terhadap orang-orang yang membutuhkannya.

Dukungan tenaga kesehatan sebagai adanya kenyamanan, perhatian,

dan penghargaan atau menolong dengan perilaku menerima kondisinya. 91

Dukungan Menurut L. Green menyatakan bahwa dukungan tenaga

kesehatan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan dalam

menimbulkan sebuah perilaku kesehatan.92 Pada hakekatnya dukungan

tenaga kesehatan diharapkan mampu berfungsi untuk mewujudkan proses

pengembangan timbal balik rasa cinta dan kasih sayang antara anggota

keluarga, dokter, serta masyarakat yang merupakan dasar keluarga yang

harmonis. Hubungan kasih sayang dalam hubungan mitra kerja adalah

hubungan yang kondusif. dalam kehidupan yang diwarnai oleh rasa kasih

sayang maka semua pihak dituntut agar memiliki tanggung jawab,

pengorbanan, saling tolong menolong, kejujuran, saling mempercayai dan

saling membina pengertian antara tenaga medis dan pasien.

Dalam UU Nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan yang dimaksud

tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang

kesehatan yang memerlukan kewenangan dalam menjalankan pelayanan


91
Notoatmodjo. 2014. Loc.Cit
92
Notoatmodjo, S. 2014. Promosi Kesehatan teori dan aplikasinya. Jakarta : Rineka cipta
56

kesehatan.93 Tenaga kesehatan yang diatur dalam pasal 2 ayat (2) sampai

ayat (8) peraturan pemerintah nomor 32 Tahun 1996 tentang tenaga

kesehatan terdiri dari:

1. Tenaga medis terdiri dari dokter dan dokter gigi

2. Tenaga keperawatan terdiri dari perawat dan bidan

3. Tenaga kefarmasian terdiri apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker

4. Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiologi kesehatan,

entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan,

administrator kesehatan dan sanitarian

5. Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien

6. Tenaga keterampilan fisik meliputi fisioterafis, okupasiterafis, terapi

wicara

7. Tenaga keteknisan medis meliputi radiografer, radiotrafis, teknisi gigi,

teknisi elektromedis, analis kesehatan, refraksionis, optisien, ortotik

prostetik, teknis transfusi dan perekam medis.

Dukungan dari petugas kesehatan adalah kenyamanan fisik dan

psikologis, perhatian, penghargaan, maupun bantuan dalam bentuk lainnya

yang diterima individu dari tenaga kesehatan. Faktor lain yang dapat

mempengaruhi kepatuhan. Motivasi mereka terutama berguna saat klien

menghadapi bahwa perilaku sehat yang baru tersebut merupakan hal

penting. begitu juga mereka dapat mempengaruhi perilaku klien dengan cara

menyampaikan antuis mereka terhadap tindakan tertentu dari klien dan

93
Sutopo, Suryanto Adi. 2015. Pelayanan Prima Bahan Ajar Diklat Prajabatan Golongan III
(edisi revisi I), jakarta: Lembang Administrasi Negara
57

secara terus menerus memberikan penghargaan yang positif bagi klien yang

telah mampu beradaptasi dengan suatu program.94

2.4.2 Indikator Dukungan Tenaga Kesehatan

Menurut Kaplan menjelaskan bahwa tenaga kesehatan memiliki 4

jenis dukungan, yaitu:95

1. Dukungan Informasional96

Berfungsi sebagai informasi tentang dunia yang dapat

dugunakan untuk mengungkapkan suatu masalah. Manfaat dari

dukungan ini adalah dapat menekan munculnya suatu stresor karena

informasi yang diberikan dapat menyumbangkan sugesti yang khusus

pada individu. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan,

saran, petunjuk, dan pemberian informasi. Bentuk dukungan ini

merupakan penyediaan materi yang dapat memberikan pertolongan

langsung seperti pemberian informasi tentang kesehatan, pelatihan serta

bimbingan.

2. Dukungan Penilaian

Bertindak sebagai sebuah bimbingan umpan balik yang positif,

membimbing dan mencari solusi masalah serta sebagai sumber

validator identitas anggota keluarga, diantaranya; memberikan support,

pengakuan, penghargaan, dan perhatian. Bentuk dukungan ini

94
Niven nail. 2016. Editor Monica Ester. Psikologi Kesehatan, Pengantar untuk Perawat dan
Profesi Kesehatan Lain. Edisi 2. Jakarta: EGC
95
Notoatmodjo, 2014. Loc.Cit
96
Marlyn, Rizer George. 2018. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda. Cetakan
Pertama Penyedur Alimandan. Jakarta: Rajawali
58

melibatkan pemberian informasi, saran atau umpan balik tentang

tentang situasi pada kondisi kesehatan.

3. Dukungan Instrumental

Sebuah sumber pertolongan praktis dan konkrit diantaranya;

bantuan langsung dari orang yang diandalkan seperti materi, tenaga,

dan sarana. Manfaat dukungan ini adalah pulihnya energi atau stamina

dan semangat yang menurun. Selain itu individu merasakan bahwa

masih ada perhatian atau kepedulian dari lingkungan terhadap

seseorang yang sedang mengalami kesusahan atau penderitaan.

4. Dukungan Emosional

Sebuah dukungan yang memberikan rasa aman, damai, dan

membantu pemulihan terhadap emosi. Petugas atau tenaga kesehatan

berfungsi sebagai suatu tempat untuk berdiskusi dan curah pendapat,

yang berpengaruh terhadap ketenangan emosional, mencangkup

pemberian empati, dengan mendengarkan keluhan, menunjukan kasih

sayang, kepercayaan dan perhatian. Dukungan emosional akan

membantu seseorang merasa lebih dihargai, nyaman aman dan

disayangi. Selain itu tenaga kesehatan sebagai tempat untuk

mendapatkan informasi dan bimbingan serta membantu penguasaan

terhadap kesehatan. Manfaat dari dukungan ini adalah secara emosional

menjamin nilai-nilai individu (baik laki-laki maupun perempuan) akan

selalu terjaga kerahasiaannya dari keingintahuan orang lain. Aspek-

aspek dari dukungan emosional meliputi dukungan yang diwujudkan


59

dalam bentuk afeksi, adanya kepercayaan, perhatian, dan mendengarkan

serta didengarkan.

2.4.3 Cara Mengukur Dukungan Tenaga Kesehatan

Pengukuran dukungan tenaga kesehatan pada ibu hamil trimester

pertama yang mengalami emesis gravidarum dapat dilakukan dengan

kuesioner yang menanyakan tentang isi atau materi yang ingin diukur dari

subjek penelitian atau responden. Pengukuran dukungan tenaga kesehatan

ini menggunakan skala guttman skala ini merupakan skala yang bersifat

tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban yang tegas seperti

jawaban dari pertanyaan atau pernyataan iya dan tidakfositif dan negatif,

setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Skala guttman ini pada umumnya

dibuat seperti checklist dengan interpretasi penilaian, apabila skor benar

nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0 dan analisisnya juga dapat dilakukan

seperti skala likert.97

2.4.4 Teori Dukungan Tenaga Kesehatan

Secara lebih spesifik, keberadaan dukungan sosial yang kuat terbukti

berhubungan dengan menurunnya mortalitas, lebih mudah sembuh dari sakit

dan dikalangan kaum tua, fungsi kognitif, fisik, dan kesehatan emosi.

Dukungan tenaga kesehatan mencakup 2 hal yaitu:98

1. Jumlah sumber dukungan yang tersedia, merupakan presepsi individu

terhadap sejumlah orang yang dapat dilandalkan saat individu

mebutuhkan bantuan.

97
Hidayat, Aziz. 2015. Op.Cit
98
Notoadmodjo. 2014. Op.Cit
60

2. Tingkat kepuasan akan dukungan yang diterima berkaitan dengan

presepsi individu bahwa kebutuhnnya akan terpenuhi.

Teori Dukungan
Tenaga Kesehatan

Bentuk Fungsi Tugas

Mempertahankan hubungan
Emosional Afektif
Mempertahankan suasana
Penghargaan Perawatan
Memberikan keperawatan
Materi Refroduktif
Mengambil keputusan
Informasi Sosialisasi
Mengenal masalah kesehatan

Gambar 2.6 Teori Dukungan Tenaga Kesehatan


Sumber: Marlyn et al. (2010)

Dukungan kesehatan dapat diklasifikasikan pada bentuk, fungsi, dan

tugas.

1. Bentuk

Bentuk dukungan tenaga kesehatan dapat berupa dukungan

emosional, penghargaan, materi, dan informasi.99

a. Dukungan emosional (emosional suport) dapat diartikan sebagai

tempat yang aman dan damai untuk bertukar pikiran serta

membantu penguasaan terhadap emosi. Meliputi ungkapan empati,

kepedualian dan perhatian terhadap sesama rekan kerja, dan

perhatian terhadap sesama manusia.

99
Marlyn, Ritzer, George, 2018. Loc.Cit
61

b. Dukungan penghargaan (apprasial assistant) dapat artikan sebagai

bimbingan umpan balik, membimbing dan menengahi pemecahan

masalah, dan sebagai sumber san validator identitas anggota.

Terjadi lewat ungkapan hormat (penghargaan) positif unruk sebuah

permasalahan atau kasus.

c. Dukungan materi (tangible assistant) diartikan sebagai sumber

pertolongan praktis dan konkrit, mencangkup bantuan langsung

seperti dalam bentuk uang, peralatan, waktu, modifikasi lingkungan

maupun melonong dengan pekerjaan waktu mengalami stres.

d. Dukungan infromasi diartikan sebagai penyebar informasi tentang

dunia, mencangkup memberi nasihat, petunjuk-petunjuk, saran atau

umpan balik. untuk dukungan tenaga kesehatan yang diberikan

adalah dorongan semangat, pemberian nasihat, atau mengawasi

tentang pola pengobatan bagi para calon pengantin wanita.

2. Fungsi

Fungsi tenaga kesehatan biasanya didefinisikan sebagai hasil atau

konsekuensi dari struktur organisasi (rumah sakit/puskesmas). Adapun

fungsi tenaga kesehatan tersebut:

a. Fungsi Afektif atau fungsi pemeliharaan kepribadian dapat

digunakan untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling

mengasuh, dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima, dan

mendukung.

b. Fungsi sosialisasi dan fungsi penempatan sosial dapat digunakan

pada proses perkembangan dan perubahan individu keluarga,


62

tempat anggota keluarga berinteraksi sosial dan belajar berperan di

lingkungan.

c. Fungsi refroduktif untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan

menambah sumber daya manusia

d. Fungsi ekonomis untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti

sandang, pangan, dan papan.

e. Fungsi perawatan kesehatan juga dapat digunakan untuk merawat

anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.

3. Tugas

Sesuai dengan fungsinya pemelihara kesehatan atau tenaga

kesehatan mempunyai tugas pemeliharaan kesehatan yang perlu

dipahami dan dilakukan. Friedman membagi 5 tugas tenaga kesehatan

yang dilakukan, yaitu:100

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya (pasein).

Perubahan sekecil apapun yang dialami pasien dan anggota

keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian dan

tanggungjawab tenaga kesehatan, maka apabila menyadari adanya

perubahan perlu segera dicatat kapan terjadinya, perubahan apa

yang terjadi dan seberapa besar perubahan.

b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi

keluarga. Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk

mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga,

dengan pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai

kemampuan memuaskan untuk menentukan tindakan keluarga


100
Notoatmodjo, 2014. Loc.Cit
63

maka segera melakukan tindakan yang tepat agar masalah

kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika keluarga

mempunyai keterbatasan sebaiknya meminta bantuan orang lain

dilingkungan sekitar keluarga.

c. Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau yang tidak

dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau usianya terlalu

muda. Perawatan ini dapat dilakukan dirumah apabila keluarga

memiliki kemampuan melakukan tindakan untuk pertolongan

pertama atau kepelayanan kesehatan untuk memperoleh tindakan

lanjutan agar masalah yang lebih parah tidak terjadi.

d. Mempertahankan suasana dirumah pasien yang menguntungkan

kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.

e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara pasien, keluarga,

dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas kesehatan yang ada).

Dukungan tenaga kesehatan masuk ke dalam ruanglingkup

dukungan sosial, dimana yang dimaksud dari dukungan sosial adalah

bentuk dukungan dan hubungan yang baik untuk memberikan

kontribusi penting pada kesehatan. Dukungan petugas kesehatan

memiliki kekuatan sebagai pencegahan dan pendorong seseorang

berprilaku sehat. Dukungan petugas kesehatan berdampak pada

kesehatan dan kesejahteraan. Ciri-ciri bentuk dukungan tenaga

kesehatan berkaitan dengan komposisi jaringan sosial atau sumber-

sumber dukungan, karakteristik fungsional yang ditandai dengan

penyediaan sumber daya tertentu. Dukungan tenaga kesehatan


64

berpengaruh terhadap penilaian individu dalam memandang seberapa

berat peristiwa yang terjadi dalam hidup yang bisa mempengaruhi

pilihan dalam upaya penanggulangan.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi apakah seseorang dapat

menerima dukungan atau tidak, faktor-faktor tersebut adalah:101

1. Faktor dari penerimaan dukungan (recipiens)

Seseorang tidak dapat menerima dukungan sosial dari orang

lain jika tidak suka bersosial, tidak suka menolong orang lain, dan

tidak ingin orang lain tahu bahwa dia membutuhkan bantuan orang

lain. Orang lain merasa bahwa seharusnya mandiri dan tidak

mengganggu orang lain. Atau merasa tidak nyaman saat orang lain

menolongna atau dia tidak tahu kepada siapa harus meminta

pertolongan.

2. Faktor dari Pemberi Dukungan (providers)

Seseorang kadang tidak memberikan dukungan sosial kepada

orang lain ketika dia sendiri tidak memiliki sumber daya untuk

menolong orang lain atau menghadapi stres, harus menolong

dirinya sendiri atau kurang sensitive terhadap sekitarnya sehingga

tidak menyadari bahwa orang lain membutuhkan dukungan

darinya.

2.4.5 Sintesis Dukungan Tenaga Kesehatan

Dukungan tenaga kesehatan pada ibu hamil trimester pertama yang

mengalami emesis gravidarum adalah dorongan dan bantuan yang diberikan

101
Sarafino. 2010. Op.Cit
65

oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil yang mengalami emesis

gravidarum agar mengaplikasikan dengan benar apa yang disampaikan

tenaga kesehatan. Indikator yang digunakan dalam variabel dukungan

tenaga kesehatan adalah dukungan informasional, dukungan penilaian,

dukungan instrumental dan dukungan emosional.

2.4.6 Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku Ibu Hamil

Coping yang ditampilkan setiap ibu hamil dapat berbeda-beda

tergantung pada masalah sosial yang dihadapi, tetapi apabila coping

terhadap emesis gravidarum yang ditampilkan dan digunakannya pada suatu

masalah dirasa cocok dan dapat menyelesaikan masalah maka ada

kemungkinan untuk mengulangi jika dihadapkan pada masalah serupa di

masa mendatang. Ibu hamil mengalami stres akibat dari emesis gravidarum

dan perubahan-perubahan emosional yang dialaminya yang mereka rasakan

sebagai suatu ancaman terhadap kesejahteraan fisik maupun psikologisnya.

Dukungan Tenaga Keseahatan Coping

Gambar 2.7 Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Coping Ibu


Hamil. Sumber: Poerwandari (2001)

Upaya penangan tenaga kesehatan terhadap ibu hamil tidak semata-

mata di tujukan kepada aspek fisik saja, tetapi aspek psikologis juga perlu

diperhatikan agar proses kehamilan berjalan baik102. Dalam hal ini peran

tenaga kesehatan harus ditingkatkan dengan memahami dinamika terjadinya

102
Poerwandari K. 2015. Pendekatan Kualitatif untuk Penelitian Perilaku Manusia. Fakultas
Psikologi Universitas Indonesia.
66

emesis gravidarum agar kesehatan ibu hamil tetap stabil dan dapat

mencegah komplikasi pada saat fase kehamilan selanjutnya sebagai suatu

kesatuan yang utuh. Tindak lanjut dari pemahaman ini adalah melakukan

tindakan sebagai berikut:103

1) Promotif, yaitu memberikan penjelasan tentang kehamilan dan

kemungkinan timbulnya emesis gravidarum.

2) Preventif, yaitu pelaksaaan screening rutin dengan menggunakan alat

bantu pemeriksaan The Edinburgh Postnatal Depression Scale,

memperhatikan latar belakang psikososial, riwayat psikiatrik, dan ibu

hamil yang memperlihatkan gejala-gejala psikiatrik, kemudian

melakukan konseling terhadap ibu-ibu yang menunjukkan adanya

gejala-gejala selama kehamilan oleh tenaga profesional psikiater atau

psikolog.

3) Kuratif, yaitu memberikan terapi dukungan dengan menunjukkan

kepedulian emosional, menunjukkan penghargaan, memberikan

informasi, atau memberikan bantuan tenaga perawatan yang dapat

dilakukan oleh pihak penyedia layanan kesehatan, psikiater, atau

psikolog.

4) Rehabilitatif, yaitu monitoring terhadap ibu yang menunjukkan gejala-

gejala selama kehamilan dengan pemeriksaan rutin ketika kontrol di

klinik kebidanan.

2.4.7 Landasan Teori Menuju Konsep

103
Ruslinawati. 2017. Korelasi Kebutuhan Spiritual pada Ibu Hamil dengan Tingkat Kecemasan
Intrapartum. Caring Nursing Journal. 1(1): 1-5.
67

Pada penelitian ini teori yang digunakan yaitu teori Lawrence Green

(1980), Notoatmodjo, S. 2012. Perilaku merupakan semua kegiatan atau

aktivitas yang dapat dilakukan dan diamati makhluk hidup secara langsung

maupun tidak langsung. Dalam menganalisis faktor-faktor yang

berpengaruh terhadap perilaku Lawrence Green (1980) menyatakan bahwa

teori seseorang ditentukan dari tiga faktor yaitu predisposisi, pendukung dan

penguat. Yang termasuk dalam predisposisi yaitu pengetahuan, sikap,

kepercayaan, keyakinan, kebiasaan, kondisi psikologis, respon, nilai-nilai

norma sosial, budaya dan faktor sosiodemografi. Yang termasuk faktor

pendorong adalah lingkungan fisik, sumber informasi, waktu, sarana

kesehatan atau sumber-sumber khusus yang mendukung dan keterjangkauan

sumber dan fasilitas kesehatan. Faktor-faktor penguat mencangkup faktor

sikap dan perilaku keluarga, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan perilaku

para petugas kesehatan. Dari kerangka teori ini peneliti berfokus pada

hubungan sumber informasi, dukungan keluarga dan dukungan tenaga

kesehatan tentang perilaku coping ibu hamil dengan keluhan emesis

gravidarum pada trimester 1.

1) Sumber informasi adalah sarana penunjang yang didapatkan oleh ibu

untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana cara mengatasi

emesis gravidarum dalam pencegahan informasi.

2) Dukungan keluarga merupakan komunikasi verbal dan non verbal,

saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang diberikan oleh orang-

orang yang terdekat dengan subjek di dalam lingkungan sosialnya atau


68

berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan

emosional atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya.

3) Dukungan tenaga kesehatan adalah dorongan dan bantuan yang

diberikan oleh tenaga kesehatan kepada ibu hamil yang mengalami

emesis gravidarum agar mengaplikasikan dengan benar apa yang

disampaikan tenaga kesehatan.

Sebagian besar ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum tidak

tepat dalam penanganan dan pengobatan, tidak tepat dalam melakukan

istirahat dan tidur serta kurang mendapatakan dukungan psikologis. Emesis

gravidarum dapat berlanjut pada muntah berat (hiperemesis graviadrum)

yang menyebabkan dehidrasi, penurunan berat badan hal tersebut dapat

menyebabkan resiko bagi ibu dan janinnya. Saat hamil ibu harus mampu

menangani atau menanggulangi diri (coping) agar selama hamil merasa

nyaman dan mengurangi stress.

Peneliti mengambil tiga dari beberapa faktor tersebut yang dijadikan

sebagai variabel dalam penelitian ini. Tujuannya adalah peneliti ingin

mengetahui apakah ada hubungan antara sumber informasi, dukungan

keluarga dan dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku coping ibu hamil

dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1 di PMB bidan Enok

Siti, Mampang Depok tahun 2019.


69
BAB III
KERANGKA, DEFINISI, PENGUKURAN
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Teori

FAKTOR PREDISPOSISI

1. Kondisi psikologis
2. Sikap
3. Respon

FAKTOR PENDUKUNG

1. Ketersediaan waktu
2. Sarana prasarana
(ketersediaan alat) Perilaku
3. Sumber informasi

REINFOREING

1. Dukungan keluarga
2. Dukungan tenaga
kesehatan
3. Toma/toga

Gambar 3.1 Kerangka Teori


Sumber : Teori Lawrence Green (1980) Determinan Perilaku
Notoatmodjo, S. 2014. Perilaku Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka
Cipta

70
71

3.2 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

Sumber Informasi

Perilaku Ibu Hamil


Dengan Keluhan
Dukungan Keluarga Emesis
Gravidarum pada
Kehamilan
Dukungan Tenaga Trimester 1
Kesehatan

Gambar 3.2 Kerangka Konsep

3.3 Kerangka Analisis

X1

X2 Y

X3

Gambar 3.3 Kerangka Analisis

Keterangan

X1 :
Variabel bebas (indevenden) yaitu sumber informasi
X2 :
Variabel bebas (indevenden) yaitu dukungan keluarga
X3 :
Variabel bebas (indevenden) yaitu dukungan tenaga kesehatan
Y : Variabel terikat (dependen) yaitu perilaku coping ibu hamil dengan
keluhan emesis gravidarum pada trimester 1.
72

Kerangka Matematis
X1+ X2+ X3 = Y
Keterangan : Sumber informasi + dukungan keluarga + dukungan tenaga
kesehatan = perilaku coping ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada
trimester 1.
73

3.4 Definisi Operasional

Tabel 3.4 Definisi Operasional

Variabel Definisi Konsep Definisi Operasional Alat Cara Hasil Ukur Skala
Ukur Ukur Ukur

Perilaku Semua kegiatan atau


Suatu aktivitas ibu hamil trimester Kuesioner Mengisi 1. Kurang baik Ordinal
coping ibu aktivitas ibu hamil trimester
1 yang dilakukan secara langsung Kuesioner jika skor hasil
hamil 1 terhadap stimulus yang atau tidak langsung sebagai segala jawaban
trimester 1 berasal dari luar maupun usaha untuk mengurangi stres, kuesioner nila
dalam dirinya untuk
yang merupakan proses pengaturan mean <7,44
mengendalikan, mencegah, atau tuntutan (eksternal maupun 2. Baik baik jika
menghindari atau
internal) yang dinilai sebagai beban skor hasil
mengendalikan gangguan
yang melampaui kemampuan jawaban
emosi. seseorang. kuesioner nila
Indikator : mean >7,44
1. Problem focused coping
2. Emotion focused coping
Sumber Sarana penunjang yang Sarana penunjang yan diperoleh Kuesioner Mengisi 1. Kurang baik Ordinal
Informasi diperoleh seseorang untuk seseorang untuk menambah Kuesioner jika skor hasil
menambah pengetahuan yang pengetahuan tentang emesis jawaban
dimilikinya gravidarum. kuesioner nila
Indikator : mean <7,48
1. Media cetak 2. Baik jika skor
2. Media elektronik hasil jawaban
3. Orang terdekat dan sekitar kuesioner nilai
mean >7,48
Dukungan Bantuan yang nyata atau Bantuan yang nyata atau tingkah Kuesioner Mengisi 1. Kurang Ordinal
Keluarga tingkah laku yang diberikan laku yang diberikan oleh orang- Kuesioner mendukung jika
oleh orang-orang yang akrab orang yang terdekat dengan subjek skor hasil
74

dengan subyek di dalam di dalam lingkungan sosialnya atau jawaban


lingkungan sosialnya atau berupa kehadiran dan hal-hal yang kuesioner mean
berupa kehadiran hal-hal dapat memberikan keuntungan <8,32
yang dapat memberikan emosional atau berpengaruh pada 2. Mendukung jika
keuntungan emosional atau tingkah laku penerimanya. skor hasil
berpengaruh pada tingkah Indikator : jawaban
laku penerimannya. 1. Dukungan suami kuesioner mean
2. Dukungan memberi pertolongan >8,32
3. Dukungan pengambil keputusan
Dukungan Sebagai adanya kenyamanan, Dorongan dan bantuan yang Kuesioner Mengisi 1. Kurang Ordinal
Tenaga perhatian, dan penghargaan diberikan oleh tenaga kesehatan Kuesioner mendukung
Kesehatan atau menolong dengan kepada ibu hamil yang mengalami jika skor hasil
perilaku menerima emesis gravidarum agar jawaban
kondisinya. Diharapkan mengaplikasikan dengan benar apa kuesioner mean
mampu berfungsi untuk yang disampaikan tenaga <9,79
mewujudkan proses kesehatan. 1. Mendukung
pengembangan timbal balik Indikator : jika skor hasil
rasa cinta dan kasih sayang 1. Dukungan informasional jawaban
antara anggota keluarga, 2. Dukungan penilaian kuesioner mean
dokter, serta masyarakat 3. Dukungan instrumental >9,79
yang merupakan dasar 4. Dukungan emosional.
keluarga yang harmonis.

3.5 Hipotesis Penelitian

Ada hubungan antara sumber informasi, dukungan keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku coping ibu

hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok 2019.
75
BAB IV
METODE PENELITIAN

4.1 Desain atau Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang merupakan

penelitian non experimental dengan deskriptif analitik yaitu suatu penelitian

yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang realitas pada obyek yang

diteliti secara obyektif melalui data atau sampel yang telah terkumpul

sebagaimana adanya. Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah cross sectional, dimana hubungan antara sumber informasi, dukungan

keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan (variabel independent) dengan

perilaku coping ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester

pertama (variabel dependent) akan diamati satu kali dalam periode yang

sama. Data yang digunakan adalah data primer dengan menyebarkan

kuesioner kepada ibu hamil trimester pertama yang memeriksa kehamilan di

PMB Bidan Enok Siti dan data sekunder yang didapatkan dari rekap

kunjungan ibu hamil di PMB Bidan Enok Siti.

4.1.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Praktik Mandiri Bidan Enok Siti, Mampang

Depok pada Oktober 2019.

4.2 Pengembangan Instrumen

Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan peneliti untuk

mendapatkan informasi atau data dalam penelitian agar kegiatan tersebut

75
76

dapat dilakukan dengan sistematis dan mudah104. Instrumen penelitian adalah

alat yang digunakan untuk merekam atau mengumpulkan data agar pekerjaan

lebih mudah dan hasilnya baik sehingga lebih mudah diolah 105. Instrumen

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner (data primer) dan data

rekap kunjungan ibu hamil (data sekunder).

Kuesioner disusun dan dikembangkan berdasarkan literatur yang relevan

dan sesuai dengan variabel penelitian. Kuesioner yang akan digunakan dalam

penelitian ini menggunakan jenis kuesioner tertutup dan langsung. Responden

hanya memilih jawaban yang sudah disediakan terkait dirinya. Berdasarkan

skala guttman yaitu skala yang bersifat tegas dan konsisten dengan

memberikan jawaban yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan atau

pernyataan iya dan tidak positif dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan

salah. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini akan dilakukan uji

validitas dan reliabilitas dikarenakan variabel yang akan diukur pada

penelitian ini merupakan variabel yang bersifat abstrak106.

Tabel 4.2

Kisi-kisi Kuesioner
No Variabel Indikator Deskriptor Pertanyaan
1 Perilaku 1. Problem - Mual muntah hal yang 1-5
Focused normal
Coping dengan
Coping - Mencari solusi
keluhan - Bersyukur atas
kehamilan ini
Emesis
- Tidak mau makan
Gravidarum ketika mual dan

104
Yusuf AM. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan. Jakarta:
Prenadamedia Group.
105
Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina
Aksara.
106
Notoatmodjo, S. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
77

muntah
- Mual muntah akan
hilang dengan
bertambah usia
kehamilan

2. Emotional - Merasa sedih 6-10


Focused - Mudah marah
Coping - Melakukan hal yang
disukai
- Bertukar pengalaman
- Mendekatkan diri
kepada Tuhan

Sumber 1. Media - Mengetahui gejala 11-14


Informasi Cetak awal dari buku atau
majalah
- Tahu
emesisgravidarum dari
buku atau majalah
- Kondisi fisik siap
setelah membaca buku
atau majalah
- Membaca dari buku
dapat memotivasi diri
sendiri

2. Media - mendapatkan informasi 15-17


Elektronik penanganan emesis
gravidaarum melalui
televisi dan media
sosial
- setuju dan faham
setelah mendapatkan
informasi melalui
televisi dan media
sosial
- ibu merasa terbantu
dan dapat melakukan
penanganan sendiri
setelah mendapatkan
informasi melalui
televisi dan media
sosial mengenai emesis
gravidarum

3. lingkungan - Mendapatkan 18-20


sosial informasi gejala
emesisgravidarum dari
rekan
- Dapat beradaptasi
setelah melihat teman
78

mengalaminya
- melakukan
pemeriksaan setelah
mendapatkan
informasi dari teman

Dukungan 1. Dukungan - Suami memberi 21-24


Keluarga Suami dukungan pemeriksaan
kehamilan
- suami selalu
menemani saat periksa
- mendapatkan
dukungan suami awal
kehamilan
- dapat beradaptasi
karna dukunga dari
suami

2. Dukungan - keluarga dan suami 25-28


memberi selalu merawat saya
pertolongan - merasa lebih tenang
saat mendapat
dunkungan keluarga
- selama hamil keluarga
memenuhi kebutuhan
saya
- keluarga dan suami
selalu membantu saya
melakukan pekerjaan
rumah

3. Dukungan - mendapat penjelasan 29-31


pengambil dari keluarga tentang
keputusan penanganan emesis
gravidarum
- keluarga mengantar
saat periksa hamil
- keluarga menjadi
tempat curahan hati
untuk menyampaikan
keluhan saat ini.

Dukungan 1. Dukungan - mendapatkan 32-35


Tenaga informasion penjelasan penanganan
Kesehatan al emesis dari bidan
- bidan mengingatkan
untuk menjaga kondisi
kesehatan
- bidan membimbing
dan melakukan
pemeriksaan
kehamilan
79

- menerapkan informasi
yang diberikan oleh
bidan.

2. dukungan - mulai melakukan 36-38


penilaian adaptasi stelah
mendapat support
bidan
- bidan menyarankan
untuk melakukan
upaya pencegahan
emesis gravidarum
- bidan menyarankan
untuk membina
hubungan baik

3. Dukungan - bidan memberikan 39-42


instrumenta dukungan secara
l langsung
- mendapatkan
pelayanan baik
- mendapatkan
penjelasan dengan
baik
- mendapatkan perhatian
dari bidan

4. Dukungan - bidan memberikan 43-47


emosional rasa aman
- mendengarkan keluh
kesah yang diberikan
- kondisi kesehatan
membaik
- dapat mengaplikasikan
informasi yang didapat
- merasa merasadibantu
oleh tenaga kesehatan

4.3 Pengumpulan Data


4.3.1 Gambaran Daerah Penelitian atau Informasi Penelitian

Penelitian ini akan menggunakan data primer dengan menyebar

kuesioner langsung kepada responden yang telah dibuat berisi pertanyaan

yang diajukan kepada ibu hamil trimester I di PMB Bidan Enok Siti,

Mampang Depok tahun 2019. Penelitian ini akan dilakukan ketika


80

responden sedang melakukan kunjungan antenatal di PMB Bidan Enok Siti.

Sebelum memberikan kuesioner, responden terlebih dahulu diberikan

penjelasan tentang maksud dari pelaksanaan penelitian ini dengan tujuan

untuk mengetahui kesediaan responden untuk mengisi kuesioner yang akan

diberikan. Kemudian responden membuat kesepakatan untuk

menandatangani lembar persetujuan (informed concent). Setelah itu

responden diberikan kuesioner penelitian dan didampingi oleh peneliti

sehingga apabila ada pertanyaan dapat langsung diberikan penjelasan oleh

peneliti.

4.3.2 Populasi dan Sampel (Unit Analisis atau Jumlah Informasi)


1. Populasi

Populasi adalah seluruh objek dengan karakteristik tertentu yang

akan diteliti.107 Populasi dapat diartikan sebagai wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulannya.108 Adapun yang akan menjadi populasi dalam

penelitian ini, yakni responden yang memiliki batas kuantitatif secara jelas

karena memilki karakteristik yang terbatas yaitu sebanyak 43 responden.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau

sebagai jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.

Untuk menentukan jumlah sampel akan dilakukan pada proses pemilihan

individu-individu dari sebuah populasi yang akan dijadikan sebagai sampel


107
Notoatmodjo, S. 2018. Op Cit
108
Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung: Alfabeta.
81

dalam penelitian, jika populasi (≤ 40) sebaiknya diambil semua sebagai

sampel109. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 43 responden.

4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling merupakan cara yang ditempuh dalam pengambilan

sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan

keseluruhan subjek penelitian. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian

ini akan menggunakan teknik accidental sampling yaitu metode pemilihan

sampel yang kebetulan ditemui oleh peneliti.110

4.3.4. Syarat Sampel


1. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi merupakan syarat atau kriteria yang perlu dipenuhi oleh

setiap individu dalam populasi yang dapat diambil sebagai sampel111. Yang

termasuk dalam kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

a. Seluruh ibu hamil trimester pertama yang sedang memeriksa kehamilan

di PMB Bidan Enok Siti.

b. Seluruh ibu hamil trimester pertama yang sedang mengalami mual

muntah

c. Ibu hamil yang bersedia untuk dijadikan sample dengan

menandatangani surat pesertujuan peserta dalam penelitian.

2. Kriteria Ekslusi

109
Ibid.
110
Hidayat, Aziz. 2015. Loc. cit
111
Notoatmodjo, S. 2018. Op. Cit
82

Kriteria ekslusi merupakan karakteristik yang tidak termasuk dalam

penelitian atau tidak memenuhi syarat sebagai sampel penelitian. Kriteria

ekslusi dalam penelitian ini yakni ibu hamil yang memeriksa kehamilan

tidak bersedia dalam pengambilan data penelitian oleh peneliti.

4.4 Manajemen Data


4.4.1 Uji Coba Instrumen

Dalam mempersiapkan penelitian, dilakukan uji coba instrumen

yang telah dibuat untuk mengetahui validitas dan reliabilitas 112. Sebelum

melakukan pengambilan data dilakukan uji coba instrumen kepada 20

responden uji coba yang mempunyai karakteristik sama dengan populasi

penelitian. Berdasarkan uji coba tersebut maka dilakukan perbaikan

instrumen untuk pengambilan data yang sebenarnya.

4.4.2 Pengolahan Uji Coba

Dalam penelitian ini pengujian validitas instrumen menggunakan

alat bantu pengolahan data program komputer.

4.4.3 Hasil Uji Coba

1. Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur. Untuk mengetahui validitas

112
Arikunto, Suharsimi. 2014. Ibid.
83

suatu instrumen dilakukan dengan mengkorelasikan antara skor masing-

masing variabel dengan skor totalnya.113

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Reliability

Analysis. Jika r hitung positif atau r hitung > r tabel maka soal tersebut valid, dan
hitung hitung tabel
bila r negatif atau r <r maka soal tersebut tidak valid. Hasil

uji validitas dengan menggunakan df = n - 2 sehingga didapatkan 20 – 2


tabel
= 18 pada r = 0,468 dan data yang diperoleh yaitu 42 item

pertanyaannya valid.

Tabel 4.3 Hasil Uji Validitas

No. Pertanyaan rhitung rtabel Kesimpulan


Perilaku Coping dengan Keluhan Emesis Gravidarum
1. 0,715 0,468 Valid
2. 0,847 0,468 Valid
3 0,650 0,468 Valid
4 0,693 0,468 Valid
5 0,791 0,468 Valid
6 0,626 0,468 Valid
7 0,715 0,468 Valid
8 0,650 0,468 Valid
9 0,681 0,468 Valid
10 0,791 0,468 Valid
Sumber Informasi
11 0,696 0,468 Valid
12 0,723 0,468 Valid
13 0,767 0,468 Valid
14 0,540 0,468 Valid
15 0,851 0,468 Valid
16 0,902 0,468 Valid
17 0,696 0,468 Valid
18 0,676 0,468 Valid
19 0,851 0,468 Valid
20 0,586 0,468 Valid

113
Notoatmodjo, S. 2014. Op Cit.
84

Dukungan Keluarga
21 0,590 0,468 Valid
22 0,801 0,468 Valid
23 0,727 0,468 Valid
24 0,730 0,468 Valid
25 0,743 0,468 Valid
26 -0,096 0,468 Tidak Valid
27 0,473 0,468 Valid
28 0,627 0,468 Valid
29 0,570 0,468 Valid
30 0,730 0,468 Valid
31 0,801 0,468 Valid
Dukungan Tenaga Kesehatan
32 0,618 0,468 Valid
33 0,686 0,468 Valid
34 0,674 0,468 Valid
35 0,545 0,468 Valid
36 0,779 0,468 Valid
37 0,635 0,468 Valid
38 0,674 0,468 Valid
39 -0,218 0,468 Tidak Valid
40 0,592 0,468 Valid
41 0,592 0,468 Valid
42 0,686 0,468 Valid
43 -0,072 0,468 Tidak Valid
44 -0,343 0,468 Tidak Valid
45 -0,033 0,468 Tidak Valid
46 0,635 0,468 Valid
47 0,779 0,468 Valid

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk menunjukkan sejauh mana hasil

pengukuran itu tetap konsisten atau tetap sesuai bila dilakukan

pengukuran 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan

menggunakan alat ukur yang sama.114 Untuk mengetahui koevisien


114
Ibid
85

reliabel instrumen, maka digunakan software/ SPSS 25. Kriteria


hitung tabel
pengujian instrumen dikatakan reliabel jika r > r pada taraf

signitifikasi 5%.

Hasil Uji coba reliabilitas intrumen dilakukan terhadap 20 ibu


alpha tabel
hamil trimester pertama. Apabila nilai r (1,000) > r (0,361) maka

pernyataan tersebut reliabel. Dari 47 item pertanyaan terdiri dari perilaku

coping dengan koefisien α 0.893, sumber informasi dengan koefisien α

0.897, dukungan keluarga dengan koefisien α 0.836 dukungan tenaga

kesehatan dengan koefisien α 0.821 sehingga dinyatakan pertanyaan

reliabel.

Tabel 4.4 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel r alpha r table Kesimpulan

1
Perilaku Coping dengan 0,893 0,468 Reliabel
Keluhan Emesis
Gravidarum

2 Sumber Informasi 0,897 0,468 Reliabel


3 Dukungan keluarga 0,836 0,468 Reliabel
4 Dukungan tenaga kesehatan 0,821 0,468 Reliabel

4.4.4 Pengumpulan Data

1. Organisasi pengumpulan data

Cara pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :


86

a. Setelah memperoleh surat izin untuk melakukan penelitian dari

STIKIM Jakarta, peneliti mendatangi lokasi penelitian yaitu PMB

Bidan Enok Siti.

b. Setelah mendapatkan izin dari PMB Bidan Enok Siti, Peneliti

melakukan penelitian di PMB Bidan Enok Siti setiap hari selama 24

jam.

c. Peneliti memberikan informasi tentang tujuan peneliti dan

keikutsertaan dalam penelitian ini kepada responden penelitian, bagi

yang setuju berpartisipasi dalam penelitian ini diminta untuk

mendatangani lembar persetujuan penelitian (informed consent).

d. Peneliti membagikan lembar persetujuan peneliti (informed consent)

kepada responden penelitian yang bersedia berpartisipasi dalam

penelitian untuk ditandatangani.

e. Responden diberi kuesioner untuk diisi sesuai dengan petunjuk yang

telah diberikan dalam format pernyataan kuesioner.

f. Responden diarahkan untuk mengisi semua pertanyaan yang telah

disiapkan dan apabila ada pertanyaan yang kurang dimengerti dapat

ditanyakan kepada peneliti.

g. Langkah terakhir setelah kuesioner dikumpulkan, dilakukan

pengolahan data dan analisis data.

2. Input data kedalam instrumen

Dalam penelitian ini instrumen berupa kuesioner yang dibagikan

dan diisi langsung oleh responden tentang kemampuan, pengalaman,

dan pembelajaran dengan kinerja bidan dalam pelayanan kontrasepsi


87

jangka panjang yang kemudian hasilnya dimasukkan kedalam lembar

data yang sudah disiapkan.

3. Data entri/input

Setelah data yang diperlukan dalam penelitian sudah terkumpul,

maka dilakukan tahap input data melalui tahap berikut:

a. Coding

Coding merupakan proses pemberian kode untuk memudahkan

pengumpulan data dan pengelompokkan data.115

b. Checking

Checking adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data

yang diperoleh atau dikumpulkan. Dalam proses checking ini

peneliti meminta bantuan untuk mengoreksi kembali bila terdapat

data yang salah.116

c. Processing

Processing data dilakukan dengan cara mengentri data dari

kuesioner ke program komputer.117

4.4.5 Pengolahan Data

1. Deskripsi Data (Univariat)

Deskripsi data univariat ini dilakukan untuk mendapatkan

karakteristik setiap variabel yang diteliti. Dalam analisa ini hanya

115
Swarjana Ketut. 2016. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: C.V Andi
116
Ibid
117
Ibid
88

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel.

Analisis data yang digunakan adalah univariat terhadap variabel

penelitian. Setelah setiap alternatif jawaban diketahui selanjutnya

diadakan persentase dengan cara membagi frekuensi setiap jawaban (F)

dengan jumlah soal (N) kemudian dikalikan 100.

2. Bivariat (P-Value atau OR atau RR)

Analisis ini digunakan untuk melihat hubungan terhadap 2 variabel

yang diduga berhubungan atau berkorelasi. Pada penelitian ini

digunakan variabel bebas (sumber informasi, dukungan keluarga, dan

dukungan tenaga kesehatan) yang merupakan kelompok yg

berpengaruh/berhubungan dengan variabel terikat (perilaku coping ibu

hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada terimester 1). Untuk

mengetahui hubungan variabel independen dan dependen dengan uji

Chi Square dengan menggunakan program komputer untuk mengetahui

kebermaknaan nilai p value apakah H0 diterima atau ditolak.

Hasil akhir uji statistik adalah mengetahui apakah keputusan uji H0

ditolak/gagal ditolak. Ketentuan jika p value < α (0,05) maka H0

ditolak. Artinya ada hubungan yang bermakna antara variabel

independen dan dependen. Dalam bidang kesehatan untuk mengetahui

derajat hubungan, dikenal ukuran risiko relatif (RR) dan odss ratio

(OR). Risiko relatif membandingkan risio pada kelompok ter-ekspos


89

dengan kelompok tidak ter-ekspos. Sedangkan odds ratio

membandingkan odd pada kelompok ter-ekspos. Ukuran RR pada

umumnya digunakan pada desain Kohort, sedangkan ukuran OR

biasanya digunakan pada desain kasus kontrol atau potong lintang

(cross sectional) dan dalam penelitian ini peneliti menggunakan nilai

OR.

4.4.6 Analisis Data

1. Analisa Univariat

Analisa yang bertujuan untuk menjelaskan atau memprediksi

karakteristik di masing-masing variabel yang akan diteliti. Fungsinya

untuk menyederhanakan atau meningkatkan kumpulan data hasil

pengukuran menjadi informasi yang berguna sesuai dengan tujuan yang

akan dicapai.118 Aspek pengukuran pengetahuan berdasarkan pada

jawaban responden dari seluruh pertanyaan pengetahuan yang diberikan

dalam bentuk pilihan ganda. Jawaban soal yang benar diberi nilai 1

(satu) dan jawaban yang salah diberi nilai 0 (nol). Dari penetapan nilai

tersebut maka dijumlahkan skor yang didapat dan dibuat persentase.119

Setelah seluruh jawaban diberi skor kemudian dilakukan perhitungan

untuk mengetahui nilai proporsi dan kemudian dikelompokkan ke

dalam kategori pengetahuan.

2. Analisa Bivariat

118
Arikunto, S. 2014. Loc Cit
119
Ibid
90

Analisis bivariat adalah analisis untuk membuktikan adanya

hubungan yang bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat

dilakukan uji statistik dengan metode Chi Square (x2). Dengan tingkat

kemaknaan yang diinginkan 95% atau nilai alfa 0,05 maka hasil uji

statistik mengacu α = 0,05 yaitu jika nilai p yang diperoleh lebih kecil

sama dengan 0,05 maka Ho diterima sehingga secara statistik terdapat

hubungan yang bermakna, tetapi jika nilai p yang diperoleh lebih besar

dari 0,05, maka Ho ditolak sehingga secara sistematik tidak terdapat

hubungan yang bermakna.

4.4.7 Penyajian Data

1. Bentuk Tabel

Penyajian data dalam bentuk tabel dipilih untuk memudahkan

pembacaan data sesuai dengan maksud dan tujuan penelitian.

2. Bentuk Teks dan Narasi

Narasi data dalam bentuk teks dilakukan untuk mendeskripsikan atau

memberikan penjelasan dari data yang telah disajikan dalam bentuk

tabel.120

3. Interpretasi

Interpretasi disajikan dalam bentuk narasi sehingga memudahkan

pemahaman terhadap hasil penelitian. Berdasarkan dari teori yang ada

diungkapkan untuk mengetahui hubungan sumber informasi, dukungan

keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku coping ibu

hamil dengan emesis gravidarum pada kehamilan terimester pertama di

PMB bidan Enok Siti.


120
Ibid.
91
BAB V
GAMBAR AREA PENELITIAN

5.1 Profil Praktik Mandiri Bidan Enok Siti

Praktik mandiri bidan Enok Siti didirikan pada bulan Desember 2015,

dengan nomor Surat Izin Praktik Bidan (SIPB)

446.2/1978/P.SDK/SIPB.S/IV/2015 yang beralamat di Jl. Makam Bojong

No.82 RT 002 RW 003, Kelurahan Mampang, Kecamatan Pancoranmas

Depok. PMB bidan Enok Siti ini memiliki keunggulan yang terkenal dengan

pelayanan yang ramah dan menggunakan asuhan sayang ibu. PMB ini

didirikan oleh bidan Enok Siti dan beliau beranggapan masih kurangnya

pelayanan yang menggunakan asuhan sayang ibu khusunya untuk daerah

mampang Depok. Pada awal pendirian PMB ini hanya memiliki 1 ruang

periksa, 1 ruang bersalin dengan 1 bed persalinan dan 1 set alat persalinan

dan kamar nifas non AC yang terdiri dari 1 bed. Bidan Enok Siti ini juga telah

menjadi bidan delima yang artinya bahwa bidan praktik tersebut telah

memiliki standard dan kualifikasi yang sangat baik dalam asuhan kebidanan.

5.2 Visi, Misi, Motto Bidan Praktik


5.2.1 Visi
Praktik Mandiri Bidan sebagai tempat pelayanan kesehatan masyarakat dan

kebidanan yang profesional dan unggul dalam kualitas pelayanan.

5.2.2 Misi

1. Melaksanakan kegiatan pelayanan kebidanan khusunya pada ibu dan

anak

91
92

2. Melaksanakan pembinaan dan konseling pada Pasangan Usia Subur

(PUS) dan pada Wanita Usia Subur (WUS) yang berhubungan dengan

kebidanan dan kesehatan reproduksi.

3. Menurunkan angka mortalitas dan morbiditas pada ibu ataupun bayi

4. Senantiasa bersikap ramah terhadap pasien dan melayani pasien

dengan sepenuh hati

5. Bersahabat dan peduli terhadap keluhan dan kepentingan pasien

6. Selalu memberikan pelayanan berkualitas kepada pasien

5.2.3 Motto

Menjadi bidan yang inovatif dalam memberi pelayanan.

5.3 Strategi

Produk yang dipasarkan adalah berupa jasa pelayanan dibidang

kesehatan khususnya kebidanan yang meliputi pelayanan pemeriksaan hamil,

bersalin, nifas, bayi balita, keluarga berencana dan konseling. Pemasaran

pemasaran yang dilakukan melalui mulut ke mulut, media sosial berupa

( WA, IG, Facebook)

Strategi yang ditempuh demi menarik perhatian klien adalah dengan

menjadi bidan yang profesional, efektif dan efisien dalam memberikan

pelayanan, ramah, cepat tanggap terhadap keadaan klien, tidak membeda-

bedakan pasien, meningkatkan keterampilan agar dapat memberikan

pelayanan kesehatan yang baik serta menjalin kerjasama dengan rumah sakit,

puskesmas ataupun klinik untu mempercepat penanganan bila terjadi

kegawatdaruratan. Biaya pelayanan yang terjangkau merupakan salah satu

strategi pemasaran.
93

Dengan fasilitas yang memadai dan keramah tamahan petugas dalam

memberikan pelayanan, maka akan membuat pasien merasa nyaman dan puas

dengan pelayanan yang diberikan.

5.4 Fasilitas Praktik Mandiri Bidan Enok

PMB Bidan Enok Siti didukung dengan fasilitas yang memadai terdiri

dari tempat parkir pengunjung, ruang tunggu, ruang pemeriksaan, ruang

bersalin(2 bed partus, 1 meja resusitasi, washtafle, lemari obat dan alat-alat),

ruang perawatan postpartum (1 tempat tidur dan box bayi), TV, Meja, AC

serta toilet.

5.5 Struktur Praktik Mandiri Bidan Enok Siti

PMB Bidan Enok Siti didirikan oleh Bidan Enok Siti Am. Keb dan

sebagai penaggung jawab di PMB. Dalam praktinya bidan Enok dibantu oleh

2 Bidan lainnya yaitu Bidan Lisda Am.Keb dan Ida Maulida Am.Keb sebagai

pelaksana. Adapun struktur PMB Bidan Enok Am.Keb adalah sebagai

berikut:

Gambar 5.1 Struktur PMB Enok Siti

Pendiri Praktik Mandiri Bidan


Bidan Enok Siti

Penanggung Jawab
Bidan Enok Siti

Pelaksana
1. Bidan Enok Siti
2. Bidan Lisda
3. Bidan Ida Maulida
BAB VI
HASIL PENELITIAN

Setelah dilakukan pengumpulan data tentang hubungan sumber

informasi, dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan terhadap

perilaku coping ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada

trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok tahun 2019,

didapatkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk tabel distribusi

frekuensi untuk analisis univariat dan dalam bentuk tabel silang untuk

hasil analisis bivariat.

6.1 Analisis Univariat

Analisis univariat merupakan analisis yang digunakan untuk mengetahui

gambaran dari setiap variabel independen (sumber informasi, dukungan

keluarga, dan dukungan tenaga kesehatan) dan variabel dependen (perilaku

coping ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1).

Banyaknya sample dalam penelitian ini 43 responden data disajikan dalam

bentuk tabel dan teks.

6.1.1 Distribusi Frekuensi Responden Perilaku Coping Ibu Hamil dengan


Keluhan Emesis Gravidarum pada Trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti,
Mampang Depok Tahun 2019

94
95

Tabel 6.1.1
Distribusi Frekunsi Responden Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Keluhan
Emesis Gravidarum pada Trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti, Mampang
Depok Tahun 2019

No Perilaku coping ibu hamil Frekuensi (F) Presentase %


dengan keluhan emesis
gravidarum pada trimester 1
1 Kurang baik 24 55,8
2 Baik 19 44,2
Jumlah 43 100
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2019

Berdasarkan tabel 6.1.1 dapat diambil kesimpulan bahwa dari 43 responden

ibu hamil sebanyak 24 responden (55,8%) berperilaku coping kurang baik pada

ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada terimester 1.

6.1.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Terhadap


Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada
Trimester I di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok Tahun 2019

Tabel 6.1.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Terhadap
Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada
Trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok Tahun 2019

No Sumber Informasi Frekuensi (F) Presentase %


1 Kurang Baik 25 58,1
2 Baik 18 41,9
Jumlah 43 100
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2019

Berdasarkan tabel 6.1.2 dapat diambil kesimpulan bahwa dari 43 responden

ibu hamil sebanyak 25 ibu hamil (65,9%) yang sumber informasinya kurang baik.
96

6.1.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga


Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum
pada Trimester I di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok Tahun 2019

Tabel 6.1.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Keluarga Terhadap
Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada
Trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok Tahun 2019

No Dukungan Keluarga Frekuensi (F) Presentase %


1 Kurang Mendukung 20 46,5
2 Mendukung 23 53,5
Jumlah 43 100
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2019

Berdasarkan tabel 6.1.3 dapat diambil kesimpulan bahwa dari 43 responden

ibu hamil sebanyak 23 ibu hamil (53,3%) yang mendapatkan dukungan keluarga.

6.1.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Tenaga Kesehatan


Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum
pada Trimester I di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok Tahun 2019

Tabel 6.1.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Dukungan Tenaga Kesehatan
Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum
pada Trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok Tahun 2019

No Dukungan Tenaga Kesehatan Frekuensi (F) Presentase %


1 Kurang Mendukung 18 41,9
2 Mendukung 25 58,1
Jumlah 43 100
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2019

Berdasarkan tabel 6.1.4 dapat diambil kesimpulan bahwa dari 43 responden

ibu hamil sebanyak 25 ibu hamil (58,1%) yang mendapatkan dukungan tenaga

kesehatan.
97

6.2 Bivariat

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan

antara variabel independen dengan variabel dependen yaitu ada tidaknya

hubungan sumber informasi, dukungan keluarga dan dukungan tenaga

kesehatan terhadap perilaku coping ibu hamil dengan keluhan emesis

gravidarum pada trimester 1 di PMB bidan Enok Siti, Mampang Depok

Tahun 2019.

6.2.1 Hubungan Sumber Informasi Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil dengan
Keluhan Emesis Gravidarum pada Trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti,
Mampang Depok Tahun 2019
Tabel 6.2.1
Hubungan Sumber Informasi Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil dengan
Keluhan Emesis Gravidarum pada Trimester 1 di PMB Bidan Enok Siti,
Mampang Depok Tahun 2019
Perilaku Coping P
No Sumber Kurang Baik Baik Total value odd Ratio
Informasi
N % N % N %
1 Kurang 5,143
18 72,0 7 28 25 100
Baik
2 Baik 6 33,3 12 66,7 18 100 0,027 (CI95%
3 Total 24 55,8 19 44,2 43 100 1,384-
19,107)
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2019

Berdasarkan tabel 6.2.1 dapat diketahui dari 25 responden terdapat 18

responden (72,0%) yang sumber informasinya kurang baik dan memiliki perilaku

coping yang kurang baik. Sedangkan dari 18 responden yang sumber

informasinya baik terdapat 6 responden (33,3%) yang memiliki perilaku coping

kurang baik. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,027. Hal ini

menunjukkan bahwa p value < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang signifikan antara sumber informasi terhadap perilaku coping ibu

hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1, dan dari nilai OR
98

(Odd Ratio) = 5,143 artinya ibu hamil yang sumber informasinya kurang baik

mempunyai peluang 5 kali memiliki perilaku coping kurang baik dibandingkan

dengan sumber informasinya baik.

6.2.2 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil


dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada Trimester 1 di PMB Bidan Enok
Siti, Mampang Depok Tahun 2019
Tabel 6.2.2
Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil
dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada Trimester 1 di PMB Bidan Enok
Siti, Mampang Depok Tahun 2019

Perilaku Coping
No Dukungan Kurang Baik Baik Total P odd
Keluarga value Ratio

N % N % N %
1 Kurang 4,667
15 75,0 5 25,0 20 100
Mendukung
2 Mendukung 9 39,1 14 60,9 23 100 0,031 (CI95%
Total 24 55,8 19 44,2 43 100 1,255-
17,358)
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2019

Berdasarkan tabel 6.2.2 dapat diketahui dari 20 responden terdapat 15

responden (75,0%) kurang mendapat dukungan keluarga dan memiliki perilaku

coping yang kurang baik. Sedangkan dari 23 responden yang mendapat dukungan

keluarga terdapat 9 responden (39,1%) yang memiliki perilaku coping kurang

baik. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,031. Hal ini menunjukkan

bahwa p value < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat hubungan yang

signifikan antara dukungan keluarga terhadap perilaku coping ibu hamil dengan

keluhan emesis gravidarum pada trimester 1, dan dari nilai OR (Odd Ratio) =

4,667 artinya ibu hamil yang kurang mendapat dukungan keluarga mempunyai
99

peluang 4 kali memiliki perilaku coping kurang baik dibandingkan dengan yang

mendapatkan dukungan.

6.2.3 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil


dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada Trimester 1 di PMB Bidan Enok
Siti, Mampang Depok Tahun 2019
Tabel 6.2.3
Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku Coping Ibu
Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada Trimester 1 di PMB Bidan
Enok Siti, Mampang Depok Tahun 2019

Perilaku Coping
No Dukungan Tenaga Kurang Baik Baik Total P odd
Kesehatan value Ratio
N % N % N %
1 Kurang 5,250
14 77,8 4 22,2 18 100
Mendukung
2 Mendukung 10 40,0 15 60,0 25 100 0,028 (CI95%
1,335-
Total 24 55,8 19 44,2 43 100 20,646)
Sumber: Hasil olah data penelitian tahun 2019

Berdasarkan tabel 6.2.3 dapat diketahui dari dari 25 responden terdapat 15

responden (60,0%) yang mendapat dukungan tenaga kesehatan dan memiliki

perilaku coping baik. Sedangkan dari 18 responden yang kurang mendapat

dukungan tenaga kesehatan terdapat 4 responden (22,2%) yang memiliki perilaku

coping baik. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,028. Hal ini

menunjukkan bahwa p value < α (0,05) sehingga dapat disimpulkan terdapat

hubungan yang signifikan antara dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku

coping ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1, dan dari

nilai OR (Odd Ratio) = 5,250 artinya ibu hamil yang kurang mendapat dukungan

tenaga kesehatan mempunyai peluang 5 kali memiliki perilaku coping kurang baik

dibandingkan dengan yang mendapatkan dukungan.


BAB VII
PEMBAHASAN

7.1 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan rancangan

penelitian cross sectional. Dimana pengukuran variabel bebas dan terikat

dilakukan bersama-sama pada saat penelitian. Penelitian menggunakan data

sekunder yang diperoleh langsung dari KIA serta dari penyebaran

kuesioner. Penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan diantaranya

keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Adapun beberapa

keterbatasan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan data dengan kuesioner bersifat subjektif sehingga

kebenaran data sangat bergantung pada kejujuran responden

2. Instrumen dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan

pertanyaan tertutup. Dimana kelemahan dari pertanyaan tertutup adalah

tidak bisa menggali informasi secara mendalam.

3. Keterbatasan waktu dan sibuknya responden sehingga memungkinkan

untuk pengisian kuesioner menjadi tidak efisien.

4. Keterbatasan waktu dan dana juga merupakan keterbatasan dalam

melakukan penelitian ini.

100
101

7.2 Pembahasan

7.2.1 Hubungan Sumber Informasi Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil


dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada Trimester 1 di BPM Bidan
Enok Siti, Mampang Depok Tahun 2019

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 25 responden terdapat

18 responden (72,0%) yang sumber informasinya kurang baik dan

memiliki perilaku coping kurang baik. Sedangkan dari 18 responden yang

sumber informasinya baik terdapat 6 responden (33,3%) memiliki perilaku

coping kurang baik. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value =

0,027. Hal ini menunjukkan bahwa p value < α (0,05) sehingga dapat

disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara sumber informasi

terhadap perilaku coping ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum

pada trimester 1, dan dari nilai OR (Odd Ratio) = 5,143 artinya ibu hamil

yang sumber informasinya kurang baik mempunyai peluang 5 kali

memiliki coping kurang baik dibandingkan dengan sumber informasinya

baik.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fuji Sri Rahayu

dengan judul “Hubungan Peran Keluarga, Sumber Informasi dan Peran

Bidan Dengan Perilaku Coping Ibu Hamil Trimester 1 di Puskesmas

Cabang Bungin Kabupaten Bekasi Tahun 2017” hasil uji statistik

diperoleh nilai p-value=0,031 berarti nilai p<0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan sumber informasi dengan perilaku coping ibu hamil

trimester 1. Dari hasil OR = 2,661 artinya mendapatkan sumber informasi


102

kurang baik 2,6 kali berperilaku kurang baik pada ibu hamlil trimester 1

dibandingkan yang mendapatkan sumber informasi baik.121

Penelitian lain yang dilakukan oleh Dina yang berjudul sumber

informasi dengan perilaku coping ibu hamil trimester 1 di RSUD DR. R

Goeteng Taroenadibrata Purbalingga Tahun 2013. Desain penelitian

berupa deskriptif analisis dengan pendekatan cross secional. Teknik

pengambilan sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah

probability sampling dengan sample total sebanyak 110 responden. Hasil

uji chisquare ini peroleh nilai p= 0,042 artinyap value < alpha 0,05

sehingga dapat disimpulkan ada hubungan yang signifikan antara sumber

informasi dengan perilaku coping bu hamil trimester 1.122

Sumber informasi adalah segala sesuatu yang menjadi peran

penting bagi seseorang dalam menentukan sikap dan keputusan untuk

bertindak. Sumber informasi dapat diartikan sebagai pendukung untuk

menambah ilmu pengetahuan dari pendidikan dasar formal, penelitian,

buku bacaan, temuan ilmiah dan lain-lain. Biasanya seseorang yang

mengetahui tentang sesuatu dari pengalaman lebih baik dari seseorang

yang mengetahui sesuatu dari buku, karena orang tersebut hanya

membayangkan saja dan tidak mengetahui hasil atau tidak ada evaluasi.123

Menurut penelitian Ari Kunto (2006) Sumber informasi formal ibu

dengan pengetahuan yaitu membandingkan prevalensi pengetahuan ibu

121
Fuji Sri Rahayu. 2017. Hubungan Peran Keluarga, Sumber Informasi dan Peran Bidan
Dengan Perilaku Coping Ibu Hamil Trimester di Puskesmas Cabang Bungin Kabupaten Bekasi
Tahun 2017.
122
Ibid
123
Ekawarna. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada
103

yang kurang <60% dan baik 75-100%. Ibu dengan sumber informasi yang

didapat dari media cetak, media elektronik lebih sedikit kurang mengerti

dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan sumber informasi dari

petugas kesehatan. Informasi yang banyak ibu dapatkan dari teman, tenaga

kesehatan maupun keluarga.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti di PMB bidan

Enok peneliti menyimpulkan bahwa sumber informasi yang didapatkan

responden berdasarkan pengalaman yang diperoleh secara pribadi baik

dengan membaca majalah kesehatan, maupun melalui media elektronik.

Hal ini mendasari hubungan sumber informasi dengan perilaku coping ibu

hamil trimester 1, peneliti dapat berasumsi jika ibu mendapatkan sumber

informasi yang baik ibu akan dapat mengatasi emesis gravidarum dan

kurangnya mendapatkan informasi mengakibatkan perilaku coping kurang

baik terhadap ibu hamil trimester 1 dengan keluhan emesis gravidarum.

7.2.2 Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil


dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada Trimester 1 di BPM Bidan
Enok Siti, Mampang Depok Tahun 2019

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 20 responden terdapat

15 responden (75,0%) kurang mendapat dukungan keluarga dan memiliki

perilaku coping kurang baik. Sedangkan dari 23 responden yang mendapat

dukungan keluarga terdapat 9 responden (39,1%) memiliki perilaku

coping kurang baik. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p value =

0,031. Hal ini menunjukkan bahwa p value < α (0,05) sehingga dapat

disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan keluarga


104

terhadap perilaku coping ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum

pada trimester 1, dan dari nilai OR (Odd Ratio) = 4,667 artinya ibu hamil

yang kurang mendapat dukungan keluarga mempunyai peluang 4 kali

memiliki coping kurang baik dibandingkan dengan yang mendapatkan

dukungan.

Menurut Sumardi tahun 2016 di RS Yoygakarta didapatkan data

bahwa ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum dan

mendapatkan dukungan baik dari kelurga sebanyak 23 orang (76,7%).

Keluarga yang memberikan dukungan cukup sebanyak 7 orang (23,3%).

Kelurga yang memberikan dukungan kurang sebanyak 0 orang (0%).124

Berdasarkan hasil penelitian Suyanti Suwardi di klinik siti hajar R

Amd.Keb di jalan pahlawan , Marelan pada bulan Januari-Juli 2018

diketahui bahwa tabulasi silang antara hubungan dukungan keluarga ibu

hamil dengan hiperemesis gravidarum di klinik Siti Hajar R. AM.keb

tahun 2018 dapat dikatakan bahwa dari 35 responden (100%) ibu yang

mendapatkan dukungan kelurga sebanyak 20 responden (57,1%) ibu yang

tidak mendapatkan dukungan kelurga sebanyak 15 responden (42,9).

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

didapatkan hasil nilai p=0,040, yang berarti ada hubungan dukungan

keluarga dan hiperemesis gravudarum.125

Menurut Dewi Puspita Sari dukungan sosial keluarga merupakan

sumber pendukung yang paling utama bagi ibu hamil dalam mengahapi
124
Sumardi. 2016. Gambaran Dukungan Kelurga Terhadap Ibu Hamil Dengan Hiperemesis
Gravidarum Yogyakarta: Fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan Uiversitas Muhammadiyah
yogyakarta.
125
Suyanti Suwardi. 2018. Hubungan Paritas, Dukungan Suami dan Dukungan Keluarga pada
Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum di Klinik Siti Hajar R Amd.Keb: Akademi Kebidanan
Helvetia Medan.
105

emesis gravidarum, indivudu yang mendapatkan dukungan sosial akan

lebih tahan terhadap pengaruh psikologis dan strressor dari pada individu

yang tidak mendapatkan dukungan sosial keluarga. Keluarga merupakan

kekuatan yang sangat besar dibandingkan dengan orang-orang diluar

keluarga, keluarga merupakan orang yang lebih mengenal ibu hamil secara

mendalam karena mereka lebih lama berinteraksi dalam waktu yang cukup

lama didalam sebuah keluarga sehingga mereka dapat saling mengerti dan

memahami satu anggota keluarga dengan anggota keluarga yang

lainnya.126

Dukungan keluarga yang yang dapat diberikan kepada ibu hamil

ada beberapa macam, seperti dukungan secara informasional dimana

keluarga berperan sebagai pemberi saran dan informasi yang bisa

bermanfaat untuk ibu hamil, dukungan penghargaan dimana keluarga

berperan sebagai pembimbing dalam pemecahan masalah serta kelurga

bisa memberikan support kepada ibu hamil agar lebih bersemangat dalam

menghadapi gangguan kehamilannya, dukungan instrumental dimna

keluarga merupaka sumber pertolongan praktis dan konkrit, dukungan

psikologis yaitu ketika ibu hamil mengalami gangguan terkait

kehamilannyan maka dukungan psikologis dari kelurga sangat diperlukan

ibu hamil, lebih-lebih suami agar membuatnya lebih di sayangi dan

dicintai, menjauhkan sebab-sebab kecemasan, kesedihan yang sedang di

alaminya127

126
Sari, Dewi P. 2014 Gambaran Dukungan Keluarga ada Pasien Kanker Yang Menjalani Terapi
di Rsud Panembahan Senopati Bantul. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
127
Friedman . 2017. Buku Ajar Keperawatan Keluarga, Riset, Teori Dan Praktek Edisi 5. Jakarta:
EGC
106

Peneliti berpendapat bahwa dukungan keluarga sangatlah penting

bagi ibu yang sedang hamil. Terkadang ibu hamil menghadapi pada rasa

kecemasan dan ketakutan akan gangguan yang dilalui pada masa

kehamilannya. Peran Keluarga diharapkan selalu memotivasi, membantu

dan mendapingi ibu hamil dalam menghadapi kehamilannya sehingga ibu

hamil merasa tenang dan nyaman dalam menghadapi masalah yang dilalui

selama masa kehamilan. hal ini sejalan dengan yang didapatkan oleh

peneliti di PMB bidan Enok bahwa responden yang mendapatkan

dukungan keluarga dapat mengatasi emisis gravidarum dengan baik

dibandingkan dengan yang tidak mendapatkan dukungan keluarga.

7.2.3 Hubungan Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku Coping


Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada Trimester 1 di
PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok Tahun 2019

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan dari 25 responden terdapat

15 responden (60,0%) yang mendapat dukungan tenaga kesehatan dan

memiliki perilaku coping baik. Sedangkan dari 18 responden yang kurang

mendapat dukungan tenaga kesehatan terdapat 4 responden (22,2%) yang

memiliki perilaku coping baik. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p

value = 0,028. Hal ini menunjukkan bahwa p value < α (0,05) sehingga

dapat disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan

tenaga kesehatan terhadap perilaku coping ibu hamil dengan keluhan

emesis gravidarum pada trimester 1, dan dari nilai OR (Odd Ratio) =

5,250 artinya ibu hamil yang kurang mendapat dukungan tenaga kesehatan
107

mempunyai peluang 5 kali memiliki coping kurang baik dibandingkan

dengan yang mendapatkan dukungan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fuji Sri Rahayu

dengan judul “Hubungan Peran Keluarga, Sumber Informasi dan Peran

Bidan Dengan Perilaku Coping Ibu Hamil Trimester di Puskesmas Cabang

Bungin Kabupaten Bekasi Tahun 2017. Hasil uji statistik diperoleh nilai p-

value=0,025 berarti nilai p<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan peran bidan dengan perilaku coping ibu hamil trimester 1. Dari

hasil OR = 2,775 artinya peran bidan yang kurang baik 2 kali berpeluang

berperilaku kurang baik pada ibu hamlil trimester 1 dibandingkan dengan

peran bidan yang baik. 128

Peran bidan dapat dideskripsikan sebagai informasi atau nasihat

verbal maupun non verbal, bantuan nyata atau tindakan yang didapatkan

karena kehadiran bidan dan mempunyai manfaat emosional atau efek

perilaku bagi pihak penerima, khususnya yang behubungan dengan

kesehatan. Peran adalah suatu yang diharapkan dari seseorang dalam

situasi sosial tertentu agar memenuhi harapan. Peran bidan adalah suatu

kegiatan yang diharapkan dari seorang bidan yang memberikan pelayanan

kesehatan kepada masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat. 129

Penelitian oleh Amelda yang berjudul dukungan petugas kesehatan

perilaku coping ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada

kehamilan trimester 1 diklinik Annisa bangka tahun 2015 diperoleh nilai

Fuji Sri Rahayu. 2017. Op cit


128

Ahmad, kholid. 2019. Promosi kesehatan dengan pendekatan Teori perilaku media dan
129

aplikasinya. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada


108

p=0,000 artinya p value , alpha 0,05 sehingga dapat disimpulkan ada

hubungan yang signifikan dukungan petugas kesehatan terhadap perilaku

coping ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada kehamilan

trimester 1 diklinik Annisa Bangka tahun 2015. Ibu hamil yang

mendapatkan dukungan petugas kesehatan yang baik mempunyai peluang

6 kali ibu hamil berperilaku coping baik terhadap dibandingan dengan ibu

hamil ynag mendapatkan dukungan petugas kesehatan yang kurang baik.130

Peneliti berpendapat petugas kesehatan yang profesional bisa

menjadi faktor pendukung ibu dalam memberikan dukungan. Dukungan

tenaga kesehatan kaitannya dengan nasihat kepada ibu untuk bagaimana

cara mengatsi mual muntah, jika tenaga kesehatan sering memberikan

nasihat, motivasi, dorongan dan penyuluhan-penyuluhan pendidikan

tentang emesis gravidarum dapat membantu ibu hamil dalam

pembentukan coping untuk mengatasi emesis gravidarum.

130
Fuji Sri Rahayu. 2017. Op cit
BAB VIII
PENUTUP

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan sumber informasi,

dukungan keluarga dan dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku

coping ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1 di

PMB Bidan Enok Siti, Mampang Depok tahun 2019, dengan jumlah

sampel sebanyak 43 responden maka dapat disimpulkan:

8.1 Kesimpulan

8.1.1 Distribusi frekunsi responden emesis gravidarum terhadap perilaku

coping ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1

sebagian banyak berperilaku coping kurang baik sebanyak 24 responden

(55,8%). Responden yang sumber informasinya kurang sebanyak 25

(58,1%), Responden yang mendapatkan dukungan keluarga sebanyak 23

(53,5%), Yang mendapatkan dukungan tenaga kesehatan sebanyak 25

responden (58,1%).

8.1.2 Ada hubungan antara sumber informasi terhadap perilaku coping ibu hamil

dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1 di PMB Bidan Enok

Siti, Mampang Depok Tahun 2019 dengan nilai p value = 0,027 < 0,05

dan nilai OR = 5,143.

8.1.3 Ada hubungan antara dukungan keluarga terhadap perilaku coping ibu

hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1 di PMB Bidan

Enok Siti, Mampang Depok Tahun 2019 dengan nilai p value = 0,031 <

0,05 dan nilai OR = 4,667.

109
110

8.1.4 Ada hubungan antara dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku coping

ibu hamil dengan keluhan emesis gravidarum pada trimester 1 di PMB

Bidan Enok Siti, Mampang Depok Tahun 2019 dengan nilai p value =

0,028 < 0,05 dan nilai OR = 5,250.

8.2 Saran

8.2.1 Bagi Praktik Mandiri Bidan

Perlu peningkatan frekuensi penyuluhan tentang perilaku coping

dengan keluhan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1 oleh

petugas kesehatan dan jajarannya dengan melibatkan semua komponen

yang ada.

8.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan

1. Bagi bidan PMB selalu memberikan KIE tentang perilaku coping

dengan keluhan emesis gravidarum pada ibu hamil trimester 1

2. Perlu peningkatan peran bidan melalui pemberian informasi yang baik

jelas dan berkesinambungan melalui media masa (Spanduk, Leaflet)

3. Perlu peningkatan peran bidan melalui konseling untuk meningkatkan

peran keluarga terhadap perilaku coping dengan memberitahu ibu

hamil ketika mual ibu harus makan sedikit tapi sering, keluarga lebih

peduli lagi terhadap ibu hamil sehingga keluarga mampu mencari

solusi terhadap permasalahan yang ada serta ibu hamil lebih percaya

terhadap kehamilannya.

8.2.3 Peneliti Selanjutnya

Diharapkan kepada peneliti selanjutnya untuk melakukan

penelitian secara kualitatif dengan teknik wawancara mendalam karena


111

peneliti penyadari pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner

bersifat subjektif (pendapat sendiri) sehingga kebenaran data sangat

tergantung kepada kejujuran responden pada saat menjawab, adanya

kemungkinan interaksi antar responden satu sama lain sehingga

menimbulkan jawaban yang sama.

8.2.4 Bagi Institusi Pendidikan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi

lembaga pendidikan, agar dapat memotivasi mahasiswa untuk melakukan

penelitian yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, kholid. 2019. Promosi Kesehatan dengan Pendekatan Teori Perilaku


Media dan Aplikasinya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Al-jufri, Hamid. 2015. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Jakarta Pusat:


PT. Smart Grafika

Andria. 2017. Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hiperemesis Gravidarum di


Rumah Sakit Umum Daerah Rokan Hulu. Jurnal Maternity and Neonatal.
2(3): 173-177

Arikunto, Suharsimi. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta : Bina Aksara

Arlin Adam. 2016. Pengaruh Media Promosi Kesehatan terhadap Perilaku


Kesehatan pada Remaja Pelajar Kelas XI di SMA Negeri 1 Pangkajene
Tahun 2015. Media komunikasi kesehatan FKM UPRI Makassar Vol. VIII
Februari No 1

Azwar Saifuddin. 2014. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar

Budihastuti, Hakim M, Kadarsih S. 2012. Konseling dan Mekanisme Koping Ibu


Bersalin. Journal Of Educational, Health and Community Psychology.
ISSN: 2088-3129 Vol.1. No.1

Cangara, Hafied. 2018. Penghantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Rajawali Grafindo


Persada

DINKES Jawa Barat. 2017. Profil Kesehatan 2016. Bandung: Dinas Kesehatan
Jawa Barat

_______. Kota Depok. 2017. Profil Kesehatan Kota Depok 2016. Depok: Dinas
Kesehatan Kota Depok

Efendy, Onang Uchjana. 2017. Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Remaja
Rosdakarya

Ekawarna. 2015. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada

Fridman. 2017. Buku Ajar Keperawatan, Riset, Teori dan Praktek. Jakarta: EGC
Fuji, Sri Rahayu. 2017. Hubungan Peran Keluarga, Sumber Informasi dan Peran
Bidan Dengan Perilaku Coping Ibu Hamil Trimester di Puskesmas Cabang
Bungin Kabupaten Bekasi Tahun 2017. Jakarta: STIKIM

Gunawan, Agus. 2017. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Informasi.


Bandung: Ilmu

Harti, Estuningsih, dan Nurkusumawati H. 2013. Pemeriksaan hCG (Human


Chorionic Gonadotropin) untuk Deteksi Kehamilan Dini Secara
Immunokromatografi. Surakarta : STIKes Kusuma Husada Surakarta

Hidayat Aziz. 2015. Metode Penelitian Kebidanan dan Tekhnik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika

Isdiaty, Ungsianik T. 2013. Pengetahuan Tanda Bahaya Kehamilan dan Perilaku


Perawatan Kehamilan pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Keperawatan
Indonesia. 16(1): 18-24

Ismiati. 2015. Mekanisme Coping Stres Psikologi Komunikasi. Jakarta: Salemba


Medika

Kali dan Canavaugh. 2015. Human Depelovment. USA Wadswoth: A Life Span
View

KEMENKES RI. 2018. Profil Kesehatan RI 2017. Jakarta: Sekretariat Jenderal


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Khasanah F. 2017. Gambaran Kunjungan Antenatal Care di Puskesmas Pondok


Jagung Kota Tangerang Selatan. [Skripsi]. Jakarta: Program Studi Ilmu
Keperawatan, Fakultas Kedoketran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Khumaira M. 2015. Ilmu Kebidanan. Yogyakarta: Citra Pustaka

Kuncoro. 2014. Dukungan Sosial Keluarga bagi Ibu Hamil. Bandung: Rajawali
Press
Manuaba, Ida Ayu C. 2019. Buku Ajar Patologi Obstetri untuk Mahasiswa
Kebidanan. Jakarta : EGC
Marlyn, Ritzer George. 2018. Sosiologi Ilmu Pengetahuan Berparadigma Ganda.
Cetakan Pertama Penyedur Alimandan. Jakarta: Rajawali

Marni, Margiyati. 2014. Penghantar Psikologi Kebidanan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar

Maryunani, Anik. 2015. Nyeri dalam Persalinan Teknik dan Cara


Penanganannya. Jakarta: Trans Info Medika
Maulana. 2017. Panduan Lengkap Kehamilan. Yogyakarta: Kata Hati

Murni W. 2015. Kiat Mengatasi Masalah Kehamilan dan Janin. Yogyakarta:


Elmatera Publishing

Na’im, Nuri. 2015. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Tingkat Kecemasan


Ibu Primipara Menghadapi Persalinan di Puskesmas Pamulang Kota
Tangerang Selatan Tahun 2015. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah

Neil. 2016. Panduan Lengkap Perawatan Kehamilan. Jakarta: Dian Rakyat

Niven, Nail. 2016. Editor Monica Ester. Psikologi Kesehatan, Pengantar untuk
Perawat dan Profesi Kesehatan Lain. Edisi 2. Jakarta: EGC

Notoatmodjo S. 2014. Ilmu Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta

____________. 2014. Kesehatan Masyarakat, Ilmu dan Seni. Jakarta: Rineka


Cipta

____________. 2014. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka


cipta

___________. 2018. Metodologi Penelitian Kesehatan Edisi Revisi. Jakarta:


Rineka Cipta

Prawirohardjo S. 2014. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Rahma M, Safura, 2016. Asuhan pada Ibu Hamil Trimester 1 dengan


Hiperemesis Gravidarum Tingkat I. Midwife Journal. 2(2): 50-58

Rasmun. 2014. Stres Koping dan Adaptasi Teori dan Pohon Masalah
Keperawatan Ed 1. Jakarta: Sagung Seto

Julianti, Ratna. 2018. Pelaksanaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Lingkungan Sekolah. Jurnal Ilmiah Potensial, 2018, Vol 3. (1), 11-17

Rinata, Ardillah. 2015. Penanganan Emesis Gravidarum pada Ibu Hamil di BPM
Nunik Kustantinna Tahun 2015. Semarang: Universitas Muhammadiyah
Semarang

Ruslinawati. 2017. Korelasi Kebutuhan Spiritual pada Ibu Hamil dengan Tingkat
Kecemasan Intrapartum. Caring Nursing Journal. 1(1): 1-5

Sadiman, Arif S. 2016. Perpustakaan Sebagai Pusat Belajar. Bandung: PT


Remaja Rosdakarya

Sarafino. 2015. Health Psychology, Biopsychosocial Interaction Fifth: Newyork


Sari, Dewi P. 2014. Gambaran Dukungan Keluarga Pada Pasien Kanker Yang
Menjalani Terapi Di RSUD Panembahan Senopati Bantul Tahun 2014.
Yogyakarta: Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta

Sari. 2015. Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum di
BPM Ny Indah Purwati, SST.M.Kes Sidokaton Kubu Jombang Tahun
2015. Jombang : Poltek Majapahit

Sasmita Y. 2017. Pengetahuan Ibu Hamil tentang Emesis Gravidarum di Poli


KIA/KB Puskesmas Puwatu Kota Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara
Tahun 2017. Kendari: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia,
Politeknik Kesehatan Kendari, Jurusan Kebidanan

Sugiono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B. Bandung:


Alfabeta

Sumardi. 2016. Gambaran Dukungan Keluarga Terhadap Ibu Hamil dengan


Hiperemesis Gravidarum Tahun 2016. Yogyakarta: Fakultas Kedokteran
Dan Ilmu Kesehatan Uiversitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sumiyati. 2011. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Primigravida


Trimester lll Tentang Tanda-Tanda Persalinan dengan Persiapan
Persalinan di RB Kwaron Gubug Kabupaten Grobongan Tahun 2011.
Semarang: Universitas Muhammadiyah Semarang

Sunaryo. 2014. Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta: EGC

Sutopo, Suryanto A, 2015. Pelayanan Prima Bahan Ajar Diklat Prajabatan


Golongan III (edisi revisi I). jakarta: Lembang Administrasi Negara

Suyanti, Suwardi. 2018. Hubungan Paritas, Dukungan Suami dan Dukungan


Keluarga pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum di Klinik Siti
Hajar R Amd.Keb Tahun 2018. Medan: Akademi kebidanan Helvetia
Medan

Swarjana, Ketut. 2016. Statistik Kesehatan. Yogyakarta: C.V Andi

Tarigan. 2010. Prevalensi Penggunaan Obat Anti-Emetik dan Prevalensi


Terjadinya Efek Samping pada Ibu Hamil Trimester 1 dalam Mengatasi
Emesis Gravidarum di RSU Yosua Lubuk Pakam Tahun 2010. Sumatra:
Universitas Sumatra Utara

Wahyuningrum, Yuniarti dan Rafiah. 2016. Penanganan Mandiri Emesis


Gravidarum pada Ibu Hamil di BPM Hj. Ninik Artingsih, SST.M.Kes
Kelurahan Bloto Kecamatan Prajurit Kulon Kota Mojokerto Tahun 2016.
Mojokerto: Universitas Mojokerto
Wijaya. 2017. Hubungan Antara Status Gravida dan Umur Ibu Hamil dengan
Kejadian Emesis Gravidarum di Rumah Sakit Gotong Royong Surabaya
Tahun 2017. Surabaya: Program Studi Kedokteran, Fakultas Kedokteran,
Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

Yusuf, Muri. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian


Gabungan. Jakarta: Prenadamedia Group

Zuhrotunida, Yudiharto A. 2016. Hubungan Dukungan Keluarga dengan


Kecemasan Ibu Hamil Menghadapi Proses Persalinan di Puskesmas
Kecamatan Mauk Kabupaten Tangerang Tahun 2016. Jurnal JKFT:
Universitas Muhammadiyah Tangerang. 2(1): 60-70
LAMPIRAN
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

1. Nama :

2. Umur :

3. Alamat :

Dengan ini saya (SETUJU / TIDAK SETUJU)* untuk menjadi responden pada
penelitian ini dengan judul “Hubungan Sumber Informasi, Dukungan Keluarga
Dan Dukungan Tenaga Kesehatan Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil Dengan
Keluhan Emesis Gravidarum Pada Trimester 1 Di Bpm Bidan Enok Siti,
Mampang Depok Tahun 2019”

Depok, .................. 2019

Responden

(.............................................)

Keterangan: )* lingkari atau coret yang tidak perlu pada jawaban anda.
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN SUMBER INFORMASI, DUKUNGAN KELUARGA, DAN TENAGA
KESEHATAN TERHADAP PERILAKU COPING IBU HAMIL DENGAN KELUHAN
EMESIS GRAVIDARUM PADA TRIMESTER 1 DI BPM BIDAN ENOK SITI,
MAMPANG DEPOK 2019

Petunjuk Pengisian :

Mohon Ibu mengisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dibawah ini secara jujur dan
yang dianggap paling benar dengan cara tanda centang (√). Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui “Hubungan Sumber Informasi, Dukungan Keluarga, dan Tenaga Kesehatan
Terhadap Perilaku Coping Ibu Hamil dengan Keluhan Emesis Gravidarum pada Trimester
1”.

Pengisian Kuesioner ini tidak akan mempengaruhi kedudukan dan jabatan saudari
sebagai ibu. Jawaban-jawaban saudari akan sangat membantu kami dalam penelitian,
identitas responden akan dijamin kerahasiaannya. Terima kasih atas partisipasinya.

Petunjuk Pengisian : Bacalah dengan terlebih dahulu dan jawab pernyataan di bawah
ini dengan tanda ceklis (√) pada kotak pilihan jawaban yang tersedia. Untuk setiap
pernyataan berlaku satu jawaban dan apabila terdapat pernyataan yang tidak dimengerti
dapat langsung tanyakan pada peneliti.
A. Coping dengan Keluhan Emesis Gravidarum

No Pernyataan Ya Tidak
Problem Focused Coping
1 Menurut saya mual, muntah pada awal kehamilan itu
suatu hal yang normal
2 Ketika mual datang saya selalu mencari beberapa solusi
untuk menyelesaikannya
3 Saya bersyukur atas kehamilan ini dan kehamilan
adalah hal yang wajar dan tidak menakutkan
4 Saya tidak mau makan ketika mual dan muntah
5 Saya yakin mual muntah bisa hilang dengan bertambah
usia kehamilam
Emotional Focused Coping
6 Saya selalu merasa sedih ketika mual muntah datang
7 Saya merasa mudah marah hanya karena hal spele
8 Saya selalu melakukan hal yang saya suka agar tidak
stres dalam menghadapi kehamilan ini
9 Saya lebih suka bertukar pengalaman kepada keluarga
serta bidan apabila saya mengalami mual muntah
10 Ketika masalah datang saya lebih suka mendekatkan
diri kepada Tuhan

B. Sumber Informasi

No Pernyataan Ya Tidak
Media Cetak
11 Saya tahu dan paham tentang gejala yang sering
didapatkan pada awal kehamilan dari buku atau majalah
kesehatan
12 Saya tahu dan paham tentang emesis gravidarum dari
buku atau majalah kesehatan
13 Saya harus memastikan kondisi fisik saya dalam
keadaan siap setelah saya membaca buku atau majalah
kesehatan
14 Setelah membaca infomasi di buku atau majalah
kesehatan saya yakin harus melakukan tindakan untuk
memotivasi diri sendiri dalam menangani gejala emesis
gravidarum
Media Elektronik
15 Saya mendapatkan informasi tentang penanganan
emesis gravidarum pada awal kehamilan di televisi dan
media sosial lainnya
16 Saya setuju dan paham setelah melihat infomasi tentang
penanganan gejala emesis gravidarum yang didapatkan
di televisi dan media sosial lainnya
17 Saya merasa terbantu dan dapat melakukan penanganan
sendiri setelah melihat berita di televisi dan media
sosial tentang emesis gravidarum pada awal kehamilan
Lingkungan Sosial
18 Saya mendapatkan informasi gejala yang akan
didapatkan pada awal kehamilan dari rekan
19 Saya merasa paham dan perlu melakukan adaptasi
untuk menangani gejala emesis gravidarum pada awal
kehamilan setelah saya melihat rekan saya
mengalaminya
20 Saya perlu melakukan pemeriksaan setelah rekan saya
memberikan informasi tentang emesis gravidarum

Dukungan Keluarga

No Pernyataan Ya Tidak
Dukungan Suami
21 Suami saya selalu memberikan dukungan untuk
melakukan pemeriksaan kehamilan
22 Suami selalu menemani saat melakukan pemeriksaan
kehamilan
23 Saya mendapatkan dukungan dari suami saat menjalani
proses awal kehamilan
24 Saya dapat beradaptasi terhadap gejala emesis
grvidarum karena mendapatkan dukungan dan bantuan
suami
Dukungan Memberi Pertolongan
25 Keluarga dan suami selalu menjaga dan merawat saat
saya menghadapi emesis gravidarum
26 Selama hamil keluarga memenuhi kebutuhan makanan
saya
27 Keluarga dan suami selalu membantu saya
membereskan pekerjaan rumah ketika saya mengalami
emesis gravidarum
Dukungan Pengambil Keputusan
28 Saya mendapat penjelasan dari keluarga tentang
penanganan emesis gravidarum
29 Keuarga selalu mengantar saya untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan
30 Keluarga bersedia menjadi tempat curhatan untuk
menyampaikan keluhan yang berkaitan dengan
kehamilan saat ini
D. Dukungan Tenaga Kesehatan

No Pernyataan Ya Tidak
Dukungan Informasional
31 Saya mendapatkan penjelasan tentang penanganan
emesis gravidarum pada awal kehamilan dari bidan dan
tenaga kesehatan lainnya
32 Saya selalu diingatkan oleh bidan atau tenaga kesehatan
lainnya untuk menjaga kondisi kesehatan diri pada
kehamilan trimester I
33 Bidan atau tenaga kesehatan lainnya memberikan
bimbingan tentang maksud dan tujuan melakukan
pemeriksaan kehamilan pada trimester I
34 Saya dapat menggunakan dan menerapkan informasi
yang diberikan bidan atau tenaga kesehatan lainnya
dalam menangani emesis gravidarum
Dukungan Penilaian
35 Saya melakukan adaptasi setelah mendapatkan support
dari bidan atau tenaga kesehatan lainnya
36 Bidan dan tenaga kesehatan lainnya menyarankan agar
melakukan penanganan secara preventif mengenai
emesis gravidarum
37 Bidan atau tenaga kesehatan lainnya selalu meminta
saya tetap menjaga hubungan dengan orang disekitar
saat menjalani kegiatan awal kehamilan
Dukungan Instrumental
38 Saya mendapatkan bantuan langsung dari bidan dan
tenaga kesehatan lainnya dalam menangani emesis
gravidarum
49 Saya mendapatkan pelayanan dengan baik dari bidan
dan tenaga kesehatan lainnya tentang penanganan gejala
awal kehamilan
40 Bidan dan tenaga kesehatan lainnya dapat memberikan
penjelasan dengan baik tentang emesis gravidarum
kepada saya
41 Bidan dan tenaga kesehatan lainnya sangat
memperhatikan kondisi kesehatan saya saat awal
kehamilan
Dukungan Emosional
42 Bidan atau tenaga kesehatan lainnya dapat memberikan
rasa aman pada masa awal kehamilan
43 Bidan dan tenaga kesehatan lainnya selalu
mendengarkan keluhan yang didapat pada masa awal
kehamilan
TERIMAKASIH BANYAK ATAS WAKTU DAN BANTUANNYA
form judul
PERMOHONAN IZIN UJI VALIDITAS
SURAT KETERANGAN BALASAN
PERMOHONAN IZIN STUDI PENDAHULUAN DAN PENELITIAN
PEMBERIAN IZIN STUDI PENDAHULUAN
DATA UJI VALIDITAS

PERILAKU COPING
NO NAMA TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 R2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 R3 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5
4 R4 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 6
5 R5 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7
6 R6 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7
7 R7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 R8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 R9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 R10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
11 R11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
12 R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 R13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
14 R14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
15 R15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
16 R16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
17 R17 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6
18 R18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 R19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
20 R20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

NOMOR BUTIR KUESIONER SUMBER INFORMASI


NO NAMA SKOR TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 R2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
3 R3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
4 R4 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 5
5 R5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
6 R6 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
7 R7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
8 R8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
9 R9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 R10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
11 R11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
12 R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 R13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
14 R14 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 4
15 R15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
16 R16 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
17 R17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
18 R18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 R19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
20 R20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
NOMOR BUTIR KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA
NO NAMA SKOR TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
2 R2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
3 R3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
4 R4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
5 R5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
6 R6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10
7 R7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
8 R8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 R9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 R10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
11 R11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
12 R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 R13 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
14 R14 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 6
15 R15 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
16 R16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
17 R17 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
18 R18 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 9
19 R19 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
20 R20 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 10

NOMOR BUTIR KUESIONER DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN


NO NAMA SKOR TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
2 R2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
3 R3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
4 R4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15
5 R5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16
6 R6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
7 R7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 13
8 R8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
9 R9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
10 R10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15
11 R11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16
12 R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15
13 R13 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 3
14 R14 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12
15 R15 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 12
16 R16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
17 R17 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13
18 R18 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 11
19 R19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 13
20 R20 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 10
DATA UJI VALIDITAS

PERILAKU COPING
NO NAMA TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 R2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
3 R3 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 5
4 R4 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 6
5 R5 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 7
6 R6 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 7
7 R7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 R8 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 R9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 R10 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
11 R11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
12 R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 R13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
14 R14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
15 R15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
16 R16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
17 R17 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 6
18 R18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 R19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
20 R20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10

NOMOR BUTIR KUESIONER SUMBER INFORMASI


NO NAMA SKOR TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
2 R2 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
3 R3 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9
4 R4 1 0 0 1 0 1 1 1 0 0 5
5 R5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
6 R6 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 2
7 R7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9
8 R8 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9
9 R9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 R10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
11 R11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
12 R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 R13 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
14 R14 0 1 0 1 1 0 0 0 1 0 4
15 R15 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9
16 R16 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
17 R17 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9
18 R18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 R19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
20 R20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
NOMOR BUTIR KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA
NO NAMA SKOR TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
2 R2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
3 R3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
4 R4 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11
5 R5 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9
6 R6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10
7 R7 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9
8 R8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
9 R9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 R10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
11 R11 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
12 R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
13 R13 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1
14 R14 1 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 6
15 R15 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8
16 R16 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9
17 R17 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9
18 R18 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 9
19 R19 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 10
20 R20 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 10

NOMOR BUTIR KUESIONER DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN


NO NAMA SKOR TOTAL
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
2 R2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
3 R3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
4 R4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15
5 R5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 16
6 R6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
7 R7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 13
8 R8 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
9 R9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
10 R10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 15
11 R11 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 16
12 R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 15
13 R13 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 3
14 R14 1 1 0 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 12
15 R15 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 12
16 R16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 16
17 R17 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 13
18 R18 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 11
19 R19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 13
20 R20 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 0 10
PERILAKU COPING

Correlations

Correlations
D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8
D1 Pearson 1 .509* .444* .577** .327 .327 1.000** .444*
Correlation
Sig. (2-tailed) .022 .050 .008 .160 .160 .000 .050
N 20 20 20 20 20 20 20 20
D2 Pearson .509* 1 .509* .630** .642** .336 .509* .509*
Correlation
Sig. (2-tailed) .022 .022 .003 .002 .147 .022 .022
N 20 20 20 20 20 20 20 20
* * *
D3 Pearson .444 .509 1 .192 .327 .327 .444 1.000**
Correlation
Sig. (2-tailed) .050 .022 .416 .160 .160 .050 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** **
D4 Pearson .577 .630 .192 1 .404 .404 .577 .192
Correlation
Sig. (2-tailed) .008 .003 .416 .077 .077 .008 .416
N 20 20 20 20 20 20 20 20
D5 Pearson .327 .642** .327 .404 1 .608** .327 .327
Correlation
Sig. (2-tailed) .160 .002 .160 .077 .004 .160 .160
N 20 20 20 20 20 20 20 20
D6 Pearson .327 .336 .327 .404 .608** 1 .327 .327
Correlation
Sig. (2-tailed) .160 .147 .160 .077 .004 .160 .160
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** * * **
D7 Pearson 1.000 .509 .444 .577 .327 .327 1 .444*
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .022 .050 .008 .160 .160 .050
N 20 20 20 20 20 20 20 20
* * ** *
D8 Pearson .444 .509 1.000 .192 .327 .327 .444 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .050 .022 .000 .416 .160 .160 .050
N 20 20 20 20 20 20 20 20
D9 Pearson .327 .642** .327 .404 .608** .216 .327 .327
Correlation
Sig. (2-tailed) .160 .002 .160 .077 .004 .361 .160 .160
N 20 20 20 20 20 20 20 20
D10 Pearson .327 .642** .327 .404 1.000** .608** .327 .327
Correlation
Sig. (2-tailed) .160 .002 .160 .077 .000 .004 .160 .160
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** ** **
SCORE Pearson .715 .847 .650 .693 .791 .626 .715 .650**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .000 .002 .001 .000 .003 .000 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20

Correlations
D9 D10 SCORE
D1 Pearson Correlation .327 .327 .715**
Sig. (2-tailed) .160 .160 .000
N 20 20 20
D2 Pearson Correlation .642** .642** .847**
Sig. (2-tailed) .002 .002 .000
N 20 20 20
D3 Pearson Correlation .327 .327 .650**
Sig. (2-tailed) .160 .160 .002
N 20 20 20
D4 Pearson Correlation .404 .404 .693**
Sig. (2-tailed) .077 .077 .001
N 20 20 20
** **
D5 Pearson Correlation .608 1.000 .791**
Sig. (2-tailed) .004 .000 .000
N 20 20 20
D6 Pearson Correlation .216 .608** .626**
Sig. (2-tailed) .361 .004 .003
N 20 20 20
D7 Pearson Correlation .327 .327 .715**
Sig. (2-tailed) .160 .160 .000
N 20 20 20
D8 Pearson Correlation .327 .327 .650**
Sig. (2-tailed) .160 .160 .002
N 20 20 20
**
D9 Pearson Correlation 1 .608 .681**
Sig. (2-tailed) .004 .001
N 20 20 20
D10 Pearson Correlation .608** 1 .791**
Sig. (2-tailed) .004 .000
N 20 20 20
SCORE Pearson Correlation .681** .791** 1
Sig. (2-tailed) .001 .000
N 20 20 20

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 20 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.893 10

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.45 6.787 2.605 10
SUMBER INFORMASI

Correlations

Correlations
soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 soal6 soal7 soal8
* ** **
soal1 Pearson 1 .250 .509 .250 .327 .793 1.000 .577**
Correlation
Sig. (2-tailed) .288 .022 .288 .160 .000 .000 .008
N 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** *
soal2 Pearson .250 1 .491 .375 .840 .490 .250 .289
Correlation
Sig. (2-tailed) .288 .028 .103 .000 .028 .288 .217
N 20 20 20 20 20 20 20 20
* * ** ** *
soal3 Pearson .509 .491 1 .218 .642 .642 .509 .378
Correlation
Sig. (2-tailed) .022 .028 .355 .002 .002 .022 .100
N 20 20 20 20 20 20 20 20
soal4 Pearson .250 .375 .218 1 .490* .490* .250 .289
Correlation
Sig. (2-tailed) .288 .103 .355 .028 .028 .288 .217
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * **
soal5 Pearson .327 .840 .642 .490 1 .608 .327 .404
Correlation
Sig. (2-tailed) .160 .000 .002 .028 .004 .160 .077
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** * ** * ** **
soal6 Pearson .793 .490 .642 .490 .608 1 .793 .728**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .028 .002 .028 .004 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** * **
soal7 Pearson 1.000 .250 .509 .250 .327 .793 1 .577**
Correlation
Sig. (2-tailed) .000 .288 .022 .288 .160 .000 .008
N 20 20 20 20 20 20 20 20
soal8 Pearson .577** .289 .378 .289 .404 .728** .577** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .008 .217 .100 .217 .077 .000 .008
N 20 20 20 20 20 20 20 20
soal9 Pearson .327 .840** .642** .490* 1.000** .608** .327 .404
Correlation
Sig. (2-tailed) .160 .000 .002 .028 .000 .004 .160 .077
N 20 20 20 20 20 20 20 20
* * *
soal10 Pearson .250 .375 .491 .063 .490 .490 .250 .289
Correlation
Sig. (2-tailed) .288 .103 .028 .794 .028 .028 .288 .217
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** * ** ** **
SCORE Pearson .696 .723 .767 .540 .851 .902 .696 .676**
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .000 .000 .014 .000 .000 .001 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20

Correlations
soal9 soal10 SCORE
soal1 Pearson Correlation .327 .250 .696**
Sig. (2-tailed) .160 .288 .001
N 20 20 20
**
soal2 Pearson Correlation .840 .375 .723**
Sig. (2-tailed) .000 .103 .000
N 20 20 20
** *
soal3 Pearson Correlation .642 .491 .767**
Sig. (2-tailed) .002 .028 .000
N 20 20 20
soal4 Pearson Correlation .490* .063 .540*
Sig. (2-tailed) .028 .794 .014
N 20 20 20
** *
soal5 Pearson Correlation 1.000 .490 .851**
Sig. (2-tailed) .000 .028 .000
N 20 20 20
** *
soal6 Pearson Correlation .608 .490 .902**
Sig. (2-tailed) .004 .028 .000
N 20 20 20
soal7 Pearson Correlation .327 .250 .696**
Sig. (2-tailed) .160 .288 .001
N 20 20 20
soal8 Pearson Correlation .404 .289 .676**
Sig. (2-tailed) .077 .217 .001
N 20 20 20
*
soal9 Pearson Correlation 1 .490 .851**
Sig. (2-tailed) .028 .000
N 20 20 20
soal10 Pearson Correlation .490* 1 .586**
Sig. (2-tailed) .028 .007
N 20 20 20
** **
SCORE Pearson Correlation .851 .586 1
Sig. (2-tailed) .000 .007
N 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 20 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.897 10

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
soal1 .90 .308 20
soal2 .80 .410 20
soal3 .70 .470 20
soal4 .80 .410 20
soal5 .85 .366 20
soal6 .85 .366 20
soal7 .90 .308 20
soal8 .75 .444 20
soal9 .85 .366 20
soal10 .80 .410 20
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
soal1 7.30 6.747 .632 .888
soal2 7.40 6.358 .641 .887
soal3 7.50 6.053 .683 .884
soal4 7.40 6.779 .424 .901
soal5 7.35 6.239 .808 .876
soal6 7.35 6.134 .873 .872
soal7 7.30 6.747 .632 .888
soal8 7.45 6.366 .575 .892
soal9 7.35 6.239 .808 .876
soal10 7.40 6.674 .477 .898

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
8.20 7.853 2.802 10

DUKUNGAN KELUARGA

Correlations

Correlations
soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 soal6 soal7 soal8
*
soal1 Pearson 1 .327 .444 .250 .327 -.111 .250 .250
Correlation
Sig. (2-tailed) .160 .050 .288 .160 .641 .288 .288
N 20 20 20 20 20 20 20 20
* **
soal2 Pearson .327 1 .327 .490 .608 -.140 .140 .490*
Correlation
Sig. (2-tailed) .160 .160 .028 .004 .556 .556 .028
N 20 20 20 20 20 20 20 20
soal3 Pearson .444* .327 1 .667** .327 -.111 .667** .250
Correlation
Sig. (2-tailed) .050 .160 .001 .160 .641 .001 .288
N 20 20 20 20 20 20 20 20
soal4 Pearson .250 .490* .667** 1 .490* -.167 .375 .375
Correlation
Sig. (2-tailed) .288 .028 .001 .028 .482 .103 .103
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** *
soal5 Pearson .327 .608 .327 .490 1 -.140 .140 .840**
Correlation
Sig. (2-tailed) .160 .004 .160 .028 .556 .556 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20
soal6 Pearson -.111 -.140 -.111 -.167 -.140 1 -.167 -.167
Correlation
Sig. (2-tailed) .641 .556 .641 .482 .556 .482 .482
N 20 20 20 20 20 20 20 20
soal7 Pearson .250 .140 .667** .375 .140 -.167 1 .062
Correlation
Sig. (2-tailed) .288 .556 .001 .103 .556 .482 .794
N 20 20 20 20 20 20 20 20
* **
soal8 Pearson .250 .490 .250 .375 .840 -.167 .062 1
Correlation
Sig. (2-tailed) .288 .028 .288 .103 .000 .482 .794
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** * *
soal9 Pearson .327 .216 .793 .490 .216 -.140 .490 .140
Correlation
Sig. (2-tailed) .160 .361 .000 .028 .361 .556 .028 .556
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** *
soal10 Pearson .667 .840 .250 .375 .490 -.167 .063 .375
Correlation
Sig. (2-tailed) .001 .000 .288 .103 .028 .482 .794 .103
N 20 20 20 20 20 20 20 20
soal11 Pearson .327 1.000** .327 .490* .608** -.140 .140 .490*
Correlation
Sig. (2-tailed) .160 .000 .160 .028 .004 .556 .556 .028
N 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** ** ** *
SCORE Pearson .590 .801 .727 .730 .743 -.096 .473 .627**
Correlation
Sig. (2-tailed) .006 .000 .000 .000 .000 .687 .035 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20

Correlations
soal9 soal10 soal11 SCORE
**
soal1 Pearson Correlation .327 .667 .327 .590**
Sig. (2-tailed) .160 .001 .160 .006
N 20 20 20 20
soal2 Pearson Correlation .216 .840** 1.000** .801**
Sig. (2-tailed) .361 .000 .000 .000
N 20 20 20 20
**
soal3 Pearson Correlation .793 .250 .327 .727**
Sig. (2-tailed) .000 .288 .160 .000
N 20 20 20 20
* *
soal4 Pearson Correlation .490 .375 .490 .730**
Sig. (2-tailed) .028 .103 .028 .000
N 20 20 20 20
soal5 Pearson Correlation .216 .490* .608** .743**
Sig. (2-tailed) .361 .028 .004 .000
N 20 20 20 20
soal6 Pearson Correlation -.140 -.167 -.140 -.096
Sig. (2-tailed) .556 .482 .556 .687
N 20 20 20 20
*
soal7 Pearson Correlation .490 .063 .140 .473*
Sig. (2-tailed) .028 .794 .556 .035
N 20 20 20 20
*
soal8 Pearson Correlation .140 .375 .490 .627**
Sig. (2-tailed) .556 .103 .028 .003
N 20 20 20 20
soal9 Pearson Correlation 1 .140 .216 .570**
Sig. (2-tailed) .556 .361 .009
N 20 20 20 20
**
soal10 Pearson Correlation .140 1 .840 .730**
Sig. (2-tailed) .556 .000 .000
N 20 20 20 20
**
soal11 Pearson Correlation .216 .840 1 .801**
Sig. (2-tailed) .361 .000 .000
N 20 20 20 20
** ** **
SCORE Pearson Correlation .570 .730 .801 1
Sig. (2-tailed) .009 .000 .000
N 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Reliability

Scale: ALL VARIABLES


Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.836 11

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
soal1 .90 .308 20
soal2 .85 .366 20
soal3 .90 .308 20
soal4 .80 .410 20
soal5 .85 .366 20
soal6 .90 .308 20
soal7 .80 .410 20
soal8 .80 .410 20
soal9 .85 .366 20
soal10 .80 .410 20
soal11 .85 .366 20

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
soal1 8.40 5.411 .500 .824
soal2 8.45 4.892 .737 .802
soal3 8.40 5.200 .660 .812
soal4 8.50 4.895 .638 .810
soal5 8.45 4.997 .665 .809
soal6 8.40 6.463 -.215 .870
soal7 8.50 5.421 .330 .839
soal8 8.50 5.105 .511 .822
soal9 8.45 5.313 .458 .827
soal10 8.50 4.895 .638 .810
soal11 8.45 4.892 .737 .802

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
9.30 6.221 2.494 11

DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN

Correlations

Correlations
soal1 soal1 soal1 soal1
soal1 soal2 soal3 soal4 soal5 soal6 soal7 soal8 soal9 0 1 2 3
* ** *
soal Pearson 1 .327 .444 .327 .327 .667 .444 -.140 .327 .327 .327 -.140 .250
1 Correlation
Sig. (2- .160 .050 .160 .160 .001 .050 .556 .160 .160 .160 .556 .288
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
soal Pearson .327 1 .327 .216 .608** .140 .327 .216 .608** .216 1.000 -.176 .140
**
2 Correlation
Sig. (2- .160 .160 .361 .004 .556 .160 .361 .004 .361 .000 .457 .556
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** **
soal Pearson .444 .327 1 .793 .327 .250 1.000 -.140 .327 .793 .327 -.140 .250
**
3 Correlation
Sig. (2- .050 .160 .000 .160 .288 .000 .556 .160 .000 .160 .556 .288
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** **
soal Pearson .327 .216 .793 1 .216 .140 .793 -.176 .216 .608 .216 .216 .140
4 Correlation
Sig. (2- .160 .361 .000 .361 .556 .000 .457 .361 .004 .361 .361 .556
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
soal Pearson .327 .608** .327 .216 1 .490* .327 .608** .216 .216 .608** .216 .140
5 Correlation
Sig. (2- .160 .004 .160 .361 .028 .160 .004 .361 .361 .004 .361 .556
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * *
soal Pearson .667 .140 .250 .140 .490 1 .250 .140 .140 .490 .140 .140 .063
6 Correlation
Sig. (2- .001 .556 .288 .556 .028 .288 .556 .556 .028 .556 .556 .794
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
* ** **
soal Pearson .444 .327 1.000 .793 .327 .250 1 -.140 .327 .793 .327 -.140 .250
**
7 Correlation
Sig. (2- .050 .160 .000 .000 .160 .288 .556 .160 .000 .160 .556 .288
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
soal Pearson -.140 .216 -.140 -.176 .608** .140 -.140 1 -.176 -.176 .216 .216 -.210
8 Correlation
Sig. (2- .556 .361 .556 .457 .004 .556 .556 .457 .457 .361 .361 .374
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** **
soal Pearson .327 .608 .327 .216 .216 .140 .327 -.176 1 .216 .608 -.176 .490*
9 Correlation
Sig. (2- .160 .004 .160 .361 .361 .556 .160 .457 .361 .004 .457 .028
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** * **
soal Pearson .327 .216 .793 .608 .216 .490 .793 -.176 .216 1 .216 -.176 .140
10 Correlation
Sig. (2- .160 .361 .000 .004 .361 .028 .000 .457 .361 .361 .457 .556
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** **
soal Pearson .327 1.000 .327 .216 .608 .140 .327 .216 .608 .216 1 -.176 .140
**
11 Correlation
Sig. (2- .160 .000 .160 .361 .004 .556 .160 .361 .004 .361 .457 .556
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
soal Pearson -.140 -.176 -.140 .216 .216 .140 -.140 .216 -.176 -.176 -.176 1 -.210
12 Correlation
Sig. (2- .556 .457 .556 .361 .361 .556 .556 .361 .457 .457 .457 .374
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
soal Pearson .250 .140 .250 .140 .140 .063 .250 -.210 .490* .140 .140 -.210 1
13 Correlation
Sig. (2- .288 .556 .288 .556 .556 .794 .288 .374 .028 .556 .556 .374
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*
soal Pearson -.167 .140 -.167 -.210 -.210 -.250 -.167 -.210 .490 -.210 .140 -.210 .063
14 Correlation
Sig. (2- .482 .556 .482 .374 .374 .288 .482 .374 .028 .374 .556 .374 .794
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** * *
soal Pearson .667 .140 .250 .140 .490 1.000 .250 .140 .140 .490 .140 .140 .063
**
15 Correlation
Sig. (2- .001 .556 .288 .556 .028 .000 .288 .556 .556 .028 .556 .556 .794
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
soal Pearson .327 .608** .327 .216 1.000 .490* .327 .608** .216 .216 .608** .216 .140
**
16 Correlation
Sig. (2- .160 .004 .160 .361 .000 .028 .160 .004 .361 .361 .004 .361 .556
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
** ** ** * ** ** ** ** ** **
SCO Pearson .618 .686 .674 .545 .779 .635 .674 .218 .592 .592 .686 .077 .343
RE Correlation
Sig. (2- .004 .001 .001 .013 .000 .003 .001 .357 .006 .006 .001 .746 .139
tailed)
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Correlations
soal14 soal15 soal16 SCORE
**
soal1 Pearson Correlation -.167 .667 .327 .618**
Sig. (2-tailed) .482 .001 .160 .004
N 20 20 20 20
soal2 Pearson Correlation .140 .140 .608** .686**
Sig. (2-tailed) .556 .556 .004 .001
N 20 20 20 20
soal3 Pearson Correlation -.167 .250 .327 .674**
Sig. (2-tailed) .482 .288 .160 .001
N 20 20 20 20
soal4 Pearson Correlation -.210 .140 .216 .545*
Sig. (2-tailed) .374 .556 .361 .013
N 20 20 20 20
* **
soal5 Pearson Correlation -.210 .490 1.000 .779**
Sig. (2-tailed) .374 .028 .000 .000
N 20 20 20 20
soal6 Pearson Correlation -.250 1.000** .490* .635**
Sig. (2-tailed) .288 .000 .028 .003
N 20 20 20 20
soal7 Pearson Correlation -.167 .250 .327 .674**
Sig. (2-tailed) .482 .288 .160 .001
N 20 20 20 20
**
soal8 Pearson Correlation -.210 .140 .608 .218
Sig. (2-tailed) .374 .556 .004 .357
N 20 20 20 20
*
soal9 Pearson Correlation .490 .140 .216 .592**
Sig. (2-tailed) .028 .556 .361 .006
N 20 20 20 20
soal10 Pearson Correlation -.210 .490* .216 .592**
Sig. (2-tailed) .374 .028 .361 .006
N 20 20 20 20
**
soal11 Pearson Correlation .140 .140 .608 .686**
Sig. (2-tailed) .556 .556 .004 .001
N 20 20 20 20
soal12 Pearson Correlation -.210 .140 .216 .077
Sig. (2-tailed) .374 .556 .361 .746
N 20 20 20 20
soal13 Pearson Correlation .063 .063 .140 .343
Sig. (2-tailed) .794 .794 .556 .139
N 20 20 20 20
soal14 Pearson Correlation 1 -.250 -.210 -.033
Sig. (2-tailed) .288 .374 .889
N 20 20 20 20
*
soal15 Pearson Correlation -.250 1 .490 .635**
Sig. (2-tailed) .288 .028 .003
N 20 20 20 20
*
soal16 Pearson Correlation -.210 .490 1 .779**
Sig. (2-tailed) .374 .028 .000
N 20 20 20 20
** **
SCORE Pearson Correlation -.033 .635 .779 1
Sig. (2-tailed) .889 .003 .000
N 20 20 20 20

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability

Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary


N %
Cases Valid 20 100.0
a
Excluded 0 .0
Total 20 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.821 16

Item Statistics
Mean Std. Deviation N
soal1 .90 .308 20
soal2 .85 .366 20
soal3 .90 .308 20
soal4 .85 .366 20
soal5 .85 .366 20
soal6 .80 .410 20
soal7 .90 .308 20
soal8 .85 .366 20
soal9 .85 .366 20
soal10 .85 .366 20
soal11 .85 .366 20
soal12 .85 .366 20
soal13 .80 .410 20
soal14 .80 .410 20
soal15 .80 .410 20
soal16 .85 .366 20

Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
soal1 12.65 8.345 .551 .806
soal2 12.70 8.011 .614 .800
soal3 12.65 8.239 .614 .802
soal4 12.70 8.326 .453 .810
soal5 12.70 7.800 .725 .792
soal6 12.75 7.987 .545 .803
soal7 12.65 8.239 .614 .802
soal8 12.70 9.063 .100 .831
soal9 12.70 8.221 .506 .807
soal10 12.70 8.221 .506 .807
soal11 12.70 8.011 .614 .800
soal12 12.70 9.379 -.042 .839
soal13 12.75 8.724 .217 .826
soal14 12.75 9.671 -.165 .850
soal15 12.75 7.987 .545 .803
soal16 12.70 7.800 .725 .792

Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
13.55 9.418 3.069 16
DATA PENELITIAN

NOMOR BUTIR KUESIONER COPING DENGAN KELUHAN EMESIS GRAVIDARUM


NO RESPONDEN TOTAL SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 R1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 1 5 0
2 R2 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 1
3 R3 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 1
4 R4 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 6 0
5 R5 0 0 1 0 0 1 1 1 1 1 6 0
6 R6 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 6 0
7 R7 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 0
8 R8 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 8 1
9 R9 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6 0
10 R10 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 7 0
11 R11 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
12 R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
13 R13 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 0
14 R14 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 6 0
15 R15 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 0
16 R16 1 0 1 0 0 0 1 1 0 1 5 0
17 R17 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 5 0
18 R18 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1
19 R19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
20 R20 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 7 0
21 R21 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1
22 R22 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 0
23 R23 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 5 0
24 R24 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 0
25 R25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
26 R26 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1
27 R27 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1
28 R28 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
29 R29 0 0 1 0 0 1 1 1 0 1 5 0
30 R30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
31 R31 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 8 1
32 R32 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 8 1
33 R33 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 7 0
34 R34 0 0 1 1 0 1 1 1 0 1 6 0
35 R35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1
36 R36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
37 R37 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1
38 R38 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 7 0
39 R39 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 7 0
40 R40 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 6 0
41 R41 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 0
42 R42 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 0
43 R43 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1
TOTAL 320
t mean = 320 : 43 = 7,44
NOMOR BUTIR KUESIONER SUMBER INFORMASI
NO RESPONDEN TOTAL SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 R1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 1 6 0
2 R2 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1
3 R3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1
4 R4 0 0 0 1 1 1 1 1 0 1 6 0
5 R5 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 7 0
6 R6 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 6 0
7 R7 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 7 0
8 R8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
9 R9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
10 R10 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 9 1
11 R11 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1
12 R12 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1
13 R13 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 0
14 R14 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 0
15 R15 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 6 0
16 R16 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 0
17 R17 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 8 1
18 R18 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 9 1
19 R19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
20 R20 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1
21 R21 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 0
22 R22 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 0
23 R23 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 0
24 R24 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 5 0
25 R25 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 8 1
26 R26 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1
27 R27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1
28 R28 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 0
29 R29 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 6 0
30 R30 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 7 0
31 R31 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 0
32 R32 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 0
33 R33 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 1
34 R34 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
35 R35 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 6 0
36 R36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1
37 R37 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
38 R38 0 0 0 0 1 1 1 1 1 1 6 0
39 R39 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 6 0
40 R40 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 7 0
41 R41 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 6 0
42 R42 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 7 0
43 R43 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 7 0
TOTAL 322
t mean = 322 : 43 = 7,48
NOMOR BUTIR KUESIONER DUKUNGAN KELUARGA
NO RESPONDEN TOTAL SKOR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 R1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1
2 R2 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 0
3 R3 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 7 0
4 R4 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 8 1
5 R5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
6 R6 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1
7 R7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0
8 R8 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 0
9 R9 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 7 0
10 R10 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 1
11 R11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
12 R12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
13 R13 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 9 1
14 R14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 0
15 R15 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 0
16 R16 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 7 0
17 R17 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 6 1
18 R18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 9 1
19 R19 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
20 R20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
21 R21 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 0
22 R22 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 0
23 R23 1 0 1 0 1 1 1 1 1 0 7 0
24 R24 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 7 1
25 R25 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
26 R26 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 1
27 R27 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
28 R28 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 9 0
29 R29 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 7 0
30 R30 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 7 0
31 R31 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 6 0
32 R32 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 7 0
33 R33 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 7 1
34 R34 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 9 1
35 R35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
36 R36 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
37 R37 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 9 0
38 R38 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 8 0
39 R39 1 1 0 1 1 1 0 1 0 1 7 0
40 R40 1 1 0 0 1 1 1 1 1 0 7 0
41 R41 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 7 1
42 R42 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 1
43 R43 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 9 1
TOTAL 358
t mean = 358 : 43 = 8,32
NOMOR BUTIR KUESIONER DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN
NO RESPONDEN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total Skor
1 R1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11
2 R2 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 1
3 R3 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 1 0 8 0
4 R4 1 1 1 1 0 0 0 1 0 0 1 1 1 8 0
5 R5 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1
6 R6 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 11 1
7 R7 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 11 1
8 R8 1 1 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 8 0
9 R9 1 0 0 0 0 1 1 0 1 1 1 1 1 8 0
10 R10 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 0 9 0
11 R11 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 11 1
12 R12 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1
13 R13 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 10 1
14 R14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 1
15 R15 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 8 0
16 R16 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 9 0
17 R17 1 1 1 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 8 0
18 R18 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 11 1
19 R19 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 11 1
20 R20 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 11 1
21 R21 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 1
22 R22 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 9 0
23 R23 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 9 0
24 R24 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 8 0
25 R25 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 10 1
26 R26 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 11 1
27 R27 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 1 10 1
28 R28 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 11 1
29 R29 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 1 8 0
30 R30 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 9 0
31 R31 1 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 9 0
32 R32 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1
33 R33 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1
34 R34 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 0 10 1
35 R35 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 11 1
36 R36 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 0 10 1
37 R37 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1
38 R38 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 8 0
39 R39 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 1 1 8 0
40 R40 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 7 0
41 R41 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 0 0 1 8 0
42 R42 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 10 1
43 R43 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 11 1
TOTAL 421
t mean = 421 : 43 = 9,79

HASIL PENELITIAN

Frequencies
Statistics
Dukungan
Sumber Dukungan Tenaga
Perilaku Coping Informasi Keluarga Kesehatan
N Valid 43 43 43 43
Missing 0 0 0 0

Frequency Table
Perilaku Coping
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang baik 24 55.8 55.8 55.8
Baik 19 44.2 44.2 100.0
Total 43 100.0 100.0

Sumber Informasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang baik 25 58.1 58.1 58.1
Baik 18 41.9 41.9 100.0
Total 43 100.0 100.0

Dukungan Keluarga
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang mendukung 20 46.5 46.5 46.5
Mendukung 23 53.5 53.5 100.0
Total 43 100.0 100.0

Dukungan Tenaga Kesehatan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Kurang Mendukung 18 41.9 41.9 41.9
Mendukung 25 58.1 58.1 100.0
Total 43 100.0 100.0

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Sumber Informasi * Perilaku 43 100.0% 0 0.0% 43 100.0%
Coping
Dukungan Keluarga * 43 100.0% 0 0.0% 43 100.0%
Perilaku Coping
Dukungan Tenaga 43 100.0% 0 0.0% 43 100.0%
Kesehatan * Perilaku Coping

Sumber Informasi * Perilaku Coping

Crosstab
Perilaku Coping
Kurang baik Baik Total
Sumber Informasi Kurang baik Count 18 7 25
% within Sumber Informasi 72.0% 28.0% 100.0%
Baik Count 6 12 18
% within Sumber Informasi 33.3% 66.7% 100.0%
Total Count 24 19 43
% within Sumber Informasi 55.8% 44.2% 100.0%

Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.344 1 .012
b
Continuity Correction 4.873 1 .027
Likelihood Ratio 6.466 1 .011
Fisher's Exact Test .016 .013
Linear-by-Linear Association 6.197 1 .013
N of Valid Cases 43

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.95.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures
Asymptotic Approximate
a b
Value Standard Error Approximate T Significance
Interval by Interval Pearson's R .384 .142 2.664 .011c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .384 .142 2.664 .011c
N of Valid Cases 43
a. Not assuming the null hypothesis.
b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Sumber 5.143 1.384 19.107
Informasi (Kurang baik /
Baik)
For cohort Perilaku Coping = 2.160 1.075 4.339
Kurang baik
For cohort Perilaku Coping = .420 .207 .853
Baik
N of Valid Cases 43

Dukungan Keluarga * Perilaku Coping

Crosstab
Perilaku Coping
Kurang baik Baik
Dukungan Keluarga Kurang mendukung Count 15 5
% within Dukungan Keluarga 75.0% 25.0%
Mendukung Count 9 14
% within Dukungan Keluarga 39.1% 60.9%
Total Count 24 19
% within Dukungan Keluarga 55.8% 44.2%

Crosstab

Total
Dukungan Keluarga Kurang mendukung Count 20
% within Dukungan Keluarga 100.0%
Mendukung Count 23
% within Dukungan Keluarga 100.0%
Total Count 43
% within Dukungan Keluarga 100.0%
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5.581 1 .018
Continuity Correctionb 4.221 1 .040
Likelihood Ratio 5.745 1 .017
Fisher's Exact Test .031 .019
Linear-by-Linear Association 5.451 1 .020
N of Valid Cases 43

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.84.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures
Asymptotic Approximate
a b
Value Standard Error Approximate T Significance
Interval by Interval Pearson's R .360 .141 2.473 .018c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .360 .141 2.473 .018c
N of Valid Cases 43

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Dukungan 4.667 1.255 17.358
Keluarga (Kurang
mendukung / Mendukung)
For cohort Perilaku Coping = 1.917 1.085 3.386
Kurang baik
For cohort Perilaku Coping = .411 .180 .939
Baik
N of Valid Cases 43
Dukungan Tenaga Kesehatan * Perilaku Coping

Crosstab
Perilaku Coping
Kurang baik Baik
Dukungan Tenaga Kurang Mendukung Count 14 4
Kesehatan % within Dukungan Tenaga 77.8% 22.2%
Kesehatan
Mendukung Count 10 15
% within Dukungan Tenaga 40.0% 60.0%
Kesehatan
Total Count 24 19
% within Dukungan Tenaga 55.8% 44.2%
Kesehatan

Crosstab

Total
Dukungan Tenaga Kesehatan Kurang Mendukung Count 18
% within Dukungan Tenaga 100.0%
Kesehatan
Mendukung Count 25
% within Dukungan Tenaga 100.0%
Kesehatan
Total Count 43
% within Dukungan Tenaga 100.0%
Kesehatan
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.056 1 .014
Continuity Correctionb 4.621 1 .032
Likelihood Ratio 6.308 1 .012
Fisher's Exact Test .028 .015
Linear-by-Linear Association 5.915 1 .015
N of Valid Cases 43

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.95.
b. Computed only for a 2x2 table

Symmetric Measures
Asymptotic Approximate
a b
Value Standard Error Approximate T Significance
Interval by Interval Pearson's R .375 .137 2.592 .013c
Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .375 .137 2.592 .013c
N of Valid Cases 43

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

Risk Estimate
95% Confidence Interval
Value Lower Upper
Odds Ratio for Dukungan 5.250 1.335 20.646
Tenaga Kesehatan (Kurang
Mendukung / Mendukung)
For cohort Perilaku Coping = 1.944 1.133 3.336
Kurang baik
For cohort Perilaku Coping = .370 .147 .931
Baik
N of Valid Cases 43
SURAT PEMBERITAHUAN HASIL PEMERIKSAAN PROPOSAL SKRIPSI
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT
PLAGIAT 12% ESKTERNAL
PLAGIAT 2%
PLAGIAT 1%
DUKUNGAN KELUARGA 6%
DUKUNGAN TENAGA KESEHATAN 5%
SURAT KETERANGAN KOMISI ETIK
TTD BIMBINGAN

Anda mungkin juga menyukai