Anda di halaman 1dari 10

1

I. PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Indonesia membutuhkan produksi kangkung yang lebih tinggi dari


angka tersebut agar terjadi ketahanan pangan kangkung darat karena
kangkung (Ipomoea reptans) termasuk sayuran yang sangat populer.
Kangkung juga berkhasiat sebagai anti racun dan bisa mengobati
berbagai gangguan kesehatan (Istamar, 2004). Johantika (2002),
menyatakan bahwa konsumsi kangkung di Indonesia mencapai 1,02 juta,
padahal jumlah tersebut masih jauh dari produksi kangkung darat yang
ada di Indonesia yakni menurut Badan Pusat Statistik (BPS 2012) sekitar
350,879 ton pada tahun 2012.
Indonesia membutuhkan produksi kangkung yang lebih tinggi dari
angka tersebut agar terjadi ketahanan pangan kangkung darat. Selain
rasanya yang enak kangkung juga memiliki kandungan gizi cukup tinggi.
Kangkung mengandung vitamin A, B, C, protein, kalsium, fosfor,
karotendan sitosterol serta bahan-bahan mineral terutama zat besi yang
berguna bagi pertumbuhan dan kesehatan tubuh (Reis, 1993). Produksi
utama dari kangkung adalah batang muda dan pucuk-pucuk daunnya
(Rukmana, 2007). Dari segi ekonomi, tanaman sayuran dapat dijadikan
sumber penghasilan masyarakat. Adanya arus globalisasi di bidang
perdagangan, maka orientasi pasar kangkung tidak hanya di dalam negeri
tetapi juga di pasar luar negeri yang justru lebih menjanjikan dimasa
depan, karena permintaan terus meningkat dan harga jualnya tinggi, akan
lebih baik jika mutu sayuran sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Kualitas sayuran yang diinginkan oleh produsen adalah sayuran dengan
kualitas yang baik, kesegaran bentuk, warna dan tidak mengandung
residu pestisida dan kandungan logam berat (Wijaya, 2012).
Pengembangan sayuran di Indonesia menghadapi beberapa kendala
yang berkaitan dengan beberapa hal antara lain luas lahan yang terbatas,
2

teknik budidaya, pemasaran, kualitas sumber daya manusia dan kebijakan


pemerintah serta infrastruktur.
Secara umum tanaman sayuran termasuk kangkung merupakan
tanaman yang tumbuh subur pada tanah-tanah yang memiliki kandungan
bahan organik tinggi, karena bahan organik dapat memperbaiki sifat fisik
tanah antara lain: kemampuan tanah untuk menahan air, memperbaiki
kesuburan tanah dan meningkatkan aktivitas dan jumlah organisme tanah
yang menguntungkan (Wijaya, 2012).

B.Tujuan Magang

Adapun tujuan magang adalah sebagai berikut :

1. Untuk mempelajari bagaimana cara membudidayakan dan


mengembangkan tanaman kangkung di Desa Lampoko,
Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone.
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi hambatan dalam
membudidayakan tanaman kangkung di Desa Lampoko,
Kecamatan Barebbo, Kabupaten Bone.

C. Manfaat Magang

1.Bagi Mahasiswa

Manfaat magang bagi mahasiswa adalah sebagai berikut :

a. Mahasiswa dapat mengetahui dan juga mengembangkan cara


membudidayakan tanaman kangkung.
b. Mahasiswa dapat mengetahui apa saja yang menjadi hambatan
dalam mengembangkan budidaya tanaman kangkung.

2. Bagi Polbangtan Gowa

Manfaat magang bagi Polbangtan Gowa adalah :


3

a. Dapat menjalin kerjasama antara Polbangtan Gowa dengan


tempat magang
b. Mempermudah lulusan Polbangtan Gowa untuk mendapatkan
lowongan kerja

3. Bagi Perusahaan/Badan Usaha

Adapun manfaat bagi perusahaan/badan usaha :

a. Dapat menjadi salah satu tempat kerja bagi mahasiswa


b. Dapat mengurangi biaya pengeluaran
4

II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Tanaman Kangkung

Kangkung merupakan tanaman yang dapat tumbuh lebih dari satu


tahun. Tanaman kangkung memiliki sistem perakaran tunggang dan
cabang-cabangnya akar menyebar kesemua arah, dapat menembus
tanah sampai kedalaman 60 hingga 100 cm, dan melebar secara
mendatar pada radius 150 cm atau lebih, terutama pada jenis kangkung
air (Djuariah, 2007).Batang kangkung bulat dan berlubang, berbuku-buku,
banyak mengandung air (herbacious) dari buku-bukunya mudah sekali
keluar akar. Memiliki percabangan yang banyak dan setelah tumbuh lama
batangnya akan menjalar (Djuariah, 2007).

Kangkung memiliki tangkai daun melekat pada buku-buku batang


dan di ketiak daunnya terdapat mata tunas yang dapat tumbuh menjadi
percabangan baru. Bentuk daun umumnya runcing ataupun tumpul,
permukaan daun sebelah atas berwarna hijau tua, dan permukaan daun
bagian bawah berwarna hijau muda. Selama fase pertumbuhanya
tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah, dan berbiji terutama jenis
kangkung cabut. Bentuk bunga kangkung umumnya berbentuk “terompet”
dan daun mahkota bunga berwarna putih atau merah lembayung (Maria,
2009).

Buah kangkung berbentuk bulat telur yang didalamnya berisi tiga


butir biji. Bentuk buah kangkung seperti melekat dengan bijinya. Warna
buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung
berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama.
Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau
kehitam-hitaman, dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung
cabut biji kangkung berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara
generatif (Maria, 2009).
5

1. Klasifikasi Tanaman Kangkung

Tanaman kangkung cabut diklasifikasikan sebagai berikut :

Kingdom         : Plantea ( tumbuhan )


Subkingdom    : Tracheobionta ( berpembuluh )
Superdivisio    : Spermatophyta ( menghasilkan biji )
Divisio             : Magnoliophyta ( berbunga )
Kelas               : Magnoliapsida ( berkeping dua / dikotil )
Sub kelas         : Asteridae
Ordo                : Solanales
Familia            : Convolvulaceae
Genus              : Ipomea
Spesies            : Ipomea reptans Poir

2. Syarat Tumbuh

a. Iklim

Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik sepanjang tahun.


Kangkung cabut (Ipomea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang
beriklim panas dan beriklim dingin. Jumlah curah hujan yang baik untuk
pertumbuhan tanaman ini berkisar antara 500-5000 mm/tahun. Pada
musim hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan
subur, asalkan di sekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Dengan
demikian, kangkung pada umumnya kuat menghadapi rumput liar,
sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun/ladang yang
agak rimbun (Aditya, 2009).

Tanaman kangkung membutuhkan lahan yang terbuka atau


mendapat sinar matahari yang cukup. Di tempat yang terlindung
(ternaungi) tanaman kangkung akan tumbuh memanjang (tinggi) tetapi
kurus-kurus. Kangkung sangat kuat menghadapi panas terik dan kemarau
6

yang panjang. Apabila ditanam di tempat yang agak terlindung, maka


kualitas daun bagus dan lemas sehingga disukai konsumen. Suhu udara
dipengaruhi oleh ketinggian tempat, setiap naik 100 m tinggi tempat, maka
temperatur udara turun 1 derajat C (Aditya, 2009).

b. Media Tanam

Kangkung cabut (Ipomea reptans) menghendaki tanah yang subur,


gembur banyak mengandung bahan organik dan tidak dipengaruhi
keasaman tanah. Tanaman kangkung cabut tidak menghendaki tanah
yang tergenang, karena akar akan mudah membusuk. Tanaman
kangkung (Ipomea reptans) membutuhkan tanah datar bagi
pertumbuhannya, sebab tanah yang memiliki kelerengan tinggi tidak dapat
mempertahankan kandungan air secara baik (Haryoto, 2009).

c. Ketinggian Tempat

Kangkung dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di dataran


rendah sampai dataran tinggi (pegunungan) ± 2000 meter dpl. Baik
kangkung cabut, varietas tersebut dapat tumbuh di mana saja, baik di
dataran rendah maupun di dataran tinggi. Hasilnya akan tetap sama asal
jangan dicampur aduk (Anggara, 2009).

B. Teknik Budidaya Tanaman Kangkung Cabut

Adapun tekhnik membudidayakan tanaman kangkung cabut adalah


sebagai berikut :

a. Menyiapkan benih Kangkung Cabut

Hal pertama yang harus dilakukan adalah memastikan benih yang


dipilih memiliki kualitas yang unggul dan bebas dari hama dan penyakit.
Untuk  mendapatkannya, kamu bisa datang ke kios pertanian dan
7

berkonsultasi secara langsung dengan penjaga toko mengenai benih


dengan kualitas terbaik. Kemudian, dalam proses pembibitan, terdapat 2
cara yang bisa kamu pilih, yakni dengan biiji (generatif) atau dengan
teknik stek (vegetatif).

b. Siapkan Lahan untuk Menanam Kangkung Cabut

Lahan yang akan dijadikan media tanam harus terbebas dari gulma
dan rumput liar. Setelah tanah digemburkan, buatlah gundukan tanah
selebar 1 meter dengan panjang menyesuaikan (beri jarak 40 cm dengan
bedengan).

c. Cara Memberi Pupuk Kangkung Cabut

Beri pupuk kandang di atas tanah yang sudah diolah secukupnya,


ratakan, dan biarkan selama 3-5 hari. Jika kandungan asam pada tanah
terlalu tinggi, beri kapur dolomit untuk menetralkan pH. Untuk hasil yang
maksimal, takaran yang pas adalah 1 ember kecil untuk setiap 1 karung
pupuk.

d. Proses Menanam Kangkung Cabut

Berikut adalah cara menanam kangkung cabut:

 Buat lubang tanam di bedengan dengan kedalaman 5 cm dan jarak


antar lubang 15-20 cm
 Masukkan 3 hingga 5 biji di setiap lubang.
 Tutup dengan tanah tipis yang sudah dicampur dengan pupuk NPK
dan kandang.
 Lakukan penanaman dengan teknik garitan atau zig-zag.

e. Proses Penyulaman Kangkung


8

Penyulaman adalah hal yang tidak boleh dilewatkan ketika menanam


kangkung. Kamu harus bisa memilih dan mengganti tanaman yang tidak
tumbuh dengan sempurna. Jika hal tersebut terjadi, segera ganti dengan
benih yang baru agal hasil panennya merata atau seragam.

f. Merawat Tanaman Kangkung Cabut

Pastikan agar kamu selalu membersihkan gulma serta tanaman lain


yang bisa mengganggu pertumbuhan tanaman kangkung. Selain itu,
lakukan juga pemberian pupuk susulan agar unsur hara dalam lahan tetap
tersedia.

Untuk melakukannya, beri pupuk urea sejumlah 15 gram per meter


lahan dan taburkan di pinggir bedengan. Proses ini bisa dilakukan 10 hari
sejak pembibitan dilakukan.

g. Proses Panen Kangkung

Biasanya, kangkung sudah siap panen saat usia tanaman sudah


mencapai 30 hari semenjak benih ditanam. Untuk memanennya, cukup
cabut kangkung hingga ke akarnya, atau potong ujung pangkal batang
dengan pisau.
9

III. METODE PELAKSANAAN

A. Tempat dan Waktu


Adapun tempat pelaksanaan kegiatan Magang mahasiswa
Polbangtan Gowa dilaksanakan di:
Tempat Magang : P4S Wanua Lampoko
Alamat : Desa Lampoko, Kecamatan Barebbo,
Kabupaten Bone
Dan adapun waktu pelaksanaan kegiatan Magang Mahasiswa Polbangtan
Gowa dilaksanakan pada :
Waktu : April - Juni 2021
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang akan digunakan selama kegiatan
magang adalah :
1. Hp atau kamera
2. Alat tulis
3. Alat bertani
C. Metode Pelaksanaan
1. Turun langsung ke lapangan untuk melakukan pengamatan
2. Mengikuti kegiatan yang dilakukan oleh petani serta mengamati
kegiatan yang dilakukan oleh petani
3. Mengambil dokumentasi keegiatan yang dilakukan
10

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.2019. Kangkung. (Online). https://id.wikipedia.org/wiki/Kangkung,


diakses pada 3 April 2021 . diakses pada 2 April 2021

Ibnu Ismail, 2020 (online) https://accurate.id/bisnis-ukm/budidaya-adalah/


. diakses pada 4 April 2021

Ir. Benedikta Wilibrorda Fernandz.2019.PENYULUH PERTANIAN MADYA


,
(online)http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/76961/BUDID
AYA-KANGKUNG/, diakses pada 1 April 2021

Krisnaindra.2016 (online) https://www.teorieno.com/2016/11


/pengertian-tanaman-kangkung.html . diakses pada 2 April 2021

MuhammadIqbalr.2019(online)https://www.99.co/blog/indonesia/cara-
menanam-kangkung/ . diakses pada 4 April 2021

Wirakusumah,2020(online)http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/9469
5/BUDIDAYA-TANAMAN-KANGKUNG/ . diakses pada 3 April
2021

Anda mungkin juga menyukai