Anda di halaman 1dari 9

BAB V

PENGENALAN ALAT LABORATURIUM

A. Tujuan
Bertujuan unuk mengenalkan nama dan fungsi alat-alat laboraturium yang digunakan
dipraktikum.
B. Dasar Teori
Laboratorium adalah unit penunjang akademik pada lembaga pendidikan, berupa
ruangan tertutup atau terbuka, bersifat permanen atau bergerak, dikelola secara sistematis
untuk kegiatan pengujian, kalibrasi, dan/atau produksi dalam skala terbatas, dengan
menggunakan peralatan dan bahan berdasarkan metode keilmuan tertentu, dalam rangka
pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan/atau pengabdian kepada masyarakat (PERMENPAN
No. 3 Tahun 2010).
Pada saat melakukan praktikum mikrobiologi, tentu saja terlebih dahulu kita perlu
mengetahui jenis alat yang akan digunakan pada praktikum tersebut. Selain itu, kita juga
perlu mengetahui prosedur penggunaannya, cara pembersih dan fungsi dari masing-masing
alat tersebut. Pada saat sekarang ini alat merupakan salah satu pendukung dari pada
keberhasilan suatu pekerjaan dilaboratorium. Sehingga untuk memudahkan dan melancarkan
berlangsungnya praktikum pengetahuan mengenai penggunaan alat sangat diperlukan.
Pengenalan alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan
penelitian (Ririn, 2016).
Pengenalan alat dan bahan yang dipakai saat praktikum meliputi macam-macam alat
dan bahan, mengetahui nama-nama alat, mengetahui sifat dari bahan kimia, memahami
fungsi serta cara kerja alat dan bahan tersebut. Setiap alat dibuat dengan bahan-bahan yang
berbeda satu sama lain danmempunyai fungsi yang spesifik. Alat-alat tersebut dibuat dari
bahan yang berbeda-beda ada yang terbuat dari gelas, porselen, kayu, aluminium, plastik,dan
lain-lain. Peralatan tersebut ada yang tahan terhadap basa, tahan terhadapkondisi normal.
Oleh sebab itu, penggunaan alat dan bahan kimia sangat menentukan suatu hasil penelitian
(Chang 2005).
Alat-alat laboratorium yang digunakan dalam percobaan bermacam-macam
diantaranya alat pemanas yang terdiri dari pembakar gas, kaki tiga,segitiga perselin, kasa,
gegep, pemanas air, alat-alat perselin (cawan porselindan pinggan porselin). Selain itu juga
digunakan alat-alat gelas. Sebelum digunakan alat-alat gelas harus diperiksa dan kemudian
dibersihkan. Alat-alat gelas diantaranya gelas wadah, sedangkan untuk mereaksikan zat
digunakan gelas ukur, labu ukur (labu takar), pipet ukur (pipet gondok dan pipet mohr),dan
buret. Sedangkan alat-alat lain seperti, pengaduk gelas, erlenmeyer, corong,semprot, kertas
saring, timbangan dan lain-lain. Alat-alat gelas ini juga memiliki kegunaan dan fungsi
masing-masing yang berguna untuk memudahkan praktikan dalam melaksanakan praktikum
(Subroto, 2000).
C. Alat dan Bahan
Alat-alat laboraturium
D. Cara Kerja
 Alat-alat laboratorium yang hendak dipelajari ditunjukkan dan dijelaskan fungsinya
kepada praktikan oleh Co-as.
 Perhatikan koas dalam memperkenalkan alat laboratorium.
 Tulis fungsi dari masing-masing alat yang diperkenalkan.
E. Hasil Pengamatan

No Gambar Keterangan
1. Gelas Beker: Digunakan untuk
mencampur, menyimpan, atau
mengukur volume zat cair.

2. Labu Erlenmeyer: Biasanya


digunakan untuk titrasi atau percobaan
di mana perlu adanya kontak antara
udara dan cairan yang diuji.
3. Labu Ukur: Untuk mengukur volume
cairan dengan tingkat akurasi yang
tinggi

4. Gelas Ukur: Seperti labu ukur,


digunakan untuk mengukur volume,
tetapi memiliki bentuk yang berbeda.

5. Tabung Reaksi: Digunakan untuk


melakukan reaksi kimia, seringkali
berbentuk silinder dan tahan terhadap
perubahan suhu.

6. Corong: Digunakan untuk mentransfer


cairan dari satu wadah ke wadah
lainnya atau untuk menyaring
campuran.

7. Pipet Ukur: Untuk mengukur volume


cairan dengan presisi yang tinggi.
8. Pengaduk Kaca: Digunakan untuk
mencampur larutan atau zat cair

9. Kaca Arloji: Biasanya digunakan


untuk mengukur waktu dengan presisi
tinggi dalam percobaan kimia.

10. Pipet Tetes: Digunakan untuk


meneteskan volume cairan yang sangat
kecil dengan akurasi tinggi, umumnya
dalam titrasi atau eksperimen
mikrobiologi.

11. Cawan Petri: Digunakan untuk


menumbuhkan mikroorganisme atau
menampung bahan kimia dalam
eksperimen laboratorium.

12. Tabung Reaksi: Berfungsi sebagai


wadah untuk melakukan reaksi kimia
dengan volume yang dapat diukur.
13. Penjepit Tabung Reaksi: Digunakan
untuk menggantung tabung reaksi atau
perangkat laboratorium lainnya.

14. Penghisap Pipet: Berguna untuk


menghisap dan mengalirkan cairan
dalam pipet dengan akurat.

15. Oven Laboratorium: Digunakan untuk


mengeringkan atau memanaskan bahan
kimia, sampel, atau instrumen
laboratorium.

16. Kaki Tiga: Memberikan stabilitas pada


perangkat laboratorium seperti tabung
reaksi atau cawan petri.

17. Kawat Kasa: Digunakan untuk


menangani atau memindahkan bahan
kimia dalam jumlah kecil.
18. Jarum Ose: Alat untuk mengambil
sejumlah kecil cairan atau zat padat.

19. Hot Plate: Menyediakan sumber panas


untuk pemanasan dalam reaksi kimia
atau pengujian.

20. Timbangan Analitik: Untuk


menimbang bahan kimia dengan akurasi
tinggi dalam pengukuran berat.

21. Mikroskop: Digunakan untuk


memperbesar dan memeriksa objek atau
benda-benda kecil yang tidak dapat
dilihat dengan mata telanjang.

22. Kaca Pembesar: Berfungsi untuk


memperbesar gambar objek kecil,
membantu pengamatan detail.
23. Kaca Preparat: Tempat objek yang
akan diamati di bawah mikroskop,
biasanya ditutupi dengan penutup kaca
untuk melindungi objek.

24. Termometer: Alat pengukur suhu yang


digunakan untuk mengukur suhu dalam
berbagai konteks, termasuk di dalam
laboratorium.

25. Autoklaf: Digunakan untuk sterilisasi


dengan uap air di bawah tekanan tinggi,
umumnya dalam konteks laboratorium
atau penyediaan instrumen medis.

26. Water Bath: Alat pemanas yang


menggunakan air sebagai media untuk
menjaga suhu konstan dalam
eksperimen atau proses laboratorium.

27. Kaca Objek: Digunakan sebagai


penutup pada kaca preparat untuk
menjaga kebersihan dan melindungi
objek dari kontaminasi.

28. Kompor Listrik: Menyediakan sumber


panas untuk pemanasan dalam berbagai
keperluan laboratorium.
29. Pinset: Alat untuk menggenggam dan
memindahkan benda kecil dengan
presisi, umumnya digunakan dalam
penanganan bahan kimia atau sampel.

30. Kertas Saring: Digunakan untuk


menyaring partikel atau endapan dari
cairan dalam proses pemisahan.

31. Bunsen: Sebuah alat yang


menghasilkan nyala api untuk
pemanasan dalam berbagai aplikasi
laboratorium, seperti reaksi kimia atau
sterilisasi.

F. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan mengenai pengenalan alat-alat mikrobiologi, memberi
kejelasan pada kita bahwa peralatan mikrobiologi dapat dikelompokkan kedalam peralatan
elektrik, gelas, dan non gelas. Sebagai praktikkan tentu saja kita harus mengetahui cara
prosedur penggunaannya, cara pembersihannya, dan fungsinya dalam praktikum di dalam
laboratorium.

Berikut adalah tutorial untuk melakukan inokulasi dengan mudah menggunakan peralatan
dan bahan yang mudah didapat. Dalam praktikum mikrobiologi, inokukasi bakteri dibutuhkan
peralatan dan bahan seperti cawan petri, tabung reaksi, bunsen, LAF. jarum ose, beaker,
erlenmeyer serta nutrient agar. Teknik inokulasi merupakan suatu pekerjaan memindahkan
mikroorganisme dari medium lama ke medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang
sangat tinggi. Pertama dihomogenkan terlebih dahulu tabung yang berisi sample, lalu
dipijarkan ose sampai membara, lalu dibuka tutup tabung dan dipanaskan mulut tabungnya,
lalu setelah ose dingin, ambil satu koloni. Dipanaskan kembali mulut tabung kemudian
diletakkan kembali pada tempatnya, lalu ledakan ose yg berisi sample biarkan di atas kaca
objek, dan terakhir sterilkan ose kembali untuk mengambil satu koloni selanjutnya.

Dalam pengerjaan praktikum mikrobiologi, diperlukan juga ruangan dan tempat kerja
yang steril. Ruang yang steril merupakan suatu keadaan ruang yang hebas dari semua bentuk
kehidupan mikroha yang patogen maupun yang non- patogen. Agar ruangan praktikum tetap
steril, lakukanlah sterilisasi rutin terhadap alat-alat dan tempat kerja. Contohnya meja,
semprotkan alkohol 70% ke meja. Kondisi yang steril juga dapat membantu keberhasilan
dalam praktikum mikrobiologi. Bukan hanya ruang kerja yang steril, tetapi pengerjaan kita
dalam praktikum mikrobiologi juga harus steril serta memakai alat pelindung diri. Seperti
gloves, jas lab, masker serta penutup kepala.

G. Kesimpulan
 Kesimpulan

Pada praktikum kali ini yang dapat disimpulkan ialah:

1. Peralatan yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi terdiri dari jarum ose, spreader,
bunsen, cawan petri, tabung reaksi, tabung erlenmeyer, mikropipet, shake incubator,
inkubator mikroskop autoklar, timbangan pemanas/microwave, kaca preparat dan cover glass,
colony counter, laminar air flow dan spatula

2. Peralatan yang terbuat dari gelas atau kaca meliputi tabung reaksi, cawan petri, kaca
preparat dan cover glass, erlenmeyer dan spreader. Peralatan yang terbuat dari non gelas,
yaitu mikropipet, jarum ose dan spatula. Peralatan yang bersifat elektrik seperti shake
incubator, inkubator mikroskop autoklaf, timbangan pemanas/microwave, colony counter,
laminar air flow.

3. Peralatan yang digunakan dalam inokulasi bakteri adalah seperti cawan petri, tabung
reaksi, bunsen, LAF, jarum ose, beaker, dan erlenmeyer

 Saran
Diharapkan semua praktikan dapat hands-on secara langsung dalam demonstrasi penggunaan
alat agar kedepannya lebih mahir dalam praktikum dalam laboratorium,

Anda mungkin juga menyukai