Anda di halaman 1dari 195

PENDAHULUAN

I. PENGENALAN DAN PENGGUNAAN ALAT-ALAT


Beberapa macam alat sederhana yang umum di gunakan dalam
laboratorium kimia serta kegunaannya di jelaskan di bawah ini.
1. Tabung reaksi.
Terbuat dari gelas, dapat di panaskan dan dipakai untuk
mereaksikan zat-zat kimia dalam jumlah yang sedikit.

2. Penjepit Dan Rak Tabung Reaksi

Terbuat dari kayu atau kawat, gunanya untuk memagang tabung


reaksi pada pemanasan.

4. Corong
Umumnya terbuat
dari gelas. Gunanya
untuk
menolong
memasukan cairan
dalam wadah yang
sempit
mulutnya
seperti botol, labu
ukur, buret dan
sebagainya.

ke

5. Corong Pisah
Sedangkan untuk corong pisah
berfungsi untuk memisahkan
dua cairan yang memiliki berat
jenis yang berbeda.

6. Corong Buchner
Jenis corong yang terbuat dari
porselen. Corong in digunakan
untuk penyaringan cepat dengan
cara

penyedotan

penghisap

vakum,

melalui
juga

dilengkapi dengan labu hisapnya.

7. Gelas erloji.
Gelas Arloji atau kaca Arloji atau
Cawan Arloji atau dalam bahasa
Inggrisnya disebut Watch Glasses
merupakan
sebuah
peralatan
laboratorium yang terbuat dari gelas
berbentuk seperti piring namun
mempunyai
permukaan
cekung
kedalam. Gelas arloji terbuat dari kaca
bening yang tembus pandang.
8. Gelas ukur
Dipakai untuk mengukur volume zat
kimia dalam bentuk cair alat ini
mempunyai skala dan terdiri dari
bermacam-macam ukuran. Jangan
digunakan untuk mengukur larutan
atau pelarut yang Panas.

9. Gelas Piala.
Biasanya juga dinamakan beker gelas.
Alat ini bukan alat pengukur walaupun
mempunyai
volume
kira-kira.
Digunakan sebagai tempat larutan dan
dapat juga untuk memanaskan larutan
zat zat kimia, menguapkan pelarut.

10. Labu Ukur


3

Terbuat dari gelas, mempunyai bermacam


macam ukuran, yang digunakan untuk
membuat larutan standar atau larutan
tertentu yang dengan volume setepat
tepatnya. Sering juga di pakai dalam
pengenceran sampai volume tertentu.
'Jangan dipakai untuk, mengukur larutan
atau pelarut yang panas.

11. Erlenmeyer
Alat ini bukan alat ukur, dipakai sebagai
tempat dari suatu zat yang di titrasi. Kadang kadang boleh juga dipakai untuk memanaskan
larutan.

12. Pipet gondok


Di bagian tengah dari pipet ini ada bagian
yang
membesar.
Ujung
runcing.
Digunakan untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu dengan tepat. Alat
ini lebih tepat dari gelas ukur. Ukurannya
bermacam-macam.

13. Karet pengisap.

Alat ini terbuat dari karet, dipergunakan untuk mengisap larutan


larutan yang berbahaya untuk di isap dongan mulut. Cara
menggunakannya yaitu dengan cara disambung dengan pipet ukur
atau pipet gondok.
14. Pipet ukur.
Berbeda dengan pipet gondok , pipet ini
dapat dipergunakan untuk mengukur
beberapa skala volume. Pipet ini
mempunyai ukuran maksimum yang
berbeda.

15. Pipet tetes.


Pipet ini dipergunakan untuk mengambil
larutan dalam jumlah kecil dan tidak
perlu diketahui dengan pasti volumenya.

16. Mikro Pipet


Memindahkan cairan dengan volume
yang sangat kecil dan tertentu.

17. Buret.

Alat ini terbuat dari gelas, mempunyai skala dan kran,


dipergunakan untuk mentatrasi.

18. Pengaduk maknit.


Alat ini terdiri dari maknit berputar
yang digerakkan oleh tenaga listrik
serta batang maknit yang dilapisi
dengan bahan yang inerrt. Gunanya
untuk mengaduk suatu campuran
pengaduk akan mempercepat proses
homogenasi antar molekul rekatan.
19. Termometer.
Alat ini terbuat dari gelas berisi air raksa.
Berbeda dengan termometer suhu badan,
aliran air raksa dalam kapiler termometer
bersifat reversibel.

ini

20. Klem dan statip.


Alat-alat ini terbuat dari besi dan
dipergunakan
untuk
menyusun
peralatan
gelas,
misalnya
pada
pengerjaan titrasi., destilasi refluks dan
sebagainya.

21. Kertas saring.

Bentuknya merupakan lingkaran


dengan ukuran yang bermacam
macam tergantung pada tujuan.
gunanya untuk menyaring larutan
dan memisahkan endapan dari
larutan.

Cara melipat dan menggunakan kertas :


a. Kertas yang berbentuk lingkaran dilipat menjadi dua.
b. Kemudian dilipat lagi dan salah satu ujungnya dirobek.
c. Bukalah dan taruhlah ke dalam botol/corong dan siap untuk
digunakan.
d. Bisa dengan membuat model lingkaran yang lain.

22.

Labu didih.

Bentuknya
seperti
pada
gambar.
Kegunaannya untuk mendidihkan larutan
terutama dipakai dalam alat-alat destilasi.

23.

Pinset

Bentuknya seperti terlihat pada


gambar dan
terbuat
dari stainless steel kegunaannya untuk
benda kecil.

seluruhnya
menjepit

24. Kaki tiga


Bentuknya seperti pada gambar yang
terbuat dari besi. Kegunaannya untuk
menyimpan/menahan
alat-alat
yang
dipanaskan di atas bunsen.

25. Kawat kasa dan segi tiga.


Kawat kasa terbuat dari kawat nichrome dan
segitiga terbuat dari kawat nichrome yang di
balut dengan silikat yang berbentuk silinder.
a. Kawat kasa untuk melindungi gelas
piala, labu, erlenmeyer dari kontak langsung dengan nyala
pembakar di tempatkan diatas kaki tiga.
b. Segitiga digunakan untuk memanaskan
alat-alat diatas api langsung tanpa kawat
kasa untuk alat-alat yang terbuat dari besi,
porselin atau platina.

26. Botol Pencuci.


Bentuknya seperti pada gambar, yang terbuat
dari plastik yang kegunaannya untuk
membilas.
8

27. Pemanas Spiritus dan


Pemanas Bunsen
Berfungsi
Untuk
memanaskan larutan dan
dapat pula digunakan untuk
sterilisasi dalam proses suatu
proses.
28. Hotplet
Berfungsi untuk memanaskan zat yang
mudah terbakar.
29. Tanur
Berfungsi untuk pemanasan pada suhu tinggi
samapi 1000 oC.
30. Oven
Untuk mengeringkan alat-alat sebelum
digunakan dan digunakan untuk mengeringkan
bahan yang dalam keadaan basah.

31. Inkubator
Digunakan
untuk
fermentasi
dan
menumbuhkan media pada pengujian secara
mikrobiologi.
32. Eksikator

Desikator adalah sebutan lain dari Eksikator.


Yaitu sebuah alat yang terbuat dari kaca
berbentuk panci bersusun dua yang bagian
bawahnya diisi bahan pengering seperti
silika gel sehingga pengaruh uap air selama
pengeringan dapat diserap oleh silika gel
tersebut. Terutama karena penutup yang sulit dilepas dalam
keadaan dingin karena dilapisi vaseline.
33. Timbangan
Timbangan digunakan untuk mengetahui
berat suatu bahan yang akan digunakan
dalam sebuah penelitian di laboratorium.
Ada beberapa jenis timbangan yang
sering ditemui di laboratorium. Antara
lain adalah Triple Bean, Top Loading
Balance dan Timbangan Digital Mettler.
34. Sentrifus
(Sentrifus/centrifuge)
adalah
sebuah
perangkat yang berputar pada poros
tetapnya dengan berbagai kecepatan. Alat
ini dapat memisahkan cairan dan padatan
atau cairan dengan kepekatan berbeda-beda
dengan memanfaatkan gaya sentrifugal
yang dihasilkan dari rotasi.
35. Labu Volumetrik
Labu Ukur atau Volumetrik flask adalah
sebuah alat laboratorium yang berbentuk
bulat. Fungsi utama labu ukur adalah untuk
mengencerkan suatu bahan. Labu ukur
umumnya memiliki kapasitas antara 5 mL
sampai 5 L.
10

36. Spatula
Dengan berbagai ukuran, terbuat dari
besi

dan

gelas,

gunanya

untuk

mengambil sejumlah zat padat.


37. Plat tetes
Terbuat dari porselen, digunakan untuk
pengujian warna reaksi kimia dalam
jumlah kecil.

38. Destilasi
Destilasi adalah suatu proses yang
bertujuan untuk memisahkan suatu
substansi yang mudah menguap dari
substansi yang lain yang relatif tidak
mudah menguap. Proses destilasi terdiri
dari tiga tahap, yaitu:
1. Mengubah substansi dalam bentuk uapnya
2. Memindahkan uap yang telah terbentuk
3. Mengkodensasikan uap yang terbentuk menjadi cairannya
kembali.
2. SUMBER SUMBER BAHAYA DALAM
LABORATORIUM
Secara garis besar, sumber-sumber bahaya dalam laboratorium
dapat dikelompokkan menjadi tiga, yakni :
1. Bahan-bahan kimia yang berbahaya yang perlu kita kenal
jenis, sifat, cara penanganan, dan cara penyimpanannya.

11

Contohnya: bahan kimia beracun, mudah terbakar, eksplosif,


dan sebagainya.
2. Teknik percobaan yang meliputi pencampuran bahan distilasi,
ekstraksi, reaksi kimia, dansebagainya.
3. Sarana laboratorium yakni gas, listrik, air, dan sebagainya.
Ketiga sumber tersebut diatas saling berkaitan, tetapi praktis
potensi bahaya terletak pada keunikan sifat bahan kimia yang
digunakan. Masing-masing sumber beserta keterkaitannya perlu
dipahami lebih detail agar dapat memperkirakan setiap
kemungkinan bahaya yang mungkin terjadi sehingga mampu
mencegah atau menghindarinya.Selain itu, perlu pula dipahami
tentang alat pelindung diri serta cara penanggulangannya bila
terjadi kecelakaan.
a. Penanganan Kecelakaan Kerja di Laboratorium
Laboratorium merupakan tempat kerja yang berpotensi timbul
kecelakaan. Meski kecelakaan kecil dan ringan, tetaplah
merupakan kecelakaan yang bisa jadi menimbulkan efek yang
lebih besar.
Sumber bahaya yang berpotensi menimbulkan kecelakaan bisa
dari bahan kimia, bahan biologis, radiasi, aliran listrik, dan
lainnya. Semua itu bisa membuat efek yang tidak diinginkan
seperti keracunan, iritasi, ledakan hingga kebakaran.
Berikut ini merupakan tips cara penanganan awal sebagai
pertolongan pertama (P3K) pada kecelakaan di Laboratorium
kimia :

b. Penanganan Bahan Kimia Yang Benar.


1. Bahan kimia koresif

12

Asam-asam sulfat, chlorida dan nitrat, terutama yang


pekat dan larutan Na/KOH adalah merupakan bahan-bahan yang
korosif yang umum akan kita gunakan.
Bahan lain yang juga umum dipakai ialah halogen, asam
acetat anhidrit, acetyl chlorida, phenol dan turunan-turunannya,
larutan H2O2 bahan-bahan diatas jangan sampai kena kulit karena
akan menyebabkan kulit terbakar dan iritasi.
Selalu gunakan spatula untuk mentransfer bahan-bahan
padat. Cairan-cairan korosif harus ditangani dalam almari asam
dan hindarkan bahan-bahan ini berceceran. Jangan dihisap dengan
mulut. Gunakan pompa karet, hati hati dengan mata karena
cipratan yang sedikit saja dari bahan-bahan tersebut akan
mengakibatkan kerusakan yang serius dan menetap.

Bila terkena kulit/pakaian, cuci secepat mungkin dengan air


sebanyak mungkin. Hal ini merupakan cara yang paling tepat,
sederhana dan efektif. Kecepatan yang paling diperlukan
dalam hal ini.
Bila terkena pada mata, pengobatan yang sempurna sangat
sulit dan biasanya dapat menimbulkan kerusakan permanen,
karenanya lindungilah mata anda bilamana dianggap perlu.
Bila tertelan, harus segera mendapatkan pertolongan medis.
Sementara ini dapat dilakukan penanganan yang bersifat
sementara melalui meminum air sebanyak mungkin untuk
mengencerkan asam/alkali secepat mungkin dengan sekitar
100 kalinya. Setelah menelan air, usahakan bahan penetralisir
yang berupa suspensi Mg(OH)2 dalam air yang berfungsi
untuk menetralisir asam yang tertelan, dan gunakan asam
acetat 1 % untuk menetralisir basa tertelan.

13

2. Bahan kimia beracun


Bahan kimia beracun sangat banyak ditemui di dalam
Laboratorium. Beberapa diantaranya HCN, Logam-logam
alkali, asam nitrat pekat, benzena dan lain-lain.
Bahan-bahan yang beracun dapat mengenai bahan melalui
beberapa cara :

Pernafasan,
Tertelan dengan mulut,
Penyerapan lewat kulit yang berhubungan,
Penyerapan di bawah kulit (lewat luka sayat/bakar).

Uap beracun
Semua uap dari solvent organik banyak/sedikit beracun.
Secara berurutan, benzena, chloroform, methanol, aup nitrobenzene, aniline, phenylhydrazine, uap nitrous, 1,1,2,2 tetra
cloroethane. Menghisap berulang-ulang meski dalam jumlah
kecil untuk jangka waktu lama berbahaya juga. Ventilasi yang
cukup dan almari asam yang baik sangat diperlukan.

Cairan beracun
Banyak cairan organik yang larut dalam lemak, sehingga jika
kena kulit akan terserap lewat kulit. Aniline dan senyawasenyawa adalah contoh dari senyawa yang larut dalam lemak.
Jika cairan/larutan organik beracun kena pada kulit/ pakaian,
cuci segera dengan air dingin atau panas (hangat) dan sabun

14

kemudian bilas lagi dengan air secukupnya. Jangan sekali-kali


menggunakan pelarut organik untuk mencuci.
Lepaskan pakaian yang kena bahan dengan segera. Cuci baikbaik sebelum digunakan lagi. Ingat bahwa kadang-kadang
gejala keracunan baru terlihat setelah beberapa jam.
3.Bahan-bahan beracun yang lain
Senyawa-senyawa organik/anorganik dari Hg, As dan Pb
sangat beracun.
Logam Hg dapat menyebabkan keracunan akut / chronis, Hg
dapat diserap lewat tenggorokkan, singgungan kulit atau
pencernaan. Demikian juga uap mercury sangat berbahaya,
sehingga ceceran-ceceran harus dibersihkan baik baik. Bila
susah membersihkan sisa - sisa mercury berilah Zn bubuk dan
diamkan sampai terbentuk zinc amalgam yang mudah
dihilangkan.
4.Pedoman umum untuk menghindari terjadinya keracunan.
Jangan menghisap dengan mulut cairan-cairan korosif /
beracun.
Jangan mencicipi bahan-bahan yang tidak dikenal di
Laboratorium.
Hindari sedini mungkin menghisap uap beracun / korosif
dan gunakan selalu almari asam.
Kembangkan kebiasaan penanganan bahan-bahan kimia
secara bersih dan rapi. Jangan sampai bahan-bahan kimia
kontak dengan kulit kita. Gunakan alat-alat bantu.
Jangan minum / menggunakan alat-alat gelas
Laboratorium meski terlihat bersih.

15

Sebelum memakai reagent / melakukan reaksi pertama


kali usahakan mengetahui sifat reagent yang mungkin
berbahaya.

.c Bahaya dengan pecahan gelas


Biasanya gelas pecah karena dipaksa untuk melewati
lubang gabus yang tidak cocok ukurannya atau akibat dari
praktikan yang tidak hati hati dalam menangani, alat-alat
yang terbuat dari kaca. Yang berbahaya jika pecahan gelas
tertinggal dalam luka hal ini akan mengakibatkan
perdarahan yang serius dan rasa nyeri yang cukup.

d. Bahaya-Bahaya Dalam Laboratorium dan Pertolongan


Pertama
1.. Luka terbakar

Terbakar karena pemanasan


Misalnya kena api, benda panas dan sebagainya.
untuk yang ringan dapat diberi salep luka bakar, untuk
luka yang berat segera dibawa ke dokter.

Terbakar karena kena asam kuat.


Cuci sebanyak-banyaknya dengan air, kemudian
larutan bicarbonat jenuh, selanjutnya dengan air lagi.
Untuk luka yang berat beri desinfectan, keringkan dan
beri salep selanjutnya ke dokter.

Terbakar karena kena basa

16

Cuci dengan air banyak-banyak, beri asam acetat 1 %


cuci dengan air lagi, beri desinfektan keringkan dan
beri salep.

Terbakar karena kena brom


Cuci dengan light petrolium, lalu beri glycerine.
diamkan sebentar keringkan dan beri salep.

Kena Natrium
Jika kena Natrium dan masih dapat dilihat, ambil hatihati dengan pinset, cuci dengan air, asam acetat 1 %,
kemudian tutup dengan salep.

Kulit kena phospat


Cuci dengan air dingin, kemudian beri Ag Nitrat.

Kulit kena Senyawa organik


Cuci dengan spiritus pembersih, sabun dan cuci
kembali dengan air.

Mata kena Asam


Jika asam encer, cuci mata berkali-kali dengan Nabikarbonat 1 %. Jika asam pekat, cuci dulu dengan air
banyak-banyak, kemudian Na bikarbonat.

e. Tata Cara Mencuci Peralatan Gelas


1. Alat-alat gelas diisi dengan air panas dan gosok dengan
sikat khusus.
2. Kemudian perlakuan ini diulangi dengan larutan sabun,
3. Kembali dicuci / dibilas dengan air bersih,

17

4. Apabila masih belum bersih bisa dicuci dengan campuran


pembersih, ( 0,1 N KMnO4 dan H2SO4 pekat dengan
campuran yang sama).
5. Jangan mencuci dengan alkohol pada alat yang
mengandung asam nitrat / nitrit, sebab bisa menimbulkan
ledakan.
6. Setelah alat-alat dengan larutan pencuci, jangan langsung
dilap dengan kain tapi dicuci dengan aquadest (5-10 ml),
agar tidak terjadi kontaminasi lagi, pada umumnya setelah
dibersihkan, alat alat kimia hanya dilap pada bagian luar
saja kemudian bagian dalamnya dikeringkan pada alat
pengering.
7. Porselin crusibel, dimana sering dipakai untuk
pengendapan / pengabuan, dicuci dengan larutan panas air
dan asam klorida (1 : 1), kemudian dengar. campuran
chromat dan selanjutnya dengan air bersih.

8. Hasil pencucian yang baik ialah apabila pada dinding labu


atau peralatan lain tak terlihat lagi adanya lemak, yang
dapat di test dengan cara mengalirkan air ke dalamnya
kemudian dituang. Dinding sekeliling terlapis air secara
merata hal ini menujukan tak adanya lagi sisa kotoran atau
lemak pada dinding.

f.

Petunjuk Cara Bekerja Dalam Laboratorium

18

Cara menuang larutan dalam tabung reaksi

1. Ambil botol yang berisi zat yang


diperlukan dengan membaca
etiketnya.
2. Dengan menggunakan pipet baik
volume; pipet maupun pipet
berskala kita mengambil reagen
dari
botol sesuai dengan banyaknya yang kita perlukan.
3. Dengan hati-hati kemudian kita masukan dalam tabung reaksi.
4. Ambillah reagen secukupnya, setelah itu tutuplah botol dan
kembali ke tempat asalnya.

Cara mereaksikan suatu larutan dengan larutan lain dengan


memakai,pipet tetas.

Cara yang benar

Cara yang salah

1. Tabung reaksi yang berisi larutan dipegang dengan tangan kiri.


2. Kemudian tangan kanan memegang pipet tetes.

19

3. Mengambil larutan dari tabung yang lain dengan menggunakan


pipet tetes. Dan larutan tersebut dipindahkan ke dalam tabung
yang satu secara perlahan-lahan untuk di reaksikan.
c. Cara mencampur larutan.

1. Diaduk dengan batang pengaduk. Ujung batang pengaduk jangan


jangan mengenai dasar tabung reaksi.
2. Diaduk dengan memutar tabung reaksi hingga larutan tersebut
tercampur dengan rata.
d. Cara membaca tinggi larutan dalam gelas ukur.

e. Cara mengambil larutan dengan pipa kaca dari botol

20

Pipa kaca dimasukkan ke dalam larutan, tutup ujungnya


dengan jari telunjuk dan angkat keluar.

Cara membaui zat

BENAR

SALAH

21

Cara mencuci endapan.

1. Aduk endapan bersama dengan air pencuci, diamkan.


2. Air pencuci dibuang dengan pipet tetes.
.

Cara memanaskan larutan dalam tabung reaksi.


Gelas ukur dan alat-alat kaca yang tebal tidak boleh dipanaskan.

22

Cara mengambil larutan dengan pipet ukur


1. Hisap larutan sampai melampaui volume yang di inginkan.
Tutup ujung pipet dengan telunjuk.

23

2. Buka telunjuk perlahan lahan, dan tutup lagi, bila volume


larutan di dalam pipet sudah seusai dengan volume yang
diperlukan.

Cara memanaskan larutan dengan air panas.

PERCOBAAN 1
REAKSI PADA UNSUR DAN BEBERAPA

SENYAWA

HALOGEN
24

1. Kompetensi/Tujuan
Setelah melakukan percobaan dan pengamatan pada praktikum
ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. Membuat beberapa unsur-unsur halogen
2. Membandingkan kereaktifan dan sifat-sifat unsur-unsur halogen
serta beberapa persenyawaannya
2. Deskripsi Singkat Masing-Masing Percobaan
Pada percobaan ini yang akan dilakukan adalah membuat
beberapa unsur halogen dan mengidentifikasi sifat-sifatnya,
mereaksikan beberapa unsur halogen dengan air, mereaksikan
beberapa unsur halogen dengan beberapa senyawa, dan mempelajari
kereaktifan relatif unsur halogen sebagai oksidator.
Kegiatan

Dasar Teori Dan Pengenalan Alat Dan Bahan

Praktikum
A. Dasar Teori
Halogen adalah unsur-unsur golongan VIIA atau sekarang
lebih dikenal dengan golongan 17 dalam tabel sistem periodik
unsur, yang mempunyai elektron valensi 7 pada subkulit nsnp.
Istilah halogen berasal dari istilah ilmiah bahasa Perancis dari
abad ke-18 yang diadaptasi dari bahasa Yunani, yaitu halo genes
yang artinya pembentuk garam karena unsur-unsur tersebut
dapat bereaksi dengan logam membentuk garam. Halogen
merupakan sekumpulan unsur nonlogam yang saling berkaitan
erat, lincah, dan berwarna terang. Dan secara alamiah bentuk
molekulnya diatomik. Untuk mencapai keadaan stabil (struktur
elektron gas mulia) atom-atom ini cenderung menerima satu
elektron dari atom lain atau dengan menggunakan pasangan
elektron secara bersama hingga membentuk ikatan kovalen. Atom

25

unsur halogen sangat mudah menerima elektron dan membentuk


ion bermuatan negatif satu. Ion negatif disebut ion halida, dan
garam yang terbentuk oleh ion ini disebut halida.
Halogen digolongkan sebagai pengoksidator kuat karena
kecenderungannya membentuk ion negatif. Selain itu, halogen
adalah golongan yang paling reaktif karena unsur-unsurnya
memiliki konfigurasi elektron pada subkulit ns2 np5.
Golongan halogen terdiri dari beberapa unsur yaitu Fluorin (F),
Klorin (Cl), Bromin (Br), Iodin (I), Astatin (At) dan unsur
Ununseptium yang belum diketahui dengan jelas.
Unsur-unsur halogen termasuk unsur non logam yang paling
reaktif. Unsur-unsur ini merupakan oksidator kuat dan sangat
reaktif sehingga di alam tidak ditemukan dalam keadaan keadaan
bebas. Unsur-unsur halogen ini dapat diperoleh dengan
menggunakan dasar oksidasi ion halida yang ada
2 X- (aq)

X2 (g) + 2e-

Fluorin karena reaktivitasnya yang sangat tinggi, oksidasi ion


fluorida menjadi sukar, sedangkan unsur-unsur yang lain lebih
mudah di oksidasi.
Sejajar dengan nomor atom yang makin bertambah, warna
unsur-unsur halogen menjadi makin gelap. Fluorin merupakan gas
berwarna kuning pucat, klorin berupa gas warna kuning pucat,
bromin berbentuk zat warna cokelat gelap dan iodin zat padat
warna hitam mengkilat.
Dalam laboratorium, unsur klorin, bromin, dan iodin dapat
diperoleh dengan cara yang serupa, yaitu dengan mengoksidasi
senyawa halidanya dalam suasana asam. Klorin dapat diperoleh
dengan mengoksidasi asam klorida pekat dengan oksidator MnO2,
KMnO4, atau oksidator yang lain. Bromin dapat diperoleh dengan
cara mereaksikan asam sulfat encer dengan natrium bromida atau
26

kalium bromida dan batu kawi (MnO2). Iodin dapat diperoleh


dengan cara mereaksikan asam sulfat encer dengan natrium iodida
atau kalium iodida dan batu kawi yang disertai dengan
pemanasan.
Molekul-molekul klorin, bromin, dan iodin larut dalam
pelarut organik seperti eter, alkohol, karbon tetraklorida,karbon
disulfida, benzen atau kloroform.

Dalam pelarut-pelarut itu, klorin tidak menghasilkan


perubahan

warna,

sedangkan

bromin

dalam

pelarut

itu

memberikan warna merah orange, iodin dalam pelarut organik


beroksigen memberikan warna perang sedangkan dalam pelarut
organik tidak beroksigen memberikan warna ungu.
B. Alat Dan Bahan
Peralatan yang Diperlukan :

batang pengaduk
lampu spiritus
krusibel porselen
cawan penguapan
kawat kasa

botol
corong pemisah
27
selang
pipet tetes

a.

b.
c.
d.
e.

tabung reaksi
beker gelas
corong
bak plastik
kaki tiga

Bahan-bahan yang Diperlukan :


Zat Padat :
f.
g.
h.
i.

MnO2
KMnO4
K2Cr2O7
PbO2

steel wool
serabut tembaga
iod

NaBr
KI
FeSO4

Larutan/Zat Cair

HCl pekat
H2SO4 pekat
gas H2S atau
larutan H2S

air bromin
air iodin
KBr
air klorin

KI
CCl4
CHCl3

C. Latihan
1. Sebutkan unsur-unsur yang masuk pada golongan halogen
2. Tentukanlah 3 jenis bahan kimia yang akan digunakan pada
praktikum ini.

D. Rangkuman
1. Unsur halogen adalah unsure non logam yang paling reaktif.
28

2. Dalam laboratorium, unsur klorin, bromin, dan iodin dapat


diperoleh dengan cara yang serupa, yaitu dengan mengoksidasi
senyawa halidanya dalam suasana asam.
E. Tes Fomatif 1
A. Soal
1. Tuliskan sifat-sifat unsur golongan halogen
2. Tuliskan lima macam bahan kimia yang digunakan dalam
ekperiment ini.
3. Tuliskan 3 macam bahan yang digunakan dalam eksperiment
ini.
B. Jawab
1. Halogen termasuk golongan unsure non logam
- Oksidator kuat
- Di alam ditemukan dalam keadaan senyawa.
2. HCl, KI, KBr, Larutan H2S dan CCl4
3. Corong, batang pengaduk, Pipet tetes.

Kegiatan Belajar 2 : Sifat Klorin


A. Pembuatan dan Sifat-sifat Klorin
1.
Pembuatan Gas Klor

29

Klor digunakan secara luas dalam pembuatan banyak produk


sehari-hari. Klor digunakan untuk menghasilkan air minum yang
aman hampir di seluruh dunia. Bahkan, kemasan air terkecil pun
sudah terklorinasi. Klor juga digunakan secara besar-besaran pada
proses pembuatan kertas, zat pewarna, tekstil, produk olahan
minyak bumi, obat-obatan, antiseptik, insektisida, makanan,
pelarut, cat, plastik, dan banyak produk lainnya.
Secara industinya, unsur klorin biasanya dihasilkan melalui
elektrolisis natrium klorida yang terlarut dalam air. Bersama
dengan klorin, proses kloral kali ini menghasilkan gas hidrogen
dan natrium hidroksida, mengikut persamaan kimia
2 NaCl + 2 H2O Cl2 + H2 + 2 NaOH
Kebanyakan klor diproduksi untuk digunakan dalam
pembuatan senyawa klorin untuk sanitasi, pemutihan kertas,
desinfektan, dan proses tekstil. Lebih jauh lagi, klor digunakan
untuk pembuatan klorat, kloroform, karbon tetraklorida, dan
ekstraksi brom.
Sebelum kaedah elektrolisis digunakan dalam penghasilan klorin,
pengoksidaan terus hidrogen klorida dengan oksigen atau udara
juga pernah dijalankan dalam kaedah Deacon:
2HCl + O2 Cl2 + H2O
Pelaksanaan tindak balas tidak lengkap ini diselesaikan dengan
menggunakan mangkin pada dasar melalui CuCl2. Oleh sebab
campuran tindak balas yang sangat mengakis, pelaksanaan
teknikal seringkali melibatkan banyak kesulitan.
Ahli kimia Carl Wilhelm Scheele adalah orang pertama yang
mengasingkan klorin di dalam makmal, dengan menggunakan
kaedah yang sangat rumit:
2NaCl + 2H2SO4 + MnO2 Na2SO4 + MnSO4 + 2H2O + Cl2
1.

Pembuatan klorin :

30

1. Masukkan kurang lebih 0,1 g mangan dioksida, kalium


permanganat, kalium dikromat, dan timbal dioksida dalam
tabung reaksi yang berbeda.
2. Tambahkan beberapa tetes HCl pekat pada masing-masing
tabung reaksi tersebut.
3. Amati perubahan yang terjadi pada masing-masing tabung
reaksi.
4. Jika pengamatan telah selesai, segera tambahkan air dalam
tiap-tiap tabung reaksi untuk menghentikan keluarnya gas.
2.
1.

2.
3.

4.

5.

Sifat-sifat klorin :
Dengan menggunakan generator gas klorin, aliri botol
warna bening yang berisi daun berwarna hijau, bunga
yang berwarna merah atau kuning, dan kertas yang diberi
tulisan dengan tinta.
Biarkan beberapa saat, kemudian amati hasilnya.
Tampung gas klorin dalam botol warna bening atau tabung
reaksi besar dengan cara mengalirkan gas klor dalam botol
terbalik yang penuh terisi air dalam bak plastik (lihat
Gambar 2.1).
Panaskan sejumput setel wool dan sejumput serabut
tembaga, lalu dengan cepat masukkan dalam botol berisi
gas klorin.
Biarkan beberapa saat, kemudian amati hasilnya.

Gambar 2.1

31

B. Lembar Pengamatan
Tulislah laporan hasil pengamatan dalam jurnal Anda dengan mengikuti
Nomo
r
Perco
baan
1.

Prosedur Percobaan / Langkah


Kerja

Hasil Pengamatan

....................................................... .....................................
....................................................... .....................................
....................................................... ..................

2.

....................................................... .....................................
....................................................... .....................................
....................................................... .....................................

3.

....................................................... .....................................
..................
.......................................................
.....................................
....................................................... ..................
.....................................
..................

format seperti berikut.


Catatan: Buat langkah kerja singkat dan sistematis

32

C. Soal- Soal Latihan :


Tulis persamaan reaksi yang terjadi!
Apakah gas klor dapat bertindak sebagai zat pengelantang?
Tulis persamaan reaksi antara besi dengan klor!
Tulis persamaan reaksi antara tembaga dengan klor!
Apa kesimpulan dari percobaan ini?
D. Tes Formatif 2
Soal-soal
1. Tuliskan persamaan reaksi antara MnO2 dengan HCl
2. Gas apa yang dihasilkan
3. Rumus kimia gas klor dan brom
E. Jawab
MnO2 + 2HCl Mn(OH)2 + Cl2(g)
1.
Gas Cl2
2.
Cl2 dan Br2
3.

Kegiatan Belajar 3
A. Pembuatan dan Sifat-sifat dari Bromin dan Iodin
Pembuatan Gas Bromin

33

Dalam proses industri, sifat bromin dibuat dengan cara


mengalirkan gas klorin ke dalam larutan bromide.
Reaksi : Cl2+ 2Br Br2 +2ClDalam skala laboratorium, bromin dibuat dengan cara :
1. Mencampurkan CaOCl2, H2SO4, dengan bromida.
CaOCl2 + H2SO4
CaSO4 + H2O + Cl2
Cl2 + 2Br
Br2 + 2Cl2. Mencampurkan KMnO4 dan HBr pekat.
3. Mencampurkan bromide, H2SO4, dan MnO2.
Bromin dan iodin pada dasarnya dapat dibuat dengan cara
yang sama seperti pada pembuatan klorin, yaitu dengan cara
mengoksidasi hidrogen bromida atau hidrogen iodida dengan
zat pengoksidasi. Dalam praktek, lebih mudah dibuat dari
bahan-bahan garam bromida atau iodida, asam sulfat, dan
suatu oksidator.
a. Pembuatan dan sifat-sifat bromin :
1. Masukkan kurang lebih 0,1 g natrium bromida dan 0,1 g
batu kawi (MnO2) dalam sebuah tabung reaksi.
2. Tambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat.
3. Amati gas yang dihasilkan, lalu alirkan gas yang keluar
dalam tabung reaksi yang berisi air sebanyak kurang lebih 2
mL.
4. Kocok tabung reaksi itu lalu tambah dengan 1 mL
kloroform atau karbon tetraklorida.
5. Kocok tabung reaksi sekali lagi lalu amati.
Unsur iodine dapat dibuat dengan cara :

34

Dengan mereaksikan NaIO3 dan natrium bisilfit.


2NaIO3 + 5NaH2SO3

3NaHSO4 + 2Na2SO4 + H2O + I2

Cara reaksi redoks


Secara komersial Iodin dibuat dengan mengoksidasi ion iodide
yang terdapat dalam air laut dengan klorin.
Cl2 (g) + I- (aq) I2 (s) + 2ClCl2 (g) + I- (aq)
I2 (s) + 2Cl-

b. Pembuatan dan sifat-sifat iod :


1. Campurkan kurang lebih 0,2 g kristal KI dan 0,2 g batu
kawi (MnO2) dalam krusibel porselen, lalu basahi
dengan asam sulfat pekat.
2. Letakkan krusibel pada cawan penguapan dan tutup
dengan corong (lihat Gambar 2.2).

1.

Panaskan cawan pelan-pelan dengan api


kecil sampai uap iod dapat terlihat dengan jelas
dalam corong.

2.

Amati warna gas iod yang keluar!

3.

Setelah dingin, ambil kristal iod yang


terbentuk pada corong dan larutkan dalam 2 3
mL air.

4.

Larutan yang terbentuk dibagi menjadi dua


bagian.

5.

Larutan bagian yang pertama ditambah


dengan 1 mL kloroform atau CCl4 kemudian

35

Reaksi Halogen dengan Air


Alirkan gas klor ke dalam 5 mL air be
berapa detik (kerjakan dalam almari asam).
Uji pH larutan dengan kertas indikator universal.
Kocok 1 tetes brom dalam 5 mL air dalam tabung
reaksi sehingga brom larut.
Uji pH larutan dengan kertas indikator universal.
Ulangi percobaan di atas tetapi gunakan butir iod
sebagai pengganti brom.
Halogen Sebagai Oksidator
Reaksi dengan hidrogen sulfida :
1. Alirkan gas hidrogen sulfida atau larutan hidrogen sulfida
dalam 3 mL air klor.
2. Bandingkan hasil reaksinya dengan air klor yang belum
direaksikan dengan gas hidrogen sulfida atau larutan hidrogen
sulfida!
3. Ulangi percobaan ini dengan menggunakan air brom sebagai
pengganti air klor.
Reaksi dengan besi (II) sulfat :

36

Ke dalam dua tabung reaksi, masing-masing isi dengan 3 mL


larutan besi (II) sulfat yang baru.
Salah satu tabung reaksi ditambah dengan 3 mL air klor dan
yang lainnya ditambah dengan 3 mL air (sebagai pengontrol).
Periksa apakah ion besi (II) dapat dioksidasi menjadi besi (III)
dengan menambahkan 1 mL larutan natrium hidroksida ke
dalam setiap tabung reaksi.
Amati perubahan yang terjadi.
Ulangi percobaan dengan menggunakan air brom sebagai
pengganti air klor.

Kereaktifan Relatif Halogen sebagai Oksidator

Periksa pengaruh (reaksi) air klor pada larutan kalium bromida


dan larutan kalium iodida.
Periksa juga pengaruh air brom pada larutan kalium klorida
dan kalium iodida.
Amati apa yang terjadi!
Ambil kurang lebih 3 mL larutan yang dihasilkan dan
tambahkan 1 mL kloroform atau karbon tetraklorida pada
masing-masing tabung reaksi lalu kocok beberapa saat
lamanya.
Amati apa yang terjadi!

B. Lembar Pengamatan
Tulislah laporan hasil pengamatan dalam jurnal Anda dengan
mengikuti format seperti berikut.

37

Nomor
Percobaan

Prosedur Percobaan /
Langkah Kerja

Hasil Pengamatan

1.
2.
3.
Catatan: Buat langkah kerja singkat dan sistematis

C. Soal-Soal Latihan
Tulislah persamaan reaksi yang terjadi pada pembuatan gas
1.
brom di atas!
Apakah brom dapat larut dalam kloroform atau karbon
2.
tetraklorida? Jelaskan!
Tulis persamaan reaksi yang terjadi pada pembuatan iod!
3.
Apa warna kristal iod?
4.
Apa warna gas iod?
5.
Apakah iod dapat larut dalam air?
6.
Apakah iod dapat larut dalam kloroform atau karbon
7.
tetraklorida?
Air mengandung klor terlarut dan campuran dua asam yang
8.
terbentuk jika klor direaksikan dengan air. Sebutkan nama
kedua asam ini dan tulis persamaan reaksinya!
Bandingkan halogen yang lebih mudah larut dalam air, pH
9.
larutan, dan sifat sebagai pengelantang!
raikan apa yang terjadi dan tulis reaksinya!
10.

38

11.

12.
13.

14.

15.

16.
17.

18.

19.

Bandingkan reaksi antara brom dengan H2S dan reaksi antara


klor dengan H2S.
Apakah yang disebut sebagai pengontrol?
Bagaimana hasil pengamatan pada tabung reaksi pertama
dan tabung reaksi pengontrol? (pada reaksi dengan air
klor)
Bukti apakah yang dapat dilihat dalam penambahan
natrium hidroksida untuk oksidasi ion besi (II) oleh klor?
Uraikan dan jelaskan reaksi dari air brom dengan larutan
besi (II) sulfat!
Tuliskan semua persamaan reaksi yang terjadi!
Urutkan
unsur-unsur
halogen
menurut
daya
mengoksidasinya!
Jelaskan daya mengoksidasi dengan membandingkan
harga potensial elektrodenya!
Buatlah tabel perubahan sebelum ditambah kloroform atau
karbon tetraklorida dan warna lapisan setelah ditambah
kloroform atau karbon tetraklorida untuk keempat hasil
campuran di atas.

PERCOBAAN 2
REAKSI PADA UNSUR DAN SENYAWA BELERANG

1.

Kompetensi/Tujuan

39

Setelah melakukan percobaan dan pengamatan pada praktikum


ini, mahasiswa diharapkan dapat:
a. mengidentifikasi sifat-sifat fisika dan kimia belerang dan
persenyawaannya
b. membuat beberapa persenyawaan belerang
2.

Deskripsi Singkat Masing-Masing Percobaan


Pada percobaan ini akan dilakukan identifikasi sifat-sifat unsur
belerang, senyawa hidrogen sulfida, persenyawaan sulfida, beberapa
sifat asam sulfat dan asam sulfit, serta perbedaan garam sulfat dan
garam sulfit.
A. Dasar Teori Dan Pengenalan Alat Dan Bahan Praktikum
1. Keberadaan Belerang
Sebagaian besar belerang didunia digunakan untuk membuat
asam sulfat. Belerang tersebar luas di alam. Bisa didapatkan
langsung berupa belerang atau berbentuk senyawa.
2. Sifat fisis Belerang
Merupakan unsur bukan logam, padat berwarna kuning pucat,
tanpa bau dan rasa,konduktor panas dan bukan konduktor listrik.
Belerang tidak terlarut dalam air, larut sederhana dalam benzene
dan larut dengan baik dalam karbon disulfide. Belerang dapat
bergabung dengan kebanyakan logam pada pemanasan, bereaksi
langsung dengan unsure-unsur bukan logam.

40

Pembuatan Belerang
a. Proses Frasch

Cara frasch adalah mengambil belerang dari deposit belerang di


bawah tanah, pompa frasch dirancang oleh Herman Frasch dari
Amerika Serikat tahun 1904.
Pada proses ini pipa logam berdiameter 15 cm yang terdapat 2
pipa konsentrik yang lebih kecil ditanam sampai menyentuh
lapisan belerang. Uap air yang sangat panas dipompa dan
dimasukan melalui pipa luar, sehingga belerang meleleh.
Kemudian dimasukan udara bertekanan tinggi melalui pipa
terkecil, sehingga terbentuk busa belerang dan terpompa ke atas
melalui pipa ketiga. Kemurnian belerang yang keluar mencapai
99,5%. Pada dewasa ini 50% belerang yang digunakan dalam
industri diperoleh dengan proses frasch

b. Proses kontak
Pada pembuatan belerang dengan proses kontak bahan baku yang
digunakan belerang, udara dan air.
S(s)+O2(g) SO2(aq)
2SO2(g)+O2(g)2SO3(g)

41

SO3(g)+H2O(l)H2SO4(aq)
Pertama-tama belerang padat dimasukan kedalam drum
berputar lalu dibakar dengan oksigen dari udara dan hasilnya gas
SO2 dimurnikan dengan pengendap elektrostatika ( kawat-kawat
betegangan tinggi ) partikel-partikel debu dan kotoran lain menjadi
bermuatan dan tertarik oleh kawat yang muatannya berlawanan,
sehingga debu-debu itu jatuh kelantai ruangan.
Campuran gas SO2 dan udara kemudian dialirkan kedalam
ruangan yang dilengkapi katalis serbuk V2O5. Disini berlangsung
proses kontak yaitu kontak antara campuran gas-gas dengan katalis.
Gas SO2 bereaksi dengan oksigen dengan udara untuk membentuk
gas SO3.
2SO2(g) + O2(g) 2SO3(g) H = -90 kJ
Agar reaksi ini bergeser kekanan gas SO3 yang terbentuk segera
direaksikan dengan air untuk menghasilkan H2SO4
SO3(g) + H2O(l) H2SO4(aq)
Gas SO3 direaksikan dengan H2SO4 untuk membentuk asam
pirosulfat, H2S2O7 kemudian barulah asam pirosulfat direaksikan
denga air untuk membentuk asam sulfat
SO3 (g) + H2SO4(aq) H2S2O7(aq)
H2S2O7(aq)+H2O2H2SO4(aq)

Kegunaan Belerang
1. Untuk membuat asam sulfat
2. Untuk membuat gas SO2 yang biasa dipakai untuk mencuci
bahan yang terbuat dari wool dan sutera.
42

3. Pada industri ban , belerang untuk vulkanisasi karet yang


berkaitan agar ban bertambah ketegangannya serta kekuatannya.
4. Belerang juga digunakan pada industri obat-obatan, bahan
peledak, dan industri korek api yang menggunakan Sb2S3
Unsur alami dan sifat belerang banyak digunakan di sejumlah
produk obat dan kosmetik yang membantu dalam masalah
jerawat. Produk dapat dipakai dengan aman tapi kecuali anda
alergi terhadap belerang. Belerang sangat baik dalam membunuh
mikroorganisme berbahaya seperti bakteri.
Belerang merupakan zat padat bukan logam, berwarna
kuning pucat (kuning muda), tidak berwarna dan tidak berbau,
tidak larut dalam air tetapi larut dalam benzen, toluena dan larut
dengan baik dalam karbon disulfida. Belerang memiliki sifat
alotropi, yaitu kemampuan untuk memiliki keadaan stabil dalam
beberapa bentuk/struktur. Sifat fisika dari bentuk alotrop suatu
unsur itu sama, tetapi berbeda dalam kimianya. Hubungan dari
bentuk alotrop belerang adalah sebagai berikut.
96o C
S
rombik

120o C
S
monoklin

445o C
S
mobil

445o C
S
viscous

S
gas

S
plastis
(di bawah 96oC)

43

Belerang rombik atau disebut juga belerang- terdiri dari molekul


S8. Belerang rombik ini melarut dalam alkohol, eter dan karbon
disulfida dan hasil penguapan perlahan-lahan dari larutan belerang
dalam pelarut-pelarut ini menghasilkan kristal oktahedral.

Belerang monoklin disebut juga belerang-. Belerang bentuk ini


mengkristal dari leburan belerang di atas 95,6oC berbentuk jarumjarum prisma. Jika belerang dipanaskan perlahan-lahan dalam
tabung reaksi akan meleleh menjadi cairan kuning yang terdiri dari
molekul S8. Titik leleh S- 113oC dan titik leleh S- 119 oC dan
suhu transisi kedua modifikasi adalah 95,6 oC, dan titik leleh yang
diamati bergantung kecepatan pemanasan. Jika suhu dinaikkan
warna menjadi makin gelap, dan cairan menjadi kental karena
cincin S8 mulai putus dan membentuk rantai. Kekentalan
bertambah sampai mencapai maksimum pada 200oC ketika cairan
menjadi hitam. Jika suhu terus dinaikkan kekentalan berkurang
sampai pada titik didih 444,6 oC. Uap terdiri dari S6, S4, dan S2. Bila
cairan belerang yang mendidih dituangkan ke dalam air dingin, akan
diperoleh belerang plastis atau disebut juga belerang- berbentuk
rantai spiral. Jika didiamkan bentuk rantai berubah menjadi belerang
rombik bercincin S8.
Gas belerang dioksida (SO2) mempunyai sifat tidak berwarna,
tetapi berbau sangat menyengat dan dapat menyesakkan napas
meskipun dalam kadar rendah. Gas ini dihasilkan dari oksidasi atau
pembakaran belerang yang terlarut dalam bahan bakar miyak bumi
44

serta dari pembakaran belerang yang terkandung dalam bijih logam


yang diproses pada industri pertambangan. Penyebab terbesar
berlebihnya kadar oksida belerang di udara adalah pada
pembakaran batu bara.
Akibat yang ditimbulkan oleh berlebihnya oksida belerang
memang tidak secara langsung dirasakan oleh manusia, akan tetapi
menyebabkan terjadinya hujan asam. Proses terjadinya hujan asam
dapat dijelaskan dengan reaksi berikut.
1. Pembentukan asam sulfit di udara lembap

2.

Gas

SO2

dapat

bereaksi

dengan

oksigen

di

udara

3.

Gas SO3 mudah larut dalam air, di udara lembap membentuk


asam sulfat yang lebih berbahaya daripada SO2 dan H2SO3

Hujan yang banyak mengandung asam sulfat ini memiliki


pH < 5, sehingga menyebabkan sangat korosif terhadap logam dan
berbahaya bagi kesehatan. Di samping menyebabkan hujan asam,
oksida belerang baik SO2 maupun SO3 yang terserap ke dalam alat
pernapasan masuk ke paru-paru juga akan membentuk asam sulfit
dan asam sulfat yang sangat berbahaya bagi kesehatan pernapasan,
khususnya paru-paru.
Persenyawaan belerang yang sudah banyak dikenal antara lain
adalah hidrogen sulfida. Senyawa ini berbentuk gas yang dapat
diperoleh dari hasil reaksi antara FeS dengan asam; pemanasan
campuran belerang, hidrokarbon, dan asbes; serta hidrolisis
tioasidamida, CH3CSNH2. Senyawa lain yang juga sangat dikenal
45

adalah asam sulfat. Senyawa ini dapat diperoleh dengan proses


kamar timbal dan proses kontak. Sifat-sifat asam sulfat antara lain
adalah sebagai berikut.
1. Sebagai zat pengoksidasi
Asam sulfat pekat dapat mengoksidasi tembaga, karbon dan
belerang sedangkan pada reaksi ini asam sulfat direduksi menjadi
belerang dioksidasi.
2. Sebagai zat pengering
Cara ini tidak dapat digunakan untuk gas yang dapat bereaksi
dengan asam sulfat seperti amonia dan H2S.
3. Sebagai zat dehidrasi, yaitu zat yang dapat menghilangkan air
dari senyawa.
4. Sebagai katalis dalam pembentukan ester.
5. Jika dicampur dengan garam nitrat atau klorida akan
menghasilkan asam.

B. Alat Dan Bahan


Peralatan yang Diperlukan :
tabungsaring
reaksi
kertas
cawan penguapan

kaca arloji
b.
Bahan-bahan yang Diperlukan :
a.

lakmus merah
pipet tetes

Zat Padat :
c.
d.

FeS
Na2SO3

tembaga
gula pasir

serbuk belerang

46

Larutan/Zat Cair

CS2
HCl encer
Pb(CH3COO)2
H2SO4 pekat
asam asetat
alkohol
C.
1.
2.
3.
4.

larutan iod
larutan H2S
Na2SO3 encer
Na2SO4
BaCl2 encer
KMnO4 0,1 N

Pb(NO3)2 0,1 N
K2Cr2O7 0,1 N
Cd(NO3)2 0,1 N
Na2S 1 N

Latihan :
Tuliskanlah sifat-sifat belerang
Tuliskan Jenis-jenis belerang
Buatlah skema hubungan bentuk alotrop dari belerang
Tuliskan 3 jenis senyawa belerang

D. Tes Formatif 4
1. Tuliskanlah apa yang dimaksud beleranga monoklin.
2. Tuliskanlah rumus kimia dari gas belerang sulfida
3. Sebutkanlah salah satu sifat asam sulfat.
Jawab :
1. Belerang monoklin disebut juga belerang-. Belerang bentuk
ini mengkristal dari leburan belerang di atas 95,6oC berbentuk
jarum-jarum prisma.
2. H2S
3. Sebagai zat dehidrasi, yaitu zat yang dapat menghilangkan air
dari senyawa.
E. Kegiatan Praktikum

47

1. Modifikasi Belerang
Percobaan 1
1. Larutkan kurang lebih 0,5 g serbuk belerang dalam 5 mL
karbon disulfida.
2. Tuangkan larutan yang terbentuk ke dalam kaca arloji, tutup
dengan kertas saring tetapi biarkan sebagian kecil tidak
tertutup dan biarkan karbon disulfidanya menguap.
3. Amati kristal yang terbentuk!

Percobaan 2
a. Lebur kurang lebih satu sendok kecil serbuk belerang dalam
cawan penguapan. Hati-hati jangan sampai belerang berwarna
cokelat.
b. Setelah semua belerang lebur (warna kuning kecoklatan),
hentikan pemanasan dan biarkan hingga membeku.
c. Amati kristal yang terbentuk.
Percobaan 3
a. Panaskan perlahan-lahan serbuk belerang dalam tabung reaksi
sambil menggoyang-goyang tabung.
b. Amati dengan cermat warna dan kekentalan belerang sejak
meleleh sampai mendidih.
48

Percobaan 4 : Hidrogen Sulfida


a. Reaksikan beberapa gram FeS dengan asam klorida pekat
dalam alat Kipp atau generator pembuat gas yang dilengkapi
pipa yang ujungnya lancip.
b. Uji gas yang keluar dengan kertas timbal asetat (kertas saring
yang dibasahi dengan larutan timbal asetat) lalu amati.
c. Bakar gas yang keluar dari ujung pipa kemudian nyala apinya
kenakan pada cawan penguapan.
d. Amati apa yang terjadi!

Percobaan 5 : Sulfida
Persiapan :
Sediakan larutan-larutan berikut dalam tabung reaksi:
a. Tabung pertama isi dengan 2 mL larutan kalium permanganat
0,1 N dan 1 mL HCl
b. Tabung kedua isi dengan 2 mL larutan kalium dikromat 0,1 N
dan 1 mL larutan asam klorida encer
c. Tabung ketiga isi dengan 2 mL larutan timbal nitrat 0,1 N
d. Tabung keempat isi dengan 2 mL larutan kadmium nitrat 0,1 N
Pada masing-masing tabung reaksi di atas lalu ditambah dengan 2 mL
larutan 1 N natrium klorida.
Amati dan catat hasilnya!

49

Percobaan 5a
a. Masukkan kurang lebih 3 mL larutan natrium sulfida dalam
tabung reaksi.
b. Uji larutan itu dengan kertas lakmus merah dan amati,
kemudian larutan ditambah dengan HCl encer
c. Amati bau gas yang dihasilkan!

B. Lembar Pengamatan
Tulislah laporan hasil pengamatan dalam jurnal Anda dengan
mengikuti format seperti berikut.
Nomor
Percobaan

Prosedur Percobaan /
Langkah Kerja

Hasil Pengamatan

1.
2.
3.
Catatan: Buat langkah kerja singkat dan sistematis

50

C.
Soal Latihan
1. Sebutkan dua macam alotrop belerang dan dimana letak
perbedaannya?
2. Jelaskan perubahan fisika yang terjadi jika belerang
dipanaskan perlahan-lahan sampai mendidih dan jelaskan
perubahan struktur yang terjadi!
3. Apa yang dimaksud dengan belerang plastis?
4. Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan di
atas!
5. Tulis semua persamaan reaksinya!
6. Pada tabung reaksi pertama dan kedua terjadi reaksi apa?
7. Pada tabung reaksi ketiga dan keempat terjadi reaksi apa?

D.

Tes Formatif 5
Soal :
1. Jelaskanlah bentuk-bentuk alotrof belerang.
2. Jelaskanlah sifat fisik serbuk belerang.
3. Tuliskanlah rumus kimia belerang sulfida.
Jawab :
1. Plastis,Rombik, monoklin, mobil, viscous dan gas.
2. Warna kuning
3. H2S
51

2. Sifat Asam Sulfat


Percobaan 6a
1. Panaskan dengan hati-hati sekeping tembaga
dalam 1 mL asam sulfat pekat (tidak sampai
mendidih).
2. Amati perubahan yang terjadi.
Percobaan 6b
1. Letakkan kertas saring yang dibasahi dengan
larutan kalium dikromat yang diasamkan
dengan asam sulfat encer di mulut tabung
reaksi pada percobaan (a) di atas.
2. Amati!

Percobaan 6c
1. Tambahkan beberapa tetes asam sulfat pekat
pada gula yang terdapat dalam tabung reaksi
(bila diperlukan dapat dipanaskan).
2. Amati perubahan yang terjadi.
Percobaan 6d
1. Masukkan 2 mL asam asetat dan 2 mL
alkohol ke dalam tabung reaksi.
2. Tambahkan 2 mL asam sulfat pekat
kemudian panaskan dalam penangas air.
3. Amati bau larutan yang dihasilkan!

52

Percobaan-6e : Asam Sulfit sebagai Reduktor dan


Oksidator
1. Sediakan 3 mL larutan garam sulfit berasam (larutan
natrium sulfit yang diasamkan dengan asam klorida)
dalam tiga tabung reaksi.
2. Tabung pertama ditambah dengan beberapa tetes
larutan kalium dikromat.
3. Tabung kedua ditambah dengan beberapa tetes
larutan iod.
4. Tabung ketiga ditambah dengan beberapa tetes
larutan sulfida atau hidrogen sulfida atau aliri
dengan gas hidrogen sulfida.
5. Amati perubahan yang terjadi pada masing-masing
tabung!

Percobaan-6f : Perbedaan Garam Sulfat dengan Garam


Sulfit
1. Sediakan larutan barium klorida dalam dua tabung
reaksi.
2. Pada tabung reaksi pertama kemudian tambah
dengan larutan sulfit yang baru dibuat dan tabung
yang lain tambah dengan larutan sulfat.
3. Amati endapan yang terbentuk.
4. Ambil sedikit endapan yang terbentuk pada masingmasing tabung lalu tambah dengan larutan asam
klorida encer.
5. Amati perubahan yang terjadi!
53

B.

Lembar Pengamatan
Tulislah laporan hasil pengamatan dalam jurnal Anda dengan
mengikuti format seperti berikut.
Nomor
Percobaan

Prosedur Percobaan /
Langkah Kerja

Hasil Pengamatan

1.
2.
3.
Catatan: Buat langkah kerja singkat dan sistematis

C. Pertanyaan
1. Tulis semua persamaan reaksinya!
2. Pada tabung reaksi pertama dan kedua terjadi reaksi apa?
3. Pada tabung reaksi ketiga dan keempat terjadi reaksi apa?
4. Jelaskan perubahan yang terjadi pada kertas lakmus!
5. Tulis persamaan reaksi antara larutan natrium sulfida dengan
asam klorida!
6. Tulis semua persamaan reaksi pada percobaan 4 di atas!
7. Sebutkan sifat-sifat kimia yang penting dari asam sulfat dan berikan
contohnya!
8. Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan di
atas!
9. Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari percobaan di atas?

54

10. Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan di


atas!
11. Bagaimana cara menentukan adanya ion sulfit dalam suatu
larutan yang juga mengandung ion sulfat?
12. Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari percobaan di atas?
D.

Tes Formatif 6
Soal :
1.

Tuliskanlah rumus kimia garam bariumsulfit dan garam


bariumsulfat
2.
Tuliskanlah persamaan reaksi antara natrium hidroksida
dengan asam sulfat
Jawab :
1.
2.

BaSO3 dan BaSO4


2NaOH + H2SO4 Na2SO4 + 2H2O
PERCOBAAN 3
REAKSI PADA UNSUR DAN SENYAWA NITROGEN

- Kompetensi/Tujuan
Setelah melakukan percobaan dan pengamatan pada praktikum
ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1.
2.

membuat beberapa persenyawaan nitrogen secara kimia


mengidentifikasi sifat-sifat fisika dan kimia beberapa
persenyawaan nitrogen

55

Deskripsi Singkat Masing-Masing Percobaan


Pada percobaan ini akan dilakukan cara pembuatan dan sifat-sifat
dari beberapa persenyawaan . Percobaan yang akan dilakukan
adalah reaksi asam nitrat dengan logam tembaga, pemanasan
garam nitrat, reduksi nitrat dalam larutan alkalis, reaksi redoks
asam nitrit, mengidentifikasi nitrat dan nitrit, reaksi pembentukan
amoniak, oksidasi katalitik dari amonia, dan oksidasi ion
amonium oleh ion dikromat.

C. Dasar Teori Dan Pengenalan Bahan Dan Alat Praktikum


(Latin: nitrum, Yunani: Nitron, soda alami, membentuk) Nitrogen
ditemukan oleh kimiawan dan fisikawan Daniel Rutherford di
tahun 1772. Dia memisahkan oksigen dan karbon dioksida dari
udara dan menunjukkan gas yang tersisa tidak menunjang
pembakaran atau mahluk hidup. Pada saat yang bersamaan ada
beberapa ilmuwan lainny yang mengadakan riset tentang nitrogen.
Mereka adalah Scheele, Cavendish, Priestley, dan yang lainnya.
Mereka menamakan gas ini udara tanpa oksigen.
Sumber
Gas nitrogen (N2) terkandung sebanyak 78,1% di udara. Sebagai
perbandingan, atmosfir Mars hanya mengandung 2,6% nitrogen.
Dari atmosfir bumi, gas nitrogen dapat dihasilkan melalui proses
pencairan (liquefaction) dan distilasi fraksi. Nitrogen ditemukan
pada mahluk hidup sebagai bagian senyawa-senyawa biologis.
Nitrogen terdapat juga dalam garam-garam seperti natrium
dan kalium nitrat. Organisme hidup mengandung nitrogen dalam
bentuk protein yang rata-rata mengandung 16% nitrogen.
Nitrogen merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan
tidak mempunyai rasa, dan sedikit larut dalam air.

56

SenyawaNitrogen
Natrium nitrat (NaNO3) dan kalium nitrat (KNO3) terbentuk
oleh dekomposisi bahan-bahan organik dengan senyawa-senyawa
Natrium Nitrat adalah senyawa kimia dengan rumus NaNO3.
Natrium Nitrat merupakan padatan putih yang sangat larut dalam
air dan beberapa senyawa lainnya seperti larutan lainnya seperti
etanol, methanol dan senyawa ammoniak. Selain itu, natrium
nitrat juga bersifat higroskopis dan tidak mudah terbakar. Natrium
nitrat digunakan sebagai bahan dalam pembuatan pupuk,
kembang api, sebagai bahan dalam bom asap, sebagai pengawet
makanan, dan sebagai propelan roket padat, serta dalam gelas dan
tembikar. Senyawa ini telah dipergunakan secara luas untuk halhal tersebut. logam tersebut. Dalam kondisi yang kering di
beberapat tempat, saltpeters (garam) ini ditemukan dalam jumlah
yang cukup dan digunakan sebagai pupuk. Senyawa-senyawa
inorganik nitrogen lainnya adalah asam nitrat (HNO3), ammonia
(NH3) dan oksida-oksida (NO, NO2, N2O4, N2O), sianida (CN-),
dsb. Siklus nitrogen adalah salah satu proses yang penting di alam
bagi mahluk hidup. Walau gas nitrogen tidak bereaksi, bakteribakteri dalam tanah dapat memperbaiki nitrogen menjadi bentuk
yang berguna (sebagai pupuk) bagi tanaman. Dengan kata lain,
alam telah memberikan metode untuk memproduksi nitrogen
untuk pertumbuhan tanaman. Binatang lantas memakan tanamantanaman ini dimana nitrogen telah terkandung dalam sistim
mereka sebagai protein. Siklus ini lengkap ketika bakteriabakteria lainnya mengubah sampah senyawa nitrogen menjadi gas
nitrogen. Sebagai komponen utama protein, nitrogen merupakan
bahan penting bagi kehidupan.

Amonia
Amonia (NH3) merupakan senyawa komersil nitrogen yang
57

paling penting. Ia diproduksi menggunakan proses Haber. Gas


natural (metana, CH4) bereaksi dengan uap panas untuk
memproduksi karbon dioksida dan gas hidrogen (H2) dalam
proses dua langkah. Gas hidrogen dan gas nitrogen lantas
direaksikan dalam proses Haber untuk memproduksi amonia. Gas
yang tidak bewarna ini bau yang menyengat dapat dengan mudah
dicairkan. Bahkan bentuk cair senyawa ini digunakan sebagai
pupuk nitrogen. Amonia juga digunakan untuk memproduksi urea
(NH2CONH2), yang juga digunakan sebagai pupuk dalam industri
plastik, dan dalam industri peternakan sebagai suplemen makanan
ternak. Amonia sering merupakan senyawa pertama untuk banyak
senyawa nitrogen.
Dalam laboratorium, amoniak dapat diperoleh dengan cara
mereaksikan larutan alkali pada garam amonium. Biasanya
dipergunakan NH4Cl dan alkalinya adalah Ca(OH)2.
2 NH4Cl (aq) + Ca(OH)2 (aq)
H2O (l)

CaCl2(aq) + 2NH3 (g) +

Reaksi-reaksi lain yang dapat menghasilkan amoniak antara lain:


1.

Menguraikan nitrida-nitrida logam (logam elektropositif


kuat) dengan air, misal:
Ca3N2 (s) + 3 H2O(l)
3 Ca(OH)2 (aq) + 2 NH3 (g)

2.

Memanaskan garam amonium tertentu seperti amonium


sulfat atau amonium klorida
(NH4)2SO4 (s)
NH4HSO4 (s) + NH3 (g)

58

3.

Reduksi nitrat dengan cara memanaskan campuran garam


nitrat, alkali kaustik berair dan logam aktif seperti Zn.
Zn (s) + 2 NaOH (aq)
Na2ZnO2 (aq) + H2 (g)
2 NaNO3 (aq) + 8 H2 (g)
+ 2 NH3 (g)

2 NaOH (aq) + 4 H2O (l)

Asam Nitrat
Persenyawaan nitrogen yang lain yang juga sangat dikenal adalah
asam nitrat.
Sifat-sifat
Asam nitrat adalah cairan jernih tidak berwarna jika masih baru,
akan menjadi kekuning-kuningan jika terkena cahaya atau sering
terbuka botolnya karena sebagian kecil memecah :
4 HNO3 2 H2O + 4 NO2 + O2
Oleh karena itu harus selalu disimpan di dalam botol yang
berwarna gelap (coklat, biru, hijau). Sebagai pengoksidasi harus
ditangani secara hati-hati, jika tertumpah dapat membakar kertas,
jerami atau kayu. Dapat meledak botolnya jika disimpan di
tempat panas, uapnya beracun. HNO3 pekat memiliki kadar antara
50-75%. Asam nitrat berasap memiliki kadar 95% dan titik didih
86 oC.
Pembuatan
1. Metode Valentiner :
NaNO3(s) + H2SO4(l) NaHSO4 + HNO3(g) (berasap)
2. Metode Oswald
Oksidasi amoniak dengan Pt sebagai katalis
4 NH3 + 5 O2 4 NO + 6 H2O
4 NO + 2 O2 4 NO2
4 NO2 + 2 H2O 2 HNO2 + 2 HNO3 (pada suhu rendah)
2 HNO2 NO2 + NO + H2O
3. Metode Birkeland & Eyde
Nitrogen direaksikan dengan oksigen pada suhu 3.000 oC melalui
59

busur listrik
N2 + O2 2 NO
2 NO + O2 2 NO2 (pada suhu 600 oC)
3 NO2 + H2O 2 HNO3 + NO (pada suhu tinggi)
Kegunaan
1. Di laboratorium digunakan sebagai pelarut bijih mineral atau
sebagai pengoksidasi (pengabuan basah)
2. Dalam aneka industri, misalnya :
o

HNO3 encer untuk membuat pupuk buatan {NaNO3,


Ca(NO3)2}

HNO3 pekat untuk membuat bahan peledak (nitro


selulosa, nitro gliserin, TNT), serta untuk membuat zat
warna azo, anilin, nitril, sianida, dll.

3. Sebagai oksidator dalam pembuatan asam sulfat (cara bilikasam Glover).


Dalam laboratorium asam nitrat dapat diperoleh dengan cara
mereaksikan asam sulfat pekat dengan natrium nitrat.
NaNO3 (aq) + H2SO4 (aq)

NaHSO4 (aq)

+ HNO3 (aq)

Reaksi antara asam nitrat dengan logam boleh dikatakan selalu


bukan sebagai asam tetapi sebagai oksidator. Hasil reaksinya
tergantung pada konsentrasi dan suhu operasi serta sifat reduktor.
Garam Nitrat
Kalium Nitrat adalah suatu senyawa garam nitrat dari kalium
dengan rumus molekul KNO3. Garam kalium nitrat dapat dibuat
dengan cara mereaksikan kalium klorida, KCl yang ditemukan
dalam mineral silvi, dengan natrium nitrat NaNO3. Jikalau larutan
jenuh masing-masing reaksi tersebut saling dicampurkan, maka
akan terbentuk garam natrium klorida, NaCl dan KNO3 karena
60

larutan NaCl di dalam pelarut air sangat kecil, maka garam


tersebut akan mengalami pengendapan, dan melalui penyaringan
larutan KNO3 dapat dipisahkan dari NaCl. Dengan mendinginkan
filtrat tersebut secara perlahan, maka KNO3(aq) akan mengalami
proses kristalisasi, dan untuk memenuhi KNO3 yang dihasilkan
perlu kristalisasi.

D. Alat Dan Bahan


Peralatan yang Diperlukan :

Ampelas
Erlenmeyer
tabung reaksi

kertas saring
lampu

Bahan-bahan yang Diperlukan :

Zat Padat :

20.

logam Cu ( lempengan dan kawat)


logam aluminium

NaNO2
Cu(NO3)2
FeSO4
NH4Cl

KNO3

Larutan/Zat Cair

HNO3 pekat
HNO3 7 M
H2SO4 pekat
amonia pekat

NaOH encer
HNO3 encer
H2SO4 encer

KI
KMnO4
NaNO3

Ca(OH)2
NaOH
(NH4)2Cr2O7

61

. Latihan
1. Tuliskan sifat-sifat Nitrogen
2. Tuliskan Rumus kimia amoniak
3. Tuliskanlah salah satu reaksi yang menghasilkan amoniak.

Test Formatif 7
Soal :
1.

Tuliskan 3 macam senyawa yang diperlukan dalam


percobaan ini

2. Tuliskan Nama trifial dari senyawa KMnO4


3. Tuliskan persamaan reaksi dari Reduksi nitrat dengan cara
memanaskan campuran garam nitrat, alkali kaustik berair
dan logam aktif seperti Zn.

Jawab :
1. NaOH, NH4Cl dan KI
2. Kalium Permanganat

62

3. Zn (s) + 2 NaOH (aq)


2 NaNO3 (aq) + 8 H2 (g)
+ 2 NH3 (g)

Na2ZnO2 (aq)

+ H2 (g)

2 NaOH (aq)

+ 4 H 2O (l)

E. Kegiatan Percobaan
1. Reaksi Asam dan Garam Nitrat
Percobaan-1 : Reaksi Asam Nitrat dengan Tembaga
Percoban-1a

Masukkan beberapa keping (kecil) tembaga dalam


tabung reaksi, lalu tambah dengan beberapa tetes
asam nitrat pekat.
Amati larutannya dan warna gas yang terbentuk
(baik dalam tabung reaksi maupun yang keluar dari
tabung reaksi).

Percobaan-1b

Masukkan beberapa keping tembaga (kecil) dalam


tabung reaksi, lalu tambah dengan HNO3 7 M.
Amati larutannya dan perhatikan warna gas yang
ada dalam tabung reaksi dan warna gas yang keluar
dari mulut tabung reaksi.

Percobaan-2 : Pemanasan Garam Nitrat

63

Panaskan senyawa kalium nitrat padat dan


senyawa tembaga nitrat padat dalam tabung
reaksi yang berbeda.
Amati reaksinya dan uji gas yang dihasilkan
dengan menggunakan lidi yang membara!

Percobaan-3 : Reduksi Nitrat dalam Larutan Alkalis


Masukkan 2 mL asam nitrat encer dan 5 mL
larutan NaOH encer dalam tabung reaksi.
Tambahkan sekeping logam aluminium kemudian
panaskan.
Periksa gas yang terbentuk dengan kertas lakmus.

B.

Lembar Pengamatan
Tulislah laporan hasil pengamatan dalam jurnal Anda dengan
mengikuti format seperti berikut.
Nomor
Percobaan

Prosedur Percobaan /
Langkah Kerja

Hasil Pengamatan

1.
2.
3.
Catatan: Buat langkah kerja singkat dan sistematis

Latihan :

64

Pertanyaan Percobaan-1a
1.
2.
3.

Senyawa nitrogen apakah yang terbentuk?


Berapa bilangan oksidasi nitrogen dalam senyawa yang
terjadi?
Tulis persamaan reaksinya dengan reaksi ion!

Pertanyaan Percobaan-1b
1.

Senyawa nitrogen apakah yang dihasilkan sebelum bereaksi


dengan udara?
2. Tulis semua persamaan reaksinya!
Pertanyaan Percobaan-2

3.

Tulis semua persamaan reaksinya!

Pertanyaan Percobaan-3
1. Gas apakah yang terbentuk?
2. Tulis persamaan reaksinya!
F.
1.
2.

3.

Tes Formatif 8
Hitunglah bilangan oksidasi dari nitrogen dam senyawa N2O3
Tuliskan persamaan reaksi dari asam nitrat dengan natrium
hidroksida
Senyawa apa saja yang dihasilkan pada reaksi diatas

Jawab :
1.
2.

Bilanga Oksidasi N dalam N2O3 adalah +3


HNO3 + NaOH NaNO3 + H2O

65

3.

Garam Natrium Nitrat dan Air

2. Reaksi Reduksi Oksidasi Asam Nitrat


Percobaan 1 : Reaksi Redoks Asam Nitrit

Dinginkan 10 mL asam sulfat encer dalam tabung


reaksi dengan es batu selama kurang lebih 5 menit.
Masukkan asam sulfat yang telah didinginkan itu
ke dalam tabung reaksi yang berisi 1 g garam
natrium nitrit (larutan ini mengandung asam nitrit).
Amati warna larutan asam nitrit yang terbentuk!
Bagi larutan yang mengandung asam nitrit menjadi
tiga bagian dan masukkan ke dalam tabung reaksi.
a.
Tabung pertama, panaskan dan amati gas
yang terbentuk.
b.
Tabung kedua, tambah dengan larutan
kalium iodida lalu amati.
c.
Tabung ketiga, tambah dengan larutan
kalium permanganat kemudian amati.

Percobaan-2 : Mengidentifikasi Nitrat dan Nitrit

Masukkan 2 mL larutan garam nitrat ke dalam


sebuah tabung reaksi.
Tambahkan 1 mL larutan garam besi (II) sulfat
pekat yang baru dibuat, kemudian dengan hati-hati
dan perlahan melalui dinding tabung tambahkan
pula 2 mL asam sulfat pekat.
Perhatikan warna dan bentuk lapisan yang terjadi.
66

Ulangi percobaan ini dengan menggunakan larutan


garam nitrit sebagai ganti larutan garam nitrat.

Amati perubahan yang terjadi dan bandingkan


dengan perubahan yang terjadi pada identifikasi
garam nitrat.
Percobaan-3 : Reaksi Pembentukan Amoniak

Campurkan kurang lebih 1 gram amonium klorida


padat dengan 1 gram kalsium hidroksida padat
dalam tabung reaksi.

Panaskan campuran ini dan uji gas yang dihasilkan


dengan menggunakan kertas lakmus merah basah.

Amati bau gas yang terjadi!


Percobaan-4 : Oksidasi Katalitik dari Amonia

Buatlah kawat tembaga (diameternya kurang lebih


0,3 mm) menjadi bentuk spiral.
Masukkan kurang lebih 10 mL amonia pekat ke
dalam labu Erlenmeyer.
Panaskan kawat sampai membara dan juga
panaskan labu Erlenmeyer sehingga amonianya
banyak yang menguap, kemudian gantungkan
kawat tembaga yang membara tadi pada mulut lagu
Erlenmeyer.
Amati apa yang terjadi!
Percobaan-5 :
Panaskan kurang lebih 1 gram atau setengah
sendok kecil amonium dikromat padat dalam
tabung reaksi.
Amati perubahan yang terjadi!

67

B. Lembar Pengamatan
Tulislah laporan hasil pengamatan dalam jurnal Anda dengan mengikuti
format seperti berikut.
Nomor
Percobaan

Prosedur Percobaan /
Langkah Kerja

Hasil Pengamatan

1.
2.
3.
Catatan: Buat langkah kerja singkat dan sistematis

C. Latihan
Pertanyaan Percobaan-1
Tulis persamaan reaksinya!
Pertanyaan Percobaan-1a
Dekomposisi termal asam nitrit adalah reaksi disproporsionasi. Tulis
persamaan reaksinya!
Pertanyaan Percobaan-1b
Tulis persamaan reaksi yang terjadi!
Pertanyaan Percobaan-1c

68

Apakah asam nitrit berfungsi sebagai reduktor atau oksidator?


Jelaskan!
Apa sebabnya asam nitrit tidak mengalami reaksi disproporsionasi?

Pertanyaan Percobaan-2
-

Tulis semua persamaan reaksinya!


Perbedaan apakah yang dapat diamati dari percobaan di atas?
Pertanyaan Percobaan-3

- Tulis persamaan reaksinya!


- Jika senyawa kalsium hidroksida diganti dengan senyawa natrium
hidroksida, apakah juga akan menghasilkan gas yang serupa
dengan percobaan di atas? Jelaskan!
Pertanyaan Percobaan-4
1.
2.
3.

Tulis persamaan reaksi yang terjadi!


Zat apakah yang berfungsi sebagai oksidator?
Apa sebabnya reaksi ini penting dalam industri?

Pertanyaan Percobaan-5
1. Jelaskan peristiwa yang terjadi pada percobaan di atas!
2. Tulis persamaan reaksinya!

D.

Test Formatif 9
Soal :
69

Tuliskan zat yang berfungsi sebagai oksidator pada reaksi


tembaga dan amoniak
Tuliskan persamaan reaksi dari NH4Cl dengan Ca(OH)2
2.
Senyawa apa saja yang dihasilkan
3.
Jawab :
1.

1. Yang berfungsi sebagai oksidator adalah NH3.


2. 2NH4Cl + Ca(OH)2 2NH4OH + CaCl2
3. Amoniumhidroksida dan kalsiumklorida.

PERCOBAAN 4
PEMBUATAN NATRIUM TIOSULFAT DAN
SIFATNYA
A.

SIFAT-

Kompetensi/Tujuan

Setelah melakukan percobaan dan pengamatan pada praktikum


ini, mahasiswa diharapkan dapat:
membuat senyawa natrium tiosulfat
mengidentifikasi sifat-sifat fisika dan kimia senyawa natrium
tiosulfat
B. Deskripsi Singkat Masing-Masing Percobaan
Pada percobaan ini akan dipelajari cara pembuatan senyawa
natrium tiosulfat dengan cara mereaksikan belerang dengan

70

natrium sulfit. Campuran kedua zat ini kemudian direfluks selama


1 2 jam. Hasil yang diperoleh kemudian dipelajari sifat-sifatnya.
C.

Dasar Teori Dan Pengenalan Bahan Dan Alat Praktikum

I. Natrium Tiosulfat
Natrium Tiosulfat ( Na2S2O3) adalah salah satu jenis dari garam
terhidrat. Garam terhidrat adalah garam yang terbentuk dari
senyawa - senyawa kimia yang dapat mengikat molekul-molekul
air pada suhu kamar.
Asam tiosulfat tidak bisa dibentuk dengan menambahkan asam
kedalam tiosulfat karena adanya dekomposisi asam bebas ini di
dalam air dalam campuran S, H2S, H2Sn, SO2, dan H2SO4 ini bisa
dibuat dengan menhilangkan air, dalam temperature rendah (780C).
Dalam campuran garam-garam tiosulfat adalah stabil dan
berasam. Tiosulfat dibuat dengan mendidihkan alkali atau larutan
sulfat nitrat dengan S dan juga oksidasi polisulfida dengan udara .
Natrium tiosulfat pentahidrat (Na2SO2O3.5H2O) disebut dengan
hypo berbentuk kristal yang sample benar dan kurang atau tidak
berwarna. Titik beku 480C mudah larut dalam air dan larutannya
digunakan untuk titrasi dalam analisis volumetri.

71

Kristal Natrium Thiosulfat

Natrium tiosulfat dalam induksi pemutihan untuk merusak Cl2


yang masuk, setelah mereka masuk dalam kolom pemutihan, sama
halnya natrium tiosulfat kadang-kadang digunakan untuk
memindahkan rasa dari minuman yang berklorinasi.Natrium
tiosulfat (Na2SO3) dapat dibuat dari H2SO4. H2SO4 adalah asam
yang sangat penting yang digunakan dalam induksi kimia. H2SO4
mencair pada suhu 10,50C membentuk cairan kental. H2SO4
berikatan dengan hydrogen dan tidak bereaksi dengan logam di
dalam air untuk menghasilkan H2. H2SO4 menyerap air dan dapat
menghasilkan gas. Ion SO4- adalah tetrahedral, mempunyai panjang
ikatan 1,49 , mempunyai rantai pendek. Ikatan S O memiliki 4
ikatan antar S dan O dan 2 ikatan yang didelokalisasi S dan 4
atom O. Asam tiosulfat H2SO3 tidak dapat dibentuk dengan
menambahkan asam ke dalam tiosulfat karena pemisahan asam
bebas dalam air ke dalam campuran S, H2S, H2Sn, SO2 dan H2SO3.
H2S + SO3 H2S2O3
Garam yang biasa disebut tiosulfat stabil dan berjumlah banyak.
Tiosulfat dibuat dengan memanaskan alkali/larutan sulfit dengan S
dan juga dengan mengoksidasi polisulfida dengan air seperti reaksi
berikut :
Na2S2O3 + S Na2S2O3
2NaS3 + 3O2 2Na2S2O3 + 2S
Selain itu natrium tiosulfat dapat dibuat dari SO2 dengan reaksi
sebagai berikut :
2SO2(aq) + O2(g) SO3(g)
72

Kemudian direaksikan dengan Na2SO3 dan H2O


Reaksi :
2SO2 + Na2CO3 + H2O 2NaHSO3 + CO2
Produk (NaHSO3) direaksikan lagi dengan Na2CO3
Reaksi :
2NaHSO3 + Na2CO3 2Na2SO3 + CO2 + H2O
Terakhir

Na2SO3

direaksikan

dengan

dengan

bantuan

pemanasan.Rekasi :
Na2SO3 + S Na2S2O3
Berupa hablur besar, tidak berwarna, atau
serbuk hablur kasar.Mengkilap dalam udara lembab
dan mekar dalam udara kering pada suhu lebih dari
33C. Larutannya netral atau basa lemah terhadap
lakmus. Sangat mudah larut dalam air dan tidak
larut dalam etanol (Anonim, 1995).Sodium tiosulfat
merupakan donor sulfur yang mengkonversi sianida
menjadi bentuk yang lebih nontoksik, tiosianat,
dengan enzyme sulfurtransferase,
yaitu rhodanase. Tidak seperti nitrit, tiosianat
merupakan senyawa nontoksik, dan dapat diberikan
secara empiris pada keracunan sianida. Penelitian
dengan hewan uji menunjukkan kemampuan
sebagai antidot yang lebih baik bila dikombinasikan
dengan hidroksokobalamin (Olson, 2007). Rute
utama detoksifikasi sianida dalam tubuh adalah
mengubahnya menjadi tiosianat oleh rhodanase,
walaupun sulfurtransferase yang lain, seperti 37
beta-merkaptopiruvat sulfurtransferase, dapat juga
digunakan.

73

Reaksi ini memerlukan sumber sulfan sulfur, tetapi


penyedia substansi ini tebatas.Keracunan sianida
merupakan proses mitokondrial dan penyaluran
intravena sulfur hanya akan masuk ka mitokondria
secara perlahan. Natrium tiosulfat mungkin muncul
sendiri pada kasus keparahan ringan sampai
sedang, sebaiknya
diberikan bersama antidot lain dalam kasus
keracunan parah. Ini juga merupakan pilihan antidot
saat diagnosis intoksikasi sianida tidak terjadi,
misalnya pada kasus penghirupan asap rokok.
Natrium tiosulfat diasumsikan secara intrinsik
nontoksik tetapi produk detoksifikasi yang dibentuk
dari sianida, tiosianat dapat
menyebabkan toksisitas pada pasien dengan
kerusakan ginjal. Pemberian natrium tiosulfat 12.5 g
i.v. biasanya diberikan secara empirik jika diagnosis
tidak jelas (Meredith, 1993).
Natrium tiosulfat merupakan komponen kedua dari
antidot sianida.Antidot ini diberikan sebanyak 50 ml
dalam 25 % larutan. Tidak ada efek samping yang
ditimbulkan
oleh
tiosulfat,
namun
tiosianat
memberikan efek samping seperti gagal ginjal, nyeri
perut, mual, kemerahan dan disfungsi pada SSP.
Dosis untuk anak-anak didasarkan pada berat badan
(Meredith, 1993).
1. Indikasi
a. Dapat diberikan sendiri ataupun dikombinasikan
dengan nitrit atau hidroksokobalin pada pasien
keracunan sianida akut.

74

b. Perawatan secara empiris pada keracunan sianida


berhubungan dengan inhalasi.
c. Profilaksis selama infus nitroprusida.
d. Ekstravasasi dari mechlorethamin.
e. Ingesti garam bromat (Olson, 2007).
2. Kontraindikasi
Tidak diketahui kontraindikasinya (Olson, 2007).
3. Efek samping
a. Infus intravena dapat menyebabkan rasa terbakar,
kejang otot dan gerakan tiba-tiba, dan mual dan
muntah.
b. Penggunaan pada wanita hamil.
Kategori C berdasarkan FDA (Olson, 2007).
4. Interaksi obat
Tiosulfat dapat menurunkan konsentrasi sianida pada
beberapa metode (Olson, 2007).
5. Dosis dan cara pemberian
a. Untuk keracunan sianida.
Berikan 12.5 g (50 mL dari 25% larutan) secara IV
pada 2.5-5 mL/menit.
75

Dosis untuk pediatrik sebesar 400 mg/kg (1.6 mL/kg


dari 25% larutan) sampai 50 mL. Setengah dosis awal
sebaiknya diberikan setelah 30-60 menit bila
diperlukan (Olson, 2007).
b. Untuk profilaksis selama infuse nitroprusida.
Tambahan 10 mg tiosulfat pada tiap milligram
nitroprusida pada larutan intravena dikatan dapat
menjadi efektif, namun data kompatibilitasnya tidak
tersedia (Olson, 2007).
Ion tiosulfat dapat diperoleh secara cepat dengan cara
mendidihkan belerang dengan ion sulfit atau dengan cara
mendekomposisi ion ditionit dengan persamaan reaksi:
S8 (s) + 8 SO3 2- (aq)

8 S2O3 2- (aq)

dan
2 S2O4 2- (aq) + H2O (l)

S2O3 2- (aq) + 2 HSO3 - (aq)

Ion tiosulfat memiliki struktur

S SO 3 2

dengan panjang

ikatan S-S dan S-O masing-masing 1,99 0,03 dan 1,48


o

0,06 A . Panjang ikatan S-S yang mendekati panjang ikatan S-O


menunjukkan bahwa dalam ikatan S-S juga terlibat adanya ikatan
phi.
Garam alkali tiosulfat banyak diproduksi terutama untuk
kebutuhan di bidang fotografi, dimana garam ini digunakan untuk
melarutkan perak bromida yang tidak bereaksi dalam suatu

76

emulsi. Ion tiosulfat dengan ion perak dapat membentuk


kompleks dengan ion-ion logam yang lain.
Dalam percobaan ini akan dipelajari cara pembuatan garam
natrium tiosulfat dari reaksi antara belerang dengan natrium sulfit.
Struktur molekul belerang ada dua jenis, yaitu berbentuk rombik
dan monoklin. Pada temperatur di bawah 96o C stabil pada bentuk
rombik, dan di atas temperatur tersebut, stabil dalam bentuk
monoklin.
Dalam dua struktur tersebut, molekul belerang membentuk cincin
yang mengandung 8 atom. Agar belerang dapat bereaksi, maka
harus dilakukan pemutusan cincin yang ada terlebih dahulu. Oleh
karena itu, mekanisme reaksi yang melibatkan belerang sangat
rumit.

D. Alat Dan Bahan


Peralatan yang Diperlukan :
a. satu set alat refluks
b. lampu spiritus

pengaduk gelas
timbangan

tabung reaksi
cawan penguapan

Bahan-bahan yang Diperlukan :


Latihan
serbuk belerang
kristal natrium sulfat

Jelaskan
bagaimana
caranya
beroleh
ion
thiosulfat.
1.
HCl encer (0,1 M)
Na2S2O
3 (10 g dalam 100

mL air)
BaCl2 encer

larutan iod dalam KI

Na2SO3 anhidrat

77

2.
3.

4.

Tuliskan struktur ion thiosulfat


Sebutkan bahan-bahan yang diperlukan dalam percobaan
diatas.
Tuliskan nama dari senyawa berikut ini Na2S2O3

Tes Formatif 10
Soal :
Tuliskan Persamaan reaksi dari pembentukan ion tiosulfit
Zat apa saja yang diperlukan
6.
Jawab :
5.

1. S8 (s) + 8 SO3 2- (aq)


2. Belerang dan sulfit

8 S2O3 2- (aq)

E. Kegiatan Percobaan

78

Pembuatan Natirum Tiosulfat

Percobaan-1 : Pembuatan Natrium Tiosulfat 5-hidrat


-

Siapkan alat refluks (labu bundar 100 mL dengan kondensor


refluks), kemudian masukkan seberat 25 gram natrium sulfit
ke dalam labu refluks.
Tambahkan 12,5 mL aquades dan 3,75 gram serbuk belerang,
lalu refluks selama 1 2 jam.
Larutan yang diperoleh kemudian didinginkan dan disaring.
Pindahkan filtrat ke dalam cawan penguapan dan uapkan
sampai volume larutan menjadi 2,5 mL.
Biarkan larutan menjadi dingin dan keringkan kristal yang
terbentuk dengan menekan kristal di antara dua kertas saring,
kemudian kristal yang diperoleh ditimbang.

Percobaan-2 : Sifat-sifat Kimia Natrium Tiosulfat


1. Pengaruh pemanasan :
- Panaskan sedikit kristal Na2S2O3.5 H2O dalam tabung reaksi.
- Lakukan hal yang sama untuk kristal Na2SO4.10 H2O.
2. Reaksi dengan iod:
-Reaksikan 2 mL larutan iod dengan larutan tiosulfat berlebih.
3. Reaksi dengan klor:
- Reaksikan 2 mL larutan natrium tiosulfat dengan air klor
berlebih.
- Amati hasil reaksinya.

79

Tambahkan larutan HCl encer dan kemudian tambahkan lagi


larutan barium klorida.

4. Pengaruh asam encer:


- Reaksikan 3 mL larutan tiosulfat dengan 3 mL asam klorida
encer.
- Amati isi tabung reaksi setelah beberapa menit, dan amati juga
bau larutannya.
F. Lembar Pengamatan
Hasil natrium tiosulfat yang telah diperoleh ditimbang lalu
dihitung rendemennya dengan perhitungan sebagai berikut.

G. Latihan
Pertanyaan Percobaan-1
-

Hitung berapa persen natrium tiosulfat 5-hidrat yang


dihasilkan ?
Dibandingkan dengan reaksi dalam senyawa organik,
reaksi anorganik pada umumnya berjalan cepat
.Jelaskan apa sebabnya reaksi pembuatan natrium tiosulfat
sangat lambat dan memerlukan pemanasan cukup lama?

Pertanyaan Percobaan-2a
-

Apakah tiosulfat akan terurai jika dipanaskan?


Apakah yang terjadi jika tiosulfat terurai?

80

Pertanyaan Percobaan-2b
-

Reaksi apakah yang terjadi?


Tulis persamaan reaksinya!
Apakah iod akan bereaksi dengan ion sulfat? Jelaskan
jawaban Anda!
Pertanyaan Percobaan-2c
-

Di mana letak perbedaan antara reaksi tiosulfat dengan Cl2


dan reaksi tiosulfat dengan I2?
Tulis semua persamaan reaksinya!
Apa fungsi larutan barium klorida dalam percobaan di atas?

Pertanyaan Percobaan-2d
- Sebutkan dua produk reaksinya!
- Tulis persamaan reaksi ion!
H. Test Formatif 11
Soal :
Apa yang dimaksud rendement
Rumus Kimia Natrium Thiosulfat
2.
Jawab :
1.

1. Perbandingan hasil yang didapat dari praktikum dengan hasil


yang didapat dari hasil perhitungan secara teoritis.
2. Na2S2O3

PERCOBAAN 5
REAKSI PADA UNSUR DAN SENYAWA LOGAM ALKALI
DAN ALKALI TANAH

81

A. Kompetensi/Tujuan
Setelah melakukan percobaan dan pengamatan pada praktikum
ini, mahasiswa diharapkan dapat:
1. membandingkan kereaktifan beberapa unsur logam alkali dan
alkali tanah
2. mengidentifikasi sifat-sifat beberapa senyawa logam alkali dan
alkali tanah
B. Deskripsi Singkat Masing-Masing Percobaan
Pada percobaan ini akan dilakukan praktikum untuk
mengidentifikasi sifat-sifat logam alkali dan alkali tanah dalam
reaksinya dengan air, sifat asam basa senyawa oksida dan
hidroksida logam alkali tanah, hidrolisis senyawa klorida logam
alkali tanah, kestabilan termal garam karbonat logam alkali tanah,
kelarutan beberapa senyawa logam alkali tanah, dan reaksi khas
ion logam alkali dan alkali tanah.
C. Dasar Teori Dan Pengenalan Bahan Dan Alat Praktikum

Logam Alkali
Dalam Sistem Periodik Unsur, unsur-unsur yang
terletak pada golongan IA yaitu litium(Li), natrium (Na),
kalium (K), rubidium (Rb), sesium (Cs) dan fransium (Fr)
disebut logam alkali.
Hidrogen termasuk nonlogam walaupun dengan alkali
sama-sama memiliki satu elektron pada kulit terluarnya.
Berdasarkan konfigurasi elektron diketahui semua unsur
82

alkali memiliki 1 elektron yang terletak pada kulit terluar.


Persamaan ini menyebabkan unsur-unsur alkali memiliki
sifat kimia yang mirip.Walaupun memiliki sifat yang mirip
tetapi unsur-unsur alkali keberadaan di alam tidak
bersama-sama. Hal ini disebabkan oleh ukuran-ukuran ion
alkali yang sangat berbeda satu dengan yang lainnya.
Natrium dan kalium sangat melimpah dikerak bumi
sedangkan litium, rubidium dan sesium kelimpahannya
sangat sedikit. Kelimpahan logam alkali yang paling
sedikit adalah fransium. Hal ini disebabkan fransium
merupakan unsur radioaktif yang memancarkan sinar beta
() dengan waktu paruh yang pendek sekitar 21 menit,
kemudian segera berubah menjadi unsur thorium. Logam
fransium dihasilkan dari unsur aktinum dengan
pemancaran sinar alpha (). Untuk penjelasan selanjutnya
logam fransium tidak dibahas pada bagian ini.
Sumber Logam Alkali Di Alam

Natrium ditemukan sebagai natrium klorida (NaCl) yang


terdapat dalam air laut, dalam entuk sendawa Chili
NaNO3, trona (Na2CO3.2H2O), boraks (Na2B4O7.10H2O)
dan mirabilit (Na2SO4).
Kalium didapat sebagai mineral silvit (KCl), mineral
karnalit (KCl.MgCl2.6H2O) sendawa (KNO3), dan
feldspar (K2O.Al2O3.3SiO2). Selain dari kalium juga
terdapat dalam air laut.

83

Unsur rubidiumm dan sesium dihasilkan


sebagai hasil samping proses pengolahan litium dari
mineralnya.

Ekstraksi Logam Alkali


Logam-logam alkali sangat stabil terhadap pemanasan,
sehingga logam-logam alkali tidak dapat diperoleh dari
oksidanya melalui proses pemanasan. Logam alkali tidak
dapat dihasilkan dengan mereduksi oksidanya, hal ini
disebabkan logam-logam alkali merupakan pereduksi yang
kuat.
Keberadaan natrium dan kalium telah dikenali sejak lama,
namun untuk mereduksi logam-logam alkali dalam air
tidak dapat dilakukan karena logam-logam alkali dapat
bereaksi dengan air membentuk basa kuat. Pada abad ke19 H. Davy akahirnya dapat mengisolasi natrium dan
kalium dengan melakukan elektrolisis terhadap lelehan
garam KOH atau NaOH. Dengan metode yang sama
Davy berhasil mengisolasi Li dari Li 2O. Kemudian Rb dan
Cs ditemukan sebagai unsur baru dengan teknik
spektroskopi pada tahun 1860-1861 oleh Bunsen dan
Kirchhoff. Sedangkan fransium ditemukan oleh Perey
dengan menggunakan teknik radiokimia tahun 1939.
Semua logam alkali hanya dapat diisolasi dari leburan
garam halidanya melalui proses elektrolisis. Garam-garam
halida mempunyai titik lebur yang sangat tinggi, oleh

84

karena itu umumnya ditambahkan garam halida yang lain


untuk menurunkan titik lebur garam halidanya.

Elektrolisis Litium

Gambar Lithium
Sumber logam litium adalah spodumene (LiAl(SO)3).
Spodumene dipanaskan pada suhu 100 oC kemudian
ditambah H2SO4 pekat panas sehingga diperoleh Li 2SO4.
Campuran yang terbentuk dilarutkan ke dalam air. Larutan
Li2SO4 ini kemudian direaksikan dengan Na 2CO3. Dari
reaksi ini terbentuk endapan Li2CO3.
Li2SO4(aq) + Na2CO3(aq) Li2CO3(s) + Na2SO4(aq)

85

Setelah dilakukan pemisahan Li 2CO3 yang diperoleh


direaksikan dengan HCl sehingga diperoleh garam LiCl.
Li2CO3(s) + 2HCl(aq) 2LiCl + H2O + CO2
Garam LiCl ini yang akan digunakan sebagain bahan
dasar elektrolisis litium. Namun karena titik lebur LiCl
yang sangat tinggi sekitar 600 C maka ditambahkan KCl
dengan perbandingan volume 55% LiCl dan 45% KCl.
Penambahan KCl ini bertujuan untuk menurunkan titik
lebur LiCl menjadi 430 C. Reaksi yang terjadi pada proses
elektrolisis Li adalah sebagai berikut
Katoda : Li+ + e Li
Anoda : 2Cl Cl2 + 2e
Selama elektrolisis berlangsung ion Li + dari leburan
garam klorida akan bergerak menuju katoda. Ketika tiba
dikatoda ion-ion litium akan mengalami reaksi reduksi
menjadi padatan Li yang menempel pada permukaan
katoda. Padatan yang terbentuk dapat diambil secara
periodik, dicuci kemudian digunakan untuk proses
selanjutnya sesuai keperluan. Sedangkan ion Cl akan
bergerak menuju anoda yang kemudian direduksi menjadi
gas Cl2.

86

Elektrolisis Natrium

Gambar Logam Natrium


Natrium dapat diperoleh dari elektrolisis leburan NaCl dengan
menambahkan CaCl2 menggunakan proses downs cell.
Penambahan CaCl2 bertujuan menurunkan titih leleh NaCl dari
801C menjadi 580 C. Proses ini dilakukan dalam sel silinder
meggunakan anoda dari grafit dan katoda dari besi atau tembaga.
Selama proses elektrolisis berlangsung, ion-ion Na+ bergerak
menuju katoda kemudian mengendap dan menempel pada katoda,
sedangkan ion Cl memebntuk gas Cl2 pada anoda. Reaksi yang
terjadi pada proses elektrolisis natrium dari lelehan NaCl:
Peleburan NaCl Na+ + Cl
Katoda : Na+ + e Na
Anoda : 2Cl Cl2 + 2e
Reaksi elektrolisis: Na+ + Cl Na + Cl2
87

Metode reduksi

Gambar Logam Kalium


Kalium, rubidium, dan sesium tidak dapat diperoleh
dengan proses elektrolis karena logam-logam yang
terbentuk pada anoda akan segera larut kembali dalam larutan
garam yang digunakan. Oleh sebab itu untuk memperoleh Kalium,
rubidium, dan sesium dilakukan melalui metode reduksi.

88

Gambar Logam sesium


Proses yang dilakukan untuk memperoleh ketiga logam ini serupa
yaitu dengan mereaksikan lelehan garamnya dengan natrium.
Na + LCl L + NaCl

(L= kalium, rubidium dan sesium)

Dari reaksi di atas L dalam bentuk gas yang dialirkan keluar. Gas
yang keluar kemudian dipadatkan dengan menurunkan tekanan atau
suhu sehingga terbentuk padatan logam L. Karena jumlah produk
berkurang maka reaksi akan bergeser ke arah produk. Demikian
seterusnya hingga semua logam L habis bereaksi.

89

Gambar Logam Rubidium


Sifat Fisika Logam Alkali
Secara umum, logam alkali ditemukan dalam bentuk padat, kecuali
sesium yang berbentuk cair. Padatan logam alkali sangat lunak
seperti sabun atau lilin sehingga dapat diiris menggunakan pisau.
Hal ini disebabkan karena logam alkali hanya memiliki satu
elektron pada kulit terluarnya. Beberapa sifat fisik logam alkali
seperti yang tertera di bawah ini.

90

Warna Nyala Logam Alkali


Warna nyala yang dihasilkan oleh suatu unsur disebut sprektum
emisi. Spektrum emisi yang dihasilkan berkaitan dengan model
atom Neils Bohr. Ketika atom diberikan sejumlah energi,
elektron-elektron yang berada pada keadaan dasar akan tereksitasi
menuju kulit yang lebih tinggi dengan ringkat energi yang lebih
tinggi. Elektron yang tereksitasi dapat kembali keadaan dasar atau
mengimisi dengan memancarkan sejumlah energi dalam bentuk
radiasi elektromagnetik dengan panjang gelombang () tertentu.
Spektrum emisi terjadi ketika larutan garamnya dibakar
menggunakan nyala bunsen. Spektrum emisi yang dihasilkan
setiap unsur berbeda antara yang satu dengan yang lainnya .

Gambar spektrum emisi sesium

91

Ketika dibakar litium menghasilkan warna merah, natrium


menghasilkan warna kuning, kalium menghasilkan warna pink
atau lilac, rubidium menghasilkan warna merah lembayung dan
sesium menghasilkan warna merah lembayung. Warna-warna
yang dihasilkan oleh unsur-unsur alkali sangat indah sehingga
logam-logam alkali banyak dimanfaatkan dalam pembuatan

kembang api atau mercun.


Energi Ionisasi
Energi ionisasi untuk unsur-unsur segolongan berhubungan erat
dengan jari-jari atom. Jari-jari atom pada golongan alkali dari Li
ke Cs jari-jarinya semakin besar, sesuai dengan pertambahan
jumlah kulitnya. Semakin banyak jumlah kulitnya, maka semakin
besar jari-jari atomnya. Semakin besar jari-jari atom, maka gaya
tarik inti terhadap elektron yang terletak pada kulit terluar
semakin kecil. Gaya tarik yang makin lemah menyebabkan
unsur-unsur segolongan, dari atas ke bawah energi ionisasinya
semakin kecil. Dengan melepas satu elektron pada kulit terluar,
Li menjadi Li+, Na menjadi Na+, K manjadi K+ dan yang lainnya.
Sifat Kimia
Logam alkali merupakan unsur logam yang sangat reaktif
dibanding logam golongan lain. Hal ini disebabkan pada kulit
terluarnya hanya terdapat satu elektron dan energi ionisasi yang
lebih kecil dibanding unsur golongan lain. Dalam satu golongan,
dari atas ke bawah, kereaktifan logam alkali makin bertambah
seirng bertambahnya nomor atom.
Reaksi dengan Air

92

Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali dan air
adalah gas hidrogen dan logam hidroksida. Logam hidroksida
yang dihasilkan merupakan suatu basa kuat. Makin kuat sifat
logamnya basa yang dihasilkan makin kuat pula, dengan
demikian basa paling kuat yaitu dihasilkan oleh sesium. Reaksi
antara logam alkali dan air adalah sebaga berikut:
2M(s) + 2H2O(l) 2MOH(aq) + H2(g) (M = logam alkali)

Reaksi antara logam alkali dengan air merupakan reaksi yang


eksotermis. Li bereaksi dengan tenang dan sangat lambat,
Natrium dan kalium bereaksi dengan keras dan cepat, sedangkan
rubidium dan sesium bereaksi dengan keras dan dapat
menimbulkan ledakan.

Gambar reaksi natrium dengan air


Reaksi dengan Udara

93

Logam alkali pada udara terbuka dapat bereaksi dengan


uap air dan oksigen. Untuk menghindari hal ini, biasanya
litium, natrium dan kalium disimpan dalam minyak atau
minyak tanah untuk menghindari terjadinya kontak
dengan udara.
Litium merupakan satu-satunya unsur alkali yang bereaksi
dengan nitrogen membentuk Li3N. Hal ini disebabkan
ukuran kedua atom yang tidak berbeda jauh dan struktur
yang dihasilkanpun sangat kompak dengan energi kisi
yang besar.
Produk yang diperoleh dari reaksi antara logam alkali
dengan oksigen yakni berupa oksida logam. Berikut
reaksi yang terjadi antara alkali dengan oksigen
4M + O2 2L2O

(L = logam alkali)

Pada pembakaran logam alkali, oksida yang terbentuk


bermacam-macam tergantung pada jumlah oksigen yang
tersedia. Bila jumlah oksigen berlebih, natrium
membentuk peroksida, sedangkan kalium, rubidium dan
sesium selain peroksida dapat pula membentuk
membentuk superoksida. Persamaan reaksinya
Na(s) + O2(g) Na2O2(s)
L(s) + O2(g) LO2(s) (L = kalium, rubidium dan
sesium)

94

Reaksi dengan Hidrogen

Dengan pemanasan logam alkali dapat bereaksi dengan


hidrogen membentuk senyawa hidrida. Senyawa hidrida
yaitu senyawaan logam alkali yang atom hidrogen
memiliki bilangan oksidasi -1.
2L(s) + H2(g) 2LH(s) (L = logam alkali)
Reaksi dengan Halogen

Unsur-unsur halogen merupakan suaru oksidator


sedangkan logam alkali merupakan reduktor kuat. Oleh
sebab itu reaksi yang terjadi antara logam alkali dengan
halogen merupakan reaksi yang kuat. Produk yang
diperoleh dari reaksi ini berupa garam halida.
2L + X2 2LX

(L = logam alkali, X = halogen)

Reaksi dengan Senyawa

Logam-logam alkali dapat bereaksi dengan amoniak bila


dipanaskan dan akan terbakar dalam aliran hidrogen
klorida.
2L + 2HCl LCl + H2

95

2L + 2NH3 LNH2 + H2 L = logam alkali

Kegunaan Logam Alkali dan Beberapa Senyawa Alkali

Natium merupakan salah satu logam alkali yang


dimanfaatkan untuk pembuatan lampu. Lampu ini dikenal
dengan nama lampu natrium. Lampu natrium umumnya
digunakan sebagai lampu penerangan dijalan-jalan raya.
Lampu natrium ditandai dengan warna kuning cemerlang
yang mampu menembusi kabut. Dibanding logam
murninya, senyawa-senyawa yang dibentuk dari logam
alkali lebih banyak dimanfaatkan.

Beberapa Senyawaan Natrium dan Kalium Serta


Kegunaannya

Senyawaan Natrium
1. Natrium klorida (NaCl), merupakan bahan baku
pembuatan garam dapur, NaOH, Na2CO3.
2. Natrium hidrosida atau soda kaustik (NaOH).
Digunakan dalam industri pembuatan sabun, kertas dan
tekstil, dalam kilng minyak digunakan untuk
menghilangkan belerang, dan ekstraksi aluminium dari
bijihnya. Dalam laboratorium digunakan untuk
menyerap gas karbondioksida atau gas-gas lain yang
bersifat asam, dalam beberapa reaksi organik NaOH
merupakan pereaksi yang penting misalnya pada reaksi
hidrolisis.
96

3. Soda cuci (Na2CO3), pelunak kesadahan air, zat


pembersih (cleanser) peralatan rumah tangga, industri
gelas.
4. Natrium hidroksi karbonat (NaHCO3) atau soda kue,
campuran pada minuman dalam botol (beverage) agar
menghasilkan.
5. Natrium nitrat (NaNO3), pupuk, sebagai pereaksi
dalam pembuatan senyawa nitrat yang lain.
6. Natrium nitrit (NaNO2), pembuatan zat warna (proses
diazotasi), pencegahan korosi.
7. Natrium sulfat (Na2SO4) atau garam Glauber, obat
pencahar (cuci perut), zat pengering untuk senyawa
organik.
8. Natrium tiosulfat (Na2S2O3), larutan pencuci (hipo)
dalam fotografi.
9. Na3AlF6, pelarut dalam sintesis logam alumunium.
10.Natrium sulfat dekahidrat (Na2SO4.10H2O) atau garam
glauber: digunakan oleh industri pembuat kaca.
11. Na3Pb8 : sebagai pengisi lampu Natrium.
12.Natrium peroksida (Na2O2): pemutih makanan.
13.Na-benzoat, zat pengawet makanan dalam kaleng, obat
rematik.
14.Na-sitrat, zat anti beku darah.
15.Na-glutamat, penyedap masakan (vetsin).

97

16.Na-salsilat, obat antipiretik (penurun panas).


a. Senyawaan Kalium
2. Kalium oksida (KO2), digunakan sebagai konverter CO2 pada alat
bantuan pernafasan. Gas CO2 yang dihembuskan masuk kedalam
alat dan bereaksi dengan KO2 menghasilkan O2
3. Kalium klorida (KCl), pupuk, bahan pembuat logam kalium dan
KOH
4. Kalium hidroksida (KOH), bahan pembuat sabun mandi,
elektrolit batu baterai batu alkali
5. Kalium bromida (KBr), obat penenang saraf (sedative), pembuat
plat potografi
6. KClO3, bahan korek api, mercon, zat peledak, ditambahkan pada
garam dapur sebagai sumber iodium sehingga dikenal sebagai
garam beriodium.
7. K2CrO4, indicator dalam titrasi argentomeri
8. K2Cr2O7, zat pengoksidasi (oksidator)
9. KMnO4, zat pengoksidasi, zat desinfektan
10. Kalium nitrat (KNO3), bahan mesiu, bahan pembuat HNO3
11. K-sitrat, obat diuretik dan saluran kemih
12. K-hidrogentartrat, bahan pembuat kue (serbuk tartar).

Logam Alkali Tanah


Unsur-unsur golongan IIA disebut juga alkali tanah sebab
unsur-unsur tersebut bersifat basa dan banyak ditemukan dalam

98

mineral tanah. Logam alkali tanah umumnya reaktif, tetapi kurang


reaktif jika dibandingkan dengan logam alkali.
Logam-logam alkali tanah, kecuali Berilium semuanya
berwarna putih, mudah dipotong, dan nampak mengkilap bila
dipotong, serta cepat menjadi suram di udara. Reaktivitasnya
terhadap air berbeda-beda. Berilium dapat bereaksi dengan air pada
keadaan pijar dan airnya dalam bentuk uap.
SIFAT KIMIA
Sifat-sifat kimia unsur-unsur golongan IIA didominasi oleh
kecendrungan umtuk melepaskan electron (pembentukan kation).
Konfigurasi elektronnya menunjukan bahwa logam alkali tanah
mempunyai elektron valensi ns2. Selain jari-jari atomnya yang lebih
kecil dibandingkan logam alkali, kedua elektron valensinya yang
telah berpasangan mengakibatkan energi ionisasi logam alkali
tanah lebih tinggi daripada alkali.
Meskipun energi ionisasinya tinggi, tetapi karena energi hidrasi
dari ion M2+ dari alkali tanah lebih besar daripada energi hidrasi ion
M+ dari alkali, mengakibatkan logam alkali tetap mudah
melepaskan kedua elektron valensinya, sehingga lebih stabil
sebagai ion M2+.
Jari-jari atomnya yang lebih kecil dan muatan intinya yang
lebih besar mengakibatkan logam alkali tanah membentuk kristal
dengan susunan yang lebih rapat, sehingga mempunyai sifat yang
lebih keras daripada logam alkali dan massa jenisnya lebih tinggi.
Berilium mempunyai energi ionisasi yang sangat tinggi dan
keelektronegatifan yang cukup besar, kedua hal ini menyebabkan
berilium dalam berikatan cenderung membentuk ikatan kovalen.
Potensial elektrode standar logam alkali tanah menunjukkan
harga yang rendah (negatif). Hal ini menunjukkan bahwa logam
alkali tanah merupakan reduktor yang cukup kuat, bahkan kalsium,

99

stronsium, dan barium mempunyai daya reduksi yang lebih kuat


daripada natrium.
Memiliki sifat metalik unsur dalam satu golongan sifat
metaliknya dari atas ke bawah semakin bertambah.
Semua logam kecuali berilium membentuk oksida di udara pada
suhu kamar yang menumpulkan permukaan logam. Barium begitu
reaktif maka disimpan dalam minyak. Semua logam kecuali
berilium dapat bereaksi dengan asam encer hidrogen:
Mg (s) + 2H + (aq) Mg (aq) + H2 (g)
Magnesium bereaksi hanya perlahan-lahan dengan air kecuali
air mendidih, tetapi kalsium bereaksi cepat bahkan pada suhu
kamar, dan membentuk suspensi putih berawan hemat larut
kalsium hidroksida.
Kalsium, strontium dan barium dapat mereduksi gas hidrogen
ketika dipanaskan, membentuk hidrida:
Ca (s) + H2 (g) CaH2 (s)
Logam panas juga cukup kuat reduktor untuk mereduksi gas
nitrogen dan membentuk nitrida:
3Mg (s) + N2 (g) Mg3N2 (s)
Magnesium dapat mereduksi, dan terbakar karbon dioksida:
2Mg (s) + CO2 (g) 2MgO (s) + C (s)
Ini berarti bahwa kebakaran magnesium tidak dapat dipadamkan
dengan menggunakan alat pemadam kebakaran karbon dioksida.
OKSIDA
Oksida logam alkali tanah memiliki MO rumus umum dan
mendasar. Mereka biasanya disiapkan dengan memanaskan
hidroksida atau karbonat untuk melepaskan gas karbon dioksida.
Mereka memiliki entalpi kisi tinggi dan titik leleh. Peroksida, MO 2,

100

dikenal untuk semua elemen ini kecuali berilium, sebagai Be2 +


kation terlalu kecil untuk menampung anion peroksida.
HIDROKSIDA
Kalsium, strontium dan barium oksida bereaksi dengan air untuk
membentuk hidroksida:
CaO (s) + H2O (l) Ca (OH) 2 (s)
Kalsium hidroksida dikenal sebagai kapur mati. Hal ini larut
dalam air dan larutan alkali ringan yang dihasilkan dikenal
sebagai air kapur yang digunakan untuk menguji gas asam karbon
dioksida.
HALIDA
Semua golongan 2 halida biasanya ditemukan dalam bentuk
terhidrasi, kecuali ion berilium klorida. Kalsium klorida anhidrat
memiliki afinitas yang kuat seperti air itu digunakan sebagai agen
pengeringan.

REAKSI-REAKSI LOGAM ALKALI TANAH


Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Air
Berilium tidak bereaksi dengan air, sedangkan logam Magnesium
bereaksi sangat lambat dan hanya dapat bereaksi dengan air
panas. Logam Kalsium, Stronsium, Barium, dan Radium bereaksi
sangat cepat dan dapat bereaksi dengan air dingin. Contoh reaksi
logam alkali tanah dan air berlangsung sebagai berikut.
Ca(s) + 2H2O(l) Ca(OH)2(aq) + H2(g)

Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Oksigen

101

Dengan pemanasan, Berilium dan Magnesium dapat bereaksi


dengan oksigen. Oksida Berilium dan Magnesium yang terbentuk
akan menjadi lapisan pelindung pada permukaan logam.Barium
dapat membentuk senyawa peroksida (BaO2).
2Mg(s) + O2 (g) 2MgO(s)
Ba(s) + O2(g) (berlebihan) BaO2(s)
Pembakaran Magnesium di udara dengan Oksigen terbatas pada
suhu tinggi akan dapat menghasilkan Magnesium Nitrida
(Mg3N2).4Mg(s) + O2(g) + N2 (g) MgO(s) + Mg3N2(s)
Bila Mg3N2 direaksikan dengan air maka akan didapatkan gas
NH3.Mg3N2(s) + 6H2O(l) 3Mg(OH)2(s) + 2NH3(g)

Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Nitrogen


Logam alkali tanah yang terbakar di udara akan membentuk
senyawa oksida dan senyawa Nitrida dengan demikian Nitrogen
yang ada di udara bereaksi juga dengan Alkali Tanah. Contoh :
3Mg(s) + N2(g) Mg3N2(s)
Reaksi Logam Alkali Tanah dengan Halogen
Semua logam Alkali Tanah bereaksi dengan halogen dengan cepat
membentuk garam Halida, kecuali Berilium. Oleh karena daya
polarisasi ion Be2+ terhadap pasangan elektron Halogen kecuali F-,
maka BeCl2 berikatan kovalen. Sedangkan alkali tanah yang lain
berikatan ion. Contoh :
Ca(s) + Cl2(g) CaCl2(s)
Reaksi-Reaksi Logam Alkali Tanah
Reaksi secara umum Keterangan
2M(s) + O2(g) 2MO(s) Reaksi selain Be dan Mg tak perlu
Pemanasan
M(s) + O2(g) MO2 (s) Ba mudah, Sr dengan tekanan tinggi, Be,
Mg, dan Ca, tidak terjadi
M(s) + X2(g) MX2 (s)
X: F, Cl, Br, dan I

102

M(s) + S(s) MS (s)


M(s) + 2H2O (l) M(OH)2 (aq) + H2 (g) Be tidak dapat, Mg perlu
pemanasan
3M(s) + N2 (g) M3N2 (s) Reaksi berlangsung pada suhu tinggi,

Be tidak dapat berlangsung


M(s) + 2H+(aq) M2+(aq) + H2 (g) Reaksi cepat berlangsung
M(s) + H2 (g) MH2 (s) Perlu pemanasan, Be dan Mg tidak dapat
berlangsung
Magnesium bereaksi dengan air dingin secara lambat dan
semakin cepat bila makin panas, logam-logam alkali tanah yang
lain sangat cepat bereaksi dengan air dingin menghasilkan gas
hidrogen dan hidroksida serta menghasilkan banyak panas.

Senyawa klorida dari logam-logam alkali maupun alkali tanah


larut dalam air membentuk ion hidrat sederhana. Banyak klorida
kovalen atau agak kovalen mengalami hidrolisis menghasilkan
klorida dan oksida atau hidroksidanya. Misalnya larutan aluminium
klorida bereaksi dengan air membentuk aluminium hidroksida.
AlCl3 (aq) + 3 H2O (l)

Al(OH)3 (s) + 3 HCl (aq)

Kekuatan hidrolisis klorida alkali tanah dapat diperkirakan


dengan cara memanaskan klorida hidrat dan memeriksa gas
hidrogen klorida yang dihasilkan.

103

Senyawa karbonat logam-logam alkali tanah sedikit larut dalam


air dan membentuk bikarbonat bila ke dalam larutan tersebut
dialiri gas karbon dioksida. Terbentuk bikarbonat menyebabkan
senyawa tersebut larut.
Ca 2+ (aq) + 2

CaCO3 (s) + H2O (l) + CO2 (g)


HCO3 - (aq)

Karbonat-karbonat ini akan terurai pada pemanasan menghasilkan


oksida dan karbon dioksida. Stabilitas senyawa kaebonat terhadap
pemanasan semakin bertambah bila nomor atom logamnya
bertambah.
CaCO3 (s)

CaO (s) + CO2 (g)

D. Alat Dan Bahan


Peralatan yang Diperlukan :
a. tabung reaksi

corong
bak plastik

Batang pengaduk
Lampu spiritus

b. gelas kimia
Bahan-bahan yang Diperlukan :
Zat Padat :
c.
d.
e.
f.
g.

MgO

logam kalium
Ca(OH)2

logam natrium Ba(OH)2

logam kalsium MgCl2.x H2O

logam magnesium
BaCO3

indikator universal

CaCl2.x H2O
BaCl2.x H2O
MgCO3
CaCO3

Larutan/Zat Cair

104

MgCl2 0,1 M
CaCl2 0,1 M
BaCl2 0,1 M
NaOH 0,1 M
phenolptalein

H2SO4 0,1 M
Na2CO3 0,1 M
NaCl 0,1 M
KCl 0,1 M

SrCl2 0,1 M
K2CrO4 0,1 M
CH3COOH encer
CaSO4 jenuh

E. Latihan :
1. Tuliskan penguraian kalsium karbonat melalui pemanasan.
2. Tuliskan sifat-sifat logam alkali dan alkalitanah.
3. Tuliskan unsure yang masuk golongan alkali dan alkalitanah
F. Tes Formatif 12
Soal :
1. Tuliskanlah sifat fisik logam alkali.
2. Tuliskanlah persamaan reaksi dari kalsium karbonat yang
menghasilkan ion bikarbonar
3. Tuliskanlah salah satu unsure golongan alkali
Jawab :
1.
2.
3.

CaCO3 (s)
CaO (s) + CO2 (g)
semuanya lunak, putih mengkilap, dan mudah dipotong
Na (Natrium)

E. Kegiatan Percobaan
Reaksi Logam Alkali dan Alkalitanah
Percobaan-1 : Reaksi dengan Air

105

1. Masukkan sekeping logam kalium ke dalam air dingin yang


terdapat dalam gelas kimia.
(Catatan: gunakan kepingan logam sekecil mungkin)
2. Amati reaksinya dan periksa hasil reaksinya dengan
menggunakan indikator phenolptalein.
3. Lakukan percobaan yang sama dengan menggunakan logam
natrium, kalsium, dan magnesium sebagai pengganti logam
kalium.
4. Bila reaksi antara magnesium dengan air sangat lambat, maka
lakukan percobaan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1 di
bawah ini dan biarkan percobaan ini sampai setengah jam
kemudian periksa hasilnya.

air panas
serbuk Mg yang dibungkus kertas
saring
Percobaan-2 : Sifat Asam-Basa

1.

Masukkan kurang lebih 0,01 gram magnesium oksida, kalsium


hidroksida, dan barium hidroksida ke dalam tabung reaksi yang
berbeda.
2.
Tambahkan 10 mL air ke dalam masing-masing tabung reaksi
tersebut kemudian dikocok.
3.
Uji masing-masing larutan yang terjadi dengan indikator
universal dan periksa pH-nya.

106

Percobaan-3 : Hidrolisis Klorida


Kekuatan hidrolisis klorida alkali tanah dapat diperkirakan dengan cara
memanaskan klorida hidrat dan memeriksa gas hidrogen klorida yang
dihasilkan.
1. Dalam almari asam, panaskan tabung reaksi yang masing-masing
berisi garam-garam klorida terhidrat dari magnesium, kalsium, dan
barium.
2. Periksa gas hidrogen klorida yang terbentuk pada masing-masing
tabung dengan menggunakan batang pengaduk yang dibasahi larutan
perak nitrat.

3. Lembar Pengamatan
Tulislah laporan hasil pengamatan dalam jurnal Anda dengan
mengikuti format seperti berikut.
Nomor
Percobaan

Prosedur Percobaan /
Langkah Kerja

Hasil Pengamatan

1.
2.

107

3.
Catatan: Buat langkah kerja singkat dan sistematis

4. Latihan
Jelaskan apa yang dimaksud dengan hidrolisis klorida
3.
Tuliskan urutan kereaktifan unsure dalam golongan
4.
alkalitanah
Jelaskan jika dalam reaksi sudah terbentuk gas
5.
hydrogenklorida.
Tuliskan sifat asam basa dari golongan alkali.
6.
Test Formatif 13
Soal :
7.

1. Tuliskanlah rumus molekul dari magnesium hidroksida dan


bariumhidroksida.
2. Jelaskan skala pH dari senyawa yang bersifat asam dan basa
3. Tuliskanlah garam-garam yang berasal dari logam alkalitanah
Jawab :
1.
2.

3.

Mg(OH)2 dan Ba(OH)2


pH asam lebih kecil dari 7 ( 1 6) dan pH basa lebih besar dari 7
( 8 14)
MgCl2 (garam magnesium klorida)
Kegiatan Belajar : 14 Kestabilan Dan Kelarutan Senyawa
Dari Logam Alkalitanah

108

Percobaan-1 : kestabilan Termal Karbonat


1. Panaskan garam karbonat yang kering dari magnesium, kalsium,
dan barium dalam tiga tabung reaksi berbeda dengan susunan
alat-alat seperti Gambar 1.2.
2. Panaskan sampai beberapa menit dan catat kecepatan timbulnya
gas serta tingkat kekeruhan air kapur.

garam
karbonat

pemanas

air kapur

Percobaan-2 : Kelarutan Beberapa Senyawa dari Unsur Alkali


Tanah
1. Masukkan 2 mL larutan garam-garam dari logam alkali tanah dengan
konsentrasi 0,1 M (garam magnesium, garam kalsium, dan garam
barium) dalam tiga tabung reaksi yang beda.
2. Tambahkan 2 mL larutan natrium hidroksida 0,1 M ke dalam masingmasing tabung reaksi tersebut. Amati dan catat endapan yang
terbentuk!
3. Lakukan percobaan yang mirip di atas tetapi sebagai ganti larutan
natrium hidroksida, gunakan larutan sulfat (asam sulfat 0,1 M) dan
larutan natrium karbonat 0,1 M.
Percobaan-3 : Reaksi Khas Ion Logam Alkali dan Alkali Tanah
109

Percobaan-3.a
1. Ke dalam 1 mL larutan klorida atau nitrat dari logam natrium,
kalium, kalsium, stronsium, barium, dan magnesium yang diletakkan
dalam tabung reaksi tyang berbeda, tambahkan dengan beberapa tetes
larutan kalium kromat 0,1 M.
2. Amati terbentuknya endapan dalam masing-masing tabung reaksi.
3. Pisahkan endapan yang diperoleh lalu uji apakah endapan itu dapat
larut dalam asam asetat encer ataukah tidak!
Percobaan-3.b
-

Dalam tabung reaksi yang berbeda, masukkan masing-masing 2


mL larutan yang mengandung ion barium, stronsium, dan
magnesium, kemudian tambah dengan beberapa tetes larutan kalsium
sulfat jenuh.
Amati apa yang terjadi!
Kemudian panaskan masing-masing campuran di atas dalam
penangas air beberapa saat lamanya.
Amati perubahan yang terjadi!

5.
Lembar Pengamatan
Tulislah laporan hasil pengamatan dalam jurnal Anda dengan mengikuti
format seperti berikut.
Nomor
Percobaan

Prosedur Percobaan /
Langkah Kerja

Hasil Pengamatan

1.
2.
3.
Catatan: Buat langkah kerja singkat dan sistematis
110

6.

Latihan
- Tulis persamaan reaksi yang terjadi!
- Bandingkan kereaktifan unsur-unsur ini (K, Na, Ca, dan Mg)
dalam air!
- Dalam reaksi di atas, logam alkali/alkali tanah bertindak sebagai
reduktor. Zat apakah yang direduksi dalam reaksi ini?
- Bandingkan kekuatan sifat basa senyawa hidroksida dengan jarijari ion!
- Apakah ada senyawa klorida yang mengalami hidrolisis?
- Apakah ada kecenderungan dalam hidrolisis?
- Senyawa klorida manakah yang lebih bersifat kovalen?
Pertanyaan Percobaan-1
-

Tulis persamaan reaksi yang terjadi!


Bagaimana urutan kecenderungan kestabilan termal dari garam
karbonat alkali tanah?

Pertanyaan Percobaan-2
- Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi!
Pertanyaan Percobaan-3
- Senyawa mana yang dapat membentuk endapan?
- Tulis persamaan reaksi untuk senyawa yang dapat membentuk
endapan!
- Mana di antara endapan-endapan itu yang dapat larut dalam asam
asetat encer dan mana yang tidak?
Pertanyaan Percobaan-4
- Ion mana yang dapat menghasilkan endapan? (dalam keadaan
dingin dan setelah dipanaskan)
111

- Bagaimana kelarutan relatif dari senyawa sulfat dalam logam


alkali tanah?

7.

Test Formatif 14
Soal :
1. Gas apa yang terjadi pada pemanasan garam karbonat ?
2. Logam Magnesium terletak pada golongan berapa ?
3. Pada pemanasan garam klorida terhidrat dari magnesium, gas apa
yang dihasilkan ?
Jawab :
1. CO2
2. Golongan IIA

PERCOBAAN 6
PEMURNIAN GARAM DAPUR MELALUI REKRISTALISASI

Kompetensi/Tujuan
Setelah melakukan percobaan dan pengamatan pada praktikum
ini, mahasiswa diharapkan dapat melakukan pemurnian garam dapur
dengan cara sekristalisasi melalui pengendapan dan sekristalisasi melalui
penguapan.
-

Deskripsi Singkat Masing-Masing Percobaan

112

Dalam percobaan ini akan dipelajari cara memurnikan natrium


klorida yang berasal dari garam dapur kasar dengan menggunakan air
sebagai pelarutnya. Pemurnian garam dapur yang sudah dilarutkan dalam
air dapat dilakukan dengan cara kristalisasi. Kristalisasinya dilakukan
dengan dua cara, yaitu kristalisasi dengan cara penguapan dan kristalisasi
dengan cara pengendapan.
-

Dasar Teori
Salah satu metoda pemurnian suatu zat berbentuk kristal adalah
kristalisasi. Metoda ini berdasarkan pada perbedaan daya larut antara zat
yang dimurnikan dengan kotoran dalam suatu pelarut tertentu. Pemurnian
dengan metoda ini banyak dilakukan pada industri atau laboratorium
untuk meningkatkan kualitas suatu zat.
Beberapa persyaratan suatu pelarut yang dapat dipakai dalam
proses sekristalisasi antara lain:
1. Memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang
dimurnikan dan zat pengotor.
2. Tidak meninggalkan zat pengotor pada kristal.
3. Mudah dipisahkan dari kristal.
4. Bersifat inert (tidak mudah bereaksi) dengan kristal
Dalam percobaan ini akan dipelajari cara memurnikan natrium
klorida yang berasal dari garam dapur kasar dengan menggunakan air
sebagai pelarutnya. Natrium klorida merupakan komponen utama dalam
garam dapur. Komponen lainnya yang merupakan pengotor biasanya
berasal dari ion-ion kalsium, magnesium, aluminium, besi (III), sulfat,
iodida, dan bromida. Agar daya larut antara natrium klorida dengan
pengotor cukup besar, maka perlu dilakukan penambahan zat-zat tertentu.
Zat-zat tambahan ini akan membentuk senyawa, terutama garam yang
sukar larut dalam air. Selain itu, kristalisasi dapat dilakukan dengan cara
membuat larutan jenuh dengan menambahkan ion sejenis ke dalam
larutan zat yang akan dipisahkan.

113

- Alat Dan Bahan


Peralatan yang Diperlukan :
timbangan

Pengduk gelas

pemanas listrik/spiritus
gelas beker-100 mL
Corong Gelas

Labu Takar
Gelas Ukur

Bahan-bahan yang Diperlukan :


garam dapur kasar
Ba(OH)2 encer
asam sulfat pekat

1.
-

serbuk kapur (CaO)


(NH4)2CO3 30 g/L
aquades

kertas lakmus
HCl encer

Prosedur Percobaan
Perlakuan Awal:
Panaskan 100 mL aquades (ukur dengan labu takar) sampai
mendidih selama beberapa saat dalam gelas beker yang telah
ditimbang.
Timbang 32 gram garam dapur, masukkan ke dalam air panas di atas
sambil diaduk, dan panaskan lagi sampai mendidih, kemudian
disaring.
Larutan dibagi menjadi dua bagian untuk dilakukan kristalisasi
menurut prosedur di bawah ini:

2. Kristalisasi Melalui Penguapan:

114

Bagian pertama dari larutan yang telah diproses di atas, ditambah


dengan sekitar 0,4 gram serbuk kapur (CaO).
Tambahkan pula larutan barium hidroksida encer bertetes-tetes
sampai tetes terakhir tidak membentuk endapan lagi.
Selanjutnya, tambahkan secara bertetes-tetes sambil diaduk larutan
30 g/L amonium karbonat hingga berlebih.
Saring larutan tersebut, kemudian filtratnya dinetralkan dengan
larutan HCl encer (uji dengan lakmus).
Uapkan larutan sampai kering, sehingga diperoleh kristal yang
berwarna lebih putih daripada garam dapur asal.
Setelah dingin, timbang kristal yang diperoleh dan hitung rendemen
sekristalisasi NaCl yang telah dilakukan

3. Rekristalisasi Melalui Pengendapan:


- Larutan bagian yang kedua, jenuhi dengan gas HCl yang dapat
dibuat dengan cara mereaksikan garam dapur dengan asam sulfat
pekat. Penambahan gas dihentikan bila tidak menghasilkan endapan
lagi.
- Ambil kristal yang diperoleh, keringkan dengan cara pemanasan,
kemudian setelah dingin timbang dan hitung rendemennya.
- Bandingkan penampakan fisik kristal yang diperoleh melalui cara ini
dengan yang diperoleh melalui cara penguapan.
2. Lembar Pengamatan

115

Hasil sekristalisasi garam dapur yang telah diperoleh ditimbang


lalu dihitung rendemennya dengan perhitungan sebagai berikut.

3. Pertanyaan
1. Jelaskan fungsi penambahan masing-masing zat tersebut di atas!
2. Ramalkan pengotor apa saja yang masih ada dalam kristal NaCl
hasil sekristalisasi.
3. Jelaskan kelebihan dan kelemahan masing-masing cara
kristalisasi tersebut di atas.
4. Dapatkah gas HCl dibuat dengan mereaksikan garam dapur dan
selain asam sulfat? Jelaskan!
PERCOBAAN 7
REAKSI PADA LOGAM ALUMINIUM DAN SENYAWANYA
A. Kompetensi/Tujuan
Setelah melakukan percobaan dan pengamatan pada praktikum ini,
mahasiswa diharapkan dapat:
-

Membuat

beberapa

persenyawaan

logam

aluminium
-

mengidentifikasi sifat-sifat fisika dan kimia


persenyawaan logam aluminium.

116

persenyawaan
magnesium

membandingkan
sifat-sifat
beberapa
logam aluminium dan persenyawaan logam

B. Deskripsi Singkat Masing-Masing Percobaan


Pada percobaan ini akan dilakukan identifikasi sifat-sifat logam
aluminium dalam reaksinya dengan air dan udara, reaksi aluminium
dengan asam, reaksi aluminium dengan larutan NaOH, sifat-sifat
aluminium hidroksida, membandingkan sifat aluminium klorida dan
magnesium klorida, membandingkan sifat asam basa Al2O3 dan MgO,
dan membandingkan sifat asam basa ion aluminium dan ion magnesium.

C. Dasar Teori
Aluminium merupakan logam berwarna putih keperakan dengan
kerapatan yang rendah. Bilamana aluminium dibakar dalam udara, akan
ditutup oleh selaput tipis dari senyawa oksidanya, Al 2O3. Lapisan ini juga
terbentuk jika logam aluminium dibiarkan dalam udara.
Logam aluminium dapat bereaksi dengan asam klorida dan asam
sulfat, baik yang encer maupun yang pekat menghasilkan garamnya.
Dengan asam nitrat, logam aluminium tidak bereaksi karena permukaan
menjadi pasif, tetapi dalam keadaan yang tidak murni akan bereaksi
dengan asam nitrat dalam sebarang kepekatan. Larutan alkali kaustik
panas bereaksi dengan aluminium membentuk aluminat dan gas
hidrogen.
2 Al (s) + 2 H2O (l) + 2 NaOH (aq)

2 NaAlO2 (aq) + 2 H2 (g)

Persenyawaan logam aluminium yang sudah banyak kita kenal adalah


aluminium hidroksida, Al(OH)3. Senyawa ini dapat diperoleh dengan
mereaksikan garam aluminium dengan larutan amonium hidroksida.

117

Al3+ (aq) + 3 NH4OH (aq)

Al(OH)3 (s) + 3 NH4 + (aq)

Senyawa Al(OH)3 juga dapat diperoleh dengan cara mereaksikan garam


aluminium dengan larutan alkali hidroksida dan pada kelebihan larutan
alkali hidroksida endapan aluminium hidroksida akan larut kembali.
Al3+ (aq) + 3 OH- (aq)

Al(OH)3 (s)

Al(OH)3 (s) + OH- (aq)

Al(OH)4 - (aq)

D. Alat Dan Bahan


Peralatan yang Diperlukan :

tabung reaksi

ampelas

kertas saring

lampu spiritus

Bahan-bahan yang Diperlukan :


Zat Padat :

logam/pita Al
logam/pita Mg
serbuk Al

AlCl3 anhidrat
MgCl2 anhidrat

Al2O3
MgO

Larutan :

Hg(NO3)2
HCl encer
HNO3 pekat

HNO3 encer
NaOH encer
AlCl3 0,1 M
amonia

metil violet atau


larutan berwarna
MgCl2 0,1 M

118

B. Prosedur Percobaan
Percobaan-1 : Reaksi Aluminium dengan Air dan Udara
-

Bersihkan sepotong logam aluminium dengan ampelas lalu


masukkan ke dalam air.
Amati apakah ada perubahan?
Sekarang masukkan logam aluminium tadi ke dalam larutan raksa
(II) nitrat selama kurang lebih 2 menit.
Ambil logam tadi dan keringkan dengan kertas saring lalu
masukkan ke dalam air.
Amati apa yang terjadi?
Setelah diamati, ambil logam tadi dan keringkan lagi dengan
kertas saring.
Pegang logam ini dan biarkan di udara beberapa saat.
Amati apa yang terjadi?
Percobaan-2 : Reaksi Aluminium dengan Asam
Percobaan-a
-

Campurkan 5 mL asam klorida encer dengan beberapa keping


logam aluminium dalam satu tabung reaksi.
Jika setelah lima menit belum bereaksi, panaskan campuran ini.
Ulangi percobaan dengan menggunakan pita magnesium sebagai
ganti logam aluminium.
Percobaan-b
-

Masukkan 1 mL asam nitrat pekat ke dalam tabung reaksi


kemudian masukkan sekeping logam aluminium ke dalamnya selama
kurang lebih 3 menit.
Dengan hati-hati ambil logam itu dan cuci dengan air.
Amati apakah ada perubahan?

119

Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan asam nitrat encer


dingin dan dengan menggunakan asam nitrat pekat disertai
pemanasan.
Amati apakah ada perubahan?
Percobaan-3 : Reaksi Aluminium dengan Larutan NaOH
-

Campurkan 5 mL larutan natrium hidroksida encer dengan


beberapa logam aluminium atau sesendok kecil serbuk aluminium
dalam tabung reaksi.
Jika setelah lima menit belum terjadi reaksi panaskan tabung
reaksi tersebut.
Ulangi percobaan ini dengan menggunakan pita magnesium
sebagai pengganti logam aluminium.
Percobaan-4 : Sifat Aluminium Hidroksida
Percobaan-a
-

Dalam sebuah tabung reaksi yang berisi 2 mL larutan garam


aluminium, tambahkan beberapa tetes amonia.
Amati apa yang terjadi.
Teruskan penambahan amonia hingga berlebih.
Amati apakah ada perubahan?
Percobaan-b
-

Dalam sebuah tabung reaksi yang berisi 2 mL larutan garam


aluminium, tambahkan beberapa tetes larutan NaOH.
Endapan yang terjadi dibagi menjadi dua bagian.
Bagian pertama, teruskan penambahan NaOH hingga berlebih,
sedang bagian yang lain tambah dengan asam klorida.
Amati apa yang terjadi!
Percobaan-c
-

Sediakan endapan aluminium hidroksida dengan cara


mereaksikan larutan garam aluminium dengan larutan NaOH encer.
120

Saring endapan yang terbentuk, kemudian endapan yang ada di


kertas saring dicuci dengan air dingin (dituangi dengan air dingin).
Kepada endapan di atas kertas saring, tuangi dengan larutan yang berwarna
misalnya metil violet.
Amati filtrat yang diperoleh.
Percobaan-5 : Membandingkan Aluminium Klorida dengan
Magnesium Klorida
Percobaan-a. Pemanasan klorida anhidrat :
-

Panaskan aluminium klorida anhidrat dalam tabung reaksi.


Amati apa yang terjadi!
Ulangi percobaan dengan menggunakan magnesium klorida
anhidrat sebagai pengganti aluminium klorida anhidrat.
Amati perubahan yang terjadi!
Percobaan-b
-

Masukkan satu sendok aluminium klorida anhidrat ke dalam


tabung reaksi, kemudian tambahkan air setetes demi setetes.
Amati dan ukur pHnya dengan menggunakan indikator universal.
Ulangi percobaan dengan magnesium klorida anhidrat sebagai
pengganti aluminium klorida anhidrat.

Percobaan-6 : Membandingkan Sifat Asam-Basa AL2O3 dan MgO


Percobaan-a
-

Masukkan kurang lebih 0,1 gram aluminium oksida dan 0,1 gram
magnesium oksida dalam tabung reaksi yang berbeda, kemudian
tambah dengan 3 mL air dan dikocok.
Amati apa yang terjadi dan periksa pula pHnya!
Percobaan-b

121

Masukkan kurang lebih 0,1 gram aluminium oksida dan 0,1 gram
magnesium oksida dalam tabung reaksi yang berbeda, kemudian
tambah dengan 3 mL asam klorida encer.
Amati apa yang terjadi!
Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan larutan natrium
hidroksida sebagai pengganti larutan asam klorida encer.

Percobaan-7 : Membandingkan Sifat Asam-Basa Ion Aluminium dan


Ion Magnesium
Percobaan-a
-

Tuangkan 3 mL larutan garam aluminium 0,1 M ke dalam sebuah


tabung reaksi dan ke dalam tabung yang lain 3 mL larutan garam
magnesium 0,1 M.
Periksa pH setiap larutan dengan indikator universal.
Percobaan-b
-

Tambahkan larutan encer natrium hidroksida pada 3 mL larutan


garam aluminium 0,1 M sehingga endapan yang terbentuk larut lagi.

Percobaan-c
-

Ulangi percobaan 7.b tetapi dengan menggunakan larutan garam


magnesium 0,1 M sebagai pengganti larutan garam aluminium 0,1 M.

C. Lembar Pengamatan
Tulislah laporan hasil pengamatan dalam jurnal Anda dengan mengikuti
format seperti berikut.

122

Nomor
Prosedur Percobaan /
Hasil Pengamatan
Percobaan
Langkah Kerja
1.
2.
3.
Catatan: Buat langkah kerja singkat dan sistematis

D. Pertanyaan
Pertanyaan Percobaan-1
-

Jelaskan pengamatan Anda disertai dengan persamaan reaksi!


Apa sebabnya logam aluminium tidak mengalami korosi seperti
halnya logam besi?
- Sebutkan sifat-sifat logam aluminium yang merupakan faktor yang
penentu sehingga aluminium dapat digunakan untuk berbagai
peralatan.
Pertanyaan Percobaan-2a
-

Tulis persamaan reaksinya!


Perhatikan harga potensial elektrode hidrogen, aluminium, dan
magnesium. Jelaskan apakah aluminium dan magnesium dapat
bereaksi dengan asam klorida encer. Jelaskan apa sebabnya
aluminium lambat bereaksi.
Pertanyaan Percobaan-2b
-

Jelaskan pengamatan Anda disertai dengan persamaan reaksi!

Pertanyaan Percobaan-3
-

Tulis persamaan reaksi yang terjadi.

123

Bandingkan kedua reaksi di atas, apakah ada bedanya?


Apa sebabnya panci yang terbuat dari logam aluminium tidak boleh
dicuci dengan soda cuci (natrium karbonat)?

Pertanyaan Percobaan-4
-

Tulis persamaan reaksinya!


Kesimpulan apa yang dapat ditarik dari percobaan di atas?

Pertanyaan Percobaan-4c
-

Jelaskan dan simpulkan pengamatan Anda.

Pertanyaan Percobaan-5a
-

Uraikan pengaruh pemanasan pada kedua senyawa klorida


percobaan di atas dan tulis juga reaksinya!

Pertanyaan Percobaan-5b
-

Uraikan apa yang terjadi. Apakah tabung menjadi panas? Berapa pH


larutan?
Bandingkan pengaruh air pada Al2Cl6 dan MgCl2.

Pertanyaan Percobaan-6
-

Oksida mana yang bersifat asam atau basa atau amfoter?


Tulis semua persamaan reaksi pada percobaan 6.b di atas!

Pertanyaan Percobaan-7a
124

Yang manakah asam Bronsted-Lowry terkuat? Al3+(aq) atau Mg2+(aq).


Jelaskan jawaban Anda.
Pertanyaan Percobaan-7b
-

Uraikan dan jelaskan apa yang terjadi. Tulis persamaan reaksinya!

Pertanyaan Percobaan-7c
-

Uraikan dan jelaskan apa yang terjadi. Apa sebabnya endapan yang
tidak larut dalam larutan natrium hidroksida berlebih?

PERCOBAAN 8
REAKSI PADA UNSUR DAN SENYAWA MANGAN

A. Kompetensi/Tujuan
Setelah melakukan percobaan dan pengamatan pada praktikum ini,
mahasiswa diharapkan dapat:
- membuat beberapa persenyawaan logam mangan

125

- mengidentifikasi
mangan

sifat-sifat

beberapa

persenyawaan

logam

B. Deskripsi Singkat Masing-Masing Percobaan


Pada percobaan ini yang akan dilakukan adalah membuat dan
mengidentifikasi sifat-sifat senyawa mangan (III) dan senyawa
mangan (VI).
C. Dasar Teori
Mangan mempunyai tingkat oksidasi +7 (oksidator kuat), +6, +4,
+3, dan +2 (paling stabil). Reduksi mangan (VII) menjadi
mangan (II) segera terjadi dengan bermacam-macam reduktor,
misalnya larutan kalium permanganat dalam suasana asam akan
dapat direduksi menjadi mangan (II) dengan menggunakan
reduktor seng amalgam.

2 MnO4- (aq) + 6 H+ (aq) + 5 Zn (s)

2 Mn + (aq) + 5
Zn (aq) + 8 H2O (l)
2+

ungu

merah muda

Senyawa mangan yang banyak dikenal adalah senyawa kalium


permanganat, KMnO4. Senyawa ini dapat diperoleh dengan cara melebur
KOH dengan KClO3 dan MnO2. Hasil yang diperoleh digerus, ditambah
dengan air, dipanaskan, lalu dialiri gas karbon dioksida. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut.

126

3 MnO2 (s) + 6 OH- (aq) + ClO3- (aq)


3 MnO42- (aq) + 2 H2O (aq)
4 OH- (aq) + 4 CO2 (g)

3 MnO42- (aq) +
H2O (l) + Cl- (aq)

2 MnO4- (aq) + MnO2


(aq) + 4 OH- (aq)
4 HCO3- (aq)

Setelah disaring lalu filtratnya diuapkan, maka akan diperoleh kalium


permanganat.
Senyawa lain yang banyak kegunaannya adalah mangan (IV)
oksida, MnO2. Senyawa ini merupakan zat padat berwarna hitam yang
tidak larut dalam air. Mangan (IV) oksida mempunyai kemampuan
sebagai oksidator, misalnya dengan HCl dapat menghasilkan gas klor dan
senyawa mangan (II).

D. Alat Dan Bahan


Peralatan yang Diperlukan :
-

Tabung Reaksi, Lampu spiritus, Pipet Tetes, Tabung Reaksi Kerta


Saring

Bahan-bahan yang Diperlukan :


Zat Padat :
MnO2 dan MnSO4
- Larutan/zat Cair

KMnO4 0,01 M NaOH encer


H2SO4 pekat
KmnO4

H2SO4 encer

127

E. Prosedur Percobaan
F.
Percobaan-1 : Pembuatan Senyawa Mangan (VI)
1. Ke dalam dua tabung reaksi masukkan 5 mL KMnO4 0,01 M.
2. Tambahkan 3 mL larutan asam sulfat encer ke dalam salah satu
tabung dan 3 mL larutan NaOH encer ke dalam tabung yang lain,
kemudian tambahkan sedikit (seujung sendok kecil) mangan (IV)
oksida ke dalam masing-masing tabung dan kocok selama dua menit.
3. Saring masing-masing campuran ke dalam tabung reaksi yang
bersih.
4. Ke dalam tabung reaksi yang berisi larutan yang berwarna hijau
(warna senyawa Mn(VI) hijau) tambahkan 5 mL larutan asam sulfat
encer.
5. Amati apa yang terjadi!
Percobaan-2 : Pembuatan Senyawa Mangan (III)
Larutkan 0,5 gram MnSO4 ke dalam 2 mL asam sulfat encer dan
tambahkan 5 tetes kalium permanganat (VII) 0,1 M.

G. Lembar Pengamatan
Tulislah laporan hasil pengamatan dalam jurnal Anda dengan mengikuti
format seperti berikut.
Nomor
Percobaan

Prosedur Percobaan /
Langkah Kerja

Hasil Pengamatan

1.

128

2.
3.
Catatan: Buat langkah kerja singkat dan sistematis

H. Pertanyaan
Pertanyaan Percobaan-1
-

Gunakan potensial elektrode di bawah ini untuk meramal apakah Mn


(VI) dapat dibuat dengan mereaksikan Mn (VII) dan Mn (IV) dalam
larutan asam? Jelaskan jawaban Anda!
Dalam asam :
MnO4- + e
+ 0,56 V

MnO42-

4 H+ + MnO42- + 2e
E o = + 2,26 V
-

Eo =
MnO2 + H2O

Apakah dengan memperbesar konsentrasi MnO4- ataupun konsentrasi


H+ akan memperbesar kemungkinan untuk membuat Mn (VI)?
Jelaskan!
- Jelaskan apa sebabnya reaksi untuk menghasilkan Mn (VI) lebih
mungkin dalam larutan basa.
- Apakah potensial elektrode di bawah ini menunjukkan bahwa Mn
(VI) dapat dibuat dari Mn (VII) dan Mn (IV) dalam larutan basa?
Jelaskan!
Dalam basa :

129

MnO4- + e
E o = + 0,56 V

MnO42-

2 H2O + MnO42- + 2e
E o = + 0,59 V
-

MnO2 + 4 OH-

Apakah dengan memperbesar konsentrasi MnO4- dan konsentrasi


OH- akan memperbesar kemungkinan untuk membuat Mn (VI)?
Dalam tabung reaksi manakah yang menghasilkan senyawa
mangan (VI)? Tulis persamaan reaksinya!

Pertanyaan Percobaan-2
-

Gunakan potensial elektrode di bawah ini untuk meramal apakah


Mn (III) dapat dibuat dengan mereaksikan Mn (II) dan Mn (IV)
dalam larutan asam? Jelaskan jawaban Anda!
Dalam suasana asam :
4 H+ + MnO2 + e
E o = + 0,95 V
Mn3+ + e
E o = + 1,51 V

Mn3+ + 2 H2O
Mn2+

Apakah dengan memperbesar konsentrasi H+ dan Mn2+ memperbesar


kemungkinan untuk membuat Mn (III)? Jelaskan!
- Gunakan potensial elektrode di bawah ini untuk meramal apakah Mn
(III) dapat dibuat dengan mereaksikan Mn (II) dan Mn (IV) dalam
larutan basa.
Dalam suasana basa :
-

2 H2O + MnO2 + e
+ 0,20 V

Mn(OH)3 + OH-

Eo =

130

Mn(OH)2 + OH-

Mn(OH)3 + 2e
- 0,10 V

Eo =

Apakah dengan memperbesar konsentrasi ion OH- memperbesar


kemungkinan untuk membuat Mn (III)? Jelaskan!
- Satu kemungkinan lain untuk memperoleh Mn (III) adalah dengan
mereaksikan Mn (II) dan Mn (VII). Jelaskan!
Dalam suasana asam :
-

8 H+ + MnO4- + 5 e
E o = + 1,51 V
Mn3+ + e
E o = + 1,51 V
-

Mn2+ + 4 H2O
Mn2+

Apakah potensial elektrode ini menunjukkan bahwa Mn3+ dapat


diperoleh dengan mereaksikan MnO4- dengan Mn2+ ? Jelaskan!
Apakah dengan memperbesar konsentrasi asam dapat memperbesar
kemungkinan untuk membuat Mn (III)?
Jelaskan apa yang terjadi pada percobaan-2 dan tulis reaksinya!

PERCOBAAN 9
REAKSI PADA UNSUR DAN SENYAWA TEMBAGA DAN PERAK

A. Kompetensi/Tujuan
Setelah melakukan percobaan dan pengamatan pada praktikum
ini, mahasiswa diharapkan dapat:
4. membuat beberapa persenyawaan tembaga

131

5. mengidentifikasi sifat fisika dan kimia beberapa persenyawaan logam


tembaga
6. mengidentifikasi sifat-sifat senyawa perak
7. membuat cermin perak
B. Deskripsi Singkat Masing-Masing Percobaan
Pada percobaan ini yang akan dilakukan adalah membuat dan
mengidentifikasi sifat-sifat logam tembaga dan beberapa senyawanya.
Jenis percobaan yang akan dilakukan adalah pembuatan tembaga (I)
oksida, reaksi tembaga (I) oksida dan tembaga (II) oksida dengan asam,
pembuatan tembaga (I) klorida, pembuatan tembaga (I) iodida, reaksi
senyawa tembaga (II), penguraian termal tembaga (II) halida, pembuatan
garam rangkap tembaga (II) amonium sulfat heksa hidrat, reaksi
persenyawaan perak (I), dan reaksi pembentukan cermin perak.
C. Dasar Teori
Tembaga umumnya mempunyai tingkat oksidasi +2, sedang yang
pada tingkat oksidasi +1 hanya stabil jika berada dalam larutan. Dikenal
juga senyawa tembaga dengan tingkat oksidasi +3, yaitu K3CuF6, tetapi
senyawa tembaga pada tingkat oksidasi +3 kurang penting.
Tembaga mempunyai titik leleh 1083o+ C dan berat jenisnya 8,93
g.cm. Warna logamnya menyerupai emas, mudah ditempa, dapat
diregang, dan merupakan konduktor panas dan listrik nomor dua sesudah
perak. Logam tembaga secara lambat bereaksi dengan udara lembab dan
permukaannya berangsur-angsur menjadi terlapis oleh lapisan hijau dari
tembaga karbonat basa.
2 Cu (s)
Cu(OH)2CO3 (s)

O2 (g)

CO2 (g)

+ H2O (l)

132

Pada temperatur sekitar 300o C bereaksi dengan udara atau


oksigen dan terbentuk lapisan hitam dari senyawa tembaga (II) oksida,
dan pada temperatur 1000o C akan terbentuk senyawa tembaga (I) oksida.
Logam tembaga tidak bereaksi dengan air atau uap air dan asam-asam
encer non oksidator, misalnya HCl encer dan asam sulfat encer. Asam
klorida pekat yang mendidih dapat bereaksi dengan tembaga
menghasilkan gas hidrogen dan senyawa dikloro kuprat (I) [CuCl2]-.
2 Cu + 2 H+

2 Cu+ + H2
+
Cl

(dari asam klorida)

2 [CuCl2]Asam sulfat yang panas, asam nitrat encer, dan asam nitrat pekat dapat
bereaksi dengan tembaga. Dalam larutan, ion tembaga (I) tidak stabil dan
mengalami disproporsionasi menjadi ion tembaga (II) dan tembaga.
2 Cu+

Cu + Cu2+

Kesetimbangan dapat bergeser ke kiri jika ditambah anion yang dapat


mengendapkan senyawa tembaga (I), misalnya dengan ion iodida akan
terbentuk endapan CuI, atau dengan penambahan suatu zat yang dapat
membentuk ion kompleks, dimana ion kompleks dari tembaga (I) lebih
stabil daripada ion kompleks tembaga (II), misalnya dengan amonia akan
terbentuk ion [Cu(NH3)2]+.
Senyawa tembaga (II) hidroksida dapat diperoleh sebagai
endapan seperti agar-agar yang berwarna hijau-biru bila larutan garam
tembaga (II) ditambah larutan natrium hidroksida. Endapan ini jika
disaring dan dikeringkan pada temperatur 100o C akan diperoleh

133

senyawa Cu(OH)2, tetapi pemanasan suspensi yang tidak disaring pada


sekitar 80o C akan terurai menjadi tembaga (II) oksida dan air. Senyawa
tembaga (II) hidroksida dapat dengan segera larut dalam larutan amonia
dan dihasilkan warna yang sangat biru dari ion kompleks [Cu(NH3)4]2+.
Senyawa tembaga (II) sulfat dapat diperoleh dengan mereaksikan
tembaga (II) oksida atau tembaga (II) karbonat dengan asam sulfat encer.
Larutan kemudian dipanaskan agar diperoleh larutan yang jenuh. Pada
pendinginan akan diperoleh zat padat berwarna biru dari senyawa
tembaga (II) sulfat pentahidrat. Dalam industri, diperoleh dengan cara
mengalirkan udara ke dalam campuran tembaga dan asam sulfat encer
panas. Pada pemanasan sekitar 100o C, tembaga (II) sulfat pentahidrat
akan melepas empat molekul air dan pada temperatur 250o C kelimanya
akan lepas. Pada pemanasan yang tinggi garam anhidratnya akan terurai
menjadi tembaga (II) oksida dan belerang trioksida.

D. Alat Dan Bahan


Peralatan yang Diperlukan :
b. tabung reaksi

krusibel
porselen
kertas saring

penangas air
lampu spiritus

c. beker gelas
Bahan-bahan yang Diperlukan :
Zat Padat :
d. kalium tartrat
e. glukosa
f. CuO

logam tembaga
CuCl2 anhidrat
CuBr2 anhidrat

-Larutan/Zat Cair

K2CrO4
glukosa 2%
HNO3 encer
HCl pekat
KI

CuSO4
(NH4)2SO4

N2S2O3
NH4OH
AgNO3 10%
134
NaOH 1%
NH4OH 10%

CuSO4
NaOH encer
HCl encer
H2SO4 encer
KCN

5. Prosedur Percobaan
Percobaan-1 : Pembuatan Tembaga (I) Oksida
-

Masukkan 5 mL larutan tembaga (II) sulfat ke


dalam tabung reaksi.

Ke dalam tabung reaksi yang lain campurkan 5


mL larutan natrium hidroksida dan 1 gram kalium natrium tartrat
(garam Rochelle), kemudian larutan ini ditambahkan dalam larutan
tembaga (II) sulfat sedikit demi sedikit sampai endapan yang
terbentuk tepat larut.
Tambahkan 1 gram glukosa pada campuran di
atas, dan panaskan sampai terjadi endapan merah jingga.
Biarkan endapan mengendap, kemudian
larutan didekantasi dan endapan dicuci dengan air.
Gunakan endapan ini untuk percobaan 3.
Endapan merah jingga adalah tembaga (I) oksida.

Percobaan-2 : Reaksi Tembaga (I) Oksida dan Tembaga (II) Oksida


dengan Asam
-

Ke dalam tiga tabung reaksi masukkan sedikit


(kurang lebih 0,1 g) tembaga (I) oksida dari hasil percobaan-1.

135

Masukkan ke dalam tiga tabung reaksi yang


lain sedikit tembaga (II) oksida.
Gunakan tabung reaksi yang berisi senyawa
oksida ini untuk mempelajari reaksi antara tembaga (I) oksida dan
tembaga (II) oksida dengan asam klorida encer, asam sulfat encer,
dan asam nitrat encer.
Tambahkan asam-asam itu perlahan-lahan pada
oksida-oksida di atas sampai asam itu berlebih, kemudian panaskan
dan amati dengan seksama apa yang terjadi.

Percobaan-3 : Pembuatan Tembaga (I) Klorida


-

Masukkan kira-kira 0,2 gram tembaga (II)


oksida dalam tabung reaksi dan tambahkan kurang lebih 5 mL asam
klorida pekat.
Panaskan sampai diperoleh larutan yang
berwarna hijau.
Tambahkan 0,5 gram tembaga dan didihkan
selama 5 menit.
Saring dan masukkan filtratnya ke dalam 200
mL air dalam beker gelas.
Percobaan-4 : Pembuatan Tembaga (I) Iodida
Percobaan-a
-

Tambahkan 3 mL larutan KI ke dalam 3 mL


larutan tembaga (II) sulfat dalam suatu tabung reaksi.
Catat apa yang terjadi dan biarkan isi tabung
reaksi mengendap.
Tambahkan larutan natrium tiosulfat dalam
tabung itu sampai larutan menjadi jernih dan perhatikan warna
padatan yang terbentuk.

136

Percobaan-b
-

Tambahkan 3 mL larutan KCN ke dalam 3 mL


larutan tembaga (II) sulfat dalam tabung reaksi.
Amati apa yang terjadi!

Percobaan-5 : Reaksi dari Senyawa Tembaga (II)


-

Tambahkan larutan natrium hidroksida encer


setetes demi setetes hingga berlebih pada 2 mL larutan tembaga (II)
sulfat.
Tambahkan larutan amonia setetes demi setetes
pada 2 mL larutan tembaga (II) sulfat, sampai larutan amonia
berlebih.
Tambahkan asam klorida pekat setetes demi
setetes pada 2 mL larutan tembaga (II) sulfat. Tambahkan terus asam
klorida pekat sampai tidak terjadi lagi perubahan.

Percobaan-6 : Penguraian Termal Tembaga (II) Halida


-

Panaskan sedikit senyawa tembaga (II) klorida


anhidrat dan tembaga (II) bromida anhidrat dalam krusibel porselen.
Amati apakah terbentuk gas dan catat bentuk
residunya.

Percobaan-7 : Pembuatan Garam Rangkap Tembaga (II) Amonium


Sulfat Heksahidrat, CuSO4(NH4)2SO4.6 H2O

137

Larutkan 0,08 mol tembaga (II) sulfat


pentahidrat (249,5 g/mol) dan 0,08 mol amonium sulfat (132 g/mol)
dalam 60 mL air.
Panaskan sehingga semua garam larut dalam
air.
Uapkan hingga volumenya kurang lebih
tinggal 40 mL.
Biarkan larutan menjadi dingin pada suhu
kamar, sampai terbentuk kristal. Kristal besar dapat terjadi jika
larutan dibiarkan (disimpan) semalam.
Dinginkan campuran ini dalam wadah berisi
air dingin, lalu dekantasi larutan dan ambil kristal yang terbentuk.
Keringkan kristal di atas kertas saring.
Perhatikan bentuk kristalnya!
Timbang kristal yang terbentuk dan hitung
rendemennya!

Percobaan-8 : Reaksi dari Persenyawaan Perak (I)


Percobaan-a
-

Tambahkan beberapa tetes larutan kalium


kromat kepada 3 mL larutan perak nitrat.

Endapan yang terbentuk dibagi menjadi dua


bagian, bagian yang pertama diasamkan dengan asam nitrat encer,
sedangkan bagian yang kedua ditambah dengan amonia.
Amati perubahan yang terjadi!

Percobaan-b

138

Tambahkan tetes demi tetes larutan amonia


encer kepada 3 mL larutan perak nitrat sampai berlebih.
Ulangi percobaan ini dengan menggunakan
larutan natrium hidroksida sebagai pengganti larutan amonia.
Amati perubahan yang terjadi selama proses
berlangsung!

Percobaan-9 : Reaksi Pembentukan Cermin Perak


-

Dalam sebuah tabung reaksi, campurkan 1 mL


larutan garam perak nitrat 10% dengan 1 mL larutan NaOH 1%.
Larutkan endapan yang terbentuk dengan
menggunakan 2 mL amonia 10%.
Kepada larutan yang terbentuk lalu ditambah
dengan 2 mL larutan glukosa 2%, kemudian larutan ini dipanaskan
dalam penangas air yang bersuhu sekitar 60o C.
- Amati apa yang terjadi!

6. Lembar Pengamatan
Tulislah laporan hasil pengamatan dalam jurnal Anda dengan mengikuti
format seperti berikut.
Nomor
Prosedur Percobaan /
Hasil Pengamatan
Percobaan
Langkah Kerja
1.
2.
3.
Catatan: Buat langkah kerja singkat dan sistematis

7. Pertanyaan

139

Pertanyaan Percobaan-1
- Tulis semua persamaan reaksinya!
Pertanyaan Percobaan-2
- Tulis semua persamaan reaksinya!
Pertanyaan Percobaan-3
- Tulis semua persamaan reaksinya!
Pertanyaan Percobaan-4
- Tulis persamaan reaksinya!
Pertanyaan Percobaan-5
-

Tulis semua persamaan reaksinya!

Pertanyaan Percobaan-6
-

Tulis persamaan reaksinya!


Residu itu sebenarnya senyawa apa?

Pertanyaan Percobaan-7
-

Hitung rendemen dari hasil percobaan di atas!


Sebut perbedaan antara garam rangkap dan garam kompleks!

Pertanyaan Percobaan-8
- Tulis semua persamaan reaksinya!
Pertanyaan Percobaan-9
-

Tulis persamaan reaksinya!


Apa fungsi larutan glukosa pada pembentukan cermin perak?

140

PERCOBAAN 10
REAKSI PADA BEBERAPA SENYAWA LOGAM TRANSISI
DERET PERTAMA DAN KELUARGA LOGAM ZENG

A. Kompetensi/Tujuan
Setelah melakukan percobaan dan pengamatan pada praktikum
ini, mahasiswa diharapkan dapat:
-

mengidentifikasi sifat-sifat fisika dan kimia


beberapa senyawa dari unsur-unsur transisi deret pertama
membedakan sifat-sifat fisika dan kimia
beberapa senyawa dari unsur-unsur keluarga seng

B. Deskripsi Singkat Masing-Masing Percobaan


Pada percobaan ini yang akan dilakukan adalah membuat dan
mengidentifikasi sifat-sifat beberapa senyawa logam transisi deret
pertama dan beberapa senyawa dari unsur-unsur keluarga seng. Jenis
percobaan yang akan dilakukan adalah reaksi persenyawaan krom (III),
kromat dan dikromat yang tidak larut, reaksi pemeriksaan garam besi (II)
dan besi (III), reaksi persenyawaan garam kobalt (II), reaksi
persenyawaan nikel (II) garam-garam yang tidak larut, reaksi

141

persenyawaan seng, reaksi persenyawaan kadmium (II), reaksi


persenyawaan raksa (II), dan reaksi persenyawaan raksa (I).

C. Dasar Teori
Unsur-unsur transisi didefinisikan sebagai suatu unsur yang atom
netralnya memiliki orbital d atau f yang terisi sebagian. Definisi yang
lebih luas mencakup juga unsur-unsur dimana atom-atom dalam senyawa
tersebut mempunyai orbital d dan f yang terisi elektron sebagian. Hal ini
berarti bahwa logam-logam mata uang, yaitu: Cu. Ag, dan Au sebagai
logam-logam transisi, karena Cu (II) mempunyai konfigurasi [Ar]3d9 ,
Ag (II) mempunyai konfigurasi [Kr]4d9 , dan Au (III) mempunyai
konfigurasi [Xe]4f14 5d8 . Dengan demikian, lebih tepat unsur-unsur ini
dianggap sebagai unsur transisi karena perilaku kimianya sangat mirip
dengan unsur-unsur transisi lainnya. Unsur-unsur transisi mempunyai
sifat-sifat:
1. Semuanya adalah logam.
2. Secara praktis semuanya keras, kuat, titik lelehnya tinggi, titik
didihnya tinggi, serta menghantarkan panas dan listrik dengan baik.
3. Membentuk aliasi satu dengan yang lain dan dengan unsur-unsur
mirip logam.
4. Banyak di antaranya cukup elektropositif untuk larut dalam asam
mineral, meskipun hanya beberapa di antaranya mempunyai potensial
elektrode yang rendah sehingga tidak terpengaruh oleh asam.
5. Dengan sedikit perkecualian, unsur-unsur transisi mempunyai
bilangan oksidasi yang beragam, dan ion-ion serta senyawanya
berwarna.
6. Oksida-oksida dan hidroksida logam transisi pada tingkat oksidasi +2
dan +3 kurang bersifat basa dan lebih sukar larut.
7. Garam-garam logam transisi kurang bersifat ionik dan kurang stabil
jika dipanaskan.

142

8. Ion-ion logam transisi lebih mudah terhidrat dan lebih mudah


mengalami hidrolisis.
Unsur-unsur transisi utama atau blok d terdiri dari unsur-unsur
yang hanya mempunyai orbital d yang terisi sebagian. Jadi unsur
skandium dengan konfigurasi elektron terluar 4s1 3d1 adalah anggota
yang teringan. Kedelapan unsur berikutnya pada deret transisi pertama,
yaitu: Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni, dan Cu, semuanya mempunyai orbital 3d
yang terisi sebagian, baik dalam keadaan dasar dari atom bebas (kecuali
Cu) atau dalam satu atau lebih ion-ion yang penting (kecuali Sc).
Konfigurasi seng adalah 3d10 4s2 dan unsurnya tidak membentuk senyawa
dimana kulit 3d terionisasi, juga ionisasi tidak terjadi pada setiap
sembilan unsur berikutnya. Untuk deret transisi kedua, dimulai dari unsur
ytrium sampai pada unsur perak dan deret transisi ketiga, untuk tujuan
praktis dimulai dari unsur hafnium sampai pada unsur emas, serupa
dengan deret transisi pertama.
Struktur unsur transisi periode keempat
Atom unsur unsur transisi periode keempat yang disebut juga
logam transisi, terikat satu sama lainnya dengan ikatan logam. Kekuatan
ikatan logam dipengaruhi oleh rapat muatan ion positif dan rapat muatan
awan elektron dari logam transisi bertambah dari kiri ke kanan,
sementara jumlah kulit dalam tetap. Diharapkan rapat muatan ion positif
dan rapat muatan awan elektron bertambah atau kekuatan ikatan logam
meningkat dari ke kanan.
Akan tetapi, terjadi fluktuasi kekuatan ikatan logam seperti yang dapat
diamati dari kecendrungan sifat fisis, misalnya titik leleh yang mencapai
maksimum pada V dan Cr, seperti ditunjukan tabel sebelumnya. Hal ini
diperkirakan karena jumlah elektron yang sebenarnya terlibat dalam
ikatan logam terbatas meski jumlah elektron terus bertambah. Namun,

143

dengan pertambahan nomor atom, muatan inti juga bertambah dan tarik
menarik inti dengan electron menjadi kuat. Selanjutnya, karena V
memiliki 5 elektron dan Cr memiliki 6 elektron,maka disimpulkan bahwa
jumlah elektron yang sebenarnya terlibat dalam ikatan logam maksimum
5-6 elektron.

Bilangan oksidasi
Senyawa-senyawa unsur transisi di alam ternyata mempunyai
bilangan oksidasi lebih dari satu. Adanya bilangan oksidasi lebih dari
satu ini disebabkan mudahnya melepaskan elektron valensi. Dengan
demikian, energi ionisasi pertama, kedua dan seterusnya memiliki harga
yang relatif lebih kecil dibanding unsur golongan utama. Walaupun
unsur transisi memiliki beberapa bilangan oksidasi, keteraturan dapat
dikenali. Bilangan oksidasi tertinggi atom yang memiliki lima elektron
yakni jumlah orbital d berkaitan dengan keadaan saat semua elektron d
(selain elektron s) dikeluarkan. Jadi, pada skandium dengan konfigurasi
elektron (n-1)d1ns2, bilangan oksidasinya +3. Mangan dengan
konfigurasi (n-1)d5ns2, akan berbilangan oksidasi maksimum +7. Bila
jumlah elektron d melebihi 5, situasinya berubah. Untuk besi Fe dengan
konfigurasi elektron (n-1)d6ns2, bilangan oksidasi utamanya adalah +2
dan +3. Sangat jarang ditemui bilangan oksidasi +6. Bilangan oksidasi
tertinggi sejumlah logam transisi penting seperti kobal (Co), Nikel (Ni),
tembaga (Cu) dan zink (Zn) lebih rendah dari bilangan oksidasi atom
yang kehilangan semua elektron (n1)d dan ns-nya. Di antara unsur144

unsur yang ada dalam golongan yang sama, semakin tinggi bilangan
oksidasi semakin penting untuk unsur-unsur pada periode yang lebih
besar.

D. Alat Dan Bahan


Peralatan yang Diperlukan :
b. tabung reaksi

pipet tetes

lampu spiritus

c. kertas saring
Bahan-bahan yang Diperlukan :

d. natrium peroksida

NaOh

CrCl3

amonia

BaCl2

Pb(NO3)2

SrCl2

AgNO3

K2CrO4

CH3COOH
K2Cr2O7

logam tembaga
Fe2(SO4)3
NiCl2
larutan H2S
Na2CO3
Na2HPO4
ZnCl2
Na2S
HCl pekat
HNO3 encer
HgCl2

FeSO4
SnCl2
HCl encer
Hg2(NO3)2
KI
KMnO4
H2SO4
K4{Fe(CN)6}
K3{Fe(CN)6}
KSCN atai NH4SCN
CoCl3

E. Kegiatan Percobaan

145

Percobaan-1 : Reaksi Persenyawaan Krom (III)


Percobaan-a
-

Tambahkan tetes demi tetes larutan natrium hidroksida pada 1-2 mL


larutan garam krom (III) hingga berlebih.
- Amati perubahan terjadi!
- Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan amonia sebagai ganti
larutan NaOH.
Percobaan-b
-

Tambahkan sendok kecil kristal natrium peroksida pada 2-3 mL


larutan garam krom (III).
Amati apa yang terjadi!

Percobaan-2 : Kromat dan Dikromat yang Tidak Larut


-

Masukkan 1-2 mL larutan garam-garam barium (II), timbal (II).


Stronsium (II), dan perak (I) dalam tabung reaksi yang berbeda.
Tambahkan dalam masing-masing tabung dengan larutan kalium
kromat.
Asamkan endapan yang terbentuk dengan asam asetat dan catat
semua perubahan yang terjadi!
Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan larutan kalium
dikromat sebagai ganti larutan kalium kromat.

Percobaan-3 : Reaksi Pemeriksaan Garam Besi (II) dan Besi (III)


-

Secara terpisah ujilah larutan garam besi (II) dan garam besi (III)
melalui penambahan beberapa tetes larutan : a) natrium hidroksida
b) amonia c) kalium permanganat berasam (larutan KMnO4
ditambah beberapa tetes asam) d) kalium heksasianoferat (II) e)

146

kalium heksasianoferat (III)


f) kalium tiosianat atau amonium
tiosionat.
Amati semua perubahan yang terjadi!

Percobaan-4 : Reaksi Persenyawaan Garam Kobalt (II)


Percobaan-a
-

Masukkan 3-4 mL larutan garam kobalt (II) ke dalam sebuah tabung


reaksi.
Tambahkan larutan NaOH tetes demi tetes hingga berlebih dan
terbentuk endapan.
Ambil endapan yang terjadi dan biarkan di udara selama beberapa
saat.
Amati perubahan yang terjadi!
Ulangi percobaan di atas dengan amonia sebagai ganti larutan
natrium hidroksida.

Percobaan-b
-

Uapkan sedikit larutan garam kobalt (II) klorida hingga kering.


Amati perubahan yang terjadi!

Percobaan-c
-

Basahi kertas saring dengan larutan garam kobalt (II) klorida encer,
kemudian amati warna kertas saringnya.
147

Sekarang, keringkan kertas saring dengan menggunakan lampu


spiritus dan amati perubahannya.
Percobaan-5 : Reaksi Persenyawaan Nikel (II)
-

Tambahkan sedikit demi sedikit larutan NaOH ke dalam larutan


garam nikel (II) hingga berlebih.
- Amati apakah endapan yang terjadi larut dalam kelebihan larutan
natrium hidroksida?
- Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan amonia sebagai ganti
larutan NaOH.
Percobaan-6 : Garam-garam yang Tidak Larut
Percobaan-a
-

Dalam tabung reaksi yang berbedak, reaksikan larutan garam besi


(II), kobalt (II), dan garam nikel (II) dengan gas hidrogen sulfida
atau larutan gas hidrogen sulfida.
Bandingkan hasilnya dengan seksama.
Sekarang, tambah sedikit larutan amonia dan tambah lagi gasnya.
Amati yang terjadi sekarang!

Percobaan-b
-

Secara terpisah dengan menggunakan tabung reaksi, reaksikan


larutan yang mengandung garam kobalt (II) dan nikel (II) dengan
larutan natrium karbonat.
Amati perubahan yang terjadi!
Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan larutan natrium
monohidrofosfat sebagai ganti larutan natrium karbonat.

Percobaan-7 : Reaksi Persenyawaan Seng

148

Percobaan-a
-

Tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pada 1-2 mL larutan


garam seng hingga berlebih.
Amati perubahan yang terjadi!
Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan larutan amonia
sebagai ganti larutan NaOH.

Percobaan-b
-

Alirkan gas hidrogen sulfida atau larutan gas hidrogen sulfida dalam
2-3 mL larutan garam seng.
Amati perubahan yang terjadi!
Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan larutan natrium
sulfida sebagai ganti larutan/gas hidrogen sulfida.

Percobaan-8 : Reaksi Persenyawaan Kadmium (II)


Percobaan-a
-

Tambahkan 1 mL larutan natrium sulfida pada 2-3 mL larutan garam


kadmium (II).
Endapan yang terjadi dibagi menjadi dua bagian.
Bagian yang pertama ditambah dengan 1-2 mL asam klorida pekat
sedangkan bagian yang kedua ditambah dengan asam nitrat encer.
Amati perubahan yang terjadi!

Percobaan-b
-

Tambahkan tetes demi tetes larutan NaOH pada 1-2 mL larutan


garam kadmium (II) hingga berlebih.
Amati perubahan yang terjadi!
149

Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan larutan amonia


sebagai ganti larutan NaOH.

Percobaan-9 : Reaksi Persenyawaan Raksa (II)


Percobaan-a
-

Teteskan larutan raksa (II) klorida pada pelat tembaga.


Setelah 2-3 menit, cuci pelat itu dan keringkan dengan cara
menggosok dengan kertas saring.
Amati perubahan yang terjadi!

Percobaan-b
-

Teteskan larutan garam timah (II) klorida pada 1-2 mL larutan raksa
(II) klorida hingga berlebih.
Amati perubahan yang terjadi!

Percobaan-c
-

Tambahkan 1 mL larutan natrium hidroksida pada 1-2 mL larutan


raksa (II) klorida.
Amati perubahan yang terjadi!
Ulangi percobaan di atas dengan menggunakan amonia sebagai ganti
larutan natrium hidroksida.

150

Percobaan-10 : Reaksi Persenyawaan Raksa (I)


Percobaan-a
-

Tambahkan beberapa tetes larutan asam klorida pada 2-3 mL larutan


raksa (I) nitrat.
- Saring endapan yang terbentuk, kemudian tetesi endapan dengan
amonia hingga beberapa tetes.
- Amati dengan seksama apa yang terjadi!
Percobaan-b
-

Tambahkan beberapa tetes larutan kalium iodida pada 1-2 mL larutan


raksa (I) nitrat.
Amati semua perubahan yang terjadi!

4. Lembar Pengamatan
Tulislah hasil pengamatan dalam jurnal Anda dengan mengikuti format
berikut.
Nomor
Percobaan
1.

Prosedur Percobaan /
Langkah Kerja

Hasil Pengamatan

2.
Catatan: Buat langkah kerja singkat dan sistematis

5. Pertanyaan
Pertanyaan Percobaan-1
Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!

151

Pertanyaan Percobaan-2
-

Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!

Pertanyaan Percobaan-3
- Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!
Pertanyaan Percobaan-4
-

Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!

Pertanyaan Percobaan-5
-

Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!

Pertanyaan Percobaan-6
-

Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!

Pertanyaan Percobaan-7
-

Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!

Pertanyaan Percobaan-8
-

Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!

Pertanyaan Percobaan-9
-

Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!

Pertanyaan Percobaan-10
-

Tulis semua persamaan reaksi yang terjadi pada percobaan ini!


152

PERCOBAAN 11
SINTESIS TAWAS

A. Kompetensi/Tujuan
Setelah melakukan percobaan dan pengamatan pada praktikum
ini, mahasiswa diharapkan dapat:
-

membuat tawas dari logam aluminium dan


garamnya

menguji
mengukur titik leburnya.

kemurnian

dari

tawas

dengan

B. Deskripsi Singkat Masing-Masing Percobaan


Pada percobaan ini yang akan dilakukan adalah membuat tawas
kalium, tawas kromium (III) dan tawas besi (III). Tawas yang berhasil
disintesisi kemudian diuji kemurniannya dengan cara mengukur titik
lelehnya.

C. Dasar Teori

153

Tawas adalah garam sulfat rangkap terhidrat dengan formula


M M (SO4)2.12 H2O. M+ merupakan kation univalen, umumnya Na+, K+,
Tl+, NH4+, atau Ag+ ; M3+ adalah kation trivalen, umumnya Al3+ , Fe3+ ,
Cr3+ , Ti3+ , atau Co3+ . Tawas yang biasa dikenal dalam kehidupan seharihari adalah amonium aluminium sulfat dodekahidrat. Beberapa contoh
tawas dan kegunaannya dapat dilihat pada Tabel 1.
+

3+

Tabel 1 : Beberapa contoh tawas dan kegunaannya


No.

Tawas

Formula

1.

Natrium
aluminium sulfat
dodekahidrat
(tawas natrium)
Kalium
aluminium sulfat
dodekahidrat
(tawas kalium)
Amonium
aluminium sulfat
dodekahidrat
(tawas amonium)
Kalium kromium
(III) sulfat

NaAl(SO4)2.12
H 2O

2.

3.

4.

Titik
Leleh
(o C )

Kegunaan
Serbuk
pengembang roti

KAl(SO4)2.12
H 2O

92,5o
C

NaAl(SO4)2.12
H 2O

93,5o
C

KCr(SO4)2.12
H 2O

94o C

Pemurnian air,
pengolahan
limbah, bahan
pemadam api
Acar ketimun

Penyamak kulit
dan bahan

154

5.

dodekahidrat
(tawas kalium)
Amonium besi
(III) sulfat
dodekahidrat
(tawas besi (III))

NH4Fe(SO4)2.12
H 2O

40o C

pembuat kain
tahan api
Mordan pada
pewarnaan
tekstil

1. Pembuatan Tawas Kalium


Kalium aluminium sulfat dodekahidrat (tawas kalium),
KAl(SO4)2.12 H2O, dibuat dari logam aluminium dan kalium
hidroksida. Logam aluminium bereaksi secara cepat dengan larutan
KOH panas menghasilkan larutan garam kalium aluminat.
2 Al (s) + 2 K+ (aq) + 2 OH- (aq) + 6 H2O (l)
2 K + (aq) + 2
Al(OH)4- (aq) + 3 H2 (g)
Ion aluminat, Al(OH)4-, yang bersifat amfoter
jika direaksikan dengan asam sulfat, diendapkan sebagai aluminium
hidroksida, tetapi larut pada pemanasan.
2 K+ (aq) + 2 Al(OH)4- (aq) + 2 H+ (aq) + SO42- (aq)
K+ (aq) + SO42- (aq) + 2 H2O (l)
2 Al(OH)3 (s) + 6 H+ (aq) + 3 SO42- (aq)
H2O (l)

2 Al(OH)3 (s) + 2

2 Al3+ (aq) + + 3 SO42- (aq) + 6

Jika larutan kalium aluminium sulfat dodekahidrat yang hampir jenuh


didinginkan maka akan terbentuk kristal-kristal yang berbentuk
oktahedron.
K+ (aq) + Al3+ (aq) + 2 SO42- (aq) + 12 H2O (l)

KAl(SO4)2.12 H2O (c)

155

2. Pembuatan Tawas Kromium (III)


Kalium kromium (III) sulfat dodekahidrat (tawas kromium),
KCr(SO4)2.12 H2O, dapat diperoleh dengan cara mereduksi ion
dikromat dari kalium dikromat, K 2Cr2O7, menjadi kromium (III) dalam
larutan asam sulfat dengan reduktor etanol, C 2H5OH.
8 H+ (aq) + Cr2O72- (aq) + 3 C2H5OH (aq)
(aq) + 7 H2O (l)

3 CH 3CHO (aq) + 2 Cr3+

Ion sulfat dari asam sulfat dan ion kalium dari kalium dikromat
bergabung dengan ion kromium (III) membentuk kristal tawas kromium
yang berbentuk oktahedron dan berwarna violet sampai hijau gelap jika
larutan yang pekat didinginkan.
K+ (aq) + Cr3+ (aq) + 2 SO42- (aq) + 12 H2O (l)
H2O (c)

KCr(SO4)2.12

3. Pembuatan Tawas Besi (III)


Amonium besi (III) sulfat dodekahidrat (tawas besi (III)),
NH4Fe(SO4)2.12 H2O, dibuat dengan mengoksidasi ion besi (II) menjadi
ion besi (III) dengan asam nitrat dalam larutan amonium sulfat.
2 H+ (aq) + NO3- (aq) + Fe2+ (aq)

Fe3+ (aq) + NO2 (g) + H2O (l)

Ion amonium dan ion sulfat dari amonium sulfat, (NH 4)2SO4,
mengkristalkan ion besi (III) sebagai tawas besi (III).
NH4+ (aq) + Fe3+ (aq) + 2 SO42- (aq) + 12 H2O (l)
NH4Fe(SO4)2.12 H2O (c)
Untuk setiap kali pembuatan tawas, sebagian pelarut mungkin
perlu dikurangi dengan cara penguapan untuk menghasilkan larutan
jenuh yang kemudian menghasilkan kristal tawas pada waktu

156

didinginkan. Untuk mendapatkan kristal yang berukuran besar,


pendinginan larutan jenuh harus dilakukan secara pelan-pelan.
Peringatan:

Dalam melakukan percobaan, semua


diharapkan memakai kacamata pengaman

mahasiswa

D. Alat Dan Bahan


Peralatan yang Diperlukan :

Lampu spiritus

e. Gelas piala 150 mL


Pengaduk

Termometer
Pipa kapiler

f. Kertas saring

g. Corong
h. Gelas ukur
Bahan-bahan yang Diperlukan :

i. Logam aluminium

K2Cr2O7

HNO3 pekat

FeSO4.7H2O
(NH4)2SO4
H2SO4 6 M

Gelas arloji
Kawat kasa
Statif

KOH 4 M
H2SO4 2 M
Etanol

8. Prosedur Percobaan
Rangkaian Alat
termometer

pipa
kapiler

penangas
air
tawas

157

E. Kegiatan Percobaan
Percobaan-1 : Pembuatan Tawas Kalium
-

Timbang kurang lebih 1 g ( 0,01 g) potongan-potongan kecil logam


aluminium lalu letakkan dalam gelas kimia 150 mL. Tambahkan 25
mL larutan KOH 4 M ke dalamnya.
Panaskan larutan dalam gelas kimia secara pelan-lahan dengan api
kecil agar logam aluminium bereaksi dengan KOH. Jika reaksi sudah
berhenti, saring larutan yang masih panas untuk menghilangkan
kotoran yang ada.
Biarkan larutan yang jernih (filtrat) dingin. Sambil diaduk,
tambahkan secara pelan-pelan larutan H2SO4 6 M sampai terbentuk
endapan Al(OH)3. penambahan larutan H2SO4 tidak boleh lebih dari
30 mL dan jangan sampai Al(OH)3 larut kembali karena kelebihan
H2SO4.
Panaskan pelan-pelan campuran reaksi disertai dengan pengadukan
sampai semua Al(OH)3 larut.
Hentikan pemanasan dan saring jika ada padatan yang tidak larut.
Dinginkan larutan dalam penangas es. Kristal tawas akan terbentuk
dalam waktu sekitar 20 menit.
Jika kristal tidak terbentuk, panaskan pelan-pelan hingga volume
larutan tinggal separuhnya. Untuk memperoleh kristal yang besar dan
hasil yanglebih banyak, biarkan proses kristalisasi ini semalam.
Uji kemurnian tawas yang diperoleh dengan cara mengukur titik
lelehnya. Pengukuran titik leleh tawas dengan memanaskan kristal
tawas yang dimasukkan dalam pipa kapiler dalam penangas air
seperti gambar rangkaian peralatan di atas.
Timbanglah berat tawas yang diperoleh dari percobaan di atas.
Hitung berat tawas teoritik yang dapat diperoleh dari percobaan di
atas.
Hitung persentase hasil percobaan di atas.

158

Percobaan-2 : Pembuatan Tawas Kromium (III)


-

Masukkan 10 mL H2SO4 2 M ke dalam gelas piala 250 mL yang


bersih.
Tambahkan kurangn lebih 15 g ( 0,01 g) K2Cr2O7 lalu diaduk sampai
larut.
Pindahkan larutan dalam almari asam. Dengan hati-hati dan pelanpelan, sambil diaduk tambahkan tetes demi tetes 10 mL etanol 95%.
Jangan biarkan campuran ini temperaturnya melebihi 50o C (ukur
dengan termometer)
Dinginkan larutan dalam waktu semalam untuk berlangsungnya
kristalisasi.
Perhatian : Reaksi yang terjadi berjalan dengan cepat,
menghasilkan asetaldehida, CH3CHO, uapnya dapat terbakar
sehingga harus dijauhkan dari api. Penambahan etanol harus
dilakukan di almari asam dengan aliran udara yang baik.
Bila kristal tidak terbentuk, dengan hati-hati panaskan campuran
dalam gelas kimia (jangan melebihi 50o C) untuk menguapkan kurang
lebih 1/3 volume larutan.
Tutup gelas kimia dengan gelas arloji dan dinginkan untuk
mendapatkan kristal. Gunakan penangas es untuk mendorong
terbentuknya kristal.
Uji kemurnian tawas yang diperoleh dengan mengukur titik lelehnya.
Timbanglah berat tawas yang diperoleh dari hasil percobaan di atas.
Hitung berat tawas teoritik yang dapat diperoleh dari percobaan di
atas.
Hitung persentase hasil percobaan.

Percobaan-3 : Pembuatan Tawas Besi (III)

159

Timbang 10 g ( 0,01 g) FeSO 4.7H2O kemudian larutkan dalam gelas


kimia 150 mL dengan 15 mL H2SO4 2 M. Panaskan campuran dengan
pelan-pelan agar garam dapat larut.
-

Pindahkan larutan yang hangat dalam almari asam.


Dengan pelan-pelan tambahkan 5 mL larutan HNO 3 pekat (setiap
penambahan larutan HNO3 adalah 0,5 mL), kemudian panaskan
larutan sampai diperoleh cairan yang kelihatan kental. Bila perlu
untuk mempertahankan volume larutan sebanyak 15 sampai 20 mL,
tambahkan air secukupnya.
Larutkan 5 g (NH4)2SO4 dalam air dengan volume yang seminimal
mungkin untuk mendapatkan larutan yang jenuh.
Tambahkan larutan yang jenuh ini ke dalam larutan besi (III) yang
masih hangat.
Dinginkan campuran yang homogen ini untuk mendapatkan kristal.
Jika tidak diperoleh kristal dalam jangka waktu 24 jam, panaskan lagi
larutan untuk menguapkan 1/3 volume larutan, kemudian dinginkan
agar terbentuk kristal. Untuk mempercepat proses pengkristalan dapat
digunakan penangas es meskipun kristal yang diperoleh ukurannya
lebih kecil.
Uji kemurnian kristas tawas yang diperoleh dengan mengukur titik
lelehnya.
Timbanglah berat tawas yang diperoleh dari percobaan di atas.
Hitung berat tawas teoritik yang dapat diperoleh dari percobaan di
atas.
Hitung persentase hasil percobaan.

Lembar Pengamatan
Nama dan rumus kimia tawas yang dibuat : ......................................
1. Berat rekatan

= ........................... g

160

2. Berat tawas hasil sintesis

= ........................... g

3. Berat tawas teoritis

= ........................... g

4. Persentase hasil sintesis

= ........................... %

5. Titik leleh tawas hasil sintesis

= ........................... oC

Pertanyaan
- Apakah yang dimaksud dengan tawas?
- Al(OH)3 bersifat amfoter. Apakah artinya?
- Tawas memiliki 12 air kristal yang terikat pada garam rangkap. Apakah
air kristal tersebut diikutkan dalam menghitung hasil teoritik dari tawas
yang diperoleh dalam percobaan. Jelaskan jawaban Anda.

161

PERCOBAAN 12
SINTESIS SENYAWA KOMPLEKS

A. Kompetensi/Tujuan
Setelah melakukan percobaan pada praktikum ini, mahasiswa
diharapkan dapat:
-

Mengamati warna ion beberapa logam transisi


Menyintesis senyawa kompleks
Menentukan kekuatan relatif ligan dan
membandingkan kestabilan beberapa kompleks

B. Deskripsi Singkat Masing-Masing Percobaan


Dalam percobaan ini akan dipelajari pembuatan kompleks kloro
dari ion-ion tembaga (II), nikel (II), dan kobalt (II) kemudian
membandingkan warnanya; pembuatan kompleks dari ion tembaga (II),
ion nikel (II), ion kobalt (II) dengan beberapa ligan kemudian mengamati
warna dan kestabilannya; sintesis tetraminatembaga (II) sulfat

162

monohidrat, heksaminanikel (II) klorida, dan tris(etilenadiamina) nikel


(II) klorida di hidrat.

C. Dasar Teori
Salah satu sifat yang sangat menarik dari ion-ion logam transisi
adalah variasi warnanya yang sangat banyak. Warna biru, hijau, dan
merah pada zat kimia sering kali timbul karena adanya ion logam transisi
di dalamnya. Beberapa warna merupakan sifat khas dari ionion logam
transisi terhidrat, misalnya hidrat dari garam Cu2+ adalah biru, garam Ni2+
adalah hijau, dan garam Fe3+ berwarna seperti kawat besi.
Keistimewaan lain dari ion logam transisi adalah warnanya dapat
berubah jika molekul atau ion yang bukan air mengikat ion logam
membentuk senyawa kompleks. Molekul atau ion ini disebut ligan, dan
berfungsi sebagai basa Lewis yang mendonorkan pasangan elektronnya
pada ion logam. Ikatan kovalen koordinasi antara ion logam dan ligan
menyebabkan terjadinya perubahan tingkat energi elektronik dari ion
logam. Spektrum dari sinar tampak yang diserap oleh elektron dalam ion
logam transisi akan berubah, demikian juga dengan spektrum dari sinar
tampak yang diteruskan. Akibatnya senyawa kompleks dari ion-ion
logam transisi memiliki warna yang berbeda dibandingkan warna dari
hidrat ion-ion logam transisi.

Beberapa contoh kegunaan dari pembentukan senyawa kompleks


adalah :
1. Untuk proses fotografi, natrium tiosulfat, Na2S2O3 (hipo) dapat
melepaskan ion perak yang tidak peka cahaya dari film dengan
membentuk kompleks [Ag(S2O3)2]3- yang tidak larut.

163

AgBr (s) + 2 S2O32- (aq)


(aq)

[Ag(S2O3)2]3- (aq)

Br-

2. Untuk menghilangkan ion kalsium dalam air sadah, polifosfat yang


larut seperti natrium tripolifosfat, Na5P3O10, dapat ditambahkan pada
diterjen untuk membentuk kompleks kalsium yang larut.
Ca2+ (aq) + P3O55- (aq)
[CaP3O10]3- (aq)
3. Untuk pengobatan akibat keracunan ion raksa dan timbal. Merkaptol,
C3H8OS2, yang ditelan dapat membentuk kompleks dengan ion raksa
dan timbal sehingga ion tersebut di dalam tubuh menjadi tidak aktif.
Hg2+ (aq) + 2 C3H8OS2 (aq)
[Hg(C3H8OS2)2]2+
(aq)
Pb2+ (aq) + 2 C3H8OS2 (aq)
(aq)

[Pb(C3H8OS2)2]2+

4. Untuk memastikan adanya ion logam transisi berdasarkan


terbentuknya kompleks dari ion-ion tersebut dengan ligan-ligan
tertentu, misalnya: ion tembaga (II) sebagai [Cu(NH3)4]2+, ion nikel
sebagai Ni(HDMG)2, ion besi (III) sebagai [FeNCS] 2+ dan ion seng
sebagai [Zn3[Fe(CN)6]2]2-.
Kekuatan ikatan antara ion logam transisi dengan ligan-ligan
adalah bervariasi, tergantung pada jenis ion pusat, jenis ligan, banyaknya
ligan yang diikat oleh ion pusat dan geometri dari kompleks yang ada.
Atom-atom pada ligan yang berikatan dengan ion logam disebut
atom donor. Banyaknya atom donor yang terikat pada ion logam
merupakan bilangan koordinasi dari ion logam atau ion pusat. Pada Tabel
2 diberikan bilangan koordinasi yang sering kali dijumpai pada beberapa
ion-ion logam transisi.

164

Tabel 2 : Bilangan koordinasi dari beberapa ion-ion logam transisi


Bilangan Koordinasi
2
3
4

Ion-ion Logam Transisi


+

Ag , Au
Hg2+, Cu2+, Ni2+, Co2+, Zn2+, Pd2+, Pt2+, Au3+
Co2+, Co3+, Fe2+, Fe3+, Cr3+, Ni2+, Cu2+

Suatu ligan dapat memiliki satu atau lebih atom donor. Ligan
yang hanya memiliki sebuah atom donor disebut ligan monodentat,
misalnya H2O dan NH3. Ligan yang memiliki dua atom donor disebut
ligan bidentat dan seterusnya. Ligan yang memiliki dua atau lebih atom
donor sering kali disebut sebagai ligan polidentat.
Atom-atom donor yang terdapat pada ligan polidentat dapat
mengikat ion logam atau ion pusat yang sama sehingga terbentuk
kompleks dengan sepit (chelate complex). Untuk ligan-ligan dengan
atom-atom donor yang sama, kompleks yang memiliki sepit pada
umumnya lebih stabil dibandingkan kompleks tanpa sepit, contohnya
kompleks [Co(en)3]3+ lebih stabil dibandingkan kompleks [Co(NH3)6]3+.
Hal ini disebabkan karena ikatan-ikatan pada kompleks dengan
sepit cenderung lebih sulit diputuskan dibandingkan ikatan-ikatan pada
kompleks tanpa sepit.
Pada bagian A, B, C, dan D akan dilakukan sintesis kompleks
dari Cu2+, Ni2+, dan Co2+ dengan ligan-ligan Cl -, SCN-, H2O, NH3, dan
en (etilenadiamina). Pada beberapa kompleks yang terbentuk akan
dibandingkan kestabilannya dengan menambahkan ion hidroksida. Pada
kompleks yang tidak stabil pada waktu ditambahkan ion hidroksida
kompleks mengalami kerusakan dan ion logamnya akan bergabung
dengan ion hidroksida membentuk logam hidroksida yang mengendap.
Pada kompleks yang stabil penambahan ion hidroksida tidak

165

menyebabkan kerusakan kompleks yang ada dan tidak terbentuk


endapan logam hidroksida.
Dalam percobaan yang akan dilakukan, bilangan koordinasi dari
Cu adalah 4, sedangkan untuk Ni 2+ dan Co2+ adalah 6.
2+

Untuk kompleks tetraminatembaga (II) sulfat monohidrat,


[Cu(NH3)4]SO4.H2O, heksaaminanikel (II) klorida, [Ni(NH 3)6]Cl2, dan
tris (etilenadiamina) nikel (II) klorida di hidrat, [Ni(en) 3]Cl2.2 H2O garis
besar pembuatannya adalah sebagai berikut.

Tetramintembaga (II) Sulfat Monohidrat


Bila amonia ditambahkan ke dalam larutan tembaga (II) sulfat
pentahidrat, [Cu(H 2O)4]SO4.H2O. Amonia menggantikan air sebagai
ligan dan terbentuk kompleks yang baru.
dalam
[Cu(NH3)4]SO4 + 4 NH3

[Cu(NH 3)4]SO4.H2O + 3 H2O


pelarut air

Larutan kemudian didinginkan dan ditambah etanol 95% untuk


mengurangi kelarutan dari garam tetraminatembaga (II) sulfat yang
berwarna biru.

Heksaaminanikel (II) Klorida

166

Pada pembuatan heksaaminanikel (II) klorida, enam molekul


amonia menggantikan tempat 6 molekul air sebagai ligan dalam
[Ni(H2O)6]Cl2.
dalam
[Ni(H2O)6]Cl2 + 6 NH3

[Ni(NH 3)6]Cl2 + 6 H2O


pelarut air

Senyawa kompleks [Ni(NH 3)6]Cl2 didinginkan dan diendapkan


dengan etanol 95%. Kepolaran etanol 95% yang lebih rendah
dibandingkan kepolaran air menyebabkan senyawa kompleks yang
berwarna lembayung muda (lavender) menjadi kurang larut.
Tris (etilenadiamina) Nikel (II) Klorida Dihidrat
Tiga molekul etilendiamina (en) menggantikan tempat 6
molekul air sebagai ligan dari [Ni(H 2O)6]Cl2 untuk membuat tris
(etilendiamina) klorida di hidrat yang berwarna violet (ungu).
dalam
[Ni(H2O)6]Cl2 + 3 en

[Ni(en) 6]Cl2.2 H2O + 4 H2O


pelarut air

D. Alat Dan Bahan


Peralatan yang Diperlukan :
b. pelat tetes

kertas saring
corong Buchner

timbangan
gelas arloji

c. gelas kimia 150 mL

167

Bahan-bahan yang Diperlukan :

d. CuSO4.5 H2O
CuSO4 0,1 M
Ni(NO3)20,1 M
CoCl2 0,1 M
HCl pekat

[Ni(H2O)6]Cl2
etilenadiamina
KSCN 0,1 M
NaOH 1 M
NiCl2 0,1 M

Co(NO3)2 0,1 M
NH3 pekat
etanol 95%
aseton

E. Kegiatan Percobaan
Percobaan-1 : Pembuatan Kompleks Kloro dari Ion-ion Tembaga
(II), Nikel (II), dan Kobalt (II)
1

A
B
C
D
E

168

Tempatkan 5 tetes larutan CuSO4 0,1 M,


Ni(NO3)2 0,1 M, atau CoCl2 0,1 M dalam cekungan A1 A3 dan B1 B3 pada pelat tetes. Tambahkan 10 tetes HCl pekat pada cekungan
pada pelat tetes B1 B3, aduk larutan dan bandingkan dengan larutan
dalam cekungan pelat tetes A1 A3.
Teteskan air dalam cekungan B1 B3 hingga
hampir penuh. Bandingkan warna larutan-larutan dengan larutan asli
dalam cekungan A1 A3.

Percobaan-2 : Pembuatan Kompleks dari Ion Tembaga (II)


-

Letakkan 10 tetes larutan CuSO4 0,1 M dalam


cekungan C1 C4. tambahkan 5 tetes NH3 pekat dalam C1, 5 tetes
etilendiamina dalam C2, dan 5 tetes KSCN 0,1 M dalam C 3. jika
timbul endapan, tambahkan ligannya hingga berlebih. Bandingkan
warna larutan dalam C1 C3 dengan larutan CuSO4 asli pada C4.
Untuk
menguji
kestabilan
kompleks,
tambahkan 3-5 tetes larutan NaOH 1 M pada cekungan C1 C4.
Jelaskan pengamatan Anda.

Percobaan-3 : Pembuatan Kompleks dari Ion Nikel (II)


-

Gunakan cekungan D1 D4 dan ulangi


percobaan B-1 dengan menggunakan NiCl2 0,1 M sebagai ganti
CuSO4. amati dan catat hasilnya.
Untuk kestabilan kompleks, tambahkan 3-5
tetes NaOH 1 M pada cekungan D1 D4 dan jelaskan pengamatan
Anda.

Percobaan-4 : Pembuatan Kompleks dari Ion Kobalt(II)

169

Ulangi percobaan B-1 dalam cekungan A6


D6, gunakan Co(NO3)2 0,1 M sebagai ganti CuSO 4. amati dan catat
hasilnya.
Untuk
menguji
kestabilan
kompleks,
tambahkan 3-5 tetes NaOH 1 M dalam cekungan A6 D6 dan
jelaskan hasil pengamatan Anda.

Percobaan-5 : Sintesis Tetraminatembaga (II) sulfat Monohidrat


-

Timbang 6 g ( 0,01 g) tembaga (II) sulfat


pentahidrat, [Cu(H2O)4]SO4.H2O dan masukkan dalam gelas kimia
150 mL yang kering. Larutkan sampel ini dengan 15 mL air.
Panaskan bila perlu dan pindahkan gelas kimia dalam almari asam.
Tambahkan NH3 pekat sampai endapan yang
mula-mula terbentuk larut kembali. Dinginkan larutan yang
berwarna biru gelap ini dalam penangas es. Dinginkan 20 mL etanol
95% dalam penangas es dan setelah temperaturnya sama dengan
penangas es kemudian dengan pelan-pelan tuangkan ke dalam
larutan biru gelap tadi.
Timbang selembar kertas saring ( 0,01 g),
pasang pada corong Buchner. Saring larutan dengan vacum, cuci
endapannya dengan 5 mL etanol 95% dingin dan 5 mL aseton.
Letakkan kertas saring dan padatan yang diperoleh pada gelas arloji
dan biarkan kering. Tentukan massa kertas saring dan padatannya.
Hitung persentase hasilnya.
Kumpulkan endapan yang diperoleh dalam
tempat yang telah disediakan dan beri label, kemudian serahkan pada
instruktur.
Percobaan-6 : Sintesis Heksaminanikel (II) klorida
-

Dalam erlenmeyer 125 mL, larutkan 6 g (


0,01 g) nikel (II) klorida heksahidrat, [Ni(H2O)6]Cl2, dalam tidak

170

lebih dari 10 mL air hangat (~50oC). Dalam almari asam, tambahkan


pelan-pelan 25 mL NH3 pekat.
Dinginkan campuran/larutan dalam penangas
es. Dinginkan 15 mL etanol 95% dalam penangas es, kemudian
tambahkan etanol dingin ini dalam larutan yang diperoleh pada
langkah 1. Biarkan campuran mengendap sempurna untuk
memberikan hasil yang berwarna lavender (lembayung muda).
Timbang selembar kertas saring ( 0,01 g),
pasang pada corong Buchner. Saring larutan dengan vacum, cuci
endapannya dengan 5 mL etanol 95% dingin dan 5 mL aseton.
Letakkan kertas saring dan padatan yang diperoleh pada gelas arloji
dan biarkan kering. Tentukan massa kertas saring dan padatannya.
Hitung persentase hasilnya.
Kumpulkan endapan yang diperoleh dalam
tempat yang telah disediakan dan beri label, kemudian serahkan pada
instruktur.

Percobaan-7 : Sintesis Tris(etilenadiamina) nikel (II) Klorida


Dihidrat
-

Dalam erlenmeyer 125 mL, larutkan 6 g (


0,01 g) nikel (II) klorida heksahidrat, [Ni(H2O)6]Cl2, dalam tidak
lebih dari 10 mL air hangat (~50oC). Dinginkan campuran dalam
penangas es. Dalam almari asam, tambahkan pelan-pelan 5 g
etilenadiamina.
Dinginkan campuran/larutan dalam penangas
es. Dinginkan 15 mL etanol 95% dalam penangas es, kemudian

171

tambahkan etanol dingin ini dalam larutan nikel (II) klorida. Biarkan
campuran mengendap sempurna.
Timbang selembar kertas saring ( 0,01 g),
pasang pada corong Buchner. Saring larutan dengan vacum, cuci
endapannya dengan 5 mL etanol 95% dingin dan 5 mL aseton.
Letakkan kertas saring dan padatan yang diperoleh pada gelas arloji
dan biarkan kering. Tentukan massa kertas saring dan padatannya.
Hitung persentase hasilnya.
Kumpulkan endapan yang diperoleh dalam
tempat yang telah disediakan dan beri label, kemudian serahkan pada
instruktur.

Lembar Pengamatan
Pengamatan Percobaan-1 : Kompleks kloro dari tembaga (II), nikel
(II), dan
kobalt (II)
Larutan

Warna
larutan

Warna
setelah
ditambah

Rumus
kimia

Pengaruh
penambahan
H2O
172

HCl
CuSO4 0,1
M
Ni(NO3)2 0,1
M
CoCl2 0,1 M
Pertanyaan : Mana yang lebih stabil, kompleks dengan air atau dengan
klor
Pengamatan Percobaan-2 : Kompleks dari ion tembaga (II)
Ligan

Warna

Rumus kimia

Pengaruh H2O

NH3
Etilendiamina
SCNH2O

Pengamatan Percobaan-3 : Kompleks dari ion nikel (II)


Ligan
NH3
Etilendiamina
SCNH2O

Warna

Rumus kimia

Pengaruh H2O

Pengamatan Percobaan-4 : Kompleks dari ion kobalt (II)

173

Ligan
NH3
Etilendiamina
SCNH2O

Warna

Rumus kimia

Pengaruh H2O

Sintesis senyawa koordinasi


Nama dan rumus kimia senyawa koordinasi : ............................................
1. Berat rekatan
= ........................... g
2. Berat kertas saring
= ........................... g
3. Berat kertas saring dan senyawa hasil sintesis = ........................... g
4. berat senyawa hasil sintesis
= ........................... g
5. Berat senyawa hasil sintesis teoritis
= ........................... g
6. Persentase senyawa hasil sintesis
= .......................... %
Pertanyaan
1. Apa yang dimaksud dengan senyawa kompleks?
2. Apa yang dimaksud dengan ligan?
3. Bedakan antara ligan monodentat dan ligan bidentat.
PERCOBAAN 13
PEMBUATAN KALIUM NITRAT

A. Kompetensi/Tujuan
Setelah melakukan percobaan dan pengamatan pada praktikum
ini, mahasiswa diharapkan dapat:
-

Membuat garam kalium nitrat dari hasil reaksi


antara natrium nitrat dengan kalium klorida.

174

Memisahkan garam kalium nitrat yang


terbentuk dari hasil samping natrium klorida berdasarkan
perbedaan kelarutannya.

B. Deskripsi Singkat Masing-Masing Percobaan


Dalam percobaan ini akan dipelajari pembuatan dan cara
pemisahan garam kalium nitrat. Dua senyawa hasil reaksi antara kalium
klorida dan natrium nitrat, yaitu natrium klorida dan kalium nitrat,
dipisahkan berdasarkan sifat kelarutannya yang jauh berbeda pada
temperatur tertentu.

C. Dasar Teori
Kalium Nitrat adalah suatu senyawa garam nitrat dari kalium dengan
rumus molekul KNO3Percobaan pembuatan kalium nitrat ini bertujuan
untuk mempelajari pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara
Natrium nitrat dan Kalium klorida serta mempelajari pemisahan garam
kalium nitrat dari hasil samping natrium klorida berdasarkan perbedaan
kelarutan. Prinsip dalam percobaan pembutan garam kalium nitrat ini
adalah berdasarkan pada perbedaan kelarutan. Metode yang digunakan
yaitu Kristalisasi (yaitu, metode pemisahan dengan cara pembentukan
Kristal sehingga campuran dapat dipishkan), dan Rekristalisasi (yaitu,
pemurnian endapan yang dihasilkan).
Pembuatan garam kalium Nitrat
1.
Percobaan pembuatan garam kalium nitrat ini bertujuan untuk
mempelajari pembuatan garam kalium nitrat hasil reaksi antara Natrium
nitrat dan Kalium klorida. Metode yang digunakan yaitu Kristalisasi.
Percobaan ini dilakukan dengan mereaksikan kalium korida (KCl)
dengan natriun nitrat (NaNO3)

175

Garam Kalium klorida dan garam natrium nitrat masing-masing


dilarutkan kedalam aquadest dengan tujuan agar garam Kalium klorida
dan garam natrium nitrat dapat melarut sehingga terbentuk suatu larutan.
Untuk menghasilkan suatu Kalium nitrat dapat dibuat dari kalium klorida
dengan garam natrium nitrat. Jika larutan jenuh dari masing-masing
reaksi dicampur, maka NaCl akan mengendap, karena NaCl kurang larut
dalam aquadest.
Campuran larutan Kalium klorida dan garam natrium nitrat ini
dipanaskan dengan tujuan untuk mempercepat reaks antara larutan
Kalium klorida dan garam natrium nitrat.
Kelarutan bergantung pada berbagai kondisi seperti suhu, tekanan,
konsentrasi bahan-bahan lain didalam larutan itu dan pada komposisi
pelarutnya. Perubahan kelarutan dengan berubahnya suhu dapat menjadi
dasar untuk pemisahan.
Pada proses pemanasan terjadi suatu proses penguapan yaitu dengan
tujuan agar larutan pengotor atau aquadest dapat hilang dengan cara
terjadinya pemecahan mejadi gas O2 dan H2 yang akan teruapkan.
Pendinginan dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil daya larut, Jika
larutan didinginkan, maka larutan akan mengendap. Endapan adalah zat
yang memisahkan diri sebagai suatu fase yang keluar dari larutan.
Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang
bersngkutan.
Setelah itu dilakukan penyaringan dengan tujuan untuk memisahkan
suatu endapan dari larutan. Sehingga diperoleh endapan Kalium Nitrat.
Natrium nitrat bersifat higroskopis, oleh karena itu untuk berbagai
keperluan, natrium nitrat yang lebih murah itu diubah menjadi garam
kalium. Kalium nitrat dapat dibuat dari KCl yang terdapat dalam mineral
silvit dan natrium nitrat. Jika larutan jenuh dari masing-masing pereaksi
dicampur, NaCl yang kurang larut akan mengendap.
KCl (aq) + NaNO3 (aq)

NaCl (s) + KNO3 (aq)

176

Jika larutan didinginkan, maka kalium nitratnya akan mengendap.


Endapan ini dapat dipisahkan kemudian dimurnikan dengan cara
sekristalisasi. Nama umum untuk kalium nitrat adalah sendawa,
sedangkan natrium nitrat disebut sebagai sendawa Chili. Kalium nitrat
mengkristal dalam bentuk prisma rombik, tetapi jika larutannya diuapkan
perlahan-lahan pada kaca arloji, maka akan mengkristal dalam bentuk
rombohedral isomorf.
Dalam percobaan ini akan dipelajari pembuatan dan cara
pemisahan garam kalium nitrat. Dua senyawa hasil reaksi di atas, yaitu
senyawa natrium klorida dan kalium nitrat, dapat dipisahkan berdasarkan
sifat kelarutannya yang jauh berbeda pada temperatur tertentu. Kelarutan
beberapa garam pada temperatur tertentu dapat dilihat pada Gambar 13.1
berikut.

larutan

177

Gambar 13.1
2.

Rekristalisasi

Percobaan ini bertujuan untuk mempelajari pemisahan garam kalium


nitrat dari hasil samping natrium klorida. Metode yang digunakan yaitu
Rekristalisasi (yaitu, pemurnian endapan yang dihasilkan). Prinsip dalam
percobaan pembutan garam kalium nitrat ini adalah berdasarkan pada
perbedaan kelarutan
Endapan kalium klorida yang dihasilkan ditambahkan aquadest dengan
tujuan agar larutan garam Kalium nitrat dapat terpisah dari hasil samping
yang berupa natrium klorida. larutan garam Kalium nitrat dapat terpisah
dari natrium klorida karena larutan garam kalium nitrat dan natrium
klorida memiliki perbedaan sifat kelarutan. Garam kalium nitrat mudah
larut dalam aquadest sedangkan natrium nitrat kurang larut dalam
aquadest. Karena larutan garam natrium nitrat bersifat larutan jenuh,
yaitu suatu larutan yang tidak bisa mengalami pelarutan kembali.
Larutan garam campuran antara Kalium nitrat dan natrium klorida serta
aquadest, dipanaskan dengan tujuan agar kalium nitrat dapat cepat
bereaksi dengan kaliun nitrat. Fungsi aquadest yaitu untuk mengikat
garam kalium nitrat dan memisahkannya dari hasil samping yaitu berupa
natrium klorida.
Pada proses pemanasan terjadi suatu proses penguapan yaitu dengan
tujuan agar larutan pengotor atau aquadest dapat hilang dengan cara
terjadinya pemecahan mejadi gas O2 dan H2 yang akan teruapkan. Selain
itu untuk untuk membuat tekanan total dengan permukaan lebih kecil
dari tekanan uap pada suhu tersebut.

178

Pendinginan dilakukan dengan tujuan untuk memperkecil daya larut, Jika


larutan didinginkan, maka larutan akan mengendap. Endapan ini dapat
dipisahkan kemudian dimurnikan dengan cara rekristalisasi. Suatu zat gas
atau cair dapat mendingin atau memadat serta membentuk Kristal karena
mengalami proses kristalisasi. Kristal-kristal juga akan terbentuk dari
suatu larutan yang akan dijenuhkan dengan pelarut tertentu. Semakin
besar kristalnya maka semakin baik, karena semakin kecil kemungkinan
tercemar oleh kotoran.
Setelah itu dilakukan penyaringan dengan tujuan untuk memisahkan
suatu endapan dari larutan. Sehingga diperoleh endapan kristal Kalium
Nitrat.
Kalium nitrat mengkristal dalam bentuk prisma rombik, tetapi jika
larutannya diuapkan perlahan-lahan pada kaca arloji maka akan
mengkristal dalam bentuk rombohedial isomof.
Salah satu penerapan yang paling berguna dari kalium nitrat ialah dalam
produksi asam sendawa, dengan menambahkan asam sulfat yang
terkonsentrasi pada larutan encer kalium nitrat, menghasilkan asam
sendawa dan kalium sulfat yang terpisah melalui distilasi
fraksional.Kalium nitrat juga digunakan sebagai pupuk, sebagai model
bahan pembakar rocket, dan dalam beberapa petasan seperti bom asap,
pada yang mana campuran dengan gula memproduksi jelaga asap 600
kali dari volumnya sendiri. Dalam proses pengawetan makanan, kalium
nitrat merupakan komposisi umum dari daging yang diasinkan. Kalium
Nitrat juga komponen utama dalam penghilang puntung. Juga telah
digunakan dalam pembuatan es krim. Kesalahan konsepsi terkenal ialah
bahwa kalium nitrat itu antafrodisiak dan ditambahkan dalam makanan
dalam adat yang biasa dikerjakan lelaki. Nyatanya kalium nitrat tak
memiliki efek seperti itu pada manusia. Kini, penggunaan kalium nitrat
dalam pasta gigi untuk gigi sensitif telah bertambah secara dramatis,
walau nyatanya telah tak ditampakkan untuk membantu dengan
sebenarnya hipersensitivitas gigi

179

D. Alat Dan Bahan


Peralatan yang Diperlukan :
Corong

e. Gelas kimia 400 mL

f. Gelas kimia 400 mL


Bahan-bahan yang Diperlukan :
g. Kalium klorida

Cawan
penguapan

Natrium nitrat

5. Prosedur Percobaan
Percobaan-1 : Pembuatan garam kalium nitrat
-

Larutkan 15 gram kalium klorida dan 17 gram


natrium nitrat masing-masing dalam 50 mL air panas.
Campurkan kedua larutan tersebut, kemudian
uapkan sampai volume larutan menjadi 40 mL (gunakan penangas
air).
Dalam keadaan panas, saringlah larutan
tersebut kemudian larutan diuapkan lagi sampai volumenya 20 mL.
Dinginkan larutan itu, kemudian saringlah
kristal kalium nitrat yang terbentuk.
Percobaan-2 : Pemurnian kristal kalium nitrat
-

Larutkan kristal yang dihasilkan dengan sedikit


air suling dengan cara pemanasan.
Dinginkan larutan tersebut, kemudian saringlah
kristal kalium nitratnya (diharapkan sudah bebas dari ion klorida).
Timbang kristal yang dihasilkan.

180

6.

Lembar Pengamatan
Kristal kalium nitrat yang telah diperoleh ditimbang lalu dihitung
rendemennya dengan perhitungan sebagai berikut.
Rendemen kalium nitrat =

Berat kalium nitrat hasil rekristalisasi


Berat kalium nitrat teoritis

7.
Pertanyaan
1. Hitung rendemen kalium nitrat yang dihasilkan!

DAFTAR PUSTAKA
Abdel-Aal, H.K., dan Hussein I.A. 1993.Parametric Study for Saline
Water Electrolysis: Part I--Hydrogen Production. International
Journal Hydrogen Energy 18 (6),Hal 485-489.
Abdel-Aal, H.K., Hussein I.A., Sultan. S.M. 1993. Parametric Study
for Saline Water Electrolysis: Part II-Chlori ne Evolution, Selectivity
and Determination. Intern ational Journal HydrogenEnergy 18 (7),
Hal 545-551.
Beran J.A. 1994. Laboratory Manual for Principles of General
Chemistry. Fifth Edition. New York: John Wiley & Sons, Inc.
Brady, J.E. 1999. General Chemistry Principles and Structure. 5th ed.
Jakarta: BinarupaAksara.

181

Brobst, D. A., and Pratt, W. P.. Ritter, Stephen K. (2003). "C&EN: It's
Elemental: The Periodic Table Cesium". American Chemical
Society.
Hiskia Achmad. (1990). Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. FMIPA,
ITB Bandung.
Huang, Yu-R., Hung, Yen-C., Hsu, Shun-Y., Huang, Yao-W., and Hwang,
Deng-F. 2008. Application of Electrolyzed Water in the Food
Industry. J ournal of Food Control. 19. Hal 329-345.
Huheey, J.E. 1973. Inorganic Chemistry. London: Harper & Row
Jeffery, G.H., Bassett, J., Mendham, J., dan Denney, R.C. 1989. V
ogels Textbook of Quantitative Chemical Analysis. New York:
John Wiley & Sons.
Kirchhoff,, G.; Bunsen, R. (1861). "Chemische Analyse durch
Spectralbeobachtungen". Annalen der Physik und Chemie
Lambert, John & Muir T.A. (1974). Practical Chemistry. London:
Heinemann Educational Books.
Lake, James A. (2006). Textbook of Integrative Mental Health Care. New
York:
Liptrot, G.F. 1980. Modern Inorganic Chemistry. London : The English
Book Society and Mills & Boon Limited.
Maksum Nitiatmodjo. (1983). Kimia Anorganik, Buku 2. FPMIPA, IKIP
Malang.
Svehla, G. 1990. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro
dan Semimikro.Jakarta: PT. Kalman Media Pustaka

182

Wise, M. A. (1995). "Trace element chemistry of lithium-rich micas from


rare-element granitic pegmatites". Mineralogy and Petrology.

SENARAI
Adsorpsi Penyerapan secara fisika, dengan mengikat molekul yang
diserap pada permukaan adsorben
Aerosol Padat Koloid yang disusun oleh fasa terdispersi padat dengan
medium pendispersinya berupa gas
Affinitas Elektron Energi yang dibebaskan oleh sebuah atom untuk
menerima elektron
Aldosa Polihidroksi dengan gugus aldehid
Alkalosis Kelebihan oksigen pada sistem respirasi yang mengakibatkan
penurunan kadar CO2, yang memberi dampak pada kenaikan pH
darah
Alkana Senyawa karbon yang memiliki ikatan tunggal
183

Alkanol Senyawa monohidroksi turunan alkana


Alkena Senyawa karbon yang memiliki ikatan rangkap dua
Alkohol Primer Senyawa alkohol yang gugus hidroksilnya terikat pada
atom C primer
Amfoterik Sifat suatu molekul yang dapat berperilaku sebagai asam
yang dapat mendonasikan proton pada basa kuat, atau dapat juga
berperilaku sebagai basa yang dapat menerima proton dari asam
kuat
Amilosa Polisakarida tak bercabang terdiri dari molekul DGlukopiranosa yang berikatan (1 4) glikosidik dalam struktur
rantai lurus
Anhidrat Keadaan senyawa yang kehilangan molekul air
Anoda Elektroda tempat terjadinya reaksi oksidasi
Asam Zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, misalnya memiliki rasa
asam, dapat merusak permukaan logam juga lantai marmer atau
sering juga disebut dengan korosif
Asam Cuka Asam asetat
Asam Lemak Jenuh Asam lemak yang hanya memiliki ikatan tunggal di
antara atom-atom karbon penyusunnya
Asam Lemak Tidak jenuh asam lemak yang hanya memiliki minimal
memiliki satu ikatan rangkap di antara atom-atom karbon
penyusunnya

184

Aturan Aufbau Aturan ini menyatakan bahwa elektron-elektron dalam


suatu atom akan mengisi orbital yang memiliki energi paling
rendah dilanjutkan ke orbital yang lebih tinggi
Aturan Hund Aturan ini menyatakan bahwa elektron dalam mengisi
orbital tidak membentuk pasangan terlebih dahulu
Aturan Pauli Aturan ini menyatakan bahwa dua elektron didalam
sebuah atom tidak mungkin memiliki ke empat bilangan kuantum
yang sama
Autokatalis Katalisator yang terbentuk dengan sendirinya dalam suatu
reaksi
Basa Zat yang memiliki sifat-sifat yang spesifik, seperti licin jika
mengenai kulit dan terasa getir serta dapat merubah kertas lakmus
biru menjadi merah
Bilangan Kuantum Azimut Bilangan yang menentukan bentuk dan
posisi orbital sebagai kebolehjadian menemukan tempat kedudukan
elektron dan merupakan sub tingkat energi
Bilangan Kuantum Magnetik Bilangan yang menentukan bagaimana
orientasi sudut orbital dalam ruang
Bilangan Kuantum Spin Bilangan yang menggambarkan ciri dari
elektron yang berotasi terhadap sumbunya dan menghasilkan dua
arah spin yang berbeda
Bilangan Kuantum Utama Bilangan ini menentukan tingkat energi satu
elektron yang menempati sebuah ruang tertentu dalam atom, hal ini
juga menjelaskan kedudukan elektron terhadap inti atom

185

Bilangan Oksidasi Sebuah bilangan yang ada dalam sebuah unsur dan
menyatakan tingkat oksidasi dari unsur tersebut
Dehidrohalogenasi Reaksi yang menyebabkan hilangannya hidrogen
dan halogen dari suatu molekul
Dekarboksilasi Reaksi pelepasan molekul CO2
Derajat Disosiasi Perbandingan antara banyaknya zat yang terurai
dengan jumlah zat awalnya
Disosiasi Peristiwa penguraian zat secara spontan menjadi bagian-bagian
yang lebih sederhana
Efek Tyndall Penghamburan cahaya oleh partikel-partikel yang terdapat
dalam sistem koloid sehingga berkas cahaya dapat dilihat jelas
walapupun partikelnya tidak tampak
Elektroforesa Proses pemisahan koloid yang bermuatan dengan bantuan
arus listrik
Elektrokimia Cabang ilmu yang mempelajari hubungan energi listrik
dengan reaksi kimia
Elektrolisis Air Penguraian molekul air menjadi unsur-unsur asalnya
dengan mengalirkan arus listrik
Elektron Partikel penyusun atom yang bemuatan negatif
Elektron Valensi Elektron pada orbital terluar
Elektronegatifitas Kemampuan suatu atom untuk menarik elektron

186

Elektroplating Proses pelapisan permukaan logam dengan logam lain


Energi Aktivasi Energi kinetik minimum yang harus dimiliki atau
diberikan kepada partikel agar tumbukannya menghasilkan sebuah
reaksi
Energi Ikatan Energi yang diperlukan untuk memutuskan ikatan antar
atom dari satu mol senyawa dalam bentuk gas dan dihasilkan atomatom gas
Energi Ionisasi Energi terendah yang dibutuhkan sebuah atom untuk
dapat melepaskan elektron valensinya
Entalpi Kandungan energi suatu zat pada tekanan tetap
Entalpi Pelarutan Entalpi reaksi pelarutan dari satu mol senyawa
kedalam pelarut dan menjadi larutan encer
Entalpi Pembakaran Entalpi reaksi pembakaran sempurna satu mol
senyawa dengan oksigen
Fraksi Mol Bilangan yang menyatakan rasio jumlah mol zat terlarut dan
pelarut dalam sebuah larutan
Garam Senyawa yang bersifat elektrolit, dibentuk dari sisa basa atau
logam yang bermuatan positif dengan sisa asam yang bermuatan
negative
Gaya Van Der Waals Gaya tarik menarik antar dipol dalam suatu zat
yang disebabkan distorsi pada distribusi elektronnya sehingga
terjadi dispersi muatan positif atau dispersi muatan negatifnya
membentuk dipol yang bersifat temporer dalam setiap atom

187

Gerak Brown Pergerakan yang tidak teratur (zig-zag) dari partikelpartikel koloid
Glikogenesis Pelepasan insulin oleh pankreas akibat peningkatan kadar
gula darah, sehingga hati mengubah glukosa menjadi glikogen dan
asam piruvat, bersamaan dengan pengangkutan glukosa ke dalam
otot.
Glikosida Senyawa asetal yang terbentuk dari proses penggantian gugus
hidroksil (OH) dengan gugus alkoksi (OR)
Glukosa Suatu gula monosakarida, salah satu karbohidrat terpenting
yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan
dan merupakan salah satu hasil utama fotosintesis
Hibrid Resonansi Bentuk stabil yang dibentuk dari proses hibridisasi
dan resonansi ikatan, sehingga memiliki tingkat energi minimum
Hibridisasi Proses perpindahan elektron dari tingkat orbital yang rendah
ke yang lebih tinggi
Hidrasi Reaksi Penyisipan molekul air ke dalam suatu senyawa
Hidrolisis Reaksi penguraian zat oleh air
Ikatan Ion Ikatan yang terjadi karena adanya gaya listrik elektrostatik
antara ion yang bermuatan positif (kation) dengan ion yang
bermuatan negatif (anion)
Ikatan Kovalen Ikatan yang bentuk dengan cara penggunaan elektron
secara bersama
Ikatan Logam Interaksi antar atom di dalam sebuah logam

188

Ikatan Peptida Ikatan yang terjadi antara gugus karboksilat dari satu
asam amino dengan gugus amino dari molekul asam amino lainnya
dengan melepas molekul air
Isobar Unsur yang memiliki nomor massa yang sama, namun memiliki
jumlah proton dan netron yang berbeda
Isomer Dua molekul yang memiliki kesamaan rumus molekul namun
berbeda dalam penataan atom dalam molekulnya
Isoton Kondisi dimana dua unsur memiliki jumlah netron yang sama
Isotop Unsur yang memiliki jumlah elektron dan proton yang sama
namun berbeda jumlah netronnya
IUPAC International Union of Pure and applied Chemistry
Kalorimeter Alat yang digunakan untuk mengukur kalor yang diserap
atau dilepas suatu zat
Karbohidrat Hidrat suatu karbon: Cx(H2O)y , berupa polihidroksi
aldehida atau polihidroksi keton, turunan senyawa tersebut, dan
berbagai bahan yang bila dihidrolisis menghasilkan senyawa
tersebut
Katalisator Zat yang berperan untuk menurunkan Energi aktifasi dalam
suatu reaksi kimia
Katoda Elektroda tempat terjadinya reaksi reduksi
Kb Tetapan ionisasi basa

189

Kecepatan Reaksi Berkurangnya aatu bertambahnya konsentrasi zat A


dalam selang waktu tertentu
Keseimbangan Kimia Reaksi dua arah dimana kecepatan pembentukan
produk sama dengan kecepatan penguraian produk
Larutan Buffer Larutan yang terdiri dari garam dengan asam lemahnya
atau garam dengan basa lemahnya
Larutan Elektrolit Larutan yang zat terlarutnya mengalami ionisasi,
atau zat terlarutnya terurai menjadi ion positif dan negatif
Metabolisme Reaksi kimia yang terjadi di dalam mahluk hidup, mulai
dari mahluk bersel satu yang sangat sederhana seperti bakteri,
jamur, tumbuhan, hewan sampai manusia dengan tujuan
memperoleh, mengubah, dan memakai senyawa kimia dari
sekitarnya untuk kelangsungan hidupnya.
Mol Satuan yang sebanding dengan partikel sebanyak 6,023 x 1023
dalam setiap 1 satuannya
Molalitas Satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah mol zat yang
terdapat didalam 1000 gram pelarut
Molaritas Satuan konsentrasi yang didefinisikan sebagai banyak mol zat
terlarut dalam 1 liter (1000 ml) larutan
Normalitas Didefinisikan banyaknya zat dalam gram ekivalen dalam
satu liter larutan
Oksidasi Reaksi dari suatu unsur atau senyawa yang mengikat oksigen

190

Osmosis Proses merembesnya atau mengalirnya pelarut ke dalam larutan


melalui selaput semipermiabel
Pelarut Bagian terbesar dalam larutan
Pelarut Universal Pelarut yang dapat berinteraksi dan melarutkan
banyak senyawa kimia
Pemekatan Bertambahnya rasio konsentrasi zat terlarut didalam larutan
akibat penambahan zat terlarut
Pengenceran Berkurangnya rasio zat terlarut didalam larutan akibat
penambahan pelarut
Pereaksi Fehling Reagen yang digunakan untuk membedakan aldehida
dan keton berdasarkan pembentukan endapan merah Cu2O
Pereaksi Tollens Reagen yang digunakan untuk membedakan aldehida
dan keton berdasarkan pembentukan cermin perak
Persen Berat Satuan konsentrasi yang menyatakan banyaknya zat
terlarut dalam 100 gram larutan
Persen Volume Satuan konsentrasi yang menyatakan jumlah volume
(ml) dari zat terlarut dalam 100 ml larutan
pH Derajat keasaman
pH Meter Alat elektronik yang digunakan untuk mengukur pH
pOH Derajat kebasaan

191

Potensial Reduksi Beda potensial elektroda yang ukur menggunakan


pembanding SHE
Reaksi Dehidrasi Reaksi penghilangan molekul H2O
Reaksi Eksoterm Reaksi yang diikuti dengan pelepasan energi atau
menghasilkan energi,
Reaksi Endoterm Reaksi terjadi apabila kedalamnya diberikan energi
atau reaksi membutuhkan energi
Reaksi Hidrasi Reaksi adisi alkena menggunakan air (H2O) dengan
menggunakan katalis asam
Reaksi Reversibel Reaksi dapat balik, reaksi yang dapat berjalan pada
dua arah (pembentukan produk sekaligus penguraian kembali
produk menjadi reaktan)
Reduksi Peristiwa pengeluaran atau pelepasan oksigen dari senyawa
yang mengandung oksigen
Sabun Garam natrium atau kalium dari asam karboksilat
SCE Saturated Calomel Electrode, elektroda air raksa
Sel Elektrolisa Sel elektrokimia yang membutuhkan energi agar terjadi
reaksi kimia didalamnya
Sel Volta Sel elektrokimia yang menghasilkan energi ketika terjadi reaksi
atau reaksi kimia menghasilkan energi listrik
SHE Standart hydrogen electrode, elektroda hidrogen standar

192

Termokimia Cabang ilmu yang mempelajari hubungan kalor dengan


reaksi kimia
Termolabil Tidak tahan panas tinggi
Tingkat Reaksi Kecepatan reaksi pada sistem homogen (satu fase)
berbanding langsung dengan konsentrasi zat-zat yang bereaksi
dipangkatkan dengan koefisien masing-masing zat yang bereaksi
sesuai dengan persamaan reaksinya
TNT 2,4,6-Trinitro toluena, senyawa turunan benzena yang digunakan
sebagi bahan peledak
Toksik Bersifat racun
Volatil Mudah menguap
Zwitter Ion Senyawa yang memiliki sekaligus gugus yang bersifat asam
dan basa. Pada ph netral bermuatan positif (kation) maupun
bermuatan negatif (anion), mudah larut dalam air karena bermuatan
(air adalah pelarut polar) dan sukar larut dalam pelarut nonpolar

193

194

195

Anda mungkin juga menyukai