Anda di halaman 1dari 31

ABSTRAK

Setiap kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang bersifat ilmiah, dengan


mempunyai suatu tujuan tertentu disamping untuk membantu berbagai macam
konsep, pengertian dan kaidah serta teori yang didapat dari perkuliahan. Selain itu,
praktikum ini juga bermaksud untuk mengembangkan keterampilan dalam
menggunakan alat - alat serta dengan metode tertentu.
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memperkenalkan alat-alat
laboratorium serta fungsinya dalam praktikum kimia dasar.  Pertama praktikan
dikenalkan dengan alat-alat yang ada di laboratorium yang dipakai untuk melakukan
percobaan-percobaan. Kemudian praktikan diajarkan cara memakai alat-alat sesuai
dengan fungsinya masing-masing.
Pada tahap pengerjaannya, dimulai dari penimbangan dan pembuatan larutan
CuSO4 dan Pb Asetat. Kemudian di lakukan penyaringan larutan CuSO 4 dan Pb
Asetat tadi. Setelah itu dilanjutkan dengan kegiatan titrasi dengan tujuan untuk
membedakan miniskus atas dan bawah.
Dari percobaan ini, praktikan mendapatkan pengetahuan tentang alat-alat
laboratorium seperti pembakar gas dan alat-alat gelas. Pengetahuan tersebut seperti
fungsi dari pemakaian alat-alat tersebut, bagaimana cara pencucian alat-alat gelas
yang baik. Pengetahuan yang mendasar adalah praktikan dapat mengetahui bentuk,
keakuratan, serta kapasitas dari alat praktikum berbeda-beda sesuai dengan fungsinya
masing-masing

Kata kunci : Alat-alat laboratorium, miniskus, endapan


PERCOBAAN

PENGENALAN ALAT-ALAT LABORATORIUM

1. PENDAHULUAN

1.1 Tujuan Percobaan


Tujuan dari percobaan ini adalah memperkenalkan pembakar gas dan alat
gelas serta fungsinya dalam praktikum teknik kimia.

1.2 Latar Belakang


Laboratorium merupakan tempat yang dilengkapi berbagai macam alat dan
bahan-bahan yang berdasarkan metode keilmuan tertentu digunakan untuk penelitian,
percobaan ilmiah, praktek pembelajaran, dan produksi bahan tertentu. Pengenalan
alat-alat laboratorium penting dilakukan untuk keselamatan kerja saat melakukan
penelitian. Alat-alat laboratorium biasanya dapat rusak atau bahkan bisa berbahaya
jika penggunaannya tidak sesuai dengan prosedur.
Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-
namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna
sehingga meminimalisir hal-hal yang tidak diinginkan. Dalam percobaan pengenalan
alat-alat laboratorium akan dijelaskan secara detail mengenai fungsi dan spesifikasi
masing-masing alat.
Manfaat dari percobaan ini adalah praktikan dapat mengenal bahan-bahan
serta alat kimia yang digunakan di laboratorium. Selain itu, kita dapat mengenal cara
pembacaan miniskus dan cara penyaringan endapan serta dapat mengetahui bahan di
laboratorium, baik yang berbahaya maupun tidak berbahaya. Adapun aplikasinya
dalam dunia industri yaitu penggunaan alat-alat gelas seperti labu takar, erlenmeyer,
dan pipet ukur dalam industri air minum dalam kemasan.
2. DASAR TEORI

Definisi ilmu kimia adalah ilmu yang mempelajari bagaimana benda atau
materi di alam raya yang dapat diubah dari bentuk yang ada dengan sifat tertentu
menjadi bentuk-bentuk lain dengan sifat-sifat yang berbeda. Sebagai contoh, ilmu
kimia memberikan pengetahuan yang memungkinkan untuk perubahan bentuk
minyak alami menjadi berbagai bahan bakar dan sejumlah besar plastik, obat-obatan,
dan pestisida. Tangan ahli kimia sekarang mengembangkan proses-proses kimia dan
bahan yang diperlukan masyarakat modern tetapi secara serentak juga
meminimumkan dampaknya terhadap lingkungan (Petrucci,1987).
Ilmu kimia, sebagai ilmu pengetahuan alam, mempelajari komposisi dan
struktur zat kimia, serta hubungan keduanya dengan sifat zat tersebut. Komposisi
(susunan) zat menyatakan perbandingan unsur yang membentuk zat itu. Contoh air
dan etanol. Di dalam satu molekul air terdapat dua atom hidrogen dan satu atom
oksigen, sedangkan dalam molekul etanol terdapat dua atom karbon, enam atom
hidrogen, dan satu atom oksigen (Syukri,1994).
Kegiatan praktikum merupakan kegiatan yang bersifat ilmiah dan mempunyai
satu tujuan tertentu. Di samping itu berbagai macam konsep, pengertian, serta teori
yang didapat dari perkuliahan. Selain itu praktikum ini juga bermaksud untuk
mengembangkan keterampilan dalam menggunakan alat-alat dengan metode tertentu
(Keenan,1998).
Ketika melaksanakan praktikum tidak diperkenankan menggunakan alat-alat
kaca yang tidak bersih. Alat yang terbuat dari kaca seperti gelas piala atau labu
erlenmeyer serta labu volumetrik mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk
dapat bersih dengan benar. Selain itu perlu mengetahui alat-alat laboratorium dan
fungsinya. Praktikan juga harus menguasai segala sesuatu mengenai bahan-bahan
yang akan digunakan, bahwa semua bahan kimia adalah racun dan jika tidak
digunakan dengan benar dapat berakibat buruk (Day,1999).
Analisis tidak boleh dilakukan dengan alat kaca yang tidak bersih. Alat kaca
yang tampaknya bersih belum tentu bersih dari sudut pandang seorang analis.
Permukaan yang tampaknya tak ada kotoran sering masih dicemari oleh lapisan tipis,
tak tampak yang berminyak. Bila air ditumpahkan dari dalam suatu wadah yang
sudah tercemar, air tidak terbuang secara seragam dari dalam permukaan kaca., tetapi
menyisakan tetesan yang terkecil, yang merepotkan atau kadang-kadang mustahil
dipulihkan. Alat kaca yang bisa dimasuki sikat seperti beker atau labu erlenmeyer
paling baik dibersihkan dengan sabun atau detergen sintetik. Pipet, buret atau labu
volumetrik mungkin memerlukan larutan detergen panas untuk bisa benar-benar
bersih. Jika permukaan kaca itu masih belum membuang airnya secara seragam,
mungkin perlu digunakan larutan pembersih, yang bersifat oksidasinya kuat dapat
memastikan kebersihan permukaan kaca keseluruhan. Setelah dibersihkan, alat itu
hendaknya dibilas beberapa kali dengan air keran, kemudian dengan sedikit air
suling, dan akhirnya dibiarkan mengering sendiri. Larutan pembersih biasanya tidak
dipakai untuk tugas biologi karena banyak mikroorganisme yang peka terhadap sisa
kromium yang tetap tinggal pada kaca sekalipun setelah dibilas bersih-bersih
(Day,1999).
Di samping beberapa peralatan biasa yang dipakai dalam laboratorium
terdapat sejumlah item tertentu yang menarik perhatian para ahli kimia analitik.
Berikut adalah macam-macamnya (Day,1999):
a. Botol cuci
Setiap mahasiswa hendaknya mempunyai botol cuci dengan kapasitas yang
sesuai yang dapat mengalirkan air suling dari dalam ujung paruh yang disambung ke
bagian utama botol itu. Salah satu tipe yang sederhana, terbuat dari polietilena yang
bodinya bisa ditekan untuk mendorong air keluar dari ujung paruh. Botol cuci
digunakan bila diperlukan aliran air suling yang kecil dan terarah, seperti bila
membilas dinding dalam bejana kaca untuk menjamin tidak adanya larutan sampel
yang hilang.
b. Batang pengaduk

Batang pengaduk digunakan untuk mengaduk larutan atau suspensi, biasanya


dalam beker. Di samping itu batang pengaduk digunakan dalam memindahkan larutan
dari bejana yang satu ke bejana yang lain. Bila suatu larutan air dituangkan dari bibir
suatu bejana seperti beker, ada kecenderungan sejumlah cairan akan mengalir di
sepanjang dinding luar kaca itu. Ini dapat dicegah dengan menuangkan larutan itu
melewati batang pengaduk, dimana batang tersebut dibuat bersentuhan dengan bibir
bejana dan mengarahkan aliran cairan ke dalam bejana penerima. Batang pengaduk
juga berperan sebagai pegangan untuk “rubber policeman” (sepotong slang karet
yang satu ujungnya dilelehkan sehingga mereka menjadi satu, dan lewat ujung lain
batang pengaduk dimasukkan ke dalam selang ini, benda ini digunakan untuk
menyelamatkan sejumlah kecil endapan yang menempel pada dinding dalam beker).
c. Desikator
Desikator adalah sebuah bejana biasanya terbuat dari kaca, namun kadang-
kadang dari logam, yang digunakan untuk menyetimbngkan dalam ruang terbuka,
temperatur umumnya akan mendekati temperatur kamar. Normalnya kelembaban
udara seperti inilah yang diinginkan objek seperti botol timbang atau krus dan zat-zat
kimia cenderung menarik kelembaban dari udara. Desikator akan menyediakan
kesempatan bagi bahan-bahan tersebut untuk berkesetimbangan dengan atmosfer
yang kelembabannya rendah dan terkendali sehingga kesalahan yang disebabkan oleh
penimbangan air bersama-sama dengan objek itu dapat dihindarkan.
d. Pipet
Beberapa jenis pipet biasa digunakan yaitu pipet transfer yang digunakan
untuk memindahkan larutan yang volumenya sudah pasti, dari wadah satu ke wadah
yang lain. Pipet itu harus dibersihkan bila air suling tidak menetes keluar dengan
seragam, tetapi menyisakan tetesan kecil yang menempel pada dinding dalam.
Pembersihan dapat dilakukan dengan larutan detergent hangat atau dengan larutan
pembersih.
e. Buret

Buret digunakan untuk menghantarkan volume yang sudah pasti namun dapat
diubah-ubah, kebanyakan dalam filtrasi. Keran terbuat dari kaca teflon. Kaca teflon
tidak memerlukan pelumasan, namun keran kaca hendaknya dilumasi tipis-tipis
dengan gemuk keran (bukan gemuk yang mengandung silikon). Jika saluran gemuk
itu terlalu tebal keran itu dapat bocor, gemuk itu juga dapat menyumbat ujung buret.
Untuk melumasi keran, lepaskan bagian tengah keran maupun dinding dalam
gendang keran, bersihkan dengan menghapusnya dengan kain atau kertas tisu.
Pastikan bahwa lubang-lubang kecil tidak tersumbat oleh gemuk (pembersih pipa
akan membantu membersihkannya). Kemudian tebarkan lapisan yang tipis dan
seragam dari gemuk keran tersebut pada bagian tengah keran, dengan menjaga agar
olesan di sekitar lubang itu sangat tipis. Akhirnya pasang kembali bagian tengah ke
dalam gendang keran dan putarlah bagian tengah itu dengan cepat, sambil memberi
sedikit tekanan ke arah bawah (ke dalam). Pelumas itu harus tampak seragam dan
tembus cahaya, dan partikel-partikel gemuk tak boleh tampak pada lubang.
Sebuah program jaminan mutu untuk meyakinkan pemakai akhir mengenai
kemampuan laboratorium untuk mencapai hasil yang akurat secara berulang-kali
memiliki banyak aspek dan memerlukan biaya. Akan ada seseorang dengan standar
profesional yang tinggi mengenai aspek kimiawi dari metode-metode dan jebakan
proses pengukuran. Olehnya, semua instrumen akan dikalibrasi, dipelihara, dan
diperbaiki bila perlu, para operator akan dilatih dengan baik, didorong, dan dipantau
dengan bijaksana. Akan ada suatu sistem yang sukar sekali diubah untuk mencegah
kesalahan identifikasi sampel, dan catatan akan dijaga dengan cermat. Sampel-sampel
dengan kadar analit yang diketahui akan sering diajukan, tak dapat dibedakan dari
yang tak diketahui oleh personel laboratorium (Day,1999).
Data yang diperoleh dalam penelitian bisa bersifat kualitatif, terdiri dari hasil-
hasil pengamatan umum tentang sistemnya, maupun bersifat kuantitatif, yang berupa
angka-angka yang diperoleh lewat berbagai pengukuran terhadap sistem kimiawan
umumnya menggunakan lambang-lambang dan persamaan baku dalam mencatat hasil
pengukuran dan pengamatan. Bentuk penyajian seperti ini bukan hanya akan
menyederhanakan proses pencatatan, tetapi juga menyederhanakan dasar bersama
untuk komunikasi dengan kimiawan lain (Chang,2004).
Kegiatan mengukur dapat diartikan sebagai proses perbandingan suatu obyek
terhadap standar yang relevan dengan mengikuti peraturan-peraturan terkait dengan
tujuan untuk dapat memberikan gambaran yang jelas tentang obyek ukurnya. Dengan
melakukan proses pengukuran dapat (Yefri,2011):
- Membuat gambaran melalui karakteristik suatu obyek atau prosesnya.
- Mengadakan komunikasi antar perancang, pelaksana pembuatan, penguji mutu
dan berbagai pihak lainnya yang terkait.
- Memperkirakan hal-hal yang terjadi.
- Melakukan pengendalian agar sesuatu yang akan terjadi dapat sesuai dengan
harapan perancang.
Setiap pengukuran harus diperhatikan dua hal, yaitu keabsahan dan kuantitas
pengukuran. Keabsahan pengukuran berhubungan dengan jenis alat ukur, misalnya
pengukuran zat kimia bisa memakai timbangan analitis, timbangan teknis hanya dapat
diukur massa zat dalam satuan gram, sedangkan timbangan analitis sampai milligram.
Yang dimaksud ketelitian dalam pengukuran adalah seberapa dekat hasil pengukuran
dengan nilai sebenarnya. Umumnya jika kecermatan ditingkatkan ketelitiannya akan
lebih tinggi. Yang dapat mengurangi ketelitian adalah cara memakai alat yang tidak
tepat. Jadi ketepatan sangat berpengaruh, lingkungan serta cara alat itu harus sesuai
dengan petunjuk. Kuantitas pengukuran menyangkut masalah kecermatan dan
ketelitian, berhubungan dengan seberapa dekat hasil dari dua pengukuran atau lebih
(Syukri,1994).
3. METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Rangkaian Alat


Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas ukur, gelas beker,
pipet volume, corong, kertas saring, neraca analitik, gelas arloji, oven, cawan
porselin, batang pengaduk dan desikator.

Rangkaian Alat

Keterangan :
1. Propipet
2. Pipet Gondok
3. Gelas Beker

Gambar 1.1 Rangkaian Alat Pengambilan Pelarut

Keterangan :
1. Gelas Beker
2. Corong
3. Kertas Saring
4. Gelas Beker

Gambar 1.2 Rangkaian Alat Penyaring

3.2 Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquadest, CuSO4 0,2
M dan Pb asetat 0,2 M.

3.3 Prosedur Percobaan


3.3.1 Pengenalan Alat Gelas
Langkah pertama, buret, pipet, labu ukur, gelas beker, erlenmeyer, gelas arloji
dicuci dengan aquadest. Kemudian 100 mL aquadest dimasukkan ke dalam
erlenmeyer 250 mL menggunakan pipet. Selanjutnya buret diisi dengan aquadest
dengan sembarang angka, dibaca miniskusnya kemudian dikeluarkan dengan lambat
sampai beberapa milimeter dan dilihat lagi miniskusnya. Volume aquadest yang
keluar dihitung, diisi lagi aquadest ke dalam buret, dibaca lagi miniskusnya dan
dikeluarkan dengan cepat lalu dibaca lagi miniskusnya.

3.3.2 Penimbangan dan Pembuatan Larutan


Pertama-tama gelas arloji ditimbang pada neraca analitik, kemudian
dikalibrasi. Selanjutnya padatan CuSO4 sebesar 3,22 gram dan Pb asetat sebesar 6,5
gram masing-masing dimasukkan ke dalam gelas arloji lalu ditimbang dengan neraca
analitik. Setelah mendapatkan hasil yang pas, padatan CuSO 4 dan Pb asetat
dipindahkan ke dalam gelas beker yang berbeda dan ditambahkan aquadest sebanyak
40 mL lalu diaduk sampai homogen menggunakan batang pengaduk. Masing-masing
larutan kemudian dipindahkan lagi ke labu ukur dan ditambahkan aquadest sampai
mencapai 100 mL, setelah selesai lalu dikocok sampai terlarut sempurna. Larutan
CuSO4 dan Pb asetat kembali dipindahkan ke dalam gelas beker.

3.3.3 Penyaringan
Pertama-tama 10 mL larutan Pb asetat dan 10 mL larutan CuSO 4 dimasukkan
ke dalam erlenmeyer. Kemudian kedua larutan diaduk hingga homogen dan berubah
warna menjadi biru langit (biru keputihan). Larutan didiamkan hingga membentuk
endapan berwarna putih. Setelah itu, kertas saring dipanaskan ke dalam oven lalu
ditimbang di atas neraca analitik dan massanya dicatat. Kertas saring lalu dilipat
menjadi ¼ lingkaran kemudian dilipat lagi menjadi 2-3 lipatan, kertas saring yang
sudah dilipat dimasukkan ke dalam corong lalu dibasahi sedikit dengan aquadest.
Corong dimasukkan lagi ke dalam erlenmeyer lalu larutan disaring. Setelah larutan
tersaring, kertas saring dimasukkan ke dalam cawan porselin lalu dioven pada 100°C
selama 15 menit. Setelah dioven, endapan dimasukkan ke dalam desikator selama 10
menit. Proses terakhir, endapan ditimbang untuk mengetahui massanya.
3.4 DIAGRAM ALIR

3.4.1 Pengenalan Alat Gelas

Buret, pipet, labu ukur, gelas beker,


erlenmeyer, dan gelas arloji

- dicuci

100 mL aquadest

- dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 mL


menggunakan pipet

aquadest

- diisi ke dalam buret pada sembarang angka,


dibaca miniskusnya
- dikeluarkan beberapa mL dengan lambat dibaca
miniskusnya
- dihitung volume aquadest yang keluar
- diisi lagi ke dalam buret, dibaca miniskusnya
- dihitung volume volume aquadest yang keluar
- diisi lagi ke dalam buret, dibaca miniskusnya
- dikeluarkan dengan cepat, dibaca miniskusnya

Hasil

Gambar 1.3 Diagram Alir Pengenalan Alat Gelas


3.4.2 Penimbangan dan Pembuatan Larutan

CuSO4

- ditambahkan sebesar 3,22 gram ke dalam gelas


arloji
- ditimbang dengan neraca analitik
- dimasukkan ke dalam gelas beker

Pb asetat

- ditambahkan sebesar 6,5 gram ke dalam gelas


arloji
- ditimbang dengan necara analitik
- dimasukkan ke dalam gelas beker

Aquadest
- masing-masing dari CuSO4 dan Pb asetat
ditambahkan 40 mL di dalam gelas beker lalu
diaduk
- CuSO4 dan Pb asetat dipindahkan ke dalam
erlenmeyer dan ditambahkan lagi sampai
volume 100 mL untuk dilarutkan

Hasil

Gambar 1.4 Diagram Alir Penimbangan dan Pembuatan Larutan


3.4.3 Penyaringan

CuSO4

- diambil 10 mL
- dimasukkan ke dalam erlenmeyer

Pb asetat
- ditambahkan 10 mL ke dalam Erlenmeyer
- dimasukkan ke dalam oven dan ditimbang
kertas saring di neraca analitik
- dilipat menjadi ¼ lingkaran kemudian dilipat
lagi menjadi 2-3 lipatan
- dimasukkan kertas saring ke dalam corong

Aquadest

- dibasahi pada kertas saring hingga menempel


pada dinding corong
- dituangkan larutan ke dalam corong

Endapan
- dioven dengan suhu 100°C selama 15 menit
- dimasukkan ke dalam desikator
- ditimbang endapan dan kertas saring yang sudah
kering

Hasil

Gambar 1.5 Diagram Alir Penyaringan


4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan


4.1.1 Pengamatan Alat-alat Laboratorium
Tabel 1 Hasil Pengamatan Alat-alat Laboratorium

No Alat dan Gambar Keterangan


1 Gelas Beker/Piala Digunakan untuk menyimpan zat
sementara atau untuk memanaskan
bahan. Skala volume yang tertera
kurang akurat.

2 Gelas Ukur Digunakan untuk mengukur volume


cairan kimia. Tidak boleh untuk
mengukur zat yang terlalu panas.

3 Erlenmeyer Digunakan sebagai tempat mentitrasi


zat, juga bisa digunakan sebagai
tempat menyimpan bahan sementara.

4 Pipet Volume Digunakan untuk mengambil larutan


dengan volume lebih kecil dari pipet
gondok tapi lebih teliti.
5 Pipet Gondok Digunakan untuk mengambil larutan
dengan volume tertentu dengan tepat.

6 Pipet Tetes Digunakan untuk mengambil larutan


dengan volume yang lebih kecil.

7 Labu Panas/Didih Digunakan untuk memanaskan


larutan dan menyimpan larutan.

8 Labu Leher Tiga Digunakan dalam proses destilasi.

9 Labu Ukur Digunakan untuk membuat larutan


dengan konsentrasi tertentu dan
mengencerkan larutan dengan
keakuratan yang tinggi.

10 Cawan Porselin Digunakan sebagai wadah zat yang


akan diuapkan, dikeringkan,
dikristalkan maupun disublimasikan.

11 Gelas Arloji Digunakan sebagai tempat zat padat


yang akan ditimbang atau tempat zat
yang diletakkan dalam desikator.

12 Cawan Petritis Digunakan sebagai tempat


menimbang bahan dan mengeringkan
bahan sampel.

13 Tabung Reaksi Digunakan sebagai tempat


mereaksikan zat dalam jumlah
sedikit.

14 Rak Digunakan untuk menyimpan tabung


reaksi dalam jumlah banyak.
15 Stirrer Digunakan bersama magnetic heated
stirrer. Berfungsi untuk mengaduk
larutan yang sedang dipanaskan di
atas magnetic heated stirrer.

16 Batang Pengaduk Digunakan untuk mengaduk zat atau


larutan agar mempercepat proses
reaksi.

17 Bola Didih Digunakan untuk mengetahui


kenaikan titik didih suatu larutan.

18 Separator Funnel Digunakan untuk memisahkan


campuran yang memiliki kelarutan
berbeda. Biasanya digunakan dalam
ekstraksi.
19 Piknometer Digunakan untuk mengukur nilai
massa jenis atau densitas fluida.

20 Kondensor Spiral dan Lurus Digunakan untuk


mengkondensasikan uap dari turbin
menjadi air melalui pipa.

21 Soxhlet Digunakan untuk mengekstrak suatu


senyawa.

22 Gegep Digunakan untuk mengambil alat-alat


yang tidak bisa diambil dengan
tangan.

23 Mortar dan Alu Digunakan untuk memperkecil


ukuran padatan atau memperhalus
ukuran partikel padatan.

24 Kompor Listrik Digunakan untuk memanaskan bahan


yang akan diuji coba.

25 Statif dan Klem Digunakan sebagai penyangga buret


saat titrasi, maupun kondensor saat
kondensasi.

26 Buret Digunakan untuk titrasi dengan


volume titrasi yang dapat diubah-
ubah. Biasanya diletakkan pada statif
dan klem sebagai penyangga.

27 Oven Digunakan untuk memanaskan


bahan-bahan kimi, mengeringkan alat
dan melakukan sterilisasi.

28 Desikator Digunakan untuk menyimpan bahan-


bahan yang harus bebas air,
mendinginkan bahan setelah dioven
dan mengeringkan bahan.

29 Sentrifus Digunakan untuk memisahkan suatu


larutan dengan berat molekul yang
berbeda berdasarkan gaya sentrifugal.

30 Neraca Analitik Digunakan untuk menimbang bahan


yang akan digunakan.

31 Botol Semprot Digunakan untuk menyimpan


akuades, menyemprot ke wadah atau
untuk mencuci peralatan yang akan
digunakan.

32 Bunsen Digunakan untuk memanaskan.


33 Termometer Digunakan untuk mengukur suhu.

34 Kertas Saring Digunakan untuk menyaring partikel-


partikel kecil dalam larutan.

35 Furnace Digunakan untuk memanaskan bahan


pada temperatur lebih dari 200°C.

36 Hot Plate Digunakan untuk memanaskan bahan


yang akan diuji coba.

37 Corong Digunakan untuk memasukkan cairan


ke dalam wadah yang mulutnya kecil
digunakan juga pada proses
penyaringan sebagai tempat kertas
saring

38 Sudip Digunakan untuk mengambil serbuk


padatan. Terbuat dari logam tidak
boleh digunakan untuk mengaduk.

39 Propipet Digunakan untuk menghisap larutan


dari wadah.
4.1.2 Penyaringan
Tabel 2 Hasil Pengamatan Penyaringan
Warna Sebelum Warna Setelah
No Bahan Perlakuan
Perlakuan Perlakuan
1 3,22 gram Penambahan
Biru Biru bening
CuSO4 aquadest 40 mL
2 6,5 gram Pb Penambahan
Putih Putih pucat
asetat aquadest 60 mL
3 10 mL larutan Ditambah 10 mL
Biru bening Biru muda
CuSO4 larutan Pb asetat
4 Larutan Disaring dengan
campuran Pb kertas saring
Biru muda Biru cerah
asetat dan
CuSO4
5 Kertas saring Dikeringkan
beserta endapan dengan oven pada
Biru cerah Biru muda
suhu 100°C
selama 15 mnit
4.2 PEMBAHASAN

4.2.1 Pengenalan Alat-alat Laboratorium


Pengenalan alat-alat laboratorium sangatlah penting, terutama ketika akan
melakukan praktikum. Penggunaan peralatan yang baik dan benar harus dikuasai
sebelum memasuki laboratorium. Alat-alat laboratorium sangatlah banyak, terutama
yang terbuat dari gelas seperti gelas beker, gelas ukur, labu takar, buret, pipet, tabung
reaksi dan erlenmeyer.
Beberapa contoh fungsi dari alat gelas seperti geas beker atau gelas piala
digunakan untuk menyimpan zat sementara atau untuk memanaskan zat. Erlenmeyer
digunakan sebagai tempat mentitrasi zat, juga bisa digunakan sebagai penyimpanan
zat sementara. Sedangkan fungsi dari alat pemanasan seperti kaki tiga dipergunakan
sebagai tungku, dimana di atasnya diletakkan wadah bahan-bahan yag dipanaskan, di
antara ketiga kakinya terdapat tempat api untuk pemanasan. Kasa digunakan sebagai
alat perata panas, sehingga pemanasan zat-zat dalam gelas beker akan menyeluruh,
Penggunaaan alat-alat laboratorium juga harus hati-hati karena alat-alat yang
digunakan terbuat dari kaca sehingga mudah pecah apabila tidak berhati-hati. Selama
penelitian atau melakukan percobaan diharuskan memakai alat-alat safety seperti jas
laboratorium, masker, sarung tangan atau lateks dan alat-alat safety lainnya. Semua
itu harus ditaati agar mengurangi resiko terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan
selama praktikum.
Hal yang perlu diingat setelah selesai melakukan percobaan adalah mencuci
alat-alat laboratorium dengan bersih. Alat-alat laboratorium yang terbuat dari kaca
tidak hanya sekedar dicuci tetapi dipijarkan dalam oven terlebih dahulu. Setelah itu
dilanjutkan dengan memasukkan alat-alat ke dalam lemari dan disusun rapi. Untuk
alat-alat kaca yang mempunyai tutup, dibuka tutupnya terlebih dahulu agar alat-alat
laboratorium tetap terjaga dengan baik.
4.2.2 Penimbangan dan Pembuatan Larutan
Hal yang perlu diperhatikan dalam penimbangan yaitu zat yang berupa
padatan dimasukkan ke dalam gelas arloji. Penimbangan kemudian dilanjutkan
menggunakan neraca analitik. Prinsip penimbangan adalah memanfaatkan neraca dan
gaya gravitasi untuk mengetahui massa suatu benda atau material. Pada neraca
analitik menghasilkan penimbangan dua angka di belakang koma. Di praktikum kali
ini, terdapat kegiatan penimbangan CuSO4 dan Pb asetat. Sebelum menimbang,
semua alat seperti gelas arloji dan sudip dicuci terlebih dahulu dan dikeringkan agar
tidak ada kekeliruan saat penimbangan. Pertama, gelas arloji ditimbang, kemudian zat
padat pada neraca analitik dikalibrasi, setelah itu zat ditimbang lalu didapatkan massa
zat tersebut. Didapat massa CuSO4 3,22 gram dan massa Pb asetat 6,5 gram.

Pada proses pembuatan larutan CuSO 4 dan larutan Pb asetat dengan


menambahkan aquadest sampai tanda tera pada labu takar kemudian dihomogenkan.
Terjadi reaksi dengan perubahan warna pada aquadest. Faktor penting dalam
pembuatan larutan adalah cara mengisi labu takar dan cara mengocok yang benar.

4.2.3 Penyaringan
Penyaringan yaitu metode gravimetrik yang memisahkan zat padat dari cairan
menggunakan media berpori, biasanya menggunakan kertas saring yang sudah
ditimbang dan dilipat ke dalam corong. Lalu memasang corong di atas erlenmeyer,
kemudian larutan dituang pada corong yang sudah berkertas saring, dengan cara
mengelilingi corong agar endapan terkumpul pada satu titik. Residu atau serbuk
padatan akan tertinggal di kertas saring. Massa endapan dan kertas saring sebelum
dipijarkan dalam oven sebesar 1,17 gram. Endapan dan kertas saring dipijarkan dalam
oven selama 15 menit pada suhu 100°C. Untuk mengurangi kadar air yang tersisa,
endapan dan kertas saring dimasukkan ke dalam desikator. Setelah kering, kertas
saring yang berisi endapan ditimbang lagi hingga menghasilkan massa sebesar 0,79
gam. Endapan terjadi karena 10 mL Pb asetat 0,2 M direaksikan dengan 10 mL
CuSO4 0,2 M. sebelumnya Pb asetat dimasukkan ke dalam gelas beker yang berisi
aquadest. Kemudian disaring menggunakan kertas saring, begitupun CuSO4. Warna
Pb asetat yang telah diencerkan berwarna biru, ketika dimasukkan CuSO 4 cairan
berwarna biru keruh. Berikut adalah reaksi yang terjadi:

CuSO4 + Pb(CH3COO)2 PbSO4 + Cu(CH3COO) … (1.1)


5. PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan ini adalah:
1. Alat-alat gelas mempunyai fungsinya masing-masing dalam praktikum kimia.
Sehingga berdasarkan fungsinya, alat-alat gelas diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Alat-alat pereaksi, meliputi: tabung reaksi, gelas piala atau gelas beker dan
erlenmeyer
b. Alat pengukur volume, meliputi: gelas ukur, labu takar, pipet gondok,
pipet ukur dan buret
c. Alat-alat pendukung, meliputi: pengaduk gelas, gelas arloji, corong, botol
semprot, desikator dan sebagainya.
2. Pembakar gas digunakan untuk pemanasan. Pembakaran gas terdiri dari
beberapa bagian. Api dipergunakan untuk pemanasan reaksi, sebab kurang
panas, dapat mengotori alat dan boros. Contoh alat pemanasan lain yaitu kaki
tiga, segitiga porselin, gegep, penangas air dan lain-lain.
3. Pada setiap pencucian alat-alat laboratorium, pembilasan akhir menggunakan
aquadest agar zat-zat yang terkandung dalam air keran ataupun sabun yang
tadi digunakan tidak tersisa pada alat-alat laboratorium.

5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan adalah semua praktikan diharapkan dapat
menguasai materi percobaan, cermat dan teliti agar mendapat hasil yang maksimal.
Sebaiknya alat-alat yang ada di laboratorium diperbanyak agar praktikan tidak
berebut dalam menggunakannya dan praktikum dapat berjalan lancar.
DAFTAR PUSTAKA

Chang, R. (2004). Kimia Dasar Konse-Konsep Inti. Jakarta: Erlangga.

Chen, Yefri. (2011). Sistem Pengukuran Teknik. Jakarta: Universitas Darma Persada.

Day, R., & Underwood. (1999). Analisa Kimia Kuantitatif. Jakarta: Erlangga.

Keenan. (1998). Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga.

Pertrucci, R. (1987). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan. Jakarta: Erlangga.

Syukri, S. (1994). Kimia Dasar 2. Bandung: ITB.


LAMPIRAN PERHITUNGAN

1. Larutan
a. CuSO4
Diketahui: M CuSO4 = 0,2 M
V CuSO4 = 100 mL = 0,1 L
BM CuSO4 = 161,434 g/mol
Ditanya: massa CuSO4 = . . . ?
Jawab:
 Mol CuSO4 = M CuSO4 x V CuSO4
= 0,2 M x 0,1 L
= 2 x 10-2 mol
 Massa CuSO4 = mol CuSO4 x BM CuSO4
= 2x10-2 mol x 161,434 g/mol
= 3,22 gram
Jadi, massa CuSO4 sebesar 3,22 gram

b. Pb Asetat
Diketahui: M Pb asetat = 0,2 M
V Pb asetat = 100 mL = 0,1 L
BM Pb asetat = 325 g/mol
Ditanya: massa Pb asetat= . . . ?
Jawab:
 Mol Pb asetat = M Pb asetat x V Pb asetat
= 0,2 M x 0,1 L
= 2 x 10-2 mol
 Massa Pb asetat = mol Pb asetat x BM Pb asetat
= 2 x 10-2 mol x 25 g/mol
= 6,5 gram
Jadi, massa Pb asetat sebesar 6,5 gram

2. Endapan
Diketahui: massa kertas saring = 0,79 gram
Massa kertas saring dan endapan = 1,17 gram
Ditanya: massa endapan = . . . ?
Jawab:
Massa endapan = massa kertas saring dan endapan – massa kertas saring
= 1,17 gram – 0,79 gram
= 0,38 gram
Jadi, endapan memiliki massa sebesar 0,38 gram

Anda mungkin juga menyukai