HALAMAN JUDUL
Disusun oleh :
2019
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
Kerja Praktik serta Laporan Kerja Praktek di PT Petrokimia Gresik yang
dilaksanakan pada periode 1-30 November 2019 dapat terselesaikan dengan baik.
Laporan Kerja Praktik ini disusun dengan tujuan pemenuhan syarat Program Studi
S-1 Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat. Dalam
penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, baik secara
moral maupun material. Oleh karena itu penyusun mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Dr. Doni Rahmat Wicakso S.T., M.Eng., selaku Dosen
Pembimbing Kerja Praktek.
2. Bapak Fitri Kurniawan, S.T selaku Pembimbing Lapangan selama kami
Kerja Praktek di PT. Petrokimia Gresik.
3. Bapak Nuril Huda, S.H., M.M., selaku Manager Pengembangan SDM PT.
Petrokimia Gresik.
4. Ibu Prof. Iryanti Fatyasari Nata S.T., M.T., Ph.D selaku Ketua Program
Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Lambung Mangkurat.
5. Semua pihak yang telah membantu dalam kerja praktek ini.
Penyusun menyadari laporan kerja praktik ini masih terdapat kekurangan. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi
penyusun dan semua pihak yang memerlukannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN……………………………………...……...……….. ii
KATA PENGANTAR……………………………………………..…………….. iii
DAFTAR ISI………………………………………………………………...…… iv
DAFTAR TABEL………………………………………………………………... vi
DAFTAR GAMBAR………………………………………….………………….
vii
ABSTRAK……………………………………………………..…………..…….. xi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang………………..…………………………………..………. 1
1.2 Tujuan………………………………..…………………….………………
2
BAB 2 TINJAUAN UMUM PERUSAHAAAN
2.1 Sejarah Singkat Perusahaan…………………………………….………….
3
2.2. Struktur Organisasi…………………………………………………...……
11
2.3. Manajemen Perusahaan…………………………………………………....
18
2.4 Proses Bisnis PT. Petrokimia Gresik………………………………………
29
BAB 3 PROSES PRODUKSI
3.1. Proses Produksi PT. Petrokimia Gresik…………………………………...
48
3.1.1. Proses Produksi Pupuk ZA I/III…………………………………………...
48
3.1.2. Proses Produksi Amoniak………………………………………………….
52
3.1.3. Proses Produksi Urea………………………………………………………
62
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
ABSTRAK
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
1. Memenuhi beban satuan kredit semester (SKS) yang harus ditempuh
sebagai persyaratan akademis di Program Studi S1-Teknik Kimia FT ULM
Banjarbaru.
2. Mendapatkan gambaran nyata tentang penerapan ilmu atau teori yang
selama ini diperoleh melalui bangku kuliah dan membandingkannya
dengan kondisi nyata yang ada di lapangan.
3. Memperoleh tambahan pengetahuan dan pengalaman serta mendapat
peluang untuk berlatih menangani permasalahan dalam pabrik, yang akan
membuka pola pikir yang lebih luas mengenai disiplin ilmu yang ditekuni
selama ini.
4. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami sistem kerja perusahaan dan
turut serta dalam proses.
5. Mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasana kerja sebenarnya
sehingga dapat membangun etos kerja yang baik.
BAB 2
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAAN
b) Tahun 1962
Departemen Perindustrian Dasar dan Pertambangan yang diwakili oleh Badan
Persiapan Proyek – Proyek Industri (BP3I) mengadakan survei lokasi di
daerah Jawa Timur lebih tepatnya Tuban dan Pasuruan hingga didapatkan
Gresik sebagai lokasi yang paling tepat.
c) Tahun 1964
Pelaksanaan pembangunan fisik PROJEK PETROKIMIA SOERABAJA tahap
pertama yang berdasar pada Inpres RI No. 1/Instr/1963 dan diatur dalam
Keputusan Presiden No.225 pada tanggal 4 November 1964 dilakukan oleh
Consindit Sp. A dari Italia sebagai kontraktor utama.
d) Tahun 1968
Perlonjakan politik dan krisis ekonomi terjadi pada tahun 1968 sehingga
pembangunan PROJEK PETROKIMIA SOERABAJA harus dihentikan. Selain
itu, biaya yang diperlukan untuk operasi sangat tinggi dan tidak sesuai dengan
hasil penjualan.
e) Tahun 1971
Pemerintah membuat keputusan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 55
Tahun 1971 untuk mengubah status badan hukum PROJEK PETROKIMIA
SOERABAJA menjadi Perusahaan Umum (Perum).
f) Tahun 1972
Presiden Soeharto meresmikan status badan hukum PROJEK PETROKIMIA
SOERABAJA pada tanggal 10 Juli sehingga sampai saat ini tanggal tersebut
diperingati sebagai Hari Ulang Tahun PT. Petrokimia Gresik.
g) Tahun 1975
Status badan hukum PROJEK PETROKIMIA SOERABAJA diubah menjadi
Persero dengan nama PT. Petrokimia Gresik (Persero) berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 35/1974 jo PP No. 14/1975. Nama Petrokimia berasal dari
kata “Petroleum Chemical” yang disingkat menjadi Petrochemical yang
berarti bahan–bahan kimia yang terbuat dari minyak bumi dan gas sedangkan
nama Gresik menunjukkan letak dari perusahaan tersebut.
h) Tahun 1997
Pemerintah membuat keputusan berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
28/1997 bahwa PT. Pterikimia Gresik resmi menjadi anggota Holding
Company PT. Pupuk Sriwijaya Palembang.
i) Tahun 2000
Abdurahman Wahid pada tanggal 25 Agustus 2000 meresmikan Pabrik
Pupuk Majemuk PHONSKA dengan teknologi Spanyol INCRO. Pabrik
tersebut memiliki kapasitas produksi 300.000 ton/tahun. Kontruksi dari
pembangunan pabrik ini ditangani oleh PT. Rekayasa Industri.
j) Tahun 2003
Pembangunan pabrik NPK blending dilakukan dengan kapasitas produksi
60.000 ton/tahun pada bulan Oktober.
k) Tahun 2004
Rehabilitation Flexible Operation (RFO) diterapkan untuk mengantisipasi
akan adanya permintaan pasar yang tinggi pada produk PHONSKA.
Penerapan dilakukan pada Pabrik Fosfat (PF I).
l) Tahun 2005
Tiga macam pupuk diproduksi pada tahun ini dengan bulan yang berbeda.
Pupuk pertama adalah Kalium Sulfat (ZK) yang diproduksi pada bulan
Marert dengan kapasitas produksi 10.000 ton/tahun. Pupuk yang kedua
adalah Petroganik yang diproduksi pada bulan Desember dengan kapasitas
produksi 3.000 ton/tahun. Kemudian yang terakhir adalah pupuk NPK
Granulation yang diproduksi pada bulan Desember pula dengan kapasitas
produksi 100.000 ton/tahun.
m) Tahun 2013
Pemerintah meresmikan PT. Petrokimia Gresik sebagai anak perusahaan atau
anggota Holding Company Pupuk Indonesia berdasarkan Surat Keputusan
Kementerian Hukum & HAM Republik Indonesia, Nomor AHU-
17695.AH.01.02 Tahun 2012.
produksi setiap jenisnya sebesar 100.000 ton/tahun, serta pabrik pupuk Fosfat
I dan II dengan kapasitas produksi setiap jenisnya sebesar 500.000 ton/tahun.
k) Perluasan Kesebelas
Perluasan kesebelas dilakukan pada tahun 2010. Perluasan yang dilakukan
adalah membuat instalasi pembangkit listrik dengan nama unit Utilitas
Batubara (UBB). Unit ini menggunakan dua boiler dengan kapasitas masing-
masing 150 ton/jam sehingga mampu menghasilkan energi sebesar 30 MW.
l) Perluasan Kedua belas
Perluasan kedua belas dilakukan pada tahun 2011. Perluasan yang dilakukan
adalah pembangunan pabrik pupuk PHONSKA IV dengan kapasitas produksi
600.000 ton/tahun dan tangki Amoniak 10.000 MT.
m) Perluasan Ketiga belas
Perluasan ketiga belas dilakukan pada tahun 2013. Perluasan yang dilakukan
adalah melakukan kerjasama atau Joint Venture antara PT Petrokimia Gresik
dan Jordan Phosphate Mines Coorporation sehingga dapat membentuk
perusahaan PT Petro Jordan Abadi yang menghasilkan produk berupa Asam
Fosfat, Asam Sulfat, dan Cement Retarder.
n) Perluasan Keempat belas
Perluasan keempat belas dilakukan pada tahun 2014. Perluasan yang
dilakukan adalah pengembangan pelabuhan dan pergudangan, serta
pengembangan beberapa proyek yang berkelanjutan antara lain Amoniak dan
Urea II, Updating pipa IPA Gunungsari, Revamping Asam Sulfat, Tangki
Amoniak 20.000 MT Double Wall, dan Construction Jetty.
b) Direktur Pemasaran
Direktur pemasaran memiliki tanggung jawab dan wewenang terhadap
perencanaan penjualan atau distribusi produk yang dihasilkan PT.
Petrokimia Gresik. Berikut beberapa bagian yang dibawahi oleh direktur
pemasaran.
i. Penjualan Retail
ii. Penjualan Komersil
iii. Pemasaran dan Logistik
c) Direktur Produksi
Direktur produksi memiliki tanggung jawab dan wewenang dalam
perencanaan, menjalankan, mengatur, serta melakukan pengembangan
terhadap proses produksi di PT. Petrokimia Gresik. Berikut beberapa bagian
yang dibawahi oleh direktur produksi.
i. Pabrik I
ii. Pabrik II
iii. Pabrik III
iv. Teknologi
i. Administrasi Keuangan
ii. Perencanaan dan Pengendalian Usaha
iii. Sumber Daya Manusia
iv. Umum
beranekaragam, mulai dari SLTP hingga Pasca Sarjana (S2). Berikut rincian dari
jumlah karyawan di PT. Petrokimia Gresik.
Jabatan Jumlah
Direksi 5
Grade I 25
Grade II 73
Grade III 231
Grade IV 749
Grade V 1.225
Bulanan percobaan 0
Pendidikan Jumlah
Pasca Sarjana (S2) 82
Sarjana (S1) 549
Sarjana Muda (D3) 124
SLTA 2.178
SLTP 141
2. Non Subsidi
Pemasaran produk non subsidi ada dua cara yaitu melalui retail dan korpore.
Pemasaran melalui retail dilakukan dengan sosialisasi dan demplot kepada para
konsumen agar mau menjual atau menyalurkan pupuk di daerah sekitarnya
sedangkan pemasaran melalu korpore merupakan pemasaran yang dilakukan
dengan cara negosiasi akan permintaan pupuk yang diinginkan konsumen sepeti
kadar bahan baku, harga pupuk, jumlah pupuk, dan lain sebagainya.
3. Produk Pengembangan
Pemasaran produk pengembangan hampir sama dengan pemasaran dengan
retail, hanya saja pada produk pengembangan lebih menguntungkan karena
produk yang dihasilkan hanya sedikit dengan harga mahal.
4. Non Pupuk
Pemasaran produk non pupuk dilakuan dengan cara sosialisasi maupun
negosiasi. Produk yang diperjualkan meliputi produk dasar dan sampingan seperti
ammonium sulfat, CO2 cair, dry ice, dan lain – lain.
Pemasaran yang dilakukan PT. Petrokimia Gresik dari tahun ke tahun
mengalami perkembangan. Berikut perkembangan pemasaran PT. Petrokimia
Gresik.
a. Sebelum tahun 1999
Sebelum tahun 1999, PT. Petrokimia Gresik hanya menjadi produsen
pupuk, kegiatan pemasaran dilakukan oleh PT. Pupuk Sriwijaya. PT.
Pupuk Sriwijaya menjadi penyalur tunggal untuk semua jenis pupuk
sehingga PT. Petrokimia Gresik diharuskan untuk memberikan
produknya kepada PT. Pupuk Sriwijaya dan PT. Pupuk Sriwijaya yang
mendistribusikan ke retailer seluruh Indonesia.
b. Tahun 1999 – 2000
Tahun 1999 hingga 2000 PT. Petrokimia Gresik sudah mulai mengelola
kegiatan pemasaran. Kegiatan pemasaran yang dikelola oleh PT.
Petrokimia Gresik hanya produk non urea sedangkan untuk produk urea
kegiatan pemasaran masih melalui PT. Pupuk Sriwijaya.
c. Tahun 2001 – sekarang
iii. Tempat yang terdapat bahan kimia berbahaya termasuk asam atau
alkali
iv. Pengelasan
c. Alat pelindung muka (Face Shield)
Face shield merupakan alat pelindung diri yang digunakan untuk melindungi
muka dari dahi sampai batas leher, melindungi muka terhadap bahan kimia
yang berbahaya (berwarna kuning), melindungi muka terhadap pancaran panas
(berwarna abu-abu), dan melindungi muka terhadap pancaran sinar ultra violet
dan infra merah.
d. Alat pelindung telinga
Alat pelindung telinga merupakan salah satu alat pelindung diri yang
digunakan untuk melindungi telinga terhadap kebisingan. Jika alat pelindung
telinga tidak digunakan oleh pekerja maka dapat menurunkan daya
pendengaran dan ketulian yang bersifat tetap. Alat pelindung telinga ada dua
macam, yaitu :
1) Ear plug
Ear plug yaitu alat pelindung telinga yang digunakan pada daerah bising
dengan tingkat kebisingan sampai dengan 95 dB.
2) Ear muff
Ear muff yaitu alat pelindung telinga yang digunakan pada daerah bising
dengan tingkat kebisingan lebih dari 95 dB.
e. Alat pelindung pernafasan
Alat pelindung pernafasan merupaka salah satu alat pelindung diri yang
berguna untuk melindungi hidung dan mulut dari berbagai gangguan yang
dapat membahayakan karyawan. Alat pelindung pernafasan terdiri dari
beberapa macam, yaitu :
1. Masker kain
Masker kain digunakan pada tempat kerja yang terdapat debu dengan
ukuran lebih dari 10 mikron
2. Masker dengan filter untuk debu
Masker filter untuk debu digunakan untuk melindungi hidung dan mulut
dari debu dengan ukuran rata – rata 0,6 mikron sebanyak 98%.
3. Masker dan filter untuk debu dan gas
Masker filter untuk debu dan gas digunakan untuk melindungi hidung dan
mulut dari debu dan gas asam, uap bahan organik, fumes, asap dan kabut.
Masker ini dapat menyaring debu dengan ukuran rata – rata 0,6 mikron
sebanyak 99,9% dan dapat menyerap gas atau uap atau fumes hingga 0,1%
volume atau 10 kali konsentrasi maksimum yang diijinkan.
4. Masker gas dengan tabung penyaring (canister filter)
Masker gas dengan tabung penyaring digunakan untuk melindungi mata,
hidung, mulut dari gas atau uap atau fumes yang dapat menimbulkan
gangguan pada keselamatan dan kesehatan kerja. Masker ini memiliki
syarat pemakaian seperti berikut :
Tidak boleh digunakan untuk pekerjaan penyelamatan korban atau
digunakan pada ruangan tertutup.
Tidak boleh digunakan bila kontaminasi gas tidak dikenal atau di
daerah dengan kontaminasi lebih dari 1% untuk ammonia.
Konsentrasi oksigen harus di atas 16%.
Tabung penyaring yang dipergunakan harus sesuai dengan
kontaminasi gas atau uap atau fumes.
5. Masker gas dengan udara bertekanan dalam tabung (self
containing
breathing apparatus)
Masker gas dengan udara bertekanan dalam tabung digunakan untuk
melindungi mata, hidung dan mulut dari gas atau uap atau fumes yang
dapat menimbulkan gangguan keselamatan dan kesehatan pekerja. Masker
ini memiliki syarat pemakaian sebagai berikut :
Digunakan di daerah dengan konsentrasi oksigen kurang dari 16%.
Digunakan jika kontaminasi tidak bisa diserap dengan pemakaian
tabung penyaring (kontaminasi > 1%).
Dapat digunakan untuk penyelamatan korban.
Waktu pemakaian 30 menit.
Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat 35
2019
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT. PETROKIMIA GRESIK
DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019
a. Set Direction
Pada tahap set direction, PT. Petrokimia Gresik membuat dan
menetapkan visi misinya untuk memudahkan dalam menjalankan sistem kerja
perusahaan. Adanya visi dan misi dapat membuat sistem kerja PT. Petrokimia
Gresik menjadi terarah. Berdasarkan visi PT. Petrokimia Gresik yaitu menjadi
produsen pupuk dan produk kimia lainnya yang berdaya saing tinggi dan
produknya paling diminati konsumen maka sistem kerja yang dilakukan PT.
Petrokimia Gresik akan mengarah kepada cara – cara untuk menciptakan
produk yang sesuai dengan keinginan konsumen. Dalam suatu perusahaan,
visi dan misi menjadi suatu bagian yang sangat penting dan harus dimiliki
oleh perusahaan. Jika perusahaan tidak memiliki visi dan misi, maka
perusahaan tidak dapat berjalan dengan baik dan tujuan yang diharapkan akan
sulit tercapai.
b. Set Strategy
Set strategy adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan agar visi dan misi
perusahaan dapat terwujud. PT. Petrokimia Gresik selalu mengutamakan
kualitas produk yang dihasilkan karena kualitas produk yang baik akan
menciptakan loyalitas konsumen. PT. Petrokimia Gresik juga mendirikan
beberapa gerai pertanian Petromart di daerah Jawa Timur sebagai salah satu
strategi untuk mengenalkan kualitas produk kepada para konsumen.
Petromart merupakan salah satu retailer yang berupa toko pertanian dengan
produk yang dijual berupa pupuk non-subsidi dan beberapa produk
pengembangan PT. Petrokimia Gresik seperti produk hayati, benih, pestisida,
serta produk olahan pangan. Selain menjual produk hasil olahan PT.
Petrokimia Gresik dengan tagline “Solusi Lengkap Pertanian”, Petromat juga
memberikan layanan konsultasi bagi konsumen terhadap berbagai masalah
pertanian.
PT. Petrokimia Gresik juga melakukan berbagai promosi bibit unggul
pada setiap event tertentu seperti Pekan Nasional Kontak Petani Nelayan
Andalan XV (Penas KTNA XV) sebagai salah satu strategi pengenalan
produk PT. Petrokimia Gresik. Produk yang dipromosikan pada event
tersebut adalah benih padi Petro Hibrid dan benih jagung Petro Hi-Corn
melalui platform forum bisnis Masyarakat Perbenihan dan Pembibitan
Indonesia (MPPI) III. Selain itu, untuk mendukung keberhasilan pemasaran
produknya PT. Petrokimia Gresik melakukan beberapa upaya, yaitu :
1 Demplot
Demplot merupakan contoh penggunaan pupuk baru kepada petani yang
dipandu dengan suatu kegiatan, seperti :
Temu lapang 1 (FFD awal)
Pemantauan atau pengamatan
Temu lapang 2 (FFD akhir)
2 Sosialisasi
c. Direct Business
Direct business adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk
memaksimalkan penggunaan peralatan atau fasilitas yang dimiliki agar dapat
mewujudkan visi dan misi perusahaan. PT. Petrokimia Gresik selalu
Get order adalah upaya atau usaha perusahaan dalam mendapatkan konsumen.
Saat ini, PT. Petrokimia Gresik memiliki konsumen tetap di beberapa wilayah
yang telah ditentukan karena pemerintah telah mengeluarkan kebijakan
mengenai pupuk bersubsidi.
c. Fulfill Order
Fulfill order adalah upaya perusahaan dalam memenuhi pesanan konsumen
mulai dari pemilihan dan pemesanan bahan baku, proses produksi, hingga
pendistribusian produk sampai ke tangan konsumen. PT. Petrokimia Gresik
menggunakan sistem produksi make to stock untuk memenuhi pesanan
konsumen sehingga ketika terdapat pesanan dari konsumen perusahaan dapat
langsung memenuhi pesanan tersebut dengan menggunakan stok yang tersedia.
Dalam sistem produksi make to stock, perusahaan akan melakukan produksi
secara terus menerus sehingga bahan baku yang harus selalu tersedia sesuai
dengan kebutuhan pabrik. Bahan baku yang digunakan pada departemen
produksi I A adalah Ammonia yang didapatkan dari Kangean, Madura. Selain
itu, untuk memenuhi kebutuhan konsumen, PT. Petrokimia Gresik juga
membuat gerai Petromat di beberapa wilayah Jawa Timur seperti berikut :
d. Product Support
c. Information Technology
Information and technology adalah pemanfaatan teknologi informasi untuk
membantu peningkatan kinerja perusahaan. PT. Petrokimia Gresik
menggunakan media online sebagai sarana promosi serta pengenalan profil
perusahaan. Sejak 1 April 2016, PT. Petrokimia Gresik menggunakan sistem
ERP untuk mengupayakan integrasi yang baik. Berikut tujuan dan manfaat
implementasi ERP SAP.
1. Sistem terpadu sepenuhnya
Informasi yang masuk sistem dalam suatu proses dapat langsung
dimanfaatkan untuk proses lainnya karena informasi yang masuk
terintegrasi, terkumpul, dan terpusat dalam satu database sehingga
kecepatan dan keakuratan data, jaminan control proses aplikasi atau
program auditable dapat dipertanggungjawabkan.
2. Standarisasi data, proses operasi, dan informasi
Pengoperasian setiap proses pada PT. Petrokimia Gresik mengikuti hasil
standard best practice secara umum yang telah disepakati bersama
sehingga data dan informasi dapat dimanfaatkan induk perusahaan dalam
rangka konsolidasi.
3. Peningkatan efisiensi dan porduktivitas
Kegiatan yang berpengaruh terhadap biaya dapat ditekan dengan cara
melakukan pelacakan dari tingkat transaksional sehingga efisiensi dan
produktivitas dapat ditingkatkan.
4. Meningkatkan kredibilitas di mata para stakeholder eksternal dan
internal Peningkatan layanan dan kepercayaan dapat dirasakan oleh
konsumen, supplier maupun rekanan, dan stakeholder terkait karena
sistem informasi yang digunakan sudah terintegrasi sehingga kredibilitas
dan citra perusahaan dapat meningkat pula.
d. Maintenance Management
Maintenance management merupakan usaha yang dilakukan oleh PT.
Petrokimia Gresik dalam pemeliharaan dan perawatan perusahaan.
Maintenance management sangat diperlukan dalam menjaga kestabilan dan
Kadar Hara
P2O5 total : 36%-wt min.
P2O5 Cs : 34%-wt min.
P2O5 Ws : 30%-wt min.
Sulfur : 5,0%-wt min. Gambar 2.7
H3PO4 : 6,0%-wt maks. Pupuk SP-36
H2O : 5,0%-wt maks.
Fisik
Bentuk : Padat, Granular
5) Pupuk ZK (SNI 02-2809-2005)
Bahan baku : H2SO4, dan KCl
Kegunaan : Sumber unsur hara Kalium dan Belerang
bagi tanaman
Kadar Hara
Kalium (K2O) : 50%
Sulfur : 17% Gambar 2.8
Chlorida sebagai Cl : 2,5% maks. Pupuk ZK
Bentuk : Kristal
Warna : Putih (non-subsidi),Orange (subsidi)
Sifat : Tidak higroskopis, mudah larut dalam air
8) Pupuk DAP (SNI 02-2858-2005)
N : 18%-wt min. Adbk
P2O5 : 46%-wt min. Adbk
H2O : 2,0%-wt maks.
Bentuk : Padat, Granular
Warna : Natural
Cemaran Logam : Kadmium (Cd) 100 ppm maks. Gambar 2.11
Timbal (Pb) 500 ppm maks. Pupuk DAP
BAB 3
PROSES PRODUKSI
Temperatur : 34oC
b) Uraian Proses Pembuatan Pupuk ZA
Tahapan produksi pupuk ZA I/III secara umum sebagai berikut:
3) Pemisahan Kristal
Pemisahan kristal dilakukan dengan menggunakan sentrifugal M-301 AB.
Produk yang telah melalu proses netralisasi dan kristalisasi dialirkan melalui
bawah saturator dan diarahkan oleh hopper D-302 AB menuju sentrifugal
Sparator M-301 AB. Pada sentrifugal M-301 AB, kristal ZA dipisahkan dengan
mother liquor. Perbandingan kristal ZA dan mother liquor harus sebesar satu
4) Pengeringan Produk
Kristal ZA yang sudah dipisahkan dengan larutan induk dialirkan menuju
rotary dryer M-302 menggunakan wet belt conveyor M-303 dan screw conveyor
M-307. Rotary Dryer menggunakan sumber panas yang dihasilkan heat
exchanger finned tube E-302 dan menggunakan tekanan atmosfer untuk
menghilangkan kandungan air dalam kristal ZA. Udara pengering dialirkan secara
co-current melalui sisis shell dengan suhu udara masuk pada 150 oC dan keluar
pada suhu 60oC. Rotary dryer juga dilengkapi dengan low pressure steam dengan
tekanan 10 kg/cm2 dan suhu 178 – 180oC. Udara yang keluar dari dryer
mengandung debu ZA sehingga harus dilewatkan melalui dry cyclone D-303 agar
debu ZA tidak terbuang ke udara secara langsung. Udara yang telah terpisah
dengan debu ZA dibawa oleh blower untuk dilepaskan ke atmosfer sedangkan
debu ZA dialirkan ke dalam tangki penampungan D-301 AB.
3. 5) Pengantongan Produk
1) Gas alam
Kadar CH4 : 85,76% volume
Temperatur : 15,6oC
Tekanan : 9,3 kg/cm2
Total S : 25 ppm
2) Gas Nitrogen (N2 )
Gas nitrogen yang berfungsi sebagai reaktan dalam pembuatan amoniak
berasal dari udara. Udara yang dibutuhkan sebesar 61,8 ton/jam. Sebelum
digunakan, udara ini ditekan hingga 37,7 kg/cm2.gr yang kemudian masuk ke
secondary reformer untuk mengikat hidrogen.
b) Bahan Pembantu
Proses pembuatan amoniak juga memerlukan bahan pembantu seperti berikut :
1) Air umpan boiler
Air umpan boiler harus memenuhi spesifikasi yang telah ditentukan. Air
umpan boiler untuk proses pembuatan amoniak didapatkan dari unit utilitas.
2) Larutan hidrazin
Hidrazin merupakan senyawa kimia yang diperlukan dalam pengolahan air
untuk mendapatkan air murni kualitas tinggi sebagai air pembangkit uap.
Hidrazin berupa cairan tidak berwarna yang digunakan sebagai O2 scavenger
dalam pengolahan air umpan boiler. Hidrazin merupakan cairan berbahaya
sehingga perlu adanya perlakuan khusus oleh operator. Hidrazin dan fosfat
dikendalikan oleh sistem injeksi individu 108-L dan 106-L
3) Fosfat
Fosfat digunakan dalam pengolahan (treatment) air sebagai anti kerak.
4) Steam
Steam merupaka reaktan dalam primary reformer yang memiliki fungsi untuk
memecah rantai C hidrokarbon dari gas alam sehingga didapatkan gas H 2
(steam reforming). Steam juga digunakan untuk menggerakkan turbin,
pompa, dan kompresor. Steam didapatkan dari unit utilitas.
5) Larutan benfield
Larutan benfield berguna sebagai absorben untuk menyerap gas CO2 yang
berada dalam gas sintesa. Larutan benfield merupakan larutan potassium
karbonat yang mengandung DEA dan zat penghambat korosi. Komposisi dari
larutan benfield adalah
Calcined potassium carbonate dengan kadar 25 – 30% untuk menaikkan
jumlah penyerapan CO2
DEA (Diethanol amine) dengan kadar 3 – 5% sebagai aktivator yang
membantu penyerapan CO2
V2O5 dengan kadar 0,5–0,6% sebagai corrosion inhibitor dengan cara
membentuk lapisan pelindung pada dinding dalam absorber serta
menurunkan korosi pada pipa, vessel, dan pompa.
Air dengan kadar 64,4 – 71,5%
Larutan bienfield diklasifikasikan menajadi 3 jenis yaitu
i. Rich solution
Rich solution adalah larutan benfield keluaran kolom absorber yang kaya
akan gas CO2 terlarut.
ii. Semi – lean solution
Semi – lean solution adalah larutan yang digunakan untuk memperbesar
kemampuan penyerapan terhadap gas CO2 dan sudah tergenerasi sebagian
sehingga masih mengandung sedikit gas CO2 terlarut.
iii. Lean Solution
Lean solution adalah larutan benfield keluaran kolom stripper CO2 dengan
kemurnian K2CO3 tinggi.
6) Antifoaming agent system Benfield
Antifoaming agent memiliki fungsi mencegah pembentukan busa pada larutan
benfield. Jenis antifoaming agent yang digunakan PT. Petrokimia Gresik
adalah UCON 50 HB-5100. Antifoaming agent ini dibeli dari Union Carbide.
7) Katalis
Katalis yang digunakan dalam produksi amoniak di PT. Petrokimia Gresik
terdiri dari beberapa jenis, yaitu :
Katalis Desulfurizer
Desulfurizer adalah fixed bed yang terdiri dari 2 bed katalis. Katalis setiap
bed memiliki spesifikasi yang berbeda. Pada bed pertama menggunakan
katalis Co-Mn sedangkan pada bed kedua menggunakan katalis ZnO.
pembuatan amoniak gas umpan dan gas hydrogen yang berasal dari syn gas
compressor (103 J) yaiti aliran recycle syn gas dimasukkan melalui bagian atas
vessel Setelah itu, gas umpan yang telah bereaksi masuk ke vessel bagin bawah
yang berisi katalis ZnO. Dengan begitu, senyawa sulfur yang terikat akan semakin
banyak dan keluaran dari unit desulfurisasi memiliki kandungan sulfur di bawah
0,1 ppm. Berikut reaksi desulfurisasi yang terjadi.
Pembentukan H2S menggunakan katalis cobalt molydate (Co-Mo) :
CH3HS + H2 CH4 + H2S + panas
Absorbsi H2S menggunakan adsorben zine oxide (ZnO)
H2S + ZnO ZnS + H2O
Steam Reforming
Steam reforming dari bahan baku dilakukan untuk menghasilkan gas sintesa.
Steam reforming dilakukan dengan dua reaksi katalistik yaitu primary reformer
dan secondary reformer.
Primary reforming adalah proses pemecahan gas alam (methana) dengan steam
sehingga terbentuk CO2 dan H2. Proses ini dilakukan pada tube katalis primary
reformer. Proses primary reforming menggunakan katalis nikel sebanyak 34,88
m3 dengan tekanan 34 kg/cm2 dan suhu 621 – 810oC. Perbandingan steam dan gas
yang masuk minimum 3,0 dengan CH4out ± 10-12%. Jika steam terlalu rendah
akan mengakibatkan terbentuknya deposit. Berikut reaksi yang terjadi pada
primary reforming.
CH4 + H2O ↔ CO + 3H2
CO + H2O ↔ CO2 + H2
Keluaran dari primary reformer direaksikan lebih lanjut hingga mencapai CH4 ±
0,3% pada bejana bertekanan yang dilapisi batu tahan api. Proses ini disebut
sebagai secondary reformer. Secondary reformer merupakan proses pemecahan
gas alam (methana) yang masih tersisa sekitar 12%. Panas yang dibutuhkan pada
secondary reformer berasal dari pembakaran gas dengan udara luar yang
sekaligus menghasilkan N2 untuk sintesa NH3. Proses secondary reforming
dilakukan dengan katalis nikel sebanyak 34,8 m3 pada tekanan 33 kg/cm2 dan
suhu 980oC. Berikut reaksi yang terjadi pada secondary reforming.
2H2 + O2 ↔ 2H2O
Methanansi
Methanansi merupakan proses yang dilakukan untuk mengkonversi CO dan
CO2 yang terkandung dalam gas sintesa menjadi CH 4 yang bersifat inert terhadap
katalis syn loop. Jika CO dan CO2 yang terkandung dalam gas sintesa tidak
dihilangkan dan masuk ke katalis syn loop maka akan menjadi racun dan katalis
akan menjadi tidak aktif. Katalis yang digunakan adalah nikel (Ni). Proses
methanansi terjadi pada tekanan 31,4 kg/cm2 dan suhu 26,7 m3. Reaksi yang
terjadi pada proses methanansi adalah
CO + 3H2 ↔ CH4 + H2O
CO2 + 4H2 ↔ CH4 + 2H2O
3) Sintesa Amoniak
Sintesa amoniak merupakan pembuatan amoniak yang berasal dari reaksi
antara N2 dan H2 pada unit ammonia converter. Katalis yang digunakan dalam
sintesa amoniak adalah Fe2O5. Selain CO dan CO2, H2O juga bersifat racun
terhadap katalis tersebut sehingga perlu dihilangkan sebelum masuk syn loop.
Untuk menghilangkan H2O dipasang Molecular Sieve Dryer yang juga berfungsi
untuk menyerap CO2 yang masih tersisa. Terdapat dua alat yang digunakan dalam
proses sintesa amoniak yaitu :
Syngas Compressor
Syngas compressor merupakan alat yang befungsi untuk mengkompresi
sintesis gas pada suhu input 37oC dan suhu output 42oC serta tekanan input 30
kg/cm2 dan tekanan output 180 kg/cm2.
Ammonia Converter
Ammonia Converter merupakan alat yang digunakan untuk sintesa amoniak
yang bekerja pada tekanan 182 kg/cm2g dan suhu 500 – 510 oC. Kadar keluaran
amoniak sebesar 17,2% sedangkan sisa gas yang tidak bereaksi direcycle.
Berikut reaksi yang terjadi.
N2 + 3H2 ↔ 2NH3
4) Refigerasi
Gambar 3.12 Diagram Alir Purge Gas Recovery Unit & Hydrogen
Recovery Unit
N2 + inert : 0,2%
Total sulfur : maks 1 ppm
H2O : saturated
Tekanan : 0,8 kg/cm2
Suhu : 35oC
Fase : gas
b) Bahan Pembantu
Berikut bahan pembantu yang digunakan dalam pembuatan urea :
1) Steam
Steam merupakan media pemanas dalam penukar panas dan menjadi penggerak
turbin. Steam yang digunakan dalam produksi urea didapatkan dari unit utilitas.
2) Air pendingin
Air pendingin (cooling water) merupakan media pendingin untuk steam
condensate, process condensate, dan lain – lain.
3) Udara
Udara yang digunakan dalam pembuatan urea terdiri dari dua macam yaitu
udara instrumen dan udara proses. Udara instrumen berfungsi sebagai penggerak
valve sedangkan udara proses digunakan di dalam proses sebagai pendingin
pembutiran (molten) urea di prilling tower dan sebagai passivasi peralatan di unit
sintesa.
c) Uraian Proses Pembuatan Urea
Proses pembuatan urea secara umum terdiri dari enam tahap sebagai berikut :
1) Unit Sintesa
Unit sintesa merupakan unit yang membentuk urea dengan mereaksikan NH 3
cair dengan CO2 gas yang berasal dari unit NH3. Peralatan yang digunakan dalam
unit sintesa adalah reaktor, stripper, carbamate condenser, scrubber, CO2
kompresor, NH3 pump, dan carbamate pump. NH3 dan CO2 direaksikan dalam
reaktor sehingga membentuk amonium karbamat dengan reaksi eksotermis dan
dilanjutkan dengan reaksi dehidrasi karbamat yang merupakan reaksi endotermis.
Berikut reaksi yang terjadi dalam reaktor :
Pembentukan karbamat :
2NH3 + CO2 NH4COONH2
Dehidrasi karbamat :
NH4COONH2 NH2CONH2 + H2O
Pembentukan urea dari ammonium karbamat berlangsung dalam fase cair
sehingga tekanan yang dibutuhkan tinggi. Ketika suhu dan tekanan tinggi,
konversi urea menjadi meningkat. Suhu yang digunakan dalam reaksi ini sebesar
176oC sedangkan tekanan yang digunakan sebesar 175 kg/cm 2. Konversi urea
dapat menurun dengan adanya air dan dapat naik jika NH3 berlebih. Hasil larutan
sintesis urea selanjutnya akan dikirim ke unit purifikasi setelah distripping dengan
CO2 feed. Ammonium carbamate yang tidak terhidrasi diuraikan menjadi NH3
dan CO2 dengan pemanasan menggunakan steam. Stripping agent berfungsi untuk
menyerap hasil penguraian NH3 dan CO2 sedangkan kondensor berfungsi untuk
mengkondensasi gas NH3 dan CO2 dengan recycle carbamate yang selanjutnya
akan dilakukan pembentukan amonium carbamate.
2) Unit Purifikasi
Proses yang terjadi dalam unit purifikasi adalah penguraian ammonium
carbamate dan excess amoniak yang terkandung dalam larutan urea. Peralatan
yang digunakan dalam unit ini adalah HP dekomposer, LP dekomposer, dan Flash
separator. Pada unit purifikasi larutan urea dimurnikan dalam HP dekomposer dan
LP dekomposer. Amonium carbamate diuraikan dalam dekomposer menjadi CO2
dan NH3 melalui penurunan rekanan dan pemanasan. HP dekomposer bekerja pda
suhu 160oC dan tekanan 17,5 kg/cm2 sedangkan LP dekomposer bekerja pada
suhu 128oC dan tekanan 2,5 kg/cm2.
Berikut reaksi yang terjadi pada unit purifikasi.
NH2COONH4 2NH3 + CO2
Pada unit purifikasi larutan urea dimurnikan hingga 70% berat. NH3 dan CO2 yang
tersisa dikirim ke bagian recovery.
3) Unit Recovery
Pada unit recovery peralatan yang digunakan adalah HP absorber, LP absorber,
dan washing column. Gas amoniak dan karbondioksida yang tersisa dari unit
4) Unit Konsentrasi
Unit konsentrasi merupakan unit yang bertugas untuk memekatkan larutan urea
dari 70% menjadi 99,7% dengan penguapan dan tekanan secara vacuum. Peralatan
yang digunakan pada unit ini adalah urea solution tank, vacuum concentrator,
final separator. Larutan urea yang sudah dipisahkan pada unit purifikasi
selanjutnya dipompa ke dalam vacuum concentrator B dan divakumkan hingga
mencapai 125 – 185 mmHg. Pemvakuman dimaskudkan untuk menurunkan titik
didih air sehingga pemisahan air dan larutan menjadi lebih mudah. Setelah itu,
larutan dialirkan ke vacuum concentrator A untuk diuapkan airnya sehingga air
dapat terpisah dengan larutan urea. Pada bagian final separator, urea dipekatkan
dan dipanasakan dengan steam bertekanan 4 kg/cm2 dan temperatur 38,5 – 140oC.
5) Unit Prilling
Pada unit prilling alat yang dibutuhkan adalah prilling tower, induced fan,
blower fluidizing cooler, fluidizing cooler, air heater for FD302, dan heat tank.
Larutan urea yang telah mencapai konsentrasi 99,7% dialirkan menuju prilling
tower. Pada prilling tower, urea dispray, didinginkan, dan dipadatkan agar
menjadi urea prill. Prilling tower memiliki tinggi sekitar 80 meter dengan
diameter 13,1 meter. Heat tank pada prilling tower berfungsi untuk
mengatomisasi larutan urea sebelum didinginkan. Proses ini bekerja pada suhu
139 – 140oC. Butiran urea yang dispray membentuk tetesan dan jatuh secara
perlahan dari prilling tower. Partikel yang memiliki ukuran sesuai spesifikasi akan
melayang ke bawah tower dan didinginkan. Pendinginan dilakukan dengan
menggunakan blower dengan cara menyemportkan udara pendingin dari bawah.
Partikel larutan yang telah didinginkan akan membentuk prill yang kemudian
ditampung di bagian bawah tower. Butiran urea disaring menggunakan bar
screen. Jika butiran urea memiliki diameter lebih besar dari 1,7 mm maka akan
dilarutkan dengan larutan pencuci dari dust chamber. Produk yang telah selesai
diproses, selanjutnya dialirkan dengan belt conveyor untuk ditambahkan pewarna
dan anti caking. Setalah itu, produk yang sudah jadi dialirkan ke unit
pengantongan.
kondensat yang sudah bersih dikirimkan ke fasilitas pengolahan air sebagai boiler
feed water sedangkan gas CO2 dan NH3 yang telah terlepas dikirim ke unit
purifikasi untuk direcovery.
POWER LISTRIK
STEAM
DEMIN WTR PABRIK
COOLING WTR AMONIAK
IA, PA, N2
PA FROM 101 J
AMONIAK
GAS CO2
UDARA
BAHAN BAKAR
GAS, MFO, SOLAR
POWER LISTRIK
STEAM
DEMIN WTR
COOLING WTR
PABRIK UREA
IA, PA, N2
Kebutuhan air di PT. Petrokimia Gresik disuplai dari dua sumber air yaitu Sungai
Emas (water intake Gunung Sari, Surabaya) dan Sungai Bengawan Solo (water
intake Babat, Lamongan).
Water Intake Gunung Sari
Water intake Gunung Sari berasal dari Sungai Brantas yang berjarak 22 km
dari PT. Petrokimia Gresik dengan debit sebesar 750 m3/jam. Normal operasi
produk water intake Gunung Sari berupa hard water dan dapat menghasilkan
produk berupa soft water dan hard water, tergantung dengan kebutuhan.Water
intake Gunung Sari memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Jenis : hard water
pH : 7,5 – 8,5
Total hardness : maksimal 220 ppm sebagai CaCO3
Turbidity : maksimal 5 NTU
Kapasitas : 750 m3/jam
Water Intake Babat
Water intake Babat berasal dari Sungai Bengawan Solo yang berjara 60 km
dari PT Petrokimia Gresik dengan debit sebesar 3000 m 3/jam. Produk yang
dihasilkan dari intake Babat berupa hard water dengan pH sebessar 8– 9 dan
Total Hardness (TH) kurang dari 220 ppm. Water intake Babat memiliki
spesifikasi sebagai berikut:
- Jenis : hard water
- pH : 7,5 – 8,5
- Total hardness : maksimal 220 ppm sebagai CaCO3
- Turbidity : maksimal 5 NTU
- Residual Chlorine : 0,4 – 1 ppm
- Kapasitas : 3000 m3/jam
digunakan sebagai bahan baku pembuatan demin water yang diolah di demin
plant. Air dari TK 951 memiliki spesifikasi sebagai berikut:
Air dari TK951 dan TK1103 dipompa menggunakan pompa P-2201 ABC,
kemudian masuk ke dalam circulator clarifier yang dilengkapi oleh nozzle pada
bagian bawahnya. Nozzle ini berfungsi untuk menghisap lumpur- lumpur di
sekitarnya dan mensirkulasikan ke dalam diffuser, sehingga dapat membantu
terbentuknya flok di dalam deflector shift. Sehingga, pada proses ini, garam-
garam Ca dan Mg yang terlarut di dalam raw water/hard water dapat terikat.
Dengan penginjeksian lime maka akan dihasilkan reaksi sebagai berikut:
Ca(OH)2 + Ca(HCO3) 2 → 2CaCO3 + 2H2O
2Ca(OH) 2 + Mg(HCO3) 2 → 2CaCO3 + Mg(OH) 2 + 2H2O
Penginjeksian larutan polyelectrolyte bertujuan untuk membentuk flok-flok yang
lebih besar dan mudah mengendap. Kemudian sludge yang terbentuk diendapkan
secara gravitasi sambil diaduk dengan putaran rendah. Sludge atau lumpur yang
terbentuk akan diblow down bila mencapai 10% padatan melalui nozzle yang
Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat 81
2019
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT. PETROKIMIA GRESIK
DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019
terdapat pada circulator clarifier. Sedangkan, air yang jernih keluar dari bagian
atas.
Over flow dari circulator clarifier kemudian dilewatkan ke aquazur T filter.
Filter ini berisi pasir silika dan dilengkapi dengan syphon bertekanan vakum yang
berfungsi untuk meningkatkan flow filtrat. Filter ini di-back wash dengan udara
dari kompresor C-2202 AB yang dihembuskan dari bagian bawah filter, sehingga
kotoran yang menutupi filter akan mengalir secara over flow ke saluran
pembuangan. Air produk dari unit pengolahan ini sebagian ditampung di
reservoir R-2201, kemudian dialirkan ke storage tank dengan pompa P-2206 ke
TK10 dan TK1201 untuk dialirkan ke demineralizing plant. Air yang dihasilkan
pada LSU ini mempunyai karakteristik sebagai berikut:
1. pH : 9 – 10
2. Turbidity : maksimal 3 NTU
3. Total hardness : maksimal 80 ppm CaCO3
sirkulasi 5.000 m3/jam. Cooling tower T-1201 A terdiri dari enam cell dan
terinterkoneksi dengan cooling tower T-2211 A. Cell A – D berfungsi untuk
mendinginkan cooling water di plant amonia dan cell E – F untuk mendinginkan
cooling water di plant ZA I/III dan CO2 dengan flow sirkulasi sebesar 3.000
m3/jam. Air dari sirkulasi proses dengan suhu ± 41 – 43°C masuk ke cooling
tower di bagian atas, lalu jatuh ke dalam basin melalui distributor dan bilah- bilah
yang berbahan dasar PVC dalam bentuk butiran hujan. Udara luar masuk melalui
sisi-sisi samping cooling tower dan terhisap oleh fan yang berada di puncak
cooling tower. Di bagian dalam cooling tower, udara terkontak langsung dengan
air yang turun ke basin, mengevaporasi sebagian air dan keluar melalui puncak
cooling tower. Air yang tidak teruapkan turun ke basin dengan suhu 32°C dan
selanjutnya didistribusikan ke tiap plant.
Cooling water yang digunakan harus memenuhi kualifikasi yaitu bebas
korosi, bebas kerak, bebas jamur, dan bebas bakteri. Untuk itu, perlu diinjeksikan
beberapa bahan kimia sebagai berikut:
1) H2SO4, berfungsi untuk menjaga pH 7,3 – 7,8.
2) Cl2 sebanyak 0,2 – 0,5 ppm sebagai desinfektan untuk membunuh bakteri.
3) Nalco DT-190 dan DT-129, berfungsi untuk mematikan mikroba. Nalco
7342, berfungsi untuk mengendalikan kadar PO4 agar terjaga antara 5 – 7
ppm.
4) Nalco TCCA sebagai pengganti chlorine, berfungsi untuk mencegah
timbulnya lender (slime).
Washing 2 dengan air filter, flow 27 m3/jam selama dua jam. Washing
selesai bila pH = 3, FMA = konstan, dan total hardness = 0.
4) Degasifier
Air yang keluar dari cation exchanger kemudian di-spray dari atas dan
dikontakkan dengan udara terkompresi oleh blower dari bawah. Untuk
meringankan beban kerja degasifier, maka gas-gas tersebut diberi vent.
5) Anion Exchanger
Anion exchanger berfungsi untuk menukar ion-ion negatif yang terkandung
dalam air menggunakan resin. Dari bagian bawah degasifier, air dipompa ke
dalam anion exchanger. Pada proses ini, sisa asam diabsorp oleh resin anion.
Reaksi yang berlangsung di dalam anion exchanger adalah:
R(OH)2 + H2SO4 → RSO4 + 2H2O
R(OH)2 + HCl → RCl2 + 2H2O
R(OH)2 + H2CO3 → RCO3 + 2H2O
Resin anion akan jenuh setelah beroperasi ± 40 jam dengan indikasi:
Atur flow NaOH selama enam puluh menit dengan flow 15 m3/jam dari air
cation sampai diperoleh konsentrasi 4% (densitas 1,034 gr/ml).
Washing 1 dilakukan selama enam puluh menit menggunakan air cation
m3/jam.
Washing selesai apabila pH > 7,5, kadar silika (SiO 2) < 0,2 ppm, dan
konduktivitas ± 45 μm.
6) Mixbed Exchanger
Mixbed exchanger berfungsi untuk mengikat sisa-sisa cation atau anion yang
masih terkandung di dalam air yang telah melewati cation dan anion exchanger.
Mixbed exchanger berisi campuran dari resin cation dan anion. Karena perbedaan
berat jenis, resin anion berada di lapisan atas dan resin cation berada di lapisan
bawah.
flow air 8,5 m3/jam dari cation, densitas 1,034 gr/ml (prosedur regenerasi sama
dengan anion exhchanger).
Washing 1 menggunakan air cation dengan flow 8,5 m3/jam (pompa NaOH
dimatikan) selama enam puluh menit.
Washing 2 menggunakan demin water selama tiga puluh menit dengan flow 25
m3/jam.
Final washing dilakukan dengan demin water, flow 30 m3/jam selama enam
puluh menit.
Air yang dihasilkan oleh mixbed exchanger memiliki spesifikasi sebagai berikut:
pH : 7,5
dengan tekanan 45 kg/cm2 dari B-1102 sebanyak ± 75 ton/jam. Pada saat start up,
maka kebutuhan steam akan lebih banyak lagi, yaitu lebih dari 120 ton/jam.
uap tekanan tinggi dalam steam drum akan mengalir ke dalam water tube..
Untuk pemanasnya, digunakan dua buah burner dengan bahan bakar natural
gas. Natural gas dialirkan menuju burner, kemudian dialiri udara panas dari
Forced Draft Fan (C-11021). Steam dari B-1102 ini selanjutnya
didistribusikan menuju plant amonia, ZA I/III, dan Petronika.
Air yang berasal dari Demineralizing Plant II dipompa menuju LP steam, lalu
dipanaskan dengan memanfaatkan gas buang dari hasil pemanasan turbin di Gas
Turbine Generator (GTG). Udara panas ini digunakan sebagai udara pembakaran
dan dikontakkan dengan gas alam yang dipanaskan dengan api yang di spray ke
furnace untuk memanaskan bulir-bulir air. Di dalam LP steam terdapat deaerator
yang berfungsi untuk melepaskan O2 yang ada di dalam air dengan penambahan
hydrazine (N2H4). Di sini tekanan 0,8 kg/cm2, lalu dari LP steam masuk ke
dalam economizer yang berfungsi untuk memanaskan BFW dengan
memanfaatkan panas dari gas buang. Setelah itu, dialirkan menuju HP steam
dengan tekanan dinaikkan menjadi ± 65 kg/cm 2. Di sini telah terbentuk steam,
steam ini selanjutnya dialirkan menjadi dua.
Sebagian ke superheated dan sebagian lagi kembali ke LP steam untuk proses
stripping (saturated steam). Karena uap yang keluar dari WHB berupa uap basah,
ketika masuk ke dalam superheated, kandungan air di dalam uap dikurangi
(superheated steam). Sehingga, uap yang dihasilkan berupa uap kering. Agar uap
tersebut tidak mudah untuk berubah fase. Proses untuk mengubah steam menjadi
superheated steam dilakukan pada suhu tinggi.
penambahan hydrazine (N2H4). Press LP 0,8 kg/cm2 lalu dari LP steam masuk ke
dalam economizer yang berfungsi untuk memanaskan BFW dengan
memanfaatkan panas dari gas buang. Setelah itu, dialirkan menuju HP steam. Di
sini telah terbentuk steam, steam ini selanjutnya dialirkan menjadi dua.
Sebagian ke dalam steam drum dan sebagian lagi kembali ke LP steam dengan
tingkatan hingga tekanannya menjadi 7 sampai 8 kg/cm 2 dan suhu 68°C. Pada
saat start up digunakan bantuan diesel starter untuk menggerakkan turbin dan
kompresor di awal. Setelah tenaganya tercukupi bagi turbin untuk melakukan
putaran sendiri, diesel ini dimatikan.
Udara dari kompresor selanjutnya dialirkan ke ruang bakar. Fuel gas
dimasukkan ke dalam ruang bakar kemudian mengalami pembakaran oleh udara
hingga suhunya naik drastis menjadi 1100°C. Karena kenaikan suhu yang drastis
ini, maka seketika gas mengalami ekspansi sehingga dapat mendorong turbin.
Ruang bakar pada GTG terdiri dari 10 ruang bakar, 10 fuel nozzle, 10 cross fire
tuber, 10 transition piece, 2 spark plug, dan 4 photocell.
Turbin berfungsi untuk menggerakkan shaft compressor dan generator.
Putaran dari turbin akan mengkonversikan energi yang dihasilkan oleh
pembakaran gas menjadi energi gerak yang menggerakkan generator. Selanjutnya
generator akan mengkonversikan energi gerak dari turbin agar menjadi energi
listrik. Listrik yang dihasilkan GTG sebesar 33 MW.
Program Studi S-1 Teknik Kimia Fakultas Teknik
Universitas Lambung Mangkurat 95
2019
LAPORAN KERJA PRAKTEK
PT. PETROKIMIA GRESIK
DEPARTEMEN PRODUKSI 1A TAHUN 2019
Selain menggunakan GTG, suplai listrik juga diperoleh dari PLN. Suplai
listrik dari PLN ini digunakan ketika GTG bermasalah atau mati, dilakukan
dengan sebuah alat yang menginterkoneksikan listrik dari PLN secara otomatis.
tekanan 7 kg/cm2 dengan dew point -40°C. Untuk memperoleh instrument air
dengan dew point tersebut, maka udara proses dimasukkan ke dalam dryer D-
2232 ABCD.
21. Uji Stability Index dan Saturity Index (Langelir Indeks, Engineering Data
Book, tenth edition, 1957). Stabilty Index adalah angka yang dapat
menunjukkan apakah air bersifat korosif atau dapat menimbulkan kerak.
Dan untuk memperoleh Stability Index (SI) dan Saturation Index (SaI)
diperlukan data analisa antara lain Total Solid, Suhu, Calsium Hardness,
alkali M dan pH air.
produksi pada periode tertentu di masa yang akan datang. Secara umum tujuan
perencanaan produksi adalah :
1. untuk mencapai tingkat/level keuntungan tertentu,
2. untuk menguasai pangsa pasar tertentu,
3. untuk mengusahakan agar perusahaan bisa beroperasi pada tingkat
efisiensi tertentu,
4. untuk mempertahankan dan mengusahakan agar kesempatan kerja yang
ada tetap pada tingkatnya dan berkembang, dan
5. untuk mengoptimalkan penggunaan fasilitas yang ada di perusahaan.
Berdasarkan cakupan jangka waktunya, perencanaan produksi dibedakan
menjadi perencanaan produksi jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan
jangka panjang adalah penentuan tingkat kegiatan lebih dari satu tahun, biasanya
untuk lima tahun mendatang, dengan tujuan untuk merencanakan pertambahan
kapasitas peralatan dan mesin, ekspansi pabrik, serta pengembangan produk.
Perencanaan jangka pendek adalah penentuan kegiatan produksi dalam jangka
waktu satu tahun atau kurang dengan tujuan untuk merencanakan kebutuhan
bahan baku, tenaga kerja, dan fasilitas yang dimiliki perusahaan.
Pemeliharaan, Kadep Proses & Lab, Ka SPI, Karo Riksa dan Kadep
Sarprod.
Laporan harian produksi dari Kabag Candalprod dikirimkan kepada Kadep
Produksi dengan tembusan kepada Kadep Akuntansi
d. Laporan harian yang terkumpul selama sebulan, direkapitulasi dalam data
bulanan sebagai pedoman pembuatan laporan periode bulanan, triwulan,
dantahunan.
e. Laporan dalam periode bulanan disajikan dalam bentuk :
Laporan pengamatan bulanan. Laporan dari Kadep Produksi
didistribusikan kepada : Direktur Produksi, Kakomp Pabrik , Kadep
Produksi, Kadep Pemeliharaan, Kadep Pengadaan, Kadep Akuntansi,
Kadep Anggaran dan Kadep Penjualan Produk non Pupuk.
Laporan situasi produksi bulanan. Laporan dari Kadep Produksi
didistribusikan kepada Direktur Produksi dan Kakomp Pabrik . Laporan
dalam periode triwulan disajikan dalam bentuk :
1. Laporan hasil kegiatan produksi pabrik triwulanan dari Kadep Produksi
didistribusikan kepada Direktur Produksi, Kakomp Pabrik, dan Kadep
Akuntansi.
2. Laporan APPI dari bagian Candalprod II dan III dikirimkan kepada
Kabag Candalprod I sebagai kompilator sebelum kepada APPI
f. Laporan dalam periode tahunan disajikan dalam bentuk laporan hasil kegiatan
produksi Pabrik tahunan dari Kadep Produksi, kemudian didistribusikan
kepada Direktur Produksi, Kakomp Pabrik, Kadep Harian, serta Kadep Proses
dan Lab.
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. PT Petrokimia Gresik merupakan salah satu perusahaan BUMN dalam
lingkup Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI yang bernaung
pada PT. Pupuk Indonesia Holding yang bergerak dibidang pupuk
bahan kimia dan jasa lainnya seperti jasa konstruksi dan engineer.
2. PT Petrokimia memiliki tiga unit departemen produksi/pabrik, yaitu
Departemen Produksi I (unit pupuk Nitrogen), Departemen Produksi II
(unit pupuk Fosfat) dan Departemen Produksi III (Unit Asam Fosfat).
3. Pabrik dilengkapi dengan sistem pengolahan limbah dan K3. Sistem
pengolahan limbah untuk menghindari terjadinya pencemaran
lingkungan sedangkan program K3 sebagai usaha pengendalian
terhadap gejala-gejala penyebab timbulnya bahaya hal ini bertujuan
melindungi seluruh karyawan dan masyarakat sekitarnya serta menekan
kerugian perusahaan yang dapat ditimbulkan karena kecelakaan yang
terjadi.
4. Bagian Candal Produksi I memiliki dua aktivitas besar yaitu
Perencanaan dan Pengendalian Produksi di Departemen Produksi I.
5. Di dalam Departemen Produksi I terdapat enam bagian produksi di
antaranya yaitu:
1. Bagian Produksi Ammonia
2. Bagian Produksi Urea
3. Bagian Produksi ZA I/III
4. Bagian Utilitas I
5. Bagian Pengantongan I dan Produksi
6. Bagian Candal Produksi I
6. Proses pembuatan ammonia dibuat dengan menggunakan bahan baku
gas alam dan udara dengan menggunakan proses “Steam Methane
Reforming” dari MW Kellog. Secara ringkas tahapan prosesnya yaitu
proses pembuatan gas syntesa yang meliputi penghilangan hidrokarbon
4.2 Saran
1. Sebaiknya adanya pengawasan mengenai penggunaan alat pelindung
diri kepada semua karyawan maupun orang yang memasuki area
pabrik mengingat bahaya yang ditimbulkan dan tidak terduga,
sehingga keutamaan kesehatan dan keselamatan selalu menjadi nomor
satu serta mencapai zero accident.
2. Mahasiswa yang sedang melakukan praktik kerja lapangan sebaiknya
diberi kesempatan untuk dapat mengaplikasikan ilmunya yang telah
diperoleh dari penjelasan di lapangan sehingga mahasiswa tidak hanya
mendengarkan namun bisa ikut berperan aktif membantu di lapangan.
3. Perawatan dan penggantian peralatan yang sudah tua sehingga efisiensi
dan kualitas produk dapat ditingkatkan, serta kesehatan dan
keselamatan kerja lebih terjamin.
DAFTAR PUSTAKA
Firdaus, Rafli dan Imaniar Ragil. 2019. Laporan Praktek Kerja Lapangan
Departemen Produksi IA Unit Utilitas PT. Petrokimia Gresik. Universitas
Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur. Surabaya.
Ningtyas, Juli dan Adlimatul Putri Ilmiyah. 2017. Laporan Praktek Kerja
Lapangan PT. Petrokimia Gresik Departemen Produksi I Unit Utilitas.
Universitas Indonesia. Depok.
Pratiwi, Gina dan Tania Finarianingrum. 2019. Laporan Praktek Kerja Lapangan
Departemen Produksi IA PT. Petrokimia Gresik. Universitas Jenderal
Ahmad Yani. Bandung.
Renyka, Febriatiningrum dan Fitriana Gustiawanti. 2019. Laporan Praktek Kerja
Lapangan Departemen Produksi IA PT. Petrokimia Gresik. Universitas
Diponegoro. Semarang.