Anda di halaman 1dari 9

PENCEMARAN TANAH AKIBAT PESTISIDA

Tugas Ekonomi Sumber Daya

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Individu Mata Kuliah


Ekonomi Sumber Daya Program Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jember

Dosen Pengampu :
Dr. Triana Dewi Hapsari, SP., MP

Oleh :
Anas Khoirur Rojikin
131510601138

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2014
PENDAHULUAN

Indonesia merupakan negara agraris yang mayoritas mata pencaharian


penduduknya adalah petani. Pertanian di Indonesia perlu ditingkatkan secara
intensif agar dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri bahkan hingga dapat
menembus pasar Internasional. Dalam upaya peningkatan produksi, para petani
menggunakan pesti-sida untuk mengendalikan hama yang dapat mencemari tanah.
Dampak dari pencemaran tanah tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan. Zat-zat
kimia yang terkandung dalam pestisida sulit untuk dinetralkan tanah. Apabila
masuk ke dalam tubuh, zat-zat kimia tersebut akan tertimbun dan pada akhirnya
dapat menyebabkan berbagai penyakit. Berbagai upaya untuk mengurangi
pencemaran tanah akibat penggunaan pestisida dilakukan yaitu dengan adanya
larangan-larangan terhadap penggunaan pestisida yang berbahaya bagi kesehatan
dan dikenalkan sistem pertanian organik sebagai bioremediasi tanah yang
tercemar.
Pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk
hidup, zat energi, atau komponen lain ke dalam lingkungan atau berubahnya
tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga
kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan
peruntukannya. Pencemaran dapat timbul sebagai akibat kegiatan manusia
ataupun disebabkan oleh alam (misal gunung meletus, gas beracun). Ilmu
lingkungan biasanya membahas pencemaran yang disebabkan oleh aktivitas
manusia, yang dapat dicegah dan dikendalikan. Karena kegiatan manusia,
pencemaran lingkungan pasti terjadi dan tidak dapat dihindari. Yang dapat
dilakukan adalah mengurangi pencemaran, mengendalikan pencemaran, serta
meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat terhadap kondisi lingkungan
di sekitarnya.
Pencemaran lingkungan dibagi dalam tiga aspek, diantaranya pencemaran
air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah. Oleh karena itu, dalam paper ini
akan dibahas tentang pencemaran tanah oleh pestisida. Pencemaran tanah adalah
keadaan di mana bahan kimia buatan manusia masuk dan merubah lingkungan
tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena: kebocoran limbah cair atau
bahan kimia industri atau fasilitas komersial; penggunaan pestisida; masuknya air
permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan sub-permukaan; kecelakaan
kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah; air limbah dari tempat
penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah secara
tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Ketika suatu zat berbahaya/beracun
telah mencemari permukaan tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan
atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian
terendap sebagai zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat
berdampak langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.
Indonesia merupakan negara agraris yang berarti sebagian besar mata
pencaharian penduduknya adalah bercocok tanam. Pertanian di Indonesia perlu
ditingkatkan secara intensif agar dapat memenuhi kebutuhan dalam negeri bahkan
agar dapat menembus pasar internasional. Dalam upaya peningkatan produksi,
para petani menggunakan pestisida dan pupuk yang mereka yakini dapat
meningkatkan produktifitas tanaman yang mereka tanam. Namun mereka tidak
menyadari bahwa pestisida dan pupuk selain memiliki dampak positif juga
memiliki dampak negatif, yakni pencemaran tanah.
Pembahasan materi tentang pencemaran tanah oleh pestisida dan pupuk ini
sangat penting, karena selain berpengaruh terhadap pencemaran tanah pestisida
dan pupuk secara tidak langsung juga berpengaruh terhadap kesehatan manusia.
Oleh karena itu, dengan mengetahui bahaya dari pestisida dan pupuk kita dapat
melakukan beberapa pencegahan dan penanggulangan yang dimaksudkan untuk
mengurangi dampak pencemaran tanah yang berkepanjangan.
PEMBAHASAN

Pestisida merupakan zat, senyawa kimia (zat pengatur tumbuh dan


perangsang tumbuh), organisme renik, virus dan zat lain-lain yang digunakan
untuk melakukan perlindungan tanaman atau bagian tanaman. Petani
menggunakan pestisida untuk membasmi hama dan gulma dengan harapan hasil
produk pertanian meningkat. Disamping dapat meningkatkan hasil produk
pertanian, pestisida mempunyai dapat negatif seperti berkurangnya
keanekaragaman hayati, pestisida berspektrum luas dapat membunuh hama
sasaran, parasitoid, predator, hiperparasit serta makhluk bukan sasaran seperti
lebah, serangga penyerbuk, cacing dan serangga bangkai. Berkurangnya jumlah
mikroba pada tanah perkebunan teh di India dibandingkan dengan tanah kontrol
yang tidak menggunakan pestisida. Menumpuknya pestisida dalam jaringan tubuh
organisme melalui rantai makanan seperti pencemaran DDT di Crassostrea
Virginia yang digunakan untuk program malaria. Masyarakat yang hidup di
sekitar teluk yang terkontaminasi DDT mempunyai risiko tinggi terhadap
kesehatan apabila mengkonsumsi kerang yang dapat mempengaruhi perubahan
sistem saraf estrogenik. Karena DDT dapat terakumulasi melalui rantai makanan,
akan cenderung lebih terkonsentrasi pada organisme yang menempati piramida
makanan yang lebih tinggi. Salah satu organisme itu adalah manusia, hal ini
menyebabkan manusia rawan teracuni oleh pestisida (Yuantari dkk., 2013).
Tanah merupakan salah satu sumber daya alam utama yang ada di planet
bumi serta merupakan kunci kerberhasilan makhluk hidup. Tanah adalah lapisan
tipis kulit bumi dan terletak paling luar. Tanah merupakan hasil pelapukan atau
erosi batuan induk (anorganik) yang bercampur dengan bahan organik. Tanah
mengandung partikel batuan atau mineral, bahan organik ( senyawa organik dan
organisme ) air dan udara. Mineral merupakan unsur utama tanah. Pada umumnya
mineral terbentuk dari padatan anorganik dan mempunyai komposisi homogen.
Tanah terbentuk melalui proses alami dan berlangsung sangat lama. Selain itu
terdapat hubungan antara perkembangan lapisan tanah dan perkembangan
tumbuh-tumbuhan, hewan, manusia.
Pencemaran tanah adalah keadaan dimana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi
karena: kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial;
penggunaan pestisida; masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan
sub-permukaan; kecelakaan kendaraaan pengangkut minyak, zat kimia, atau
limbah; air limbah dari tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang
langsung dibuang ke tanah secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping).
Ketika suatu zat berbahaya/beracun telah mencemari permukaan tanah, maka ia
dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam tanah. Pencemaran
yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai zat kimia beracun di
tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak langsung kepada manusia
ketika bersentuhan atau dapat mencemari air tanah dan udara di atasnya.
Olehnya itu ada beberapa langkah penanganan untuk mengurangi dampak
yang ditimbulkan oleh pencemaran tanah. Diantaranya:
• Remidiasi
Remediasi adalah kegiatan untuk membersihkan permukaan tanah yang
tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah, yaitu in-situ (atau on-site) dan ex-situ
(atau off-site). Pembersihan on-site adalah pembersihan di lokasi. Pembersihan ini
lebih murah dan lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi), dan
bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang tercemar dan
kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di daerah aman, tanah tersebut
dibersihkan dari zat pencemar. Caranya yaitu, tanah tersebut disimpan di
bak/tanki yang kedap, kemudian zat pembersih dipompakan ke bak/tangki
tersebut. Selanjutnya zat pencemar dipompakan keluar dari bak yang kemudian
diolah dengan instalasi pengolah air limbah. Pembersihan off-site ini jauh lebih
mahal dan rumit.
• Bioremediasi
Bioremediasi adalah proses pembersihan pencemaran tanah dengan
menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri). Bioremediasi bertujuan untuk
memecah atau mendegradasi zat pencemar menjadi bahan yang kurang beracun
atau tidak beracun (karbon dioksida dan air).
Dalam penerapan di bidang pertanian, ternyata tidak semua pestisida
mengenai sasaran. Kurang lebih hanya 20 persen pestisida mengenai sasaran
sedangkan 80 persen lainnya jatuh ke tanah. Akumulasi residu pestisida tersebut
mengakibatkan pencemaran lahan pertanian. Apabila masuk ke dalam rantai
makanan, sifat beracun bahan pestisida dapat menimbulkan berbagai penyakit
seperti kanker, mutasi, bayi lahir cacat, CAIDS (Chemically Acquired Deficiency
Syndrom) dan sebagainya. Pada masa sekarang ini dan masa mendatang, orang
lebih menyukai produk pertanian yang alami dan bebas dari pengaruh pestisida
walaupun produk pertanian tersebut di dapat dengan harga yang lebih mahal dari
produk pertanian yang menggunakan pestisida. Pestisida yang paling banyak
menyebabkan kerusakan lingkungan dan mengancam kesehatan manusia adalah
pestisida sintetik, yaitu golongan organoklorin. Tingkat kerusakan yang
disebabkan oleh senyawa organoklorin lebih tinggi dibandingkan senyawa lain,
karena senyawa ini peka terhadap sinar matahari dan tidak mudah terurai.
Penyemprotan dan pengaplikasian dari bahan-bahan kimia pertanian selalu
berdampingan dengan masalah pencemaran lingkungan sejak bahan-bahan kimia
tersebut dipergunakan di lingkungan. Sebagian besar bahan-bahan kimia pertanian
yang disemprotkan jatuh ke tanah dan didekomposisi oleh mikroorganisme.
Pestisida bergerak dari lahan pertnaian menuju aliran sungai dan danau yang
dibawa oleh hujan atau penguapan, tertinggal atau larut pada aliran permukaan,
terdapat pada lapisan tanah dan larut bersama dengan aliran air tanah.
Penumpahan yang tidak disengaja atau membuang bahan-bahan kimia yang
berlebihan pada permukaan air akan meningkatkan konsentrasi pestisida di air.
Kualitas air dipengaruhi oleh pestisida berhubungan dengan keberadaan dan
tingkat keracunannya, dimana kemampuannya untuk diangkut adalah fungsi dari
kelarutannya dan kemampuan diserap oleh partikel-partikel tanah.
Penggunaan pestisida yang berlebihan akan mengakibatkan rusaknya
lingkungan. Punahnya spasies tertentu dapat mengubah pola interaksi di dalam
suatu ekosistem. Rantai makanan, jaring-jaring makanan dan aliran energi
menjadi berubah. Akibatnya keseimbangan lingkungan, daur materi, dan daur
biogeokimia menjadi terganggu.
Penggunaan insektisida dapat mematikan fauna tanah dan dapat juga
menurunkan kesuburan tanah. Penggunaan pupuk terus menerus dapat
menyebabkan tanah menjadi asam. Sehingga dapat menurunkan kesuburan tanah.
Kerusakan tanah atau lahan dapat disebabkan oleh kemerosotan struktur tanah
(pemadatan tanah dan erosi), penurunan tingkat kesuburan tanah, keracunan dan
pemasaman tanah, kelebihan garam dipermukaan tanah, dan polusi tanah. Faktor-
faktor yang mempengaruhi degradasi tanah atau lahan adalah :
(1) Pembukaan lahan (deforestration) dan penebangan kayu hutan secara
berlebihan untuk kepentingan domestik,
(2) Penggunaan lahan untuk kawasan peternakan/penggembalaan secara
berlebihan (over grazing), dan
(3) Aktivitas pertanian dalam penggunaan pupuk dan pestisida secara berlebihan.
KESIMPULAN

Pestisida merupakan produk sebuah revolusi yang tidak hanya menarik


tetapi juga mengerikan. Berhadapan dengan pestisida dipakai, lingkungan alam
tercemar. Apabila tidak dipakai hama dan penyakit menjadi momok bagi manusia.
Inilah yang disebut tragedi. Dan manusia yang berhadapan dengan tragedi bisa
mengambil sikap dan langkah yang pasti sesuai dengan tuntutan situasi. Apabila
pestisida dipakai dalam batas-batas kewajaran sesuai dengan petunjuk
penggunaan kiranya merupakan tindakan yang bisa memperkecil lingkup risiko
yang harus ditanggung manusia dan alam khususnya Tanah. Pemakaian pestisida
secara membabi buta bisa mengundang bencana. Oleh karena itu masalah
pestisida menuntut perhatian semua pihak, tidak hanya para pejabat, tidak hanya si
pemakai jasa. Kita semua memikul tanggung jawab bersama atas lingkungan
hidup kita sendiri. Pestisida bukan hanya menjadi tanggung jawab pabrik
penghasil, dan tanggung jawab pemerintah yang memberi izin produksi, tapi
menjadi tanggung jawab semua pihak, sehingga Kualitas kesuburan tanah tidak
mengalami degradasi.
DAFTAR PUSTAKA

Bachri, Moch. 1995. Geologi Lingkungan. Malang : CV. Aksara.

Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Direktorat Pupuk dan Pestisida


Kementerian Pertanian 2011, Pedoman Pembinaan Penggunaan Pestisida.
Ekha Isuasta, 1988. Dilema Pestisida. Yogyakarta : Kanisius.
Karyadi, 2008. Dampak penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan
terhadap kandungan residu tanah pertanian bawang merah di Kecamatan
Gemuh Kabupaten Kendal. Agromedia, 26 (1) :10-19.

Kusno, s. 1992. Pencegahan Pencemaran Pupuk dan pestisida. Jakarta:Swadaya.

Marganingrum, D., dan R. Noviardi. 2010. Pencemaran Air dan Tanah di


Kawasan Pertambangan Batubara di Pt. Berau Coal, Kalimantan Timur.
Riset Geologi dan Pertambangan, 20 (1) : 11-20.

Soekarto. S. T. 1985. Penelitian Organoleptik Untuk Industri Pangan dan Hasil


Pertanian. Jakarta : Bhatara Karya Aksara

Syarifudin. 2013. Pencemaran Lingkungan. Jurnal Ilmiah

Tresna, satrawijaya. 2000. Pencemaran lingkungan. Jakarta: PT Rineka Cipta

Yauntari, C., B. Widiarnako., dan H. Rya Sunoko. 2013. Tingkat Pengetahuan


Petani dalam Menggunakan Pestisida (Studi Kasus di Desa Curut
Kecamatan Penawangan Kabupaten Grobogan). Prosiding Seminar
Nasional Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013.

Anda mungkin juga menyukai