Anda di halaman 1dari 6

JURNAL MKMI, September 2013, hal 133-138

IDENTIFIKASI RESIDU PESTISIDA GOLONGAN ORGANOFOSFAT


PADA SAYURAN KENTANG DI SWALAYAN LOTTEMART DAN
PASAR TERONG KOTA MAKASSAR

Identification of Organophospate Pesticide Residue in Potatoes at Lottemart


and Terong Market of Makassar City

Yusnani
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit, Makassar
(yusnani117@yahoo.co.id)

ABSTRAK
Pestisida adalah bahan racun yang disamping memberikan manfaat di bidang pertanian, tetapi dapat mem-
berikan dampak terhadap kesehatan masyarakat. Residu pestisida adalah zat tertentu yang terkandung dalam hasil
pertanian bahan pangan atau pakan hewan yang dapat menimbulkan efek yang bersifat tidak langsung terha-
dap konsumen, namun dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan kesehatan diantaranya berupa gang-
guan pada syaraf dan metabolisme enzim. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi residu pestisida golongan orga-
nofosfat pada sayuran kentang di Swalayan Lottemart dan Pasar Terong di Kota Makassar. Jenis penelitian ini
adalah penelitian observasional dengan pendekatan deskriptif. Sampel penelitian ini adalah kentang yang ber-
asal dari lima daerah berbeda yang dijual di Swalayan Lottemart dan Pasar Terong Kota Makassar. Cara peng-
ambilan sampel secara purposive sampling. Hasil uji laboratorium menunjukkan bahwa dari 5 sampel, nilai
residu pestisida adalah <0,1 mg/kg. Hal ini berarti kandungan residu pestisida klorpirifos pada semua sampel
kentang berada di bawah ambang batas deteksi alat. Kesimpulannya adalah tidak ada residu pestisida golongan
organoposfat jenis kloririfos yang terdeteksi di dalam sampel yang dijual di Swalayan Lottemart dan Pasar Terong.
Kata kunci : Pestisida, klorpirifos, kentang

ABSTRACT
Pesticides are toxic substances that besides providing benefits in agriculture,it could also affect public
health. Pesticide residues are certain substances contained in farm produce or animal feed which could cause
indirect effects to consumers, but in the long term could cause health problems such as neurological and enzyme
metabolism disorders. This study aims to identify organophospate pesticide residue in potatoes at Lottemart Su-
permarket and Terong Market of Makassar City. An observational study was conducted with a descriptive ap-
proach. The sample of this research are the potatoes that come from five different areas that are sold in Lotte
Supermarket and Terong Market in Makassar City. A purposive sampling method was used to select samples that
are in accordance with the researcher’s criteria. Laboratory test results show that of the 5 samples, the pesticide
residue present is <0,1 mg/kg. This result indicates that chlorphyrifos pesticide residue in all of the potato samples
is below the threshold of detection tools. In conclusion, no organophospate pesticide residue were present in the
samples of potatoes sold in Lotte Supermarket and Terong Market.
Keywords : Pesticide, chlorphyirifos, potato

133
Yusnani : Identifikasi Residu Pestisida Golongan Organofosfat pada Sayuran Kentang

PENDAHULUAN tasan Penyakit Menular Kelas 1 Makassar me-


Indonesia merupakan salah satu negara ngenai analisis dampak penggunaan pestisida
agraris yang memiliki kekayaan alam dan ke- terhadap petani dan lingkungan di Kecamatan
anekaragaman hayati yang sangat berpotensi Uluere Kabupaten Bantaeng Propinsi Sulawesi
untuk dikembangkan. Salah satu sub sektor per- Selatan tahun 2010 menemukan adanya residu
tanian yang memiliki potensi untuk dikembang- pestisida pada sayuran kentang, yaitu <0,002 mg/
kan yaitu hortikultura. Hortikultura merupakan kg karbaril, <0,002 mg/kg karbofuran, dan 6,46
bagian dari sektor pertanian yang terdiri atas mg/kg klorofirifos.
sayuran, buah-buahan, tanaman hias, dan bio- Penelitian yang dilakukan oleh Munarso,
farmaka. Hortikultura berperan sebagai sumber dkk di Malang dan Cianjur ditemukan residu
pangan, sumber pendapatan masyarakat, penye- pestisida pada kubis, tomat, dan wortel. Hasil
dia lapangan kerja, perdagangan domestik dan analisis menemukan sebanyak 7,4 ppb endosul-
internasional, serta peningkatan aktivitas indus- fan pada kubis, 10,6 ppb endosulfan pada wor-
tri pengolahan yang bersifat meningkatkan nilai tel, dan 7,9 ppb profenos pada tomat. Selain itu,
tambah. Adanya peranan penting hortikultura residu lain yang terdeteksi antara lain pestisida
menjadi alasan bahwa sub-sektor ini perlu yang mengandung bahan aktif klorpirifos, meti-
menjadi prioritas pengembangan.1 dation, malation, dan karbaril.2 Berdasarkan data
Upaya untuk meningkatkan produksi de- tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan
ngan tujuan agar tanaman tidak dirusak oleh penelitian mengenai identifikasi residu pestisida
hama dan penyakit adalah dengan menggunakan golongan organofosfat pada sayuran kentang
pestisida. Penggunaan pestisida pada tanaman sa- di Swalayan Lottemart dan Pasar Terong Kota
yuran di dataran tinggi tergolong sangat intensif, Makassar tahun 2013.
hal ini terutama disebabkan kondisi iklim yang
sejuk dengan kelembaban udara dan curah hujan BAHAN DAN METODE
yang tinggi menciptakan kondisi yang baik untuk Penelitian ini dilaksanakan pada 28 Janu-
perkembangbiakan hama dan penyakit tanaman.2 ari-4 Februari 2013. Adapun lokasi penelitian
Monitoring terbatas yang dilakukan oleh berada di Swalayan Lottemart dan Pasar Terong
Departemen Kesehatan dan Departemen Per- Kota Makassar. Jenis penelitian ini adalah sur-
tanian melalui Direktorat Perlindungan Tana- vei/observasional dengan pendekatan deskriptif
man tahun 1980 menemukan sejumlah residu yaitu mengidentifikasi residu pestisida yang ting-
pestisida yang telah mencemari beberapa jenis gal dalam sayuran kentang melalui pemeriksaan
sayuran seperti kentang, kubis, sawi, tomat dan laboratorium. Populasi dari penelitian ini adalah
wortel pada daerah-daerah sentra sayuran di semua kentang yang dijual di Swalayan Lottemart
Jawa. Hasil analisa menunjukkan bahwa residu dan Pasar Terong Kota Makassar. Adapun sampel
pestisida tersebut di atas adalah dari jenis DDT, dari penelitian ini adalah kentang yang berasal
Diazinon, Dieldrin, Fenitrithion dan Klorfirifos. dari lima daerah berbeda yang dijual di Swalayan
Di negara-negara maju beberapa pestisida telah Lottemart dan Pasar Terong Kota Makassar yang
diteliti dapat bersifat carsinogenic agent, muta- diambil secara purposive sampling. Data primer
genic agent, teratogenic agent dan menjadi pe- diperoleh dari hasil pemeriksaan laboratorium
nyebab dari penyakit lain, seperti leukemia dan dan observasi langsung ke lokasi penelitian. Se-
sebagainya.3 dangkan data sekunder di peroleh dari dan melalui
Data hasil pengawasan keamanan pangan penelusuran literatur-literatur, jurnal, dan artikel
yang dilakukan oleh Balai Besar Karantina Per- melalui internet serta buku-buku yang berkaitan
tanian Makassar tahun 2009-2012 menemukan dengan penelitian yang dilakukan. Penyajian data
residu pestisida golongan organofosfat pada dalam bentuk tabel dan disertai narasi.
sawi dan kangkung yang dijual di Pasar Terong
Makassar. Hasil kajian yang dilakukan oleh Balai HASIL
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pemberan- Semua sampel kentang yang diperiksa

134
JURNAL MKMI, September 2013, hal 133-138

menunjukkan hasil pemeriksaan residu pestisida pelumatan yang tidak halus, penimbangan yang
yang dilakukan terhadap kentang, menunjukkan tidak akurat karena ketidakstabilan neraca yang
angka <0,1/mg/kg kandungan residu pestisida digunakan serta penambahan larutan yang tidak
yang terkandung jauh di bawah ambang batas sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan.
yang telah ditentukan (Tabel 1). Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan
penelitian yang dilakukan oleh Balai Teknik Ke-
Tabel 1. Hasil Analisis Residu Pestisida de-
ngan Parameter Klorpirifos pada sehatan Lingkungan dan Pemberantasan Penya-
Kentang di Pasar Terong dan Swa- kit Menular Kelas 1 Makassar mengenai analisis
layan Lottemart Kota Makassar dampak penggunaan pestisida terhadap petani
Kode Hasil dan lingkungan di Kecamatan Uluere Kabupaten
Sampel Lokasi
Sampel (mg/kg) Bantaeng Propinsi Sulawesi Selatan tahun 2010
1 Pasar Terong K1 <0,1 menemukan adanya residu pestisida pada sayuran
2 Pasar Terong K2 <0,1 kentang, yaitu <0,002 mg/kg karbaril, <0,002 mg/
3 Pasar Terong K3 <0,1 kg karbofuran, dan 6,46 mg/kg klorpirifos. Hasil
4 Swalayan Lottemart K4 <0,1 tersebut positif dikarenakan sampel diambil lang-
5 Swalayan Lottemart K5 <0,1 sung dari kebun.4
Sumber: Data Primer, 2013
Sampel kentang yang diuji tersebut diam-
bil di tempat penjualannya, bukan dari tempat
PEMBAHASAN
penanamannya sehingga walaupun para petani
Hasil penelitian yang dilakukan menunjuk- kentang mengaplikasikan pestisida pada kentang,
kan bahwa tidak ditemukan residu pestisida lebih kemungkinan besar sudah tidak ada pestisida
dari 0,1 mg/kg dengan bahan aktif klorpirifos. yang melekat pada kentang karena telah dilaku-
Hasil ini memberikan dua kemungkinan, yaitu kan pencucian secara berulang oleh para peda-
residu pestisida pada sampel kentang yang di- gang.
periksa telah hilang atau petani pemasok kentang
Pedagang sayuran melakukan pencucian
tersebut memang tidak menggunakan pestisida
dengan tujuan membersihkan sayuran dari ko-
golongan organofosfat berbahan aktif klorpirifos.
toran yang menempel seperti debu, kotoran, ta-
Berarti kentang tersebut aman ditinjau dari segi
nah, sisa pestisida, atau zat pengaur tubuh, dan
kesehatan, tidak membahayakan bagi yang me-
jamur agar sayuran terlihat mengkilap, bersih,
ngonsumsi.
segar, dan lebih menarik. Hal ini tidak dilakukan
Perbedaan prosedur pemeriksaan labora- hanya sekali saja, tetapi berulang kali sehingga
torium kemungkinan berpengaruh terhadap hasil sisa-sisa pestisida yang melekat pada kulit sa-
yang diperoleh. Pada prosedur pemeriksaan yang yuran akan berkurang. Perlakuan yang sama juga
dilakukan di Balai Besar Laboratorium Keseha- diaplikasikan pada sayuran di Swalayan Lot-
tan ekstraksi sampel dilakukan hanya satu kali se- temart, bedanya sayuran disimpan pada tempat
dangkan pada prosedur pemeriksaan sampel yang pendingin atau freezer.
dilakukan oleh BPTP Maros, ekstraksi sampel
Selain itu, penelitian ini dilakukan pada
dibuat dua kali yang bertujuan untuk dijadikan
saat musim hujan sehingga kentang lebih sering
larutan pembanding dan diperoleh variasi. Tujuan
terkena air yang kemungkinan dapat menghilang-
dilakukannya ekstraksi sampel sebanyak dua kali
kan zat-zat kimia yang melekat pada kentang
adalah untuk membandingkan pengujian pertama
tersebut yang terdeteksi adalah dosis pestisida
dan kedua apakah terdapat perbedaan atau terjadi
yang disemprotkan para petani pada sayuran
kesalahan sehingga hasil yang diperoleh lebih
kentang telah memenuhi syarat yang telah diten-
meyakinkan. Selain itu, kemungkinan adanya
tukan. Selain itu, petisida golongan organofosfat
prosedur pemeriksaan residu pestisida yang tidak
termasuk pestida yang mudah terdegradasi.
sesuai dengan standar pemeriksaan juga dapat
menyebabkan tidak terdeteksinya residu pesti- Di dalam lingkungan, pestisida diserap
sida pada sampel yang diperiksa, seperti proses oleh berbagai komponen lingkungan, kemudian

135
Yusnani : Identifikasi Residu Pestisida Golongan Organofosfat pada Sayuran Kentang

terangkut ke tempat lain oleh air, angin atau or- pak negatif pada manusia maupun lingkungan.
ganisme yang berpindah tempat. Ketiga kompo- Di dalam lingkungan pestisida diserap oleh ber-
nen lingkungan ini kemudian mengubah pestisida bagai komponen lingkungan yang mengubahnya
tersebut melalui proses kimiawi atau biokimiawi menjadi bahan-bahan lain yang tidak beracun
menjadi senyawa lain yang masih beracun atau atau masih beracun. Dalam jangka panjang ap-
senyawa yang bahkan telah hilang sifat bera- likasi yang sangat intensif, dapat meningkatkan
cunnya. Yang menjadi perhatian utama dalam probabilitas Organisme Pengganggu Tumbuhan
toksikologi lingkungan ialah berbagai pengaruh (OPT) sekunder atau meningkatkan resistensi
dinamis pestisida dan derivat-derivatnya setelah hama. Penggunaan pestisida kimia, terutama
mengalami perubahan oleh faktor lingkungan yang daya kerjanya sistemik dapat meninggalkan
secara langsung atau oleh faktor hayati terhadap residu pada produk yang dihasilkan.6 Keterpa-
sistem hayati dan ekosistemnya. paran pestisida terhadap manusia dapat diesti-
Air merupakan medium utama bagi trans- masi melalui pengukuran residu pestisida dalam
portasi pestisida. Pindahnya pestisida dapat ber- lingkungan (udara, air, tanah dan tanaman). Uda-
sama partikel air atau debu pembawa. Pestisida ra dapat dengan mudah terkontaminasi pestisida
dapat pula menguap karena suhu yang tinggi selama proses penyemprotan. Butiran-butiran
(pembakaran). Pestisida yang di udara bisa kem- pestisida selama penyemprotan menjadi partikel
bali ke tanah oleh hujan atau pengendapan debu. halus dapat melayang jauh terbawa angin. Re-
Dalam dinamika pestisida di lingkungan terdapat sidu pestisida dapat pula terjadi di tanah, apabila
dua istilah yang berhubungan, yakni deposit dan pestisida disemprotkan pada tanaman/tanah tidak
residu. Deposit ialah materi yang terdapat pada mencapai sasaran dan jatuh ke permukaan tanah
permukaan segera setelah aplikasi sedangkan re- dan selanjutnya diserap ke dalam tumbuhan jenis
sidu pestisida merupakan materi yang terdapat umbi-umbian. Apabila residu pestisida itu ter-
di atas atau di dalam benda lain setelah beberapa dapat pada rumput lalu tertelan oleh ternak, maka
saat atau mengalami penuaan, perubahan kimia, pestisida tersebut dapat terdeteksi melalui daging
atau keduanya. Residu permukaan atau residu dan susu ternak tersebut.
efektif ialah banyaknya materi yang tertinggal, Rute penyerapan pestisida ke dalam tubuh
misalnya pada tanaman setelah aplikasi. Residu dapat melalui tiga cara, yakni melalui kulit, salu-
permukaan dapat hilang karena pencucian (pem- ran pernafasan dan saluran pencernaan. Pestisida
bilasan), penggosokan, hidrolisis, dan sebagai- yang masuk kedalam tubuh akan di metabolisme
nya. dan distribusikan ke dalam jaringan dan dikeluar-
Pembilasan bukan hanya terjadi pada pes- kan dari dalam tubuh melalui urine. Pestisida dis-
tisida hidrofilik, tetapi juga yang lipofilik. Dalam tribusikan dan disimpan di dalam jaringan lemak
waktu 1-2 jam setelah aplikasi pestisida, kemung- dan dibiotransformasi di dalam bagian tubuh akan
kinan besar 90% deposit telah hilang karena pen- terdapat dalam darah, urine, jaringan lemak dan
cucian oleh air hujan. Sisanya biasanya terurai lain sebagainya. Setelah diserap dari usus maka
oleh sinar ultraviolet. Banyak jenis pestisida lipo- yang tinggi substansi lipophilienya akan diekresi-
filik yang cenderung berakumulasi (menumpuk) kan ke dalam empedu sebagai akibat resirkulasi
pada lapisan malam (lilin) dan lemak tanaman, enterohepathik.7 Di seluruh sistem persyarafan
terutama pada bagian kulit. Itu sebabnya sayuran terdapat pusat pusat pengaliran elektro cholin-
atau buah terutama yang dimakan mentah perlu esterase mical yang dinamakan sinapsis dimana
dicuci atau dikupas dahulu.5 getaran getaran saraf eketrokemis dibawa menye-
berangi kesenjangan antara sebuah sel saraf (neu-
Pestisida pada buah ada yang hanya me-
ron) dan sebuah otot dad neuron. Karena getaran
nempel pada kulit, tertinggal dalam kulit ataupun
saraf (sinyal) mencapai suatu sinaps, sinyal itu
pada daging buah, hal ini tergantung pada keteba-
merangsang pembebasan acetyleholin. Acetyle-
lan, kulit buah, pori-pori buah dan jenis pestisida
holin berperan sebagai jembatan penyeberangan
yang digunakan. Penggunaan pestisida secara ti-
bagi mengalirnya getaran saraf (new impulse),
dak bijaksana dapat menimbulkan berbagai dam-

136
JURNAL MKMI, September 2013, hal 133-138

setelah impulse syaraf oleh acetyleholin dipin- ing menderita adalah manusia.
dahkan (diseberangkan) melampaui kesenjangan, Manusia harus bertanggung jawab terhadap
enzim cholinesterase itu memecahkan acetylcho- kerusakan yang timbul, karena semua kegiatan
lin dengan menghidrolisa acetylocholin menjadi pencegahan hama adalah hasil karya manusia
cholin dan sebuah asam asetat, impuls syaraf ke- dan ditujukan untuk pemenuhan kebutuhannya.
mudian berhenti, reaksi ini terjadi sangat cepat. Manusia adalah pelaku utama pemberantasan
Ketika pestisida organofosfat dan karbamat hama karena itu selain perlindungan terhadap
memasuki tubuh manusia pestisida akan menem- tanah, air, dan hewan lainnya dari bahaya pesti-
pel pada enzim cholinesterase di dalam darah. sida, perlindungan pertama justru harus diberikan
Karena cholinesterase tidak dapat memecahkan terhadap manusia. Cara yang paling baik untuk
acetylcholin, impuls syaraf mengalir terus (kons- mencegah pencemaran pestisida adalah dengan
tanta) menyebabkan kejang-kejang yang cepat tidak menggunakan pestisida sebagai pembe-
dan akhirnya mengarah kepada kelumpuhan. rantas hama. Mengingat akibat sampingan yang
Dengan terbentuknya senyawa-senyawa tersebut terlalu berat atau bahkan menyebabkan rusaknya
maka terjadi penurunan aktivitas cholinesterase, lingkungan dan merosotnya hasil panen, penggu-
sehingga enzim tidak berfungsi sebagaimana naan pestisida mulai dikurangi. Cara-cara yang
mestinya. Dengan demikian, pe-ngukuran cho- dapat ditempuh untuk mencegah atau mengu-
linesterase dalam darah dapat dijadikan indikator rangi serangga hama antara lain pengaturan jenis
dalam menentukan keracunan pestisida organo- tanaman dan waktu tanam, memilih varietas yang
fosfat dan karbamat. tahan lama, memanfaatkan musuh-musuh alami
Harus diakui walaupun pestisida sangat serangga, penggunaan hormon serangga, peman-
berbahaya, peningkatan produksi pertanian dapat faatan daya tarik seks pada serangga, sterilisasi.
tercapai justru dengan bantuan pestisida. Pence- Cara-cara tersebut di atas memang tidak
maran yang disebabkan oleh pestisida bukan hal memiliki efek yang cepat dan merata dibanding
sepele. Namun, kalau cara pemakaian pestisida pestisida. Karenanya bila dibutuhkan pemberan-
dilakukan dengan sangat hati-hati, kemungkinan tasan hama yang sifatnya segera, penggunaan
besar pencemaran dapat dihindari atau setidaknya pestisida memang merupakan pilihan yang paling
mengurangi bahayanya pembatasan pemakaian baik dan tepat. Jika memang pestisidalah yang
pestisida ini sudah dimulai dengan gebrakan PAN akan digunakan, maka adalah suatu langkah yang
(Pesticides Action Network) yang beranggotakan paling bijaksana untuk melakukan suatu tindakan
50 negara, termasuk Indonesia. Di sini ada tujuh pencegahan terhadap pencemaran atau keracunan
jenis pestisida yang dilarang di antara 12 jenis yang mungkin timbul.8
yang dimasukkan dalam The Dirty Dozen seperti
Heptachlor. KESIMPULAN DAN SARAN
Di Indonesia, hal ini didukung oleh ikut Penelitian ini menyimpulkan bahwa residu
sertanya BATAN dalam meneliti residu-residu pestisida golongan organofosfat jenis klorpirifos
produk pertanian dan mengeluarkan batas am- yang terdeteksi pada kentang di Swalayan Lot-
bang yang aman bagi pemakaian pestisida. Juga temart <0,1 mg/kg. Residu pestisida golongan or-
turut peran serta pemerintah, yaitu peraturan ten- ganofosfat jenis klorpirifos yang terdeteksi pada
tang AMDAL yang mulai berlaku dari segi peng- kentang di Pasar Terong <0,1 mg/kg. Disarankan
amanan baik bagi keselamatan manusia maupun kepada masyarakat dalam mengonsumsi sayuran
lingkungan. Tindakan pemerintah dengan pe- kentang hendaknya memperhatikan tempat yang
raturan AMDAL adalah tepat sebagai tindakan telah terbukti tidak mengandung residu pestisida,
pencegahan dan usaha menanggulangi kemung- seperti Pasar Terong dan Swalayan Lottemart.
kinan terjadinya pencemaran lingkungan hidup Kepada petani sebaiknya mencuci sayuran yang
manusia Indonesia. Bagaimanapun juga pestisida telah dipanen terlebih dahulu sebelum dijual. Ke-
adalah racun. Sebenarnya kalau ada kerugian pada peneliti selanjutnya agar dapat meneliti je-
yang ditimbulkan oleh pestisida, maka yang pali- nis sayuran lain dengan parameter yang berbeda.

137
Yusnani : Identifikasi Residu Pestisida Golongan Organofosfat pada Sayuran Kentang

DAFTAR PUSTAKA
1. Andarwati A, U. Efisiensi Tekni Susahatani
Kentang dan Faktor Yang Mempengaruhi di
Kecamatan Batur Kabupaten Banjarnegara.
Bogor: Institut Pertanian Bogor; 2011.
2. Munarso, S. J, Miskiyah, W dB. Studi Kan-
dungan Residu Pestisida Pada Kubis, Tomat,
dan Wortel di Malang. 2009.
3. Saenong. Beberapa Senyawa Pestisida
yang Berbahaya [online] 2007. [diakses 12
Desember 2012]. Available from: http://
www.peipfi-komdasulsel.org/wp-content/
uploads/2011/06/30.-beberapa-senyawa-pes-
tisida-yang-berbahaya-m-Sudjak-Saenong,
pdf.
4. BTKL-PPM. Analisis Dampak Penggunaan
Pestisida Terhadap Petani dan Lingkungan
di Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng
Propinsi Sulawesi Selatan. Makassar: Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pembe-
rantasan Penyakit Menular Kelas 1, 2011.
5. Sinulingga. Telaah Residu Organoklor pada
Wortel Daucus Carota L Di Kawasan Sentra
Kab. Koro Sumut. Jurnal Sistem Teknik In-
dustri. 2006;7.
6. Ameriana, M. Perilaku Petani Sayuran dalam
Menggunakan Pestisida Kimia. Journal Hort.
2008;18(1).
7. BTKL-PPM. Analisis Dampak Penggunaan
Pestisida Terhadap Petani dan Lingkungan di
Kecamatan Tanete Riattang Barat Kabupaten
Bone Propinsi Sulawesi Selatan. Makassar:
Balai Teknik Kesehatan Lingkungan dan
Pemberantasan Penyakit Menular Kelas 1,
2009.
8. Pohan N. Pestisida dan Pencemarannya.
[online] 2004. [diakses 12 Desember 2012].
Available from: http://repository. usu.ac.id/
bitstream/123456789/1367/1/tkimia-nurhas-
mawaty7.pdf.

138

Anda mungkin juga menyukai