Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Bawang Putih
Bawang putih (Allium sativum L) merupakan salah tanaman sayuran umbi yang banyak
ditanam diberbagai negara di dunia. Di Indonesia bawang putih memiliki banyak nama
panggilan seperti orang manado menyebutnya lasuna moputi, orang Makasar menyebut lasuna
kebo dan orang Jawa menyebutnya bawang. Masyarakat pada umumnya hanya memanfaatkan
bagian umbi saja, utamanya hanya sebagai bumbu dapur. Hasil penelitian para ahli menunjukkan
bahwa bawang putih memiliki potensi sebagai bahan baku obat-obatan untuk menyembuhkan
berbagai penyakit (Faradiba, 2014)

2.1.1. Klasifikasi Bawang Putih


Menurut Yuniastuti (2006). sistematika tanaman bawang putih adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Klas : Monocotyledoneae
Ordo : Liliflorae
Famili : Liliales atau Liliaceae
Genus : Allium
Spesie : Allium sativum L.

2.1.2. Morfologi Bawang Putih


Morfologi bawang putih terdiri atas akar, batang, daun, bunga dan umbi. Struktur morfologi
bawang putih dapat dijelaskan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Bagian-bagian dari tanaman bawang putih


(Sumber: Samadi, 2000)
1. Akar
Tanaman bawang putih memiliki sistem perakaran dangkal yang berkembang dan
menyebar disekitar permukaan tanah sampai pada kedalaman 10 cm. Bawang putih memiliki
akar serabut dan terbentuk di pangkal bawah batang sebenarnya (discus). Akar tersebut tertanam
dalam tanah sebagai alat untuk menyerap air dan unsur hara dari tanah. Sistem perakaran bawang
putih menyebar ke segala arah, namun tidak terlalu dalam sehingga tidak tahan pada kondisi
tanah yang kering (Samadi, 2000).

2. Batang
Batang bawang putih merupakan batang semu dan berbentuk cakram. Batang tersebut
terletak pada bagian dasar atau pangkal umbi yang terbentuk dari 9 pusat tajuk yang dibungkus
daun-daun. Ketinggian batang semu bawang putih dapat mencapai 30 cm (Samadi, 2000).

3. Daun
Daun tanaman bawang putih memiliki ciri morfologis yaitu berbentuk pita, pipih, lebar
dan berukuran kecil serta melipat ke arah dalam sehingga membentuk sudut pada pangkalnya.
Satu tanaman bawang putih biasanya memiliki 8-11 helai daun. Permukaan daun bagian atas
berwarna hijau muda dengan kelopak daun yang tipis, kuat, dan membungkus kelopak daun yang
yang lebih muda (Samadi, 2000).

4. Bunga
Tanaman bawang putih dapat berbunga namun hanya pada varietas tertentu saja. Bunga
bawang putih berupa bunga majemuk yang berbentuk bulat seperti bola, berwarna merah jambu,
berukuran kecil, tangkainya pendek, dan bentuknya menyerupai umbi bawang. Bunga yang
tumbuh dapat menghasilkan biji. Umumnya pada sebagian besar varietas, tangkai bunga tidak
tumbuh keluar melainkan hanya sebagian bunga saja yang tampak keluar bahkan tidak
sedikitpun bagian bunga yang keluar karena sudah gagal sewaktu masih berupa tunas (Wibowo,
2007).Pembungaan pada bawang putih dapat mengganggu perkembangan umbi dan tidak
memiliki nilai ekonomi sehingga biasanya para petani akan membuangnya. Pada bagian tangkai
bunga terbentuk umbi kecil yang menyebabkan pembengkakan sehingga umbi terlihat seperti
bunting. Umbi-umbi 10 kecil tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan secara
vegetative dengan cara ditanam berulang-ulang selama lebih kurang 2 tahun (Rukmana, 1995).

5. Umbi
Umbi bawang putih tersusun dari beberapa siung yang masing-masing terbungkus oleh
selaput tipis yang sebenarnya merupakan pelepah daun sehingga tampak seperti umbi yang
berukuran besar (Rukmana, 1995). Ukuran dan jumlah siung bawang putih bergantung pada
varietasnya. Umbi bawang putih berbentuk bulat dan agak lonjong. Siung bawang putih tumbuh
dari ketiak daun, kecuali ketiak daun paling luar. Jumlah siung untuk setiap umbi berbeda
tergantung pada varietasnya. Bawang putih varietas lokal biasanya pada setiap umbinya tersusun
15-20 siung (Samadi, 2000).
2.1.3. Komposisi Kimia Bawang Putih
Bawang putih merupakan salah satu tanaman dengan kandungan senyawa aktif yang
tinggi. Senyawa aktif tersebut berdampak positif dan bermanfaat besar bagi tubuh diantaranya
seperti allicin, protein, vitamin B1, B2, C, dan D. Senyawa aktif yang berfungsi sebagai
antioksidan pada bawang putih adalah allicin. Bawang putih yang dipotong atau dihancurkan
akan menyebabkan allinase mengkonversi alliin menjadi allicin (diallylthiosulphinate atau 2-
prophenyl-2-propenethiol sulphinate). Allicin bersifat tidak stabil sehingga mudah terurai.
Kemampuan allicin menekan produksi nitrat oksida (NO) dengan cara mengendalikan iNOS
mRNA pada konsentrasi rendah dan mengendalikan CAT-2 mRNA pada konsentrasi tinggi.
Melalui mekanisme tersebut allicin mampu mencegah reaksi akibat radikal bebas (Atmadja,
2002)

2.1.4. Manfaat Bawang Putih


Bawang putih termasuk tanaman rempah yang bernilai ekonomi tinggi karena memiliki
beragam kegunaan. Tidak hanya di dapur, bawang putih memegang peranan sebagai tanaman
apotek hidup yang sanggup berkiprah. Manfaat utama bawang putih adalah sebagai bumbu
penyedap masakan yang membuat masakan menjadi beraroma dan mengundang selera.
Meskipun kebutuhan untuk bumbu masakan hanya sedikit, namun tanpa kehadirannya masakan
akan terasa hambar (Solihin, 2009)
Zat-zat kimia yang terdapat pada bawang putih adalah Allisin yang berperan memberi
aroma pada bawang putih sekaligus berperan ganda membunuh bakteri gram positif maupun
bakteri gram negatif karena mempunyai gugus asam amino para amino benzoat, Sedangkan
Scordinin berupa senyawa kompleks thioglosida yang berfungsi sebagai antioksidan. Tidak
seperti antibiotika sintetis, daya antibiotika bawang putih bekerja ke seluruh tubuh, bukan hanya
ditempat yang sakit. Sebagai antibiotik alami, bawang putih bisa dimakan langsung dalam
bentuk mentah, bisa pula direbus terlebih dahulu atau dicampurkan ke dalam masakan. Bawang
putih digunakan sebagai obat dalam seperti : mengurangi kadar kolesterol dalam darah,
mencegah serangan jantung, menstabilkan sistem pencernaan yang terganggu, meningkatkan
daya tahan tubuh, mengobati nyeri sendi, menghambat penuaan sel otak, mengurangi gejala
diabetes melitus, asma dan lain sebagainya. Sebagai obat luar digunakan untuk mengobati
jerawat, bisul, sakit gigi, infeksi jamur pada kaki, infeksi telinga, mengobati panu, kadas, kurap
dan lain sebagainya (Lingga, 2012)
Bawang putih bermanfaat bagi kesehatan karena mengandung unsur-unsur aktif,
memiliki daya bunuh terhadap bakteri, sebagai bahan antibiotik, merangsang pertumbuhan sel
tubuh, dan sebagai sumber vitamin B1. Selain itu, bawang putih mempunyai nilai gizi yang
cukup tinggi, dan mengandung sejumlah komponen kimia yang diperlukan untuk hidup manusia.
Dewasa ini, bawang putih dimanfaatkan sebagai penghambat perkembangan penyakit kanker
karena mengandung komponen aktif, yaitu selenium dan germanium (Atmadja, 2002)
DAFTAR PUSTAKA

Atmadja, Djaja Surya. 2002. Bawang putih untuk kesehatan. Jakarta: Bumi Aksara
Faradiba, S. (2014). Efektivitas bawang putih (Allium sativum) dalam menghambat
pertumbuhan bakteri Staphylococcus epidermidis. Disertasi Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan, UIN Jakarta
Lingga, L. 2012. Terapi Bawang Putih Untuk Kesehatan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Rukmana, R, 1995. Bawang Merah Budidaya Dan Pengolahan Pasca Panen. Kanisius. Jakarta
Samadi, budi.2000. Usaha Tani Bawang Putih. Yogyakarta: Kanisius
Solihin. 2009. Manfaat bawang putih. Jakarta: Media Management.
Wibowo, Singgih.2006. Budi Daya Bawang. Jakarta : penebar swadaya
Yuniastuti, K. (2006). Ekstraksi dan identifikasi komponen sulfide pada bawang putih.
Universitas Negeri Semarang.

Anda mungkin juga menyukai