Anda di halaman 1dari 20

RESPON PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium Fistulosum L.

)
PADA PEMBERIAN POC DAUN LAMTORO

Oleh:

Salimil Ummah
NPM : 201901015

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PAT PETULAI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan
Karunia-Nya kepada penulis proposal Praktek Keja Lapangan ( PKL ) ini dapat diselesaikan.
Proposal yang berjudul “ Respon Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah (Allium
Ascalonicum L.) Pada Pemberian POC Daun Lamtoro “

Keberhasilan penyusunan proposal kegiatan ini tidak akan terwujud dan


terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan bimbingan dan dorongan serta,yang tak
terhingga nilainya dari berbagai pihak baik secara material maupun spiritual. Dalam
kesempatan ini dengan segala kerendahan dan ketulusan
hati,penulis mengungkapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam
penulisan proposal kegiatan ini. 

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal kegiatan PKL ini masih banyak
kekurangan, penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua.

Curup, Maret 2022

Salimil Ummah
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3

BAB I............................................................................................................................................................4

PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian...............................................................................................................................5

1.4. Manfaat Penelitian...........................................................................................................................5

BAB II...........................................................................................................................................................6

TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................................6

2.1 Botani Tanaman Bawang Daun.........................................................................................................6

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Daun...........................................................................................9

2.3 Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro..................................................................................................10

BAB III........................................................................................................................................................11

Metodelogi Penelitian...............................................................................................................................11

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian.........................................................................................................11

3.2 Bahan Dan Alat................................................................................................................................11


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
`

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “RESPON
PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum .) PADA
PEMBERIAN POC DAUN LAMTORO “
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pemberian POC daun lamtoro mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
tanaman bawang daun ?
2. Apakah ada interaksi antara POC daun lamtoro terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman bawang daun?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh POC daun lamtoro terhadap
pertumbuhan dan hasil tanman bawang daun.

1.4. Manfaat Penelitian

Memberikan informasi bagi masyarakat dan pihak – pihak yang membutuhkan tentang
penggunaan POC daun lamtoro terhadap pertumbuhan dan hasil tanman bawang daun.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Tanaman Bawang Daun
Bawang daun (Allium fistulosum L.) berasal dari kawasan dari Asia Tenggara yang
kemudian meluas dan ditanam di berbagai wilayah yang beriklim tropis dan sub-tropis.
Sayuran penting ini memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai bahan bumbu dapur, untuk
memudahkan pencernaan, dan menghilangkan lendirlendir dalam kerongkongan. Sayuran ini
biasa dimakan mentah dan dimasak dalam berbagai salad dan masakan lain (Rukmana, 2011).

Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan, bawang daun diklasifikasikan sebagai berikut


(Rukmana, 2011)

Divisi : Spermatophyta (tanaman berbiji)

Subdivisi : Angiospermae (biji berada di dalam buah)

Kelas : Monocotyledoneae (biji tidak berbelah)

Ordo : Liliflorae

Famili : Liliaceae

Genus : Allium

Spesies : Allium fistulosum L.

Menurut Cahyono (2009) dalam Jumadi (2014), bawang daun termasuk jenis tanaman
sayuran daun semusim (berumur pendek). Tanaman ini berbentuk rumput atau rumpun dengan
tinggi tanaman mencapai 60 cm atau lebih. Bawang daun selalu menghasilkan anakan-anakan
baru sehingga membentuk rumpun.
2.2 Morfologi Tanaman Bawang Daun

2.2.1 Akar

Bawang daun berakar serabut pendek yang tumbuh dan berkembang ke semua arah di
sekitar permukaan tanah. Tanaman ini tidak mempunyai akar tunggang. Perakaran
bawang daun cukup dangkal, antara 8-20 cm. Perakaran bawang daun dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, dan mudah menyerap air. Akar
tanaman berfungsi sebagai penopang tegaknya tanaman dan alat untuk menyerap zat-zat
hara dan air (Cahyono, 2009 dalam Jumadi, 2014).

2.2.2 Batang

Bawang daun memiliki dua macam batang, yaitu batang sejati dan batang semu. Batang
sejati berukuran sangat pendek, berbentuk cakram, dan terletak pada bagian dasar yang
berada di dalam tanah. Batang yang tampak di permukaan tanah merupakan batang
semu, terbentuk dari pelepah-pelepah daun yang saling membungkus dengan kelopak
daun yang lebih muda sehingga kelihatan seperti batang. Batang semu berwarna putih
atau hijau keputih-putihan dan berdiameter antara 1-5 cm, tergantung pada varietasnya.
Batang sejati dan batang semu bawang daun bersifat lunak. Fungsi batang bawang daun,
selain sebagai tempat tumbuh juga sebagai jalan mengangkut zat hara (makanan) dari
akar ke daun dan menyalurkan zat-zat hasil asimilasi ke seluruh bagian tanaman
(Rukmana, 2005 dalam Jumadi, 2014).

2.2.3 Daun

Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat, memanjang, berlubang menyerupai pipa,
dan bagian ujungnya meruncing. Bawang daun memiliki daun berbentuk pipih
memanjang, tidak membentuk rongga (seperti pita) dan bagian ujungnya meruncing.
Ukuran panjang daun sangat bervariasi antara 18-40 cm, tergantung pada varietasnya.
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaannya halus (Cahyono, 2009
dalam Jumadi, 2014).
2.2.4 Bunga

Bunga bawang daun secara keseluruhan berbentuk payung majemuk atau payung
berganda dan berwarna putih. Tangkai tandan bunga keluar dari dasar cakram,
merupakan tunas inti yang pertama kali muncul seperti halnya daun biasa, namun lebih
ramping, bulat bagian ujungnya membentuk kepala yang meruncing seperti tombak, dan
terbungkus oleh lapisan daun (seludang). Bila seludang telah membuka, akan tampak
kuncup-kuncup bunga beserta tangkainya. Dalam setiap tandan bunga terdapat 68-83
kuntum bunga. (Rukmana, 2005 dalam Jumadi, 2014). Panjang tangkai tandan bunga
dapat mencapai 50 cm atau lebih, sedangkan panjang tangkai bunga berkisar antara 0,8-
1,8 cm. Kuntum-kuntum bunga terletak pada bidang lengkung yang karena tangkai-
tangkai bunga hampir sama panjangnya. Bunga bawang daun mekar dari luar kearah
pusat. Bunga bawang daun terdiri atas 6 buah mahkota bunga, 6 buah benang sari, 1
buah plasenta, tangkai bunga, kelopak bunga, dan bakal buah. Bakal buah terdiri atas 3
daun buah (carpel) yang membentuk 3 buah ruang (ovarium) dan tiap ruang mengandung
2 bakal biji (Cahyono, 2005 dalam Jumadi, 2014).

Mahkota bunga bawang daun berwarna putih. Benang sari memiliki tangkai yang
panjangnya 0,5 cm. Penyerbukan antar bunga dalam satu tandan atau antar bunga dari
tandan yang berbeda (penyerbukan silang) dan berlangsung dengan bantuan lebah atau
lalat hijau ataupun manusia. Bung a bawang daun juga dapat menyerbuk sendiri.
Bunga yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji-biji yang
berukuran sangat kecil (Rukmana, 2011).

2.2.5 Buah
Buah bawang daun berbentuk bulat, terbagi atas tiga ruang, berukuran kecil berwarna
hijau muda. Satu buah bawang daun mengandung 6 biji yang berukuran sangat kecil.
Dalam satu tandan terdapat sekitar 61-74 buah (Cahyono, 2005 dalam Jumadi, 2014)

2.2.6 Biji
Biji bawang daun yang masih muda berwarna putih dan setelah tua berwarna hitam,
berukuran sangat kecil, berbentuk bulat agak pipih, dan berkeping satu. Biji bawang
daun tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
Bawang daun tidak memiliki masa dormansi terhadap panjang hari seperti bawang
bombay, sehingga pertumbuhan vegetatif bawang daun berlangsung secara terus
menerus dan tidak membentuk umbi nyata (Rukmana, 2005 dalam Jumadi, 2014).

Bawang daun yang telah umum dibudidayakan terdiri atas dua jenis, yaitu: Bawang
bakung atau bawang semprong atau ciboule (sibol) atau Allium fistulosum L. dengan ciri-ciri
daunnya berbentuk bulat panjang dan berongga menyerupai pipa, daun berwarna hijau tua dan
berukuran lebar 1-2 cm, tanaman dapat membentuk umbi ukuran kecil, dan dapat tumbuh baik
di dataran rendah sampai tinggi, dan Bawang Prei atau “leek” atau Allium porum L. dengan
ciri-ciri bentuk daun panjang-pipih, berpelepah panjang dan liat serta tidak berumbi.
(Rukmana, 2011).

Sedangkan menurut Cahyono (2009) dalam Jumadi (2014), ada 3 jenis bawang daun
yaitu: bawang bakung, bawang kucai, dan bawang sop atau prei. Bawang bakung dengan ciri-
ciri daunnya berbentuk bulat panjang dan berongga menyerupai pipa, daun berwarna hijau tua
dan berukuran lebar 1-2 cm, tanaman dapat membentuk umbi, membentuk sedikit anakan, dan
dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai tinggi. Bawang kucai dengan ciri-ciri daun
berbentuk seperti jarum dan memipih, tidak berongga menyerupai rumput, berukuran kecil
seperti rumput teki dengan tinggi tanaman 28 cm, dan diameter batang sebesar 4 mm, ukuran
panjang 16-23 dan lebar 3- mm, tanaman membentuk umbi dan siung berangkai-rangkai.

2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Daun


Bawang daun dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian
250-1500 m dpl, dan daerah yang memiliki curah hujan 150-200 mm/tahun dan suhu harian
18-25°C cocok untuk pertumbuhan tanaman bawang daun. Rukmana (2011), mengatakan
bahwa daerah yang ideal untuk pengembangan budidaya tanaman bawang daun adalah dataran
tinggi antara 9001700 meter di atas permukaan laut dengan suhu berkisar antara 19°-24°C dan
kelembaban udaranya berkisar antara 80%-90%. Jenis tanah yang baik untuk pertumbuhan
tanaman bawang daun adalah Andosol, Latosol, dan Regosol.
2.3 Pupuk Organik Cair Daun Lamtoro
Pupuk organik cair (POC) adalah pupuk berbentuk cair yang mudah larut ke dalam tanah dan
membawa unsur-unsur penting untuk pertumbuhan tanaman. Jenis pupuk organik cair antara lain
ekstrak tumbuh-tumbuhan, fermentasi limbah air peternakan, fermentasi tumbuh-tumbuhan yang
memiliki kandungan hara. Bahkan dalam pupuk organik juga terdapat senyawa-senyawa organik lain
yang bermanfaat bagi tanaman, seperti asam humat, asam sulvat, dan senyawa-senyawa organik lain
(Ayu, 2019)
BAB III

Metodelogi Penelitian

3.1 Tempat Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di BPP Airduku Kecamatan Seluou Rejang Kabupaten Rejang
Lebong dari tanggal 20 maret 2022 sampai dengan 29 mei 2022.

3.2 Bahan Dan Alat


3.2.1 Bahan

Bahan yang digunakan antara lain bibit tanaman bawang daun ,POC daun lamtoro,
pupupk kandang.

3.2.2 Alat

Alat yang digunakan antara lain adalah cangkul, timbangan,arit, penggaris atau mistar, dan
alat tulis.

3.3 Tahapan Penelitian


3.3.1 Persiapan Lahan

Kegiatan ini dimulai dengan membersihkan areal penelitian dari gulma dan sampah-

sampah lainnya dengan cara manual yaitu menggunakan tangan ataupun dengan

cangkul dan arit.

3.3.2 Persiapan Bibit

Sebelum dilakukan penanaman bibit, sebaiknya dibersihkan dulu bibit dari daun-daun

yang sudah kering dan tua, selanjutnya potong daun bawang sekitar 5 cm (dari akar ke

batang).

3.3.3 . Persiapan media tanam


Kegiatan berikutnya yaitu menyiapkan media tanam yang diambil dari tanah lapisan atas

(topsoil). Lalu disiapkan polybag berukuran 35 cm x 40 cm. Kemudian masukkan media tanam ke

dalam polybag sampai seberat 5 kg/polybag.

3.3.4 Aplikasi Pemberian POC Daun Lamtoro

Pemberian POC daun lamtoro dilakukan pada 1 MST dengan interval pemberian sekali dalam

seminggu.

3.3.5 Pemeliharaan

Pemeliharaan meliputi kegiatan penyulaman, penyiraman, dan Pengendalian Organisme

Pengganggu Tanaman (OPT). Penyulaman, dilakukan pada 7 hari setelah tanam. Dengan

cara mengganti bibit yang mati dengan tanaman yang baru yang umurnya sama, selesai

menyulam bibit disiram sampai tanahnya cukup lembab. Penyiraman, dilakukan pada

pagi dan sore hari pada minggu pertama setelah tanam. Penyiraman berikutnya secara

berangsur-angsur dikurangi, yaitu 2 hari sekali yang dilakukan pada sore hari pada saat

tidak ada hujan. Pemberian POC daun lamtoro dilakukan pada 1 MST dengan interval

pemberian sekali dalam seminggu.

3.3.6 Pemanenan

Tanaman bawang daun dipanen pada umur 50 hari setelah tanam yang ditandai dengan

beberapa helai daun bawah telah menguning atau mengering. Pemanenan dilakukan

dengan mencabut seluruh bagian tanaman.


3.4 Metode Penelitian
Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) Faktorial dengan dua
faktor yang diteliti, yaitu :

Pemberian POC daun lamtoro (P) dengan 4 taraf, yaitu :

P0 : kontrol

P1 : 100 ml/tanaman

P2 : 200 ml/tanaman

P3 : 300 ml/tanaman

3.5 Variabel Pengamatan

1. Jumlah daun (helai)

Jumlah daun diukur dengan cara menghitung daun yang terbentuk dan diamati diakhir

penelitian.

2. Tinggi tanaman (cm)

Tinggi tanaman di ukur menggunakan penggaris / mistar dari permukaan hingga ujung

daun tertinggi dan dan diamati pada akhir penelitian

3. Berat total tanaman (gr)

Berat total tanaman diukur mengunakan timbang digital dengan merek Eletronic kitchen

scale pada ahir pengamatan

4. Panjang akar (cm)

Panjang akar diukur menggunakan pengaris / mistar diakhir


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Tinggi Tanaman

Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pupuk berpengaruh nyata terhadap

tinggi tanaman bawang daun pada umur pengamatan 45 dan 60 hst (Tabel 1). Pemberian

POC konsentrasi 5 %, 7,5 % dan 10 % nyata meningkatkan tinggi tanaman bawang daun

dibandingkan dengan tanpa menggunakan POC (P0). Hal ini dikarenakan POC

memberikan tambahan unsur hara yang diperlukan untuk metabolisme bawang daun

sehingga menghasilkan pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih baik bila dibandingkan

dengan tanpa POC, dimana unsur hara hanya didapatkan dari cadangan yang ada di

dalamtanah. Pupuk organik cair juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk

yang diberikan kepermukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman [4]

Tabel 1. Tinggi tanaman bawang daun akibat perlakuan pupuk organik cair pada
15, 30, 45, dan 60 hst.
Perlakuan Tinggi tanaman bawang daun (cm) pada berbagai umur
tanaman (hst

15 30 45 60
P0 : POC Konsentrasi 0 % 11,58 24,75 26,25a 33,75a
P1 : POC Konsentrasi 2,5 % 11,58 27,50 29,50 38,25
P2 : POC Konsentrasi 5 % 12,30 29,75 21,00bc 41,75ab
P3 : POC Konsentrasi 7,5 % 11,93 29,50 32,75 bc 44,00bc

P4 : POC Konsentrasi 10 % 12,33 31,50 33,13bc 44,00bc

P5 : Kontrol Pupuk Anorganik 14,53 32,00 34,88 44,75


BNT 5 % tn tn 3,72 4,62

Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata berdasarkan uji BNT 5% (p = 0,05); hst= hari setelah tanam; tn= tidak nyata.
3.2 Jumlah Daun

Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pupuk berpengaruh nyata terhadap jumlah


daun tanaman bawang daun pada umur 30, 45, dan 60 hst(Tabel 2). Pemberian POC konsentrasi
2,5% nyata meningkatkan jumlah daun tanaman bawang daun pada umur 30 dan 45 hst
sedangkan pemberian POC konsentrasi 5 %, 7,5 % dan 10 % nyata meningkatkan jumlah daun
tanaman bawang daun dibandingkan dengan tanpa menggunakan POC (P0) pada umur 30, 45
dan 60 hst. Semakin banyak jumlah daun maka tanaman dalam melakukan fotosintesis akan
lebih baik karena cahaya matahari dapat lebih banyak ditangkap oleh daun dalam
proses fotosintesis sehingga hasil fotosintat juga akan lebih besar. Produk fotosintesis akan
segera digunakan untuk cadangan makanan, pembentukan senyawa struktural, respirasi dan
pertumbuhan sel-sel aktif.

Tabel 2. Jumlah daun tanaman bawang daun akibat perlakuan pupuk organik cair pada
15, 30, 45, dan 60 hst
Perlakuan Jumlah dauan tanaman bawang daun pada berbagai
umur tanaman (hst)

15 30 45 60
P0 : POC Konsentrasi 0 % 6,25 5,50a 5,25a 8,00a
P1 : POC Konsentrasi 2,5 % 7,25 9,25b 12,00b 12,25ab
P2 : POC Konsentrasi 5 % 7,50 11,50b 12,00b 17,75ab
P3 : POC Konsentrasi 7,5 % 7,00 15,50c 20,50c 24,75b

P4 : POC Konsentrasi 10 % 8,25 21,25d 29,25d 34.00c

P5 : Kontrol Pupuk Anorganik 7,25 21,25d 29,25d 36,00c


BNT 5 % tn 5,70 6,25 7,97
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata berdasarkan uji BNT 5% (p = 0,05); hst= hari setelah tanam; tn= tidak nyata
3.3 Jumlah Anakan
Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pupuk berpengaruh nyata terhadap jumlah
anakan tanaman bawang daun pada umur 30, 45, dan 60 hst Tabel 3. Pemberian POC konsentrasi
10% nyata meningkatkan jumlah anakan tanaman bawang daun pada 45 dan 60 hst. Tanaman
bawang daun membentuk rumpun dengan menumbuhkan anakan-anakan. Jumlah anakan
akan berpengaruh terhadap hasil tanaman bawang daun.
Tabel 3. Jumlah anakan tanaman bawang daun akibat perlakuanpupuk organik cair pada
15, 30, 45, dan 60 hst
Perlakuan Jumlah anakan tanaman bawang daun pada berbagai
umur tanaman (hst)

15 30 45 60
P0 : POC Konsentrasi 0 % 1,25 2,50 3,00 3,00a
P1 : POC Konsentrasi 2,5 % 1,50 2,25 2,25 3,00a
P2 : POC Konsentrasi 5 % 1,50 2,75 2,75 3,50ab
P3 : POC Konsentrasi 7,5 % 1,50 4,00 3,00 5,50b

P4 : POC Konsentrasi 10 % 1,75 5,00 5,00 6,50b

P5 : Kontrol Pupuk Anorganik 1,50 5,75 5,75 6,75c


BNT 5 % tn 5,70 1,47 1,7
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak
berbeda nyata berdasarkan uji BNT 5% (p = 0,05); hst= hari setelah tanam; tn= tidak
nyata.
3.4 Bobot Segar

Hasil penelitian menunjukkan perlakuan pupuk berpengaruh nyata terhadap bobot


segar tanaman bawang daun. Perbedaan bobot segar tanaman daun akibat perbedaan konsentrasi
pupuk organik cair dapat dilihat pada Gambar 1. Pemberian POC konsentrasi 5 %, 7,5 % dan 10
% nyata meningkatkan bobot segar tanaman bawang daun dibandingkan dengan tanpa
menggunakan POC (P0). Sementara itu penggunaan POC konsentrasi 10 % menghasilkan bobot
segar tanaman yang lebih tinggi dibandingkan dengan konsentrasi 2,5 %, 5 %, dan 7,5 % serta
tidak berbeda nyata dengan bobot segar tanaman bawang daun akibat perlakuan pupuk
anorganik. Kandungan unsur hara dalam POC dengan konsentrasi yang tinggi (10%) akan
meningkatkan pertumbuhan daun dan anakan sehingga berimplikasi terhadap peningkatan hasil
tanaman. Pupuk organik cair merupakan pupuk organik yang berbentuk cairan atau larutan
yang mengandung unsur hara tertentu yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Bahan
baku pupuk cair dapat berasal dari berbagai macam bahan organik yang disesuaikan
dengan kondisi setempat
BAB V
PENUTUP
5.1 . Kesimpulan dan Saran

1. Penggunaan pupuk organik cair limbah kambing nyata meningkatkan tinggi tanaman,
jumlah daun, jumlah anakan dan bobot segar tanaman bawang daun.
2. Penggunaan POC konsentrasi 10 % menghasilkan bobor segar daun yang lebih
tinggi dibandingkan dengan POC konsentasi 2,5 %, 5 %, dan 7,5 % serta nilainya tidak
berbeda nyata dengan perlakuan kontrol pupuk anorganik. Hasil ini berpotensi
sebagai rekomendasi pemupukan organik budidaya bawang daun secara organic
DAFTAR PUSTAKA.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2014. Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014. Direktorat
Jenderal Hortikultura Kementrian Pertanian. Jakarta

Mujiono, C. Wibowo dan Junaedi. 2006. Pengembangan Pertanian Organik dengan


Menggunakan Teknologi POC untuk Menghasilkan Produk Organik yang
Efisien.Seminar regional pertanian organik 2006. Fakultas Pertanian Unsoed Purwokerto.

Pancapalaga W, 2011. Pengaruh Rasio Penggunaan Limbah ternak dan Hijauan terhadap
Kualitas Pupuk Cair. Gamma 7 (1): 61-68.

Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia Pustaka. Jakarta. [5].Gardner,
F., P. Pearce, and R. B. Mitchell. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI press.
Jakarta.p 428

Arief, Ratna Wylis., Nasriati, dan Gohan Octora Manurung.2014. Teknologi Budidaya Bawang
Daun. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung. Lampung

Bachtiar, Taufiq., Ellya Refina, Pipit Anggraeni, Nur Maulydia Zain, dan Irawan Sugoro. 2013.
Pengaruh Pupuk Organik Cair Terhadap Kontribusi Nitrogen Yang Ditentukan Dengan
Teknik Isotop 15n Dan Pertumbuhan Tanam An Sorghum (Sorghum bicolor L.).
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Sains, dan Te knolog i. Volume 4, Tahun 2013.
P 111-120.

Haryanto H, 2011. Penggunaan Pupuk Cair Urin Domba Terfermentasi Pada Tanamann
Kangkung Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Pangan. Prosiding Seminar
Ketahanan Pangan: STPP Magelang jurusan Penyuluhan Peternakan, 2011, hal 1-11
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai