)
PADA PEMBERIAN POC DAUN LAMTORO
Oleh:
Salimil Ummah
NPM : 201901015
FAKULTAS PERTANIAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan nikmat dan
Karunia-Nya kepada penulis proposal Praktek Keja Lapangan ( PKL ) ini dapat diselesaikan.
Proposal yang berjudul “ Respon Pertumbuhan Dan Hasil Bawang Merah (Allium
Ascalonicum L.) Pada Pemberian POC Daun Lamtoro “
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal kegiatan PKL ini masih banyak
kekurangan, penulis berharap semoga proposal ini bermanfaat bagi kita semua.
Salimil Ummah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................................3
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
BAB II...........................................................................................................................................................6
TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................................................................6
BAB III........................................................................................................................................................11
Metodelogi Penelitian...............................................................................................................................11
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
`
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “RESPON
PERTUMBUHAN DAN HASIL BAWANG DAUN (Allium fistulosum .) PADA
PEMBERIAN POC DAUN LAMTORO “
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah pemberian POC daun lamtoro mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
tanaman bawang daun ?
2. Apakah ada interaksi antara POC daun lamtoro terhadap pertumbuhan dan hasil
tanaman bawang daun?
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh POC daun lamtoro terhadap
pertumbuhan dan hasil tanman bawang daun.
Memberikan informasi bagi masyarakat dan pihak – pihak yang membutuhkan tentang
penggunaan POC daun lamtoro terhadap pertumbuhan dan hasil tanman bawang daun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Botani Tanaman Bawang Daun
Bawang daun (Allium fistulosum L.) berasal dari kawasan dari Asia Tenggara yang
kemudian meluas dan ditanam di berbagai wilayah yang beriklim tropis dan sub-tropis.
Sayuran penting ini memiliki banyak kegunaan antara lain sebagai bahan bumbu dapur, untuk
memudahkan pencernaan, dan menghilangkan lendirlendir dalam kerongkongan. Sayuran ini
biasa dimakan mentah dan dimasak dalam berbagai salad dan masakan lain (Rukmana, 2011).
Ordo : Liliflorae
Famili : Liliaceae
Genus : Allium
Menurut Cahyono (2009) dalam Jumadi (2014), bawang daun termasuk jenis tanaman
sayuran daun semusim (berumur pendek). Tanaman ini berbentuk rumput atau rumpun dengan
tinggi tanaman mencapai 60 cm atau lebih. Bawang daun selalu menghasilkan anakan-anakan
baru sehingga membentuk rumpun.
2.2 Morfologi Tanaman Bawang Daun
2.2.1 Akar
Bawang daun berakar serabut pendek yang tumbuh dan berkembang ke semua arah di
sekitar permukaan tanah. Tanaman ini tidak mempunyai akar tunggang. Perakaran
bawang daun cukup dangkal, antara 8-20 cm. Perakaran bawang daun dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik pada tanah yang gembur, subur, dan mudah menyerap air. Akar
tanaman berfungsi sebagai penopang tegaknya tanaman dan alat untuk menyerap zat-zat
hara dan air (Cahyono, 2009 dalam Jumadi, 2014).
2.2.2 Batang
Bawang daun memiliki dua macam batang, yaitu batang sejati dan batang semu. Batang
sejati berukuran sangat pendek, berbentuk cakram, dan terletak pada bagian dasar yang
berada di dalam tanah. Batang yang tampak di permukaan tanah merupakan batang
semu, terbentuk dari pelepah-pelepah daun yang saling membungkus dengan kelopak
daun yang lebih muda sehingga kelihatan seperti batang. Batang semu berwarna putih
atau hijau keputih-putihan dan berdiameter antara 1-5 cm, tergantung pada varietasnya.
Batang sejati dan batang semu bawang daun bersifat lunak. Fungsi batang bawang daun,
selain sebagai tempat tumbuh juga sebagai jalan mengangkut zat hara (makanan) dari
akar ke daun dan menyalurkan zat-zat hasil asimilasi ke seluruh bagian tanaman
(Rukmana, 2005 dalam Jumadi, 2014).
2.2.3 Daun
Daun tanaman bawang daun berbentuk bulat, memanjang, berlubang menyerupai pipa,
dan bagian ujungnya meruncing. Bawang daun memiliki daun berbentuk pipih
memanjang, tidak membentuk rongga (seperti pita) dan bagian ujungnya meruncing.
Ukuran panjang daun sangat bervariasi antara 18-40 cm, tergantung pada varietasnya.
Daun berwarna hijau muda sampai hijau tua dan permukaannya halus (Cahyono, 2009
dalam Jumadi, 2014).
2.2.4 Bunga
Bunga bawang daun secara keseluruhan berbentuk payung majemuk atau payung
berganda dan berwarna putih. Tangkai tandan bunga keluar dari dasar cakram,
merupakan tunas inti yang pertama kali muncul seperti halnya daun biasa, namun lebih
ramping, bulat bagian ujungnya membentuk kepala yang meruncing seperti tombak, dan
terbungkus oleh lapisan daun (seludang). Bila seludang telah membuka, akan tampak
kuncup-kuncup bunga beserta tangkainya. Dalam setiap tandan bunga terdapat 68-83
kuntum bunga. (Rukmana, 2005 dalam Jumadi, 2014). Panjang tangkai tandan bunga
dapat mencapai 50 cm atau lebih, sedangkan panjang tangkai bunga berkisar antara 0,8-
1,8 cm. Kuntum-kuntum bunga terletak pada bidang lengkung yang karena tangkai-
tangkai bunga hampir sama panjangnya. Bunga bawang daun mekar dari luar kearah
pusat. Bunga bawang daun terdiri atas 6 buah mahkota bunga, 6 buah benang sari, 1
buah plasenta, tangkai bunga, kelopak bunga, dan bakal buah. Bakal buah terdiri atas 3
daun buah (carpel) yang membentuk 3 buah ruang (ovarium) dan tiap ruang mengandung
2 bakal biji (Cahyono, 2005 dalam Jumadi, 2014).
Mahkota bunga bawang daun berwarna putih. Benang sari memiliki tangkai yang
panjangnya 0,5 cm. Penyerbukan antar bunga dalam satu tandan atau antar bunga dari
tandan yang berbeda (penyerbukan silang) dan berlangsung dengan bantuan lebah atau
lalat hijau ataupun manusia. Bung a bawang daun juga dapat menyerbuk sendiri.
Bunga yang telah mengalami penyerbukan akan menghasilkan buah dan biji-biji yang
berukuran sangat kecil (Rukmana, 2011).
2.2.5 Buah
Buah bawang daun berbentuk bulat, terbagi atas tiga ruang, berukuran kecil berwarna
hijau muda. Satu buah bawang daun mengandung 6 biji yang berukuran sangat kecil.
Dalam satu tandan terdapat sekitar 61-74 buah (Cahyono, 2005 dalam Jumadi, 2014)
2.2.6 Biji
Biji bawang daun yang masih muda berwarna putih dan setelah tua berwarna hitam,
berukuran sangat kecil, berbentuk bulat agak pipih, dan berkeping satu. Biji bawang
daun tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman secara generatif.
Bawang daun tidak memiliki masa dormansi terhadap panjang hari seperti bawang
bombay, sehingga pertumbuhan vegetatif bawang daun berlangsung secara terus
menerus dan tidak membentuk umbi nyata (Rukmana, 2005 dalam Jumadi, 2014).
Bawang daun yang telah umum dibudidayakan terdiri atas dua jenis, yaitu: Bawang
bakung atau bawang semprong atau ciboule (sibol) atau Allium fistulosum L. dengan ciri-ciri
daunnya berbentuk bulat panjang dan berongga menyerupai pipa, daun berwarna hijau tua dan
berukuran lebar 1-2 cm, tanaman dapat membentuk umbi ukuran kecil, dan dapat tumbuh baik
di dataran rendah sampai tinggi, dan Bawang Prei atau “leek” atau Allium porum L. dengan
ciri-ciri bentuk daun panjang-pipih, berpelepah panjang dan liat serta tidak berumbi.
(Rukmana, 2011).
Sedangkan menurut Cahyono (2009) dalam Jumadi (2014), ada 3 jenis bawang daun
yaitu: bawang bakung, bawang kucai, dan bawang sop atau prei. Bawang bakung dengan ciri-
ciri daunnya berbentuk bulat panjang dan berongga menyerupai pipa, daun berwarna hijau tua
dan berukuran lebar 1-2 cm, tanaman dapat membentuk umbi, membentuk sedikit anakan, dan
dapat tumbuh baik di dataran rendah sampai tinggi. Bawang kucai dengan ciri-ciri daun
berbentuk seperti jarum dan memipih, tidak berongga menyerupai rumput, berukuran kecil
seperti rumput teki dengan tinggi tanaman 28 cm, dan diameter batang sebesar 4 mm, ukuran
panjang 16-23 dan lebar 3- mm, tanaman membentuk umbi dan siung berangkai-rangkai.
Metodelogi Penelitian
Bahan yang digunakan antara lain bibit tanaman bawang daun ,POC daun lamtoro,
pupupk kandang.
3.2.2 Alat
Alat yang digunakan antara lain adalah cangkul, timbangan,arit, penggaris atau mistar, dan
alat tulis.
Kegiatan ini dimulai dengan membersihkan areal penelitian dari gulma dan sampah-
sampah lainnya dengan cara manual yaitu menggunakan tangan ataupun dengan
Sebelum dilakukan penanaman bibit, sebaiknya dibersihkan dulu bibit dari daun-daun
yang sudah kering dan tua, selanjutnya potong daun bawang sekitar 5 cm (dari akar ke
batang).
(topsoil). Lalu disiapkan polybag berukuran 35 cm x 40 cm. Kemudian masukkan media tanam ke
Pemberian POC daun lamtoro dilakukan pada 1 MST dengan interval pemberian sekali dalam
seminggu.
3.3.5 Pemeliharaan
Pengganggu Tanaman (OPT). Penyulaman, dilakukan pada 7 hari setelah tanam. Dengan
cara mengganti bibit yang mati dengan tanaman yang baru yang umurnya sama, selesai
menyulam bibit disiram sampai tanahnya cukup lembab. Penyiraman, dilakukan pada
pagi dan sore hari pada minggu pertama setelah tanam. Penyiraman berikutnya secara
berangsur-angsur dikurangi, yaitu 2 hari sekali yang dilakukan pada sore hari pada saat
tidak ada hujan. Pemberian POC daun lamtoro dilakukan pada 1 MST dengan interval
3.3.6 Pemanenan
Tanaman bawang daun dipanen pada umur 50 hari setelah tanam yang ditandai dengan
beberapa helai daun bawah telah menguning atau mengering. Pemanenan dilakukan
P0 : kontrol
P1 : 100 ml/tanaman
P2 : 200 ml/tanaman
P3 : 300 ml/tanaman
Jumlah daun diukur dengan cara menghitung daun yang terbentuk dan diamati diakhir
penelitian.
Tinggi tanaman di ukur menggunakan penggaris / mistar dari permukaan hingga ujung
Berat total tanaman diukur mengunakan timbang digital dengan merek Eletronic kitchen
tinggi tanaman bawang daun pada umur pengamatan 45 dan 60 hst (Tabel 1). Pemberian
POC konsentrasi 5 %, 7,5 % dan 10 % nyata meningkatkan tinggi tanaman bawang daun
dibandingkan dengan tanpa menggunakan POC (P0). Hal ini dikarenakan POC
memberikan tambahan unsur hara yang diperlukan untuk metabolisme bawang daun
sehingga menghasilkan pertumbuhan tinggi tanaman yang lebih baik bila dibandingkan
dengan tanpa POC, dimana unsur hara hanya didapatkan dari cadangan yang ada di
dalamtanah. Pupuk organik cair juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk
yang diberikan kepermukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman [4]
Tabel 1. Tinggi tanaman bawang daun akibat perlakuan pupuk organik cair pada
15, 30, 45, dan 60 hst.
Perlakuan Tinggi tanaman bawang daun (cm) pada berbagai umur
tanaman (hst
15 30 45 60
P0 : POC Konsentrasi 0 % 11,58 24,75 26,25a 33,75a
P1 : POC Konsentrasi 2,5 % 11,58 27,50 29,50 38,25
P2 : POC Konsentrasi 5 % 12,30 29,75 21,00bc 41,75ab
P3 : POC Konsentrasi 7,5 % 11,93 29,50 32,75 bc 44,00bc
Keterangan: Bilangan yang didampingi huruf yang sama menunjukkan tidak berbeda
nyata berdasarkan uji BNT 5% (p = 0,05); hst= hari setelah tanam; tn= tidak nyata.
3.2 Jumlah Daun
Tabel 2. Jumlah daun tanaman bawang daun akibat perlakuan pupuk organik cair pada
15, 30, 45, dan 60 hst
Perlakuan Jumlah dauan tanaman bawang daun pada berbagai
umur tanaman (hst)
15 30 45 60
P0 : POC Konsentrasi 0 % 6,25 5,50a 5,25a 8,00a
P1 : POC Konsentrasi 2,5 % 7,25 9,25b 12,00b 12,25ab
P2 : POC Konsentrasi 5 % 7,50 11,50b 12,00b 17,75ab
P3 : POC Konsentrasi 7,5 % 7,00 15,50c 20,50c 24,75b
15 30 45 60
P0 : POC Konsentrasi 0 % 1,25 2,50 3,00 3,00a
P1 : POC Konsentrasi 2,5 % 1,50 2,25 2,25 3,00a
P2 : POC Konsentrasi 5 % 1,50 2,75 2,75 3,50ab
P3 : POC Konsentrasi 7,5 % 1,50 4,00 3,00 5,50b
1. Penggunaan pupuk organik cair limbah kambing nyata meningkatkan tinggi tanaman,
jumlah daun, jumlah anakan dan bobot segar tanaman bawang daun.
2. Penggunaan POC konsentrasi 10 % menghasilkan bobor segar daun yang lebih
tinggi dibandingkan dengan POC konsentasi 2,5 %, 5 %, dan 7,5 % serta nilainya tidak
berbeda nyata dengan perlakuan kontrol pupuk anorganik. Hasil ini berpotensi
sebagai rekomendasi pemupukan organik budidaya bawang daun secara organic
DAFTAR PUSTAKA.
Direktorat Jenderal Hortikultura. 2014. Statistik Produksi Hortikultura Tahun 2014. Direktorat
Jenderal Hortikultura Kementrian Pertanian. Jakarta
Pancapalaga W, 2011. Pengaruh Rasio Penggunaan Limbah ternak dan Hijauan terhadap
Kualitas Pupuk Cair. Gamma 7 (1): 61-68.
Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. Agromedia Pustaka. Jakarta. [5].Gardner,
F., P. Pearce, and R. B. Mitchell. 2008. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI press.
Jakarta.p 428
Arief, Ratna Wylis., Nasriati, dan Gohan Octora Manurung.2014. Teknologi Budidaya Bawang
Daun. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Lampung. Lampung
Bachtiar, Taufiq., Ellya Refina, Pipit Anggraeni, Nur Maulydia Zain, dan Irawan Sugoro. 2013.
Pengaruh Pupuk Organik Cair Terhadap Kontribusi Nitrogen Yang Ditentukan Dengan
Teknik Isotop 15n Dan Pertumbuhan Tanam An Sorghum (Sorghum bicolor L.).
Prosiding Seminar Nasional Matematika, Sains, dan Te knolog i. Volume 4, Tahun 2013.
P 111-120.
Haryanto H, 2011. Penggunaan Pupuk Cair Urin Domba Terfermentasi Pada Tanamann
Kangkung Dalam Rangka Meningkatkan Ketahanan Pangan. Prosiding Seminar
Ketahanan Pangan: STPP Magelang jurusan Penyuluhan Peternakan, 2011, hal 1-11
LAMPIRAN