Anda di halaman 1dari 11

7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Klasifikasi bawang merah sebagai berikut :

Kingdom : Plantae

Divisi : cc Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Lilliflorae

Family : Amarylidaceae/Lilliaceae

Genus : Allium L.

Spesies : Allium ascalonicum L.

Bawang merah dan kerabatnya termasuk dalam satu keluarga besar

bawang-bawangan. Sebenarnya bawang sayur ini termasuk dalam family

Amaryllidaceae. Akan tetapi, beberapa ahli botani memasukkannya dalam family

Lilliaceae. Pasalnya, bunga dan perbungaannya mirip bunga lili atau tulip yang

terkenal di Belanda (Wibowo, 2009)

1. Akar

Secara morfologi akar bawang merah tersusun atas batang akar, rambut

akar, ujung akar, dan tudung akar. Sedangkan secara anatomi akar tersusun atas

epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat. Titik tumbuh akar pada

Respon Pertumbuhan dan Hasil…, Karina, Fakultas Pertanian UMP, 2019


8

ujing akar. Ujung akar berupa jaringan meristem berdinding tipis dan aktif

membelah diri. Tudung akar (kaliptra) akan melindungi ujung akar. Tudung

akar mampu melindungi akar dari kerusakan mekanis pada saat menembus

tanah (Adin, 2013).

Rambut-rambut pada akar adalah perluasan permukaan sel-sel

epidermis akar, sehingga akan memperluas penyerapan air dan mineral.

Rambut-rambut akar berukuran pendek dan tumbuh dekat di ujung akar. Bila

akar tumbuh memanjang kedalam tanah maka pada ujung akar yang lebih muda

akan terbentuk rambut-rambut akar yang baru, sedangkan rambut akar yang

lebih tua akan hancur dan mati. Akar adalah organ tumbuhan yang berfungsi

untuk menyerap air dan garam mineral dari dalam tanah, serta menunjang dan

memperkokoh berdirinya tumbuhan di tempat hidupnya (Hidayat, 2004).

Tanaman bawang merah memiliki akar serabut dengan sistem perakaran

dangkal dan bercabang terpencar, pada kedalaman 15-20 cm di dalam tanah.

Jumlah perakaran tanaman bawang merah dapat mencapai 20-200 akar,

diameter antara 5-2 mm, akar cabang tumbuh terbentuk 3-5 akar (Suhaeni,

2007)

2. Batang

Batang tanaman bawang merah merupakan bagian kecil dari

keseluruhan kuncup-kuncup. Bagian bawah cakram merupakan tempat tumbuh

akar. Bagian atas batang sejati merupakan umbi semu, berupa umbi lapis

(bulbus) yang berasal dari modifikasi pangkal daun bawang merah. Pangkal

Respon Pertumbuhan dan Hasil…, Karina, Fakultas Pertanian UMP, 2019


9

dan sebagian tangkai daun menebal, lunak dan berdaging, berfungsi sebagai

tempat cadangan makanan. Apabila dalam pertumbuhan tanaman tumbuh tunas

atau anakan, maka akan terbentuk beberapa umbi yang berhimpitan yang

dikenal dengan istilah “siung”. Pertumbuhan siung biasanya terjadi pada

perbanyakan bawang merah dari benih umbi dan kurang biasa terjadi pada

perbanyakan bawang merah dan biji (Wibowo, 2005).

Bagian yang membengkak pada bawang merah berisi cadangan

makanan untuk persediaan makanan bagi tunas yang akan menjadi tanaman

baru, sejak mulai bertunas sampai keluar akarnya. Sementara itu, bagian atas

umbi yang membengkak mengecil kembali dan tetap saling membungkus

sehingga membentuk batang semu (Pitojo, 2003).

Batang bawang merah adalah batang semu yang berbentuk dari

kelopak-kelopak daun yang saling membungkus. Kelopak daun bagian luar

selalu melingkar dan menutupi daun bagian dalam. Beberapa helai klopak daun

terluar mengering tetapi cukup liat. Kelopak daun yang menipis dan kering ini

membungkus lapisan kelopak daun yang yang ada didalamnya yang

membengkak. Karena kelopak daunnya membengkak bagian ini akan terlihat

mengembung, membentuk umbi yang merupakan umbi lapis (Lakitan, 2011).

Respon Pertumbuhan dan Hasil…, Karina, Fakultas Pertanian UMP, 2019


10

3. Daun

Secara morfologi, pada umumnya daun memiliki bagian-bagian helaian

daun (lamina), dan tangkai daun (petiolus). Daun pada bawang merah (Allium

cepa var. ascalonicum) hanya mempunyai satu permukaan, berbentuk bulat

kecil dan memanjang dan berlubang seperti pipa. Bagian ujung daunya

meruncing dan bagian bawahnya melebar seperti kelopak dan membengkak.

Pada bawang merah, ada juga yang daunnya membentuk setengah lingkaran

pada penampang melintang daunnya, warna daunnya hujau muda. Kelopak-

kelopak daun sebelah luar melingkar dan menutup daun yang ada didalamnya

(Rukmana, 2002).

Menurut Sudirja (2007) bahwa daun bawang merah berbentuk silindris

kecil memanjang antara 50-70 cm, berlubang di bagian tengah, meruncing di

bagian ujung, berwarna hijau muda sampai hijau tua. Daun bawang merah

berwarna hijau muda hingga tua. Daun pada tanaman bawang merah berfungsi

sebagai tempat fotosintesis dan respirasi, sehingga kesehatan daun sangat

berpengaruh terhadap kesehatan tanaman secara umum (Sunarjono, 2003).

4. Umbi

Umbi terbentuk dari kelopak yang menipis dan kering membungkus

lapisan kelopak daun yang ada di dalamnya yang membengkak dan terlihat

mengembung, membentuk umbi yang merupakan umbi lapis. Bagian ini berisi

cadangan makanan untuk persediaan makanan bagi tunas yang akan menjadi

tanaman baru, sejak mulai bertunas sampai keluar akar (Wibowo, 2009).

Respon Pertumbuhan dan Hasil…, Karina, Fakultas Pertanian UMP, 2019


11

Bagian pangkal umbi terdapat cakram yang merupakan batang pokok

yang tidak sempurna (rudimenter). Bagian bawah cakram tumbuh akar-akar

serabut yang tidak terlalu panjang. Sedang di bagian atas cakram, di antara

lapisan kelopak daun yang membengkak terdapat mata tunas ( inti tunas ) yang

dapat tumbuh menjadi tanaman baru. Lalu di bagian tengah cakram terdapat

mata tunas utama yang akan menghasilkan bunga, disebut tunas apikal.

Sedangkan tunas-tunas lain yang dapat tumbuh menjadi tanaman baru disebut

tunas lateral. Umbi dijumpai banyak tunas lateral, mencapai 2-20 tunas. Tunas-

tunas lateral membentuk cakram baru dan dapat tumbuh kelopak-kelopak daun

sehingga dapat terbentuk umbi baru. setiap umbi lapis bawang merah dapat

menjadi beberapa umbi (Wibowo, 2009). Kondisi lingkungan yang sesuai, pada

tunas apikal kelak akan tumbuh bakal bunga. Tunas–tunas lateral akan

membentuk cakram baru yang kemudian dapat membentuk umbi lapis kembali.

Dengan cara ini, tanaman bawang merah dapat membentuk rumpun tanaman

(Rahayu dan Berlian, 2006).

B. Syarat Tumbuh Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)

Setiap jenis tanaman membutuhkan kondisi lingkungan yang sesuai

untuk pertumbuhannya, sehingga membuat tanaman dapat tumbuh dan

menghasilkan produksi yang baik. Menurut pendapat (Wibowo, 2009), ada

beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk keberhasilan tanaman bawang

merah yaitu :

Respon Pertumbuhan dan Hasil…, Karina, Fakultas Pertanian UMP, 2019


12

1. Iklim

Bawang merah ditanam pada musim kemarau atau akhir musim hujan,

Sehingga masa tumbuh bawang merah berlangsung selama musim

kemarau. Bawang merah cocok beriklim kering dengan suhu agak panas

dan cuaca cerah. Daerah yang cukup mendapat sinar matahari sangat

diutamakan (Wibowo, 2009).

2. Suhu dan Ketinggian Tempat

Suhu yang dibutuhkan bawang merah kerkisar 25°C - 32°C dan lama

penyinaran matahari lebih dari 12 jam. Pada suhu tersebut udara agak terasa

panas, sedangkan suhu rata-rata pertahun yang dikehendaki oleh tanaman

bawang merah adalah sekitar 30oC. Selain itu, iklim yang agak kering serta

kondisi tempat yang terbuka sangat membantu proses pertumbuhan

tanaman dan proses produksi. Pada suhu yang rendah, pembentukan umbi

akan terganggu atau umbi terbentuk tidak sempurna (Sumadi, 2003).

Dataran rendah sesuai untuk membudidayakan tanaman bawang merah.

Ketinggian tempat yang terbaik 10-250 m dpl. Namun sampai ketinggian

1.100 mdpl, tanaman bawang merah masih dapat tumbuh. Ketinggian

tempat suatu daerah berkaitan erat dengan suhu udara, semakin tinggi letak

suatu daerah dari permukaan laut, maka suhu semakin rendah (Pitojo,

2003).

Sinar matahari berperan besar bagi kehidupan tanaman bawang,

terutama dalam proses fotosintesis. Tanaman bawang merah menghendaki

Respon Pertumbuhan dan Hasil…, Karina, Fakultas Pertanian UMP, 2019


13

areal pertanaman terbuka karena tanaman ini memerlukan penyinaran yang

cukup, minimal sekitar 70% intensitas cahaya matahari (Rukmana, 2002).

3. Tanah

Tanah untuk pertumbuhan tanaman bawang merah yaitu aerasi dan

drainase baik, subur, mengandung bahan organik atau humus, dan pH antara

5,5-7,0. Jenis tanah yang baik adalah jenis tanah Alluvial, Clay Humus atau

Latosol karena memiliki perbandingan yang seimbang antara fraksi liat,

pasir, dan debu (Sudirja, 2007). Keadaan tanah tidak menggenang. Lahan

yang sering tergenang harus dibuat saluran pembuangan air (drainase)

(Sartono, 2009).

C. Ultisol

Ultisol sering diidentikkan dengan tanah yang tidak subur. Ultisol

sesungguhnya mampu dimanfaatkan sebagai lahan pertanian (potensial), akan

tetapi perlu adanya pengolahan untuk mengatasi kendala pada tanah tersebut.

Ultisol memiliki tingkat kemasaman sekitar 5,5 (Walhi, 2008).

Kandungan hara ultisol rendah karena pencucian basa berlangsung

intensif, sedangkan bahan organiknya rendah karena proses dekomposisi cepat

dan terbawa erosi sehingga ultisol kekurangan unsur hara (Prasetyo dan

Suriadikarta, 2006).

Reaksi ultisol masam sampai sangat masam pH 5–3,10. Kapasitas tukar

kation ultisol tergolong rendah yaitu berkisar 6,10–6,80 cmol/kg. Pada pH

Respon Pertumbuhan dan Hasil…, Karina, Fakultas Pertanian UMP, 2019


14

rendah (<5,0) ketersedian P dari tersedia menjadi tidak tersedia. Tanah masam

kelarutan logam seperti Al, Fe, dan Mn sangat tinggi. Permasalahan

kemasaman ultisol menyebabkan unsur hara makro Fosfor (P) menjadi tidak

tersedia bagi tanaman (Damanik, dkk,. 2010). Ultisol dicirikan kadar bahan

organik dan muatan variabel rendah, karena kandungan liat sesquioksida dan

liat 1:1, membentuk KTK yang rendah (Tan, 1995).

D. Arang Sekam

Arang sekam merupakan media tanam yang terbuat dari sekam padi

yang telah diarangkan dan digunakan untuk mengganti media tanam tanah,

arang sekam memiliki sifat yang porous, ringan dan tidak kotor, serta mampu

menahan air. Menurut Listiana dkk., (2010) arang sekam memiliki aerasi dan

drainase yang lebih baik ketika digunakan sebagai media tanam, sehingga

pemberian nutrisi yang diberikan kepada tanaman mampu dicengkram oleh

arang sekam sebelum diserap langsung oleh tanaman.

Arang sekam digunakan sebagai bahan penggembur tanah, dan

memperbaiki kualitas tanah, arang sekam yang diberikan pada media tanam

maka perakaran tanaman lebih mudah menjangkau sumber makanan karena

penggemburan oleh pemberian arang sekam. Menurut Setyorini, (2003) arang

sekam padi berfungsi mengikat logam. Selain itu, arang sekam padi mampu

menggemburkan tanah, sehingga mempermudah akar tanaman menyerap unsur

hara. Indranada, (1989) menjelaskan bahwa cara memperbaiki media tanam

Respon Pertumbuhan dan Hasil…, Karina, Fakultas Pertanian UMP, 2019


15

yang mempunyai drainase buruk adalah dengan menambahkan arang sekam

pada media tersebut.

Komposisi sekam padi terdiri selulosa 33–34% berat, lignin 19–47%

berat, jika dibakar dengan oksigen akan menghasilkan abu sekam 13-29%

berat, sekam padi mengandung silika yaitu 87–97% berat abu sekam padi.

Sekam padi tersusun unsur logam dan nonlogam. Kandungan unsur karbon,

oksigen, dan silikon dalam sekam padi lebih dominan (Harsono, 2002).

Media arang sekam mempunyai kelebihan dan kekurangan.

Kelebihannya antara lain harganya relatif murah, ringan, sudah steril dan

mempunyai porositas yang baik. Kekurangannya jarang tersedia di pasaran,

yang tersedia hanya sekamnya saja dan hanya dapat digunakan 2 kali

(Prihmantoro, 2003).

E. Pupuk Organik Cair

Pupuk organik adalah pupuk yang berperan meningkatkan aktivitas

hayati, kimia, dan fisik tanah sehingga tanah menjadi subur dan baik untuk

pertumbuhan tanaman (Indriani, 2004). Pupuk organik terdapat dalam bentuk

padat dan cair. Kelebihan pupuk organik cair adalah unsur hara yang di

dalamnya mudah diserap tanaman (Murbandono, 1990). Pupuk organik cair

adalah larutan hasil dari pembusukan bahan-bahan organik yang berasal dari

sisa tanaman dan kotoran hewan yang kandungan unsur haranya lebih dari satu

jenis. Pupuk organik cair tidak merusak tanah dan tanaman meskipun

Respon Pertumbuhan dan Hasil…, Karina, Fakultas Pertanian UMP, 2019


16

digunakan sesering mungkin. Selain itu, dimanfaatkan sebagai aktivator untuk

membuat kompos (Lingga dan Marsono, 2003).

Menurut Purwendro dan Nurhidayat (2006) bahan baku untuk

pembuatan pupuk cair organik yaitu bahan organik yang memiliki kadar air

tinggi seperti sisa buah-buahan atau sayur-sayuran. Sisa buah pada daerah

sentra penghasil buah biasanya akan menimbulkan sampah atau sisa buah yang

tidak lolos saat penyortiran, sisa sampah tersebut bisa dimanfaatkan sebagai

bahan baku pembuatan pupuk organik cair.

Bahan organik basah seperti sisa buah dan sayuran merupakan bahan

baku pupuk cair karena mudah terdekomposisi, bahan ini juga kaya hara yang

dibutuhkan tanaman. Semakin tinggi kandungan selulosa dari bahan organik,

maka proses penguraian akan semakin lama (Purwendro dan Nurhidayat,

2006).

Pupuk organik cair diaplikasikan melalui daun yang mengandung hara

makro dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn, dan bahan

organik). Pupuk organik cair mempunyai manfaat diantaranya mendorong dan

meningkatkan pembentukan klorofil daun sehingga meningkatkan kemampuan

fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, meningkatkan vigor

tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan

tanaman terhadap kekeringan, merangsang pertumbuhan cabang produksi,

meningkatkan pembentukan bunga dan bakal buah, mengurangi gugurnya dan,

Respon Pertumbuhan dan Hasil…, Karina, Fakultas Pertanian UMP, 2019


17

bunga, dan bakal buah (Huda, 2013). Pupuk organik cair diaplikasikan melalui

daun dengan disemprotkan atau dikocorkan (Hamzah, 2014).

Respon Pertumbuhan dan Hasil…, Karina, Fakultas Pertanian UMP, 2019

Anda mungkin juga menyukai